• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAKTIKAL PADA GERAK DASARFOREHANDOVERHEAD LOB DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS (suatupenelitiantindakankelas di kelas V MI Darul Hikmah Sukawangi Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAKTIKAL PADA GERAK DASARFOREHANDOVERHEAD LOB DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS (suatupenelitiantindakankelas di kelas V MI Darul Hikmah Sukawangi Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang)."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian TindakanKelasPadaSiswaKelas V MI Darul Hikmah Sukawangi

Kecamatan Tanjungkerta KabupatenSumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk

memenuhisebagiandarisyaratmemperolehgelarsarjanapendidikanpada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh

Dessy Sartika Sari

0903237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

(PenelitianTindakanKelasPadaSiswaKelas V MI

DarulHikmahSukawangiKecamatanTanjungkertaKabupatenSumedang)

Oleh DessySartika Sari

Sebuahskripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapadaFakultasPen didikanEkonomidanBisnis

© DessySartika Sari 2013

UniversitasPendidikan Indonesia Juni 2013

HakCiptadilindungiundang-undang.

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhyaatausebagian,

(3)
(4)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Batasan Istilah ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori... 12

1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 12

2. Perkembangan Keterampila Gerak ... 19

3. Teori Belajar Pendidikan Jasmani ... 23

4. Permainan ... 25

5. Permainan Bulutangkis ... 29

6. Hakekat Model Pembelajaran Taktikal ... 39

7. Penerapan Model Pembelajaran Taktikal pada Gerak Dasar Overhead lob dalam Permainan Bulutangkis ... 42

B. Kajian Praktis ... 44

C. Hipotesis Tindakan ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

1. Lokasi Penelitian ... 49

2. Waktu Penelitian ... 49

3. Keadaan Guru di MI Darul Hikmah ... 50

4. Keadaan Siswa ... 50

B. Subyek Penelitian ... 51

C. Metode dan Desain Penelitian ... 51

1. Metode Penelitian ... 51

2. Desain Penelitian ... 52

D. Prosedur Penelitian ... 53

1. Tahap Perencanaan ... 53

(5)

vi

E. Instrumen Penelitian ... 56

1. Lembar Observasi ... 56

2. Lembar Wawancara ... 61

3. Catatan Lapangan ... 62

4. Lembar Tes ... 62

5. Kamera Foto ... 64

F. Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus I sampai dengan III ... 64

G. Teknik Pengumpulan Data ... 66

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 67

1. Teknik Pengolahan Data ... 68

2. Teknik Analisis Data ... 68

3. Validasi Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 71

1. Paparan Data Awal ... 71

2. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 82

3. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 96

4. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 111

B. Pembahasan ... 124

1. Pembahasan Siklus I ... 124

2. Pembahasan Siklus II ... 125

3. Pembahasan Siklus III... 126

4. Pembahasan Keseluruhan Siklus I,II dan III ... 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 132

B. Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 136

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 139

(6)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Tes Data Awal ... 4

3.1 Jadwal Pelaksanaan ... 50

3.2Keadaan Guru MI Darul Hikmah Sukawangi Tahun 2013 ... 50

3.3Keadaan Siswa MI Darul Hikmah Sukawangi Tahun 2013 ... 50

3.4 Instrumen Penilaian Kinerja Guru (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran ... 57

3.5Instrumen Penilaian Kinerja Guru (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran ... 58

3.6Lembar Aktivitas Siswa ... 59

3.7 Lembar Tes Hasil Belajar ... 63

4.1Data Awal Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 72

4.2 Data Awal Hasil Pelaksanaan Pembelajaran... 74

4.3Data Awal Hasil Aktivitas Siswa ... 75

4.4 Data Awal Gerak Dasar Overhead Lob ... 76

4.5 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Pembelajaran (Data Awal) ... 77

4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Pembelajaran (Data Awal) ... 79

4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa (Data Awal) ... 80

4.8 Rekapitulasi Hasil Tes Gerak Dasar Overhead Lob (Data Awal) ... 81

4.9 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 83

4.10 Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 87

4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 88

4.12 Data Hasil Tes Praktek Gerak Dasar Overhead Lob Siklus I ... 90

4.13 Kriteria Penilaian dalam Gerak Dasar Overhead Lob... 91

4.14 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Pembelajaran (Siklus I) ... 91

4.15 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) ... 93

4.16 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa (Siklus I) ... 94

4.17 Rekapitulasi Hasil Tes Gerak Dasar Overhead Lob (Siklus I) ... 95

4.18 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 97

4.19 Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 101

4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 103

4.21 Data Hasil Tes Praktek Gerak Dasar Overhead Lob Siklus II ... 104

4.22 Kriteria Penilaian dalam Gerak Dasar Overhead Lob... 105

4.23 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Pembelajaran (Siklus II) ... 106

4.24 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) ... 107

4.25 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa (Siklus II) ... 108

(7)

viii

4.27 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 112

4.28 Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 115

4.29 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 117

4.30 Data Hasil Tes Praktek Gerak Dasar Overhead Lob Siklus III ... 118

4.31 Kriteria Penilaian dalam Gerak Dasar Overhead Lob... 119

4.32 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Pembelajaran (Siklus III) ... 120

4.33 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus III) ... 121

4.34Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa (Siklus III) ... 122

4.35 Rekapitulasi Hasil Tes Gerak Dasar Overhead Lob (Siklus III) ... 123

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Raket ... 32

2.2 Kock ... 32

2.3 Lapangan ... 32

2.4 Pegangan Backhand ... 33

2.5 Pegangan Shortener ... 34

2.6 LembarForehand... 34

2.7 Servis ... 35

2.8Overhead Lob ... 36

2.9Underhand Stroke ... 36

2.10Permainan Tembak Dinding ... 43

2.11Permainan LobJauh ... 43

2.12 Permainan Reli ... 44

3.1 Denah MI Darul Hikmah Sukawangi ... 49

(9)

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran pada Data Awal dan Siklus I. 84 4.2 Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru pada Data Awal dan Siklus I ... 88 4.3 Hasil Aktivitas Siswa pada Data Awal dan Siklus I ... 89 4.4 Hasil Belajar Siswa pada Data Awal dan Siklus I ... 91 4.5 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II .... 98 4.6 Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II ... 102 4.7 Hasil Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 104 4.8 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 105 4.9 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran pada Siklus II dan Siklus III . 113 4.10 Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru pada Siklus II dan Siklus III ... 116 4.11 Hasil Aktivitas Siswa pada Siklus II dan Siklus III ... 118 4.12 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II dan Siklus III ... 119 4.13 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran dari Data Awal Siklus I

Siklus II, dan Siklus III ... 127 4.14 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dari Data Awal Siklus I

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 139

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 149

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 158

Lampiran 4 IPKG 1 dan IPKG 2 Siklus I ... 167

Lampiran 5 IPKG 1 dan IPKG 2 Siklus II ... 169

Lampiran 6 IPKG 1 dan IPKG 2 Siklus III ... 171

Lampiran 7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 180

Lampiran 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 181

Lampiran 9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 182

Lampiran 10 Data Hasil Praktek Forehand Overhead Lob Siklus I ... 184

Lampiran 11 Data Hasil Praktek Forehand Overhead Lob Siklus II ... 185

Lampiran 12 Data Hasil Praktek Forehand Overhead LobSiklus III ... 186

Lampiran 13 Format Wawancara Siswa ... 188

Lampiran 14 Catatan Lapangan ... 190

(11)

1

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan

kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu

pendidikan jasmani tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain

seperti IPA, IPS, matematika dan lain-lain. Sebenarnya pendidikan jasmani

merupakan bagian tak terpisahkan dari pelajaran lain.

