Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU
YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA
TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI
(TinjauanHegemoni Gramsci)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar
Sarjana Sastra
oleh
BANGGA PRAMESTI
NIM 0608268
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Representasi Perampasan Hak
Hidup Individu Yang dianggap Tapal
dalam Novel Mencoba Tidak
Menyerah
Karya Yudhistira A.N.M Massardi
Oleh Bangga Pramesti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Bangga Pramesti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. REPRESENTASI PERAMPASAN HAK INDIVIDU DALAM NOVEL
MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA ANM MASARDI (TINJAUAN HEGEMONI GRAMSCI)
oleh Bangga Pramesti
0608268
disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Dr. Sumiyadi, M.Hum.
NIP 19660320 199103 1 004
Pembimbing II,
Yulianeta., M.Pd
NIP 19710926 200312 2 001
Diketahui oleh:
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia,
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si.
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Representasi Perampasan Hak Hidup Individu Yang Dianggap Tapol Dalam Novel Mencoba Tidak Menyerah Karya Yudhistira ANM Massardi.
Bangga Pramesti 0608268
Penelitian ini mengangkat tema sosial yang sering muncul dalam karya sastra dan disertai dengan adanya fakta-fakta yang terjadi dilapangan. Adapun yang melatar belakangi penelitian ini adalah ditemukannya permasalahan tentang perampasan hak hidup individu yang dianggap tapol. Dengan demikian diperlukan penelitian terhadap novel Mencoba Tidak Menyerah Karya Yudhistira ANM Massardi ini. Rumusan penelitian ini meliputi (1) bagaimana struktur novel Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM Massardi? (2) bagaimana representasi Perampasan Hak Hidup Individu Yang Dianggap Tapol Dalam Novel Mencoba Tidak Menyerah Karya Yudhistira ANM Massardi Berdasarkan Identisifikasi Hegemoni Gramsci
Untuk menjawab penelitian ini peneliti menggunakan teori hegemoni Gramsci. Dalam novel ini yang menjadi tokoh utamanya adalah tokoh Aku. Tokoh
Aku menjadi korban akibat salah satu keluarganya dituduh sebagai simpatisan PKI. Keadaan ini membuat keluarga tokoh Aku menjadi susah, tidak nyaman, dan kondisi ekonomi keluarganyapun berubah. Keadaan ini memang nyata apa adanya, bahkan hingga sekarang orang-orang yang diduga termasuk simpatisan mendapatkan perlakuan berbeda. Keadaan inilah yang mengakibatkan seseorang menjadi kehilangan hak hidup sebagai individu. Mereka dikucilkan dari lingkungan bahkan ada yang dibunuh karena diduga terlibat dengan peristiwa-peristiwa G 30 S. Mereka yang dianggap simpatisan tidak mendapatkan perlakuan hukum sebagai mana mestinya.
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 5
1.3Tujuan Penelitian ... 5
1.4Manfaat Penelitian ... 5
1.5Definisi Operasional... 6
BAB 2 KAJIAN TEORI ... 7
2.1 Pendekatan Strukturalisme ... 7
2.1.1 Aspek Sintaksis...8
2.1.1.1 Pengaluran…...8
2.1.1.2 Alur………...10
2.1.2 Aspek Semantik...10
2.1.2.1 latar…...10
2.1.2.2 Tokoh dan Penokohan…...…………...11
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
2.2 Teori Hegemoni Antonio Gramsci...13
2.3 Pengarang dan Karyanya...16
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 18
3.1 Metode Penelitian... 18
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 18
3.3 Teknik Pengolahan Data ... 19
3.3 Sumber Data ... 19
BAB 4 ANALISIS NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN ... 21
4.1 Sinopsis Novel MencobaTidak Menyerah ... 21
4.2. Analisis Struktur ... 23
4.2.1 Alur dan Pengaluran ... 23
4.2.1.1 Pengaluran ... 23
4.2.1.2 Alur ... 63
4.2.2 Tokoh dan Penokohan ... 71
4.2.3 Latar Waktu ... 98
4.2.4 Latar Tempat ... 104
4.2.5 Latar Sosial ... 113
4.2.6. Sudut Pandang ... 114
4.3 Representasi Perampasan Hak Hidup Individu Yang Dianggap Tapol Dalam Novel Mencoba Tidak Menyerah Karya Yudhistira ANM Massardi Berdasarkan Identisifikasi Hegemoni Gramsci ... 117
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 145
5.1 Simpulan ... 145
5.2 Saran ... 151
DAFTAR PUSTAKA ... 152
LAMPIRAN ... 153
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seperti hasil kebudayaan yang lain, karya sastra sering kali dianggap dapat mewakili kehidupan nyata. Di dalamnya terdapat berbagai tingkah laku kehidupan manusia. Baik masalah hubungan personal atau interaksi antar sesama, cinta,
hukum, sampai politik. Pada karya sastra tergambarkan realita keadaan yang hampir mirip dengan kehidupan nyata. Hal ini tidaklah mengejutkan karena sastra
tidak diciptakan dalam situasi budaya yang kosong. Menurut Faruk (2005: 12) karya sastra berasal dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang terus hidup dan dihayati oleh masyarakat. Oleh karena itu,
karya sastra tidak bisa dilepaskan dari berbagai lini kehidupan, baik itu pribadi maupun bermasyarakat.
