• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARIR SEBAGAI MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI WANITA YANG MENUNDA MENIKAH : Studi Kasus pada Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARIR SEBAGAI MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI WANITA YANG MENUNDA MENIKAH : Studi Kasus pada Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KARIR SEBAGAI MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI WANITA YANG MENUNDA MENIKAH

(Studi Kasus pada 3 Wanita Karir yang Menunda Menikah)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Rini Yuniati

0900609

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013

(2)

KARIR SEBAGAI MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI WANITA YANG MENUNDA MENIKAH

(Studi Kasus pada 3 Wanita Karir yang Menunda Menikah)

Oleh :

Rini Yuniati

0900609

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rini Yuniati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya

(3)
(4)

ABSTRAK

Rini Yuniati (0900609). Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita

yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengambilan keputusan menunda menikah pada wanita karir. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek berjumlah tiga orang yang dipilih dengan cara purposive sampling dengan kriteria yaitu wanita karir berstatus belum menikah dan berusia 30-45 tahun. Teknik pengambilan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat faktor utama dan faktor tambahan yang mempengaruhi keputusan menunda menikah pada ketiga subjek penelitian. Faktor utama dipengaruhi oleh karir. Ketiga subjek belum dapat memenuhi tugas perkembangan dan tuntutan sosial untuk menikah, sehingga mengganti tujuan hidupnya kearah nilai dan tujuan hidup baru yang berorientasi pada karir. karir sebagai motivasi dan pengembangan diri untuk berprestasi dan mengaktualisasikan dirinya. Sedangkan faktor tambahan subjek 1 dipengaruhi oleh ketidaksiapan materi, subjek 2 dipengaruhi oleh identifikasi terhadap sosok ayah dan ketidaksiapan secara mental untuk menikah, dan pada subjek 3 dipengaruhi oleh trauma pengalaman masa lalu dengan pasangannya. Rekomendasi bagi wanita karir yang menunda menikah diharapkan dapat melakukan evaluasi diri mengenai hal-hal yang menyebabkan penundaan pernikahan dan menghambat untuk mendapatkan pasangan hidup.

(5)

ABSTRACT

Rini Yuniati (0900609). Career as Motivation and Self-Development of Women who Delay Marriage (Case Study on Three Career woman who Delay Marriage). Undergraduate Thesis. Psychology Department. Faculty of Education. Indonesia University of Education. Bandung (2013).

The purpose of this study was to acquire an overview about decision to delay marriage by career woman. The approach of this study was the qualitative approach by the study case method. The numbers of the subjects on this research were three persons that was selected by purposive sampling and and criteria were three career woman unmarried and aged from 30 to 45 years old. The data were acquired through several in depth interviews and observation. The results showed that there were main factor and additional factor that influence the decision to postpone getting married in three subjects. The main factor is affected by career.

The subjects noncompliance the task development and social necessity, subjects change her destiny and purpose of life with a career orientation. Career as motivation and self development for achievement and self-actualization. On the other side, additional factor that affecting is the first subject is affected by unpreparedness for material, the second subject is affected by identification of a father figure and a mental unpreparedness for marriage, and the third subjects is affected by traumatic past experiences. Recommendations for career women who delay marriage can be expected to evaluate themselves on matters that lead to delayed marriage and hinder for a partner.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN ………. i

ABSTRAK ……… ii

ABSRACT ……… iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

UCAPAN TERIMAKASIH ………. v

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………..

B. Fokus Penelitian ……….…...

C. Rumusan Masalah ……….

D. Tujuan Penelitian ………..

E. Manfaat Penelitian ………

F. Sistematika Penulisan Skripsi ………...

1 5 5 6 6 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengambilan Keputusan ………...

1. Definisi Pengambilan Keputusan ………....

2. Proses Pengambilan Keputusan ………..

3. Pertimbangan dalam Tahapan Pengambilan Keputusan …...

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan..

B. Penundaan Pernikahan ………..

1. Definisi Penundaan Pernikahan ………..……....

2. Alasan Penundaan Pernikahan ………

3. Kelebihan dan Kekurangan Penundaan Pernikahan ………...

(7)

C. Wanita Karir ……….……….

1. Definisi Wanita Karir ……….……….

2. Tahapan Karir ……….

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wanita Berkarir ………..

D. Pengambilan Keputusan Menunda Menikah pada Wanita Karir ..

E. Penelitian Terdahulu ……….

24 24 25 26 30 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ……….. 34

B. Definisi Operasional ………. 35

C. Instrumen Penelitian ………. 36

D. Subjek Penelitian ……….…….… 36

E. Teknik Pengumpulan Data ………... 37

F. Teknik Analisis Data ……… 38

G. Pengujian Keabsahan Data ……….….. 40

H. Prosedur Penelitian ……….. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan Subjek 1 1. Profil Subjek 1 ……… 44

2. Hasil Penelitian Subjek 1 ……… 47

3. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek 1 ………... 60

B. Hasil dan Pembahasan Subjek 2 1. Profil Subjek 2 ……… 72

2. Hasil Penelitian Subjek 2 ……… 74

3. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek 2 ………... 88

C. Hasil dan Pembahasan Subjek 3 1. Profil Subjek 3 ……… 101

2. Hasil Penelitian Subjek 3 ……… 103

3. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek 3 ………... 117

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……….. 125

(8)

DAFTAR PUSTAKA ……….. 129 LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-langkah Pembuatan Keputusan menurut Halpern... 14

