Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN
MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Seni Musik
Oleh
HASNI RINOLLA HASIBUAN
0800418
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN
MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Oleh
Hasni Rinolla Hasibuan
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
©Hasni Rinolla Hasibuan 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu HASNI RINOLLA HASIBUAN
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN
MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Dewi Suryati Budiwati, S.Sen., M.Pd
NIP. 196204221986092001
Pembimbing II,
Toni Setiawan Sutanto, S.Pd., M.Sn
NIP. 197405012001121002
Diketahui oleh
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu H. Nanang Supriatna, S.Sen., M.Pd
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ii
ABSTRAK
Penelitian ini diwujudkan dalam bentuk skripsi dengan judul ”Kesenian Didong
grup Bayakku Pada Acara Syukuran Munik Ni Reje di Redelong Kabupaten
Bener Meriah”. Kesenian didong merupakan sebuah kesenian tradisional
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
vi DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN……….. i
ABSTRAK………... ii
KATA PENGANTAR……… iii
UCAPAN TERIMA KASIH……….. iv
DAFTAR ISI………... vi
DAFTAR GAMBAR……….. x
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah….……… 1
B. Rumusan Masalah……….. 4
C. Tujuan Penelitian………... 5
D. Manfaat Penelitian………. 5
E. Sistematika Penulisan ………... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Kesenian Tradisonal………. 9
B. Kesenian Didong……….. 10
C. Asal Mula Kesenian Didong……… 12
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
vii
E. Syair Didong……….. 15
F. Peranan Didong………... .. 16
G. Jenis Pertunjukan Kesenian Tradisional Aceh……… 17
H. Struktur Pertunjukan………... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 23
B. Metode Penelitian……… 23
C. Definisi Operasional……… 24
D. Instrumen Penelitian……… 25
1. Pedoman Waawancara……… 25
2. Pedoman Observasi………. 25
3. Pengambilan Dokumentasi……….. 26
E. Teknik Pengumpulan Data……….. 26
1. Observasi Langsung………. ……….. 26
2. Wawancara……….. 27
3. Studi Literatur………. 29
4. Studi Dokumentasi……….. 30
F. Teknik Analisis Data……… 30
1. Reduksi Data……… 31
2. Penyajian Data………. 31
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………... 33
1. Konsep Pertunjukan Kesenian Didong ……….. 33
a. Jumlah Pemain Kesenian Didong Grup Bayakku……… 33
b. Pola Lantai atau Bloking Panggung Kesenian Didong……… 35
c. Syair Didong……….. 38
d. Pola Ritmik atau Tepukan Pada Pertunjukan Kesenian Didong Grup Bayakku……… 39
e. Instrumen/Alat Yang digunakan dalam Kesenian Didong Grup Bayakku Pada Acara Syukuran Munik Ni Reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah……….. 43
2. Struktur Pertunjukan Kesenian Didong ……… 46
a. Pembukaan atau Persalamen……….. 46
b. Isi (Lagu Hiburan)……….. 58
c. Penutup……… 68
B. Pembahasan Penelitian ……… 75
1. Konsep Pertunjukan Kesenian Didong……….. 75
2. Struktur Pertunjukan Kesenian Didong ……… 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 83
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR PUSTAKA ……… 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN………. 88
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia kaya akan ragam suku, sehingga dari keberagaman tersebut lahirlah banyak kesenian tradisi yang bersifat unik dan khas. Kesenian merupakan pencerminan dan identitas suatu suku bangsa, salah satunya adalah kesenian didong. Kesenian didong merupakan kesenian tradisional suku Gayo yang terdapat di Aceh yang berkembang di kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Aceh Tenggara.
