• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manajemen Pelaksanaan Imunisasi oleh Puskesmas Kaitannya dengan Pencapaian Universal Child Immunization di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Manajemen Pelaksanaan Imunisasi oleh Puskesmas Kaitannya dengan Pencapaian Universal Child Immunization di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN IMUNISASI OLEH

PUSKESMAS KAITANNYA DENGAN PENCAPAIAN

UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION DI PUSKESMAS

SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN

KAMPAR

SKRIPSI

OLEH

RIRI OKTIVIOLIEN

NIM : 111000120

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN IMUNISASI OLEH

PUSKESMAS KAITANNYA DENGAN PENCAPAIAN

UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION DI PUSKESMAS

SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN

KAMPAR

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

RIRI OKTIVIOLIEN

NIM : 111000120

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN IMUNISASI OLEH PUSKESMAS

KAITANNYA DENGAN PENCAPAIAN UNIVERSAL CHILD

IMMUNIZATION DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juni 2015

(4)
(5)

ABSTRAK

Universal Child Immunization (UCI) adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi di bawah umur satu tahun. Pada tahun 2013, pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar sebesar 33%, kondisi ini masih dibawah target yang ditetapkan pemerintah yaitu 95% pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan pencapaian UCI yang diduga karena belum optimalnya manajemen pelaksanaan imunisasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis manajemen pelaksanaan imunisasi di puskesmas kaitannya dengan pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan manajemen yang meliputi P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) serta P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) dalam program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III. Informan pada penelitian ini sebanyak 7 orang yang terdiri dari: 1 orang kepala puskesmas, 2 orang bidan, 1 orang koordinator imunisasi, 1 orang pengelola vaksin, 1 orang kader, dan 1 orang ibu balita. Pengumpulan data meliputi data primer dengan pedoman wawancara dan data sekunder. Analisa data dilakukan dengan mengkomparasikan hasil penelitian dengan teori dan kepustakaan yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan fungsi manajemen di Puskesmas Siak Hulu III untuk program imunisasi masih belum baik. Perencanaan dan staf meeting tidak rutin dilakukan setiap bulan. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti kegiatan imunisasi masih kurang. Pengawasan terhadap kegiatan imunisasi dan tindak lanjut terhadap hambatan di lapangan dari pihak puskesmas masih belum ada.

Perlu komitmen bersama dari pimpinan puskesmas beserta seluruh staf puskesmas untuk memperbaiki pelaksanaan fungsi manajemen puskesmas untuk peningkatan kinerja puskesmas terutama program imunisasi sehingga target UCI bisa tercapai.

(6)

ABSTRACT

Universal Child Immunization (UCI) is a condition in which complete basic immunization for all under one year –old babies can be achieved. In 2013, the coverage of UCI at Siak Hulu III Puskesmas, Siak Hulu Subdistrict, Kampar District, was 33% which was under the government target of 95% in that year. It indicated that there was the discrepancy of the coverage of UCI which is probably caused by the lack of the management in implementing immunization. The objective of the research was to analyze the management in implementing immunization at puskesmas, related to the coverage of UCI at Siak Hulu III Puskesmas.

The research used qualitative method which was aimed to analyze the implementation of management which included P1 (Planning), P2 (Movement and Implementation), and P3 (Supervision, Control, and Assessment) in the immunization program in the working area of Siak Hulu III Puseksmas. There were seven informants that consisted of one Head of puskesmas, two midwives, one immunization coordinator, one vaccine manager, one cadre, and one mother who had balita. The data consisted of primary data guided by interviews and secondary data. The gathered data were analyzed by comparing the result of the research with the theory and library research.

The result of the research showed that, as a whole, the implementation of the function of management at Siak hulu III Puskesmas in immunization program was good. Planning and staff meeting were nor performed regularly each month. People’s knowledge and awareness of participating in immunization activity were inadequate. There was no supervision on immunization activity and the follow-up of any obstacles in the field by the management of Puskesmas.

It is recommended that mutual commitment from the management of Puskesmas and all its staffs should be needed to improve the implementation of puskesmas performance, especially immunization program so that UCI target can be achieved.

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Riri Oktiviolien

Tempat lahir : Bangkinang

Tanggal Lahir : 30 Oktober 1993

Suku Bangsa : Minang

Agama : Islam

Nama Ayah : Irwan, SP

Suku Bangsa Ayah : Minang

Nama Ibu : Sartina, S.Hum

Suku Bangsa Ibu : Melayu

Alamat Rumah : Jl. Sri Palas Rumbai, Pekanbaru

Pendidikan Formal

1. SD/ Tamat tahun : SDN 023 Rumbai/ 1999-2005

2. SLTP/ Tamat tahun : Mts Al Ittihadiyah Rumbai/ 2005-2008

3. SLTA/ Tamat tahun : MAN 2 Model Pekanbaru/ 2008-2011

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan

hidayah-Nya, penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Manajemen

Pelaksanaan Imunisasi oleh Puskesmas Kaitannya dengan Pencapaian Universal

Child Immunization di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten

Kampar”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

pendidikan Strata Satu (S-1) peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materil. Dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Heldy B.Z., MPH, selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan FKM-USU dan Dosen Pembimbing I, yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan guna

(9)

3. Ibu Siti Khadijah, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II, yang bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu dr. Rusmalawaty M.Kes, selaku Dosen Penguji I, yang bersedia

memberikan masukan, kritikan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen Penguji II, yang bersedia memberikan

masukan, kritikan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis

selama masa perkuliahan.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen FKM-USU yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat dan wawasan kepada penulis selama proses perkuliahan.

8. Ibu Kepala Puskesmas Siak Hulu III beserta staf yang telah memberikan

dukungan kerjasama dan kesempatan untuk melakukan penelitian di wilayah

kerja Puskesmas Siak Hulu III.