Gambar 3.1 Analisis Data Miles dan Huberman ………... 38

Gambar 4.1 Hasil Penelitian Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian dari status lajang wanita ……..….... 22

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Seorang Lajang menurut Genova dan Rice………..……….... 22

Tabel 2.3 Tingkatan-tingkatan Karir menurut Mathis dan Jackson .…….. 26

Tabel 4.1 Tabel Appraising the Challenge……..……….... 49

Tabel 4.2 Tabel Surveying Alternatives ……….…….... 51

Tabel 4.3 Tabel Weighing Alternatives ………... 52

Tabel 4.4 Tabel Deliberating about Commitment ..……….... 54

Tabel 4.5 Tabel Adhering Despite Negative Feedback ……….. 56

Tabel 4.6 Tabel Appraising the Challenge ………... 75

Tabel 4.7 Tabel Surveying Alternatives ………..……….. 76

Tabel 4.8 Tabel Weighing Alternatives ………. 78

Tabel 4.9 Tabel Deliberating about Commitment ……….…..………….. 80

Tabel 4.10 Tabel Adhering Despite Negative Feedback ……….…… 82

Tabel 4.11 Tabel Appraising the Challenge ………. 100

Tabel 4.12 Tabel Surveying Alternatives ………..……..…..….. 102

Tabel 4.13 Tabel Weighing Alternatives ………. 104

Tabel 4.14 tabel Deliberating about Commitment ……….………..……... 105

Tabel 4.15

Tabel 4.16

Tabel Adhering Despite Negative Feedback .………

Tabel Gambaran Proses Pengambilan Keputusan Menunda

Menikah pada Ketiga Subjek ……….

108

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Pedoman Wawancara

2. Lampiran 2 : Penyajian Data

3. Lampiran 3 : Verbatim Wawancara

4. Lampiran 4 : Verbatim Significant Person

5. Lampiran 5 : Surat Persetujuan Subjek

6. Lampiran 6 : SK Pembimbing

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain

dalam menjalani kehidupannya. Untuk membagi kedekatan emosional dan

fisik serta berbagi bermacam tugas dan sumber-sumber ekonomi melalui

komitmen emosional dan hukum dari dua orang adalah dengan pernikahan

(Olson & de Frain dalam Hawadi, 2010).

Djaelani (2005:12) menjelaskan bahwa sarana yang tepat untuk

membangun ikatan keluarga dan melanjutkan keturunan adalah dengan

pernikahan. Sehingga pernikahan merupakan hal yang sangat penting bagi

laki-laki maupun perempuan dalam menjalani kehidupannya.

Pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial,

yang ditujukan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimai

membesarkan anak dan membangun pembagian peran diantara sesama

pasangan (Duvall & Miller, 1985). Menurut Juan (2010), menikah merupakan

sebuah tuntutan, yaitu tuntutan dari masyarakat, tuntutan dari keluarga dan

tuntutan orientasi seksual serta kemapanan. Menikah merupakan tuntutan dari

masyarakat sosial atas keberadaan kita sebagai makhluk sosial yang tidak bisa

hidup sendiri. Pernikahan adalah tuntutan dari keluarga atas kemandirian dan

didikan yang telah dilakukan oleh orang tua. Pernikahan juga merupakan

tuntutan orientasi seksual atas segala kenormalan seseorang sebagai manusia

dan pernikahan juga sebuah tuntutan kemapanan yang telah dicapai oleh

manusia. Tuntutan untuk menikah tersebut merupakan tugas yang harus dilalui

oleh setiap orang, baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Dalam perspektif psikologi, pernikahan merupakan salah satu tugas

perkembangan yang harus dilalui pada masa dewasa awal. Individu yang

(13)

tugas-2

tugas yang dipusatkan pada harapan-harapan masyarakat, mencakup

mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup

bersama dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga, membesarkan

anak-anak, mengelola sebuah rumah tangga, menerima tanggung jawab

sebagai warga Negara dan bergabung dalam suatu kelompok sosial yang

cocok (Hurlock, 1993).

Menurut Blackmore, dkk (dalam Suryani, 2007), bagi seorang wanita,

menikah merupakan hal yang dinanti-nantikan, karena wanita masih ingin

memenuhi tuntutan tradisionalnya untuk menjadi seorang istri dan ibu. Oleh

karena itu wanita memiliki keinginan yang lebih tinggi untuk menikah

dibandingkan dengan laki-laki.

Mazdalifah (2012) menjelaskan bahwa seiring dengan perkembangan

zaman, kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyebabkan

berubahnya pola pikir pada wanita. Wanita tidak ingin lagi dibatasi oleh

tuntutan-tuntutan sosial yang ada pada masyarakat. Wanita menginginkan hak,

kewajiban dan kesempatan yang setara dengan laki-laki, serta memiliki

keinginan yang besar untuk mandiri. Demikian pula saat ini, wanita mendapat

kesempatan yang luas untuk mengenyam pendidikan tinggi dan menduduki

posisi-posisi penting dalam pekerjaannya. Hal ini mengakibatkan terjadinya

kecenderungan untuk hidup melajang atau menunda usia perkawinan.

Perkawinan seringkali ditunda dan bukan lagi merupakan suatu keharusan,

melainkan hanya dianggap sebagai pilihan hidup (Eriany, 1997).

