• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET MODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET MODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET MODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Prodi Pendidikan Olahraga

oleh

Boby Agustan

NIM 1201216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET MODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT

Oleh Boby Agustan

M.PD FKIP Universitas Majalengka, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Olahraga

© Boby Agustan 2004

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

`LEMBAR PENGESAHAN

BOBY AGUSTAN

PENGARUH PEMBELAJARAN BOLABASKET MODIFIKASI TEHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd.

NIP. 195301111980031002

Pembimbing II

Dr. Komarudin, M.Pd.

NIP. 197204031999031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA

(4)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...

PERNYATAAN ...

KATA PENGANTAR ...

UCAPAN TERIMA KASIH ...

ABSTRAK ...

ABSTRACT ...

DAFTAR ISI ………

DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR TABEL...

DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN ………

A. Latar Belakang Penelitian………

B. Identifikasi Masalah Penelitian………...

C. Rumusan Masalah Penelitian………..

D. Tujuan Penelitian …..……….

E. Manfaat Penelitian ………..

F. Struktur Organisasi Tesis ………...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS ……….. Studi Literatur ……… .………..

1. Hakekat Pembelajaran Modifikasi dalam Pendidikan

Jasmani …………...………...

a. Konsep Dasar Pembelajaran Penjas ………...

b. Pengertian Modifikasi ………

c. Tujuan Modifikasi ………..

2. Hakekat Pembelajaran Bolabasket …...………..

I

ii

iii

iv

vi

vii

vii

xi

xii

xiii

1

1

6

8

8

9

10

11

11

11

11

15

21

(5)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Pengertian Bolabasket ………

b. Hakikat Keterampilan Bermain Bolabasket ………...

c. Teknik Dasar Bermain Bolabasket ……….

d. Konsep Lay Up Shot ………...

3. Hakikat Hasil Belajar ……….

a. Pengertian Hasil Belajar ……….

b. Hasil Belajar dalam Pendidikan Jasmani …………...

c. Hasil Belajar Lay Up Shot………..

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar …..

Hasil Penelitian Relevan ………

Kerangka Pemikiran ...

Hipotesis ……….

BAB III METODE PENELITIAN ………

A. Lokasi, Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ……..

1. Lokasi Penelitian ………...………...

2. Populasi …………...……….

3. Sampling ………..

4. Sampel ……….

B. Metode dan Desain Penelitian ....…..……….

1. Pre Test ………

2. Perlakuan ………...

3. Post Test ………...

C. Definisi Operasional ………..………....

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...

E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………

1. Uji Validitas ……….

2. Uji Realibilitas ………

F. Analisis Data ………..………..

(6)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………

A. Hasil Penelitian ……….…….

1. Deskripsi Data ………..

2. Pengujian Persyaratan Hipotesis ………..

a. Uji Normalitas ……….

b. Homogenitas ………

3. Pengujian Hipotesis ………

B. Diskusi Hasil Penelitian ………

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………...

DAFTAR PUSTAKA ………...

LAMPIRAN –LAMPIRAN .………...

76

76

76

77

77

78

79

83

94

95

(7)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Gambar

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. 2.9. 2.10. 2.11. 2.12. 2.13. 2.14. 2.15 2.16 2.17. 2.18. 2.19 2.20. 3.1. 3.2.

Chess Pass………..

Bounce Pass………...

Overhead Pass………...……….

Baseball Pass………..

One Head Push Pass ………..

Hand Off Pass……….

Hook Pass………...

Behind the Back Pass……….

Under Hand Pass ……….………...

Change of Pace Dribble ………

Crossover Dribble ………..

Head and Shoulders Move……….

Spin Dribble ………

Behind Dribble ………...

Between the Legs Dribble ………...

Lay Up Shot………

One Hand Set Shot………..

Jump Shot………...

Free Throw ……….

Hook Shot………...

Desain Penelitian …..………..

Mekanisme Tes Lay Up Shot ………..

(8)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

Deskripsi Data Hasil Belajar Lay Up Shot ………..…………... Hasil Uji Normalitas ………... Hasil Uji Homogenitas ………...

Hasil Uji Paired Sample Test ……….

Hasil Uji Paired Sample Test ……….

Hasil Uji Independent Sampels Test..……….

76

77

78

80

81

(9)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Skenario Pembelajaran Lay Up Modifikasi….. …………...

Program Pembelajaran Lay Up Shot Modifikasi …………. Instrumen Penelitian ……… Data Uji Coba Instrumen ……….

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………..

Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Eksperimen …… Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Kontrol ……….. Rekapitulasi Data Tiap Kelompok ………... Uji Normalitas ……….. Uji Homogenitas ……….. Uji Hipotesis ……… Dokumentasi Penelitian ………... Surat Keputusan Pembimbing Tesis ……… Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Lapangan ……… Surat Keterangan Telah Melaksanakan Studi Lapangan …. Daftar Riwayat Hidup ………..

100

104

115

117

118

119

120

121

122

123

124

130

146

148

149

(10)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN BOLABASKET TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT

(11)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE EFFECT OF MODIFICATION LEARNING GAMES BASKETBALL TO THE LEARNING OUTCOMES LAY UP SHOT

(12)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikas i Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam konteks pendidikan, permainan bolabasket telah dimasukkan ke

dalam kurikulum mata pelajaran Pendid ikan Jasmani (Penjas), khususnya di

tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Penjas merupakan proses pendidikan

yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik

bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler,

perseptual, kognitif dan emosional dalam kerangka sistem Penjas. Selain itu

Penjas juga dapat diartikan pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau

olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan dalam Penjas. Suherman (2009,

hlm. 5) menjelaskan bahwa Penjas adalah:

Pendidikan melalui dan tentang aktivitas fisik atau badan dalam bahasa aslinya adalah Physical education is education of and throught movement.

Terdapat tiga kata kunci dalam definisi tersebut, yaitu 1) Pendidikan (education), yang direfleksikan dengan kompetensi yang ingin diraih siswa 2) Melalui dan tentang (throught and of), sebagai kata sambung yang menggambarkan keeratan yang dinyatakan dengan berhubungan langsung dan tidak langsung dan 3) Gerak (movement), merupakan bahan kajian sebagaimana tertera dalam kurikulum pendidikan jasmani.

Mengenai pentingnya aktivitas fisik Bacchus (2000, hlm. 54) dalam

Dorovolomo dan Hammond (2005, hlm. 37) menjelaskan bahwa, “stressed that

teachers need to recognise the importance of subjects such as physical education,

which are often marginalised as they are not examined.” Pentingnya sebuah mata

pelajaran Penjas yang ada di sekolah untuk bisa dipelajari oleh seluruh siswa.

Mengenai ciri dan arti Penjas, Reeves dan Stein (1999) menjelaskan

bahwa, “provide us with a positive way of conceptualizing a physical education

(13)

2

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

appropriate.” Penjas harus bisa membuat siswa merasa nyaman, percaya diri dalam berpartisipasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Tujuan pembelajaran Penjas yang dirumuskan guru dalam proses belajar

mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum. Setiap kali mengajar guru

diharapkan dapat merumuskan tujuan pengajaran, secara spesifik dalam bentuk

perilaku yang dapat diamati, menggambarkan secara jelas isi tugas yang

diberikan, serta dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilannya. Bucher

(1964) dalam Suherman (2009, hlm. 7) mengklasifikasi ke dalam empat kategori

tujuan, antara lain:

1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness); 2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful); 3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya; 4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Proses pembelajaran Penjas berbeda dengan proses pembelajaran lain yang

didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat kajian teoritis.

Kegiatan pembelajaran Penjas lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi. Dalam pembelajaran

Penjas ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian yaitu: aspek kognitif

(pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor (keterampilan

gerak). Ketiga aspek tersebutlah yang menjadi kajian dalam kegiatan belajar

mengajar Penjas yang selanjutnya akan digabungkan dan diberi penilaian sebagai

hasil proses belajar siswa di sekolah. Untuk itu kompetensi guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran Penjas menjadi hal utama dalam

melaksanakan tugasnya. Namun masih banyak guru penjas yang masih

melaksanakan proses pembelajaran dengan cara lama dengan menitikberatkan

(14)

3

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya. Dalam buku Revitalisasi

Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani, Suherman (2009, hlm. 44) memaparkan:

Banyak para ahli mengatakan bahwa kegiatan mengajar adalah menantang. Sementara itu kegiatan mengajar Penjas lebih menantang lagi. Dengan alasan sebagai berikut: 1) Keadaaan siswa; 2) Isi pelajaran meliputi semua spectrum aktivitas; 3) Fasilitas dan alat seringkali di bawah standar kebutuhan; 4) Terkadang guru harus melatih di luar jam pelajaran, 5) Guru harus membina pramuka; 6) Guru harus memegang urusan kesiswaaan.

Dari kutipan di atas jelas bahwa tantangan mengajar Penjas itu sangat

berat tetapi dengan menciptakan lingkungan belajar yang sedemikian rupa yang

membuat siswa menarik dan mengandung tiga karakteristik tadi diharapkan

pembelajaran permainan bolabasket di sekolah harus tetap dilaksanakan sesuai

dengan kurikulum yang sudah dibuat. Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan

proses pembelajaran bolabasket menunjukkan bahwa ditemukan adanya masalah,

yaitu sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk terlaksananya

pembelajaran permainan bolabasket yang baik dan belum optimalnya peran guru

dalam rangka terlaksananya proses pembelajaran terutama dalam hal

memodifikasi yaitu peralatan dan permainan dalam pembelajaran bolabasket.

Bahagia dan Suherman (2000, hlm. 1) memaparkan bahwa:

Penyelenggaraan program Penjas hendaknya mencerminkan karakteristik

program Penjas itu sendiri, yaitu “Development Appropriate Practice

(DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberkan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demkian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajanya. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik.

Dalam mendukung terjadinya proses ajar dapat dilaksanakan sebuah

modifikasi untuk menutupi kekurangan dalam hal sarana dan prasarana. Kurang

mendukungnya sarana dan prasarana untuk terlaksananya pembelajaran

(15)

4

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dengan kurikulum yang telah dibuat. Belum lagi kondisi siswa yang bersifat

heterogen, modifikasi juga harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.

Lebih lanjut Bahagia dan Suherman (2000, hlm. 1) menjelaskan bahwa,

“modifikasi yang berprinsip pada DAP diarahkan agar aktivitas belajar sesuai

dengan tingkat perkembangan anak serta dapat membantu mendorong perubahan

kemampuan belajar anak ke arah perubahan yang lebih baik.” Hal ini merupakan

sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran yang baik. Arianto (2013, hlm. 66) menjelaskan bahwa:

The use of learning and teaching models as well as media which allow students to actively move is one of the tips for physical education teachers to overcome the lack of learning infrastructures in order to achieve their learning objectives.

Penggunaan model dalam pembelajaran serta media yang memungkinkan

siswa untuk aktif bergerak adalah salah satu tips guru Penjas untuk mengatasi

kurangnya infrastruktur pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar mereka.

Untuk menerapkan modifikasi dalam pembelajaran permainan bolabasket

harus menggunakan rangkaian pembelajaran permainan bolabasket dengan

memodifikasi serangkaian bahan ajar secara sistematis agar siswa lebih tertarik.

Modifikasi dalam pemebelajaran bolabasket ini lebih ditekankan kepada

pembelajaran lay up shot. Rangkaian gerak lay up shot melalui pembelajaran

dengan modifikasi, dimulai dari memodifikasi langkahnya sampai kepada

peralatannya. Modifikasi langkahnya yaitu bisa menggunakan lingkaran tali di

lantai sebagai pijakannya, kemudian dengan menggunakan paralon berpalang

sebagai alat bantu langkah two count rhythm-nya, alat-alatnya pun misalnya

menggunakan bolabasket modifikasi yang lebih ringan dan kecil, dengan

menggunakan target ring yang lebih besar terbuat dari hulahup, tinggi tiang ring

basket yang lebih rendah. Tujuan utamanya adalah bukan untuk anak didik mahir

dalam teknik bermain bolabasket tetapi siswa dapat bergerak dan berpartisipasi

dalam pembelajaran Penjas. Dengan adanya modifikasi ini diharapkan siswa dapat

(16)

5

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Penerapan proses modifikasi bolabasket harus selalu mempertimbangkan

esensi kegiatan belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan o leh Bahagia dan

Suherman (2000, hlm. 2) bahwa ada empat aspek yang dapat dimodifikasi dari

pembelajaran Penjas yaitu, “1) Modifikasi tujuan pembelajaran; 2) Modifikasi materi pembelajaran; 3) Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran; 4)

Modifikasi evaluasi pembelajaran.”

Dari kutipan di atas bahwa modifikasi pembelajaran tidak terfokus pada

satu arah saja, tetapi ada modifikasi tujuan pembelajaran, modifikasi materi

pembelajaran, modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran dan modifikasi

evaluasi pembelajaran. Modifikasi dalam penelitian ini termasuk ke dalam

modifikasi lingkungan pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan Bahagia

dan Suherman (2000, hlm. 6) menyatakan bahwa, “guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara

memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu.” Misalnya berat ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan

yang digunakan dalam pembelajaran.

Beberapa yang bisa dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini tentang

pembelajaran permainan bolabasket modifikasi baik dalam gerakan langkahnya,

selanjutnya dalam memodifikasi pada peralatan dan permainannya dalam

membantu gerak lay up shot sehingga gerakannya dapat dilaksanakan dengan baik

oleh seluruh siswa. Dalam membantu langkah lay up shot juga seperti yang telah

diungkapkan di atas yaitu diberikan alat bantu berupa lingkaran yang terbentuk

oleh tali sebagai pijakan langkah two count rhythm yang merupakan unsur penting

dalam melakukan lay up shot. Selanjutnya dengan menggunakan paralon

berpalang yang disesuaikan secara sistematis ukuran panjang dan lebarnya

sehingga memudahkan siswa untuk melangkah. Untuk modifikasi peralatan

lainnya misalnya dengan merubah bola standar dengan beberapa bola modifikasi

misalnya dengan bola plastik, menggunakan bola voli, bisa juga menjadi bola

yang terbuat dari karet yang lebih kecil dan lebih ringan ukurannya, dengan

(17)

6

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

diinginkan. Selanjutnya ring yang bisa terbuat dari hulahup dengan ukuran yang

lebih besar dipasangkan pada tiang-tiang bola voli yang ada di sekolah. Ataupun

ring itu bisa dengan menggunakan teman sebayanya, tentunya dengan modifikasi

permainan yaitu modifikasi bolabasket mini.

Dengan pembelajaran permainan modifikasi yang diterapkan dalam

pembelajaran bolabasket diharapkan dapat membuat siswa tetap mendapatkan

materi pembelajaran bolabasket yang seharusnya diberikan oleh guru sesuai

dengan kurikulum yang ada, sehingga tidak ada alasan keterbatasan sarana dan

prasarana yang membuat guru enggan memberikan materi bolabasket itu di

SMAN 1 Sindangwangi.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam melaksanakan pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif

dalam memodifikasi bentuk-bentuk pembelajaran bolabasket. Kreativitas guru

diandalkan dalam menerapkan pembelajaran bolabasket di sekolah, karena

kurangnya sarana pendukung seperti lapangan bolabasket yang tidak ada, bola

basket yang hanya ada satu buah, dan lain seb againya. Cara yang dapat menarik

keinginan para siswa untuk bisa lebih bergairah dan bersemangat dalam mengik uti

pembelajaran permainan bolabasket adalah dengan memodifikasi pembelajaran

tersebut ke dalam bentuk-bentuk permainan yang sederhana, dimana dalam

permainan-permainan tersebut terintegrasi teknik-teknik dasar permainan bola

basket.

Peneliti melakukan modifikasi karena dengan memodifikasi peralatan pada

bola serta ring serta alat bantu untuk memudahkan langkah dalam lay up shot itu

sendiri diharapkan anak didik dapat termotivasi untuk melakukan pembe lajaran

Penjas khususnya materi bolabasket. Sebagaimana dikemukakan oleh Bahagia dan

Suherman (2000, hlm. 34) menjelaskan bahwa, “modifikasi pembelajaran permainan dapat disederhanakan melalui pengurangan dan penambahan struktur

(18)

7

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tantangan mengajar Penjas itu sangat berat tetapi dengan menciptakan

lingkungan belajar yang sedemikian rupa yang membuat siswa menarik untuk

mengikuti sebuah pembelajaran bolabasket di sekolah. Hal ini harus menjadi

pertimbangan seorang pendidik untuk tetap memberikan materi ajar sesuai dengan

kurikulum yang sudah dibuat walaupun dengan kondisi pembelajaran yang dalam

hal ini sarana sebagai pendukung pembelajaran suatu materi tidak ada. Juliantine

dkk. (2013, hlm. 120) menejelaskan bahwa, “semua pembelajaran olahraga dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan perkembangan mental anak-anak dan

menjamin partisipasi yang tinggi dari para pelajar.” Berdasarkan hasil observasi,

pelaksanaan proses pembelajaran bolabasket menunjukkan bahwa ditemukan

adanya masalah, yaitu sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk

terlaksananya pembelajaran permainan bolabasket yang baik dan belum

optimalnya peran guru sehingga belum terlaksananya proses pembelajaran dengan

baik khususnya pembelajaran permainan bolabasket.

Kurang mendukungnya sarana dan prasarana untuk terlaksananya

pembelajaran bolabasket, guru sangat berperan aktif terhadap proses pembelajaran

yang sesuai dengan kurikulum yang telah dibuat. Arianto (2013, hlm.66)

menjalaskan bahwa:

The model and equipment modification which advocate students’ physical movement is believed to enhance the expected learning outcome, especially in improving students’ fitness. Hence, teachers are expected to design a proper learning model and choose appropriate media in teaching and learning process.

Model dan modifikasi peralatan yang mendukung siswa gerakan fisik

diyakini untuk meningkatkan hasil belajar yang diharapkan, terutama dalam

meningkatkan siswa kebugaran. Oleh karena itu, guru diharapkan untuk

merancang model pembelajaran yang tepat dan memilih media yang tepat dalam

proses belajar mengajar.

Kondisi siswa yang bersifat heterogen, modifikasi juga harus disesuaikan

(19)

8

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dihadapi oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang baik. Di

samping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik,

materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media

pengajaran Pendidikan Jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai

kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari yang

paling dirasakan oleh para guru Pendidikan Jasmani adalah hal- hal yang berkaitan

dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan media

pembelajaran Penjas sangat diperlukan. Jadi sebagai seorang tenaga pendidik

yang baik terutama guru Penjas harus mempersiapkan dulu segala sesuatunya

dimulai dari RPP sampai rencana-rencana lain diluar rancangan yang telah

ditetapkan yang bertujuan untuk mengatasi masa lah- masalah diluar dugaan yang

misalnya ketidak tersediaan alat atau alat pembelajaran yang rusak. Hal ini akan

mencerminkan kualitas seorang guru dan menjadikan guru Penjas yang baik serta

menjadi panutan guru-guru lainnya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah di atas, maka

muncul rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan antara skor pre test dan

post test pada hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas XI yang

menggunakan pembelajaran permainan bolabasket modifikasi?

2. Apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan antara skor pre test dan

post test pada hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas XI yang

menggunakan pembelajaran konvensional?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar lay up shot siswa SMA

kelas XI pada perlakuan pembelajaran permainan bolabasket modifikasi dan

konvensional?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi melalui

(20)

9

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

modifikasi terhadap hasil belajar lay up shot pada siswa kelas XI di SMAN 1

Sindangwangi. Berikut merupakan tujuan secara khusus dalam penelitian ini:

1. Mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre test dan post

test pada hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas XI yang menggunakan

pembelajaran permainan bolabasket modifikasi.

2. Mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre test dan post

test pada hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas XI yang menggunakan

pembelajaran konvensional.

3. Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas

XI pada perlakuan pembelajaran permainan bolabasket modifikasi dan

konvensional.

E. Manfaat Penelitian

Lutan (1988) menyatakan bahwa modifikasi dalam mata pelajaran

Pendidikan Jasmani diperlukan, dengan tujuan agar: a) Siswa memperoleh

kepuasan dalam mengikuti pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan

dalam berpartisipasi; c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Oleh

karena itu, penelitian ini akan bermanfaat secara:

1. Teoritis

a. Menguatkan teori yang dikemukakan oleh Lutan yang menjelaskan tujuan

modifikasi agar siswa memperoleh kepuasan dalam belajar, tingkat partisipasi

meningkat, dan siswa dapat pola gerak dengan benar.

b. Menjelaskan dan membuktikan bahwa pembelajaran penjas yang dikemas

dengan pembelajaran modifikasi khususnya permainan bolabasket akan

membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar khususnya hasil belajar

lay up shot.

2. Secara Praktis

Permasalahan penelitian yang telah diuraikan, maka penulis berharap

penelitian ini dapat berguna bagi keilmuan pendidikan jasmani yang bertujuan

(21)

10

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Sebagai bahan masukan dan informasi yang dibutuhkan oleh guru khususnya

dalama penelitian ini adalah guru SMA untuk dapat melaksanakan proses

pembelajaran bolabasket yang sama sekali tidak memiliki sarana dan

prasarana pendukung proses pembelajaran.

b. Dapat dijadikan sebagai acuan dan variasi dari kegiatan belajar mengajar

permainan bolabasket bagi guru yang di sekolahnya sudah memiliki sarana

dan prasarana yang baik.

c. Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh serta

mengaplikasikannya dalam praktik.

d. Sebagai alat dan cara untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam

melaksanakan proses pembelajaran bolabasket di Sekolah Menengah Atas

yang kategori sekolahnya fasilitas pembelajaran Penjas minim.

F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini terdiri dari lima bab, bab I membahas tentang latar belakang

masalah keterbatasan sarana dan prasarana pada proses pembelajaran Penjas

khususnya materi permainan bolabasket di SMA dan argumentasi yang mendasari

penulis mengambil masalah tersebut untuk di analisis, pada bab I juga diungkap

mengenai identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

Dalam bab II ini dibagi lagi dalam beberapa bagian yang menjelaskan

tentang, a) hakekat pembelajaran modifikasi dalam pendidikan jasmani, b)

hakekat pembelajaran bolabasket, dan c) hakikat hasil belajar

Bab III dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu bagian, a) lokasi, populasi,

dan sampel, cara pemilihan sampel serta justifikasi pemilihan lokasi serta sampel,

b) desain penelitian dan justifikasi pemilihan desain penelitian, c) metode

penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, d) definisi

oprasional, yang dirumuskan untuk setiap variabel yang melahirkan

indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, e) instrumen penelitian, f) proses

(22)

11

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data dan alasan rasionalnya, dan h) analisis data yang mengungkap

tahap-tahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis data.

Bab IV merupakan bagian pengolahan dan analisis data hasil penelitian

yang terdiri dari, a) deskriptif data, b) hasil pengelolaan analisis data terdiri dari;

uji normalitas untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diambil, uji

homogenitas untuk mengetahui homogen atau tidaknya data yang akan di analisis,

hasil pengujian hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan hipo tesis atau tidak. c)

diskusi penemuan.

Bab V merupakan bab terakhir dalam penelitian, yang menjelaskan

(23)

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Proses pelaksanaan pembelajaran permainan bolabasket modifikasi pada

siswa SMA akan terlihat manakala adanya suatu prosedur penelitian eksperimen

yang langkah- langkahnya akan dipaparkan sebagai berikut:

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampling dan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah di SMAN 1 Sindangwangi,

Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Alasan mengambil lokasi

penelitian ini adalah peneliti melihat masalah yang ada, karena peneliti merupakan

guru Penjas di sekolah tersebut, jadi akan memudahkan nantinya untuk mengatur

perlakuan pada setiap kelompok sampel penelitian. Sebagai rekomendasi, kepala

sekolah telah menyetujui penelitian yang akan dilaksanakan.

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Sindangwangi kelas

XI yang terdiri dari 4 kelas yaitu XI IPA, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3.

Masing-masing kelas XI berjumlah: Kelas IPA 30 siswa, kelas IPS 1 25 siswa, kelas IPS 2

23 siswa dan kelas IPS 3 25 siswa. Keseluruhan populasi dari semua kelas

berjumlah 103 siswa.

3. Sampling

Langkah-langkah dalam menentukan sampel pada penelitian ini yaitu:

1) Tahap pertama, mengundi 2 kelas dari ke 4 kelas XI sebagai populasi yang

berjumlah 103 siswa, terdiri dari kelas IPA 30 siswa, kelas IPS 1 25 siswa,

kelas IPS 2 23 siswa dan kelas IPS 3 25 siswa.

2) Tahap ke dua, mengundi kembali dua kelas yang telah diundi pada tahap

pertama untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3) Setelah pengundian itu dilakukan secara random, maka didapat kelas XI IPS

(24)

60

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Alasan pengambilan sample seperti yang telah disebutkan sebelumnya

adalah karena kondisi eksternal dari pihak Kepala Sekolah SMAN 1

Sindangwangi yang mengijinkan untuk dilakukan penelitian pada kelas bukan

pada individu. Apabila dilakukan pada individu, maka nanti akan mengganggu

proses belajar mengajar mata pelajaran lain di SMAN 1 Sindangwangi. Menurut

Ali (2010, hlm. 276) memaparkan bahwa:

Kondisi eksternal adalah peraturan yang berlaku atau orang yang memiliki otoritas tidak menginjinkan. Adapun kondisi internal adalah apabila penyampelan dilakukan terhadap individu subjek maka suasana kealamiahan kelompok akan berubah, sedangkan suasana kealamiahan kelompok tersebut merupakan salah satu kajian dalam riset yang dilakukan.

Pengambilan sampel seperti ini merupakan teknik cluster random

sampling. Fraenkel dkk. (2012, hlm. 95-96) menegaskan tentang cluster random

sampling bahwa:

Frequently, researchers cannot select a sample of individuals due to administrative or other restrictions. This is especially true in schools… The advantages of cluster random sampling are that it can be used when its difficult or impossible to select a random sample of individuals, its often far easier to implement in schools.

Maksum (2012, hlm. 57) juga menjelaskan bahwa, “dalam cluster random

sampling, yang dipilih bukan individu melainkan kelompok atau area yang

kemudian disebut cluster.” Misalnya provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan

sebagainya. Bisa juga dalam bentuk kelas dan sekolah. Sedangkan menurut

Sudjana (2005, hlm. 173) menyebutkan bahwa, “dalam cluster sampling, populasi

dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok atau klaster. Secara acak klaster-klaster

yang diperlukan diambil dengan proses pengacakan. Setiap anggota yang berada

di dalam klaster-klaster tadi merupakan sampel yang diperlukan.”

Sedangkan menurut Sudjana (2005, hlm. 173) menyebutkan bahwa,

(25)

61

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

klaster. Secara acak klaster-klaster yang diperlukan diambil dengan proses

pengacakan. Setiap anggota yang berada di dalam klaster-klaster tadi merupakan

sampel yang diperlukan.” Sesuai dengan langkah-langkah yang telah dilakukan dalam pengambilan sampel, teknik cluster random sampling dirasa cocok untuk

dijadikan landasan konsep dalam teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini.

4. Sampel

Setelah tahapan yang dilakukan pada teknik cluster random sampling,

maka didapat sampel pada kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2, kelas XI IPS 2 sebagai

kelompok eksperimen dan kelas XI IPS 1 sebagai kelompok kontrol. Sampel yang

telah terpilih sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan

representatif terhadap populasi yaitu siswa kelas XI di SMAN 1 Sindangwangi.

Ali (2010, hlm. 257) memaparkan bahwa, “dalam proses penyampelan,

sampel diambil dari populasi yang nyata. Oleh sebab itu, kevalidan berlakunya

kesimpulan hanya terkait dengan populasi yang nyata itu.” Sampel akan diambil

mewakili dari populasi yang telah ditetapkan sesuai dengan stratifikasi

karakteristik pada siswa kelas XI.

Sampel pada penelitian ini terdiri dari satu kelompok eksperimen dan satu

kelompok kontrol yang didapat dari dua kelas hasil dari cluster random sampling

yang dilakukan sebelumnya. Alasan untuk mengambil sampel pada dua kelas

yang akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sampel

tersebut sesuai dengan keberadaan populasi, artinya sampel yang didapat dari

teknik cluster random sampling dianggap representatif terhadap populasi sehingga

apabila setelah penelitian dilakukan, hasilnya menunjukan pada generalisasi

populasi. Menurut Ali (2010, hlm. 270) menyebutkan bahwa:

(26)

62

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Artinya, pengambilan sampel tidak dipilih secara sengaja tetapi diundi

menggunakan cluster random sampling dengan tahapan-tahapan yang telah

dijelaskan sebelumnya pada teknik pengambilan sampel.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

penelitian experiment dengan desain Randomize Pretest-Posttest Control Group

Design. Menurut Fraenkel dkk. (2012, hlm. 272) pada desain Randomize

Pretest-Posttest Control Group Design dua kelompok subjek diukur atau diamati dua kali.

Pengukuran pertama berfungsi sebagai pretest, yang kedua sebagai posttest. Tugas

random (R) digunakan untuk membentuk kelompok. Pengukuran atau

pengamatan dilakukan pada saat bersamaan untuk kedua kelompok. Pengukuran

pertama dilakukan pada kelompok yang diberikan model pembelajaran modifikasi

dan konvensional, selanjutnya setelah diberikan perlakuan dilakukan kembali

pengukuran ke dua pada kelompok yang diberikan model pembelajaran

modifikasi dan konvensional. Adapun gambaran mengenai desain tersebut dapat

dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

(Sumber: Fraenkel dkk. (2012, hlm. 272)

Keterangan:

R = Random (Penetapan secara acak pada kelas XI yang dipilih secara random)

O = Observasi atau pengukuran

X = Eksperimen (Pembelajaran Bolabasket Modifikasi)

C = Kontrol (Pembelajaran Konvensional)

Treatment group R O X O

(27)

63

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Alasan mengambil metode eksperimen dengan desain Randomize

Pretest-Posttest Control Group Design adalah peneliti ingin melihat sejauh mana hasil

perlakuan dari kedua jenis perlakuan yaitu pembelajaran permainan bolabasket

modifikasi dalam hal ini pembelajaran lay up shot pada kelompok eksperimen

terhadap hasil belajar lay up shot di SMAN kelas XI. Penelitian ini akan melihat

sebab akibat yang terjadi antar setiap variabelnya. Freankel dkk. (2012, hlm. 265)

memaparkan bahwa:

Dalam sebuah penelitian eksperimental, para peneliti menyelidiki pengaruh dari setidaknya satu variabel bebas terhadap satu atau lebih

variabel terikat … Eksperimen formal didasari oleh dua kondisi yaitu; 1) Setidaknya ada dua kondisi atau lebih atau ada dua metode yang akan dibandingkan sebagai kondisi perlakuan (variabel bebas); 2) variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti. Perubahan direncanakan secara sengaja dimanipulasi untuk mempelajari efeknya pada satu atau lebih hasil (variabel terikat).

Program yang dirancang dalam penelitian ini yaitu mulai melakukan pre

test, perlakuan, dan terakhir post tes. Program dalam penelitian ini menggunakan

modifikasi pembelajaran permainan bolabasket pada materi ajar bolabasket dalam

hal ini pembelajaran lay up shot modifikasi yang dilakukan selama 12 kali

pertemuan. Berikut merupakan program secara keseluruhan dalam penelitian ini:

1. Pre Test

Pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu pembelajaran

permainan bolabasket modifikasi. Pre test dilaksanakan pada tanggal tiga bulan

Mei tahun 2014 bertempat di SMPN 1 Sindangwangi. Pre test dilakukan untuk

melihat sejauh mana lay up shot diperoleh oleh siswa pada kedua kelompok

eksperimen ini. Setelah melakukan pre tes ini, data diolah dan dianalisis untuk

mengetahui kemampuan awal lay up shot siswa pada kedua kelompok.

2. Perlakuan

Perlakuan atau treatment pada penelitian ini adalah modifikasi

(28)

64

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pertemuan, yaitu mulai tanggal enam bulan Mei sampai dengan tanggal 31 Mei

tahun 2014. Mengenai masa latihan (dalam hal ini pembelajaran permainan

bolabasket) dan pengaruh tersebut dijelaskan oleh Habbelinck dan Day (1998,

hlm. 28) berpendapat bahwa, “the effects of training can be observed after two or

three weeks it is convenient to label them medium term effects.” Maksud dari

kalimat tersebut adalah akibat dari suatu latihan dapat terlihat setelah dua atau tiga

minggu. Lebih lanjut lagi Harsono (1988, hlm. 194) mengungkapkan bahwa, “…

sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi dengan satu hari

istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan

mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut.” Jadi peneliti mengambil

kesimpulan untuk melakukan penelitian dalam satu minggu tiga kali pertemuan

selama empat minggu, dan apabila dijumlahkan menjadi 12 kali pertemuan.

Seperti yang dikemukakan oleh Wissel (1995, hlm. 47) dalam buku

basketball steps to success yang menyebutkan bahwa kunci sukses untuk

memperoleh teknik lay up yang baik terdapat tiga tahapan, yaitu tahap persiapan

(preparation phase), eksekusi (execution phase), dan follow – through. Adapun

rinciannya adalah sebagai berikut: Tahap Persiapan (preparation phase)

meliputi: See target (lihat sasaran), short step (langkah pendek), dip knee

(membengkokan lutut), shoulders relaxed (rilekskan bahu), nonshoting hand

under ball (tangan yang tidak menembak berada di bawah bola), shoting hand

behind ball (tangan yang akan menembak berada di belakang bola), elbow in (siku

masuk), ball between ear and shoulder (posisi bola berada di antara telinga dan

bahu).

Tahap Eksekusi (execution phase) meliputi: Lift shooting knee (angkat sikut pada saat menembak), jump (melompat), extend leg, back, shoulders

(panjangkan kaki, punggung, bahu), extend elbow (panjangkan siku), flex wrist

and fingers forward (lenturkan pergelangan tangan dan majukan jari), release off

index finger (lepaskan jari telunjuk), balance hand on ball until release

(seimbangkan bola pada tangan hingga bola dilepaskan), even rhythym (iramanya

(29)

65

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tahap followthrough meliputi: See target (melihat sasaran), land in balance (mendarat dengan seimbang), knees flexed (melenturkan lutut), hands up

(tangan naik).

Dari rujukan di atas dan rujukan dari beberapa ahli bolabasket di FPOK

yang peneliti wawancara beberapa kali di bulan April terhadap Rohiman dan

Rismayadi untuk pembelajaran bolabasket modifikasi khususnya pembelajaran lay

up shot disimpulkan bahwa:

Modifikasi pada pembelajaran bolabasket modifikasi khususnya modifikasi pembelajaran lay up shot dapat ditekankan pada pembelajaran tentang two count rhythm yang sistematis misalnya dengan beberapa alat bantu menggunakan tali pada berbentuk lingkaran untuk pijakan langkahnya, dilanjutkan dengan bantuan menggunakan paralon berpalang yang tingginya disesuaikan, dan bisa menggunakan bola dengan beberapa kriteria khusus yang dimodifikasi berat dan ukurannya, serta ring yang bisa dibuat sedemikian rupa merubah tinggi dan ukuran ringnya.

Adapun rincian kegiatan mulai dari pre test sampai dengan perlakuan/

treatment seperti pada Tabel 3.1. berikut:

Tabel 3.1. Program Pelaksanaan Penelitian

Pe rte muan

Tahapan

Lay Up Shot

Materi Waktu

Pre Test Pre Test Pre Test

Sabtu, 3 Mei 2014

1 Tahap

Persiapan (preparati on phase)

 Siswa diberikan penjelasan tentang lay up shot.

 Siswa melakukan sikap siap, sikap berdiri tegak untuk dapat menerima operan bola.

 Siswa melakukan sikap siap, sikap berdiri tegak, dan siap untuk melakukan irama langkah pendek.

Selasa, 6 Mei

2014

2 Tahap

Eksekusi (execution phase)

Lay up shot

tangan kanan 1

 Siswa melakukan irama langkah diawali dengan langkah kaki kiri, melewati 4 buah kons dengan irama langkah kiri-kanan-kiri-kanan-kiri.

 Siswa melakukan irama langkah diawali dengan langkah kaki kiri, melewati 4 buah kons, sambil membawa satu buah bola tenis, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri-kanan-kiri.

 Siswa melakukan langkah, diawali langkah

Kamis, 8 Mei

(30)

66

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pendek kaki kiri, melewati kons 4 buah, dan diakhiri dengan menjatuhkan bola tenis ke tanah, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri-kanan-kiri.

3 Tahap

Eksekusi (execution phase)

Lay up shot

tangan kiri 1

 Siswa melakukan irama langkah diawali dengan langkah kaki kanan, dengan melewati 4 buah kons, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan-kiri-kanan.

 Siswa melakukan irama langkah diawali dengan langkah kaki kanan, melewati 4 buah kons, sambil membawa masing-masing satu buah bola tenis, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan-kiri-kanan.

 Siswa melakukan langkah diawali dengan kaki kanan, langkah pendek, melewati kons 4 buah, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan-kiri-kanan dan diakhiri dengan menjatuhkan bola tenis ke tanah.

Sabtu, 10 Mei 2014

4 Tahap

Eksekusi (execution phase) Lay up shot

tangan kanan dan tangan kiri 1

 Siswa melakukan irama langkah diawali dengan kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah kons, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri dengan satu tangan berada dibawah dan satu tangan kanan membawa bola plastik yang berada diantara bahu dan telinga.

 Siswa melakukan irama langkah diawali dengan kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah kons, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan dengan satu tangan berada dibawah dan satu tangan kanan membawa bola plastik yang berada diantara bahu dan telinga.

Selasa, 13 Mei 2014

5 Tahap

Eksekusi (execution phase) Lay up shot tangan kanan 2

 Siswa melakukan irama langkah, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump.

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola plastik, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola.

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola plastik, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola.

Kamis, 15 Mei 2014

6 Tahap

Eksekusi (execution phase) Lay up shot tangan

 Siswa melakukan irama langkah, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan dan jump.

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola karet, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang,

(31)

67

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kiri 2 dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang.

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola karet, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang.

7 Tahap

Eksekusi (execution phase) Lay up shot tangan kanan 3

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari.

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari.

Selasa, 20 Mei 2014

8 Tahap

Eksekusi (execution phase) Lay up shot tangan kiri 3

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari.

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari.

Kamis, 22 Mei 2014

9 Tahap

Follow Through Lay up shot tangan kanan dan tangan kiri

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari, tangkap lagi bolanya dan mendarat dua kaki bersamaan, simpan bolanya di garis yang ditentukan (end zone).

 Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari, tangkap lagi bolanya dan mendarat dua kaki bersamaan, simpan bolanya di garis yang ditentukan (end zone).

Sabtu, 24 Mei

2014

10 Tahap Koordinas i

Lay up shot

tangan

 Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan melakukan irama langkah membawa bola voli menuju ring, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama

(32)

68

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kanan langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari langsung menuju lubang ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.

 Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan melakukan irama langkah membawa bola voli menuju ring, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari pada papan pantul ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan. 11 Tahap

Koordinas i Lay up shot tangan kiri

 Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola voli menuju ring, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari langsung menuju lubang ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.

 Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola voli menuju ring, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari pada papan pantul ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.

Kamis, 29 Mei 2014

12 Tahap Koordinas i Lay up shot tangan kanan dan tangan kiri

 Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola basket sebenarnya menuju ring, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari langsung menuju lubang ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.

 Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola basket sebenarnya menuju ring, langkah diawali kaki

(33)

69

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan , jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari pada papan pantul ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.

 Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan passing lagi, siswa melakukan irama langkah membawa bola basket sebenarnya menuju ring, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari langsung menuju lubang ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.

 Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola basket sebenarnya menuju ring, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari pada papan pantul ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.

3. Post Test

Setelah diberikan perlakuan selama 12 kali pertemuan yang dilakukan tiga

kali setiap minggunya selama 4 minggu, selanjutnya sampel melakukan kembali

lay up shot untuk mendapatkan skor setelah mendapat perlakuan. Post test

dilaksanakan pada tanggal dua Juni bulan Mei tahun 2014 bertempat di SMPN 1

Sindangwangi. Selanjutnya hasil analisis itu akan diuji hipotesis untuk dapat

menjawab semua pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya.

C. Definisi Operasional

Sebagai upaya untuk menfokuskan penelitian dan menghindarkan

munculnya kesimpangsiuran dalam memahami judul tesis ini, diperlukan adanya

rumusan definisi operasional yang jelas. Nazir (2005, hlm. 126) menyatakan:

(34)

70

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.

Berdasarkan pendapat diatas, definisi operasional merupakan definisi yang

dibuat oleh peneliti terhadap variabel yang akan diteliti guan memberikan batasan

yang tegas dan menjadi panduan atau kriteria untuk mengukur variabel tersebut.

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran. Cronbach (1954) yang dikutip oleh (Baharudin dan Wahyuni, 2010,

hlm. 13) menjelaskan bahwa “learning is show by change in behavior as result of

experience.” Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Dengan pengalaman

tersebut pelajar menggunakan seluruh pancainderanya. Selanjutnya Woolfolk

(1995) yang dikutip oleh (Baharudin dan Wahyuni, 2010, hlm. 14)

menyatakan bahwa, “learning occurs when experience cause a relatively permanent change in an individual’s knowledge or behavior.” Disengaja atau

tidak, perubahan yang terjadi melalui proses belajar ini bisa saja ke arah yang

lebih baik atau malah sebaliknya. Yang jelas kualitas belajar seseorang

ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperolehnya saat berinteraksi

dengan lingkungan sekitarnya.

2. Modifikasi. Esensi modifikasi yaitu menganalisis sekaligus mengembangkan

materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas

belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. (Bahagia

dan Suherman, 2000, hlm. 1). Lutan (1988) dalam pelajaran Penjas

berpendapat bahwa yaitu: a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti

pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi,

dan; c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Selanjutnya dalam

penelitian ini modifikasi peralatan yang digunakan adalah modifikasi dari

alat-alat pada pembelajaran basket. Mulai dari langkah sampai dengan alat-alat-alat-alat

pembelajaran bolabasket itu sendiri. Misalnya untuk langkah menggunakan

tali berbentuk lingkaran dilantai untuk memudahkan pijakan langkah,

menggunakan paralon berpalang untuk two count rhythm-nya. Selanjutnya

(35)

71

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kriteria bola yang lebih ringan dan lebih kecil ukuran dari bola sebenarnya.

Kemudian ring basket yang terbuat dari hulahup (diameter yang lebih besar)

dan tiang ring yang lebih pendek.

3. Pembelajaran Permainan Bolabasket. PERBASI (2008, hlm. 41), Bolabasket

adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri

dari lima orang. Tim terdiri dari duabelas pemain termasuk kapten. Setiap regu

berusaha mencetak angka. Bolabasket dimainkan oleh dua tim yang

masing-masing terdiri dari lima orang pemain.

4. Hasil Belajar. Sudjana (2005, hlm. 3) mendefinisikan, “hasil belajar siswa

pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik.” Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2006, hlm. 3-4) juga menyebutkan bahwa: Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

5. Lay Up Shot. Lay up shot ialah tembakkan yang dilakukan dengan jarak dekat

sekali dengan keranjang, hingga seolah-olah bola itu diletakan ke dalam

keranjang yang dilakukan dengan gerakan melangkah lebar dan melompat

setinggi-tingginya", Sukintaka (l98l, hlm. 103).

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

“Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah”, (Arikunto, 2002, hlm. 134). Untuk memperoleh data seorang peneliti harus menggunakan alat atau instrumen yang dapat menunjang dalam

memperoleh data dari permasalahan yang akan diteliti. Dengan berdasarkan pada

metode penelitian yang telah penulis pilih, yaitu eksperimen maka instrumen atau

alat pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk

(36)

72

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010, hlm. 193).

Tentang tes lay up shot (Rismayadi, 2001, hlm. 53) menyatakan bahwa

alat ukur untuk tes lay up shot dengan tes lay up shot yang memiliki tingkat

validitas sebesar 0,79 dan reliabilitas 0,90 sebagai alat tes nya. Adapun rincian tes

nya adalah sebagai berikut:

a. Tujuan: Mengukur keterampilan lay up shot dalam permainan bolabasket.

b. Alat: Alat tulis, meteran, bolabasket dan lapangan bolabasket.

c. Pelaksanaan:

1) Tester berada dalam posisi rileks di belakang garis daerah tembakan dua

angka dari sebalah kanan atau kiri ring basket. Setelah tester berdiri pada

garis yang ditentukan yaitu di salah satu sisi baik kiri maupun kanan

dengan ketentuan 5x5 meter, tester dipersilahkan untuk mencoba satu kali

dari arah kiri atau kanan.

2) Ketika mendengar bunyi peluit, tester menuju bola yang disiapkan pada

sebuah bangku (dari sebelah kanan dan kiri), kemudian tester melakukan

lay up shot, lalu tester kembali ke tempat awal, selanjutnya tester berlari

menuju sisi yang lainnya baik dari arah kanan maupun kiri secara

bergantian hingga batas waktu selama 30 detik.

3) Skor yang diambil untuk evaluasi proses adalah apabila melakukan teknik

lay up shot dengan benar (terdapat tiga juri/pelatih yang memutuskan

kebenaran teknik yang dilakukan oleh sampel). Apabila melakukan

kesalahan dan bolanya masuk maka tidak dihitung atau dianulir.

d. Penskoran: Skor dihitung 1 jika gerakan tester dalam melakukan teknik lay up

shot benar dan bolanya masuk. Skor nol diberi jika tester melanggar peraturan

travelling dan melakukan gerakan lay up shot yang salah. Jumlah bola yang

masuk ke keranjang yang benar dijadikan data penelitian.

a) Catatan:

1) Tembakan dianggap berhasil jika bola masuk ke dalam keranjang baik

(37)

73

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2) Apabila bola tidak masuk tidak mendapat skor.

3) Tidak sah apabila tester melanggar aturan lay up shot.

Berikut gambar tentang tes lay up shot seperti pada Gambar 3.2.:

Gambar 3.2. Mekanisme Tes Lay Up Shot

Keterangan gambar :

: Bola basket yang ada di bangku

: Posisi tester saat akan melakukan lay up shot

: Arah tester melakukan gerakan lay up shot

Untuk dapat menjelaskan tentang teknik penilaian seperti yang telah

diajarkan dalam perkuliahan evaluasi pembelajaran dan kriterian apa saja yang

dapat dinilai dalam melakukan tes lay up shot menurut Jhon Oliver (2007, hlm.

23) dalam bukunya tentang Dasar-dasar Bola Basket sebagai berikut:

[image:37.596.148.504.162.478.2]
(38)

74

Boby Agustan, 2014

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam tes tersebut si anak diberi waktu dan kriteria t

Gambar

Gambar
Gambar 3.1. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design (Sumber: Fraenkel dkk
Tabel 3.1. Program Pelaksanaan Penelitian
Gambar 3.2. Mekanisme Tes Lay Up Shot

Referensi

Dokumen terkait

Kemenyan toba merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan di daerah Tapanuli dan Dairi.Jenis ini tumbuh dan menyebar pada ketinggian >600 mdpl di sentra produksi kemenyan

kandungan minyak bumi di sumur sumber keluarnya lumpur panas yang merupakan areal eksploitasi gas.. PT Lapindo

Dalam penelitian ini dilakukan proses remediasi minyak bumi dengan pasokan nutrisi campuran N dan P yang akan mempercepat proses biodegradasi hidrokarbon minyak bumi dan

Gambar proses penggergajian dan pemesinan kayu kemenyan bulu ( Styrax benzoine Var Hiliferum), toba( Styrax Paralleloneurum. PERK) dan durame ( Styrax benzoine

Bila pada waktu yang ditentukan Saudara tidak dapat memenuhi undangan pembuktian Kualifikasi ini maka perusahaan Saudara dinyatakan “GUGUR”. Demikian Kami sampaikan atas

International Seminar on Education: Responding to Global Education Challenges,19

Bila pada waktu yang ditentukan Saudara tidak dapat memenuhi undangan pembuktian Kualifikasi ini maka perusahaan Saudara dinyatakan “GUGUR”. Demikian Kami sampaikan atas

Spektrofotometri derivatif pada daerah UV-Visibel merupakan teknik yang berguna untuk tujuan analisis kualitatif maupun kuantitatif pada absorpsi yang tumpang tindih dari