PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET MODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Prodi Pendidikan Olahraga
oleh
Boby Agustan
NIM 1201216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET MODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT
Oleh Boby Agustan
M.PD FKIP Universitas Majalengka, 2007
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Olahraga
© Boby Agustan 2004
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
`LEMBAR PENGESAHAN
BOBY AGUSTAN
PENGARUH PEMBELAJARAN BOLABASKET MODIFIKASI TEHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd.
NIP. 195301111980031002
Pembimbing II
Dr. Komarudin, M.Pd.
NIP. 197204031999031003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga
Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...
PERNYATAAN ...
KATA PENGANTAR ...
UCAPAN TERIMA KASIH ...
ABSTRAK ...
ABSTRACT ...
DAFTAR ISI ………
DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR TABEL...
DAFTAR LAMPIRAN...
BAB I PENDAHULUAN ………
A. Latar Belakang Penelitian………
B. Identifikasi Masalah Penelitian………...
C. Rumusan Masalah Penelitian………..
D. Tujuan Penelitian …..……….
E. Manfaat Penelitian ………..
F. Struktur Organisasi Tesis ………...
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS ……….. Studi Literatur ……… .………..
1. Hakekat Pembelajaran Modifikasi dalam Pendidikan
Jasmani …………...………...
a. Konsep Dasar Pembelajaran Penjas ………...
b. Pengertian Modifikasi ………
c. Tujuan Modifikasi ………..
2. Hakekat Pembelajaran Bolabasket …...………..
I
ii
iii
iv
vi
vii
vii
xi
xii
xiii
1
1
6
8
8
9
10
11
11
11
11
15
21
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
a. Pengertian Bolabasket ………
b. Hakikat Keterampilan Bermain Bolabasket ………...
c. Teknik Dasar Bermain Bolabasket ……….
d. Konsep Lay Up Shot ………...
3. Hakikat Hasil Belajar ……….
a. Pengertian Hasil Belajar ……….
b. Hasil Belajar dalam Pendidikan Jasmani …………...
c. Hasil Belajar Lay Up Shot………..
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar …..
Hasil Penelitian Relevan ………
Kerangka Pemikiran ...
Hipotesis ……….
BAB III METODE PENELITIAN ………
A. Lokasi, Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ……..
1. Lokasi Penelitian ………...………...
2. Populasi …………...……….
3. Sampling ………..
4. Sampel ……….
B. Metode dan Desain Penelitian ....…..……….
1. Pre Test ………
2. Perlakuan ………...
3. Post Test ………...
C. Definisi Operasional ………..………....
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...
E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………
1. Uji Validitas ……….
2. Uji Realibilitas ………
F. Analisis Data ………..………..
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………
A. Hasil Penelitian ……….…….
1. Deskripsi Data ………..
2. Pengujian Persyaratan Hipotesis ………..
a. Uji Normalitas ……….
b. Homogenitas ………
3. Pengujian Hipotesis ………
B. Diskusi Hasil Penelitian ………
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………...
DAFTAR PUSTAKA ………...
LAMPIRAN –LAMPIRAN .………...
76
76
76
77
77
78
79
83
94
95
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Gambar
DAFTAR GAMBAR
Halaman 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. 2.9. 2.10. 2.11. 2.12. 2.13. 2.14. 2.15 2.16 2.17. 2.18. 2.19 2.20. 3.1. 3.2.
Chess Pass………..
Bounce Pass………...
Overhead Pass………...……….
Baseball Pass………..
One Head Push Pass ………..
Hand Off Pass……….
Hook Pass………...
Behind the Back Pass……….
Under Hand Pass ……….………...
Change of Pace Dribble ………
Crossover Dribble ………..
Head and Shoulders Move……….
Spin Dribble ………
Behind Dribble ………...
Between the Legs Dribble ………...
Lay Up Shot………
One Hand Set Shot………..
Jump Shot………...
Free Throw ……….
Hook Shot………...
Desain Penelitian …..………..
Mekanisme Tes Lay Up Shot ………..
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
Deskripsi Data Hasil Belajar Lay Up Shot ………..…………... Hasil Uji Normalitas ………... Hasil Uji Homogenitas ………...
Hasil Uji Paired Sample Test ……….
Hasil Uji Paired Sample Test ……….
Hasil Uji Independent Sampels Test..……….
76
77
78
80
81
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Skenario Pembelajaran Lay Up Modifikasi….. …………...
Program Pembelajaran Lay Up Shot Modifikasi …………. Instrumen Penelitian ……… Data Uji Coba Instrumen ……….
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………..
Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Eksperimen …… Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Kontrol ……….. Rekapitulasi Data Tiap Kelompok ………... Uji Normalitas ……….. Uji Homogenitas ……….. Uji Hipotesis ……… Dokumentasi Penelitian ………... Surat Keputusan Pembimbing Tesis ……… Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Lapangan ……… Surat Keterangan Telah Melaksanakan Studi Lapangan …. Daftar Riwayat Hidup ………..
100
104
115
117
118
119
120
121
122
123
124
130
146
148
149
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN BOLABASKET TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE EFFECT OF MODIFICATION LEARNING GAMES BASKETBALL TO THE LEARNING OUTCOMES LAY UP SHOT
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikas i Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam konteks pendidikan, permainan bolabasket telah dimasukkan ke
dalam kurikulum mata pelajaran Pendid ikan Jasmani (Penjas), khususnya di
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Penjas merupakan proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik
bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler,
perseptual, kognitif dan emosional dalam kerangka sistem Penjas. Selain itu
Penjas juga dapat diartikan pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan dalam Penjas. Suherman (2009,
hlm. 5) menjelaskan bahwa Penjas adalah:
Pendidikan melalui dan tentang aktivitas fisik atau badan dalam bahasa aslinya adalah Physical education is education of and throught movement.
Terdapat tiga kata kunci dalam definisi tersebut, yaitu 1) Pendidikan (education), yang direfleksikan dengan kompetensi yang ingin diraih siswa 2) Melalui dan tentang (throught and of), sebagai kata sambung yang menggambarkan keeratan yang dinyatakan dengan berhubungan langsung dan tidak langsung dan 3) Gerak (movement), merupakan bahan kajian sebagaimana tertera dalam kurikulum pendidikan jasmani.
Mengenai pentingnya aktivitas fisik Bacchus (2000, hlm. 54) dalam
Dorovolomo dan Hammond (2005, hlm. 37) menjelaskan bahwa, “stressed that
teachers need to recognise the importance of subjects such as physical education,
which are often marginalised as they are not examined.” Pentingnya sebuah mata
pelajaran Penjas yang ada di sekolah untuk bisa dipelajari oleh seluruh siswa.
Mengenai ciri dan arti Penjas, Reeves dan Stein (1999) menjelaskan
bahwa, “provide us with a positive way of conceptualizing a physical education
2
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
appropriate.” Penjas harus bisa membuat siswa merasa nyaman, percaya diri dalam berpartisipasi selama proses pembelajaran berlangsung.
Tujuan pembelajaran Penjas yang dirumuskan guru dalam proses belajar
mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum. Setiap kali mengajar guru
diharapkan dapat merumuskan tujuan pengajaran, secara spesifik dalam bentuk
perilaku yang dapat diamati, menggambarkan secara jelas isi tugas yang
diberikan, serta dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilannya. Bucher
(1964) dalam Suherman (2009, hlm. 7) mengklasifikasi ke dalam empat kategori
tujuan, antara lain:
1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness); 2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful); 3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya; 4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Proses pembelajaran Penjas berbeda dengan proses pembelajaran lain yang
didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat kajian teoritis.
Kegiatan pembelajaran Penjas lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi. Dalam pembelajaran
Penjas ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian yaitu: aspek kognitif
(pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor (keterampilan
gerak). Ketiga aspek tersebutlah yang menjadi kajian dalam kegiatan belajar
mengajar Penjas yang selanjutnya akan digabungkan dan diberi penilaian sebagai
hasil proses belajar siswa di sekolah. Untuk itu kompetensi guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran Penjas menjadi hal utama dalam
melaksanakan tugasnya. Namun masih banyak guru penjas yang masih
melaksanakan proses pembelajaran dengan cara lama dengan menitikberatkan
3
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya. Dalam buku Revitalisasi
Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani, Suherman (2009, hlm. 44) memaparkan:
Banyak para ahli mengatakan bahwa kegiatan mengajar adalah menantang. Sementara itu kegiatan mengajar Penjas lebih menantang lagi. Dengan alasan sebagai berikut: 1) Keadaaan siswa; 2) Isi pelajaran meliputi semua spectrum aktivitas; 3) Fasilitas dan alat seringkali di bawah standar kebutuhan; 4) Terkadang guru harus melatih di luar jam pelajaran, 5) Guru harus membina pramuka; 6) Guru harus memegang urusan kesiswaaan.
Dari kutipan di atas jelas bahwa tantangan mengajar Penjas itu sangat
berat tetapi dengan menciptakan lingkungan belajar yang sedemikian rupa yang
membuat siswa menarik dan mengandung tiga karakteristik tadi diharapkan
pembelajaran permainan bolabasket di sekolah harus tetap dilaksanakan sesuai
dengan kurikulum yang sudah dibuat. Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan
proses pembelajaran bolabasket menunjukkan bahwa ditemukan adanya masalah,
yaitu sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk terlaksananya
pembelajaran permainan bolabasket yang baik dan belum optimalnya peran guru
dalam rangka terlaksananya proses pembelajaran terutama dalam hal
memodifikasi yaitu peralatan dan permainan dalam pembelajaran bolabasket.
Bahagia dan Suherman (2000, hlm. 1) memaparkan bahwa:
Penyelenggaraan program Penjas hendaknya mencerminkan karakteristik
program Penjas itu sendiri, yaitu “Development Appropriate Practice”
(DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberkan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demkian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajanya. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik.
Dalam mendukung terjadinya proses ajar dapat dilaksanakan sebuah
modifikasi untuk menutupi kekurangan dalam hal sarana dan prasarana. Kurang
mendukungnya sarana dan prasarana untuk terlaksananya pembelajaran
4
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dengan kurikulum yang telah dibuat. Belum lagi kondisi siswa yang bersifat
heterogen, modifikasi juga harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.
Lebih lanjut Bahagia dan Suherman (2000, hlm. 1) menjelaskan bahwa,
“modifikasi yang berprinsip pada DAP diarahkan agar aktivitas belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan anak serta dapat membantu mendorong perubahan
kemampuan belajar anak ke arah perubahan yang lebih baik.” Hal ini merupakan
sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang baik. Arianto (2013, hlm. 66) menjelaskan bahwa:
The use of learning and teaching models as well as media which allow students to actively move is one of the tips for physical education teachers to overcome the lack of learning infrastructures in order to achieve their learning objectives.
Penggunaan model dalam pembelajaran serta media yang memungkinkan
siswa untuk aktif bergerak adalah salah satu tips guru Penjas untuk mengatasi
kurangnya infrastruktur pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar mereka.
Untuk menerapkan modifikasi dalam pembelajaran permainan bolabasket
harus menggunakan rangkaian pembelajaran permainan bolabasket dengan
memodifikasi serangkaian bahan ajar secara sistematis agar siswa lebih tertarik.
Modifikasi dalam pemebelajaran bolabasket ini lebih ditekankan kepada
pembelajaran lay up shot. Rangkaian gerak lay up shot melalui pembelajaran
dengan modifikasi, dimulai dari memodifikasi langkahnya sampai kepada
peralatannya. Modifikasi langkahnya yaitu bisa menggunakan lingkaran tali di
lantai sebagai pijakannya, kemudian dengan menggunakan paralon berpalang
sebagai alat bantu langkah two count rhythm-nya, alat-alatnya pun misalnya
menggunakan bolabasket modifikasi yang lebih ringan dan kecil, dengan
menggunakan target ring yang lebih besar terbuat dari hulahup, tinggi tiang ring
basket yang lebih rendah. Tujuan utamanya adalah bukan untuk anak didik mahir
dalam teknik bermain bolabasket tetapi siswa dapat bergerak dan berpartisipasi
dalam pembelajaran Penjas. Dengan adanya modifikasi ini diharapkan siswa dapat
5
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Penerapan proses modifikasi bolabasket harus selalu mempertimbangkan
esensi kegiatan belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan o leh Bahagia dan
Suherman (2000, hlm. 2) bahwa ada empat aspek yang dapat dimodifikasi dari
pembelajaran Penjas yaitu, “1) Modifikasi tujuan pembelajaran; 2) Modifikasi materi pembelajaran; 3) Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran; 4)
Modifikasi evaluasi pembelajaran.”
Dari kutipan di atas bahwa modifikasi pembelajaran tidak terfokus pada
satu arah saja, tetapi ada modifikasi tujuan pembelajaran, modifikasi materi
pembelajaran, modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran dan modifikasi
evaluasi pembelajaran. Modifikasi dalam penelitian ini termasuk ke dalam
modifikasi lingkungan pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan Bahagia
dan Suherman (2000, hlm. 6) menyatakan bahwa, “guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara
memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu.” Misalnya berat ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan
yang digunakan dalam pembelajaran.
Beberapa yang bisa dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini tentang
pembelajaran permainan bolabasket modifikasi baik dalam gerakan langkahnya,
selanjutnya dalam memodifikasi pada peralatan dan permainannya dalam
membantu gerak lay up shot sehingga gerakannya dapat dilaksanakan dengan baik
oleh seluruh siswa. Dalam membantu langkah lay up shot juga seperti yang telah
diungkapkan di atas yaitu diberikan alat bantu berupa lingkaran yang terbentuk
oleh tali sebagai pijakan langkah two count rhythm yang merupakan unsur penting
dalam melakukan lay up shot. Selanjutnya dengan menggunakan paralon
berpalang yang disesuaikan secara sistematis ukuran panjang dan lebarnya
sehingga memudahkan siswa untuk melangkah. Untuk modifikasi peralatan
lainnya misalnya dengan merubah bola standar dengan beberapa bola modifikasi
misalnya dengan bola plastik, menggunakan bola voli, bisa juga menjadi bola
yang terbuat dari karet yang lebih kecil dan lebih ringan ukurannya, dengan
6
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
diinginkan. Selanjutnya ring yang bisa terbuat dari hulahup dengan ukuran yang
lebih besar dipasangkan pada tiang-tiang bola voli yang ada di sekolah. Ataupun
ring itu bisa dengan menggunakan teman sebayanya, tentunya dengan modifikasi
permainan yaitu modifikasi bolabasket mini.
Dengan pembelajaran permainan modifikasi yang diterapkan dalam
pembelajaran bolabasket diharapkan dapat membuat siswa tetap mendapatkan
materi pembelajaran bolabasket yang seharusnya diberikan oleh guru sesuai
dengan kurikulum yang ada, sehingga tidak ada alasan keterbatasan sarana dan
prasarana yang membuat guru enggan memberikan materi bolabasket itu di
SMAN 1 Sindangwangi.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif
dalam memodifikasi bentuk-bentuk pembelajaran bolabasket. Kreativitas guru
diandalkan dalam menerapkan pembelajaran bolabasket di sekolah, karena
kurangnya sarana pendukung seperti lapangan bolabasket yang tidak ada, bola
basket yang hanya ada satu buah, dan lain seb againya. Cara yang dapat menarik
keinginan para siswa untuk bisa lebih bergairah dan bersemangat dalam mengik uti
pembelajaran permainan bolabasket adalah dengan memodifikasi pembelajaran
tersebut ke dalam bentuk-bentuk permainan yang sederhana, dimana dalam
permainan-permainan tersebut terintegrasi teknik-teknik dasar permainan bola
basket.
Peneliti melakukan modifikasi karena dengan memodifikasi peralatan pada
bola serta ring serta alat bantu untuk memudahkan langkah dalam lay up shot itu
sendiri diharapkan anak didik dapat termotivasi untuk melakukan pembe lajaran
Penjas khususnya materi bolabasket. Sebagaimana dikemukakan oleh Bahagia dan
Suherman (2000, hlm. 34) menjelaskan bahwa, “modifikasi pembelajaran permainan dapat disederhanakan melalui pengurangan dan penambahan struktur
7
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tantangan mengajar Penjas itu sangat berat tetapi dengan menciptakan
lingkungan belajar yang sedemikian rupa yang membuat siswa menarik untuk
mengikuti sebuah pembelajaran bolabasket di sekolah. Hal ini harus menjadi
pertimbangan seorang pendidik untuk tetap memberikan materi ajar sesuai dengan
kurikulum yang sudah dibuat walaupun dengan kondisi pembelajaran yang dalam
hal ini sarana sebagai pendukung pembelajaran suatu materi tidak ada. Juliantine
dkk. (2013, hlm. 120) menejelaskan bahwa, “semua pembelajaran olahraga dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan perkembangan mental anak-anak dan
menjamin partisipasi yang tinggi dari para pelajar.” Berdasarkan hasil observasi,
pelaksanaan proses pembelajaran bolabasket menunjukkan bahwa ditemukan
adanya masalah, yaitu sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk
terlaksananya pembelajaran permainan bolabasket yang baik dan belum
optimalnya peran guru sehingga belum terlaksananya proses pembelajaran dengan
baik khususnya pembelajaran permainan bolabasket.
Kurang mendukungnya sarana dan prasarana untuk terlaksananya
pembelajaran bolabasket, guru sangat berperan aktif terhadap proses pembelajaran
yang sesuai dengan kurikulum yang telah dibuat. Arianto (2013, hlm.66)
menjalaskan bahwa:
The model and equipment modification which advocate students’ physical movement is believed to enhance the expected learning outcome, especially in improving students’ fitness. Hence, teachers are expected to design a proper learning model and choose appropriate media in teaching and learning process.
