• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING DAN CATCHING DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SDN Langensari II Kec. Lembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING DAN CATCHING DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SDN Langensari II Kec. Lembang."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR KURVA ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR Dan HIPOTESIS TINDAKAN A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Konsep Dasar Pendidikan Jasmani ... 7

2. Hakikat Bola Basket ... 10

3. Hakikat Modifikasi Media Pembelajaran... 18

4. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ... 19

B. Kerangka Berfikir ... 24

(2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 26

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 27

D. Variabel Penelitian ... 27

E. Prosedur Penelitian... 27

F. Rencana Tindakan ... 28

G. Instrumen Penelitian... 32

H. Teknik Pengumpulan Data ... 34

I. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

1. Deskripsi Data ... 36

2. Hasil Penelitian ... 37

3. Hasil Analisis Data ... 38

B. Pembahasan Penelitian ... 40

1. Hasil Siklus 1 Tindakan 1 ... 41

2. Hasil Siklus 1 Tindakan 2 ... 44

3. Hasil Siklus 2 Tindakan 1 ... 48

4. Hasil Siklus 2 Tindakan 2 ... 51

C. Refleksi dan Kesimpulan Proses Penelitian ... 56

D. Diskusi Penemuan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 60

(3)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Pengamatan Penampilan Bermain Bola Basket Halaman 32

4.1 Hasil Penilaian Keterampilan Passing Dan Catching Halaman 37

Dari Observasi Awal Sampai Siklus 2 Tindakan 2

4.2 Observasi Awal Penilaian Siswa Halaman 39

4.3 Siklus 1 Tindakan 1 Penilaian Siswa Halaman 43

4.4 Siklus 1 Tindakan 2 Penilaian Siswa Halaman 46

4.5 Siklus 2 Tindakan 1 Penilaian Siswa Halaman 49

(4)

DAFTAR BAGAN

Bagan

2.1 Siklus PTK Halaman 23

3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Halaman 28

(5)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Perolehan Nilai Persentase Keterampilan Passing dan Halaman 55

Catching Dari Observasi Awal Sampai Siklus 2 Tindakan 2

(6)

DAFTAR KURVA

Kurva

4.1 Perolehan Nilai Persentase Keterampilan Passing dan Halaman 56

(7)

Upaya Meningkatkan Keterampilan Passing Dan Catching Dalam Pembelajaran Permainan Bola Basket Melalui Modifikasi Media

Pembelajaran

Riski Iskandar

Pembimbing I Drs. Sucipto, M.Kes Pembimbing II Carsiwan, M.Pd

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tingkat keterampilan passing dan catching bola basket siswa dengan menggunakan modifikasi media pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan menerapkan rancangan penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Teggart. Penelitian terdiri atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri Langensari 2 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan objek penelitian siswa kelas 6 yang berjumlah 28 siswa. Proses penelitian dibagi menjadi dua siklus yang terdiri atas empat tindakan. Setiap tindakan menggunakan modifikasi media dan berbagai tugas gerak dalam bentuk permainan. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen GPAI. Kemudian semua data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik persentase. Data awal adalah 37,29% dan siklus 1 tindakan 1 adalah 44,04%, siklus 1 tindakan 2 adalah 53,37%, siklus 2 tindakan 1 adalah 61,50%, dan siklus 2 tindakan 2 adalah 71,22%. Berdasarkan hasil analisis data, didapat kesimpulan penerapan modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan passing dan catching bola basket siswa. Sebagai saran dari hasil penelitian, dalam menyampaikan materi pembelajaran permainan bola basket, dapat menggunakan bola basket modifikasi, sehingga siswa bisa mendapatkan pengalaman bermain bola basket walaupun tidak menggunakan alat yang sesungguhnya.

(8)

Riski Iskandar (2014) Efforts To Improve Skills Passing And Catching In Basketball Game Learning Through Learning Media Modifications. Counsellor Of I Drs. Sucipto, M.Kes AIFO Counsellor Of Righteous II Carsiwan, M.Pd

Abstract

This study aimed to examine the level of skill and cathcing basketball passing students by using a modification of instructional media. Class Action Research carried out by applying the research design developed by Kemmis and Teggart. The study consists of several stages, as follows: (1) The plan of action, (2) implementation of the action, (3) observation, and (4) reflection. The place of research in Public Elementary School Langensari 2 District Lembang, West Bandung Regency with the object of research students in grade 6, amounting to 28 students. The research process is divided into two cycles of four actions. Every action using a modification of media and various tasks of motion in the form of the game. Data was collected using GPAI instruments. Then all the data were analyzed using the technique of percentage. Preliminary data is 37.29% and cycle 1 action 1 is 44.04%, cycle 1 action 2 is 53.37%, cycle 2 action 1 is 61.50%, and 2 cycles of action 2 is 71.22%. Based on the analysis of data, it could be concluded the application of instructional media modifications can improve the skills of passing and catching basketball student. As a suggestion from the results of the research, in delivering learning materials basketball games, basketball can use modification, so that students can gain experience playing basketball, although not using the actual tools.

(9)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, dan HIPOTESIS

TINDAKAN

A. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Dasar Pendidikan Jasmani

a. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pengertian pendidikan jasmani telah dikemukakan oleh beberapa ahli atau para tokoh yang berkecimpung dalam dunia pendidikan jasmani, diantaranya adalah sebagai berikut :

Mahendra (2009 : 3), mengemukakan :

pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah peroses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk social, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

James A. Baley dan David A.Field (2001 dalam Abduljabar, 2011 : 82)

Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.

Cholik Mutohir (1992 dalam Samsudin, 2008 : 2)

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani intuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.

Samsudin (2008 : 2) mengemukakan :

(10)

Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sangat luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya, hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif.

Dari banyak pendapat tentang pengertian pendidikan jasmani, dapat disimpulkan pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006 : 208) yang dikeluarkan oleh departemen Pendidikan Nasional Ditjen Dikdasmen, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Permainan dan olahraga meliputi olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor dan manifulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya.

b. Aktivitas pengembangan meliputi mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

c. Aktivitas senam meliputi ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

d. Aktivitas ritmik meliputi gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.

e. Aktivitas air meliputi permainan di air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

f. Pendidikan luar kelas meliputi piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, mendaki gunung.

(11)

berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

Terkait dengan materi pembelajaran (bahan ajar), khususnya dalam bentuk permainan dan olahraga, banyak sekali jenis-jenis permainan yang harus diajarkan kepada siswa. Salah satunya adalah permainan bola basket yang termasuk ke dalam kelompok permainan bola besar. Materi permainan bola basket mulai diajarkan di kelas 5 sekolah dasar. Ketika mengajar suatu bentuk keterampilan gerak, sudah selayaknya guru memperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan gerak siswanya tidak semata-mata hanya pada tujuan yang harus dicapai karena merupakan tujuan yang termuat di kurikulum.

Bucher (1979, dalam Samsudin, 2008 : 7) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan SD adalah :

(1) Anak harus dipandang sebagai individu dengan kebutuhan fisik, mental, emosional dan sosial yang berbeda, (2) Keterampilan gerak dan kognitif harus mendapat penekanan, (3) Anak harus meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, kelenturan, kemampuan dan koordinasi serta harus belajar bagaimana faktor – faktor tersebut memainkan peran dalam meningkatkan kebugaran jasmani, (4) pertumbuhan sosial dalam olahraga harus menjadi bagian penting dari semua program.

Sedangkan fokus program pendidikan jasmani di SD kelas IV – VI, Bucher (1979, dalam Samsudin, 2008 : 7) mengemukakan :

(1) Program pendidikan jasmani harus memberikan kesempatan untuk memperoleh kesenangan, belajar keterampilan baru, dan belajar berbagai cabang olahraga, (2) Anak juga membutuhkan latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, (3) Pada tingkatan usia ini hampir pasti bahwa pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat untuk membentuk persahabatan yang baru, (4) Anak juga menekankan bahwa program

pendidikan jasmani memberikan kesempatan untuk “beraksi” (show off) dan

(12)

Pada dasarnya penyelenggaraan program pengajaran penjas hendaknya

mencerminkan karakteristik program penjas itu sendiri yaitu “Developmentally Appropiate Practice” atau disingkat DAP. Adapun prinsip DAP Menurut R. Ibrahim dan Komarudin (2008 : 24)

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan pelatihan olahraga,

sesuai dengan prinsip “Developmentally Appropiate Practice” (DAP), atau

praktik pembelajaran penjas dan pelatihan olahraga yang disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa/atlet, hendaknya dipertimbangkan aspek pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan siswa/atlet yang bersangkutan.

Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru penjas agar pembelajaran mencerminkan DAP. Aspek yang dapat dimodifikasi yang dikaitkan dengan karakteristik keterampilan bermain bola basket, sudah selayaknya apabila karakteristik bola basket yang memiliki kompleksitas teknik yang cukup tinggi yang diterapkan pada siswa SD perlu melibatkan upaya-upaya memodifikasi dalam proses pembelajaran penjas. Selain karena akan adanya kesesuaian tugas gerak dengan tingkat perkembangan siswa, secara psikologis (mental dan emosional) akan menumbuhkan sikap positif dan kecintaan terhadap permainan bola basket bahwa bermain bola basket itu tidak terlalu sulit dan menyenangkan, selain sudah tentu dikuasainya keterampilan dasar bermain bola basket.

2. Hakikat Bola Basket

a. Pengertian Bola Basket

Pengertian bola basket telah dikemukakan oleh beberapa ahli dan tokoh, diantaranya :

Aridho Prahasti (2013) mengemukakan :

(13)

bertujuan mencari nilai atau angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah lawan untuk mendapatkan nilai. Dalam memainkan bola, pemain dapat mendorong bola, memukul bola, dengan telapak terbuka, melempaar atau menggiring bola ke segala penjuru dalam lapangan permainan.

Warsidi (2010 : 20) mengemukakan :

bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena bisa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

Muhajir (2013) mengungkapkan :

bola basket adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing – masing regu terdiri atas lima orang pemain. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai atau angka sebanyak – banyaknya dengan memasukkan bola ke basket lawan dan mencegah lawan mendapatkan nilai. Dalam memainkan bola, pemain dapat mendorong bola, memukul bola dengan telapak tangan terbuka, melemparkan atau menggiring bola ke segala penjuru dalam lapangan permainan

Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

b. Teknik dasar permainan bola basket

(14)

1. Mengoper (Passing)

Passing berguna untuk operan jarak dekat atau jarak jauh dan teknik yang

paling banyak digunakan dalam permainan bola basket. Menurut Ibrahim (2012).

Passing atau operan adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bola basket selain dribble, shooting dan Lay up. Fungsi Passing adalah untuk mengoper bola kepada teman saat dihadang musuh dalam permainan bola basket". Passing dalam bola basket bisa dengan menggunakan dua tangan atau satu

tangan. Passing yang dilakukan secara taktis, tepat waktu dan akurat dapat menciptakan peluang untuk membuat angka. Mengetahui kapan dan dimana harus mengoper, tidak hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga mencegah kehilangan bola dari intersep dari lawan yang sering kali memudahkan lawan untuk mencetak angka.

Jon Oliver (dalam Yulianto 2007 : 35) mengungkapkan :

umpan yang tepat adalah salah satu kunci keberhasilan serangan sebuah tim dan sebuah unsur penentu tembakan – tembakan yang berpeluang besar mencetak angka. Ketepatan umpan yang hebat tidak boleh diremehkan. Ini bisa memotivasi rekan – rekan tim, menghibur penonton, dan menghasilkan permainan yang tidak individualis. Seorang pengumpan yang terampil mampu melihat seluruh lapangan, mengantisipasi perkembangan dalam pertandingan yang penuh serangan, dan memberikan bola kepada rekan tim pada saat yang tepat.

Dalam permainan bola basket ada beberapa macam operan yang sering digunakan yaitu : Chest pass (operan dada), Bounce pass (operan pantul), Over head pass (operan di atas kepala).

a) Chest pass (operan dada)

Chest pass merupakan salah satu jenis operan dasar dalam permainan bola

basket.

Prusak (2005 : 126) mengungkapkan : “Chest pass adalah umpan pada jarak dekat atau sedang. Bola dilemparkan menggunakan dua tangan setinggi dada pemain ke

(15)

Adapun pelaksanaannya adalah bola dipegang dengan kedua tangan ditahan ke depan dada dengan ujung jari kedua tangan, ibu jari harus berada di belakang bola dengan tangan dan ujung jari menyebar ke arah sisi bola. Posisi siku dekat tubuh, kemudian letakkan kaki pada posisi triple threat dengan tumpuan berat badan pada kaki yang belakang. Pindahkan berat badan ke depan ketika melangkah untuk melakukan operan.

Pada saat melakukan tolakan untuk mengoper bola, luruskan lengan dan putar ibu jari ke bawah, sehingga tangan lurus dan diakhiri dengan sentakan pergelangan tangan. Pandangan mata tetap kearah bola yang dioper dan arah bola harus lurus ke depan.

b) Bounce pass (operan pantul)

Bounce pass menurut Prusak (2005 : 126) “sama seperti umpan dada, tetapi

umpan ini dipantulkan ke lantai dua pertiga dari jarak antara pengumpan bola dan

penerima bola”. Adapun pelaksanaannya adalah kedua tangan atau salah satu tangan ditempatkan dibelakang bola, kemudian lepaskan bola kearah bawah. Bola menyentuh lantai kira-kira dua pertiga dari jarak arah si penerima sehingga bola dapat ditangkap saat setinggi pinggang. Memantulkan bola terlalu dekat pada diri sendiri, maka lambungannya akan tinggi dan pantulannya lambat sehingga akan mudah dipotong oleh lawan, tetapi memantulkan bola terlalu dekat dengan penerima akan membuat bola sulit direbut oleh lawan.

c) Over head pass (operan di atas kepala)

(16)

permainan sepakbola. Hal ini biasanya dilakukan saat berhadapan dengan lawan yang berpostur lebih pendek namun lincah dan cepat”.

Adapun pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi badan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola ke belakang kepala, karena dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah di curi oleh lawan, kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dngan bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah kepada target dan telapak tangan ke bawah.

Selain keterampilan passing, tidak dapat dipisahkan juga keterampilan catching atau menangkap bola. Adapun teknik catching dalam permainan bola basket yang diungkapkan oleh Miracle (2012)

dalam menangkap bola harus diperhatikan agar bola berada dalam penguasaan. Bola dijemput telapak tangan dengan jari-jari tangan terentang dan pergelangan tangan rileks. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera melekat ke bola dan ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola.

Sedangkan menurut nanang (2010) mengemukakan hal – hal yang perlu diperhatikan dalam catching

bola,

Hal yang perlu diperhatikan dalam catching/menerima bola adalah : (1) Posisi tangan tidak kaku dan tegang rileks jari-jari terbuka dan telapak tangan sedikit miring dan menghadap kedepan saat menerima bola, pada saat menangkap bola lengan lurus ditarik kebelakang untuk mengurangi tekanan yang datang dari depan. (2) Kaki pada saat menerima bola kaki depan ditarik kebelakang bersamaan dengan lengan ditarik kebelakang yang digunakan untuk mengurangi tekanan bola yang datang. (3) Siap dengan sikap seimbang pada saat menerimah bola.

2. Menggiring (Dibble)

(17)

karena keterampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat dalam

pertandingan bola basket”. Keterampilan menggiring bola bisa dilatih kapanpun, yang dibutuhkan dalam melatih keterampilan menggiring bola hanyalah bola basket. Teknik ini merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh pemain basket. Dalam situasi permainan, keterampilan dribel yang dlakukan dengan baik bisa meningkatkan potensi menyerang dengan berbagai cara.

Jon Oliver (dalam Yulianto 2007 : 58) mengungkapkan :

dribel yang baik bisa meningkatkan sudut umpan yang memungkinkan ke rekan tim, menciptakan tembakan jarak jauh, mengawali dribble drive ke arah ring basket, menjaga penguasaan bola selama bermain mendesak, atau membantu mengawali dan mengendalikan fast break.

3. Menembak (Shooting)

Shooting adalah salah satu usaha dalam hal mencetak angkan, seperti yang

diungkapkan oleh Bintoro Yudho Wibowo (2009)

shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan untuk meraih poin. Dalam melakukan shooting ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan shooting dengan dua tangan serta shooting dengan satu tangan.

Dalam melakukan shooting, tidak semata – mata hanya melemparkan bola ke arah keranjang saja, tetapi juga meliputi gerakan mengarahkan dan mengusahakan agar bola jatuh tepat sasaran.

Dalam keterampilan shooting, terdapat beberapa teknik yang bisa digunakan, seperti yang diungkapkan oleh Ruzzer (2012) Macam dan Cara Melakukan Shooting Bola Basket :

1) Set-shoot

(18)

2) Lay-up shoot

Lay up shoot adalah salah satu tekhnik menembak yang sering digunakan

dalam permainan bola basket. Cline dan Roberts (dalam Pribadi 1997 : 98)

Lay up bola basket adalah bagian dari tembakan yang pertama kali harus anda kuasai; bola yang ditembakkan dengan menerapkan gerakan ini memiliki kemungkinan yang besar untuk masuk. Ketika melakukannya, pastikan bahwa anda berada pada sudut 45 derajat dengan ring.

Dalam situasi persaingan, jenis tembakan ini harus bisa dilakukan pemain baik menggunakan tangan kanan ataupun kiri. Lay-up dilakukan di akhir dribble. Pada jarak beberapa langkah dari ring, penggiring bola secara serentak

mengangkat tangandan lutut ke atas ketika melompat ke arah keranjang. 3) Jump shoot

Jump shoot merupakan tembakan yang sering dilakukan saat pemain

menyerang tidak bisa mendekati keranjang. Tembakan ini sangat berguna saat permainan sedang berlangsung karena tembakan ini sangat sulit dihentikan. Cline dan Roberts (dalam Pribadi 1997 : 98) mengungkapkan : “Tembakan ini adalah tembakan luar yang paling efisien dan paling banyak digunakan oleh pelompat dengan tembakan satu tangan”.

5) Hook shoot

Hook Shoot adalah tembakan yang lemah namun bila tembakannya

dilakukan dengan sangat akurat, tembakan ini sangat sulit untuk dihalangi. Rudi (2013) mengungkapkan :

Hook Shoot yaitu tembakan lemah dan akurat serta merupakan gerakan low-post yang baik. Bila dilakukan dengan tepat maka tembakan ini sangat sulit untuk dihalangi, karena tangan penembak berada jauh dari jangkauan pemain bertahan. Tembakan ini selalu diawali dengan pemain memunggungi keranjang.

(19)

Tembakan dunk dulunya dianggap suatu atraksi istimewa yang dilakukan oleh pemain-pemain dengan postur tubuh yang tinggi. Rudi (2013) mengungkapkan : “tembakan dunk adalah tembakan yang mengagumkan dan dapat mengobarkan semangat tim sertamenjatuhkan mental lawan dengan cepat”. Dunking dapat dilakukan dengan dua atau satu tangan dari depan atau belakang. Tembakan ini hanya dapat dilakukan oleh pemain yang memiliki postur atau lompatan tinggi.

Menembak (shooting) yang baik bagi permainan tim dan memeiliki keahlian akan membuat bola basket menjadi permainan tim yang indah. Disamping itu dengan memiliki dan menguasai berbagai tehnik shooting ini akan membuka kesempatan mengolah bola sehingga terbuka kesempatan melaksanakan tembakan (shooting) kearah sasaran.

Wissel (2000) mengatakan bahwa kegunaan secara khusus dengan menguasai dan menggunakan berbagai teknik dasar dalam melakukan tembakan ini adalah dapat membantu ketepatan disaat melakukan tembakan itu sendiri.

c. Pembelajaran bola basket di Sekolah

Pembelajaran permainan bola basket merupakan salah satu materi yang diberikan di Sekolah dasar, permainan ini termasuk kedalam kategori permainan bola besar. Berdasarkan silabus pendidikan jasmani disekolah dasar, pembelajaran permainan bola basket sudah mulai diperkenalkan pada siswa kelas 3. Namun pada tahapan ini masih merupakan perkenalan dan tugas geraknya pun masih sangat sederhana, yaitu hanya keterampilan dasar melempar dan memantulkan bola saja. Melempar dan menangkap bagi siswa sekolah dasar, menjadi bagian keterampilan gerak dasar yang dilakukan anggota badannya. Keterampilan itu disebut gerak dasar manipulatif. Sedangkan pada kelas 4 dan 5 pembelajarannya semakin menyerupai pembelajaran permainan bola basket.

(20)

dalam olahraga basket ini, seperti kita lihat, anak – anak dapat belajar lari, melompat, menangkap, mengoperkan, dan memasukkan bola ke keranjangnya. Selain itu, mereka juga belajar mengubah arah dan kecepatan, yang merupakan dasar mengembangkan diri di bidang olahraga manapun juga kelak.

Adapun manfaat yang akan didapatkan oleh anak, sebagai berikut :

a) Basket Untuk Kesehatan Fisik: Keuntungan nomor satu dari bermain basket

adalah anak-anak dapat meningkatkan kesehatan fisik mereka. Olahraga

basket sangat bermanfaat bagi kesehatan anak karena banyak melibatkan

aktivitas berlari dan melompat sehingga anak dapat mengembangkan

kekuatan fisik, kecepatan dan bahkan kesehatan jantung. Selain itu, bermain

basket akan membakar kalori dalam jumlah yang cukup banyak.

b) Basket mengajarkan Anak Bersosialisasi: Permainan basket adalah permainan

tim dan bukan permainan individu. Dasar dari bermain basket adalah

mengoper bola. Sari (2011)

Basket adalah olahraga sosial. Ini membawa orang bersama-sama dan menciptakan ikatan dan persahabatan. Ini sangat bagus untuk seorang anak pemalu untuk benar-benar membawa mereka keluar dan membantu mereka untuk bertemu orang baru dan belajar untuk bersosialisasi.

Keterampilan sosial adalah sesuatu yang anak Anda akan membawa dengan mereka di masa depan dan di semua bidang kehidupan mereka. Dengan bekerja sama dalam satu tim, anak-anak dapat membentuk rasa hormat pada rekan sepermainannya dan mengembangkan kemampuan

bersosialisasi mereka.

c) Basket untuk Bersenang-senang: Dimanapun mereka berada, anak-anak

tetaplah anak kecil. Mereka melakukan berbagai hal dengan kesenangan dan

(21)

membentuk ikatan antar teman sebaya pastinya akan menjadi aktivitas yang

menyenangkan.

3. Hakikat Modifikasi Media Pembelajaran

Modifikasi secara umum diartikan sebagai usaha untuk mengubah atau menyesuaikan. Namun secara khusus modifikasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan menampilkan sesuatu hal yang baru, unik dan menarik. Modifikasi disisni mengacu kepada sebuah penciptaan, penyesuaian dan menampilkan suatu alat/sarana dan prasarana yang baru, unik, dan menarik terhadap suatu proses belajar mengajar pendidikan jasmani.

Pelaksanaan modifikasi sangat diperlukan bagi setiap guru pendidikan jasmani sebagai salah satu alternatif atau solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani, modifikasi merupakan implementasi yang sangat berintegrasi dengan aspek pendidikan lainnya.

Modifikasi dalam proses pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajarannya, salah satunya adalah peralatan atau media yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran.

Bahagia dan Suherman (2000 : 7) mengungkapkan

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat – ringannya, besar – kecilnya, tinggi – rendahnya, panjang pendeknya peralatan yang digunakan.

Adapun tujuan dari dilakukannya modifikasi dalam pembelajaran penjas seperti yang diungkapkan oleh Lutan (1988). Menyatakan bahwa :

(22)

Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak.

Menurut Aussie (1996). Menyatakan bahwa :

pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan pertimbangan : a) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa, b) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak, c) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, d) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.

Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru penjas agar pembelajaran bisa lebih menarik dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas

a. Pengertian PTK

Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif. Penelitian tindakan kelas menurut Penelitian tindakan kelas menurut Mulyasa (2012 : 11) :

(23)

Lewin (dalam Kunandar 2012 : 42) mengungkapkan : “Penelitian tindakan

adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi”.

Sedangkan menurut Ebbut (1985) dalam Kunandar (2012 : 43)

penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan – tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan – tindakan tersebut.

Berdasarkan dari uraian teori para ahli diatas, pada intinya Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya melalui refleksi diri yang permasalahan di kelasnya terasa langsung oleh guru yang bersangkutan dan bertujuan untuk memperbaiki atau memecahkan masalah yang ada.

b. Karakteristik PTK

Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik yang sangat khas, penelitian tindakan kelas dilakukan dalam keadaan yang nyata dan benar – benar terjadi di dalam suatu kelas. Karakteristik PTK menurut Kunandar (2012 :

58 -63 ) mengungkapkan :

(24)

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik PTK adalah penelitian yang meneliti masalah nyata dan berorientasi pada pemecahan masalah serta untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui tindakan – tindakan yang terencana dan dilakukan dalam beberapa siklus dimana dalam satu siklus terdiri dari melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi.

c. Prinsip – Prinsip PTK

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK, seperti yangdiungkapkan oleh Suaidinmath (2012) yaitu sebagai berikut :

1) Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran. Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Penetapan jumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam pengumpulan data penelitian kualitatif.

2) Masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru di kelas.

3) Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran.

4) Metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat dan taat azas PTK. 5) Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, mendesak,

menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.

(25)

7) Kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan sepanjang waktu.

d. Langkah Langkah PTK

Langkah-langkah PTK yang sering dikembangkan oleh para guru adalah PTK yang digali oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Sukayati 2008 : 38) yaitu

“penelitian tindakan yang dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya”.

Langkah – langkah penelitian tindakan kelas menurut Sukayati (2008 : 38) 1. Refleksi awal

Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian.

2. Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan.

3. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan.

4. Observasi (pengamatan)

(26)

terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

5. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami proses dan hasil yang terjadi, berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

Gambar Alur PTK

Bagan 2.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK, Mulyasa (2012 : 73)

e. Tujuan PTK

1. Rencana

2. Tindakan

3. Observasi 4. Refleksi

1. Rencana

2. Tindakan

(27)

Penelitian tindakan kelas bisa digunakan sebagai suatu cara dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran yang kurang baik dan sebagai cara dalam rangka memecahkan masalah yang sering terjadi di dalam proses pembelajaran.

Tujuan penelitian tindakan kelas, Mulyasa (2012: 89) mengungkapkan :

Tujuan dilaksanakan PTK adalah sebagai berikut :

1) Memperbaiki dan meningkatkan kondisi – kondisi belajar serta kualitas pembelajaran. 2) Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima. 3) Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya. 4) Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan. 5) Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki segala persoalan yang terjadi dalam pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan dengan cara merencanakan, melakukan tindakan, melakukan observasi, dan melakukan refleksi dalam pembelajaran.

B. Kerangka Berfikir

Dalam meningkatkan keterampilan passing dan catching siswa dalam pembelajaran permainan bola basket, seorang guru pendidikan jasmani harus sebisa mungkin mengemas materi pembelajaran yang semenarik mungkin dan dapat membuat anak senang dalam melakukan tugas gerak serta memberikan kemudahan bagi anak dalam melakukannya. oleh karena itulah mengapa profesionalisme atau potensi mengajar dari seorang guru sangat diperlukan, agar pembelajaran dapat berlangsung dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

(28)

kesulitan dan media untuk menunjang proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan karakteristik atau kemampuan peserta didik. Salah satu contohnya adalah ketika anak kesulitan untuk melempar bola basket yang cukup berat, guru bisa mengganti bola basket dengan bola plastik yang ukurannya sama namun beratnya lebih ringan.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dari uraian anggapan dasar diatas maka penulis dapat menetapkan hipotesis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang disusun secara sistematis untuk menguji suatu permasalahan. Sedangkan metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Suatu penelitian harus disusun secara sistematis berdasarkan tahapan-tahapan penelitian.

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas menurut Mulyasa (2012 : 11)

penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama – sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

PTK merupakan salah satu penelitian yang umumnya dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, memperbaiki mutu pembelajaran serta menerapkan atau mencoba hal-hal baru yang bisa meningkatkan mutu pembelajaran.

Rancangan penelitian disebut juga rencana atau struktur dalam penelitian yang akan dilakukan, disusun sedemikian rupa agar peneliti memperoleh jawaban dari penelitiaannya. Rancangan penelitian tindakan kelas menurut Sukayati (2008 : 38) “Refleksi awal, Penyusunan perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Observasi (pengamatan), dan Refleksi”

B. Waktu dan Tempat Penelitian (Setting Penelitian)

(30)

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 1 september sampai dengan 22 september. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SDN Langensari 2 Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. Dimana dalam hal ini peneliti mengambil tempat atau lokasi penelitian di SDN Langensari 2 Kec. Lembang Kab. Bandung Barat dengan alasan atau pertimbangan antara lain:

1. Tersedianya lapangan yang cukup luas untuk aktivitas pembelajaran.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola basket khususnya, siswa mengalami banyak hal, yakni diantaranya kurang terampilnya siswa dalam tugas gerak passing dan catching.

3. Selain itu penulis atau peneliti pernah melakukan praktek atau mengajar disekolah yang bersangkutan.

4. Selama prakter mengajar berlangsung peneliti telah mengamati dan kemudian menemukan banyak persoalan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas 6 SDN Langensari 2 yang berjumlah 28 siswa dengan 15 siswa laki – laki dan 13 siswa perempuan. Peserta didik di sekolah ini berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, orang tua mereka berasal dari profesi yang berbeda-beda pula, ada yang berprofesi sebagai pedagang, guru, karyawan, aparat pemerintah, dan lain-lain.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang dijadikan objek pengamatan dalam penelitian. Dalam PTK ada 3 variabel yang akan dikaji yaitu variabel input, variabel proses dan variabel output.

1. Variabel input dari penelitian ini adalah siswa kelas 6 SDN Langensari 2. 2. Variabel proses dalam penelitian ini adalah pembelajaran permainan bola

basket.