Menurut Rosdiani (2012 : 23), mengatakan bahwa :

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

Jadi berdasarkan pendapat di atas maka pendidikan jasmani adalah suatu

proses pendidikan untuk kegiatan aktivitas jasmani yang telah di renanakan untuk

meningkatkan sesorang dalam sistem pendidikan nasional. Tujuan pendidikan

jasmani adalah untuk membantu agar anak tumbuh dan berkembang secara wajar

dengan tujuan pendidikan nasioanal, yaitu menjadi manusia seutuhnya.

Pencapaian tujuan berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai

dengan karakteristik anak.

Menurut Rosdiani(2012 : 37 ) , secara umum manfaat pendidikan jasmani

di sekolah mencakup :

1. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak.

2. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya. 3. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna. 4. Menyalurkan energy yang berlebihan.

5. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional .

Maka berdasarkan manfaat di atas, pendidikan jasmani banyak manfaatnya

untuk perkembangan siswa dan membuat anak banyak pengalaman dalam

(12)

jasmani akan memberi siswa untuk memperoleh berbagai ungkapan yang erat

kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan

yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup

sehat dan memiliki pengetahuan serta taktikal terhadap gerak manusia. Dalam

proses pembelajaran pendidikan jasmani guru di harapkan mengajarkan berbagai

keterampilan gerak dasar , teknik dan strategi permainan dan olahraga,

intrenalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta

pembiasaan pola hidup sehat.

Menurut Bahagia dan Suherman(2000 : 1), menyatakan penyelenggaraan

program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program

pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu”Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan

kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan

demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak

didik yang sedang belajarnya. Jadi harus disesuaikan dengan perkembangan dan

pertumbuhan siswa.Perkembangan jasmani anak, tidak semata-mata bergantung

pada proses kematangan. Perkembangan itu juga dipengaruhi oleh pengalaman

gerak mereka baik ditinjau dari aspek mutu maupun banyak pengalaman.

Anak harus memperoleh kesempatan banyak untuk bergerak dan bermain.

Namun, kegiatan itu harus disertai dengan bimbingan orang tua dan guru. Melalui

bimbingan itu, anak akan mampu bergerak dengan penuh kesenangan,

penghematan tenaga, dan gerakannya akan terkendali. Belajar melalui

pengalaman gerak, untuk mencapai tujuan pengajaran. Maksudnya proses

pendidikan berlangsung melalui pelaksanaan aktivitas jasmani, bermain dan

kegiatan olahraga. Guru dan siswa saling mempengaruhi dalam pergaulan yang

bersifat mendidik. Melalui interaksi semacam itu, tujuan pengajaran dan

pendidikan dapat diwujudkan.

Melalui proses belajar tersebut pendidikan jasmani ingin mewujudkan

sumbangannya terhadap perkembangan anak, sebuah perkembangan yang tidak

berat sebelah. Ketiga aspek perkembangan tersebut, yang mencakup psikomorik,

(13)

terpisah antara satu dengan yang lainnya. Perkembangan kemampuan kognitif,

dan sifat-sifat efektif berkaitan erat dengan perkembangan keterampilan gerak

siswa. Perkembangan keterampilan gerak bagi anak-anak SD yaitu sebagai

perkembangan untuk macam-macam keterampilan gerak dasar dan keterampilan

gerak yang berkaitan dengan olahraga,misalnya pembelajaran bulutangkis. Mata

pelajaran pendidikan jasmani salah satunya adalah bulutangkis. Bulutangkisadalah

salah satu permainan yang termasuk ke dalam permainan bola kecil yang di

ajarkan d sekolah dasar. Bulutangkis adalah permainan individu yang dapat

dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang (pemain tunggal) atau dua

orang melawan dua orang (pemain ganda).

Menurut Poole(2011 : 16), keterampilan gerak dasar olahraga bulutangkis

ada empat bagian yaitu :

1. Pegangan raket (grift)

2. Pukulan pertama atau servis (service) 3. Pukan melampaui kepala (overhead strokes)

4. Pukulan dengan ayunan rendah (underhand strokes)

Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran bulutangkis di MI Darul

Hikmah Sukawangi Kecamatan Tanjungkerta hanya 24% yang mencapai KKM

sedangkan 76% siswa tidak mencapai KKM sehingga kemampuan gerak dasar

forehand overhead lobbelum di kuasai. Hal itu terjadi karena siswa mengalami kesulitan dalam belajar gerak dasar memukul lob, sarana dan prasarana yang tidak

memadai sehingga aktivitas pembelajaran menjadi monoton dan tidak efisien,

siswa kurang aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran bulutangkis.

Berdasarkan masalah diatas maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran gerak

dasar memukul lobmasih sangat kurang dipahami oleh siswa dan juga tidak

efisien. Dengan demikian hal tersebut berpengaruh terhadap tes data awal dalam

pembelajaran memukul lobdalam pembelajaran bulutangkis. Berikut ini adalah

analisis hasil yang berupa tes data awal pembelajaran memukul lobdalam

(14)

Tabel 1.1

Hasil Tes Data Awal Siswa dalam Pembelajaran Forehand Overhead LobPermainan Bulutangkis Kelas V MI Darul Hikmah

Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

No

Nama siswa

Aspek yang di nilai

S N

KKM Sikap kaki Sikap lengan Sikap badan

1 2 3 1 2 3 1 2 3 T BT

1 ASEP 8 88

2 AGUS 5 55

3 AL-VIR A SITI MUTMAINAH

√ √ √ 6 66 √

4 FAJAR 5 55

5 FINI APRIYANI √ √ √ 5 55 √

6 M. AWAL RAMADHAN

6 66

7 NURI 8 88

8 NADA SHAFA NABILAH

7 77

9 NAUFAL √ √ √ 5 55 √

10 RIDA NUR SOLIHAH

√ √ √ 5 55 √

11 RENA DEPIANITA √ √ √ 6 66 √

12 SYIFA RIZQI T. √ √ √ 6 66 √

13 WIDI √ √ √ 6 66 √

14 PUJA UMMU HANI √ √ √ 6 55 √

15 LUKMAN NUR HAKIM

8 88

16 IIS LESTARI √ √ √ 6 66 √

17 Aldi √ √ √ 7 77 √

Jumlah 4 7 6 3 9 5 5 9 3 4 13

Presentase % 24% 76%

Keterangan :

T : Tuntas

BT : Belum Tuntas

Skor ideal : 9

Kriteria penilaian tes forehand overheadlob

� � ��� = �� � ℎ �� � � ℎ

(15)

Nilai KKM = 70

Jika siswa mendapat nilai ≥ 70dikatakan tuntas

Jika siswa mendapat nilai < 70 dikatakan belum tuntas

Berdasarkan tabel 1.1 tes data awal forehand overhead lobdalam

permainan bulutangkis dikelas V MI Darul Hikmah Sukawangi dari 17 siswa

yang mengikuti tes data awal inidan dapat diketahui bahwa yang mencapai KKM

hanya 24% saja yang terdiri dari empat siswa yang mencapai KKM, sedangkan

yang tidak mencapai KKM 76% yang terdiri 13 siswa.

