Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK (Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis
Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Oleh
RIKI NURDIANSYAH 1102866
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
▸ Baca selengkapnya: proposal kegiatan seni lukis
(2)Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK (Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis
Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)
Oleh
Riki Nurdiansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa
di Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
© Riki Nurdiansyah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RIKI NURDIANSYAH
NIM. 1102866
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK (Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis
Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. H. Nanang Ganda Prawira, M.Sn
NIP. 196202071987031002
Pembimbing II
Dewi M. Sya’Bani, S.Pd., M.Ds NIP. 197807222005012002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa
Bandi Sobandi, M.Pd
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RIKI NURDIANSYAH
NIM. 1102866
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK (Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis
Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI:
Penguji I
Dr. Tri Karyono, M.Sn
NIP. 196611071994021001
Penguji II
Drs. Yadi Rukmayadi, M.Pd
NIP. 196104011994031001
Penguji III
Drs. Moch. Oscar Sastra, M.Pd
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii ABSTRAK
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI
SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK
(Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis
Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)
Riki Nurdiansyah NIM. 1102866
Berpijak dari masalah pendidikan formal yang dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keterampilan siswanya. Sanggar seni lukis menjadi pilihan untuk menampung minat siswa yang senang dalam melukis. Sanggar seni lukis dapat mewadahi bakat seni lukis yang ada pada setiap orang untuk dieksplorasi lebih dalam, serta mengisi kekosongan waktu yang tersisa dari pendidikan formal. Sanggar Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan merupakan sanggar seni rupa yang di dalamnya terdapat ilmu lukis. Model pembelajaran seni lukis di Bale Seni Barli menjadi bagian yang diteliti oleh penulis, karena model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang menjadi penentu keberhasilan belajar siswanya. Karya lukis anak umur 7-12 tahun memiliki keunikan tersendiri, sehingga menjadi bagian yang pelu dianalisis. Metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode deskriptif analisis, karena dalam pelaksanaannya data yang ada di lapangan merupakan data yang berbentuk deskripsi. Penulis perlu menganalisis deskripsi tersebut agar permasalahan dapat terangkat. Hasil penelitian yang diperoleh berupa konsep pendidikan luar sekolah, pendidikan nonformal, model pembelajaran, dan perkembangan seni lukis anak-anak usia 7-12 tahun. Serta jenis-jenis model pembelajaran seni lukis di Bale Seni Barli, dan analisis karya lukis anak usia 7-12 tahun meliputi : tema, teknik, dan estetik. Setelah dianalisis, terdapat beberapa kesimpulan diantaranya bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh Bale Seni Barli adalah model pembelajaran cooperative/berkelompok, individual, demonstrasi, dan klasikal. Model pembelajaran pada program umum yaitu model pembelajaran Individual mempengaruhi Karya lukis siswa umur 7-12 tahun. Pengaruhnya berupa perbedaan yang terlihat dari tema, teknik, dan estetik karya lukisnya. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mahasiswa/peneliti selanjutnya lebih mengeksplorasi model pembelajaran pendidikan nonformal sanggar seni lukis, dan dapat mengapresiasi karya lukis anak-anak.
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv ABSTRACT
PAINTING ARTS LEARNING MODEL FOR CHILDREN IN FINE ARTS CHILD AND ADOLESCENT STUDIO BALE BARLI
KOTA BARU PARAHYANGAN
Riki Nurdiansyah NIM. 1102866
Non-formal education as one of the containers of education in Indonesia, has its own model in educating students. Non-formal education in this respect is the studio painting. Studio painting became an option to accommodate the interests of students who delighted in painting. Painting studio can accommodate painting talents that exist in every person to be explored more deeply, and fill the void remaining time of formal education. Studio Bale Barli Kota Baru Parahyangan an art gallery in which there is a science of painting. Learning model painting in Bale Barli be part studied by the author, because the learning model is one component that determines the success of student learning. Paintings of children aged 7-12 years is unique, so that it becomes part of the bullet analyzed. The research method used by writer is descriptive analysis method, because in practice the existing data in the field is the data in the form of a description. Writers need to analyze the description so that the problems can be lifted. The results obtained in the form of the concept of school education, non-formal education, learning models, and the development of painting children ages 7-12 years. And the types of learning models painting in Bale Barli, and analysis of paintings of children aged 7-12 years include: theme, technique and aesthetic. Once analyzed, there are several conclusions including that the learning model used by Bale Barli is a cooperative learning model / group, individual, demonstrations, and classical. Model of learning in general programs that affect Individual learning model painting work of students aged 7-12 years. His influence in the form of visible differences of themes, techniques, and aesthetic masterpiece painting. With the research, it is expected the student / researcher further explore further non-formal education learning model studio art, and can appreciate the paintings of children.
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan
KATA PENGANTAR………. i
ABSTRAK………... iii
DAFTAR ISI……….v
DAFTAR TABEL……… viii
DAFTAR GAMBAR……… ix
BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH……… 1
B. RUMUSAN MASALAH……… 5
C. TUJUAN PENELITIAN………. 5
D. MANFAAT PENELITIAN………. 5
E. SISTEMATIKA PENULISAN……… 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH………. 7
1. Konsep Pendidikan Luar Sekolah………... 7
2. Pendidikan Nonformal……… 7
B. MODEL PEMBELAJARAN………... 10
1. Pengertian Pembelajaran………. 10
2. Strategi Pembelajaran……….. 11
3. Macam-Macam Model Pembelajaran……….. 12
C. PENDIDIKAN SENI LUKIS………... 15
1. Pengertian Pendidikan Seni………. 15
2. Seni Lukis……… 15
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
BAB III. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN………. 24
B. LOKASI PENELITIAN……… 24
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA……… 25
D. INSTRUMEN PENELITIAN………... 27
E. TEKNIK ANALISIS DATA………. 31
BAB IV. PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM SANGGAR SENI RUPA ANAK DAN REMAJA BALE SENI BARLI……….. 32
1. Letak Geografis……… 32
2. Struktur Organisasi……….. 34
3. Penghargaan yang diraih Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli………... 35
4. Kurikulum Seni Lukis………. 36
5. Kegiatan Pembelajaran……… 38
B. MODEL PEMBELAJARAN SENI LUKIS SANGGAR SENI RUPA ANAK DAN REMAJA BALE SENI BARLI……. 39
1. Model Pembelajaran Program Wisata Seni……… 39
2. Model Pembelajaran Program Ekstrakurikuler………... 60
3. Model Pembelajaran Program Umum...……….. 66
4. Model Pembelajaran Studio Lukis Dewasa………. 73
5. Kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran Seni Lukis di Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli……… 79
C. ANALISIS KARYA LUKIS SISWA USIA 7-12 TAHUN HASIL DARI MODEL PEMBELAJARAN UMUM……….. 84
1. Karya Lukis Kevin Renaldi Bahari (umur 7 tahun)………. 84
2. Karya Lukis Chanel Putri Alicia (umur 9 tahun)………. 90
3. Karya Lukis William Tjasa (umur 10 tahun)……….. 95
4. Karya Lukis Mahira Farah Fahrani (umur 10 tahun)………….. 101
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN………. 115
B. REKOMENDASI………. 116
1. Mahasiswa/Peneliti Berikutnya……….. 116
2. Sanggar yang bersangkutan……… 116
3. Institusi UPI……… 117
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA……… 118
DAFTAR ISTILAH………. 120
LAMPIRAN………. 123
1
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam pendidikan dibicarakan tiga wadah berlangsungnya pendidikan yaitu
pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. “Berdasarkan ketiga lembaga ini Ki
Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat
Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.” (Hasbullah, 2008, hlm. 37)
Mengingat pentingnya pendidikan bagi peningkatan kualitas hidup dan
mengembangkan manusia yang seutuhnya. Ketiga wadah pendidikan tersebut
menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan
Nasional di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 dalam pasal 4 mengenai
tujuan pendidikan nasional. Tilaar (1995) menyebutkan sebagai berikut:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.” (hlm. 106)
Berpijak dari kalimat “Mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yang didalamnya terdapat pengetahuan dan keterampilan” maka pendidikan nonformal menjadi bagian dari hal tersebut diantara pendidikan keluarga dan sekolah. Selain itu
pendidikan nonformal sebagai salah satu wadah dari pendidikan yang merupakan
bagian dari pendidikan sepanjang hayat lifelong education menjadi pelengkap
pendidikan keluarga dan sekolah. Seperti yang dijelaskan oleh Kamil (2009, hlm. 1) menjelaskan “Masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman lainnya tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja, akan tetapi masyarakat
2
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masalah lain yang timbul dalam pengamatan peneliti selama ini, banyak
pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal atau sekolah dinilai hanya menjadi
formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak peduli
bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah
melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh
masyarakat. Setiap orang mempunyai kelebihan di bidangnya masing-masing dan
diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya
untuk dianggap hebat oleh orang lain.
Dalam pendidikan di sekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai
kelebihan di bidang sosial dan dipaksa mangikuti program studi IPA akan
menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta
didik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Untuk itu perlu adanya wadah pendidikan yang menyalurkan minat dan bakat
peserta didik agar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, peserta didik
tidak hanya bergantung pada pendidikan formal saja. Pendidikan nonformal harus
banyak diperhatikan. Lembaga-lembaga nonformal seperti lembaga kursus, kelompok
belajar, sampai les privat dapat menyalurkan minat serta bakat peserta didik untuk
dapat memiliki kemampuan dan lebih produktif demi persaingan dimasa yang akan
datang. Hal yang hampir sama dikatakan oleh Bupati Bandung Barat, Abu Bakar
dalam penutupan kegiatan Pendidikan Berbasis Masyarakat (PBM) yang mengatakan “Lembaga pendidikan nonformal berkontribusi dalam memberikan pelatihan produktif bagi masyarakat. Dengan berbagai pelatihan ini, diharapkan kesejahteraan masyarakat pun meningkat” (http://www.pikiran-rakyat.com/node/129233)
Pendidikan nonformal yang sering didengar adalah lembaga yang berada di
luar pendidikan formal, hal ini sejalan dengan pendapat Knowles, 1981 dalam Marzuki (2010, hlm. 137) “Pendidikan nonformal adalah proses belajar terjadi secara terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik
3
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula.” Sedangkan menurut Sutaryat dalam Kamil (2009) mengatakan bahwa
Pendidikan nonformal memiliki tujuan mengemban manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Secara lebih khusus tujuan itu juga mencakup; pelayanan terhadap warga belajar, pembinaan warga belajar, dan memenuhi kebutuhan warga belajar dan masyarakat yang tidak terpenuhi melalui jalur formal (sekolah). (hlm. 28)
Adapun jenis pendidikan nonformal dapat berupa: Pusat kegiatan belajar
Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis
taklim, sanggar, dan lain sebagainya. (http://m.kompasiana.com/post/read/460462/2/
pendidikan-nonformal.html)
Dalam hal ini lembaga-lembaga Nonformal yang menangani bidang sanggar
seni lukis yang menjadi sorotan untuk ditelti, kini sanggar seni lukis sudah
memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk lebih mengeksplorasi bakatnya
selain itu sanggar lebih memfokuskan pembelajaran secara mengerucut dan model
pembelajarannya ditekankan untuk memenuhi tujuan pembelajaranya. Permasalahan
yang ditekankan di sanggar tersebut adalah bagaimana model pembelajaran yang
berhasil. Sanggar seni lukis yang menarik untuk diteliti adalah Sanggar Bale Seni
Barli Kota Baru Parahyangan.
Menurut data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga bagian
Pendidikan Nonformal di kabupaten Bandung Barat (17/1/2015) mengatakan “Sanggar Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan merupakan sanggar yang satu -satunya saat ini terdaftar di kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.”
Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan yang berdiri pada tanggal 21 April
2002, merupakan wadah pembinaan seni nonformal yang diprakarsai oleh Barli
Sasmitawinata (1921-2007). “Sebagai seorang Maestro Lukis Indonesia, alm. Barli
Sasmitawinata memiliki pemikiran dan gagasan bahwa seni lukis mampu
4
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sanggar Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan mengkategorikan peserta
didiknya menjadi tiga usia, yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa.
Dalam penelitian ini penulis memilih kategori anak-anak sebagai objek
penelitian hal tersebut dikarenakan masa anak-anak (usia 7-12 tahun) merupakan tahap “operasi konkrit” (Piaget: 1950) dimana penanaman pendidikan dan pelatihan pada periode ini sangat penting untuk masa depan anak itu sendiri. Menurut Piaget dalam Meggit (2013, hlm. 164) mengatakan “anak-anak mulai mampu berpikir logis dan abstrak pada usia 7 tahun”. Piaget juga mengatakan bahwa dalam tahap operasi konkret ini “mereka mengembangkan kemampuan untuk menyortir objek atau situasi menurut beberapa karakteristiknya, seperti ukuran, warna, bentuk atau tipe”. Penyortiran ini maksudnya adalah kemampuan mengatur benda, bentuk, warna dalam
urutan yang logis.
Permasalahannya anak yang berhasil membuat karya lukis tentu di
belakangnya terdapat Model pembelajaran yang berhasil pula, instruktur di sanggar
tersebut dituntut untuk merangcang model pembelajarannya. Model pembelajaran
merupakan rancangan yang mempunyai tujuan untuk memperoleh hasil belajar yang
maksimal, dalam hal ini khususnya di Sanggar Bale Seni Barli. Soekamto dalam Trianto (2000, hlm. 10) mengatakan bahwa “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
Oleh karena itu penulis mengangkat judul “Sanggar Seni Lukis Bale Seni
Barli Sebagai Pusat Minat Belajar Anak-Anak (Kajian Model Pembelajaran Seni
Lukis dan Analisis Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)” yang lebih khususnya
sebagai wujud keingintahuan penulis mengenai model pembalajaran di sanggar
tersebut, dan lebih umumnya ingin mengangkat anggapan bahwa pendidikan
5
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka
permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana model pembelajaran seni lukis di Sanggar Seni Rupa Anak dan
Remaja Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan?
2. Bagaimana visualisasi tema, teknik, dan estetik seni lukis anak-anak (usia 7-12
tahun) berdasarkan model pembelajaran pada program umum di Bale Seni Barli
Kota Baru Parahyangan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berpijak pada rumusan masalah di atas, penelitian ini diharapkan dapat
menjawab berbagai permasalahan yang menarik untuk dianalisis. Untuk lebih
jelasnya penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi model pembelajaran seni lukis di Sanggar Seni Rupa Anak dan
Remaja Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan.
2. Untuk mengetahui visualisasi tema, teknik, dan estetik karya lukis anak-anak
(usia 7-12 tahun) berdasarkan model pembelajaran pada program umum yang
diterapkan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, peneliti berharap penelitian
yang dilakukan dapat memberikan manfaat khususnya bagi :
1. Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang nantinya akan diamalkan pada
masyarakat.
2. Lembaga Pendidikan
Dapat menambah khasanah kepustakaan khususnya di Departemen Pendidikan
Seni Rupa dan untuk kepentingan Akademik.
3. Masyarakat Umum
Dapat menambah wawasan dan menjadi referensi tambahan mengenai sanggar
6
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Lembaga terkait
Membangkitkan semangat dan motivasi untuk melahirkan model-model
pembelajaran yang baru.
5. Dunia Kesenirupaan
Bertambahnya lembaga kesenirupaan untuk mewadahi peserta didik dalam
mendalami ilmu seni rupa.
6. Institusi UPI
Bertambahnya koleksi pustaka mengenai model pembelajaran Seni Lukis.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penelitian ini akan dibagi ke dalam beberapa bab, yaitu:
Bab I. Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II. Kajian teori, akan membahas dan menjelaskan perihal pendidikan luar
sekolah, pendidikan nonformal. Model pembelajaran berisi tentang
pengertian, dan macam-macam model pembelajaran. Pendidikan Seni Lukis,
berisi tentang pendidikan seni, seni lukis, dan perkembangan seni lukis anak.
Bab III. Metode dan Teknik Penelitian, akan membahas seputar metode dan teknik
yang digunakan dalam proses penelitian.
Bab IV. Gambaran umum, berisi tentang letak geografis sanggar Bale Seni Barli,
Struktur Organisasi, penghargaan yang pernah diraih oleh sanggar,
kurikulum, dan kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran seni lukis di
sanggar Bale Seni Barli, berisi tentang identifikasi model-model
pembelajaran Seni Lukis, dan Analisis Karya Lukis Anak usia 7-12 tahun
berdasarkan model pembelajaran program umum yang diterapkan.
1
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian
deskriptif analisis. Metode deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data. Data
tersebut digunakan untuk penulisan hasil penelitian dengan menggambarkan
pernyataan sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Metode analisis digunakan
untuk menganalisis data berkenaan dengan permasalahan perkembangan lukis anak
(usia 7-12 tahun) di Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli.
B. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian berlangsung di Jl. Parahyangan Km 1,2, Kota Baru
Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Adapun target
penelitiannya adalah guru/pengajar yang berkenaan dengan model pembelajaran dan
data-data pembelajaran, pengelola sanggar yang berkenaan dengan sanggar, siswa
yang berkenaan dengan karya lukisnya, dan orang tua siswa yang berkenaan dengan
saran untuk peneliti dan sanggar ke depannya.
Berbicara mengenai data, tempat lain yang akan mendukung lokasi penelitian
adalah perpustakaan untuk mencari beragam referensi seputar model pembelajaran,
perkembangan lukis anak, dan pendidikan nonformal, serta partisipan-partisipan yang
terlibat dalam proses penelitian ini.
Partisipan-partisipan yang mendukung proses informasi data-data, terkait
dengan model pembelajaran seni lukis di Bale Seni Barli yakni asisten pengajar seni
lukis Bale Seni Barli yang masih berada di lingkungan UPI, dan sekaligus teman
2
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dipilih penulis untuk penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi, teknik tersebut dipilih karena pengumpulan
data untuk penelitian deskriptif analisis memerlukan data-data yang sifatnya
deskriptif. Setelah data deskriptif tersebut terkumpul analisis data tersebut bisa
dilakukan.
Berikut ini adalah tabel mengenai teknik pengumpulan data yang dipilih
penulis dalam penelitian ini bersama dengan instrumen penelitiannya :
III.1. Tabel Pengumpulan Data
No Data yang
dicari Konten Teknik Instrumen
[image:17.612.108.516.269.704.2]1
Gambaran
Umum
Sanggar Bale
Seni Barli
- Letak Geografis
- Denah Lokasi
Observasi, Wawancara a.Lembar pedoman Observasi b.Lembar pertanyaan wawancara.
- Struktur Organisasi
- Penghargaan yang
diraih
- Kurikulum Seni
Lukis - Kegiatan pembelajaran Dokumentasi, wawancara a.Lembar pedoman dokumentasi b.Lembar pedoman wawancara 2 Model pembelajaran Seni Lukis
- Model pembelajaran
yang digunakan
- Prosedur kegiatan :
Pembukaan, Inti, dan
3
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data primer dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan mendalam kepada responden
individu. Menurut Emzir “Wawancara terbuka, yaitu wawancara yang dilakukan
peneliti dengan mengajukan pertanyaan yang tidak dibatas jawabannya.” (Emzir,
2010, hlm. 51). Hal ini yang menjadikan respondennya adalah guru/pengajar,
pengelola sanggar, siswa, orang tua siswa dan sumber-sumber lain yang dirasa dapat
memberikan data yang diperlukan. Wawancara dapat berupa secara langsung, telpon,
sms, dan e-mail.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data yang selanjutnya adalah observasi, yang merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap objek yang
akan diteliti dan melakukan pencatatan secara seksama dan tersusun secara sistematis penutup.
- Kelemahan dan
Kelebihan Model pembelajaran yang diterapkan pertanyaan wawancara. c.Lembar pedoman dokumentasi 3 Analisis karya lukis
Anak usia
7-12 tahun
- Tema lukis
- Teknik lukis
- Estetik :
Komposisi, irama,
Harmoni.
- Unsur Visual :
4
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tentang hal-hal yang diperlukan untuk diteliti. “Istilah Observasi mengacu pada
prosedur objektif yang digunakan untuk mencatat subjek yang diteliti” (Andriani,
2010, hal. 5.3).
Observasi digunakan peneliti untuk menjaring informasi di lokasi penelitian
yang tidak cukup hanya memakai teknik wawancara dan dokumentasi, observasi juga
memperjelas data-data yang sudah dikumpulkan karena data tidak hanya dicatat tapi
diamati melalui observasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari kearsipan
kegiatan proses penelitian baik berupa tulisan, gambar, maupun video. Dokumentasi
ini dilakukan untuk memperoleh data-data maupun dokumen penting yang terkait
dengan penelitian di sanggar seni rupa anak dan remaja Bale Seni Barli. Hal ini
dijadikan untuk memperkuat hasil penelitian.
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan sehubungan dengan permasalahan penelitian. Melalui instrumen dapat
diperoleh data dan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan, untuk memperoleh
data dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
1. Pedoman Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara berisi tentang daftar pertanyaan yang
terstruktur untuk memperoleh data di lapangan. Wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpulan data telah
mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan
wawancara peneliti telah menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis.
Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan
5
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diteliti. Dalam penelitian ini, wawancara berisi tentang daftar pertanyaan yang
terstruktur untuk memperoleh data di lapangan mengenai “Model pembelajaran Seni
Lukis bagi anak-anak di Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli Kota
Baru Parahyangan.”
Berikut ini instrumen pedoman wawancara berupa tabel pedoman wawancara
yang dapat memberikan informasi mengenai data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini:
III.2. Tabel Pedoman Wawancara
No Narasumber Data yang di cari
1 Guru Seni Lukis (Evi Gunawan)
- Biografi guru seni lukis
- Model pembelajaran seni lukis
- Kekurangan dan kelebihan model
pembelajaran yang digunakan
- Alat evaluasi
2
Asisten Guru
(Wening Gilang
Nawangi)
- Biografi asisten guru seni lukis
- Tugas sebagai asisten pengajar
- Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam
proses pembelajaran
3 Pengelola Sanggar (Ringga Hardika)
- Latar belakang berdirinya Bale Seni Barli
- Strukur organisasi
- Kurikulum Seni Lukis
- Penghargaan yang diraih oleh Bale Seni Barli
- Jadwal pembelajaran
4 Siswa
- Biodata
- Usia
- Kelas
- Lama belajar
6
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan
sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi disusun berdasarkan hasil
observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap
lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan
informasi yang muncul pada saat berlangsungnya wawancara. Peneliti melakukan
kegiatan observasi dengan cara pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian untuk
mendapatkan gambaran umum model pembelajaran seni lukis bagi anak-anak di
lokasi Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan.
Berikut adalah instrumen pedoman observasi dalam bentuk tabel.
III.3. Tabel Pedoman Observasi
No Hal-hal yang diobservasi Keterangan
1. Letak geografis dan Denah
Sanggar Seni Rupa Anak dan
Remaja Bale Seni Barli
- Berdasarkan pengamatan peneliti di
lapangan
2. Lingkungan kelas Lukis, Prosedur
Kegiatan Guru dalam :
Membuka materi, Inti materi, dan
penutup materi
- Berdasarkan pengamatan peneliti
untuk tambahan data dari wawancara
dan dokumentasi
3. Analisis Karya lukis Anak usia
7-12 tahun, berdasarkan Tema,
teknik, dan Estetik.
- Berdasarkan pengamatan peneliti, dan
temuan dari teori yang dijelaskan di
7
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pedoman Dokumentasi
Alat dokumentasi berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar
peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti
untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek.
Untuk melengkapi kelengkapan data-data, peneliti mencari
dokumen-dokumen penting terkait dengan data penelitian yang ada di Sanggar Seni Rupa Anak
dan Remaja Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan dalam bentuk arsip, gambar,
foto, video dan data lain untuk dijadikan sebagai dokumentasi untuk memperkuat
hasil penelitian dengan harapan dapat mengabadikan bahan yang dibutuhkan dalam
penulisan. Berikut adalah instrumen pedoman dokumentasi yang akan digunakan
penulis.
III.4. Tabel Pedoman Dokumentasi
No Konten Dokumen Media
1.
Gambaran umum
Sanggar Seni Rupa
Anak dan Remaja
Bale Seni Barli
Letak geografis Arsip/Foto
Dokumen denah lokasi Arsip/foto
Struktur Organisasi Arsip/foto
Penghargaan yang diraih Arsip/foto
Kurikulum Arsip/foto
Kegiatan pembelajaran Arsip/foto
2.
Model
pembelajaran Seni
Lukis
Perencanaan pembelajaran Arsip/foto
Prosedur kegiatan pembelajaran Arsip/foto/video
Proses pembelajaran Foto/video
Alat Evaluasi Arsif/foto
3.
Analisis tema,
teknik, dan estetik
karya Lukis Anak
usia 7-12 tahun
Katalog Arsif/foto
Foto pameran Arsif/foto
Proses melukis Arsif/foto/video
8
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif karena
penelitian yang dilakukan bukan hitungan melainkan deskriptif. Berikut adalah tabel
analisis model pembelajaran dan analisis karya seni lukis anak usia 7-12 tahun hasil
dari model pembelajaran umum.
III.5. Tabel Analisis Data
Model Pembelajaran Seni Lukis
di Bale Seni Barli
Wisata Seni
Ekstrakurikuler
Umum
Studio Lukis Dewasa
Pelaksanaan Model Pembelajaran
Pembukaan
Inti
Penutup
Kelemahan dan Kelebihan Model
Pembelajaran
Cooperative
Individual
Demonstrasi
Klasikal
Karya Lukis Anak usia 7-12 tahun
(Model Pembelajaran di Program
Umum)
Tema
Teknik
Estetik
Dalam penelitian ini penulis menganalisis karya lukis anak-anak (usia 7-12
tahun), karena pada usia tersebut merupakan tahap “operasi konkrit” (Piaget: 1950)
dimana penanaman pendidikan dan pelatihan pada periode ini sangat penting untuk
masa depan anak itu sendiri. Menurut Piaget dalam Meggit (2013, hlm. 164)
115
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap “Sanggar seni lukis Bale
Seni Barli sebagai pusat minat belajar anak-anak (Kajian Model Pembelajaran
Seni Lukis dan Analisis Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)”, ternyata
terdapat macam-macam model, persamaan serta perbedaannya. Dari analisis itu
penulis mengidentifikasi perbedaan model yang berpengaruh pada keterampilan
mengajar guru dalam prosedur kegiatan pembukaan, inti, dan penutup.
Model Pembelajaran Individual Treatment menurut pandangan peneliti
yang paling berpengaruh terhadap hasil karya lukis anak dibandingkan dengan
model pembelajaran yang lainnya. Pengaruhnya dapat dilihat dari hasil analisis
karya lukis anak (usia 7-12 tahun). Keterampilan pada setiap siswa yang berbeda
dapat diperlakukan khusus oleh guru. Contohnya apabila salah satu siswa yang
belum memahami teknik melukis sedangkan yang lain sudah memahami, guru
dapat memberikan perlakuan khusus dengan cara pemberian materi teknik
melukis pada siswa tersebut. Selain itu pembelajaran secara individu
memudahkan guru menemukan masalah dan cara penanganannya. Siswa yang
memiliki keterbatasan fisik (dalam hal komunikasi) dapat ditangani dengan cara
pemberian materi menggunakan narasi. Hal ini yang menjadikan model
pembelajaran Individual Treatment merupakan model pembelajaran yang
memberikan penanganan pada setiap masalah yang dimiliki siswa. Setiap potensi
anak berbeda sehingga diperlukan model pembelajaran seperti ini. Misalnya, anak
yang lebih berbakat menggambar manusia dapat diarahkan oleh guru untuk
mempelajari anatomi yang ideal, arahan tersebut menjadi motivasi bagi siswa
untuk menggambar manusia lebih baik lagi. Model pembelajaran Individual
Treatment dapat mengurangi kesalahan komunikasi antara guru dan siswa, karena
dalam pelaksanaanya guru lebih dekat pada setiap siswa sehingga komunikasi pun
116
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Karya lukis anak usia 7-12 tahun pun mempunyai perbedaan. Perbedaan
tersebut terlihat dari tema, teknik, dan estetik karya lukisnya. Prinsip dan unsur
rupa yang ada pada karyanya pun beragam. Namun banyak temuan yang
menunjukan bahwa anak usia 7-12 tahun pada karya lukisnya cenderung banyak
menggunakan repetisi. Pengaruh arahan guru terhadap karya anak terlihat dari
repetisi tersebut yang dimaksudkan untuk memenuhi ruang yang kosong pada
lukisannya.
B. REKOMENDASI
Setelah melakukan penelitian ini, rekomendasi penulis terutama kepada
pihak-pihak sebagai berikut:
1. Mahasiswa/Penelitian Berikutnya
Model pembelajaran memberi pengaruh besar dalam keberhasilan lukis
khususnya anak-anak.Untuk itu penulis merekomendasikan agar mahasiswa
sering menganalisis karya lukis anak-anak, dan mengetahui model pembelajaran
yang mempengaruhi lukisannya tersebut. Model pembelajaran pun bersifat cocok
dan tidak cocok, itulah sebabnya perlu adanya perbandingan anatara model
pembelajaran yang satu dan yang lainnya.
Penulis merekomendasikan agar para mahasiswa/peneliti berikutnya
khususnya mahasiswa Departemen Pendidikan Seni Rupa untuk pantang
menyerah dalam memilih model pembelajaran yang baru. Selain itu,
direkomendasikan agar mahasiswa lebih aktif mencari model pembelajaran yang
dapat dijadikan contoh, dan dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman pada
saat mengajar. Karena sejatinya model pembelajaran tidak akan berhenti untuk
berinovasi.
2. Sanggar yang bersangkutan
Kepada Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan, dengan dijadikannya
sebagai tempat penelitian, diharapkan lebih termotivasi dalam membuat
model-model pembelajaran yang baru dan inovatif. Dalam proses belajar pada saat
117
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan arahan, karena jika dalam memberikan bantuan guru ikut campur
tangan, maka originalitas karya anak akan terpengaruhi. Terus berusaha untuk
berkembang, dan jangan ragu untuk terus bereksplorasi. Selain itu, tetaplah
mempertahankan prestasi yang telah dicapai.
3. Institusi UPI
Model pembelajaran di Bale Seni Barli semoga dapat dijadikan referensi
bagi pembelajaran di UPI. Khususnya model pembelajaran individual treatment
yang jarang digunakan oleh pendidikan formal seperti UPI. Selain itu
perkembangan dunia lukis anak-anak yang pesat menyebabkan perlu adanya
dokumentasi terhadap karyanya, agar setiap perkembangan tersebut dapat
118
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Buku Sumber
Andriani, D. & Toha, M. (2012). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Dimyati. & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. (Cetakan Keempat).
Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Hasbullah. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis
dan Pragmatis. Yogyakarta: Pusataka Belajar
Joesoef. (1981). Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: Usana Offset Printing
Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat
Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran
dari Kominkan Jepang). Bandung: ALFABETA
Kartika, D. S. (2000). Seni Rupa Modern. Bandung: Yayasan Popo Iskandar
Kartika, D. S. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains
Marzuki, S. (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Rosdakarya
Muharam. & Sundaryati, W. (1991). Pendidikan Kesenian II ( Seni Rupa ).
Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Nurhadiat, Dedi. (2004). Pendidikan Seni untuk SMP Kelas 2. Jakarta: Grasindo
Nurulwati. (2000). Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: Andira
Prawira, N. G. (2005). Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan untuk Mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa
FPBS UPI
Prawira, S. D. (1989). Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni dan Desain. Jakarta:
P2LPTK
Sagala. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Sobandi, B. (2007). Model Pembelajaran Seni Rupa. Bandung: Jurusan
119
Riki Nurdiansyah, 2015
SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Bumi Aksara
Internet
Tersedia: (http://www.pikiran-rakyat.com/node/129233) [1 Oktober 2014]
Tersedia:
http://m.kompasiana.com/post/read/460462/2/pendidikan-nonformal.html [1 Oktober 2014]
Tersedia: http:
//beta.kidnesia.com/Kidnesia/Dari-Kamu/Karya-Kita/Galeriku/Lukisan-Reog [10 November 2014]
Tersedia: http://www.getselfhelp.co.uk/colour.html [12 November 2014]
Tersedia: https://anaktangguh.wordpress.com [15 November 2014]
Tersedia:
http://download-film-kartun.blogspot.com/2013/03/download-film-kartun-shaun-sheep-3.html. [1 Januari 2015]
Tersedia: https://rumahradhen.wordpress.com/page/8. [12 Januari 2015]
Tersedia: