• Tidak ada hasil yang ditemukan

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK: kajian model pembelajaran seni lukis dan analisis karya lukis anak-Anak usia 7-12 tahun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK: kajian model pembelajaran seni lukis dan analisis karya lukis anak-Anak usia 7-12 tahun."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK (Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis

Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh

RIKI NURDIANSYAH 1102866

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

▸ Baca selengkapnya: proposal kegiatan seni lukis

(2)

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK (Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis

Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)

Oleh

Riki Nurdiansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

di Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

© Riki Nurdiansyah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIKI NURDIANSYAH

NIM. 1102866

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK (Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis

Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. H. Nanang Ganda Prawira, M.Sn

NIP. 196202071987031002

Pembimbing II

Dewi M. Sya’Bani, S.Pd., M.Ds NIP. 197807222005012002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M.Pd

(4)

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIKI NURDIANSYAH

NIM. 1102866

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK (Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis

Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI:

Penguji I

Dr. Tri Karyono, M.Sn

NIP. 196611071994021001

Penguji II

Drs. Yadi Rukmayadi, M.Pd

NIP. 196104011994031001

Penguji III

Drs. Moch. Oscar Sastra, M.Pd

(5)

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii ABSTRAK

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI

SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK

(Kajian Model Pembelajaran Seni Lukis dan Analisis

Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)

Riki Nurdiansyah NIM. 1102866

Berpijak dari masalah pendidikan formal yang dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keterampilan siswanya. Sanggar seni lukis menjadi pilihan untuk menampung minat siswa yang senang dalam melukis. Sanggar seni lukis dapat mewadahi bakat seni lukis yang ada pada setiap orang untuk dieksplorasi lebih dalam, serta mengisi kekosongan waktu yang tersisa dari pendidikan formal. Sanggar Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan merupakan sanggar seni rupa yang di dalamnya terdapat ilmu lukis. Model pembelajaran seni lukis di Bale Seni Barli menjadi bagian yang diteliti oleh penulis, karena model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang menjadi penentu keberhasilan belajar siswanya. Karya lukis anak umur 7-12 tahun memiliki keunikan tersendiri, sehingga menjadi bagian yang pelu dianalisis. Metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode deskriptif analisis, karena dalam pelaksanaannya data yang ada di lapangan merupakan data yang berbentuk deskripsi. Penulis perlu menganalisis deskripsi tersebut agar permasalahan dapat terangkat. Hasil penelitian yang diperoleh berupa konsep pendidikan luar sekolah, pendidikan nonformal, model pembelajaran, dan perkembangan seni lukis anak-anak usia 7-12 tahun. Serta jenis-jenis model pembelajaran seni lukis di Bale Seni Barli, dan analisis karya lukis anak usia 7-12 tahun meliputi : tema, teknik, dan estetik. Setelah dianalisis, terdapat beberapa kesimpulan diantaranya bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh Bale Seni Barli adalah model pembelajaran cooperative/berkelompok, individual, demonstrasi, dan klasikal. Model pembelajaran pada program umum yaitu model pembelajaran Individual mempengaruhi Karya lukis siswa umur 7-12 tahun. Pengaruhnya berupa perbedaan yang terlihat dari tema, teknik, dan estetik karya lukisnya. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mahasiswa/peneliti selanjutnya lebih mengeksplorasi model pembelajaran pendidikan nonformal sanggar seni lukis, dan dapat mengapresiasi karya lukis anak-anak.