9. Teristimewa kepada Orang Tua penulis, Irwan, Sp dan Sartina, S.Hum yang

selalu mendoakan, memberi motivasi dan pengorbanannya baik dari segi moril

maupun materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

10.Terima kasih kepada kedua saudara yang sangat penulis sayangi Arief Adithia

Irsandi S.STP dan Gusti Rahmat Irwanda.

11.Terima kasih kepada teman-teman terdekat penulis selama kuliah Wilda,

Zulihartika, Ivory Inderani, Putri Wella Suresty, Legia Asrina, dan Syaidhatul

(10)

12.Terima kasih kepada kakak Sri Rizki Amanda, S.Psi dan kakak Afrissa Isty

Fadillah, ST yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan

skripsi.

13.Terima kasih kepada Anjela, April, Vicky, Ayu, Renta, Siti, Yuni, Widia,

Rury yang memberikan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi.

14.Terima kasih kepada teman-teman departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan stambuk 2011 yang sudah memberikan motivasi dalam penulisan

skripsi.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah

membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

2.1 Universal Child Immunization ... 8

2.1.1 Imunisasi ... 8

2.2.3 Prinsip penyelenggaraan, Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas ... 19

2.2.4 Program Kesehatan Puskesmas ... 22

2.3 Manajemen Puskesmas ... 23

2.4 Manajemen Program Imunisasi di Puskesmas Kaitannya dengan UCI ... 30

2.4.1 Perencanaan... 30

2.4.2 Pelaksanaan ... 31

2.4.3 Monitoring dan Evaluasi ... 32

2.5 Kerangka Pikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.2 Waktu Penelitian ... 36

(12)

3.4.1 Data Primer ... 37

3.4.2 Data Sekunder ... 38

3.5 Triangulasi... 38

3.6 Metode Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran umum lokasi penelitian... 39

4.1.1 Geografi... 39

4.1.2 Demografi ... 40

4.1.3 Sarana pelayanan kesehatan ... 41

4.1.4 Tenaga kesehatan ... 41

4.1.5 Cakupan imunisasi dasar ... 42

4.2 Karakteristik informan ... 42

4.3 Analisis komponen input ... 43

4.4 Analisis manajemen pelaksanaan imunisasi ... 46

4.4.1 Perencanaan (P1) ... 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 72

6.2 Saran ... 74

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Posyandu Puskesmas Siak Hulu III ... 6

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi ... 32

Tabel 4.1 Data demografi wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013 ... 40

Tabel 4.2 Distribusi sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013 ... 41

Tabel 4.3 Daftar petugas kesehatan di Puskesmas Siak Hulu III ... 41

Tabel 4.4 Jumlah cakupan imunisasi dasar perd desa ... 42

Tabel 4.5 Karakteristik informan... 43

Tabel 4.6 Pernyataan informan mengenai petugas imunisasi ... 44

Tabel 4.7 Pernyataan informan mengenai dana program imunisasi ... 44

Tabel 4.8 Pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana ... 45

Tabel 4.9 Pernyataan informan tentang kegiatan perencanaan dan keterlibatannya dalam penyusunan perencanaan ... 46

Tabel 4.10 Pernyataan informan mengenai tahap perencanaan kegiatan imunisasi ... 47

Tabel 4.11 Pernyataan informan mengenai kelengkapan data dalam penyusunan perencanaan kegiatan imunisasi ... 48

Tabel 4.12 Pernyataan informan mengenai waktu penyusunan RUK ... 49

Tabel 4.13 Pernyataan informan tentang perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan imunisasi ... 49

Tabel 4.14 Pernyataan informan tentang tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan dalam program imunisasi ... 50

Tabel 4.15 Pernyataan informan tentang target/standar keberhasilan yang ditetapkan dalam program imunisasi ... 51

(14)

Tabel 4.17 Pernyataan informan tentang tupoksi dan pendelegasian wewenang/ Tanggung jawab untuk pelaksanaan kegiatan imunisasi ... 53

Tabel 4.18 Pernyataan informan mengenai pelatihan perencanaan

Puskesmas... 53

Tabel 4.19 Pernyataan informan mengenai pengelolaan rantai vaksin ... 54

Tabel 4.20 Pernyataan informan mengenai hambatan dalam pelaksanaan Kegiatan imunisasi ... 55

Tabel 4.21 Pernyataan informan mengenai jenis imunisasi yang tidak mencapai target ... 56

Tabel 4.22 Pernyataan informan mengenai pengawasan terhadap kegiatan Imunisasi di lapangan ... 56

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(16)

DAFTAR ISTILAH

MDGs : Milenium Development Goals

PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

UCI : Universal Child Immunization

GAIN UCI : Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child

Immunization

BCG : Bacillus Calmette Guerin

DPT : Difteri Pertusis Tetanus

TBC : Tuberculosis

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat

UKP : Upaya Kesehatan Perorangan

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

P2PM : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

P1 : Perencanaan

P2 : Penggerakan Pelaksanaan

P3 : Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian

Posyandu : Pos pelayanan Terpadu

POA : Planning Organizing Actuating

ADS : Auto Disable Syringe

PWS : Pemantauan Wilayah Setempat

DAS : Daerah Aliran Sungai

POD : Pos Obat Desa

POSKESDES : Pos Kesehatan Desa

PTP : Perencanaan Tingkat Puskesmas

RUK : Rencana Usulan Kegiatan

(17)

ABSTRAK

Universal Child Immunization (UCI) adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi di bawah umur satu tahun. Pada tahun 2013, pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar sebesar 33%, kondisi ini masih dibawah target yang ditetapkan pemerintah yaitu 95% pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan pencapaian UCI yang diduga karena belum optimalnya manajemen pelaksanaan imunisasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis manajemen pelaksanaan imunisasi di puskesmas kaitannya dengan pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan manajemen yang meliputi P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) serta P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) dalam program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III. Informan pada penelitian ini sebanyak 7 orang yang terdiri dari: 1 orang kepala puskesmas, 2 orang bidan, 1 orang koordinator imunisasi, 1 orang pengelola vaksin, 1 orang kader, dan 1 orang ibu balita. Pengumpulan data meliputi data primer dengan pedoman wawancara dan data sekunder. Analisa data dilakukan dengan mengkomparasikan hasil penelitian dengan teori dan kepustakaan yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan fungsi manajemen di Puskesmas Siak Hulu III untuk program imunisasi masih belum baik. Perencanaan dan staf meeting tidak rutin dilakukan setiap bulan. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti kegiatan imunisasi masih kurang. Pengawasan terhadap kegiatan imunisasi dan tindak lanjut terhadap hambatan di lapangan dari pihak puskesmas masih belum ada.

Perlu komitmen bersama dari pimpinan puskesmas beserta seluruh staf puskesmas untuk memperbaiki pelaksanaan fungsi manajemen puskesmas untuk peningkatan kinerja puskesmas terutama program imunisasi sehingga target UCI bisa tercapai.

(18)

ABSTRACT

Universal Child Immunization (UCI) is a condition in which complete basic immunization for all under one year –old babies can be achieved. In 2013, the coverage of UCI at Siak Hulu III Puskesmas, Siak Hulu Subdistrict, Kampar District, was 33% which was under the government target of 95% in that year. It indicated that there was the discrepancy of the coverage of UCI which is probably caused by the lack of the management in implementing immunization. The objective of the research was to analyze the management in implementing immunization at puskesmas, related to the coverage of UCI at Siak Hulu III Puskesmas.

The research used qualitative method which was aimed to analyze the implementation of management which included P1 (Planning), P2 (Movement and Implementation), and P3 (Supervision, Control, and Assessment) in the immunization program in the working area of Siak Hulu III Puseksmas. There were seven informants that consisted of one Head of puskesmas, two midwives, one immunization coordinator, one vaccine manager, one cadre, and one mother who had balita. The data consisted of primary data guided by interviews and secondary data. The gathered data were analyzed by comparing the result of the research with the theory and library research.

The result of the research showed that, as a whole, the implementation of the function of management at Siak hulu III Puskesmas in immunization program was good. Planning and staff meeting were nor performed regularly each month. People’s knowledge and awareness of participating in immunization activity were inadequate. There was no supervision on immunization activity and the follow-up of any obstacles in the field by the management of Puskesmas.

It is recommended that mutual commitment from the management of Puskesmas and all its staffs should be needed to improve the implementation of puskesmas performance, especially immunization program so that UCI target can be achieved.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara

penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak

mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya.

Tersedianya vaksin dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan

pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara

ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang

efektif (Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005).

Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran penyakit.

Imunisasi bertujuan memberikan kekebalan terhadap tubuh anak dengan cara

pemberian vaksin. Vaksin berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat

menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih dahulu dilemahkan/ dimatikan

sehingga tidak berbahaya lagi terhadap kelangsungan hidup manusia (Riyadi.s &

Sukarmin, 2009). Hakekatnya, kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif

maupun aktif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan. Kekebalan

pasif adalah pemberian antibodi yang sudah disiapkan dan dimasukkan ke dalam

tubuh anak sementara kekebalan aktif didapatkan apabila anak terjangkit suatu

penyakit, yang berarti masuknya antigen yang akan merangsang tubuh anak untuk

(20)

perlu dilakukan imunisasi sebagai upaya pencegahan terhadap serangan penyakit

yang berpengaruh terhadap status gizi anak.

Imunisasi sudah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat

yang sangat penting. Imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa

dalam pembasmian penyakit cacar yang menjadi penyebab kematian ribuan orang.

Program imunisasi di Indonesia telah dimulai pada tahun 1956. Indonesia

dinyatakan bebas penyakit cacar oleh WHO pada tahun 1974 dan kemudian

seluruh dunia dinyatakan bebas cacar pada tahun 1978. Kegiatan imunisasi

merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai salah

satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium Development

Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak

(Kepmenkes RI No. 482 tahun 2010).

Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat

Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Salah satu target

keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya Universal Child Immunization

(UCI) yang merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada

bayi di 100% desa/kelurahan. Indonesia telah menetapkan target tahun 2013

seluruh (100%) desa/ kelurahan harus sudah mencapai UCI, artinya setiap desa/

kelurahan minimal 95% bayi telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target

tersebut dituangkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No

1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dan

(21)

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kabupaten/kota (Kepmenkes RI

No. 1611 tahun 2005).

Imunisasi telah mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya.

Namun demikian masih terdapat 22,6 juta anak di dunia tidak terjangkau

imunisasi rutin. Lebih dari 13% anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi

lengkap (Kemenkes 2014). Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi (PD3I) adalah Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang

paru-paru, Pertussis dan Polio. Berdasarkan data Profil Kesehatan tahun 2013

ditetapkan target UCI pada renstra tahun 2013 adalah sebesar 95%. Pada tahun

2013 terdapat tiga provinsi yang memiliki capaian UCI tertinggi sebesar 100%

yaitu DIY Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jambi. Sedangkan Provinsi Papua

memiliki pencapaian terendah sebesar 13,05%. Pencapaian UCI di Provinsi Riau

masih belum mencapai target yaitu sebesar 80,18% (Kemenkes 2013).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, persentase cakupan

imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar 59,2%. Cakupan imunisasi dasar

lengkap bervariasi antar provinsi, yaitu tertinggi di DI Yogyakarta (83,1%) dan

terendah di Papua (29,2%) (RISKESDAS 2013).

Pada tahun 2010 pemerintah menetapkan suatu rencana strategis dalam

upaya percepatan pencapaian UCI yaitu Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional

UCI 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014) yang dituangkan dalam Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/MENKES/SK/IV/2010.

(22)

mendapatkan imunisasi dasar lengkap sehingga seluruh desa/kelurahan mencapai

UCI.

