• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Fungsi Manajemen Program Imunisasi Dalam Pencapaian Target UCI di Puskesmas Berohol Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Fungsi Manajemen Program Imunisasi Dalam Pencapaian Target UCI di Puskesmas Berohol Tahun 2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

! "

#

$ ! % " ! &' ( )**+"

& , ! , "

)* ) %) ***

(2)

Brunei Darussalam 8 per 1000 kelahiran hidup, Malaysia 10 per 1000 kelahiran

hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, dan Thailand 20 per 1000 kelahiran

hidup). Target tahun 2015 angka kematian bayi harus turun menjadi 23 per 1000

kelahiran hidup. SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) menyebutkan di tahun

2003 bahwa penyebab utama kematian bayi adalah karena tetanus neonatorum

(9,8%), bersama dengan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti,

, Batuk Rejan dan Campak, angka ini menjadi 13% atau sekitar 34.690 bayi

setiap tahunnya meninggal, angka ini belum termasuk anak/anak yang sembuh

tetapi meninggalkan cacat seumur hidup, Di dalam menurunkan angka kematian

bayi, program imunisasi menduduki peran yang sangat penting dan strategis.

(Ranuh dkk, 2011).

Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1958. imunisasi

merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling ,

terbukti bahwa penyakit cacar terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas penyakit

cacar sejak tahun 1974. Pada tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi

program pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). (Depkes, 2005).

Program imunisasi sangat penting agar tercapai kekebalan masyarakat

Hal itu dikatakan karena apabila seorang anak telah

mendapat vaksinasi maka 80%/90% akan terhindar dari penyakit infeksi yang

ganas. Makin banyak bayi/ anak yang mendapat vaksinasi (dinilai dari cakupan

imunisasi), makin terlihat penurunan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian

(3)

penyakit dari anak ke anak lain atau kepada orang dewasa yang hidup

bersamanya. (Ranuh dkk, 2011).

Salah satu indikator keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya

(UCI). (UCI) adalah

suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi (anak

dibawah umur satu tahun). Kegagalan pencapaian UCI tahun 2009 yang

disebabkan oleh salah satu faktor input dari sistem pelaksanaan yakni juru

imunisasi yang tidak memadai, menyebabkan pemerintah menetapkan kembali

target UCI desa/ kelurahan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra

Kemenkes) 2010/2014 bahwa target UCI desa/ kelurahan 100% akan dicapai pada

tahun 2014 dengan menetapkan kebijakan upaya percepatan yang dikenal dengan

Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization (GAIN

UCI) 2010/2014. (Kepmenkes 482, 2010).

Indikator keberhasilan GAIN UCI tahun 2011 mencapai UCI 85% dan 82%

bayi usia 0/11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tingkat pencapaian

UCI di Indonesia pada tahun kedua pelaksanaan GAIN UCI tahun 2011 mencapai

74,13%, hal ini belum mencapai target Indonesia sebesar 85%, disusul pada tahun

2012 sebesar 79,3% dan 2013 sebesar 80,2%, walaupun persentase meningkat

namun cakupan UCI ini belum juga mencapai target UCI Indonesia sebesar 95%

dan 100%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2011/2012). Masih banyaknya desa / desa

(4)

-adalah manajemen puskesmas khususnya manajemen program imunisasi, faktor

petugas, pemakai dan faktor eksternal. (Subagio, 2003).

Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di

Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil

pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990, penduduk Sumatera Utara

berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara

telah meningkat menjadi 12,98 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara

pada tahun 1990 adalah 143 jiwa per km² dan pada tahun 2010 meningkat menjadi

178 jiwa per km². Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk dari tahun 2000/2010

sebesar 1,10 persen.

Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, maka resiko untuk tertular

penyakit akan semakin tinggi, maka dari itu diperlukan suatu kekebalan dalam

masyarakat dengan berjalannya program imunisasi. Di Sumatera Utara tahun 2011

cakupan persentase UCI hanya sebesar 52,53% meningkat pada tahun 2012

sebesar 68,5% dan 75,78% pada tahun 2013. Hal tersebut terlihat berhasil ketika

dilihat dari persentase angka capaian UCI yang terus meningkat dari tahun ke

tahun. Namun, perlu diketahui bahwa capaian persentase tersebut belum

memenuhi target UCI sesuai dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional

Universal Child Imunization (GAIN UCI) sebesar 100%. Hal ini perlu dilakukan

kembali kajian evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen program imunisasi yang

(5)

Salah satu kota yang berhasil mencapai target UCI pada tahun 2010 di

Sumatera Utara adalah Kota Tebing Tinggi dengan pencapaian UCI sebesar

100%, namun seperti pada provinsi dan nasional, persentase pencapaian UCI di

Kota Tebing Tinggi tidak dapat bertahan pada tahun berikutnya menjadi 89%

,tahun 2012 sebesar 94,29% dan tahun 2013 meningkat kembali menjadi 97,1 %.

(Profil Kesehatan Kota Tebing Tinggi, 2010/2013).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Kota Tebing Tinggi, dapat dilihat bahwa

dalam kurun waktu 2010/ 2013 tingkat pencapaian UCI di beberapa puskesmas di

Kota Tebing Tinggi menunjukkan signifikansi angka yang cenderung berfluktuasi.

(6)

.

Tinggi dengan 9 puskesmas di wilayah kerjanya, berkaitan dengan pencapaian

target UCI yang menyatakan kota harus mencapai target UCI 100% , terdapat 1

puskesmas di Kota Tebing Tinggi dengan wilayah kerja membawahi 3 kelurahan

yang menunjukkan trend pencapaian UCInya dengan persentase yang naik turun

dari tahun 2010/2013 yakni Puskesmas Berohol di Kecamatan Bajenis. Menurut

profil kesehatan Kota Tebing Tinggi, tahun 2010 Puskesmas Berohol berhasil

(7)

100% tahun 2012 dan menurun pada tahun 2013 menjadi 66,7 % serta merupakan

satu/satunya puskesmas yang tidak mencapai target UCI pada tahun 2013.

Belum meratanya UCI di wilayah puskesmas Berohol, Kecamatan Bajenis,

Kota Tebing Tinggi, menunjukkan bahwa belum semua desa/kelurahan mencapai

cakupan imunisasi, artinya ada balita yang tidak mendapatkan imunisasi. Apabila

hal ini dibiarkan terus menerus berisiko terhadap angka kematian bayi yang

semakin tinggi dan meningkatnya kejadian penyakit PD3I di wilayah kerja

Puskesmas Berohol serta menurunnya kekebalan di masyarakat (( ).

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan terhadap penanggungjawab

program imunisasi di Puskesmas Berohol, dapat diketahui bahwa ada masalah

terkait pelaksanaan fungsi manajemen program imuniasi seperti : ketidaksesuaian

antara vaksin yang diminta untuk pelaksanaan program imunisasi dengan yang

dikirimkan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi, pada tahun 2013

Kepala Puskesmas Berohol cenderung kurang memperhatikan pengelolaan

perencanaan terkait dengan program imunisasi, dikarenakan terjadinya peralihan

kepala puskesmas, pelatihan terhadap SDM (Sumber Daya Manusia) program

imunisasi jarang dilakukan, pembagian tugas kepada kader didasarkan pada

pengalaman kader dan cenderung mempercayakan kepada kader yang lebih tua

dibandingkan yang baru menjadi kader, pengelola kurang paham mengenai SOP (

) ) dalam pelaksanaan imunisasi seperti standar

suhu untuk vaksin dan higiene sanitasi perorangan sebelum melakukan

(8)

8

dan jarang dimanfaatkan, serta dalam penyusunan RUK (Rencana Usulan

Kegiatan) dalam program kurang melibatkan partisipasi masyarakat.

Dengan melihat data persentase pencapaian UCI yang berfluktuasi dan survey

pendahuluan yang dilakukan terhadap penanggungjawab program imunisasi dapat

dilakukan kajian terhadap pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi di

Puskesmas Berohol, Kecamatan Bajenis, Kota Tebing Tinggi serta dilakukan

analisa terhadap manajemen program imunisasi luar gedung (posyandu). Hal ini

dikarenakan sebanyak 15 posyandu di wilayah kerja Puskesmas Berohol juga ikut

berpartisipasi dalam upaya pencapaian target UCI. Perlunya dilakukan kajian

terhadap pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi karena dapat dilihat

bahwa puskesmas tidak berhasil mempertahankan pencapaian UCI yang pernah

mencapai 100% dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.

( Menurut Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2011), kemampuan manajemen

program imunisasi perlu ditingkatkan agar program imunisasi rutin berjalan

dengan baik dan dapat mempertahankan keberhasilan program imunisasi tersebut.

Menurut Penelitian Nunung Purna (2011) tentang implementasi program GAIN

UCI di Kabupaten Banyuwangi , pencapaian UCI desa perlu didukung oleh proses

manajemen GAIN UCI yang baik meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi

dan adanya komponen input yang baik.

Selanjutnya penelitian Ioni (2012) tentang hubungan antara manajemen

program imunisasi dengan cakupan desa/ kelurahan UCI menyatakan adanya

(9)

1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) monitoring dan evaluasi dengan cakupan

desa/kelurahan UCI di Kabupaten Lumajang. Penelitian Ariebowo (2005)

menyatakan, pelaksana imunisasi (input) merupakan salah satu unsur dalam

manajemen program imunisasi puskesmas, mempunyai peran yang sangat penting

dan strategis dalam upaya pelaksanaan program imunisasi, banyak tugas yang

harus dilaksanakan baik yang bersifat teknis maupun administratif.

Penelitian Otanu, dkk (2009), proses manajemen imunisasi yang baik meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dapat

mencapai standar dan tujuan yang ditetapkan dalam pencapaian target UCI .

Berdasarkan latar belakang di atas dan dari data – data yang disajikan diatas,

maka penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan fungsi manajemen program

imunisasi dalam pencapaian target UCI di Puskesmas Berohol, Kecamatan

Bajenis, Kota Tebing Tinggi Tahun 2015.

( #

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan fungsi manajemen perencanaan program imunisasi

dalam upaya pencapaian target UCI di Puskesmas Berohol, Kota Tebing Tinggi

Tahun 2015?

2. Bagaimana pelaksanaan fungsi manajemen pengorganisasian program

(10)

10

3. Bagaimana pelaksanaan fungsi manajemen pelaksananaan program imunisasi

dalam upaya pencapaian target UCI di Puskesmas Berohol, Kota Tebing Tinggi

Tahun 2015?

4. Bagaimana pelaksanaan fungsi manajemen pengawasan program imunisasi

dalam upaya pencapaian target UCI di Puskesmas Berohol, Kota Tebing Tinggi

Tahun 2015?

)

1. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi manajemen perencanaan program

imunisasi dalam upaya pencapaian target UCI di Puskesmas Berohol, Kota

Tebing Tinggi Tahun 2015.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi manajemen pengorganisasian program

imunisasi dalam upaya pencapaian target UCI di Puskesmas Berohol, Kota

Tebing Tinggi Tahun 2015.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi manajemen pelaksanaan program

imunisasi dalam upaya pencapaian target UCI di Puskesmas Berohol, Kota

Tebing Tinggi Tahun 2015.

4. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi manajemen pengawasan imunisasi

dalam upaya pencapaian target UCI di Puskesmas Berohol, Kota Tebing

(11)

*

1. Sebagai pertimbangan masukan dan evaluasi tentang pelaksanaan fungsi

manajemen program imunisasi dalam upaya pencapaian target UCI bagi

Puskesmas Berohol, Kota Tebing Tinggi.

2. Sebagai bahan masukan dalam rangka pembinaan dan pengembangan

kecamatan yang besangkutan, terutama bagi Dinas Kesehatan Kota Tebing

Tinggi guna pencapaian target desa/ kelurahan UCI (Universal Child

Imunization).

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi peneliti lain untuk

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai suatu sistem yang terbuka, maka setiap organisasi mempunyai beberapa karakteristik yaitu: masukan, proses tranformasi, keluaran, batas wilayah (boundary), umpan

guru dalam mengembangkan materi ajar sebagai mana yang dituntut dalam kurikulum 1994. Ketidakmampunan

Peran Komunikasi Interpersonal Sebagai Pendorong Keberhasilan Dalam Pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta

Aplikasi game ini merupakan pengembangan permainan ular tangga yang yang memasukan unsur pendidikan di dalamnya, dalam game ini pemain akan berusaha untuk menjawab pertanyaan

[r]

[r]

Diharapkan dengan dibuatnya dan dilakukannya uji coba ini maka akan dapat memberikan kemudahan bagi user dalam mencari informasi yang diperlukan dari suatu halaman web.

[r]