Didong adalah suatu kesenian yang memadukan unsur gerak (tari), vokal,
dan ritmik/musik yang berasal dari tepukan tangan dan bantal kecil dari para pemain didong. Kata didong berasal dari denang atau donang dalam bahasa Gayo, yang berarti menghibur dengan nyanyian sambil bekerja. Serta pendapat lain mengatakan didong berasal dari kata din yaitu agama dan dong yang berarti dakwah
2
Kesenian didong biasanya dimainkan oleh kelompok yang berjumlah 10 sampai 40 orang laki-laki. Biasanya dalam satu kelompok didong ini terdiri dari ceh yaitu sebagai vokalis utama atau orang yang menyanyikan syair lagu. Ceh
juga merupakan ketua kelompok dari kesenian didong. Ceh dibantu oleh seorang pemain lainnya yang disebut apit. Selain itu terdapat pemain yang bertugas mengatur ritmik yang disebut tingkah pumu atau tukang tingkah. Tingkah pumu memainkan ritmik menggunakan tepukan tangan. Kemudian terdapat pemain lainnya yaitu tingkah bantal, hampir sama dengan tukang tingkah namun menggunakan bantal kecil, tingkah bantal juga berfungsi memvariasikan ketukan tingkah pumu. Serta penepok atau penunung yaitu pemain yang sebagian
menggunakan/menepuk bantal kecil atau hanya dengan tepukan tangan saja. Penunung berfungsi sebagai penjaga tempo agar tetap konstan. Pemain suling
juga mengambil peranan pada sebagian grup kesenian didong.
Pada awalnya didong digunakan sebagai bentuk protes serta sindiran pada masa penjajahan Jepang dan media dakwah agama Islam yang dilantunkan melalui media syair. Para ceh didong tidak semata-mata menyampaikan syair kepada penonton, melainkan bertujuan agar apesiator dapat memaknai hidup sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu pada saat kemunculannya, kesenian didong sering kali ditampilkan pada hari-hari besar Islam.
3
penyambutan tamu dan sebagainya. Para pemain didong dalam mementaskannya biasanya memilih tema yang sesuai dengan upacara yang diselenggarakan.
Pengaruh era globalisasi saat ini sangat kuat sehingga membuat banyak generasi lupa bahkan tidak peduli dengan warisan budaya leluhur. Kebanyakan dari mereka cenderung menyukai hal-hal yang bersifat kebarat-baratan baik dalam hal musik, pakaian dan lainnya. Mereka beranggapan bahwa kesenian tradisional itu kuno, ketinggalan zaman, tidak mengikuti trend sehingga berdampak buruk terhadap keberadaan kesenian tradisional yang semakin punah. Padahal dalam kesenian tradisional banyak terdapat nilai-nilai moral yang perlu ditanamkan pada generasi muda. Namun hingga saat ini, kesenian didong masih cukup berkembang dikalangan masyarakat serta remaja di Kabupaten Bener Meriah khususnya. Bahkan generasi muda di Bener Meriah bangga terhadap kesenian didong ini, kebanyakan dari mereka ingin tahu dan belajar menjadi ceh didong. Sehingga ada beberapa grup yang memiliki ceh yang masih muda yang disebut ceh kucak.
Agar kesenian didong tetap dapat dikenal masyarakat luas serta masyarakat suku Gayo khususnya, maka sangat perlu adanya pengembangan dan pelestarian terhadap kesenian ini sebagai simbol untuk menghargai kebudayaan daerah sendiri. Penggunakan permainan tepukan tangan (body percussion) serta tepukan bantal sebagai musik pengiring ceh/vokalis pada saat bernyanyi menjadi daya tarik kesenian ini. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti kesenian didong yang berasal dari Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh yang berfokus
4
di Desa Redelong kabupaten Bener Meriah. Sehingga didapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih aktual dan faktual dari kesenian didong tersebut.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas peneliti dan pengalaman langsung dalam mengkaji, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan seni, terutama kesenian tradisional. Selain itu memiliki konstribusi bagi dunia pendidikan sebagai wahana guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang seni tradisional.