Pelaksana imunisasi puskesmas merupakan unsur yang sangat penting

dalam pelayanan imunisasi, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar

dalam keberhasilan program imunisasi yaitu tercapainya UCI secara merata di

tingkat desa. Pelayanan imunisasi dilakukan di puskesmas dan lapangan

(posyandu). Hasil pelayanan imunisasi baik di puskesmas maupun dilapangan

(posyandu) di rekapitulasi oleh jurim (juru imunisasi) dan hasil ini dilaporkan ke

Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai hasil cakupan pelayanan imunisasi dari suatu

wilayah kerja (desa). Jurim selain sebagai pelaksana imunisasi juga sebagai

koordinator imunisasi puskesmas yang bertanggug jawab terhadap keberhasilan

program imunisasi di puskesmas (Kepmenkes RI No. 482 tahun 2010).

Kegiatan manajemen pelaksanaan imunisasi yang dilakukan puskesmas

meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan

yang berkaitan dengan pencapaian UCI. Kegiatan manajemen dapat memberikan

pengaruh terhadap keberhasilan pencapaian UCI, sehingga diperlukan adanya

perbaikan terhadap manajemen pelaksanaan dalam pencapaian UCI. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murti (2013) tentang analisis

manajemen pelaksanaan imunisasi oleh bidan desa kaitannya dengan pencapaian

UCI yang merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di dapatkan hasil bahwa manajemen

(23)

Puskesmas Siak Hulu III sudah melaksanakan program pokok Puskesmas

yang bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian. Sebagian besar

program Puskesmas Siak Hulu III sudah berjalan dengan baik, namun ada juga

beberapa program yang belum dapat berjalan dengan maksimal karena adanya

beberapa hambatan. Hambatan dalam pelaksanaan imunisasi yaitu kurangnya

koordinasi diantara petugas imunisasi dengan koordinator di puskesmas dan

pelaksanaan manajemen pengawasan di puskesmas Siak Hulu III juga belum

dilakukan secara berkala. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan penilaian

kinerja puskesmas Siak Hulu III Puskesmas di kecamatan Siak Hulu ini memiliki

cakupan UCI rendah karena seluruh kelurahannya belum mencapai imunisasi

dasar lengkap dengan nilai pencapaian cakupan 33% kelurahan UCI, sementara

target pencapaian UCI yang ditetapkan oleh Puskesmas Siak Hulu III adalah

95%. Data yang diperoleh merupakan data wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III

yang terdiri dari 3 desa yaitu Desa Pangkalan Baru, Desa Buluh Cina, dan Desa

Baru. Berdasarkan data dari tiga desa yang diperoleh, terdapat dua desa yang

belum mencapai target pencapaian UCI yaitu Desa Pangkalan Baru dan Desa

Buluh Cina.

Puskesmas Siak Hulu III memiliki 12 Posyandu Balita, (10 posyandu

madya dan 2 posyandu purnama) dengan jumlah kader 87 orang dan jumlah bidan

(24)

Tabel 1.1 Posyandu Puskesmas Siak Hulu III

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas Siak Hulu III

Rendahnya cakupan UCI bisa berdampak terhadap angka kematian bayi

yang semakin tinggi serta meningkatnya kejadian penyakit PD3I di 2 Desa

Pangkalan Baru dan Desa Buluh Cina. Petugas imunisasi Puskesmas mempunyai

peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya pelaksanaan program

imunisasi, banyak tugas yang harus dilaksanakan baik yang bersifat teknis

maupun administratif. Untuk dapat meningkatkan cakupan UCI di Puskesmas

Siak Hulu III perlu dilakukan suatu analisis penyebab masalah rendahnya UCI di

Puskesmas tersebut. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukan yaitu dengan

melihat manajemen pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti

masalah analisis manajemen pelaksanaan imunisasi oleh puskesmas kaitannya

dengan pencapaian UCI di Puskemas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu

(25)

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana kaitan manajemen pelaksanaan

imunisasi oleh puskesmas terhadap pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III ?

1.3 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pelaksanaan

imunisasi oleh petugas puskesmas serta hubungannya terhadap pencapaian (UCI)

di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

1. Menambah wawasan mengenai pelaksanaan manajemen imunisasi

yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan.

2. Menjadi sumbangan referensi dan pemikiran bagi perkembangan

pelaksanaan manajemen imunisasi di puskesmas.

3. Puskesmas lebih dapat memperbaiki serta mengembangkan

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Universal Child Immunization

2.1.1 Imunisasi

Imunisasi (vaksinasi) merupakan aplikasi prinsip-prinsip immunologi yang

paling terkenal dan paling berhasil terhadap kesehatan manusia. Nama vaksin

diambil dari kata vaksinia, virus cacar sapi yang digunakan oleh Jenner 200 tahun

yang lalu. Vaksinia merupakan upaya ilmiah pertama untuk mencegah penyakit

infeksi cacar (variola) yang dilakukan tanpa pengetahuan sama sekali mengenai

virus (atau segala macam mikroba) dan imunologi (Wahab & Julia, 2002).

Universal Child Immunization adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar

secara lengkap pada semua bayi di bawah umur satu tahun (Kepmenkes RI No.

1611 tahun 2005).

1. Pengertian imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi

berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan

dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan

(Permenkes No. 42 tahun 2013).

Istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Imunisasi pasif

adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif. Vaksinasi adalah

(27)

pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh. Vaksinasi

merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan

antigen yang berasal dari suatu pathogen. Antigen yang diberikan telah dibuat

sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu memproduksi

limfosit yang peka sebagai antibodi dan sel memori (Ranuh dkk, 2011).

2. Tujuan pemberian imunisasi

Tujuan dalam pemberian imunisasi adalah:

a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan

menghilangkan penyakit tertentu.

b. Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat

berbahaya bagi bayi dan anak.

c. Agar anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas.

d. Mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.

e. Untuk mendapat eradikasi sesuatu penyakit dari suatu daerah atau negeri.

f. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan

kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

g. Menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat (populasi)

(Maryunani, 2010).

2.1.2 Macam-macam imunisasi

Imunitas atau kekebalan berdasarkan asal-muasalnya dibagi dalam dua hal,

(28)

terbentuknya imunitas, sedangkan pasif adalah bila tubuh anak tidak bekerja untuk

kekebalan, tetapi hanya menerimanya saja.

Maka berdasarkan hal tersebut diatas, maka imunisasi dibagi menjadi dua

macam, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

1. Imunisasi aktif

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah

dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh

memproduksi antibodi sendiri. Contohnya: imunisasi polio atau campak.

Imunisasi aktif diberikan untuk pencegahan penyakit yang dilakukan dengan

memberikan vaksin terhadap beberapa penyakit infeksi. Imunisasi aktif ini

dilakukan dengan vaksin yang mengandung:

a. Kuman-kuman mati (misalnya: vaksin cholera-typhoid/typhus abdominalis

– paratyphus ABC, vaksin pertusis batuk rejan).

b. Kuman-kuman hidup diperlemah (misalnya: vaksin BCG terhadap

tuberculosis).

c. Virus-virus hidup diperlemah (misalnya: bibit cacar, vaksin poliomyelitis).

d. Toxoid (toksin= racun dari kuman yang dinetralisasi: toxoid difteri, toxoid

tetanus).

Vaksin diberikan dengan cara disuntikkan atau per oral/ melalui mulut.

Pemberian vaksin menyebabkan tubuh membuat zat-zat anti terhadap penyakit

bersangkutan dan oleh sebab itu menjadi imun (kebal) terhadap penyakit

tersebut. Pemberian vaksin dengan cara menyuntikkan kuman atau antigen

(29)

dibutuhkan dalam bentuk vaksin, yaitu kuman yang telah dilemahkan.

Pemberian vaksin akan merangsang tubuh membentuk antibodi.

Pemerintah mewajibkan lima jenis imunisasi aktif pada anak dibawah

lima tahun yaitu:

a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)

b. DPT (Difteri, pertusis, tetanus)

c. Polio

d. Campak

e. Hepatitis B

2. Imunisasi pasif

Imunisasi pasif adalah zat anti yang didapat dari luar tubuh, misalnya

dengan suntikan bahan atau serum yang mengandung zat anti atau zat anti dari

ibunya selama dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi

pasif tidak bertahan lama. Imunisasi pasif terdiri dari dua macam, yaitu:

a. Imunisasi pasif bawaan

Imunisasi pasif bawaan merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya

berasal dari ibunya.

b. Imunisasi pasif didapat

Imunisasi pasif didapat merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya

didapat dari luar tubuh, misalnya dengan suntik bahan atau serum yang

(30)

2.1.3 Jenis-jenis imunisasi

1. Imunisasi dasar

Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan

pada semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk

melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya. Lima

jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah adalah imunisasi

terhadap tujuh penyakit, yaitu TBC, difteri, tetanus, pertusis,

poliomyelitis, campak, dan hepatitis B.

Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum

usia setahun adalah:

a. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk

menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC),

yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular. Frekuensi pemberian

imunisasi BCG adalah satu kali pada bayi usia 0-11 bulan.

Pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi

penyuntikan pada lengan kanan atas atau penyuntikan pada paha.

Efek samping imunisasi BCG umumnya tidak ada. Namun, pada

beberapa anak timbul pembengkakan kelenjer getah bening di ketiak

atau leher bagian bawah.

b. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk

(31)

Pemberian imunisasi dilakukan tiga kali, yaitu pada usia dua bulan,

empat bulan dan enam bulan. Diberikan melalui suntikan intra

muskuler. Efek samping imunisasi hanya berupa gejala-gejala ringan

seperti demam, kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada tempat

suntikan.

c. Imunisasi polio

Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk

menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis, yaitu

penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan

lumpuh kaki. Pemberian imunisasi polio ini empat kali pada umur

bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0 bulan), dua bulan, empat bulan dan

enam bulan. Imunisasi ini diberikan melaui oral/ mulut. Hampir

tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja mengalami

pusing, diare ringan, dan sakit otot.

d. Imunisasi campak

Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk

menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Kandungan

vaksin campak adalah virus yang dilemahkan. Pemberian imunisasi

campak adalah satu kali pada usia sembilan bulan. Demam ringan

atau kemerahan pada pipi di bawah telinga dapat terjadi sebagai efek

(32)

e. Imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk

menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu

penyakit infeksi akut yang dapat merusak hati. Frekuensi pemberian

imunisasi hepatitis B adalah tiga kali yaitu diberikan 12 jam setelah

lahir, usia satu bulan, dan usia antara tiga sampai enam bulan.

Imunisasi hepatitis B diberikan dengan cara intramuskuler di lengan

atau paha bayi.

2. Imunisasi booster

Imunisasi booster adalah imunisasi ulangan (revaksinasi) dari

imunisasi dasar yang diberikan pada waktu-waktu tertentu. Imunisasi

booster juga dapat diberikan bila terdapat suatu wabah yang berjangkit

atau bila terdapat kontak dengan penyakit bersangkutan (Maryunani,

2010).

2.1.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

1. Penyakit Difteri

Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya karena

menyebabkan tenggorokan tersumbat dan kerusakan jantung yang

berdampak kematian.

2. Penyakit Pertusis

Pertusis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh

(33)

batuk 100 hari, karena lama sakitnya dapat mencapai tiga bulan lebih

atau 100 hari.

3. Penyakit Tetanus

Tetanus adalah penyakit dengan gangguan neuromuscular akut berupa

trismus yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Tetanus berasal dari

kata Yunani “tetanos” yang berarti regangan.

4. Penyakit Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum disebabkan oleh pemotongan dan perawatan tali

pusat yang tidak bersih.

5. Penyakit Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu peradangan pada hati yang disebabkan oleh

virus Hepatitis B.

6. Penyakit Polio

Penyakit Polio adalah penyakit menular yang berbahaya. Virus ini

menyerang syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan total hanya

dalam hitungan jam.

7. Penyakit Campak

Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular,

yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan

selaput ikat mata) dan ruam kulit.

8. Penyakit TBC

Tuberculosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium

(34)

tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan

lokasi infeksi primer (Maryunani, 2010).

2.1.5 Cakupan program imunisasi

Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

Kesehatan, sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium

Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada

anak. Indonesia telah menetapkan target tahun 2010 seluruh (100%)

desa/kelurahan harus sudah mencapai UCI, artinya setiap desa/kelurahan minimal

80% bayi telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target tersebut dituangkan

pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007

pencapaian UCI desa/kelurahan 68,2% dan tahun 2009 mencapai 69,2% sehingga

diprediksi target UCI desa/kelurahan 100% pada 2010 sulit tercapai.

Menyadari hal tersebut Kabinet Indonesia Bersatu II melalui RPJMN

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan Renstra Kemenkes

2010-2014 menetapkan target UCI desa/kelurahan 100% akan dicapai pada tahun

2014. Pemerintah menetapkan kebijakan upaya percepatan yang dikenal dengan

GAIN UCI (Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai UCI)

2010-2014. GAIN UCI 2010-2014 adalah upaya percepatan pencapaian UCI di seluruh

desa/kelurahan pada tahun 2014. Gerakan ini dilaksanakan oleh pemerintah

bersama seluruh lapisan masyarakat dan berbagai pihak terkait secara terpadu

(35)

Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN tahun 2010-2014

dengan target pencapaian sebagai berikut:

1. Tahun 2010

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 80%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar

lengkap 80%.

2. Tahun 2011

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 85%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar

lengkap 82%.

3. Tahun 2012

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 90%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar

lengkap 85%.

4. Tahun 2013

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 95%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar

lengkap 88%.

5. Tahun 2014

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 100%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar

(36)

2.2 Puskesmas

2.2.1 Sejarah puskesmas

Pada tahun 1956 dimulai kegiatan pengembangan masyarakat sebagai

bagian dari upaya pengembangan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1956

didirikan “Proyek Bekasi” oleh dr. Y. Sulianti sebagai proyek percontohan atau

model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di

Indonesia, dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Proyek ini juga

menekankan pada pendekatan tim dalam pengelolaan program kesehatan. Untuk

melancarkan penerapan konsep pelayanan terpadu ini terpilih delapan desa

wilayah pengembangan masyarakat, yaitu: Indrapura (Sumatera Utara), Lampung,

Bojong Loa (Jawa Barat), Sleman (Jawa Tengah), Godean (Yogyakarta), Mojosari

(Jawa Timur, Kesiman (Bali), dan Barabai (Kalimantan Selatan). Kedelapan

wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang ini

(Notoatmodjo, 2007).

2.2.2 Pengertian puskesmas

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014

menyatakan bahwa Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya

subsistem upaya kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat

yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas

(37)

upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas merupakan unit teknis pelayanan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan

kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan yang mempunyai fungsi

sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan

masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam rangka

pencapaian keberhasilan fungsi puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan

bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang

meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau

pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki

derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas

bertujuan untuk mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes Nomor 75

tahun 2014).

2.2.3 Prinsip penyelenggaraan, tugas, fungsi dan wewenang puskesmas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75

tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dijelaskan menge

nai prinsip penyelenggaraan, tugas, fungsi dan wewenang puskesmas sebagai

berikut:

(38)

a. Paradigma sehat

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen

dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya.

c. Kemandirian masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

d. Pemerataan

Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan

terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa

membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.

e. Teknologi tepat guna

Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan

memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan

pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi

lingkungan.

f. Keterpaduan dan kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengkoordinasikan

(39)

melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen

puskesmas.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam

rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan

tugas tersebut puskesmas menyelenggarakan fungsi yang terdiri dari

penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan

penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsi Puskesmas tersebut maka Puskesmas

berwenang untuk:

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan.

4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait.

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat.

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

puskesmas.

(40)

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,

mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan.

9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.

2.2.4 Program kesehatan puskesmas

Agar dapat memberikan kontribusi dan distribusi terhadap masyarakat

dalam pelayanan kesehatan secara menyeluruh diwilayah kerjanya, puskesmas

memiliki upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat

pengembangan. Upaya kesehatan esensial meliputi :

1. Pelayanan promosi kesehatan

2. Pelayanan kesehatan lingkungan

3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

4. Pelayanan gizi

5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

Upaya kesehatan masyarakat esensial diselenggarakan oleh puskesmas

untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang

kesehatan. Upaya kesehatan pengembangan merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/ atau

bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas

masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang

(41)

Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk

rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care), home

care, rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama harus dilaksanakan sesuai dengan

standar prosedur operasional dan standar pelayanan (Permenkes No 75 tahun

2014).

2.3 Manajemen Puskesmas

Manajemen adalah ilmu terapan yang disesuaikan dengan ruang lingkup

fungsi organisasi, bentuk kerja sama manusia yang ada di dalam organisasi

tersebut, dan ruang lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang kesehatan,

manajemen diterapkan untuk mengatur perilaku staf yang bekerja di dalam

organisasi (institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga dan mengatasi gangguan

kesehatan pada individu atau kelompok masyarakat secara efektif, efisien dan

produktif (Muninjaya, 2011).

Manajemen puskesmas terdiri dari P1(Perencanaan), P2 (Penggerakan

Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian).

1. P1 (Perencanaan) puskesmas

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan

puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya

kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.

(42)

Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap puskesmas,

yakni promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak

termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular serta pengobatan. Langkah-langkah

perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah :

i. Menyusun usulan kegiatan

Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah

menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai

kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai

dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang

tersedia di puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk matriks

(Gant Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran,

besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan

biaya untuk setiap kegiatan. Rencana ini disusun melalui

pertemuan perencanaan tahunan puskesmas yang dilaksanakan

sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten/kota dengan mengikut

sertakan BPP serta dikoordinasikan dengan camat.

ii. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan

usulan kegiatan tersebut ke dians kesehatan kabupaten/kota untuk

persetujuan pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan

(43)

sarana dan prasarana, dan operasional puskesmas beserta

pembiayaannya.

iii. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun

rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of

Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi

dengan pemetaan wilayah (mapping).

b) Perencanaan upaya kesehatan pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya

kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang

dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medic, upaya laboratorium

kesehatan masyarakat dan pencatatan dan pelaporan tidak termasuk

pilihan karena ketiga upaya ini merupakan upaya penunjang yang harus

dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya puskesmas. langkah-langkah

perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh

puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut:

i. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya

kesehatan pengembangan yang akan diselenggarakan oleh

puskesmas. identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada/tidaknya

masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan

(44)

identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui

pengumpulan data secara langsung di lapangan (survey mawas

diri). Apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat

tersebut tidak dimiliki oleh puskesmas, identifikasi dilakukan

melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas

puskesmas dengan mengikut sertakan Badan Penyantun

Puskesmas. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan dapat pula

memilih upaya yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam

daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah ada, melainkan

dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan

masyarakat serta kemampuan puskesmas.

ii. Menyusun usulan kegiatan

Langkah kedua dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan

kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan sasaran, besaran

kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya

untuk setiap kegiatan. Rencana yang telah disusun tersebut

diajukan dalam bentuk matriks (Gantt Chart). Penyusunan rencana

tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan

yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.

iii. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah

(45)

untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula

diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak-pihak lain.

Apabila dilakukan ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus

dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta

urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembagan tersebut.

iv. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah

menyusun rencana pelaksanaan yang telah disetujui Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota atau penyandang dana lain (Rencana

Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt

Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah(mapping).

Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara

terpadu dengan penyusunan rencana pelaksanaan upya kesehatan

wajib.

2. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) puskesmas

Tujuan penggerakan dan Pelaksanaan (P2) puskesmas adalah meningkatkan

fungsi puskesmas melalui peningkatan kemampuan tenaga puskesmas untuk

bekerja sama dalam tim dan membina kerja sama lintas program dan lintas

sektoral. Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a) Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas, perlu

dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus

(46)

penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap

satuan wilayah kerja. Dilakukan pembagian habis seluruh program kerja dan

seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas puskesmas dengan

mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan para

penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada

awal tahun kegiatan. Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan

kerjasama tim secara lintas sektoral.

b) Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya

adalah menyelenggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para

penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada

pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat terselenggaranya rencana

tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut:

i. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun, terutama

yang menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi

wilayah kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksana.

ii. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk setiap petugas sesuai dengan

rencana pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan puskesmas

harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.

iii. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah

(47)

c) Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan

yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal sebagai

berikut:

i. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,

yang dibedakan atas dua hal yaitu telaahan internal dan telaahan

eksternal. Telaahan internal merupakan telaahan bulanan terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai puskesmas,

dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Telahaan

bulanan dilakukan dalam lokakarya mini bulanan puskesmas. telaahan

eksternal merupakan telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai

oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor

lain terkait yang ada di wilayah kerja puskesmas. telaahan triwulan ini

dilakukan dalam lokakarya mini triwulan puskesmas secara lintas

sektor.

3. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)

Pengawasan merupakan proses memperoleh kepastian atas kesesuaian

penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan

peraturan perundang-undangan serta kewajiban yang berlaku. Pengawasan

dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan

internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal

dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai

(48)

dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya

penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundang-undangan

maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan

yaitu melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang

dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. Sumber

data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua. Pertama, sumber data

primer yakni yang berasal dari SIMPUS dan berbagai sumber data lain yang

terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun. Kedua, sumber data

sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulanan. Menyusun

saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian serta

masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya

(Permenkes Nomor 75 Tahun 2014).

2.4 Manajemen program imunisasi di Puskesmas kaitannya dengan UCI

2.4.1 Perencanaan

Berdasarkan Permenkes RI No. 42 tahun 2013, perencanaan merupakan

bagian yang sangat penting dalam pengelolaan program imunisasi. Kekurangan

dalam perencanaan akan mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan program,

tidak tercapainya target kegiatan, serta hilangnya kepercayaan masyarakat.

(49)

1. Menentukan jumlah sasaran

Jumlah bayi baru lahir dihitung/ ditentukan berdasarkan angka yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) atau sumber resmi lain.

2. Perencanaan kebutuhan logistik

Logistik imunisasi terdiri dari vaksin, Auto Disable Syringe dan Safety Box.

Ketiga kebutuhan tersebut harus direncanakan secara bersamaan dalam jumlah

yang berimbang.

3. Perencanaan pendanaan

Sumber pembiayaan untuk imunisasi dapat berasal dari pemerintah.

Pembiayaan yang bersumber dari pemerintah berbeda-beda pada tiap tingkat

administrasi yaitu tingkat pusat bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN), tingkat provinsi bersumber dari APBN dan APBD provinsi,

tingkat kabupaten/kota bersumber dari APBN dan APDB kabupaten/kota berupa

DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Pendanaan ini

dialokasikan berdasarkan jumlah penduduk, kapasitas fiskal, jumlah masyarakat

miskin dan lainnya.

2.4.2 Pelaksanaan

Pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan:

1. Persiapan petugas

Mencatat daftar bayi yang dilakukan oleh kader, dukun terlatih, dan

bidan di desa.

(50)

Petugas kesehatan harus mempersiapkan vaksin yang akan dibawa.

Jumlah vaksin yang dibawa dihitung berdasarkan jumlah sasaran yang

akan diimunisasi dibagi dengan dosis efektif vaksin per vial/ ampul.

Mempersiapkan peralatan rantai dingin yang akan dipergunakan di

lapangan seperti termos dan kotak dingin cair.

3. Persiapan ADS (Auto Disable Syringe) dan Safety Box

Jumlah ADS yang dipersiapkan sesuai dengan jumlah sasaran yang

akan diimunisasi. Jumlah safety box disesuaikan dengan jumlah ADS.

4. Persiapan masyarakat

Untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, persiapan dan penggerakan

masyarakat mutlak harus dilakukan.

5. Pemberian pelayanan imunisasi

Vaksin yang diberikan pada bayi meliputi vaksin Hepatitis B, BCG,

polio, DPT, dan campak.

Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisasi pada bayi

UMUR VAKSIN TEMPAT

0 bulan HB1 Rumah

1 bulan BCG, Polio1 Posyandu

2 bulan DPT1, HB2, Polio2 Posyandu

3 bulan DPT2, HB3, Polio3 Posyandu

4 bulan DPT3, Polio4 Posyandu

(51)

2.4.3 Monitoring dan evaluasi

Monitoring merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting

untuk memantau setiap kegiatan berjalan sesuai dengan ketentuan program. Salah

satu monitoring yang dapat dilakukan adalah pemantauan wilayah setempat

(PWS). PWS dilakukan untuk memantau kuantitas program dalam meningkatkan

cakupan imunisasi.

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui proses dan tingkat keberhasilan

suatu program. Berdasarkan sumber data, ada dua jenis evaluasi yaitu evaluasi

dengan data sekunder (berupa stok vaksin, indeks pemakaian vaksin, suhu lemari

es, dan cakupan per tahun) dan evaluasi dengan data primer (cakupan imunisasi,

dampak imunisasi, potensi dan keamanan dari vaksin serta mengetahui kualitas

pengelolaan vaksin) (Permenkes RI No. 42 tahun 2013).

2.5 Kerangka Pikir

Pada prinsipnya keberhasilan pencapaian UCI dapat dipengaruhi oleh

manajemen pelaksanaan imunisasi yang diterapkan puskesmas. Salah satu model

manajemen yang dapat diterapkan di puskesmas adalah model manajemen P1 –

P2 – P3. Keberhasilan model manajemen P1 – P2 – P3 dalam pencapaian UCI

dapat diukur melalui indikator masukan (input), proses, dan luaran (output). Maka

(52)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan gambar diatas, dapat dirumuskan defenisi fokus penelitian

sebagai berikut:

1. Masukan (input) merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam

pelaksanaan imunisasi untuk pencapaian UCI yang lebih baik di puskesmas,

meliputi: petugas imunisasi, pihak puskesmas dan logistik.

a. Berdasarkan Permenkes RI No. 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

imunisasi, maka petugas kesehatan yang berwenang dalam pelaksana

imunisasi adalah dokter dan dokter spesialis. Dokter dapat juga INPUT

- Petugas imunisasi - Pendanaan

- Sarana dan prasarana

PROSES

Manajemen P1-P2-P3

OUTPUT

Pencapaian UCI di

puskesmas sesuai dengan

target yang ingin di capai

(95 %)

Analisis manajemen

pelaksanaan imunisasi di

puskesmas kaitannya

(53)

memberikan tanggung jawab pelayanan imunisasi kepada Bidan dan

perawat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Petugas puskesmas terdiri dari koordinator imunisasi dan pengelola vaksin

dalam penyelenggaraan imunisasi di puskesmas.

c. Logistik yang diperlukan yaitu: vaksin, Auto Disable Syringe, safety box,

emergency kit, dan dokumen pencatatan status imunisasi.

d. Sumber pembiayaan untuk imunisasi dapat berasal dari pemerintah.

Pembiayaan yang bersumber dari pemerintah berbeda-beda pada tiap

tingkat administrasi yaitu tingkat pusat bersumber dari Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN), tingkat provinsi bersumber dari

APBN dan APBD provinsi, tingkat kabupaten/kota bersumber dari APBN

dan APDB kabupaten/kota berupa DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK

(Dana Alokasi Khusus). Pendanaan ini dialokasikan berdasarkan jumlah

penduduk, kapasitas fiskal, jumlah masyarakat miskin dan lainnya.

2. Proses merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pencapaian

UCI melalui model manajemen P1 (perencanaan), P2 (penggerakan

pelaksanaan), dan P3 (pengawasan, pengendalian dan penilaian).

3. Keluaran (output) merupakan hasil dari penerapan model manajemen P1 – P2

– P3 dalam pelaksanaan imunisasi kaitannya dengan pencapaian UCI di

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yang bertujuan

untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang manajemen

pelaksanaan imunisasi oleh puskesmas kaitannya dengan pencapaian UCI di

Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Menurut

Poerwandari (2009), penelitian kualitatif dapat menjadi metode yang adekuat

dan efisien untuk memperoleh berbagai macam informasi yang dibutuhkan

untuk melihat model manajemen pelaksanaan imunisasi kaitannya dengan

pencapaian UCI.

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Siak Hulu III Kabupaten Kampar

Provinsi Riau, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Puskesmas Siak Hulu III memiliki angka pencapaian UCI yang masih rendah

yaitu sebesar 33%.

2. Dari tiga desa yang menjadi daerah wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III

terdapat dua desa yang belum mencapai UCI.

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah terhitung sejak

bulan Februari 2015 sampai dengan April 2015 (survey pendahuluan dan

Gambar

Tabel 1.1 Posyandu Puskesmas Siak Hulu III
Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisasi pada bayi
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel 4.1. Data demografi wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III Tahun    2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini digunakan madu murni kalimantan Barat, karena madu diketahui memiliki banyak sekali manfaat dan kegunaan bagi manusi baik untuk obat luar maupun

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pada penelitian ini akan dibuat briket arang dari tempurung kawista menggunakan variasi jenis perekat yaitu tepung beras, tepung ketan,

Dibandingkan dengan cara konvensional menggunakan film dan dengan parameter yang sama, citra yang dihasilkan dari perangkat yang dibuat, belum bisa menyamai

Sampel batubara hasil penelitian memiliki kadar air yang lebih tinggi, nilai sulfur yang lebih rendah dan nilai kalor yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan

Sumber data primer adalah pengusaha kerajinan tempurung kelapa dengan tujuan agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai berapa besar pendapatan dan kelayakan usaha

Fitur produk dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, karena fitur produk melekat erat pada suatu produk dan seringkali digunakan oleh

Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik,

[r]