(6)

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv ABSTRACT

PAINTING ARTS LEARNING MODEL FOR CHILDREN IN FINE ARTS CHILD AND ADOLESCENT STUDIO BALE BARLI

KOTA BARU PARAHYANGAN

Riki Nurdiansyah NIM. 1102866

Non-formal education as one of the containers of education in Indonesia, has its own model in educating students. Non-formal education in this respect is the studio painting. Studio painting became an option to accommodate the interests of students who delighted in painting. Painting studio can accommodate painting talents that exist in every person to be explored more deeply, and fill the void remaining time of formal education. Studio Bale Barli Kota Baru Parahyangan an art gallery in which there is a science of painting. Learning model painting in Bale Barli be part studied by the author, because the learning model is one component that determines the success of student learning. Paintings of children aged 7-12 years is unique, so that it becomes part of the bullet analyzed. The research method used by writer is descriptive analysis method, because in practice the existing data in the field is the data in the form of a description. Writers need to analyze the description so that the problems can be lifted. The results obtained in the form of the concept of school education, non-formal education, learning models, and the development of painting children ages 7-12 years. And the types of learning models painting in Bale Barli, and analysis of paintings of children aged 7-12 years include: theme, technique and aesthetic. Once analyzed, there are several conclusions including that the learning model used by Bale Barli is a cooperative learning model / group, individual, demonstrations, and classical. Model of learning in general programs that affect Individual learning model painting work of students aged 7-12 years. His influence in the form of visible differences of themes, techniques, and aesthetic masterpiece painting. With the research, it is expected the student / researcher further explore further non-formal education learning model studio art, and can appreciate the paintings of children.

(7)

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Lembar Pernyataan

KATA PENGANTAR………. i

ABSTRAK………... iii

DAFTAR ISI……….v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH……… 1

B. RUMUSAN MASALAH……… 5

C. TUJUAN PENELITIAN………. 5

D. MANFAAT PENELITIAN………. 5

E. SISTEMATIKA PENULISAN……… 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH………. 7

1. Konsep Pendidikan Luar Sekolah………... 7

2. Pendidikan Nonformal……… 7

B. MODEL PEMBELAJARAN………... 10

1. Pengertian Pembelajaran………. 10

2. Strategi Pembelajaran……….. 11

3. Macam-Macam Model Pembelajaran……….. 12

C. PENDIDIKAN SENI LUKIS………... 15

1. Pengertian Pendidikan Seni………. 15

2. Seni Lukis……… 15

(8)

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

BAB III. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN………. 24

B. LOKASI PENELITIAN……… 24

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA……… 25

D. INSTRUMEN PENELITIAN………... 27

E. TEKNIK ANALISIS DATA………. 31

BAB IV. PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM SANGGAR SENI RUPA ANAK DAN REMAJA BALE SENI BARLI……….. 32

1. Letak Geografis……… 32

2. Struktur Organisasi……….. 34

3. Penghargaan yang diraih Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli………... 35

4. Kurikulum Seni Lukis………. 36

5. Kegiatan Pembelajaran……… 38

B. MODEL PEMBELAJARAN SENI LUKIS SANGGAR SENI RUPA ANAK DAN REMAJA BALE SENI BARLI……. 39

1. Model Pembelajaran Program Wisata Seni……… 39

2. Model Pembelajaran Program Ekstrakurikuler………... 60

3. Model Pembelajaran Program Umum...……….. 66

4. Model Pembelajaran Studio Lukis Dewasa………. 73

5. Kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran Seni Lukis di Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli……… 79

C. ANALISIS KARYA LUKIS SISWA USIA 7-12 TAHUN HASIL DARI MODEL PEMBELAJARAN UMUM……….. 84

1. Karya Lukis Kevin Renaldi Bahari (umur 7 tahun)………. 84

2. Karya Lukis Chanel Putri Alicia (umur 9 tahun)………. 90

3. Karya Lukis William Tjasa (umur 10 tahun)……….. 95

4. Karya Lukis Mahira Farah Fahrani (umur 10 tahun)………….. 101

(9)

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN………. 115

B. REKOMENDASI………. 116

1. Mahasiswa/Peneliti Berikutnya……….. 116

2. Sanggar yang bersangkutan……… 116

3. Institusi UPI……… 117

BAB VI. DAFTAR PUSTAKA……… 118

DAFTAR ISTILAH………. 120

LAMPIRAN………. 123

(10)