3. Variabel output dari penelitian ini adalah peningkatan keterampilan passing dan catching bola basket.

(31)
[image:31.595.109.530.237.430.2]

Penelitian tindakan ini mengacu pada model penelitian tindakan dari kemmis dan Teggart dalam Sukayati (2008 : 38) yaitu “penelitian tindakan yang dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya”.

Gambar Alur PTK

SIKLUS II

SIKLUS I

Bagan 3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK, Mulyasa (2012 : 73)

F. Rencana Tindakan

Rencana pembelajaran dalam suatu penelitian tindakan haruslah tersusun dengan memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin bisa terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa (2012: 107) “rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran yang disusun secara sistematis, berorientasi ke depan dan mempertimbangkan peristiwa-peristiwa tidak terduga sehingga dapat mengurangi atau mengeliminasi resiko”.

Wardhani dan Wihardit (2009: 2.4) “

langkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Tanpa rencana, kegiatan yang kita lakukan tidak akan terarah atau sering disebut “ngawur” atau sembarangan. Rencana menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan.

1. Rencana

2. Tindakan

3. Observasi 4. Refleksi

1. Rencana

2. Tindakan

(32)

Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas atau teman sejawat) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan modifikasi media pembelajaran dan variasi bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran passing dan catching bola basket.

b. Membuat lembar observasi yaitu:

1) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus tertib dan sistematis karena akan menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan data dan analisis data.

2) Dengan menggunakan alat elektronik (Handphone atau camera) untuk merekam atau mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung. Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran di tahap berikutnya.

3) Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran passing dan catching bola basket.

c. Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan pembelajaran passing dan catching dalam permainan bola basket.

2. Pelaksanaan tindakan

(33)

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:

a. Peneliti menggunakan bola modifikasi dan variasi bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran passing dan catching pada permainan bola basket yang telah dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran).

b. Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif.

c. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

3. Observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, penulis dibantu oleh observer (guru mata pelajaran pendidikan jasmani atau teman sejawat). Objek yang diamati difokuskan pada aktivitas dan efektivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan.

4. Refleksi

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, refleksi dan interpretasi (pemaknaan) terhadap data yang didapat dari hasil observasi, sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan passing dan catching dalam pembelajaran bola basket. Pemaknaan hasil observasi ini dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah dalam tindakan berikutnya.

(34)

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dengan dua siklus, dalam satu siklus terdapat dua tindakan.

Siklus I:

1) Perencanaan

Tugas geraknya adalah lempar tangkap dengan berbagai variasi permainan yang dilakukan dengan jumlah sedikit dan banyak disertai variasi permainan yang level kesulitannya meningkat. Diakhir acara dilakukan game (permainan) yang mengarah kepada penguasaan keterampilan passing dalam permainan bola basket.

2) Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus I.

3) Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus I.

4) Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.

Siklus II:

1) Perencanaan

(35)

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus II.

3) Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II.

4) Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus II untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus III.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang menjadi alat pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti itu sendiri. Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen-instrumen lain sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian. Instrumen-instrumen pembantu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam proses pembelajaran.

[image:35.595.105.515.613.700.2]

b. Menggunakan instrumen pengamatan GPAI/IPPB. Keuntungan dari IPPB adalah sifatnya yang fleksibel. Guru (pengamat) bisa menentukan sendiri komponen apa saja yang perlu diamati yang disesuaikan dengan apa yang menjadi inti pelajaran yang diberikan. Adapun format data penilaian seperti dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Pengamatan Penampilan Bermain Bolabasket Komponen Penampilan bermain Kriteria

1. Keputusan yang diambil

(Decision Marking)

(36)

2. Melaksanakan keterampilan

(Skill Execution)

 Operan terkendali

 Bola operan mengenai sasaran

3. Memberikan Dukungan

(Support)

[image:36.595.108.516.115.241.2]

 Pemain bergerak menepati posisi yang bebas untuk menerima operan bola

Tabel 3.1

Pengamatan Penampilan Bermain Bolabasket

No Nama

Keputusan yang diambil

Melaksanakan keterampilan

Memberikan dukungan

T TT E TE T TT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst

Ket : T = Tepat TT = Tidak Tepat E = Efisien TE = Tidak Efisien (Sumber : Pendekatan keterampilan taktis dalam pembelajaran bola basket oleh

(37)

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti berupa foto – foto ketika proses pembelajaran berlangsung, absensi siswa untuk mengetahui nama dan jumlah anak.

d. Catatan data lapangan

Membuat catatan lapangan merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah selama penelitian. Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat semua hasil pengamatan observer selama

pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati oleh observer selama

(38)

Bagan 3.2 Format Catatan Data Lapangan

H. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data yang meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

1. Sumber Data: Yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 SDN Langensari 2.

Catatan Lapangan

Tindakan :

Hari/tgl :

Waktu :

Pengajar :

... ... ... ... ... ... ... ...

(39)

2. Jenis Data: Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari hasil belajar, rencana pembelajaran, dan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.

3. Teknik Pengumpulan Data: Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa, data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.

I. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara kualitatif deskriptif dengan menggunakan presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses kegiatan pembelajaran.

Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data yang terkumpul dapat dianalisis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan pada karakteristik, fokus masalah, serta tujuan. Kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar secara individu. Untuk mengetahui nilai rata-rata dan tingkat keberhasilan pembelajaran, peneliti menggunakan:

Mencari nilai rata-rata ( Χ ) X =

Keterangan:

X = Nilai rata-rata yang dicari ∑x = Jumlah skor (x)

N = Banyaknya subjek X = Skor setiap subjek

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Abduljabar,B. (2011) Pedagogi Olahraga. Bandung.

Amber, V. (2009) Petunjuk Pelatih dan Pemain Bola Basket. Bandung

Bahagia, Y dan Suherman, A. (2000) Prinsip – prinsip Pengembangan dan Modifikasi cabang Olahraga. Bandung

Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bola Basket. Jakarta “Depdiknas Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan

Dirjen Olahraga.

Ibrahim, R dan Komarudin. (2008) Psikologi Olahraga. Bandung.

Kunandar (2012). Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung.

Mulyasa, E. (2012) Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung

Perusak, K, A. (2005) Permainan Bola Basket. Yogyakarta : PT. Citra Aji Parama

(41)

Samsudin. (2008) Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI 2008. Yogyakarta

Sukayati (2008) Penelitian Tindakan Kelas Di SD. Yogyakarta

UPI, (2013). Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung.

Wardhani, I dan Wihardit, K (2009) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta

Warsidi, E (2010) Olahraga Menggunakan Bola Besar. Bogor : Quadra

Yulianto, W, E (2007) Dasar – Dasar Bola Basket . Bandung

Situs Internet :

http://suaidinmath.wordpress.com/2012/06/14/konsep-dasar-dan-prosedur pelaksanaan-penelitian-tindakan-kelas/

http://aridhoprahasti.blogspot.com/2013/06/bolabasket-pengertian-dan sejarah. html

http://basket-ibrahim.blogspot.com/2012/11/passing.html

http://dewiretnosarii.blogspot.com/2011/10/manfaat-bermain-basket-bagi-anak-anak.html

http://menaratirza.wordpress.com/2011/12/02/teknik-teknik-dasarbermainbasket/)

(42)

http://miraclemoment30.blogspot.com/2011/12/cara-menangkap-bola- http://nanangandfriendsfoundation.blogspot.com/2010/02/passing-dan-catching-dalam permainan.html)

http://pakguruolahraga.blogspot.com/2013/06/hakikat-bolabasket.html

http://rudichum.blogspot.com/2013/02/bab-i-pendahuluan-1.html

http://ruzzers. blogspot.com/2012/12/tehnik-macam-dan-cara-melakukan.html

http://s4goro.wordpress.com/2012/08/09/teknik-dasar-menembak-bola-basket-shooting-2/

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari mulai observasi awal sampai dengan tindakan terakhir, yaitu siklus 2 tindakan 2 terdapat beberapa kesimpulan, diantaranya :

1. Keterampilan passing

Dalam melakukan passing, siswa sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik, terinci sebagai berikut :

a) Dalam sebuah permainan, siswa sudah mampu mengambil keputusan yang cukup tepat, siswa banyak melakukan passing kepada temannya yang tidak dijaga oleh lawan.

b) Dalam melaksanakan keterampilan passing, siswa mampu melakukan passing dengan tepat sasaran serta mudah ditangkap oleh temannya.

2. Keterampilan catching

Dalam melakukan catching, siswa sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik, terinci sebagai berikut :

a) Ketika sedang bermain, siswa sudah mampu mencari ruang kosong yang tidak dijaga oleh lawan untuk mendukung temannya yang membawa bola. b) Dalam melaksanakan keterampilan catching, siswa sudah mampu

menangkap bola hasil operan temannya tanpa menjatuhkannya.

(44)

B. Saran

1. Seharusnya dalam menyampaikan materi pembelajaran permainan bola basket, dapat menggunakan bola basket yang dimodifikasi, sehingga siswa bisa mendapatkan pengalaman bermain bola basket walaupun tidak menggunakan alat yang sesungguhnya.

2. Untuk mencapai hasil yang lebih besar, perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya, sampai mencapai hasil yang optimal.

Gambar

Gambar Alur PTK
Gambar Alur PTK
Tabel 3.1
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

adalah hak bagi pasien dalam pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang.. diberikan perawat tidak hanya kepada pasien tetapi

trace dari hal-hal yang tidak diinginkan yang diperoleh dari perekaman data di lapangan. Proses editing yang dilakukan pada penelitian ini adalah top mute yang ditunjukkan

Pelaksanaan Pembayaran Dalam Hal Perjanjian Pemborongan Kerja Pengadaan Konsumsi Antara Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Dengan PT. Tria Sumatera

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Website RanyCatering ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dari usaha pemasaran yang dilakukan oleh catering ini dan mempermudah pelanggan dalam

Pengaruh model kooperatif team games tournament (TGT) terhadap peningkatan kerjasama,kreatifitas,dan keterampilan bermain sepakbola siswa tuna rungu Universitas Pendidikan Indonesia

Conto Runtuyan Acara Upacara Adat Nikah Sunda ……….. Poto-poto Ngeuyeuk Seureuh

Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak - terdapat perbedaan yang'berarti mengenai performans kerja guru yang berumur lebih dari 40 tahun dengan guru yang te. lah berumur kurang