Tema sosial banyak sekali diangkat oleh para pengarang. Tak kurang tema mengenai perampasan hak-hak hidup menjadi permasalahan sentral penceritaan. Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Chernyshevsky (dalam Plekhanov:
2006) bahwa karya seni berfungsi untuk mereproduksi kehidupan dan melakukan penilaian atas gejala-gejalanya.
2
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
1996) yang keduanya mengangkat permasalahan perampasan hak hidup individu eks-tapol sebagai inti penceritaan.
Pada karya Yudhistira menceritakan nasib seseorang keluarga yang dianggap sebagai simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada saat itu PKI
diduga akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan Republik Indonesia. Seperti kita ketahui bersama, terdapat beragam macam versi sejarah mengenai kejadian G30 Si. Pertama, versi dari pemerintahan yang mengatakan bahwa PKI
telah melakukan percobaan kudeta pada peristiwa gerakan 30 September tahun 1965 (GESTAPU) (bisa dilihat di buku -Rangkaian Peristiwa Pemberontakan
Komunis di Indonesia 1926-1948-1965 diterbitkan oleh LSIK). Versi kedua— yang dikemukakan oleh beberapa pakar sejarawan seperti Jhon Rossa untuk menyebut beberapa nama sejarawan yang konsen akan peristiwa ini—yang
mengemukakan sebaliknya bahwa tidak ada peristiwa pemberontakan yang terjadi dalam peristiwa tersebut.
Akan tetapi dari berbagai versi yang dikemukakan tersebut, ada satu hal yang paling penting dan kerap dilupakan, yakni orang-orang yang tidak tahu-menahu akan peristiwa tersebut namun selalu dikaitkan dan mendapat berbagai
penderitaan akibat peristiwa itu. Inilah yang diangkat dalam novel Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM Massardi. Novel ini menceritakan bagaimana
nasib seseorang yang dianggap terlibat (atau dekat) dengan kelompok PKI. Dampak yang ditimbulkan sungguh besar. Tidak hanya terhadap diri pribadi, tetapi keluarga dan orang-orang terdekat pun merasakan hal yang sama. Tokoh
3
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
yang berkenaan dengan PKI di Indonesia. Semua itu disebabkan tokoh ayah dari
Aku disinyalir sebagai anggota kelompok PKI.
Ini menjadi menarik, karena tidak banyak novel yang terbit mengemukakan permasalahan korban-korban dari peristiwa Gestapu. Dengan
karya ini, pengarang mencoba memotret secara jelas bagaimana kehidupan tokoh
Aku ketika peristiwa penghapusan itu terjadi. Di sinilah kita dapat melihat apa dan bagaimana kondisi tokoh Aku (yang mewakili sebagaian masyarakat yang
dianggap terkait jaringan PKI) menjalani kehidupan tanpa hak-hak hidup dirinya sebagai manusia dan warga negara.
Hal inilah yang hendak dikaji oleh penulis lewat novel Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM Massardi. Dalam novel ini penulis ingin mengetahui secara lebih dalam bagaimana perampasan hak-hak hidup akibat
kebijakan politik yang diambil oleh pemerintahan pada masa itu.
Novel ini menjadi menarik untuk dikaji sebab tidak seperti karya sastra
lain yang memunculkan tema sentral di seputar Gestapu yang hanya terbatas pada cerita pemberontakan saja (Pengkhianatan G-30-S PKI karya Arswendo Atmowiloto) dalam novel Yudhistira ini, kita dapat melihat tidak hanya dampak
dari kebijakan itu sendiri dan peristiwa yang terjadi terhadap orang-orang yang disinyalir mengikuti organisasi PKI. Tampaknya terdapat proses hegemoni dalam
pengambil alihan kekuasan oleh orang-orang tertentu. Kelebihan lain yang diceritakan dalam novel ini dibandingkan dengan novel lain, yaitu menceritakan tentang kejadian PKI yang kebanyakan tokohnya memang PKI. Novel ini terbit
4
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahun 1977. Kemunculan novel tersebut sungguh mengejutkan. Sebab pada tahun tersebut Orde Baru masih
berdiri dan sedang giat melakukan pembersihan terhadap orang-orang yang disinyalir terkait kepada PKI (pertama muncul novel tersebut menggunakan judul
Aku Bukan Komunis).
Penelitian ini bukanlah penelitian yang pertama dilakukan. Murliwan pada tahun 2003 mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta meneliti tentang
perkembangan jiwa tokoh-tokoh dalam novel novel Mencoba Tidak Menyerah. Penelitian yang telah dilakukan oleh Murliwan lebih condong menekankan
terhadap analisis psikologi sastra yang terkandung di dalam novel tersebut.
Bisa disimpulkan pada penelitian tersebut perkembangan jiwa tokoh-tokoh dalam novel Mencoba Tidak Menyerah tidak lepas dari pengaruh yang timbul dari
diri sendiri maupun dari lingkungannya. Usaha tokoh-tokoh novel Mencoba Tidak Menyerah menemukan jati dirinya berhasil ketika ada keseimbangan dan
intergrasi antara kehidupan lahiriah maupun batiniah dalam dirinya.
Berbeda dengan Murliwan, penelitian pada novel yang sama ini akan mengangkat hak-hak individu yang dirampas karena dia dianggap terkait dengan
PKI (eks-tapol), pada novel Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM Massardi penulis akan mencerminkannya dengan kehidupan nyata, yang terjadi
pada tahun tersebut.
Pendekatan yang digunakan penulis, yaitu teori hegemoni Antonio Gramsci. Dengan menggunakan teori tersebut, penulis akan mengkaji novel yang
5
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur novel Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM
Massardi?
2. Bagaimanakah representasi perampasan hak hidup individu yang dianggap tapol dalam novel Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM
Massardi berdasarkan identisifikasi hegemoni Gramsci ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:
1. Memperoleh deskripsi struktur cerita Novel Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM Massardi.
2. Menafsirkan representasi perampasan hak hidup individu tapol dalam novel Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM Massardi berdasarkan identisifikasi hegemoni Gramsci
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
6
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Indonesia dan memperluas penerapan teori hegemoni Antonio Gramsci di dalam wacana sastra atau teks sastra.
2. Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu kritikus, penulis, pembaca, penerbit, editor (khususnya karya sastra yang bergenre novel) memperoleh informasi mengenai perampasan hak-hak hidup terhadap individu yang dianggap
PKI yang muncul dalam novel karya Yudhistira ANM Massardi.
1.5 Definisi Operasional
Untuk mengetahui pokok-pokok masalah dalam penelitian ini, maka variabel-variabel dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut:
Hak individu yang menjadi acuan dalam penelitian ini didasarkan pada hak-hak
individu yang sesuai dengan prinsip-prinsip HAM. Dalam penelitian ini HAM
yang akan diangkat yaitu mengenai HAM yang dilanggar, seperti halnya seseorang kehilangan rasa aman, mendapatkan tanda pengenal, dikucilkan dari
lingkungan sosial. Banyak hal-hal lain yang bisa diangkat sebagai acuan untuk mengetahui apakah hak individu itu dilanggar atau tidak.
Tapol adalah akronim dari tahanan politik. Stigma ini muncul ketika peristiwa
Gestapu terjadi dan disematkan pada orang-orang yang dianggap terlibat PKI. Representasi adalah menggunakan bahasa untuk mengungkapkan suatu hal
yang memiliki arti. Representasi dalam hal ini mencerminkan antara karya
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
BAB 3
Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan analitis. Metode
deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Fakta-fakta yang dimaksud dalam hal ini adalah, fakta cerita yang ada dalam karya sastra seperti tema, tokoh, latar, alur,
dan lain sebagainya. Setelah ditemukan fakta cerita kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan kondisi lingkungan tempat karya itu berasal.
Objek penelitian ini berupa novel Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM Massardi. Hasil penelitian ini mendeskripsikan struktur novel
Mencoba Tidak Menyerah dan struktur karya sastra menurut pendekatan yang
dilakukan oleh Goldmann.
3.2Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka. Teknik ini dilakukan dengan mencari data yang berhubungan dengan
19
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
3.3 Teknik Pengolahan Data
Setelah data yang diperoleh dengan teknik di atas terkumpul karya sastra
tersebut dikaji dengan cara:
1. menganalisis struktur novel, di antaranya: alur-pengaluran,
tokoh-penokohan, latar, sudut pandang, dan tema;
2. mendeskripsikan tentang perampasan hak hidup seorang tapol dalam novel
Mencoba Tidak Menyerah sebagai cermin masyarakat.
3. Mendeskripsikan tentang hegemoni yang muncul dalam novel Mencoba Tidak Menyerah
3.4Sumber Data
Sumber data yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini adalah novel
Mencoba Tidak Menyerah karya Yudhistira ANM Massardi diterbitkan oleh
20
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1 Alur Penelitian Novel Mencoba Tidak Menyerah
Karya Yudhistira ANM Masardi Teks Novel Mencoba Tidak Menyerah Karya Yudhistira ANM Masardi
Pengumpulan Data Pembacaan Kritis-Kreatif
Pengidentifikasian data
Analisis data Deskripsi Struktur Novel
Representasi Perampasan Inividu
Deskripsi hegemoni dalam novel
Penafsiran
Makna Data
secara Penyimpulan
Data
Perampasan Hak Individu dan Hegemoni
dalam novel Mencoba Tidak Menyerah
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
BAB V
A. Simpulan
Setelah peneliti menganalisis novel Mencoba Tidak Menyerah berdasarkan struktur dan isinya, dapat disimpulkan bahwa novel ini dalam menggambarkan latar tempat, latar waktu, latar sosial, dan tokoh dengan tidak hanya menampilkan
apa yang ada, melainkan menjelaskan mengapa hal itu terjadi.
Dalam novel Mencoba Tidak Menyerah alur cerita yang dibangun banyak
menggunakan teknik flash back (sorot balik) dan banyak berupa pikiran-pikiran tokohnya. Tokoh utama dalam novel Mencoba Tidak Menyerah adalah Aku lirik yang lahir dalam keluarga sederhana. Tokoh Aku lirik menjadi korban akibat
keadaan yang disebabkan salah satu anggota keluargannya dituduh sebagai simpatisan PKI.
Pengarang novel Mencoba Tidak Menyerah menggambarkan tokoh Aku
lirik layaknya anak kecil yang tidak tahu-menahu tentang apa yang sebenarnya terjadi namun ia merasakan dampak yang ia rasakan akibat terjadinya peristiwa
G-30-S tersebut.
Dari gambaran tersebut peneliti bisa menyimpulkan, bahwa pengarang
lewat novelnya tidak menggambarkan anak secara hitam putih, melainkan menggambarkan anak kecil sebagaimana mestinya anak kecil. Pengarang memandang anak kecil pun bisa merasakan kejadian G-30-S. Sehingga kejadian
146
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
kecil pun bisa merasakan. Seperti halnya tokoh bapak, ibu, kakak yang bisa merasakan dampak dari kejadian G 30 S, namun anak kecil pun bahkan bayi yang
baru lahirpun bisa merasakan bagaimana dampak dari peristiwa G-30-S. Bagaimana susahnya bayi yang bernama Wowo sulit untuk mendapatkan
penanganan medis karena ia mendapatkan penyakit koreng, karena keadaan ekonomi keluarga yang menjadi tidak berkecukupan.
Itulah salah satu realitas sosial sebelum dan sesudah G-30-S. Sehingga
berdampak terasa kepada seluruh lapisan masyarakat. Semua dapat terlihat dan tergambar dalam novel Mencoba Tidak Menyerah. Dalam penokohan pengarang
tidak menggambarkan keseluruhan tokoh dengan nama layaknya tokoh pada umumnya. Analisis struktur yang telah dilakukan peneliti seperti yang telah dipaparkan di atas akhirnya membawa penelitian terhadap analisis isi yang
dilakukan yang ingin dipaparkan selanjutnya, yaitu representasi.
. Representasi yang jelas dapat kita ketahui pada novel ini ialah mengenai
perampasan hak hidup individu yang dianggap tapol. Bentuk representasi dapat semua kita ketahui melalui tokoh-tokohnya, latar tempat, dan latar waktu yang mengisi novel ini.
Tokoh Aku, tokoh Ayah, tokoh Ibu, tokoh kakak dalam novel ini tidak diketahui siapa namanya. Hanya tokoh-tokoh sejarah (khususnya tokoh sejarah
Indonesia) saja dan adik terkecil tokoh Aku yang disebutkan namanya. Penulis mengambil sebuah asumsi bahwa ini merupakan sebuah pe-representasi-an yang dilakukan pengarang terhadap keluarga yang dianggap PKI pada masa-masa
147
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
memperoleh pengakuan dari negara. Sehingga pengarang novel ini, yaitu Yudhistira, tidak mencantumkan nama tokoh seperti halnya pada kebanyakan
novel-novel yang ada. Akan tetapi, Yudhistira hanya menamakan tokoh-tokohnya dengan sebutan “Aku”, “Bapak”, “Ibu”, “Adik”, dan “Kakak”. Jadi, mereka
seperti tidak mempunyai nama. Semua yang terjadi pada penamaan tokoh seperti sudah di rencanakan, pengarang seperti memberikan harapan kepada tokoh adik paling kecil yaitu tokoh Wowo. Sebuah harapan bahwa perampasan hak sebagai
seorang individu tidak akan terjadi lagi terhadap generasi-generasi berikutnya. Pada novel Mencoba Tidak Menyerah diceritakan bagaimana kejadian
setelah tokoh bapak diciduk dan dibawa ke KODIM dan dipenjarakan karena dituduh simpatisan PKI. Tokoh bapak setelah dipenjara mengalami pemindahan tempat tahanan, dari satu penjara ke penjara lain. Sampai akhirnya tokoh bapak
bebas dari tahanan lalu hilang entah kemana. Pembunuhan terhadap orang-orang yang diduga PKI pada saat itu seperti menjadi sesuatu yang wajar, seperti halnya
yang dilakukan oleh kelompok Anwar Congo. Mereka membunuh orang-orang yang didiga terlibat PKI. Pengarang seperti ingin menyampaikan bahwa seorang yang diduga sebagai PKI, setelah dibebaskan dari tahanan, tetap saja ia akan
mendapatkan sangsi terus menerus yang melekat pada dirinya bahkan kepada keluarganya.
Seperti yang dialami tokoh Bapak yang setiap harinya harus melapor ke kelurahan. Otomatis dengan setiap hari melapor orang-orang yang bukan PKI akan terus memberikan sangsi di lingkungannya, seperti hinaan, cibiran, caci,
148
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Dengan diberlakukannya sistem seperti itu kebencian di masyarakat akan terus menerus semakin besar. Tidak ada rasa aman dan tentram sebagai seorang
individu.
Apabila melihat latar tempat, waktu, dan tokoh pada tahun 1965,
representasi hak individu yang dilanggar adalah hak untuk hidup, kehilangan rasa aman, mendapatkan prilaku diskriminatif dari lingkungan. Padahal, tentang hak hidup telah jelas-jelas tertulis dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar 45 dan Pasal
9 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (“UU HAM”).
Hak hidup sepertinya sudah tidak ada lagi. Terlepas dari pergulatan politik maupun sejarah Indonesia yang terjadi pada saat itu, seharusnya pembunuhan dan saling membunuh tidak lah terjadi. Dengan adnaya hegemoni perbuatan
pembunuhan yang terjadi pada tahun 1965 seperti legal dan disahkan, bahkan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi pelaku pembunuhan.
Salah satu bukti nyatanya, yaitu pada pengakuan seorang algojo yang menumpas PKI yang bernama Anwar Congo. Dalam sebuah wawancara terhadapnya pada saat pembuatan film “The Act of Killing” karya Joshua
Oppenheimer dalam sebuah laporan utama majalah Tempo edisi 1 Oktober 2011 berjudul “Pengakuan Algojo 1965”, bagaimana ia memperagakan ulang
149
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Akhirnya, Representasi yang dipaparkan di atas yang mengantarkan kita pada analisis Hegemoni Gramsci dalam novel Mencoba Tidak Menyerah karya
Yudhistira ANM Massardi.
Melalui tinjauan Hegemoni Gramci, peneliti mencoba mengidentifikasi
apa yang disebut hegemoni tersebut dan kemunculan seperti apa yang ada dalam kandungan novel Mencoba Tidak Menyerah ini. Berdasarkan isi yang terkandung dalam novelnya, peneliti menyimpulkan bahwa tinjauan hegemoni itu muncul dan
dapat diidentifikasikan pada beberapa hal dalam penceritaan atau pun unsur novel setelah dikaji.
Adanya hegemoni terasa muncul pada latar waktu dalam penceritaan novel. Latar pada novel Mencoba Tidak Menyerah yang mengangkat peristiwa dan keadaan kepemimpinan di tahun 1965 s/d 1966 telah mengidentifikasikan
kepemimpinan saat itu merupakan sebuah bentuk hegemoni yang ada.
Hegemoni muncul pada konflik atau pun peristiwa yang dikandung dan
disuguhkan dalam cerita. Peristiwa serta konflik yang terjadi di tahun 1965-1966 seolah menjadi titik sentral peristiwa yang sangat kuat dalam novel ini untuk mengidentifikasi bentuk hegemoni yang ada. Peristiwa pada saat-saat itu sampai
sekarang masih menjadi misteri. Banyak kemugkinan dan asumsi mengapa peristiwa ini terjadi. Yang harus menjadi perhatian mengapa begitu mudahnya
nyawa-nyawa tak bersalah menjadi korban. Terlepas dari siapa dalang dari peristiwa ini. Seharusnya pembunuhan dan pembantaian itu tidak harus terjadi. Ini salah satu dampak adanya Hegemoni. Pembunuhan diwaktu itu menjadi sesuatu
150
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Hegemoni pun muncul pada tokoh dan penokohan yang dikandung dalam dalam cerita. Identifikasi bentuk hegemoni tersebut dapat kita ketahui apabila
dilihat dari peristiwa sebelum G 30 S (sebagai latar suasana), salah satu bentuk hegemoni yang ada dalam novel ini adalah munculnya ormas, orpol, surat kabar,
dan ideologi pemimpin yang berkuasa pada saat itu. Organisasi bentukan itu merupakan bagian dari tokoh dan penokohan yang tidak bisa dilepaskan dari alur cerita novel Mencoba Tidak Menyerah yang membawa pada peristiwa serta
konflik penting yang harus dialami tokoh. Yang menjadi korban akhirnya tidaklah hanya orang yang dibunuh tetapi anak, istri bahkan hingga cucu dan keluarga akan
mendapatkan dampak dari kejadian tersebut. Salah satunya, bisa saja mejadi trauma dan bagi keluarga yang ditinggalkan akan mengalami kesulitan-kesulitan dikemudian hari.Seperti halnya keluarga Aku setelah bapaknya hilang entah
kemana yang memunculkan dugaan bahwa bapak diculik dan dibunuh, yang jelas bapak hilang dari keluarga dan keadaan keluarganyapun menjadi entah
bagaimana nasibnya. Bahkan sebelum bapaknya menghilang, keluarga Aku telah mendapatkan cemohan dari orang-orang sekitar dan mereka dikucuilkan dari lingkungan setempat. Jadi dalam novel Mencoba Tidak Menyerah karya
151
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan simpulan yang telah peneliti kemukakan di atas, pada bagian ini peneliti mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Peneliti berharap akan ada banyak penelitian terhadap novel-novel lainya
dengan menggunakan analisis Hegemoni Gramsci.
2. Peneliti berharap mudah-mudahan penelitian ini bisa bermanfaat untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti novel Yudhistira ANM Massardi.
3. Peneliti berharap mudah-mudahan dengan adanya penelitian ini bisa membuka hati kita hususnya peneliti sendiri umumnya kepada masyarakat
untuk tidak mengucilkan, mendiskriminasi, para korban G-30-S, tidak kurang anggota keluarga yang diduga terlibat G-30-S kehilangan hak-hak hidup sebagai seorang individu
4. Semoga para korban G 30 S bisa mendapatkan kembali hak hidup sebagai seorang individu. Khususnya pemerintah bisa mengembalikan hak hidup para
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, M.H. 1976. The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition. Oxford: Oxford University Press.
Achadi, Mohammad. 2011. Kabut G30S. Yogyakarta: Narasi
Bocock, Robert. 2000. Pengantar Komprehensif Untuk Memahami Hegemoni.
Yogyakarta; Jalasutra
Damono, Sapardi Djoko. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkasan. Jakarta: Pusat dan Pengembangan bahasa
Dwi Lestariningsih, Amurwani. 2011. Gerwani. Jakarta: Kompas.
Eneste, Pamusuk.1981.Leksikon Kesusastraan Indonesia Moderen. Jakarta: Gramedia
Escarpit, Robert. 2005. Sosiologi Sastra. Jakarta: YayasanObor
Esten, Mursal. 2006. Pengantar dan Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Faruk, 2005. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme sampai Post
Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Femia, Joseph V. 1983.Gramsci’s Political Thought: Hegemony , Consciousness, and the RevolutionaryProcess,. Clarendon Press
Gramsci, Antonio. 2001, Catatan-Catatan Politik. Surabaya: Pustaka Promethea Hendarto, Heru, 1993, Mengenal Konsep Hegemoni Gramsci :dalam Diskursus
Kemasyarakatan dan Kemanusiaan. Jakarta: Gramedia
Kurniawan Heru, 2009. Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika Hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan, 1988. Rangkaian Peristiwa Pemberontakan Komunis di Indonesia 1926 –1948 –1965. Jakarta: Lembaga Studi Ilmu- Ilmu Kemasyarakatan
Massardi, Yudistira ANM. 1966 .Mencoba Tidak Menyerah. Yogyakarta: Bentang Budaya
153
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Metode penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Roosa, John. 2008. Dalih Pembunuhan Massal. Jakarta: Hasta Mitra Saini, K.M. 1990. Protes Sosial Dalam Sastra. Bandung: Angkasa.
Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa
Simon, Roger.2004. Gagasan-Gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Soerojo, Soegiarso. 1988. Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai. Jakarta: C.V. Sri Murni
Sugiono, Muhadi. 1999, Kritik Antonio Gramschi Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sukarno, Sukmawati. 2011. Creeping Coup D’Etat Mayjen Suharto”. Yogyakarta: Media Pressindo.
Sulastomo, 2006. Dibalik Tragedi 1965. Jakarta: Yayasan Pustaka Utama.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung ITB
________, Jakob & Saini K.M. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sudjiman, Panuti.1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta:Pustaka Jaya
Toer, Pramoedya Ananta. 1995. Nyanyi Sunyi Seorang Bisu. Jakarta: Lentera
Trimansyah, Bambang. 1999. Fenomena Intrinsik Cerita Anak Indonesia Kontemporer. Bandung: Nuansa
Wellek, Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Murliwan. 2003. Perkembangan Jiwa Tokoh-Tokoh Dalam Novel Mencoba Tidak Menyerah. Surakarta: Skripsi tersedia www. digilib.uns.ac.id diakses tanggal 26 januari 2011
Yulianeta. 2010. Hegemoni Gender Dalama Novel Indonesia Era Reformasi.
154
Bangga Pramesti , 2013
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA A.N.M MASSARDI : TinjauanHegemoni Gramsci Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Zaimar. Okke Fina S Kusuma Sumantri. 1990. Menelusuri Makna Ziarah. Jakarta: Obor