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini, dan agar fokus penelitian lebih jelas tidak melebar ke arah yang lain, maka judul yang diambil terbatas pada
”Kesenian Didong grup Bayakku Pada Acara Syukuran Munik Ni Reje di
Redelong Kabupaten Bener Meriah”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah “Bagaimana Kesenian Didong grup Bayakku Pada Acara
Syukuran Munik Ni Reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah?”
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, maka dibuatlah pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep pertunjukan kesenian didong grup Bayakku pada acara syukuran munik Ni Reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah?
5
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui, menganalisis, menggambarkan, dan mendeskripsikan tentang kesenian didong Bayakku pada acara syukuran munik ni reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah.
2. Tujuan Khusus
Secara operasional tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjawab pertanyaan penelitian tentang:
a. Konsep pertunjukan kesenian didong grup Bayakku pada acara syukuran munik ni reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah.
b. Struktur pertunjukan Kesenian Didong Grup Bayakku Pada Acara Syukuran Munik Ni Reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah.
D. Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian ini hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun pihak-pihak tersebut diantaranya: 1. Peneliti
6
pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan seni, terutama kesenian tradisional.
b. Peneliti berikutnya, dapat dijadikan bahan acuan atau referensi untuk memperkaya tulisan yang bekaitan dengan kesenian didong.
2. Lembaga Akademik
a. Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI, penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana seni dari salah satu kajian skripsi ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang adanya kesenian didong. Selain itu juga dijadikan sebagai wahana guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang seni tradisional bagi para akademik Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI.
b. Sekolah, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran musik nusantara sebagai salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Aceh.
3. Masyarakat
a. Pelaku (grup kesenian didong Bayakku), hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian didong.
7
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisannya disusun sesuai tahapan permasalahan berikut: BAB I PENDAHULUAN, meliputi:
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi
BAB II TINJAUAN TEORETIS, dengan ruang lingkup masalah:
Kesenian Tradisional, Kesenian Didong, Asal Mula Kesenian Didong, Ceh Didong, Syair Didong, Peranan Didong, Seni Pertunjukan Di Daerah Aceh, dan
Struktur Pertunjukan
BAB III METODE PENELITIAN, yang meliputi bagian:
Lokasi dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, sebagai berikut: 1. Hasil Penelitian, membahas tentang:
a. Konsep Pertunjukan Kesenian Didong Grup Bayakku Pada Acara Syukuran Munik Ni Reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah
8
2. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Konsep Pertunjukan Kesenian Didong b. Struktur Pertunjukan Kesenian Didong
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menyimpulkan tentang: 1. Konsep Pertunjukan Kesenian Didong
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di kediaman narasumber kesenian didong Bapak Ismail di desa Redelong Kabupaten Bener Meriah. Beliau adalah seorang ceh sekaligus sebagai ketua kesenian didong grup Bayakku ini. Pemilihan lokasi
penelitian dipilih karena pada saat itu sedang diadakan acara syukuran munik ni reje atau naik tahta Bupati Bener Meriah. Sedangkan markas grup didong
Bayakku ini bertempat di Desa Lut Kala Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Subjek dalam penelitian ini yaitu grup kesenian didong Bayakku. Beberapa alasan peneliti memilih grup Bayakku yaitu pertama dilihat dari segi penyampaian syair, ceh Ismail pada grup ini menggunakan syair yang halus dan mengandung nilai-nilai moral serta keindahan. Kedua dari segi penyajian, grup Bayakku memiliki tepukan khusus sehingga menjadi ciri khas dari grup Bayakku ini.
B. Metode Penelitian
24
atau wawancara. Pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yang dimaksud adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang bersifat ilmiah ataupun tanpa rekayasa. Peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data yang diperlukan sebanyak-banyaknya, kemudian peneliti dapat menggambarkan serta mendeskripsikan data-data secara sistematis dan akurat tentang kesenian didong.
C. Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi/judul yang dipergunakan, peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan:
1. Didong yaitu suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat populer dikalangan suku Gayo Aceh, yang dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah (30-40) kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran. (Ensiklopedia Musik Indonesia Seri A-E. 1979/1980: 113).
