• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH KARTU KREDIT TERHADAP PENGENAAN BIAYA TAMBAHAN OLEH MERCHANT DALAM TRANSAKSI MENGGUNAKAN KARTU KREDIT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH KARTU KREDIT TERHADAP PENGENAAN BIAYA TAMBAHAN OLEH MERCHANT DALAM TRANSAKSI MENGGUNAKAN KARTU KREDIT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSU."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatannya. Salah satu jasa perbankan yang dapat dilaksanakan dan diberikan kepada masyarakat dari sebuah bank umum adalah jasa kartu kredit. Kartu kredit merupakan sarana pengganti uang tunai sebagai alat pembayaran yang telah berkembang pesat dan penggunaannya dimanfaatkan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi perdagangan. Dalam kegiatan transaksi menggunakan kartu kredit, pembebanan pajak menjadi kewajiban konsumen yang menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran. Dalam hal pembebanan pajak ini, mungkin konsumen tidak begitu menyadari bahwa seharusnya konsumen pengguna kartu kredit tidak lagi dibebankan biaya-biaya lainnya, baik oleh bank penerbit kartu kredit maupun oleh merchant. Namun, masih banyak ditemukan merchant yang membebankan biaya tambahan kartu kredit kepada konsumen yang menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik pembebanan biaya tambahan oleh merchant dan memberikan perlindungan hukum kepada konsumen.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analisis dan dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif.

Berdasarkan hasil penelitian, Bank Indonesia melarang merchant melakukan pembebanan biaya tambahan kepada konsumen dalam transaksi menggunakan kartu kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. Merchant yang membebankan biaya tambahan selaku pelaku usaha juga telah melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan dapat lebih memberikan perlindungan konsumen agar terhindar dari pembebanan biaya tambahan dan dapat melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap bank penerbit kartu kredit dan juga merchant.

KATA KUNCI : Biaya Tambahan, Kartu Kredit, Perlindungan Konsumen

ABSTRACT

Banking is everything that concerns about banks, covering institutional, business activities, as well a s the manner and process in carrying out its activities. One of the banking services that can be implemented and provided to the public of a public bank is a credit card services. A credit card is a means of replacement cash a s a means of payment which has been growing rapidly and its uses in society exploited by conducting trading transactions. In the event the transaction using a credit card, the imposition of taxes into consumer liability that using a credit card as means of payment. In terms of tax imposition, consumers might not realize that the consumer should be so credit ca rd users will no longer be charged other fees, either by the bank or credit ca rd issuer by the merchant. However, there a re still many found that charge you additional merchant credit cards to consumers who use credit ca rds a s means of payment. The purpose of this resea rch is to know the practice of imposition of surcharge by the merchant and give legal protection to consumers.

The resea rch methods used in this study is descriptive and analysis is carried out using methods of juridical normative approach

Based on the research results, Bank Indonesia prohibits imposition of surcharge merchant do to consumers in transactions using a credit ca rd based on the Regulations of Bank Indonesia No. 14/2/PBI/2012 About Organizing Activity By means of payment Card Use. Merchant who imposes a surcha rge as businessmen also have violated the provisions of Act No. 4 of 1999 on the protection of consumers. The Government and Bank Indonesia is expected to provide more consumer protection in order to avoid the imposition of an additional fee and can make tighter supervision of banks and credit card issuers as well as merchant.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Pasal 46 ayat (2) KUHAP ditentukan bahwa, apabila perkara sudah diputus, maka benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan kepada orang atau kepada

Panalitèn mênikå ngêwrat gangsal ancas panalitèn. Ancasipun inggih mênikå 1) ngandharakên kawontênanipun naskah utawi deskripsi naskah Sêrat Purwåkarånå, 2)

Jika pada tingkat Mezbah Korban Bakaran ini berarti kita harus mewartakan bahwa satu-satunya yang bisa mendamaikan kita dengan ALLAH adalah korbanNYA Kristus dan ini berarti TUHAN

Regression Variables Entered/Removed b Sistem Akuntansi Manajemen, Saling Ketergantungan a.. Enter

Penjadwalan crew dipengaruhi oleh banyaknya ketersediaan mekanik, jika terdapat kekurangan mekanik pada maka perawatan tidak dapat berjalan dengan baik, sebagaimana

Salah satu untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari penerimaan dalam negeri yang

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan wawancara yang mendalam dan observasi yang akan menggambarkan

:rauma alan tera"hir seperti epiostomi yang lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri uga menyebab"an perdarahan "arena terbu"anya pembuluh darah, penya"it