Model dan modifikasi peralatan yang mendukung siswa gerakan fisik
diyakini untuk meningkatkan hasil belajar yang diharapkan, terutama dalam
meningkatkan siswa kebugaran. Oleh karena itu, guru diharapkan untuk
merancang model pembelajaran yang tepat dan memilih media yang tepat dalam
proses belajar mengajar.
Kondisi siswa yang bersifat heterogen, modifikasi juga harus disesuaikan
8
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dihadapi oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang baik. Di
samping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik,
materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media
pengajaran Pendidikan Jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai
kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari yang
paling dirasakan oleh para guru Pendidikan Jasmani adalah hal- hal yang berkaitan
dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan media
pembelajaran Penjas sangat diperlukan. Jadi sebagai seorang tenaga pendidik
yang baik terutama guru Penjas harus mempersiapkan dulu segala sesuatunya
dimulai dari RPP sampai rencana-rencana lain diluar rancangan yang telah
ditetapkan yang bertujuan untuk mengatasi masa lah- masalah diluar dugaan yang
misalnya ketidak tersediaan alat atau alat pembelajaran yang rusak. Hal ini akan
mencerminkan kualitas seorang guru dan menjadikan guru Penjas yang baik serta
menjadi panutan guru-guru lainnya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah di atas, maka
muncul rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan antara skor pre test dan
post test pada hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas XI yang
menggunakan pembelajaran permainan bolabasket modifikasi?
2. Apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan antara skor pre test dan
post test pada hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas XI yang
menggunakan pembelajaran konvensional?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar lay up shot siswa SMA
kelas XI pada perlakuan pembelajaran permainan bolabasket modifikasi dan
konvensional?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi melalui
9
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
modifikasi terhadap hasil belajar lay up shot pada siswa kelas XI di SMAN 1
Sindangwangi. Berikut merupakan tujuan secara khusus dalam penelitian ini:
1. Mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre test dan post
test pada hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas XI yang menggunakan
pembelajaran permainan bolabasket modifikasi.
2. Mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre test dan post
test pada hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas XI yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
3. Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar lay up shot siswa SMA kelas
XI pada perlakuan pembelajaran permainan bolabasket modifikasi dan
konvensional.
E. Manfaat Penelitian
Lutan (1988) menyatakan bahwa modifikasi dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani diperlukan, dengan tujuan agar: a) Siswa memperoleh
kepuasan dalam mengikuti pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan
dalam berpartisipasi; c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Oleh
karena itu, penelitian ini akan bermanfaat secara:
1. Teoritis
a. Menguatkan teori yang dikemukakan oleh Lutan yang menjelaskan tujuan
modifikasi agar siswa memperoleh kepuasan dalam belajar, tingkat partisipasi
meningkat, dan siswa dapat pola gerak dengan benar.
b. Menjelaskan dan membuktikan bahwa pembelajaran penjas yang dikemas
dengan pembelajaran modifikasi khususnya permainan bolabasket akan
membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar khususnya hasil belajar
lay up shot.
2. Secara Praktis
Permasalahan penelitian yang telah diuraikan, maka penulis berharap
penelitian ini dapat berguna bagi keilmuan pendidikan jasmani yang bertujuan
10
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
a. Sebagai bahan masukan dan informasi yang dibutuhkan oleh guru khususnya
dalama penelitian ini adalah guru SMA untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran bolabasket yang sama sekali tidak memiliki sarana dan
prasarana pendukung proses pembelajaran.
b. Dapat dijadikan sebagai acuan dan variasi dari kegiatan belajar mengajar
permainan bolabasket bagi guru yang di sekolahnya sudah memiliki sarana
dan prasarana yang baik.
c. Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh serta
mengaplikasikannya dalam praktik.
d. Sebagai alat dan cara untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran bolabasket di Sekolah Menengah Atas
yang kategori sekolahnya fasilitas pembelajaran Penjas minim.
F. Struktur Organisasi Tesis
Tesis ini terdiri dari lima bab, bab I membahas tentang latar belakang
masalah keterbatasan sarana dan prasarana pada proses pembelajaran Penjas
khususnya materi permainan bolabasket di SMA dan argumentasi yang mendasari
penulis mengambil masalah tersebut untuk di analisis, pada bab I juga diungkap
mengenai identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.
Dalam bab II ini dibagi lagi dalam beberapa bagian yang menjelaskan
tentang, a) hakekat pembelajaran modifikasi dalam pendidikan jasmani, b)
hakekat pembelajaran bolabasket, dan c) hakikat hasil belajar
Bab III dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu bagian, a) lokasi, populasi,
dan sampel, cara pemilihan sampel serta justifikasi pemilihan lokasi serta sampel,
b) desain penelitian dan justifikasi pemilihan desain penelitian, c) metode
penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, d) definisi
oprasional, yang dirumuskan untuk setiap variabel yang melahirkan
indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, e) instrumen penelitian, f) proses
11
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data dan alasan rasionalnya, dan h) analisis data yang mengungkap
tahap-tahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis data.
Bab IV merupakan bagian pengolahan dan analisis data hasil penelitian
yang terdiri dari, a) deskriptif data, b) hasil pengelolaan analisis data terdiri dari;
uji normalitas untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diambil, uji
homogenitas untuk mengetahui homogen atau tidaknya data yang akan di analisis,
hasil pengujian hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan hipo tesis atau tidak. c)
diskusi penemuan.
Bab V merupakan bab terakhir dalam penelitian, yang menjelaskan
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Proses pelaksanaan pembelajaran permainan bolabasket modifikasi pada
siswa SMA akan terlihat manakala adanya suatu prosedur penelitian eksperimen
yang langkah- langkahnya akan dipaparkan sebagai berikut:
A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampling dan Sampel 1. Lokasi Penelitian
Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah di SMAN 1 Sindangwangi,
Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Alasan mengambil lokasi
penelitian ini adalah peneliti melihat masalah yang ada, karena peneliti merupakan
guru Penjas di sekolah tersebut, jadi akan memudahkan nantinya untuk mengatur
perlakuan pada setiap kelompok sampel penelitian. Sebagai rekomendasi, kepala
sekolah telah menyetujui penelitian yang akan dilaksanakan.
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Sindangwangi kelas
XI yang terdiri dari 4 kelas yaitu XI IPA, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3.
Masing-masing kelas XI berjumlah: Kelas IPA 30 siswa, kelas IPS 1 25 siswa, kelas IPS 2
23 siswa dan kelas IPS 3 25 siswa. Keseluruhan populasi dari semua kelas
berjumlah 103 siswa.
3. Sampling
Langkah-langkah dalam menentukan sampel pada penelitian ini yaitu:
1) Tahap pertama, mengundi 2 kelas dari ke 4 kelas XI sebagai populasi yang
berjumlah 103 siswa, terdiri dari kelas IPA 30 siswa, kelas IPS 1 25 siswa,
kelas IPS 2 23 siswa dan kelas IPS 3 25 siswa.
2) Tahap ke dua, mengundi kembali dua kelas yang telah diundi pada tahap
pertama untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3) Setelah pengundian itu dilakukan secara random, maka didapat kelas XI IPS
60
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Alasan pengambilan sample seperti yang telah disebutkan sebelumnya
adalah karena kondisi eksternal dari pihak Kepala Sekolah SMAN 1
Sindangwangi yang mengijinkan untuk dilakukan penelitian pada kelas bukan
pada individu. Apabila dilakukan pada individu, maka nanti akan mengganggu
proses belajar mengajar mata pelajaran lain di SMAN 1 Sindangwangi. Menurut
Ali (2010, hlm. 276) memaparkan bahwa:
Kondisi eksternal adalah peraturan yang berlaku atau orang yang memiliki otoritas tidak menginjinkan. Adapun kondisi internal adalah apabila penyampelan dilakukan terhadap individu subjek maka suasana kealamiahan kelompok akan berubah, sedangkan suasana kealamiahan kelompok tersebut merupakan salah satu kajian dalam riset yang dilakukan.
Pengambilan sampel seperti ini merupakan teknik cluster random
sampling. Fraenkel dkk. (2012, hlm. 95-96) menegaskan tentang cluster random
sampling bahwa:
Frequently, researchers cannot select a sample of individuals due to administrative or other restrictions. This is especially true in schools… The advantages of cluster random sampling are that it can be used when its difficult or impossible to select a random sample of individuals, its often far easier to implement in schools.
Maksum (2012, hlm. 57) juga menjelaskan bahwa, “dalam cluster random
sampling, yang dipilih bukan individu melainkan kelompok atau area yang
kemudian disebut cluster.” Misalnya provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan
sebagainya. Bisa juga dalam bentuk kelas dan sekolah. Sedangkan menurut
Sudjana (2005, hlm. 173) menyebutkan bahwa, “dalam cluster sampling, populasi
dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok atau klaster. Secara acak klaster-klaster
yang diperlukan diambil dengan proses pengacakan. Setiap anggota yang berada
di dalam klaster-klaster tadi merupakan sampel yang diperlukan.”
Sedangkan menurut Sudjana (2005, hlm. 173) menyebutkan bahwa,
61
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
klaster. Secara acak klaster-klaster yang diperlukan diambil dengan proses
pengacakan. Setiap anggota yang berada di dalam klaster-klaster tadi merupakan
sampel yang diperlukan.” Sesuai dengan langkah-langkah yang telah dilakukan dalam pengambilan sampel, teknik cluster random sampling dirasa cocok untuk
dijadikan landasan konsep dalam teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini.
4. Sampel
Setelah tahapan yang dilakukan pada teknik cluster random sampling,
maka didapat sampel pada kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2, kelas XI IPS 2 sebagai
kelompok eksperimen dan kelas XI IPS 1 sebagai kelompok kontrol. Sampel yang
telah terpilih sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan
representatif terhadap populasi yaitu siswa kelas XI di SMAN 1 Sindangwangi.
Ali (2010, hlm. 257) memaparkan bahwa, “dalam proses penyampelan,
sampel diambil dari populasi yang nyata. Oleh sebab itu, kevalidan berlakunya
kesimpulan hanya terkait dengan populasi yang nyata itu.” Sampel akan diambil
mewakili dari populasi yang telah ditetapkan sesuai dengan stratifikasi
karakteristik pada siswa kelas XI.
Sampel pada penelitian ini terdiri dari satu kelompok eksperimen dan satu
kelompok kontrol yang didapat dari dua kelas hasil dari cluster random sampling
yang dilakukan sebelumnya. Alasan untuk mengambil sampel pada dua kelas
yang akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sampel
tersebut sesuai dengan keberadaan populasi, artinya sampel yang didapat dari
teknik cluster random sampling dianggap representatif terhadap populasi sehingga
apabila setelah penelitian dilakukan, hasilnya menunjukan pada generalisasi
populasi. Menurut Ali (2010, hlm. 270) menyebutkan bahwa:
62
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Artinya, pengambilan sampel tidak dipilih secara sengaja tetapi diundi
menggunakan cluster random sampling dengan tahapan-tahapan yang telah
dijelaskan sebelumnya pada teknik pengambilan sampel.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian experiment dengan desain Randomize Pretest-Posttest Control Group
Design. Menurut Fraenkel dkk. (2012, hlm. 272) pada desain Randomize
Pretest-Posttest Control Group Design dua kelompok subjek diukur atau diamati dua kali.
Pengukuran pertama berfungsi sebagai pretest, yang kedua sebagai posttest. Tugas
random (R) digunakan untuk membentuk kelompok. Pengukuran atau
pengamatan dilakukan pada saat bersamaan untuk kedua kelompok. Pengukuran
pertama dilakukan pada kelompok yang diberikan model pembelajaran modifikasi
dan konvensional, selanjutnya setelah diberikan perlakuan dilakukan kembali
pengukuran ke dua pada kelompok yang diberikan model pembelajaran
modifikasi dan konvensional. Adapun gambaran mengenai desain tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
(Sumber: Fraenkel dkk. (2012, hlm. 272)
Keterangan:
R = Random (Penetapan secara acak pada kelas XI yang dipilih secara random)
O = Observasi atau pengukuran
X = Eksperimen (Pembelajaran Bolabasket Modifikasi)
C = Kontrol (Pembelajaran Konvensional)
Treatment group R O X O
63
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Alasan mengambil metode eksperimen dengan desain Randomize
Pretest-Posttest Control Group Design adalah peneliti ingin melihat sejauh mana hasil
perlakuan dari kedua jenis perlakuan yaitu pembelajaran permainan bolabasket
modifikasi dalam hal ini pembelajaran lay up shot pada kelompok eksperimen
terhadap hasil belajar lay up shot di SMAN kelas XI. Penelitian ini akan melihat
sebab akibat yang terjadi antar setiap variabelnya. Freankel dkk. (2012, hlm. 265)
memaparkan bahwa:
Dalam sebuah penelitian eksperimental, para peneliti menyelidiki pengaruh dari setidaknya satu variabel bebas terhadap satu atau lebih
variabel terikat … Eksperimen formal didasari oleh dua kondisi yaitu; 1) Setidaknya ada dua kondisi atau lebih atau ada dua metode yang akan dibandingkan sebagai kondisi perlakuan (variabel bebas); 2) variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti. Perubahan direncanakan secara sengaja dimanipulasi untuk mempelajari efeknya pada satu atau lebih hasil (variabel terikat).
Program yang dirancang dalam penelitian ini yaitu mulai melakukan pre
test, perlakuan, dan terakhir post tes. Program dalam penelitian ini menggunakan
modifikasi pembelajaran permainan bolabasket pada materi ajar bolabasket dalam
hal ini pembelajaran lay up shot modifikasi yang dilakukan selama 12 kali
pertemuan. Berikut merupakan program secara keseluruhan dalam penelitian ini:
1. Pre Test
Pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu pembelajaran
permainan bolabasket modifikasi. Pre test dilaksanakan pada tanggal tiga bulan
Mei tahun 2014 bertempat di SMPN 1 Sindangwangi. Pre test dilakukan untuk
melihat sejauh mana lay up shot diperoleh oleh siswa pada kedua kelompok
eksperimen ini. Setelah melakukan pre tes ini, data diolah dan dianalisis untuk
mengetahui kemampuan awal lay up shot siswa pada kedua kelompok.
2. Perlakuan
Perlakuan atau treatment pada penelitian ini adalah modifikasi
64
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pertemuan, yaitu mulai tanggal enam bulan Mei sampai dengan tanggal 31 Mei
tahun 2014. Mengenai masa latihan (dalam hal ini pembelajaran permainan
bolabasket) dan pengaruh tersebut dijelaskan oleh Habbelinck dan Day (1998,
hlm. 28) berpendapat bahwa, “the effects of training can be observed after two or
three weeks it is convenient to label them medium term effects.” Maksud dari
kalimat tersebut adalah akibat dari suatu latihan dapat terlihat setelah dua atau tiga
minggu. Lebih lanjut lagi Harsono (1988, hlm. 194) mengungkapkan bahwa, “…
sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi dengan satu hari
istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan
mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut.” Jadi peneliti mengambil
kesimpulan untuk melakukan penelitian dalam satu minggu tiga kali pertemuan
selama empat minggu, dan apabila dijumlahkan menjadi 12 kali pertemuan.
Seperti yang dikemukakan oleh Wissel (1995, hlm. 47) dalam buku
basketball steps to success yang menyebutkan bahwa kunci sukses untuk
memperoleh teknik lay up yang baik terdapat tiga tahapan, yaitu tahap persiapan
(preparation phase), eksekusi (execution phase), dan follow – through. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut: Tahap Persiapan (preparation phase)
meliputi: See target (lihat sasaran), short step (langkah pendek), dip knee
(membengkokan lutut), shoulders relaxed (rilekskan bahu), nonshoting hand
under ball (tangan yang tidak menembak berada di bawah bola), shoting hand
behind ball (tangan yang akan menembak berada di belakang bola), elbow in (siku
masuk), ball between ear and shoulder (posisi bola berada di antara telinga dan
bahu).
Tahap Eksekusi (execution phase) meliputi: Lift shooting knee (angkat sikut pada saat menembak), jump (melompat), extend leg, back, shoulders
(panjangkan kaki, punggung, bahu), extend elbow (panjangkan siku), flex wrist
and fingers forward (lenturkan pergelangan tangan dan majukan jari), release off
index finger (lepaskan jari telunjuk), balance hand on ball until release
(seimbangkan bola pada tangan hingga bola dilepaskan), even rhythym (iramanya
65
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tahap follow–through meliputi: See target (melihat sasaran), land in balance (mendarat dengan seimbang), knees flexed (melenturkan lutut), hands up
(tangan naik).
Dari rujukan di atas dan rujukan dari beberapa ahli bolabasket di FPOK
yang peneliti wawancara beberapa kali di bulan April terhadap Rohiman dan
Rismayadi untuk pembelajaran bolabasket modifikasi khususnya pembelajaran lay
up shot disimpulkan bahwa:
Modifikasi pada pembelajaran bolabasket modifikasi khususnya modifikasi pembelajaran lay up shot dapat ditekankan pada pembelajaran tentang two count rhythm yang sistematis misalnya dengan beberapa alat bantu menggunakan tali pada berbentuk lingkaran untuk pijakan langkahnya, dilanjutkan dengan bantuan menggunakan paralon berpalang yang tingginya disesuaikan, dan bisa menggunakan bola dengan beberapa kriteria khusus yang dimodifikasi berat dan ukurannya, serta ring yang bisa dibuat sedemikian rupa merubah tinggi dan ukuran ringnya.
Adapun rincian kegiatan mulai dari pre test sampai dengan perlakuan/
treatment seperti pada Tabel 3.1. berikut:
Tabel 3.1. Program Pelaksanaan Penelitian
Pe rte muan
Tahapan
Lay Up Shot
Materi Waktu
Pre Test Pre Test Pre Test
Sabtu, 3 Mei 2014
1 Tahap
Persiapan (preparati on phase)
Siswa diberikan penjelasan tentang lay up shot.
Siswa melakukan sikap siap, sikap berdiri tegak untuk dapat menerima operan bola.
Siswa melakukan sikap siap, sikap berdiri tegak, dan siap untuk melakukan irama langkah pendek.
Selasa, 6 Mei
2014
2 Tahap
Eksekusi (execution phase)
Lay up shot
tangan kanan 1
Siswa melakukan irama langkah diawali dengan langkah kaki kiri, melewati 4 buah kons dengan irama langkah kiri-kanan-kiri-kanan-kiri.
Siswa melakukan irama langkah diawali dengan langkah kaki kiri, melewati 4 buah kons, sambil membawa satu buah bola tenis, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri-kanan-kiri.
Siswa melakukan langkah, diawali langkah
Kamis, 8 Mei
66
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pendek kaki kiri, melewati kons 4 buah, dan diakhiri dengan menjatuhkan bola tenis ke tanah, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri-kanan-kiri.
3 Tahap
Eksekusi (execution phase)
Lay up shot
tangan kiri 1
Siswa melakukan irama langkah diawali dengan langkah kaki kanan, dengan melewati 4 buah kons, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan-kiri-kanan.
Siswa melakukan irama langkah diawali dengan langkah kaki kanan, melewati 4 buah kons, sambil membawa masing-masing satu buah bola tenis, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan-kiri-kanan.
Siswa melakukan langkah diawali dengan kaki kanan, langkah pendek, melewati kons 4 buah, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan-kiri-kanan dan diakhiri dengan menjatuhkan bola tenis ke tanah.
Sabtu, 10 Mei 2014
4 Tahap
Eksekusi (execution phase) Lay up shot
tangan kanan dan tangan kiri 1
Siswa melakukan irama langkah diawali dengan kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah kons, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri dengan satu tangan berada dibawah dan satu tangan kanan membawa bola plastik yang berada diantara bahu dan telinga.
Siswa melakukan irama langkah diawali dengan kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah kons, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan dengan satu tangan berada dibawah dan satu tangan kanan membawa bola plastik yang berada diantara bahu dan telinga.
Selasa, 13 Mei 2014
5 Tahap
Eksekusi (execution phase) Lay up shot tangan kanan 2
Siswa melakukan irama langkah, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump.
Siswa melakukan irama langkah membawa bola plastik, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola.
Siswa melakukan irama langkah membawa bola plastik, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola.
Kamis, 15 Mei 2014
6 Tahap
Eksekusi (execution phase) Lay up shot tangan
Siswa melakukan irama langkah, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan dan jump.
Siswa melakukan irama langkah membawa bola karet, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang,
67
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kiri 2 dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang.
Siswa melakukan irama langkah membawa bola karet, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang.
7 Tahap
Eksekusi (execution phase) Lay up shot tangan kanan 3
Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari.
Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari.
Selasa, 20 Mei 2014
8 Tahap
Eksekusi (execution phase) Lay up shot tangan kiri 3
Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari.
Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari.
Kamis, 22 Mei 2014
9 Tahap
Follow Through Lay up shot tangan kanan dan tangan kiri
Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari, tangkap lagi bolanya dan mendarat dua kaki bersamaan, simpan bolanya di garis yang ditentukan (end zone).
Siswa melakukan irama langkah membawa bola voli, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari, tangkap lagi bolanya dan mendarat dua kaki bersamaan, simpan bolanya di garis yang ditentukan (end zone).
Sabtu, 24 Mei
2014
10 Tahap Koordinas i
Lay up shot
tangan
Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan melakukan irama langkah membawa bola voli menuju ring, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama
68
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kanan langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari langsung menuju lubang ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.
Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan melakukan irama langkah membawa bola voli menuju ring, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari pada papan pantul ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan. 11 Tahap
Koordinas i Lay up shot tangan kiri
Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola voli menuju ring, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari langsung menuju lubang ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.
Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola voli menuju ring, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari pada papan pantul ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.
Kamis, 29 Mei 2014
12 Tahap Koordinas i Lay up shot tangan kanan dan tangan kiri
Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola basket sebenarnya menuju ring, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari langsung menuju lubang ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.
Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola basket sebenarnya menuju ring, langkah diawali kaki
69
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan , jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari pada papan pantul ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.
Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan passing lagi, siswa melakukan irama langkah membawa bola basket sebenarnya menuju ring, langkah diawali kaki kiri, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kiri-kanan-kiri, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari langsung menuju lubang ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.
Siswa melakukan dribbling, passing ke temannya yang berdiri bebas, lari, siap menerima operan dari temannya, dilanjutkan siswa melakukan irama langkah membawa bola basket sebenarnya menuju ring, langkah diawali kaki kanan, langkah pendek melewati 2 buah paralon berpalang, dengan irama langkah kanan-kiri-kanan, jump, lepaskan bola saat melayang dengan ujung jari pada papan pantul ring buatan, dan mendarat dua kaki bersamaan.
3. Post Test
Setelah diberikan perlakuan selama 12 kali pertemuan yang dilakukan tiga
kali setiap minggunya selama 4 minggu, selanjutnya sampel melakukan kembali
lay up shot untuk mendapatkan skor setelah mendapat perlakuan. Post test
dilaksanakan pada tanggal dua Juni bulan Mei tahun 2014 bertempat di SMPN 1
Sindangwangi. Selanjutnya hasil analisis itu akan diuji hipotesis untuk dapat
menjawab semua pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya.
C. Definisi Operasional
Sebagai upaya untuk menfokuskan penelitian dan menghindarkan
munculnya kesimpangsiuran dalam memahami judul tesis ini, diperlukan adanya
rumusan definisi operasional yang jelas. Nazir (2005, hlm. 126) menyatakan:
70
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.
Berdasarkan pendapat diatas, definisi operasional merupakan definisi yang
dibuat oleh peneliti terhadap variabel yang akan diteliti guan memberikan batasan
yang tegas dan menjadi panduan atau kriteria untuk mengukur variabel tersebut.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Pembelajaran. Cronbach (1954) yang dikutip oleh (Baharudin dan Wahyuni, 2010,
hlm. 13) menjelaskan bahwa “learning is show by change in behavior as result of
experience.” Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Dengan pengalaman
tersebut pelajar menggunakan seluruh pancainderanya. Selanjutnya Woolfolk
(1995) yang dikutip oleh (Baharudin dan Wahyuni, 2010, hlm. 14)
menyatakan bahwa, “learning occurs when experience cause a relatively permanent change in an individual’s knowledge or behavior.” Disengaja atau
tidak, perubahan yang terjadi melalui proses belajar ini bisa saja ke arah yang
lebih baik atau malah sebaliknya. Yang jelas kualitas belajar seseorang
ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperolehnya saat berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya.
2. Modifikasi. Esensi modifikasi yaitu menganalisis sekaligus mengembangkan
materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas
belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. (Bahagia
dan Suherman, 2000, hlm. 1). Lutan (1988) dalam pelajaran Penjas
berpendapat bahwa yaitu: a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti
pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi,
dan; c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Selanjutnya dalam
penelitian ini modifikasi peralatan yang digunakan adalah modifikasi dari
alat-alat pada pembelajaran basket. Mulai dari langkah sampai dengan alat-alat-alat-alat
pembelajaran bolabasket itu sendiri. Misalnya untuk langkah menggunakan
tali berbentuk lingkaran dilantai untuk memudahkan pijakan langkah,
menggunakan paralon berpalang untuk two count rhythm-nya. Selanjutnya
71
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kriteria bola yang lebih ringan dan lebih kecil ukuran dari bola sebenarnya.
Kemudian ring basket yang terbuat dari hulahup (diameter yang lebih besar)
dan tiang ring yang lebih pendek.
3. Pembelajaran Permainan Bolabasket. PERBASI (2008, hlm. 41), Bolabasket
adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri
dari lima orang. Tim terdiri dari duabelas pemain termasuk kapten. Setiap regu
berusaha mencetak angka. Bolabasket dimainkan oleh dua tim yang
masing-masing terdiri dari lima orang pemain.
4. Hasil Belajar. Sudjana (2005, hlm. 3) mendefinisikan, “hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik.” Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2006, hlm. 3-4) juga menyebutkan bahwa: Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
5. Lay Up Shot. Lay up shot ialah tembakkan yang dilakukan dengan jarak dekat
sekali dengan keranjang, hingga seolah-olah bola itu diletakan ke dalam
keranjang yang dilakukan dengan gerakan melangkah lebar dan melompat
setinggi-tingginya", Sukintaka (l98l, hlm. 103).
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
“Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah”, (Arikunto, 2002, hlm. 134). Untuk memperoleh data seorang peneliti harus menggunakan alat atau instrumen yang dapat menunjang dalam
memperoleh data dari permasalahan yang akan diteliti. Dengan berdasarkan pada
metode penelitian yang telah penulis pilih, yaitu eksperimen maka instrumen atau
alat pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk
72
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010, hlm. 193).
Tentang tes lay up shot (Rismayadi, 2001, hlm. 53) menyatakan bahwa
alat ukur untuk tes lay up shot dengan tes lay up shot yang memiliki tingkat
validitas sebesar 0,79 dan reliabilitas 0,90 sebagai alat tes nya. Adapun rincian tes
nya adalah sebagai berikut:
a. Tujuan: Mengukur keterampilan lay up shot dalam permainan bolabasket.
b. Alat: Alat tulis, meteran, bolabasket dan lapangan bolabasket.
c. Pelaksanaan:
1) Tester berada dalam posisi rileks di belakang garis daerah tembakan dua
angka dari sebalah kanan atau kiri ring basket. Setelah tester berdiri pada
garis yang ditentukan yaitu di salah satu sisi baik kiri maupun kanan
dengan ketentuan 5x5 meter, tester dipersilahkan untuk mencoba satu kali
dari arah kiri atau kanan.
2) Ketika mendengar bunyi peluit, tester menuju bola yang disiapkan pada
sebuah bangku (dari sebelah kanan dan kiri), kemudian tester melakukan
lay up shot, lalu tester kembali ke tempat awal, selanjutnya tester berlari
menuju sisi yang lainnya baik dari arah kanan maupun kiri secara
bergantian hingga batas waktu selama 30 detik.
3) Skor yang diambil untuk evaluasi proses adalah apabila melakukan teknik
lay up shot dengan benar (terdapat tiga juri/pelatih yang memutuskan
kebenaran teknik yang dilakukan oleh sampel). Apabila melakukan
kesalahan dan bolanya masuk maka tidak dihitung atau dianulir.
d. Penskoran: Skor dihitung 1 jika gerakan tester dalam melakukan teknik lay up
shot benar dan bolanya masuk. Skor nol diberi jika tester melanggar peraturan
travelling dan melakukan gerakan lay up shot yang salah. Jumlah bola yang
masuk ke keranjang yang benar dijadikan data penelitian.
a) Catatan:
1) Tembakan dianggap berhasil jika bola masuk ke dalam keranjang baik
73
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2) Apabila bola tidak masuk tidak mendapat skor.
3) Tidak sah apabila tester melanggar aturan lay up shot.
Berikut gambar tentang tes lay up shot seperti pada Gambar 3.2.:
Gambar 3.2. Mekanisme Tes Lay Up Shot
Keterangan gambar :
: Bola basket yang ada di bangku
: Posisi tester saat akan melakukan lay up shot
: Arah tester melakukan gerakan lay up shot
Untuk dapat menjelaskan tentang teknik penilaian seperti yang telah
diajarkan dalam perkuliahan evaluasi pembelajaran dan kriterian apa saja yang
dapat dinilai dalam melakukan tes lay up shot menurut Jhon Oliver (2007, hlm.
23) dalam bukunya tentang Dasar-dasar Bola Basket sebagai berikut:
[image:37.596.148.504.162.478.2]74
Boby Agustan, 2014
Pengaruh Pembelajaran Permainan Bolabasket Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dalam tes tersebut si anak diberi waktu dan kriteria t