Jadi berdasarkan analisis hasil dan tabel 1.1 data awal tes forehand

overhead lob tersebut bisa di ketahui bahwaempat siswa mendapatkan nilai satu dalam sikap kaki karena hanya satu aspek yang muncul yaitu posisi kaki terbuka

kiri di depan dan kaki kanan berada dibelakang. Mendapatkan nilai dua berjumlah

tujuh siswa, karena dua aspek yang muncul yaitu kaki kanan melangkah berada di

depan. Mendapatkan nilai tiga berjumlah enam siswa dimana semua aspek dapat

tercapai yaitu posisi kaki terbuka kiri di depan dan kaki kanan di belakang, kaki

kanan melangkah ke depandan posisi kedua kaki berpindah tempat, kaki kiri

berada ke depan dan posisi kedua kaki berpindah tempat kaki kiri berada di

belakang dan kaki kanan berada di depan. Dalam sikap lengan yang mendapatkan

nilai satu berjumlah tigasiswa karena hanya satu aspek yang muncul : lengan di

ayun ke depan dari bengkok hingga mendekati lurus. Mendapatkan nilai dua

berjumlah sembilan siswa karenadua aspek yang mucul yaitu posisi lengan

bengkok sikut diangkat dengan ketiak terbuka dan lengan di ayun ke depan dari

bengkok hingga mendekati lurus. Mendapatkan nilai tiga berjumlahlimasiswa

dengan semua aspek muncul yaitu posisi lengan bengkok sikut diangkat dengan

ketiak terbuka, lengan di ayun ke depan dari bengkok hingga mendekati lurusdan

lengan lepas mengikuti gerak lanjut ke arah samping kiri badan. Sikap badan yang

mendapat nilai satu berjumlah lima siswa hanya satu aspek yang muncul yaitu

posisi badan menyamping terhadap net, berat badan tertumpu di kaki belakang.

Mendapatkan nilai dua berjumlah sembilan siswa dengan dua aspek yang muncul

(16)

depan dan belakang dan juga posisi badan menyamping terhadap net, berat badan

tertumpu di kaki belakang. Mendapatkan nilai tiga berjumlah tigasiswa dengan

semua aspek muncul yaitu posisi badan menyamping terhadap net, berat badan

tertumpu di kaki belakang, badan berputar 180 derajat, berat badan di pindakan

berada diantara kaki depan dan belakang, berat badan pindah ke depan bertumpu

di kaki depan. Berdasarkan analisi aspek yang di nilai masih banyak siswa yang

belum menguasai gerak dasar forehand overhead lob, hal tersebut dikarenakan

masih rendahnya taktikal dan pengetahuan mengenai gerak dasar permainan

bulutangkis. Pada saat pembelajaran guru kurang berinovasi dalam model

pembelajaran sehingga siswa jenuh saat mengikuti pembelajaran tersebut.

Untuk itu maka memerlukan suatu pemecahan masalah agar pembelajaran

menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Salah satunya yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran. Menurut Rosdiani (2012 : 5) mengatakan

Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang yang di manfaatkan untuk

merancang. Isi yang terkandung di dalam model pembelajaran adalah berupa

strategi pengajaran yang di gunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Strategi

pengajaran yang bisa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah

manajemen kelas, pengelompokan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka perlu diterapakn

model pembelajaran taktikal yang dilakukan untuk mengembangkan minat

siswa.Penerapan model pembelajaran taktikal diharapkan dapat meningkatkan

minat dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran berjalan

dengan efektif dan efisien dan siswa lebih bersemangat dalam belajar.

Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memperbaiki kinerja

guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran forehand overhead

lobdalam permainan bulutangkis di kelas V MI Darul Hikmah Sukawangi Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Adapun rincian target yang ingin

dicapai adalah sebagai berikut.

(17)

1) Kinerja guru

a) Perencanaan (Target 100%)

b) Pelaksanaan (Target 90%)

2) Siswa

Aktivitas Siswa (Target 80 %)

b) Hasil belajar

Target yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 14 siswa yang

dinyatakan tuntas dari 17 siswa atau 82% mendapatkan nilai diatas KKM.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas

dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAKTIKAL PADA GERAK DASAR FOREHAND OVERHEAD LOB DALAM PERMAINAN

BULUTANGKIS(penelitian tindakan kelas di kelas V MI Darul Hikmah

Sukawangi Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang)”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Bagaimana pembelajaran forehand overhead lob dalam bulutangkis di

kelas V MI Darul Hikmah Sukawangi Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten

Sumedang menggunakan model pembelajaran taktikal. Dari rumusan masalah

tersebut, maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar forehand overhead lob

dalam pembelajaran bulutangkis melalui model pembelajaran taktikal pada

siswa kelas V MI Darul hikmah kecamatan tanjung kerta?

b. Bagaiman pelaksanaan pembelajaran gerak dasar forehand overhead lob

dalam pembelajaran bulutangkis melalui model pembelajaran taktikal pada

siswa kelas V MI Darul Hikmah Kecamatan Tanjungkerta?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar forehand

(18)

d. Bagaimana hasil belajar gerak dasar forehand overhead lob dalam

pembelajaran bulutangkis melalui model pembelajaran taktikal pada siswa

kelas V MI Darul Hikmah Kecamatan Tanjungkerta?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut untuk mencapai hasil pembelajaran

yang maksimal, maka perlu perencanaan pembelajaran yang benar-benar matang.

Karena seringkali siswa-siswa terlihat jenuh dan kurang menguasai pembelajaran.

Perencanaan yang di buat agar pada saat pembelajaran forehand overhead lob

dalam pembelajaran bulutangkis lebih efektif dan menyenangkan bagi anak. Maka

dari itu melalui model pembelajaran taktikal, dimana dalam model ini siswa

diberikan taktikal materi sebelum melakukan pembelajaran melalui permianan.

Tahapan pembelajaran dalam penenlitian ini terdiri dari 3 siklus yaitu:

a. Siklus 1

Pembelajaran yang diberikan yaitu siswa melakukan forehand overhead

lob dengan permainan tembak dinding. b. Siklus 2

Pembelajaran yang diberikan yaitu siswa melakukan forehand overhead

lobdengan cara berlomba memukul cock paling jauh dengan 3 kali kesempatan. c. Siklus 3

Pembelajaran yang diberikan yaitu siswa melakukan permainan reli,

berlomba untuk mempertahankan bola melayang di udara selama 5 menit.

Pembelajaran overhad lobdengan menggunakan model pembelajaran

taktikal dengan siklus per siklusnya diharapkan siswa menjadi mampu

melakukannya dan memncapai nilai KKM yang telah di tentukan dan

mendapatkan hasil yang signifikan.

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar forehand overhead

(19)

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran gerak dasar forehand overhead

lob dalam permainan bulutangkis melalui model pembelajaran taktikal pada siswa kelas V MI Darul Hikmah Sukawangi Kecamatan Tanjungkerta.

3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar

forehand overhead lobdalam permainan bulutangkis melalui model pembelajaran taktikal pada siswa kelas V MI Darul Hikmah Sukawangi

Kecamatan Tanjungkerta.

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar pembelajaran gerak dasar

forehand overhead lobdalam permainan bulutangkis melalui model pembelajaran taktikal pada siswa kelas V MI Darul Hikmah Sukawangi

Kecamatan Tanjungkerta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penilitian ini di harapkan bermanfaat untuk beberapa

pihak yaitu :

1. Bagi Siswa

Manfaat yang di harapkan oleh peneliti untuk siswa yaitu siswa lebih

berantusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Bagi Guru

Manfaat yang di harapkan oleh peneliti untuk guru yaitu guru dapat

berinovasi dalam pengembangan model pembelajaranuntuk mengatasi kurangnya

taktikal dan pengalaman gerak siswa sehingga pembelajaran berjalan dengan

efektif dan efisien.

3. Bagi Sekolah

Dengan penelitian ini disekolah diharapkan dapat lebih mengembangkan

model pembelajaran dan juga meningkatkan bakat dan minat siswa siswi MI

Darul Hikmah terhadap permainan bulutangkis.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka

perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang

(20)

5. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan referensi untuk peneliti

lain yang akan melakukan penelitian khususnya penerapan model pembelajaran

untuk proses pembelajaran sebagai tindakan.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah dalam

penelitian ini maka perlu adanya penjelasan istilah yang digunakan dalam

penelitian.

1. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002 :1180) Penerapan adalah proses,

cara, pembuatan menerakan.

2. Menurut Dimyati dan Mudjiono (Juliantine,dkk 2011 : 6) bahwa Pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar, jadi berdasarkan pendapat di atas pembelajaran adalah suatu

kegiatan guru yang sudah disusun dalam bentuk desain untuk menarik siswa

agar belajar aktif.

3. Menurut Rosdiani (2012 : 5), Model pembelajaran merupakan sebuah rencana

yang di manfaatkan untuk merancang. Isi yang terkandung di dalam model

pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang di gunakan untuk

mencapai tujuan instruksional, jadi berdasarkan pendapat di atas model

pembelajaran adalah sebuah rencana yang telah di buat berupa strategi

pembelajaran untuk mencapai tujuan.

4. Menurut Metzler (2000: 343), The Tactical Games model is based on

(21)

pecahkan, pengetahuan kognitif terlebih dahulu harus dikuasai (pemahaman)

sehingga dapat memecahkan masalah psikomotor.

5. Gerak Dasar adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang. Gerak dasar

kegiatan permulaan yang dilakukan pada setiap awal perbuatan, kemampuan

yang dimiliki seseorang untuk memulai atau melaksanakan aktivitas yang

akan dilaksanakan. (Kamus besar bahasa Indonesia 2002: 359)

6. Menurut Somantri dan Sudjana (2009: 81) overhead lob adalah bola yang di

pukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan

diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan. Jadi berdasarkan pendapat di

atas overhead lobadalah pukulan melambung ke atas melampaui kepala jatuh

di bagian belakang lapangan.

7. Menurut Somantri dan Sudjana (2009: 72) bulutangkis atau badminton

merupakan salah satu olaharga dengan menggunakan raket yang dimainkan

oleh dua orang apabila bermain secara perorangan (tunggal), serta empat

orang atau dua pasangan apabila bermain secara ganda yang saling

berlawanan. Jadi berdasarkan pendapat di atas bulutangkis yaitu permainan

olahraga yang menggunakan raket dan cock.

8. Menurut Poole (2009: 135) Forehand adalah telapak tangan menghadap ke

depan, bagian tubh pada sisi yang memegang rakrt pada tangan kanan, maka

sisi kanan tubuhya yang dinamakan forehand. Jadi forehand adalah pukulan

dari arah kanan.

9. Forehand overhead lobadalah bola yang di oukul dari atas kepala sebelah kanan ynag posisinya dari belakang lapangan dan di arahkan keatas pada

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, Yoyo. Suherman, Adang. (2000). Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas

Poole, James.(2011). Belajar Bulutangkis. Bandung: Pionir Jaya

Rosdiani, Dini. (2012). Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan . Bandung: Alfabeta

Subroto,T.,Juliantine,T.,Yudiana,Y. (2011). Model-Model Pembelajaran

Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

(23)

49

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilaksanakan di MI Darul Hikmah Sukawangi

Kecamatan Tanjungkerta kabupaten Sumedang. Pemilihan lokasi penelitian ini di

tetapkan dengan pertimbangan yaitu adanya masalah dalam pembelajaran penjas

yang dihadapi oleh guru khususnya gerak dasarforehand overhead lob dalam

permainan bulu tangkis.

Gambar 3.1 Denah MI Darul Hikmah Sukawangi 2. Waktu Penelitian

Waktu untuk melaksanakan penelitian tindakan di jadwalkan dimulai pada

bulan Januari sampai April dengan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai

penyusunan laporan penelitian. Peneltian ini dilaksanakan agar pembelajaran

gerak dasar forehand overhead lobdalam permainan bulu tangkis mengalami

perubahan sampai mencapai target yang telah ditentukan. Apabila masalah dalam

penelitian ini belum tercapai maka harus diulang beberapa kali sampai targer

(24)

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan

3. Keadaan Guru di MI Darul Hikmah

Keadaan guru di MI Darul Hikmah berjumlah 12 orang terdiri dari 9 orang

yang sudah menjadi pegawai negeri sipil dan 3 orang masih sukarelawan. Guru

perempuan berjumlah 7 orang sedangkan guru laki-laki berjumlah 5 orang.

Tabel 3.2 Keadaan Guru MI Darul Hikmah Sukawangi Tahun 2013

4. Keadaan Siswa

Keadaan siswa di MI Darul Hikmah berjumlah 94 orang dari kelas I-VI.

Jumlah siswa laki-laki dari keseluruhan adalah 51 orang sedangkan perempuan

berjumlah 43 orang.

Tabel 3.3 Keadaan Siswa MI Darul Hikmah Sukawangi Tahun 2013

NO TAHAPAN KELAS SISWA

L P

1 I 8 6

2 II 11 8

3 III 18 8

4 IV 7 7

5 V 6 11

6 VI 2 2

JUMLAH 51 43

JUMLAH KESELURUHAN 94 No Uraian kegiatan WAKTU PELAKSANAAN

Januari Pebruari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan siklus 1

4 Pelaksanaan siklus 2

5 Pelaksanaan siklus 3

6 Pengolahan data

7 Penyusunan laporan

NO NAMA GURU/TU NIP L/

P

AGAMA MENGAJAR M.PEL./KELAS

1. NANANG RUSMANA, S.Pd.I 196202191982031004 IV/a L ISLAM Bidang Studi SKI/III s/d VI

2. WAWAN SOPWAN, S.Pd.I 197001012006041039 III/a L ISLAM Bidang Studi

3. DEDEH NURHIDAYAH, A.Ma 196107071983032005 IV/a p ISLAM II

4. IIS MAROHAH, S.Pd.I 196906152007102001 II/c P ISLAM I

5. TITI SUMIYATI, S.Pd.I 196911102007102001 II/c P ISLAM III

6. YEYEN SOPIAH, S.Pd.I 197612222007012020 III/a P ISLAM V

7. JUBAEDAH, S.Pd.I 197507152007102002 II/c P ISLAM VI

8. NINING SARININGSIH, S.Pd.I - - P ISLAM IV

9. JAJANG SETIAWAN, S.Pd 197708282007101003 II/c L ISLAM Bidang Studi

10. IDA HAMIDAH 197004012007102001 II/a P ISLAM Bidang Studi

11. MOH HAPID FAHMI - - L ISLAM Bidang Studi

(25)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini melibatkan beberapa pihak yang dijadikan bahan

untuk pengumpulan data.Data yang dikumpulkan diperoleh dari guru, dan siswa

selama proses pembelajaran dalam pembelajaran gerak dasarforehand overhead

lobpada permainan bulu tangkis dengan meggunakan model pembelajaran taktikal pada siswa kelas V MI Darul Hikmah Sukawangi Kec Tanjungkerta Kab.

Sumedang tahun ajaran 20011/2012 yang berjumlah 17 siswa. Terdiri dari 7 orang

siswa putra sedangkan putri 10 orang.

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI darul Hikmah Sukawangi Kecamatan

tanjung kerta kabupaten sumedang pada siswa kelass V denngan jumlah siswa 17

orang. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Tujuan PTK yaitu untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.

Adapun manfaat PTK menurut Sumadayo (2013: 24) yaitu:

a. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran.

b. Meningkatkan profesionalisme guru. c. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

keterampilannya

e. Dengan melakukan PTK, guru menjai terbiasa menulis.

f. PTK sangat penting untuk meningkatkan apresiasi dan profesionalisme guru dalam mengajar.

Menurut Suherman (2012: 59) PTK merupakan suatu bentuk penelitian

yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih

profesional.

Menurut Sumadayo (2013: 21) mengemukakan bahwa ada tiga pengertian

yang dapat diterangkan, yaitu:

(26)

b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan

”ruangan tempat guru mengajar”. Kelas bukan wujud ruang tetapi

sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat terjadi di lab, lapangan olah raga, workshop dan lain-lain.

Menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa PTK adalah

penelitian yang dilakukan di dalam kelas selama kegiatan proses belajar mengajar

berlangsung untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul pada saat

kegiatan belajar mengajar.

2. Desain penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatakan dan memperbaiki kualitas

pembelajaran siswa dalam kemampuan gerak dasarforehand overhead lob pada

permainan bulu tangkis maka digunakan penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan model spiral yang di kemukakan Kemmis dan Mc Taggart .

PTK yaitupenelitian yang dilakukan di dalam kelas atau ruangan

berdasarkan pada masalah yang dihadapi saat proses pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan gerak dasar forehand overhead lob dengan

menggunakan model Kemmis dan Taggart.

Berikut ini adalah gambaran model spiral pelaksanaan tindakan PTK

(27)

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis DanMc Taggart (Wiriaatmadja, 2009: 66)

Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan konsep asli Lewin yang

dimulai dari Rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali

merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan (Suherman

2012: 62 ).

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap perencanaan

Prosedur penelitian penelitian tindakan kelas bisa teridiri dari beberapa

siklus dari siklus satu sampai tiga tergantung pencapain siswa dalam proses

pembelajaran dalam mencapai KKM yang sudah ditentukan dan mengacu pada

model spiral Kemmis& Mc.Taggart di atas.

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi

data awal yang hasilnya harus diperbaiki. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis sehingga terlihat apakah hasilnya mencapai target atau tidak. Apabila

hasilnya sudah mencapai target maka penelitiannya dihentikan, harus diulang

kalau hasilnya belum mencapai target yang telah ditentukan.

Perencanaan tindakan teridiri dari menyusun alternatif tindakan dalam

(28)

penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran, media, bahan

dan alat, instrument observasi, evaluasi dan refleksi.

2. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan rencana tindakan yang telah

disiapkan, merupakan kegiatan pokok dalam penelitian tindakan kelas dan

melakukan obervasi dan evaluasi.

Dari tahapan-tahapan di atas maka langkah-langkah penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

a. Rencana tindakan

1) Mengkaji kurikulum atau melihat standar kompetensi dan kompetensi

dasar.

2) Menyusun alternatif tindakan dalam bentuk rencana tindakan yang

dituangkan dalam bentuk RPP.

3) Melakukan analisis tentang persiapan RPP yang disiapkan.

4) Melakukan persiapan tindakan yang meliputi berbagai fasilitas

pendukung pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan rencana tindakan yang telah

disiapkan. Pada kegiatan ini juga dilaksanakan kegiatan pengumpulan data yang

terdiri dari observasi kinerja guru dan aktivitas siswa serta evaluasi hasil belajar.

Langkah –langkahmya sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal

a) Meyiapkan alat-alat pembelajaran

b) Guru dan siswa berdo’a bersama

c) Siswa dan guru melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk

guru

d) Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada

kegiatan ini peneliti menerapakan model pembelajaran taktikal untuk

meningkatkan gerak dasar forehand overhead lob dalam permainan

(29)

2) Kegiatan Inti

a) Pada siklus 1 peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan

perencanaan yang telah di buat, dimana siklus 1 melakukan

pembelajaran forehand overhead lobmelalui permainan tembak

dinding. Siswa di bagi menjadi 4 kelompok. Cara memainkkanya

yaitu 2 orang terdiri dari pengumpan dan pemukul. Teman kelompok

yang lainnya memungut bola.

b) Pada siklus 2 peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan

perencanaan yang telah di buat, dimana siklus 2 siswa melakukan

pembelajaran forehand overhead lobmelalui permainan lob jauh.

Permainan ini dilakukan perorangan dengan 3 kali kesempatan. Dalam

permainan siswa harus memukul lob sejauh-jauhnya sesuai dengan

peraturan yang telah ditentukan.

c) Pada siklus 3 peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan

perencanaan yang telah di buat, dimana siklus 3 melakukan

pembelajaran forehand overhead lobmelalui permainan reli dengan

cara main 2 Vs 2 dengan waktu 5 menit mempertahankan bola

melayang di udara.

3) Kegiatan Akhir

a) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk

kegiatan, kejadian dan kendala-kendala yang muncul selama

pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang disiapkan.

b) Siswa duduk sambil melunjurkan kaki berbentuk V dan guru

menjelaskan materi yang telah disampaikan dan mengevaluasi

gerakan yang salah.

c. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data dalam pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilaksanakan

sesuai dengan RPP yang telah dirancang untuk mengamati seluruh aktivitas siswa

saat pembelajaran berlangsung.Pelaksanaan observasi dilaksanakan sesuai dengan

(30)

pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang yang bersifat individu

maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah

1) Observasi peer (pengamatan sejawat)

Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang

oleh orang lain. Dalam hal ini penulis sebagai observer terhadap, guru

penjas yaitu Bapak Jajang Setiawan, S.Pd.

2) Observasi terstruktur

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara

bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa

pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.

3) Refleksi

Dalam tahap refleksi ini merupakan kegiatan mengkaji semua

informasi pada saat pelaksanaan tindakan dilakukan apakah hasilnya ada

perubahan yang signifikan atau tidak. Refleksi dilakukan untuk

menentukan apakah perlu ada tindak lanjut atau tidak dalam memperbaiki

dan meningkatkan perubahan yang kurang menjadi baik dalam

pelaksanaan tindakan.Adapaun langkah refleksi adalah sebagai berikut.

a) Analisis, sintesis dan interprestasi terhadap semua informasi yang

diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

b) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan

tindakan.

c) Apabila hasil refleksi menunjukan belum ada peningkatan optimal

maka dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat

langkah-langkah seperti siklus 1.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri dari beberapa cara pengambilan data yaitu :

1. Lembar observasi

a. Menurut Sukmadinata (2012 : 220) mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

(31)

berlangsung.Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar,

siswa yang sedang belajar dan kepala sekolahyang sedang memebrikan

pengarahan. Lembar obervasi yang digunakan yaitu:

b. IPKG 1

Lembar instrumen penelitian kinerja guru IPKG 1 ini digunakan sebagai

alat ukur dan mengetahui kemampuan merencanakan pembelajaran yang

dilakukan guru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar forehand

[image:31.595.106.519.191.733.2]

overhead lob.

Tabel 3.4

Instrumen Penilaian Kinerja Guru (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)

No Komponen Rencana Pembelajaran Penilaian Tafsiran 4 3 2 1 B C K BS

A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Rumusan tujuan pembelajaran

2. Kejelasan rumusan

3. Kejelasan cukupan rumusan

4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah A Persentase

B MENGEMBANGKAN

DAN MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Mengembangakan dan mengorganisasikan materi pembelajaran

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pambelajaran

3. Memilih sumber belajar

4. Memilih metode pembelajaran

Jumlah B Persentase

C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Menentukan jenis kegiatan penbelajaran

2. Menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran

3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

4. Kesesuaian metode, materi

5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik Jumlah C

Persentase

D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT

PENILAIAN

1. Menentukan proses dan jenis penilaian

2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian

Jumlah D

Persentase

E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN

1. Kebersihan dan kerapian

2. Penggunaan bahasa tulis

Jumlah E

Persentase

Skor Total

� � � = + + + + 5

Dari Tabel 3.4 penilaian kemampuan merencanakan pembelajaran

(32)

mengorganisasikan materi media sumber belajar dan metode pembelajaran,

merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, merencanakan prosedur, jenis dan

menyiapkan alat penilaian serta tampilan dokumen rencana pembelajaran. Setelah

dinilai keseluruhan maka akan terlihat kemampuan guru dalam merencanakan

pembelajaran itu ke dalam kategori buruk sekali, kurang, cukup atau baik dengan

ketentuan kriteria 76% - 100(B)%, 51% - 75%(C), 26% - 50% (K) dan 1% -

25%(BS).

c. IPKG 2

Digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan melaksanakan

pembelajaran yang dilakukan khususnya pembelajaran forehand overhead

[image:32.595.115.513.196.757.2]

lob dalampermainan bulu tangkis.

Tabel 3.5

Instrumen Penilaian Kinerja Guru (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran) No Aspek yang diamati Penilaian Tafsiran

4 3 2 1 B C K BS

A PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran

2. Memeriksa kesiapan siswa

Jumlah A Persentase

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan Jumlah B

Persentase

C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan forehand

overhead lobpada pembelajaran

2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan

4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak

Jumlah C Persentase

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS

DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

1. Merangkai gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa

melakukan aktifitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan

aktifitas gerak

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang kesulitan

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran

Jumlah D Persentase

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN

HASIL BELAJAR

1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran

2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran Jumlah E

Persentase

(33)

2. Penampilan guru dalam pembelajaran Jumlah F Persentase Skor Total � � � = + + + + + 6

Dari Tabel 3.5 penilaian diperoleh dari enam komponen yaitu pra

pembelajaran, membuka pembelajaran, mengelola inti pembelajaran,

mendemonstrsikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas, melaksanakan

evaluasi dan hasil belajar kemudian kesan umum kinerja guru/calon guru. Setelah

dinilai keseluruhan maka akan terlihat terlihat kemampuan seorang guru dalam

melaksanakan pembelajaran termasuk kategori buruk sekali, kurang, cukup atau

baik dengan ketentuan kriteria 76% - 100(B)%, 51% - 75%(C), 26% - 50% (K)

dan 1% - 25%(BS).

d. Lembar observasi aktivitas siswa

Dilakukan oleh peneliti atau untuk mengetahui aktivitas siswa yang

[image:33.595.118.508.255.674.2]

dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran.

Tabel 3.6

Lembar aktivitas siswa N

o

Nama siswa Kerjasama Sportivitas Kejujuran

S Tafsiran

1 2 3 1 2 3 1 2 3 K C B

1 ASEP

2 AGUS

3 AL-VIRA S. M. 4 FAJAR 5 FINI APRIYANI 6 M. AWAL R. 7 NURI 8 NADA S. N.

9 NAUFAL

10 RIDA NUR S. 11 RENA DEPIANITA 12 SYIFA RIZQI T 13 WIDI

14 PUJA UMMU H. 15 LUKMAN NUR H. 16 IIS LESTARI 17 ALDI

Jumlah Persentase %

Dari tabel 3.6 di dapatkan data dari mengamati sikap siswa selama

pembelajaran berlangsung. Sikap yang diamati yaitu kerjasama, sportivitas dan

(34)

berlangsung apakah masuk kategori kurang, cukup atau baik. Hal yang harus

diperhatikan yaitu:

1. Kriteria penilainnya yaitu Kerjasama

a. Bekerjasama dengan teman

b. Aktif melakukan semua kegiatan

c. Bekerjasama dengan guru

2. Sportivitas

a. Tidak berlaku curang

b. Menghargai orang lain

c. Tidak ingin menang sendiri

3. Kejujuran

a. Mengakui kemampuan sendiri

b. Mengakui kesalahan

c. Berkata jujur

Keterangan :

Skor 1, jika 1 deskriptor tampak Skor 2, jika 2 deskriptor tampak Skor 3, jika 3 deskriptor tampak

� � ��� = � �ℎ �� � � ℎ

� �ℎ � � �100

Baik (B) : 7-9

Cukup (C) : 4-6

Kurang(K) : 1-3

Skor ideal : 12

2. Lembar wawancara

Menurut Sukmadinata (2012 : 216) mengemukakan bahwa wawancara

merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan

dalam pnelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara ini

dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.

Dalam wawancara ini dilakukan pada guru dan siswa pada setiap

(35)

overhead lob. Tujuan wawancara ini untuk mengetahui pandangan, pendapat apa saja yang diperoleh pada saat pembelajaran berlangsung khususnya lob.

Lembar Wawancara Guru

PERTANYAAN JAWABAN

1. Bila dilihat dari kondisi siswa bagaimana pemahaman tentang gerak dasar dan motivasi siswa dalam pembelajaran forehand overhead lob dalam permainan bulu

tangkis?

2. Metode belajar apa yang biasa bapak lakukan pada saat mengajar?

3. Apa hal yang menjadi kendala dalam setiap pembelajaran?

4. Apakah bapak selalu memberikan contoh di setiap pembelajaran?

5. Apakah bapak selalu memperhatikan siswa ketika pembelajaran berlangsung?

Lembar Wawancara Siswa

Pertanyaan Jawaban

1. Materi apa yang kalian senangi pada saat pembelajaran penjas?

2. Apakah guru suka memberikan contoh pada saat pembelajaran?

3. Apakah materi pembelajaran yang di ajarkan guru membuat kalian bosan?

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini digunakan pada saat proses belajar mengajar sedang

berlangsung dari kegiata awal sampai akhir yang digunakan untuk mengamati

(36)

Catatan Lapangan

Pelaksanaan tindakan : ………..

Pertemuan Ke : ………..

Hari/tanggal : ………..

Pukul : ………..

Fokus Kejadian-kejadian saat

pembelajaran berlangsung

Komentar

Kegiatan awal

pembelajaran

Kegiatan inti

pembelajaran

Kegiatan akhir

pembelajaran

4. Lembar tes

Menurut Suherman (2012: 78) mengemukakan bahwa tes merupakan

serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisya yang dapat digunakan untuk

mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek

penelitian.

Dalam penelitian ini tes yang digunakan yaitu tes praktek forehand

(37)
[image:37.595.116.516.107.778.2]

Tabel 3.7

Lembar Tes Hasil Belajar

NO Nama Siswa Sikap kaki Sikap lengan Sikap badan S N KKM

1 2 3 1 2 3 1 2 3 T BT

Skor ideal 9

Tes praktek dalam pembelajaran forehand overhead lob, data diperoleh

dari hasil tes praktek yaitu:

1) Sikap kaki

a) Sikap awal = posisi kaki terbuka kiri di depan dan kaki kanan berada

dibelakang.

b) Sikap saat memukul = kaki kanan melangkah ke depan

c) Sikap akhir = poisisi kedua kaki berpindah tempat kaki kiri berada di

belakang dan kaki kanan berada di depan.

2) Sikap lengan

a) Sikap awal = posisi lengan bengkok sikut dingkat dengan ketiak

terbuka.

b) Sikap saat memukul = lengan di ayun ke depan dari begkok hingga

mendekati lurus.

c) Sikap akhir = lengan lepas mengikuti gerak lanjut ke arah samping kiri

badan.

3) Sikap badan

a) Sikap awal = posisi badan menyamping terhadap net, berat badan

tertumpu dikaki belakang

b) Sikap saat memukul = badan iputar 180 derajat, berat badan

dipindahkan berada diantara kaki depan dan belakang.

(38)

Keterangan :

3=jika semua poin dapat dicapai

2=jika hanya ada dua poin yang dicapai

1=jika satu poin yang muncul.

Kriteia penilaian gerak dasar forehand overhead lob permainan bulutangkis

� � ��� = � � ℎ �� � � ℎ

� � ℎ � � �100

5. Kamera foto

Kamera foto adalah berupa foto-foto subjek penelitian pada saat

melakukan observasi dan penelitian selama pembelajaran berlangsung.Kamera

foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran,

juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam

masalah penelitian.

F. Langkah-langkah pelaksanaan siklus I sampai dengan III

Siklus I

1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang

telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanan pembelajaan (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran taktikal melalui pembelajaran forehand

overhead lob yaitu dengan menggunakan permainan tembak dinding.

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah

disiapkan di siklus 1. Perencanaan di siklus 1 yaitu menggunakan model

pembelajaran taktikal melalui permainan tembak dinding yang dilakukan oleh 2

orang dengan rintangan siswa harus memukul lob melewati diinding setinggi 2

meter.

3. Observasi

Mengamati proses pembelajran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa dan

(39)

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses pembelajaran dan

hasil belajar forehand overhead lobmelalui permainan tembak dinding yang

dicapai pada siklus 1 untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.

Siklus II

Setelah melakukan refleksi dari hasil siklus I, maka rencana pembelajarannya

sebagai berikut:

1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuiakan dengan program pengajaran penjas yang

telah ditetapkan dalam rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran taktikal melalui pembelajaran forehand

overhead lobdengan menggunakan permainan lob jauh.Dalam pelaksanaanya guru hanya memperhatikan siswa yang sedang melakukan.

2. Pelaksanan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah

disiapkan di siklus II. Perencanaan di siklus II yaitu menggunakan model

pembelajaran taktikal melalui permainan lob jauh yang dilakukan oleh 2 orang

dengan rintangan harus memukul lob sejauh-jauhnya sesuai dengan peraturan

yang telah ditentukan sebelumnya dengan 3 kali kesempatan.

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa

dan guru penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II.

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses pembelajaran dan

hasil belajar forehand overhead lobmelalui permainan lob jauh yang dicapai pada

siklus 1 untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus III.

Siklus III

Setelah melakukan refleksi dari hasil siklus II, maka rencana

(40)

1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang

telah ditetapkan dalam rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran taktikal melalui permainan reli yaitu

mempertahankan bola melayang di udara selama 5 menit. Dalam pelaksanaanya

guru memperhatikan dan mengatur waktu.

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah

disiapkan di siklus III. Perencanaan di siklus III yaitu menggunakan model

pembelajaran taktikal melalui permainan reli yang dilakukan oleh 2 Vs 2 dengan

rintangan bola harus tetap melayang udara selama 5 menit.

3. Observasi

Mengamati prosese pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa

dan guru penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus III.

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses pembelajaran dan

hasil yang dicapai pada siklus III melalui permainan reli sebagai akhir dari

pelaksanaan tindakan kelas yang kemudian memasuki tahapan pengolahan data

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dan cara pengambilannya

a. Sumber data, yaitu yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan

guru.

b. Jenis data, yaitu data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari

IPKG 1, IPKG 2, lembar observasi, lembar tes hasil belajar, lembar

wawancara dan lembar catatan lapangan.

2. Cara pengambilan data

a. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.

b. Data tentang situasi pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan diambil

(41)

c. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas,

diambil dari observasi, hasil tes, dan RPP yang dibuat guru.

d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat

dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan,

dan tes hasil belajar yang diakukan pada siswa kelas V MI Darul Hikmah

diperoleh menjadi data proses dan data hasil belajar.

a. Data Proses

Teknik yang dilakukan dalam pengolahan data proses yaitu dengan

penilaian terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam lembar observasi IPKG 1,

IPKG 2, observasi aktivitas siswa dan hasil belajar gerak dasar forehand overhead

lob.

b. Data Hasil Belajar

Teknik pengolahan data hasil-hasil pembelajaran forehand overhead

lobdalam permainan bulu tangkis adalah dengan menilai dari sikap kaki,sikap lengan dan sikap gerak. Dimana deskripsi penilaiannya adalah sebagai berikut:

1) Sikap kaki

a) Sikap awal = posisi kaki terbuka kiri di depan dan kaki kanan berada

dibelakang.

b) Sikap saat memukul = kaki kanan melangkah ke depan

c) Sikap akhir = poisisi kedua kaki berpindah tempat kaki kiri berada di

belakang dan kaki kanan berada di depan.

Sikap lengan

a) Sikap awal = posisi lengan bengkok sikut dingkat dengan ketiak

terbuka.

b) Sikap saat memukul = lengan di ayun ke depan dari begkok hingga

(42)

c) Sikap akhir = lengan lepas mengikuti gerak lanjut ke arah samping kiri

badan.

Sikap badan

a) Sikap awal = posisi badan menyamping terhadap net, berat badan

tertumpu dikaki belakang

b) Sikap saat memukul = badan iputar 180 derajat, berat badan

dipindahkan berada diantara kaki depan dan belakang.

c) Berat badan pindah ke depan bertumpu di kaki depan.

Keterangan :

3=jika semua poin dapat dicapai

2=jika hanya ada dua poin yang dicapai

1=jika satu poin yang muncul.

Kriteia penilaian gerak dasar forehand overhead lob permainan bulutangkis

� � ��� = � � ℎ �� � � ℎ

� � ℎ � � �100

2. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung

menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan

guru dengan anak didik dan anak didik dengan teman yang lainnya.

Lebih lanjut analisis data menurut Patton, (Moleong, 2012: 280)

dikemukakan bahwa :

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia rnembedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan

data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanan yang

dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi

informasi yang bermakna. Pereduksian data dilakukan dengan menyimpulkannya

(43)

wawancara yaitu dengan cara mereduksi hasil wawancara yang dilakukan demi

keperluan penelitian dalam pembelajaran gerak dasar forehand overhead lob,

tidak semua hasil wawancara dimasukkan ke dalam penelitian. Paparan data

adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan

naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Paparan data dilakukan untuk

memudahkan dalam membaca hasil penelitian tentang gerak dasar forehand

overhead lob. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau

formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

3. Validasi data

Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari

aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan

dengan teknik member check, triangulasi, audit trail dan expert opinion.

(Wiriaatmadja,2009: 168-171).

a. Member check

Member check adalah memeriksa kembali informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah informasi atau

penjelasan itu tetap sifatnya sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu

terperiksa kebenarannya.Member check dilakukan dengan mengecek kembali data

pada siswa dan guru pada waktu kegiatan pembelajaranforehand overhead lob

selesai. Dalam kegiatan ini member chek ini peneliti menggunakan hasil temuan

sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi baik dari guru

maupun siswa, sehingga terdapat data yang benardan memiliki deajat validitas

yang tinggi.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

peneliti dengan membandingkan dengan hasil orang lain atau mitra peneliti lain

yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Kegiatan trialingulasi dalam

penelitian ini dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaranforehand overhead lob

selesai dilakukan dengan melibatkan kembali siswa dan guru sebagai mitra

(44)

benar-benar valid. Kegiatan ini dilakukan dengan reflekting kolaborasi antara guru,

peneliti dan siswa. Tujuan dari triangulasi ini adalah untuk memproleh derajat

kepercayaan data yang maksimal.

c. Audit Trail

Audit Trail adalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpul data dengan mendiskusikan dengan pembimbing dan teman-teman mahasiswa.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi.

d. Expert opinion

Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikan

temuan kepada pembimbing atau dosen untuk memperoleh arahan dan masukan

sehingga validasi temuan penelitian dapat di pertanggung jawabkan.

Kegiatan ini dilakukan bersama pembimbing skripsi dengan

mendiskusikan hasil penelitian. Peneliti mengkonsultsikan kepada Dr.H.Ayi

Suherman,M.Pd dan Drs.H. Encep Sudirjo, S.Pd,M.Pdsehingga data temuan dapat

(45)

132

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dengan penerapan model pembelajaran

taktikal pada gerak dasar forehand overhead lob pada permainan bulutangkis di

kelas V MI Darul Hikmah Sukawangi Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten

Sumedang, maka dapat diambil beberapa hal sebagai kesimpulan, yaitu sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Pada bagian ini dapat disimpulkan mengenai tahap perencanaan

pembelajaran. Hasil perencanaan pembelajaran yang dicapai pada siklus I hanya

mencapai 58,91% dari target 100%, sehinga diperlukan perbaikan pada siklus II.

Pada hasil perencanaan pembelajaran siklus II meningkat menjadi 74,75% tetapi

belum mencapai target 100%, maka dari itu masih perlu perbaikan pada siklus III.

Pada siklus III hasil perencanaan pembelajaran sudah mencapai 100%, jadi dapat

dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran telah mencapai target yang telah

ditentukan. Perencanaan pembelajaran telah mencapai target karena peneliti

meningkatkan kemampuan penulisan perencanaan dengan melakukan diskusi

dengan guru pamong dalam pembuatan perencanaan pembelajaran.

2. Kinerja Guru

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan pada setiap siklus.

peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama

menerapkan model pembelajaran taktikal. Pada siklus I perolehan pelaksanaan

kinerja guru hanya mencapai 62,08% dari target 90%. Pada siklus II pelaksanaan

kinerja guru mengalami peningkatan menjadi 78,33%, akan tetapi belum

mencapai target yang telah ditentukan. Pada siklus III pelaksanaan kinerja guru

menjadi menjadi 95% dari target 90%. Maka dapat disimpulkan bahwa

(46)

mencapai target karena perencanaan yang sudah baik menunjang dalam kinerja

guru dalam pembelajaran.

3. Aktivitas Siswa

Dengan penerapan model pembelajaran taktikal pada pembelajaran

forehand overhead lob permainan bulutangkis aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa adalah kerjasama, sportivitas dan kejuuran. Kesemua aspek tersebut

mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Pada siklus I dengan menggunakan

model pembelajran taktikal melalui permainan tembak dinding, dimana permainan

tembak dinding tersebut menggunkan separuh lapangan bulutangkis dengan target

harus memukul kok setinggi dua meter, hanya mencapai 41,17% yang dinyatakan

tuntas dari target 80%. Pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran

melalui permainan lob jauh, dimana permainan lob jauh tersebut menggunkan

lapangan bulutangkis hanya mencapai 78,33% yang dinyatakan tuntas dari target

80%. Pada siklus III dengan menggunakan model pembelajaran taktikal melalui

permainan reli, dimana permainan reli harus mempertahankan kok melayang di

udara selama lim menit. Aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi 82,35%

dari target 80%. Maka dengan demikian aktivitas siswa sudah mencapai target

bahkan melebihi.

4. Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil tes forehand overhead lobdengan siswa melakukan

forehand overhead lobsebanyak tiga kali pe mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Pada siklus I hasil belajar siswa hanya mencapai 35,29% yang

dinyatak

Gambar

Gambar                                                                                                        Halaman   2.1 Raket .........................................................................................................
Tabel 1.1  Hasil Tes Data Awal Siswa dalam Pembelajaran
Gambar 3.1 Denah MI Darul Hikmah Sukawangi
Tabel 3.2 Keadaan Guru MI Darul Hikmah Sukawangi Tahun 2013
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai falsafah hidup, Hibua Lamo memuat nilai dan makna kehidupan sebagai wujud dari pada kearifan lokal ( local wisdom ) masyarakat di Halmahera Utara, yang

Di suatu akhir periode akuntansi perusahaan ada dua hasil yang sering terjadi, yaitu laba atau rugi. Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan.. keuangan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

&lt;p&gt;Patokan dasar dilandaskan dengan Pancasila dan Tridharma Mahasiswa maka organisasi HIMTI ini telah bersinergi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan lain

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952.. Kurikulum ini sudah mengarah pada

Hal tersebut dikarenakan udara yang dialirkan tanpa menggunakan swirl cenderung lurus sehingga laju pendinginan pada bagian belakang sirip tidak mengalami proses pendinginan

Sahabat MQ/ Sejak puluhan tahun lalu hingga kini/ peristiwa rekayasa pidana berkali-kali terjadi/ menimpa berbagai kalangan di masyarakat/ menjadi sorotan publik/

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP