ABSTRAK
Kompetisi yang terjadi dalam dunia usaha semakin ketat, Perusahaan dituntut untuk dapat melakukan inovasi dan merancang strategi agar dapat berkembang dan tetap bertahan dari gempuran perusahaan pesaing. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan akuisisi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Studi dilakukan pada perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan akuisisi pada tahun 2011. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rasio keuangan, yaitu NPM (Net Profit Margin), ROA (Return on Assets), Current Ratio, DER (Debt to Equity Ratio), Debt Ratio dan TATO (Total Assets Turnover). Analisis dilakukan dengan membandingkan kinerja keuangan sebelum akuisisi dengan 1 sampai 3 tahun setelah akuisisi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan. Sampel pada penelitian ini meliputi 7 perusahaan, pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode paired sample t-test.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan kinerja keuangan yang diukur menggunakan variabel NPM, ROA, Current Ratio, DER, Debt Ratio dan TATO tidak menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dengan sesudah melakukan akuisisi. Namun pada periode 2 tahun setelah akuisisi, variabel ROA dan Debt Ratio menunjukkan hasil yang signifikan.
ABSTRACT
Competition in business world become strict. Companies are required to be able to innovate and design strategies in order to grow and survive among competitors. One of strategy that can be done is acquisitions.
This study aimed to analyze the effect of the acquisition on the company financial performance. Studies conducted in the listed companies Indonesia Stock Exchange and doing acquisitions in 2011. Financial performance is measured using financial ratios such as NPM (Net Profit Margin), ROA (Return on Assets), Current Ratio, DER (Debt to Equity Ratio), Debt Ratio and TATO (Total Assets Turnover). This analysis was performed by comparing the financial performance prior to the acquisition by 1 to 3 years after the acquisition.
Data which is used in this research is company financial statement. Samples in this study includes seven companies, the sample selection is done by using purposive sampling method. The analysis was performed using paired sample t-test.
The results of this study indicate that financial performance is measured using a variable NPM, ROA, Current Ratio, DER, Debt Ratio and TATO did not show a significant difference before and after the acquisition. However in the period of 2 years after the acquisition, ROA and Debt Ratio shows significant results.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR BAGAN ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.2 Rerangka Pemikiran ... 31
2.3 Pengembangan Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.5 Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Hasil Penelitian ... 46
4.2 Pembahasan ... 64
BAB V PENUTUP ... 69
5.1 Simpulan ... 69
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 70
5.3 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 29
Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan ... 35
Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan ... 37
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ... 41
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 47
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas ... 49
Tabel 4.3 Tabel Mean ... 51
Tabel 4.4 Hasil Paired Samples Test 1 Tahun Setelah Akuisisi ... 56
Tabel 4.5 Hasil Paired Samples Test 2 Tahun Setelah Akuisisi ... 58
Tabel 4.6 Hasil Paired Samples Test 3 Tahun Setelah Akuisisi ... 61
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Paired T-Test ... 64
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang begitu cepat menuntut perusahaan untuk
melakukan inovasi dengan merancang berbagai macam strategi jangka panjang
maupun jangka pendek. Hal ini dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan dan
dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya
adalah dengan akuisisi untuk mendapatkan kendali atas aktiva dan operasional
perusahaan-perusahaan yang diakuisisi. Pengertian akuisisi sendiri dapat kita
temukan dalam pengaturan UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT). Akuisisi atau pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham
perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut
(Pasal 1 ayat [11] UUPT).
Dengan melakukan akuisisi, perusahaan pengakuisisi dapat memperoleh
beberapa keuntungan seperti diversifikasi usaha jika mengakuisisi perusahaan
yang bergerak di industri yang berbeda, mengurangi persaingan jika mengakuisisi
perusahaan pesaing, memperoleh akses teknologi atau manajemen baru yang lebih
efektif dan masih banyak keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan dalam
bidang keuangan, manajemen, maupun operasional dengan melakukan akuisisi.
Selain itu akuisisi juga bisa menjadi cara yang efektif bagi perusahaan yang akan
melakukan ekspansi usaha di bidang yang baru dibandingkan mengembangkan
Pada kegiatan akuisisi terdapat dua hal utama yang harus dipertimbangkan
yaitu nilai yang dihasilkan dari kegiatan akuisisi serta siapakah pihak-pihak yang
paling diuntungkan dari kegiatan tersebut. Dengan adanya akuisisi diharapkan
akan menghasilkan sinergi sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Sedangkan
bila menyangkut siapa pihak yang paling diuntungkan dari kegiatan tersebut, ada
yang berpendapat pemegang saham perusahaan target selalu diuntungkan dan
pemegang saham perusahaan yang melakukan akuisisi (Acquiring Firm) selalu
dirugikan (Kuncoro, 2014).
Moin (dalam Nugroho 2010) menyatakan bahwa merger dan akuisisi bisa
didekati dari sudut pandang yang berbeda yaitu keuangan perusahaan (corporate
finance) dan manajemen strategi (strategic management). Dari sisi keuangan
perusahaan, merger dan akuisisi adalah salah satu bentuk keputusan investasi
jangka panjang (penganggaran modal) yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari
aspek kelayakan bisnisnya. Sementara dari perspektif manajemen strategi, merger
dan akuisisi adalah alternatif strategi pertumbuhan melalui jalur eksternal untuk
mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan lebih cenderung memilih akuisisi
daripada pertumbuhan internal sebagai strateginya karena akuisisi dianggap jalan
cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu
memulai dari awal suatu bisnis baru. Akuisisi juga dianggap dapat menciptakan
sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah akuisisi yang lebih besar
daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi. Selain
itu keuntungan lebih banyak diberikan melalui akuisisi kepada perusahaan antara
manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi
(Nugroho, 2010).
Akuisisi masih sering dipandang sebagai keputusan kontroversial karena
memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Banyak pihak yang
dirugikan, contohnya dari sisi karyawan karena kebijakan ini sering disertai
dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang jumlahnya terkadang banyak.
Berbagai bentuk rekayasa dilakukan melalui akuisisi, misalnya media ini
digunakan untuk menghindari pajak, menggelembungkan nilai asset perusahaan,
menggusur manajemen perusahaan yang diakuisisi, atau memperbesar
kompensasi para eksekutif sendiri (Murdabahari, 2013).
Keputusan akuisisi tidak terlepas dari permasalahan, diantaranya biaya
untuk melaksanakan merger dan akuisisi sangat mahal dan hasilnya belum tentu
pasti sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan akuisisi juga dapat memberikan
pengaruh negative terhadap posisi keuangan perusahaan pengakuisisi apabila
strukturisasi dari akuisisi melibatkan cara pembayaran dengan menggunakan
pinjaman atau hutang (Murdabahari, 2013).
Dalam melakukan akuisisi, perusahaan pengakuisisi harus
memperhitungkan kinerja dari perusahaan yang akan diakuisisi. Kita dapat
melihat baik atau buruknya kinerja suatu perusahaan melalui laporan keuangan
yang diterbitkan perusahaan setiap tahunnya. Dari laporan keuangan tersebut kita
dapat menghitung rasio-rasio keuangan yang menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Rasio-rasio yang dapat digunakan antara lain rasio likuiditas, rasio
Analisis kinerja keuangan bertujuan untuk menilai implementasi strategi
perusahaan dalam hal akuisisi. Kinerja diartikan sebagai prestasi yang dicapai
oleh manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan (Kuncoro, 2014).
Wangi (2010) menyatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi
setelah perusahaan melakukan akuisisi biasanya akan tampak pada kinerja
perusahaan dan penampilan finansialnya. Pasca akuisisi kondisi dan posisi
keuangan perusahaan mengalami perubahan dan tercermin dalam laporan
keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi. Untuk menilai bagaimana
keberhasilan akuisisi yang dilakukan, dapat dilihat dari kinerja perusahaan setelah
melakukan akuisisi. Dasar logika dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah
bahwa jika skala bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari
gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga semakin
meningkat sehingga kinerja perusahaan setelah akuisisi seharusnya semakin baik
dibandingkan dengan sebelum akuisisi.
Nugroho (2010) menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan
untuk rasio keuangan NPM, ROA, ROE, Debt Ratio, EPS, TATO dan CR untuk
pengujian 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah merger dan akuisisi hingga 1 tahun
dan 5 tahun setelah merger dan akuisisi. Namun pada perbandingan 1 tahun
sebelum dengan 2,3 dan 4 tahun sesudah merger dan akuisisi dimana rasio
keuangan DER menunjukkan ada perbedaan yang signifikan.
dan akuisisi, sedangkan NPM dan ROA mengalami penurunan sesudah merger
dan akuisisi.
Murdabahari (2013) menunjukkan dalam hasil penelitiannya bahwa 7 rasio
keuangan yang digunakan yaitu NPM, ROI, ROE, EPS, TATO, CR dan Debt
untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan manufaktur tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan.
Kuncoro (2014) menunjukkan bahwa pada pengujian secara parsial
terhadap 5 rasio keuangan, yaitu PBV, OPM, ROE, ROA dan DER menunjukkan
hasil yang signifikan dibeberapa tahun pengamatan, bahkan variabel DER
menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam perbandingan keseluruhan
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Hanya variabel ROE yang tidak
menunjukkan perbedaan di seluruh tahun pengamatan sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi. Dalam hasil penelitiannya juga menunjukkan terjadi
perubahan menuju ke arah positif pada seluruh rasio keuangan setelah terjadinya
merger dan akuisisi yang menunjukkan adanya sinergi yang diperoleh perusahaan
yang melakukan merger dan akuisisi.
Hamidah dan Noviani (2013) dalam penelitiannya menunjukkan tidak ada
perbedaan signifikan pada debt ratio dan TATO pada 1 tahun sebelum dan 1
tahun sesudah merger dan akuisisi sampai dengan 1 tahun sebelum dan 5 tahun
sesudah merger dan akuisisi. Namun terdapat perbedaan signifikan pada current
Lestari (2012) menyatakan tidak ada perbedaan kinerja perusahaan
signifikan setelah melakukan akuisisi. Dalam penelitiannya Suryaning juga
menyatakan bahwa tingkat ROA pada dua tahun sesudah akuisisi tidak lebih
tinggi jika dibandingkan dengan tingkat ROA sebelum akuisisi.
Wibowo (2012) menunjukkan dalam hasil penelitiannya bahwa studi
dalam 7 rasio keuangan yaitu NPM, ROI, ROE, EPS, TATO, CR, dan Debt pada
perusahaan pengakuisisi tidak mengalami perubahan yang signifikan
dibandingkan sebelum dengan sesudah melakukan akuisisi.
Penelitian ini bermaksud untuk meneliti dampak yang ditimbulkan akibat
melakukan akuisisi dalam hal kinerja keuangan, karena diharapkan akuisisi dapat
meningkatkan kinerja perusahaan yang dicerminkan melalui kinerja keuangan
perusahaan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh akuisisi
dengan membandingkan pengaruhnya terhadap perusahaan sebelum dan sesudah
1.2 Rumusan Masalah
Akuisisi dalam praktiknya menjadi perhatian publik khususnya
pelaku-pelaku ekonomi karena terdapat banyak kepentingan yang berbeda dari banyak
pihak, diantaranya pemerintah, pemegang saham, calon investor, kreditur dan
masyarakat umum. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya dengan
melakukan akuisisi sehingga nilai perusahaan dapat meningkat yang akan
mempengaruhi harga saham. Dengan naiknya harga saham berarti meningkatkan
kekayaan para pemegang saham. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
ditarik pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan signifikan pada Net Profit Margin
perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan akuisisi?
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan pada Return On Asset
perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan akuisisi?
3. Apakah terdapat perbedaan signifikan pada Current Ratio perusahaan
pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan akuisisi?
4. Apakah terdapat perbedaan signifikan pada Debt to Equity Ratio
perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan akuisisi?
5. Apakah terdapat perbedaan signifikan pada Debt Ratio perusahaan
pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan akuisisi?
6. Apakah terdapat perbedaan signifikan pada Total Asset Turnover
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan pada Net Profit
Margin perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan
akuisisi.
2. Menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan pada Return On
Asset perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan
akuisisi.
3. Menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan pada Current Ratio
perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan akuisisi.
4. Menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan pada Debt to
Equity Ratio perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan
akuisisi.
5. Menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan pada Debt Ratio
perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan akuisisi.
6. Menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan pada Total Asset
Turnover perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan referensi mengenai dampak dari akuisisi
terhadap kinerja keuangan perusahaan bagi peneliti yang meneliti topik
yang sama.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan kajian
mengenai dampak dari akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan
sehingga perusahaan bisa menjadikan ini sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
3. Bagi Investor
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai
dampak dari akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan, agar
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode
Paired T-Test pada seluruh variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini
menunjukkan mayoritas tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio
keuangan perusahaan setelah melakukan akuisisi. Perbedaan yang signifikan
hanya terlihat pada 2 rasio keuangan di periode 2 tahun setelah akuisisi yaitu pada
tahun 2013. Berikut kesimpulan masing – masing rasio keuangan yang digunakan
pada penelitian ini:
1. Pada variabel Net Profit Margin (NPM) yang diuji dengan
menggunakan Paired Sample T-Test menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara sebelum dengan setelah melakukan akuisisi
pada seluruh periode pengujian.
2. Pada variabel Return on Assets (ROA) yang diuji dengan
menggunakan Paired Sample T-Test menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara sebelum dengan setelah melakukan akuisisi
pada periode 1 dan 3 tahun setelah melakukan akuisisi. Perbedaan
yang signifikan hanya terlihat pada periode 2 tahun setelah melakukan
akuisisi yaitu pada tahun 2013.
3. Pada variabel Current Ratio yang diuji dengan menggunakan Paired
antara sebelum dengan setelah melakukan akuisisi pada seluruh
periode pengujian.
4. Pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) yang diuji dengan
menggunakan Paired Sample T-Test menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara sebelum dengan setelah melakukan akuisisi
pada seluruh periode pengujian.
5. Pada variabel Debt Ratio yang diuji dengan menggunakan Paired
Sample T-Test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara sebelum dengan setelah melakukan akuisisi pada periode 1 dan
3 tahun setelah melakukan akuisisi. Perbedaan yang signifikan hanya
terlihat pada periode 2 tahun setelah melakukan akuisisi yaitu pada
tahun 2013
6. Pada variabel Total Assets Turnover (TATO) yang diuji dengan
menggunakan Paired Sample T-Test menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara sebelum dengan setelah melakukan akuisisi
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan referensi dan
bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dengan harapan mendapatkan
hasil yang lebih baik dan akurat, yaitu:
1. Dalam penelitian ini hanya menggambarkan kinerja keuangan
perusahaan saja, sedangkan dalam kenyataannya terdapat
pertimbangan lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan
setelah melakukan akuisisi seperti faktor non-ekonomis yang meliputi
sumber daya manusia, teknologi, budaya, dan lain lain. Maka dari itu
penelitian ini tidak dapat menggambarkan kinerja perusahaan setelah
melakukan akuisisi secara keseluruhan.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perusahaan yang
bergerak dalam berbagai macam sektor sehingga hasilnya kurang
akurat.
3. Dalam penelitian ini tidak membedakan jenis akuisisi yang dilakukan
seperti akuisisi horizontal, akuisisi vertikal dan akuisisi konglomerat.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat diberikan beberapa
saran, yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan yang akan melakukan akuisisi sebaiknya dapat
hendak melakukan akuisisi juga harus diperhatikan, apakah kondisi
perusahaan sedang sehat atau sedang tidak stabil. Kondisi financial
perusahaan yang tidak stabil tidak disarankan melakukan akuisisi,
karena berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
melakukan akuisisi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
pada kinerja keuangan perusahaan.
2. Bagi Investor
Dalam mengambil keputusan investasi yang berkaitan dengan akuisisi,
investor disarankan dapat lebih berhati – hati karena dalam penelitian
ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam jangka waktu 3
tahun setelah akuisisi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Selain itu, sebaiknya investor dalam mengambil keputusan investasi
melihat faktor – faktor eksternal seperti faktor ekonomi, politik, dan
lain – lain.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel rasio keuangan lain atau dengan menggunakan
metode penelitian yang lain sehingga hasil penelitian dapat lebih
lengkap. Selain itu periode penelitian disarankan dapat lebih panjang
dari penelitian ini yaitu lebih dari 3 tahun agar hasil penelitian dapat
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene, F., Houston, J.F. (2001). Fundamentals of Financial Management, Ninth Edition, Horcourt College, United States of America.
Deardorff, D.S., & Williams, G. (2006). Synergy Leadership in Quantum Organizations. Fesserdorff Consultants.
Hamidah dan Noviani, M. 2013. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). Vol 4. (No.1) hal 31-52.
Hariyani, I., Serfianto, R., dan Yustisia, C. (2011). Merger, Konsolidasi, Akuisisi, & Pemisahan Perusahaan: Cara Cerdas Mengembangkan & Memajukan Perusahaan. Jakarta: Visi Media.
Kuncoro, W.H. 2014. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2013). Skripsi, Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.
Lestari, S.D.E. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Studi Empiris pada Anak Perusahaan Private Equity yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010). Skripsi, Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Atma Jaya.
Moin, A. 2003. Merger, Akuisisi dan Divestasi. Jilid 1. Yogyakarta: Ekonisia.
Murdabahari, Y.F. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2012). Skripsi, Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.
Nugroho, M.A. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi, Periode 2002-2003). Skripsi, Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.
Sugiono, A. (2009). Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Warren, C.S., Reeve, dan Fess. (2008). Akuntansi Keuangan Daerah (edisi 21). Jakarta: Salemba Empat.
Wangi, A.M.C. 2010. Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. Skripsi, Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.