2. Munik ni reje, dalam bahasa Gayo berarti naik jabatan atau naik tahta.
Berdasarkan hasil penelitian/observasi di lapangan tentang kesenian didong dalam pertunjukannya menggunakan tepukan tangan yang dipadukan
25
3. Tepukan Tangan yaitu menepukkan kedua tangan dengan teknik khusus yaitu teknik merenggangkan jari-jari tangan serta menepuknya secara keras sehingga mengahasilkan suara seperti “prak”, kemudian teknik mengepalkan sebelah tangan sehingga menghasilkan suara yang lebih pelan “dung”.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan sebuah interaksi yang dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperoleh dari terwawancara yang erat kaitannya dengan objek penelitian. Alat bantu yang digunakan peneliti berupa lembar pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan data secara kualitatif.
2. Pedoman Observasi
26
3. Pengambilan Dokumentasi
[image:21.595.115.508.248.610.2]Pengambilan dokumentasi merupakan cara lain untuk membantu dan melengkapi data yang diperoleh peneliti selain melakukan wawancara dan observasi. Adapun yang dilakukan oleh peneliti ialah melakukan pengambilan gambar berupa video maupun foto pada saat pertunjukan kesenian didong.
Alat perekam suara juga digunakan untuk melengkapi catatan-catatan wawancara. Dengan alat perekam suara sangat membantu peneliti dalam melengkapi jawaban yang tidak sempat tertulis, yaitu dengan cara memutar kembali hasil rekaman yang telah dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Observasi Langsung
Observasi (observation) merupakan suatu teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan jalan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung di lokasi penelitian.
27
Observasi atau pengamatan selanjutnya dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2012 bertepatan dengan acara syukuran munik ni reje atau naik tahta. Pada saat itulah dipertunjukannya kesenian didong grup Bayakku. Peneliti melakukan pengamatan ketika kesenian didong berlangsung. Namun dalam hal ini, pengamatan yang dilakukan peneliti bersifat observasi non partisipan (pasif), dimana peneliti tidak ikut serta dalam proses penyajian kesenian tersebut. Kemudian setelah acara syukuran munik ni reje berakhir, peneliti melakukan wawancara lagi terhadap beberapa tokoh yakni Ismail, Agusra, serta 2 pemain yang terlibat dalam penyajian kesenian didong guna memperkaya data yang dibutuhkan dalam bab pembahasan.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang kejadian yang oleh peneliti tidak dapat diamati sendiri secara langsung, baik karena tindakan atau peristiwa yang terjadi dimasa lampau ataupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir di tempat kejadian itu (Rohidi, 2011: 208).
28
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa tokoh yang bersangkutan dengan kesenian didong. Adapun kegiatan awal wawancara dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2012 di kediaman Dar Ismuha selaku tokoh seniman didong di Desa Kebayakan Dusun Bukit Kabupaten Aceh Tengah. Permasalahan yang diwawancarai meliputi arti didong, jumlah pemain, asal mula didong, peranan didong dan lain-lain. Setelah itu peniliti mendatangi kediaman Ismail di Desa Redelong Kabupaten Bener Meriah.
Mengingat data-data yang diperlukan itu tidak hanya dari tokoh atau pemain yang terlibat secara langsung dalam kesenian didong tersebut, maka peneliti merasa perlu mewawancarai salah seorang seniman sekaligus penasihat didong. Oleh karena itu pada tanggal 3 Agustus 2012, peneliti mendatangi
kediaman Mustafa di Desa Kebayakan Dusun Bukit Kabupaten Aceh Tengah untuk melakukan wawancara selanjutnya.
Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa tokoh tersebut sebagai bahan perbandingan yang terkait dengan sejarah atau asal mula didong, pengertian didong, dan beberapa pertanyaan lainnya guna mengungkapkan bagaimana
29
3. Studi Literatur
Teknik studi literatur ini merupakan tahap pengumpulan data dari sumber-sumber tertulis atau sumber kepustakaan baik berupa buku-buku, majalah, maupun media bacaan lainnya yang berkaitan dan berguna dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, studi literatur digunakan hanya untuk mendukung tulisan tentang kesenian didong seperti pengertian, asal usul, alat yang digunakan dan sebagainya.
Adapun buku yang digunakan peneliti dalam penelitian kesenian didong sebagai sumber yaitu sebagai berikut:
a. Melalatoa, M. J. 2001. Didong Pentas Kreativitas Gayo. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Sains Estetika dan Teknologi (SET). Buku ini membahas tentang didong mulai dari pengertian, fungsi serta beberapa tokoh yang berkiprah dalam kesenian didong.
b. Kurniawan, Agus. Dkk. 2006. Potret Jejak Langkah Seniman Gayo. Kasihan Bantul: Pusat Studi Kebudayaan Daerah. Buku ini berisi tentang biografi serta perjalanan beberapa seniman gayo selama hidupnya.
c. Melalatoa, M. J. 1981. Kabinet dalam Sastra Gayo. Jakarta: Sastra Indonesia dan Daerah. Buku ini membahas tentang grup didong Kabinet serta hal-hal yang bersangkutan dengan kesenian didong.
30
e. Prastowo, Andi. 2010. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: DIVA Press. Buku ini membahas tentang data kualitatif serta metodologi penelitian praktis dan sangat efektif untuk mahasiswa.
4. Studi dokumentasi
Teknik pengumpulan data lainnya dalam penelitian ini adalah pendokumentasian data-data yang diperlukan dalam bentuk rekaman audio visual, khususnya mengenai konsep serta struktur pertunjukan kesenin didong. Dokumentasi berupa rekaman audio visual tersebut merupakan media informasi sebagai data faktual yang penting dalam pengkajian serta sangat bermanfaat dalam melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian kesenian didong grup bayakku pada acara syukuran munik ni reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah.
F. Teknik Analisis data
31
Menurut Rohidi (2011: 231), Analisis merupakan suatu kegiatan reflektif, bertujuan untuk bergerak dari data ke tahap konseptual. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Kegiatan reduksi data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan analisis. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yaitu suatu proses pemilihan, pemilahan, mengatur serta menyederhanakan data melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian yang ringkas, menggolongkannya ke dalam satu pola yang lebih luas dan sebagainya. Dengan demikian kegiatan ini dapat memudahkan peniliti dalam memahami data yang dikumpulkan di lapangan. Adapun aspek-aspek permasalahan yang direduksi dalam penelitian ini yaitu meliputi data-data yang sesuai dengan rumusan masalah kesenian didong grup bayakku pada acara syukuran munik ni reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah yang diperoleh melalui wawancara melalui nara sumber.
2. Penyajian Data
32
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada kesenian didong grup Bayakku pada acara syukuran munik ni reje di Redelong Kabupaten Bener Meriah yang telah diuraikan di atas, peneliti memperoleh kesimpulan diantaranya:
1. Kesenian didong adalah kesenian yang berasal dari masyarakat suku Gayo yang berkembang di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Tenggara.
2. Kesenian didong merupakan kesenian yang memadukan unsur gerak/tari, vocal, serta musik yang berasal dari tepukan tangan serta tepukan bantal dari pemain didong. Tepukan tangan serta tepukan bantal tersebut yang menjadi cirri khas kesenian didong.
3. Kesenian didong membutuhkan pemain mulai dari 10 orang laki-laki hingga lebih, karena beberapa orang pemain tersebut memiliki peranan masing-masing seperti ceh (vokalis), tingkah pumu, tingkah bantal serta penunung. 4. Dilihat dari pertunjukannya syair didong berisi nasihat-nasihat tentang Islam,
84
antara rakyat dengan pemerintah sebagai alat kritik dalam menuju kepemerintahan yang lebih baik.
5. Ditinjau pertunjukannya, kesenian didong merupakan pertunjukan terkonsep yang didalamnya dapat di lihat dari jumlah pemain dan peranannya, pola lantai, syair, pola ritmik serta instrumen/alat yang digunakan dalam pertunjukan kesenian didong.
6. Ditinjau dari struktur pertunjukannya pada kesenian didong memiliki tahapan-tahapan seperti pertunjukan yang biasa terdapat pada kesenian tradisonal yang ada di Indonesia yaitu pembukaan, isi dan penutup. Pada masing-masing tahapan ini pemain melantunkannya melalui lagu.
B. SARAN
Dari dari beberapa hasil penelitian yang peneliti ungkapkan pada kesimpulan di atas, peneliti juga berkeinginan untuk menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Agar kesenian didong terus dikenal dan berkembang dimasa kini maupun masa yang akan datang, ada baiknya seniman didong terus dipertunjukan dan dikenalkan ke semua kalangan seperti generasi muda. Sebagai wujud dari pelestarian salah satu kesenian tradisional yang berasal dari suku Gayo Bener Meriah.
85
3. Kepada Jurusan Pendidikan Seni Musik, peneliti menyarankan agar kesenian tradisional terus dikenalkan atau dijadikan bahan ajar mata kuliah apresiasi musik kepada mahasiswa sebagai wahana guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang seni tradisional khususnya kesenian didong.
4. Kepada masyarakat umumnya, peneliti menyarankan agar kesenian tradisional terus dilestarikan sebagai warisan budaya leluhur dan keberadaannya serta keasliannya harus tetap terjaga.
Hasni Rinolla Hasibuan,2013
KESENIAN DIDONG GRUP BAYAKKU PADA ACARA SYUKURAN MUNIK NI REJE DI REDELONG KABUPATEN BENER MERIAH
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
86
DAFTAR PUSTAKA
Dewantara, K.H. (1967). Ki Hadjar Dewantara. Jogjakarta: Madjelis-Leluhur Taman-Siswa
Ensiklopedia Musik Indonesia Seri A-E. (1979/1980). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ensiklopdia Musik. (1992). Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
Hadi, Y. Sumandiyo. (2006). Seni dalam ritual agama. Yogyakarta: Buku Pustaka.
Hasan Affan. (1980). Kesenian Gayo dan Perkembangannya. Jakarta: PN Balai Pustaka
Kamus besar bahasa indonesia (2005). Jakarta: Balai Pustaka.
Kurniawan, Agus. Dkk. (2006). Potret Jejak Langkah Seniman Gayo. Kasihan Bantul: Pusat Studi Kebudayaan Daerah
Maulana, Dafiq. (2011). Pola Permainan Terbang Kencer Grup Mustho Albadar Pada Acara Peringatan Tahun Baru Islam di Desa Balapulang Kulon
Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal. UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Melalatoa, M. J. (2001). Didong Pentas Kreativitas Gayo. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia danYayasan Sains Estetika dan Teknologi (SET).
Melalatoa, M. J. (1981). Kabinet dalam Sastra Gayo. Jakarta: Sastra Indonesia dan Daerah.
87
Prastowo, Andi. 2010. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: DIVA Press.
Rinjani, Yayu A. (2010). Penyajian Tutunggulan Dalam Acara Panen Padi Di Kampung Sembah Dalem Desa Puspasari Kecamatan Puspahiana
Kabupaten Tasikmalaya. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Rohidi, T. R. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara
Rusiani, V.R. (2006). Struktur dan Fungsi Kesenian Barongan dalam Upacara Ritual Pada Bulan Suro Di Desa Banjarsari Kecamatan Kredenan
Kabupaten Grobongan. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Tidak
diterbitkan
Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan Sella, Fensy. (2011). Kesenian Antan Delapan Pada Peringatan Upacara Adat Di
Desa Tanjung Lalang Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan. UPI
Bandung: Tidak diterbitkan