Menurut data statistik Di Amerika Serikat, pada tahun 2010 wanita

cenderung memilih untuk menikah pada usia 26 tahun. Data ini juga didukung

oleh UK National Statistic Office bahwa pada tahun 2012 usia rata-rata wanita

menikah adalah usia 30 tahun (Ruslan, 2011). Sedangkan di Indonesia,

menurut Badan Pusat Statistik kota Semarang, pada tahun 2007 jumlah

penduduk perempuan di kota Semarang yang belum menikah pada usia 30-45

(14)

3

2010 penduduk Jakarta usia 15-49 tahun yang melajang jumlahnya sekitar

38,71%. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2009 yang

jumlahnya hanya 38,07%. Data tersebut didukung pula oleh data Badan Pusat

Statistik (2010), yang menjelaskan bahwa pada tahun 2007-2010 terjadi

peningkatan jumlah wanita yang belum menikah di usia 25 tahun,

persentasenya sebesar 2,6% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 19,8%

pada tahun 2010 (www.bps.go.id).

Mulai banyaknya wanita yang menunda menikah menarik peneliti

untuk melihat seberapa besar keputusan penundaan pernikahan. Menurut

Glick (dalam Haveman dan Lehtinen, 1986), wanita menunda usia pernikahan

karena wanita tersebut menginginkan kebebasan bergerak, mengutamakan

persamaan hak antara pria dan wanita serta menyukai kemandirian. Wanita

yang memilih untuk menunda usia pernikahan menurut Laswell (dalam

Erisanti, 1999) karena menginginkan kesempatan untuk bekerja dan

menganggap pernikahan akan membatasi kesempatan mereka untuk bekerja

demi karir. Selain itu, wanita juga menginginkan kebebasan dalam melakukan

perubahan dan mobilitas dalam meningkatkan karir, kemandirian secara

psikologis dan sosial.

Menurut Wong (2003), wanita yang belum menikah secara umum

adalah wanita yang masih muda, berpendidikan baik dan cenderung memiliki

posisi pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang telah menikah.

Wanita dengan pendidikan yang baik, dengan posisi pekerjaan lebih tinggi

memang memiliki kemungkinan yang kecil untuk menikah, dengan demikian

mengakibatkan adanya penundaan pernikahan. Wanita yang berpendidikan,

lebih memilih untuk menata karir dan pendidikan mereka terlebih dahulu.

Namun, bukan berarti mereka tidak mempunyai hasrat untuk menikah.

Donelson & Gullahorn (dalam Eriany, 2007) juga menjelaskan bahwa

pendidikan meningkatkan kecenderungan untuk tidak menikah. Faktor

(15)

4

tidak memiliki kebutuhan khusus untuk menolak pernikahan, melainkan lebih

mementingkan hal lain, seperti karir. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang

dijalani, semakin berambisi pula wanita untuk menjadi pekerja. Hal ini

mengakibatkan komitmen terhadap karir dan penundaan terhadap pernikahan.

Karir merupakan semua pekerjaan atau jabatan seseorang yang telah

dijalaninya maupun yang sedang dijalaninya. Pekerjaan dalam karir dapat saja

merupakan realisasi dari rencana-rencana hidup seseorang atau mungkin

merupakan sekedar nasib (Triyono, 2012). Bagi wanita, bekerja dan meniti

karir merupakan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dan menjadi

sarana yang dapat dipergunakan dalam menemukan makna hidup. Dengan

bekerja dan meniti karir, wanita dapat memenuhi kebutuhan finansial dan

kebutuhan sosial-emosional bagi kehidupan mereka (Rini, 2002).

Hurlock (1993) mengatakan bahwa wanita yang telah asik berkarir

seringkali lupa menikah. Saat usia dua puluhan, wanita memiliki tujuan hidup

menikah, tetapi saat mencapai usia tiga puluh dan belum menikah, maka akan

cenderung menukar tujuan dan nilai hidupnya pada hal-hal yang berorientasi

pada pekerjaan, kesuksesan dalam karir dan ambisi untuk meningkatkan karir

karena adanya kesempatan untuk meningkatkan jenjang profesionalnya.

Motivasi pengembangan karir mempengaruhi wanita untuk menunda menikah

karena kemauannya yang kuat untuk meningkatkan karirnya.

Motivasi untuk bekerja pada wanita tidak lagi hanya untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi, tetapi juga untuk menggunakan keterampilan dan

pengetahuan yang telah mereka peroleh, serta untuk mengembangkan dan

mengaktualisasikan diri (Ihromi, 1995). Salah satu kebutuhan manusia dalam

bekerja adalah kebutuhan untuk beraktualisasi diri. Pada dasarnya manusia

bekerja untuk memenuhi kebutuhan, namun tidak lagi sekedar memenuhi

kebutuhan materi saja tetapi juga kebutuhan lain yang sifanya non materi,

(16)

5

Menurut Ihromi (1995), sebagai individu, perempuan memiliki

harapan, kebutuhan, minat dan potensi diri. Perempuan juga membutuhkan

aktualisasi diri seoptimal mungkin demi pengembangan dirinya. Dorongan

dari dalam diri untuk mengembangkan karir dapat menjadi konflik bila

muncul juga dorongan dari luar yang menuntut wanita untuk menikah.

Pengambilan keputusan untuk menikah bukanlah hal yang mudah, karena

harus didasarkan atas banyak hal, termasuk mempertimbangkan beberapa

alternatif dan mempertimbangkan resiko-resikonnya.

Pada dasarnya ketika wanita memutuskan untuk menunda usia

pernikahan, wanita tersebut telah memilih dan mempertimbangkan segala hal

dan resikonya, serta dihadapkan pada bagaimana cara untuk

mempertahankannya. Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk

meneliti secara mendalam mengenai pengambilan keputusan menunda

menikah pada wanita serta faktor-faktor yang mempengaruhi wanita untuk

menunda menikah.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada upaya untuk memperoleh gambaran

mengenai pengambilan keputusan menunda menikah pada wanita karir serta

faktor-faktor yang mempengaruhi wanita karir menunda menikah.

C. Rumusan Masalah

Saat ini, banyak wanita yang belum dapat memenuhi tuntutan

masyarakat untuk menikah. Semakin meningkatnya kesetaraan gender antara

pria dan wanita dan didukung pula oleh perkembangan zaman, menyebabkan

wanita memilih untuk hidup melajang tanpa mempedulikan tanggapan dari

masyarakat. Keputusan tersebut bukan berarti terbebas dari masalah, karena

wanita dihadapkan pada bagaimana cara untuk mempertahankannya. Seiring

(17)

6

keputusan untuk menunda menikah dan masih membuka peluang untuk

menikah dengan alasan ingin mengembangkan karir yang lebih mapan,

memiliki tanggung jawab terhadap keluarga, belum menemukan pasangan

yang tepat atau belum siap berkomitmen. Apabila seorang wanita belum juga

menikah saat usia tiga puluhan, mereka akan cenderung menukar tujuan

hidupnya kearah nilai dan tujuan hidup baru yang berorientasi pada pekerjaan,

kesuksesan dalam karir dan kesenangan peribadi.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dijabarkan pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengambilan keputusan menunda menikah pada wanita

karir ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan

menunda menikah pada wanita karir ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah :

1. Mendapatkan gambaran mengenai pengambilan keputusan menunda

menikah pada wanita karir.

2. Mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi pengambilan keputusan menunda menikah pada wanita

karir.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

(18)

7

mempengaruhi wanita karir yang memutuskan untuk menunda menikah

dan memperoleh pengakuan dari masyarakat sosial.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

pilihan menunda menikah pada wanita karir di era modern saat ini.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi terdiri dari Bab I sampai Bab V yang

dijabarkan sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan

Berisi tentang uraian pendahuluan dan merupakan bagian awal dari

skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang, fokus penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Pada bab ini, peneliti

menjelaskan alasan mengapa topik pengambilan keputusan pada wanita

karir yang menunda menikah diteliti.

2. BAB II Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi konsep dan teori dalam bidang yang dikaji.

Pada bab ini, berisi penjelasan mengenai definisi dari pengambilan

keputusan, wanita karir, dan penundaan pernikahan. Dengan demikian,

pembaca akan terlebih dahulu memiliki pemahaman mengenai

pengambilan keputusan, wanita karir dan penundaan pernikahan sebelum

mendapatkan penjelasan mengenai gambaran pengambilan keputusan pada

wanita karir yang menunda menikah.

3. BAB III Metode Penelitian

Metode penelitian berisi tentang penjabaran rinci mengenai metode

(19)

8

penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan

data dan teknik keabsahan data.

4. BAB IV Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan berisi tentang pengolahan dan pembahasan

atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan

masalah penelitian. Pada bab ini, akan ditemukan penjelasan bagaimana

pengambilan keputusan pada wanita karir yang menunda menikah.

5. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan dan Saran berisi tentang penafsiran dan pemaknaan

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan yang dilakukan secara holistik dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah

dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2010).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi

kasus. Studi Kasus merupakan suatu model yang menekankan pada eksplorasi

dari suatu “system yang terbatas” (bounded system) pada satu kasus atau

beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara

mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan

konteks (Creswell dalam Herdiansyah, 2012).

Fokus studi kasus adalah spesifikasi kasus dalam suatu kejadian, baik itu

yang mencakup individu, kelompok budaya ataupun suatu potret kehidupan.

Creswell (1998) mengemukakan beberapa karakteristik dari suatu studi kasus,

yaitu :

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

2. Kasus tersebut merupakan sebuah “sistem yang terikat” oleh waktu dan

tempat.

3. Studi kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan

data untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang

(21)

35

4. Peneliti akan “menghabiskan waktu” dalam menggambarkan konteks atau

setting untuk suatu kasus, karena suatu kasus dapat dikaji menjadi sebuah

objek studi maupun mempertimbangkannya menjadi sebuah metodologi.

B. Definisi Operasional Penelitian

Pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah proses memilih dan

menentukan suatu pilihan keputusan dari beberapa alternatif yang dibuat.

Pengambilan keputusan dalam penelitian ini diungkap melalui wawancara

dengan tiga subjek penelitian berdasarkan pedoman wawancara yang telah

dirumuskan menurut proses atau langkah-langkah pengambilan keputusan dari

Janis dan Mann (1977), yaitu :

1. Appraising the challenge (menilai tantangan)

Individu mencari hal yang diinginkannya dan bagaimana cara

mendapatkannya dengan menilai dan menimbang pendapatnya apakah

harus dirubah atau tidak.

2. Surveying alternatives (survei alternatif)

Individu akan memikirkan dan mencari informasi lebih banyak

untuk mendapatkan alternatif pilihan dan tindakan yang sesuai dengan

kondisi dirinya. Individu akan memfokuskan pada beberapa alternatif dan

mencari pilihan tindakan yang akan dilakukan, mencari saran dan

informasi dari orang lain.

3. Weighing alternatives (mempertimbangkan alternatif)

Individu melakukan proses pencarian dan evaluasi, berfokus pada

mendukung atau tidaknya pilihan yang ada untuk menghasilkan tindakan

terbaik. Individu mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari

(22)

36

4. Deliberating about commitment (menyatakan komitmen)

Individu mulai memikirkan cara menyampaikan keinginannya

kepada orang lain. Selain itu, individu juga mempersiapkan argumen yang

mendukung pilihannya, khususnya bila berhadapan dengan orang-orang

yang menentang keputusannya tersebut.

5. Adhering despite negative feedback (bertahan melalui feedback negatif)

Individu membuat keputusan dan bersedia menanggung resiko dari

keputusannya.

C. Instrumen Penelitian

Peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan

data, menilai kualitas data, melakukan analisis data, menafsir data dan

membuat kesimpulan (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, instrumen

penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri.

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya

sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan (Sugiyono,

2010).

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang wanita karir. Ketiga

subjek tersebut harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Wanita berstatus belum menikah.

2. Berusia 30-45 tahun. Usia 30 tahun merupakan usia kritis bagi wanita

(23)

37

keinginan pada wanita untuk menikah, namun keinginan tersebut akan

berkurang pada usia lebih dari 45 tahun (Hurlock, 1993).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara dan observasi.

1. Wawancara

Menurut Stewart & Cash (dalam Herdiansyah, 2012), wawancara

merupakan sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau

berbagi aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan

informasi. Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara semi terstruktur. Dalam wawancara semi terstruktur, pertanyaan

yang diajukan adalah pertanyaan terbuka, yang berarti bahwa pertanyaan

dan jawaban yang diberikan tidak dibatasi dan subjek dapat lebih bebas

mengemukakan jawabannya sepanjang tidak keluar dari konteks

pembicaraan (Herdiansyah, 2012). Selain itu, pengumpulan data juga

dilakukan dengan wawancara mendalam (in depth interview), yaitu proses

wawancara untuk mengetahui pemikiran, persepsi dan pengalaman

seseorang secara lebih mendalam (Musfiqon, 2012).

Pertanyaan yang diajukan telah disusun oleh peneliti dengan mengacu

pada langkah-langkah pengambilan keputusan, namun dalam

pelaksanaannya peneliti tetap fleksibel dalam merespon pendapat subjek

dan memberikan kebebasan dalam mengungkapkan pendapat di luar

pertanyaan yang telah disiapkan. Daftar pertanyaan yang dibuat hanya

bersifat sebagai pedoman agar proses wawancara tetap terarah pada tema

yang ingin diteliti. Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan wawancara

sebanyak dua kali pada ketiga subjek dan melakukan pencatatan verbatim

dengan dibantu oleh alat perekam. Jumlah wawancara yang dilakukan

(24)

38

kebutuhan penelitian, sehingga perlu dilakukan wawancara kembali. Dari

ketiga subjek, peneliti berhasil mendapatkan data yang diinginkan sesuai

dengan tema dan tujuan penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah suatu proses melihat, mengamati, mencermati dan

merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Inti dari

observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan tujuan yang ingin

dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat

langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung atau dapat diukur

(Herdiansyah, 2012). Dalam pelaksanaannya, peneliti mengamati kegiatan

yang dilakukan oleh subjek dan mengamati subjek dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti selama wawancara berlangsung.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam suatu periode tertentu.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010) mengungkapkan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik analisis data model interaktif menurut Miles & Huberman

yang terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi

data, tahap display data dan tahap penarikan kesimpulan (Herdiansyah, 2012).

Gambar 3.1 Analisis Data Miles dan Huberman

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data

(25)

39

1. Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum

penelitian, pada saat penelitian, dan akhir penelitian. Creswell menjelaskan

bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah berpikir dan melakukan analisis

ketika penelitian kualitatif baru dimulai (Herdiansyah, 2012).

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

mengumpulkan data-data yang menunjang dari berbagai literatur yang

berkaitan dengan penelitian, seperti buku, jurnal, surat kabar maupun

penelitian sebelumnya. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan

dengan wawancara dan observasi kepada subjek penelitian.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari tema dan polanya

(Sugiyono, 2010). Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memilih dan

memfokuskan hal-hal yang pokok sesuai dengan tema penelitian, sehingga

peneliti mendapatkan gambaran mengenai penelitian dan dapat melakukan

pengumpulan data selanjutnya.

3. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Miles & Huberman menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

(26)

40

Dalam penelitian ini, data display dilakukan dalam bentuk tulisan dan

disusun dalam tabel penyajian data sesuai dengan tema-tema yang sudah

dikelompokan dan dikategorikan, serta memberikan kode dari subtema

sesuai dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan sebelumnya.

4. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih gelap dan setelah diteliti

menjadi jelas (Sugiyono, 2010). Sebenarnya, hampir semua teknik analisis

data kualitatif maupun kuantitatif selalu diakhiri dengan kesimpulan, tetapi

yang membedakan adalah dalam analisis data kualitatif, kesimpulannya

menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan

sebelumnya (Herdiansyah, 2012).

Dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan

dengan menjelaskan hasil temuan penelitian dengan menjawab pertanyaan

penelitian yang telah diajukan.

G. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji

kredibilitas. Untuk menguji kredibilitas data yang diperoleh, maka dilakukan

dengan langkah-langkah berikut :

1. Triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dan

(27)

41

a. Triangulasi sumber yaitu triangulasi yang dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam

penelitian ini, triangulasi sumber dilakukan dengan menggali sumber

data dari narasumber lain selain subjek penelitian dan peneliti

menggunakan beberapa sumber teori dan penelitian-penelitian

terdahulu untuk mengecek dan menginterpretasi data hasil penelitian.

b. Triangulasi waktu yaitu triangulasi yang dilakukan dengan cara

melakukan pengumpulan data dalam waktu dan situasi yang berbeda.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara lebih dari satu kali

dan melakukan beberapa pengulangan pertanyaan wawancara di waktu

yang berbeda.

2. Pengecekan Anggota (member check). Pengecekan meliputi data, kategori

analitis, penafsiran dan kesimpulan yang bertujuan untuk melihat apakah

interpretasi yang dilakukan peneliti terhadap data yang diperoleh telah

sesuai dengan apa yang dimaksud oleh subjek (Moleong, 2010). Dalam

penelitian ini, pengecekan hasil wawancara dilakukan kepada subjek

penelitian.

3. Pengecekan Sejawat (Peer Debriefing). Teknik ini dilakukan dengan cara

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk

diskusi dengan rekan sejawat. Dalam penelitian ini, peneliti

mendiskudikan hasil penelitian dengan rekan peneliti.

H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan survey lapangan untuk memperoleh gambaran awal

(28)

42

b. Mengumpulkan data-data yang dapat menunjang penelitian dari

berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, seperti

buku, jurnal, surat kabar maupun penelitian sebelumnya.

c. Mencari partisipan yang bersedia menjadi subjek penelitian.

d. Mempersiapkan pertanyaan wawancara dan peralatan yang diperlukan

dalam pengambilan data di lapangan, seperti alat perekam dan alat

tulis.

e. Menghubungi subjek penelitian dan mengatur waktu serta lokasi

pengambilan data.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan wawancara dengan subjek penelitian sesuai dengan

pedoman wawancara yang sudah disusun dan dibantu oleh alat

perekam.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Mereduksi data.

b. Data Display

c. Penarikan kesimpulan.

d. Melakukan pemeriksaan keabsahan data hingga akhirnya sampai pada

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah didapatkan dan dijelaskan dalam Bab IV,

maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :

1. Pengambilan keputusan menunda menikah pada ketiga subjek penelitian

melewati seluruh tahapan pengambilan keputusan Janis dan Mann (1977).

Keputusan menunda menikah dipengaruhi oleh keinginan untuk

memfokuskan diri pada karir. Keinginan untuk memfokuskan diri pada

karir dilakukan karena ketiga subjek belum dapat memenuhi tugas

perkembangan dan tuntutan sosial untuk menikah, sehingga ketiga subjek

mengganti tujuan hidupnya kearah nilai dan tujuan hidup baru yang

berorientasi pada karir. Ketiga subjek penelitian yang memutuskan untuk

menunda menikah menganggap karir sebagai motivasi dan pengembangan

diri untuk berprestasi dan mengaktualisasikan dirinya di dunia kerja.

a. Pada subjek 1, subjek memiliki keinginan memiliki pasangan yang

ideal berdasarkan kriteria latar belakang usia, sosial, etnis, ekonomi,

pendidikan, dan sifat. Namun, subjek 1 meninjau kembali kriteria

pasangan yang diinginkannya dan memfokuskan pada beberapa

alternatif, yaitu subjek 1 lebih memilih pasangan yang rendah hati,

pendidikan yang setara dan seiman dengan cara mencari sendiri

pasangan hidup sesuai dengan keinginannya dan mempertimbangkan

keuntungan dan kerugian dari keputusannya. Pertimbangan yang

dilakukan adalah pertimbangan utilitarian. Melalui pertimbangan

tersebut, subjek 1 membuat komitmen untuk menunda menikah karena

belum menemukan pasangan yang tepat dan adanya kesempatan yang

diberikan orang tua untuk menuntut ilmu, sehingga subjek

(30)

126

b. Pada subjek 2, subjek memiliki keinginan memiliki pasangan yang

ideal berdasarkan kriteria latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan

dan sifat. Namun, subjek 2 meninjau kembali kriteria pasangan yang

diinginkannya dan memfokuskan pada beberapa alternatif, yaitu subjek

2 lebih memilih pasangan yang jujur dan bertanggung jawab, memiliki

pekerjaan dan seiman seperti sosok ayahnya. Subjek 2 memilih untuk

mencari sendiri pasangan hidup yang sesuai dengan kriterianya dengan

mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari keputusan yang

diambilnya. Pertimbangan yang dilakukan adalah pertimbangan

utilitarian. Melalui pertimbangan tersebut, akhirnya subjek 2 membuat

komitmen untuk menunda menikah karena belum menemukan

pasangan yang tepat seperti sosok ayahnya, belum siap mental untuk

menikah, sehingga subjek keinginan untuk fokus meniti karir.

c. Pada subjek 3, subjek memiliki keinginan memiliki pasangan yang

ideal berdasarkan kriteria latar belakang usia, etnis, ekonomi,

pendidikan dan sifat. Namun, subjek 3 meninjau kembali kriteria

pasangan yang diinginkannya dan memfokuskan pada beberapa

alternatif pasangan, yaitu subjek 3 memilih pasangan yang seiman,

memiliki pekerjaan tetap dan usia lebih tua dari subjek 3. Subjek 3

berharap dapat memilih sendiri pasangan hidup yang sesuai dengan

kriterianya, namun semakin bertambahnya usia, ia mencoba untuk

lebih terbuka jika ada yang mengenalkan laki-laki kepadanya.

Pertimbangan yang dilakukan adalah pertimbangan utilitarian. Melalui

pertimbangan tersebut, akhirnya subjek 3 membuat komitmen untuk

menunda menikah karena belum menemukan pasangan yang tepat,

adanya pengalaman traumatis dengan pasangan, sehingga subjek

memilih untuk memfokuskan diri pada karir.

2. Pada ketiga subjek, terdapat faktor utama dan faktor tambahan yang

mempengaruhi keputusan menunda menikah. Faktor utama adalah karir.

(31)

127

dapat memenuhi tugas perkembangan dan tuntutan sosial untuk menikah,

Ketiga subjek menganggap karir sebagai motivasi dan pengembangan diri

untuk berprestasi dan mengaktualisasikan dirinya.

Sedangkan faktor tambahan yang mempengaruhi ketiga subjek

menunda menikah yaitu pada subjek 1 adanya kebutuhan finansial dan

ketidaksiapan secara materi sehingga subjek ingin menyelesaikan

pendidikan S2 terlebih dahulu dan memfokuskan diri pada karir sebelum

menikah. Pada subjek 2 karena adanya identifikasi terhadap sosok ayah

dan belum siap mental untuk menikah. Dan pada subjek 3 karena adanya

trauma pengalaman masa lalu dengan pasangan.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengambilan

keputusan menunda menikah pada wanita karir, berikut ini merupakan

beberapa rekomendasi untuk berbagai pihak yang terkait, serta untuk

kelancaran penelitian selanjutnya.

1. Bagi wanita karir yang menunda menikah

Bagi wanita karir yang menunda menikah diharapkan dapat melakukan

evaluasi diri mengenai hal-hal yang menyebabkan penundaan pernikahan

dan menghambat untuk mendapatkan pasangan hidup. Selain itu,

diharapkan tidak terlalu santai dalam memikirkan pernikahan, karena

khawatir akan melewati usia ideal dan tugas perkembangan untuk

menikah. Diharapkan juga para wanita tidak hanya terpaku pada keinginan

untuk terus bekerja, karena masih ada hal lain yang cukup penting untuk

dilakukan yaitu pernikahan mengingat usia mereka sudah mencukupi

untuk memasuki jenjang pernikahan.

2. Bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga wanita yang belum

(32)

128

Bagi keluarga hendaknya memberikan pengarahan, dorongan dan

anjuran untuk menikah kepada anggota keluarga wanita yang belum

menikah, seperti mengenai tujuan menikah, kebaikan menikah, bahaya dan

dampak negatif dari menunda pernikahan. Hal ini penting untuk

mengingatkan agar anggota keluarga wanita yang belum menikah

memiliki keinginan untuk menikah dan tidak hanya fokus pada karir saja

serta terlalu santai dalam memikirkan pernikahan.

3. Bagi masyarakat

Keputusan dan pilihan untuk menunda menikah bukanlah suatu

keputusan dan pilihan yang memalukan. Masyarakat diharapkan tidak

memandang wanita karir yang menunda menikah sebagai pihak minoritas

tetapi memandang sebagai kesatuan masyarakat yang umum, sehingga

mereka merasa menjadi bagian dari masyarakat dan tidak merasa

dibedakan dari masyarakat lainnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan gambaran mengenai pengambilan keputusan menunda

menikah pada wanita karir.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Peneliti berharap penelitian mengenai pengambilan keputusan

menunda menikah pada wanita karir ini dapat menjadi dasar penelitian

bagi penelitian selanjutnya, sehingga dapat mengembangkan penelitian

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, N. M. (2013). Faktor-faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya

Menunda Menikah. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, Tidak

Diterbitkan).

Bappenas. (2010). Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di

Indonesia 2010. Jakarta : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Blood, B & Blood, M. (1978). Marriage. New York. Free Press.

Creswell, J. W. (1998). Quality Inquiry and Research Design : Choosing among

Five Traditions. London : SAGE Publications.

Dariyo. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : Grasindo.

DeGenova, M. K. (2008). Intimate Relatonship, Marriages and Families (7th Ed).

New York: McGraw-Hill

DeGenova, M. K & Rice, F. P. (2005). Intimate Relatonship, Marriages and

Families (6th Ed). New York : Mc Graw Hill.

Djaelani, B. M. (2005). Bawalah Cintamu ke Ranjang Pernikahan. Yogyakarta : Mikraj.

Duvall, E. M & Miller, B. C. (1985). Marriage and Family Development (6th Ed).

New York : Harper & Row Publishers.

Erisanti, R. (1999). Sikap terhadap Penundaan Usia Perkawinan ditinjau dari

(34)

130

Eriyani, P. (1997). Menikah atau Hidup Melajang, Pilihan Hidup Wanita Masa Kini. Jurnal Pranata. Semarang : Soegijapranata Catolic University Press,

7(3), h. 1-6.

Haveman, E & Lehtinen, M. (1986). Marriage and Families. New Jersey : Prentice Hall.

Hawadi, L. F. (2010). Psikologi Perkawinan dan Keluarga. Retrieved Oktober 29, 2012, from

http://reni-akbar.blogspot.com/2010/05/psikologi-perkawinan-dan-keluarga.html.

Hurlock, E. B. (1993). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.

Ihromi, T. O. (1995). Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Indriana, Y., Indrawati, E. dan Ayuningsih, A. (2007). Persepsi Perempuan Karir Lajang tentang Pasangan Hidup. Jurnal Arkhe, no.2, h.153-167.

Janis, I. L & Mann, L. (1977). Decision Making A Psychological Analysis of

Conflict, Choice and Commitment. New York : The Free Press.

Iskandar, L. (2002). Apa salahnya Melajang ? dalam Femina No.25/XXX.20-26 Juni. Jakarta : PT. Grafika Multi Warna.

Juan. (2010). Pernikahan. Retrieved Oktober 29, 2012, from

(35)

131

Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita Jilid 1 Mengenal Gadis Remaja dan Wanita

Dewasa. Bandung : Mandar Maju.

Landis, P. H. (1977). Your Marriage and Family Living. US : Mc Graw Hill.

Linandar, T. N. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karir Wanita. (Skripsi, Institut Pertanian Bogor, 2009, Tidak Diterbitkan).

Manrihu, M. T. (1988). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mazdalifah. (2012). Tantangan Perempuan di Era Globalisasi. Retrieved

September 24, 2012, from

http://mazdalifahjalil.wordpress.com/2012/09/11/tantangan-perempuan-di-era-globalisasi.html.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Moordiningsih & Faturochman. (2006). Proses Pengambilan Keputusan Dokter.

Jurnal Psikologi, 33(2), h. 79-93.

Muhibbuddin. (2010). Hakikat dan Kedudukan Perkawinan. [online]. Tersedia : http://suaramuhibbuddin.files.wordpress.com/2010/07/bab-iv-hakekat-perkawinan.pdf.

Munandar, S. C. U. (1983). Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

(36)

132

Nurendah, G. (2008). Sindrom Madu dan Racun pada Wanita Karir (Studi

Fenomenologi terhadap Single Career Woman). (Tesis pada Fpsi UGM

Yogyakarta : Tidak Diterbitkan).

Poesposoetjipto, S. L. (1991). Perempuan Manager Peluang dan Tantangan. Dalam Tan, M. G. Perempuan Indonesia Pemimpin Masa Depan ?. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (1996). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Putri. S. (2011). Sikap Wanita Dewasa yang Belum Menikah terhadap Penyesuaian Pernikahan. (Skripsi, Universitas Pendidikan

Indonesia, 2011, Tidak diterbitkan). Retrieved from

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skrip.

Rini, J. F. (2002). Wanita Bekerja. Retrieved November 17, 2012, from http://e-psikologi.com.

Ruslan, K. (2011). Hasil Sensus Penduduk: Laki-laki Indonesia Enggan Menikah

di Usia Dini. Retieved November 05, 2012, from

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/11/03/hasil-sensus-penduduk-laki-laki-indonesia-enggan-menikah-di-usia-dini.html.

Sarwono, S. W. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.

Satyawati, I. F. (2012). Keseimbangan Hidup Perempuan. Yogyakarta : Stiletto.

Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama.

(37)

133

Subekhi, A & Jauhar, M. (2012). Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Suharnan, M. S. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya : Srikandi.

Sugiyono. (2008). Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suryani, A. (2007). Gambaran Sikap terhadap Hidup Melajang dan Kecemasan akan Ketidakhadiran Pasangan pada Wanita Lajang Berusia Diatas 30 Tahun. Jurnal Manasa, 1(1), h. 75-85.

Sutanto, P & Haryoko, F. (2010). Gambaran Konsep Diri pada Wanita Berkarier Sukses yang Belum Menikah. Jurnal Insan, 12(1), h. 11-20.

Syamsi, I. (2007). Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Tan, M. G. (1991). Perempuan Indonesia Pemimpin Masa Depan ?. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Triyono, A. (2012). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Selatan : Oryza.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Jakarta : Pustaka Yayasan Anak Negeri.

(38)

134

Widtasari, R. (2012). Harga Diri Perempuan Dewasa yang Belum Menikah. (Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Tidak diterbitkan).

Gambar

Gambar 2.1 Langkah-langkah Pembuatan Keputusan menurut Halpern...
Gambar 3.1 Analisis Data Miles dan Huberman

Referensi

Dokumen terkait

The results indicate that the majority of the parents highly expect that early English instruction will widen the children’s cultural perspectives of using more than

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Hutan Mangrove Pulau Sembilan terdapat 12 jenis burung yang terdiri dari 6 famili dengan jumlah individu sebanyak 132 individu dengan

[r]

No. 2) Tambahan bonus hanya diambil dari satu prestasi tertinggi dari nilai kejuaraan yang diperoleh pada semua bidang kejuaraan, bukan untuk masing-masing

Kesimpulan dari penelitian ini bisa diambil bahwa tradisi nasi hadap- hadapan pada masyarakat Kualuh Hilir sangat erat kaitannya dengan tingkah laku masyarakat Melayu dalam

[r]

Perhatikan gambar persegi AB Jika tinggi segitiga sama den dan jumlah luas daerah yang pada bangun tersebut 25 cm 2 diarsir adalah…cm 2.. Pada suatu latihan, 11 ora ng, dan 5

Keywords: Genre Based Approach, Critical Thinking, argumentative texts, English Language