1

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam pendidikan dibicarakan tiga wadah berlangsungnya pendidikan yaitu

pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. “Berdasarkan ketiga lembaga ini Ki

Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat

Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.” (Hasbullah, 2008, hlm. 37)

Mengingat pentingnya pendidikan bagi peningkatan kualitas hidup dan

mengembangkan manusia yang seutuhnya. Ketiga wadah pendidikan tersebut

menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan

Nasional di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 dalam pasal 4 mengenai

tujuan pendidikan nasional. Tilaar (1995) menyebutkan sebagai berikut:

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.” (hlm. 106)

Berpijak dari kalimat “Mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yang didalamnya terdapat pengetahuan dan keterampilan” maka pendidikan nonformal menjadi bagian dari hal tersebut diantara pendidikan keluarga dan sekolah. Selain itu

pendidikan nonformal sebagai salah satu wadah dari pendidikan yang merupakan

bagian dari pendidikan sepanjang hayat lifelong education menjadi pelengkap

pendidikan keluarga dan sekolah. Seperti yang dijelaskan oleh Kamil (2009, hlm. 1) menjelaskan “Masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman lainnya tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja, akan tetapi masyarakat

(11)

2

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah lain yang timbul dalam pengamatan peneliti selama ini, banyak

pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal atau sekolah dinilai hanya menjadi

formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak peduli

bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah

melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh

masyarakat. Setiap orang mempunyai kelebihan di bidangnya masing-masing dan

diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya

untuk dianggap hebat oleh orang lain.

Dalam pendidikan di sekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai

kelebihan di bidang sosial dan dipaksa mangikuti program studi IPA akan

menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta

didik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Untuk itu perlu adanya wadah pendidikan yang menyalurkan minat dan bakat

peserta didik agar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, peserta didik

tidak hanya bergantung pada pendidikan formal saja. Pendidikan nonformal harus

banyak diperhatikan. Lembaga-lembaga nonformal seperti lembaga kursus, kelompok

belajar, sampai les privat dapat menyalurkan minat serta bakat peserta didik untuk

dapat memiliki kemampuan dan lebih produktif demi persaingan dimasa yang akan

datang. Hal yang hampir sama dikatakan oleh Bupati Bandung Barat, Abu Bakar

dalam penutupan kegiatan Pendidikan Berbasis Masyarakat (PBM) yang mengatakan “Lembaga pendidikan nonformal berkontribusi dalam memberikan pelatihan produktif bagi masyarakat. Dengan berbagai pelatihan ini, diharapkan kesejahteraan masyarakat pun meningkat” (http://www.pikiran-rakyat.com/node/129233)

Pendidikan nonformal yang sering didengar adalah lembaga yang berada di

luar pendidikan formal, hal ini sejalan dengan pendapat Knowles, 1981 dalam Marzuki (2010, hlm. 137) “Pendidikan nonformal adalah proses belajar terjadi secara terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik

(12)

3

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula.” Sedangkan menurut Sutaryat dalam Kamil (2009) mengatakan bahwa

Pendidikan nonformal memiliki tujuan mengemban manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Secara lebih khusus tujuan itu juga mencakup; pelayanan terhadap warga belajar, pembinaan warga belajar, dan memenuhi kebutuhan warga belajar dan masyarakat yang tidak terpenuhi melalui jalur formal (sekolah). (hlm. 28)

Adapun jenis pendidikan nonformal dapat berupa: Pusat kegiatan belajar

Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis

taklim, sanggar, dan lain sebagainya. (http://m.kompasiana.com/post/read/460462/2/

pendidikan-nonformal.html)

Dalam hal ini lembaga-lembaga Nonformal yang menangani bidang sanggar

seni lukis yang menjadi sorotan untuk ditelti, kini sanggar seni lukis sudah

memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk lebih mengeksplorasi bakatnya

selain itu sanggar lebih memfokuskan pembelajaran secara mengerucut dan model

pembelajarannya ditekankan untuk memenuhi tujuan pembelajaranya. Permasalahan

yang ditekankan di sanggar tersebut adalah bagaimana model pembelajaran yang

berhasil. Sanggar seni lukis yang menarik untuk diteliti adalah Sanggar Bale Seni

Barli Kota Baru Parahyangan.

Menurut data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga bagian

Pendidikan Nonformal di kabupaten Bandung Barat (17/1/2015) mengatakan “Sanggar Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan merupakan sanggar yang satu -satunya saat ini terdaftar di kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.”

Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan yang berdiri pada tanggal 21 April

2002, merupakan wadah pembinaan seni nonformal yang diprakarsai oleh Barli

Sasmitawinata (1921-2007). “Sebagai seorang Maestro Lukis Indonesia, alm. Barli

Sasmitawinata memiliki pemikiran dan gagasan bahwa seni lukis mampu

(13)

4

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanggar Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan mengkategorikan peserta

didiknya menjadi tiga usia, yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa.

Dalam penelitian ini penulis memilih kategori anak-anak sebagai objek

penelitian hal tersebut dikarenakan masa anak-anak (usia 7-12 tahun) merupakan tahap “operasi konkrit” (Piaget: 1950) dimana penanaman pendidikan dan pelatihan pada periode ini sangat penting untuk masa depan anak itu sendiri. Menurut Piaget dalam Meggit (2013, hlm. 164) mengatakan “anak-anak mulai mampu berpikir logis dan abstrak pada usia 7 tahun”. Piaget juga mengatakan bahwa dalam tahap operasi konkret ini “mereka mengembangkan kemampuan untuk menyortir objek atau situasi menurut beberapa karakteristiknya, seperti ukuran, warna, bentuk atau tipe”. Penyortiran ini maksudnya adalah kemampuan mengatur benda, bentuk, warna dalam

urutan yang logis.

Permasalahannya anak yang berhasil membuat karya lukis tentu di

belakangnya terdapat Model pembelajaran yang berhasil pula, instruktur di sanggar

tersebut dituntut untuk merangcang model pembelajarannya. Model pembelajaran

merupakan rancangan yang mempunyai tujuan untuk memperoleh hasil belajar yang

maksimal, dalam hal ini khususnya di Sanggar Bale Seni Barli. Soekamto dalam Trianto (2000, hlm. 10) mengatakan bahwa “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai

pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”

Oleh karena itu penulis mengangkat judul “Sanggar Seni Lukis Bale Seni

Barli Sebagai Pusat Minat Belajar Anak-Anak (Kajian Model Pembelajaran Seni

Lukis dan Analisis Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)” yang lebih khususnya

sebagai wujud keingintahuan penulis mengenai model pembalajaran di sanggar

tersebut, dan lebih umumnya ingin mengangkat anggapan bahwa pendidikan

(14)

5

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka

permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana model pembelajaran seni lukis di Sanggar Seni Rupa Anak dan

Remaja Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan?

2. Bagaimana visualisasi tema, teknik, dan estetik seni lukis anak-anak (usia 7-12

tahun) berdasarkan model pembelajaran pada program umum di Bale Seni Barli

Kota Baru Parahyangan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berpijak pada rumusan masalah di atas, penelitian ini diharapkan dapat

menjawab berbagai permasalahan yang menarik untuk dianalisis. Untuk lebih

jelasnya penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi model pembelajaran seni lukis di Sanggar Seni Rupa Anak dan

Remaja Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan.

2. Untuk mengetahui visualisasi tema, teknik, dan estetik karya lukis anak-anak

(usia 7-12 tahun) berdasarkan model pembelajaran pada program umum yang

diterapkan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, peneliti berharap penelitian

yang dilakukan dapat memberikan manfaat khususnya bagi :

1. Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang nantinya akan diamalkan pada

masyarakat.

2. Lembaga Pendidikan

Dapat menambah khasanah kepustakaan khususnya di Departemen Pendidikan

Seni Rupa dan untuk kepentingan Akademik.

3. Masyarakat Umum

Dapat menambah wawasan dan menjadi referensi tambahan mengenai sanggar

(15)

6

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Lembaga terkait

Membangkitkan semangat dan motivasi untuk melahirkan model-model

pembelajaran yang baru.

5. Dunia Kesenirupaan

Bertambahnya lembaga kesenirupaan untuk mewadahi peserta didik dalam

mendalami ilmu seni rupa.

6. Institusi UPI

Bertambahnya koleksi pustaka mengenai model pembelajaran Seni Lukis.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini akan dibagi ke dalam beberapa bab, yaitu:

Bab I. Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II. Kajian teori, akan membahas dan menjelaskan perihal pendidikan luar

sekolah, pendidikan nonformal. Model pembelajaran berisi tentang

pengertian, dan macam-macam model pembelajaran. Pendidikan Seni Lukis,

berisi tentang pendidikan seni, seni lukis, dan perkembangan seni lukis anak.

Bab III. Metode dan Teknik Penelitian, akan membahas seputar metode dan teknik

yang digunakan dalam proses penelitian.

Bab IV. Gambaran umum, berisi tentang letak geografis sanggar Bale Seni Barli,

Struktur Organisasi, penghargaan yang pernah diraih oleh sanggar,

kurikulum, dan kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran seni lukis di

sanggar Bale Seni Barli, berisi tentang identifikasi model-model

pembelajaran Seni Lukis, dan Analisis Karya Lukis Anak usia 7-12 tahun

berdasarkan model pembelajaran program umum yang diterapkan.

(16)

1

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian

deskriptif analisis. Metode deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data. Data

tersebut digunakan untuk penulisan hasil penelitian dengan menggambarkan

pernyataan sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Metode analisis digunakan

untuk menganalisis data berkenaan dengan permasalahan perkembangan lukis anak

(usia 7-12 tahun) di Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli.

B. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian berlangsung di Jl. Parahyangan Km 1,2, Kota Baru

Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Adapun target

penelitiannya adalah guru/pengajar yang berkenaan dengan model pembelajaran dan

data-data pembelajaran, pengelola sanggar yang berkenaan dengan sanggar, siswa

yang berkenaan dengan karya lukisnya, dan orang tua siswa yang berkenaan dengan

saran untuk peneliti dan sanggar ke depannya.

Berbicara mengenai data, tempat lain yang akan mendukung lokasi penelitian

adalah perpustakaan untuk mencari beragam referensi seputar model pembelajaran,

perkembangan lukis anak, dan pendidikan nonformal, serta partisipan-partisipan yang

terlibat dalam proses penelitian ini.

Partisipan-partisipan yang mendukung proses informasi data-data, terkait

dengan model pembelajaran seni lukis di Bale Seni Barli yakni asisten pengajar seni

lukis Bale Seni Barli yang masih berada di lingkungan UPI, dan sekaligus teman

(17)

2

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dipilih penulis untuk penelitian ini adalah

wawancara, observasi, dan dokumentasi, teknik tersebut dipilih karena pengumpulan

data untuk penelitian deskriptif analisis memerlukan data-data yang sifatnya

deskriptif. Setelah data deskriptif tersebut terkumpul analisis data tersebut bisa

dilakukan.

Berikut ini adalah tabel mengenai teknik pengumpulan data yang dipilih

penulis dalam penelitian ini bersama dengan instrumen penelitiannya :

III.1. Tabel Pengumpulan Data

No Data yang

dicari Konten Teknik Instrumen

[image:17.612.108.516.269.704.2]

1

Gambaran

Umum

Sanggar Bale

Seni Barli

- Letak Geografis

- Denah Lokasi

Observasi, Wawancara a.Lembar pedoman Observasi b.Lembar pertanyaan wawancara.

- Struktur Organisasi

- Penghargaan yang

diraih

- Kurikulum Seni

Lukis - Kegiatan pembelajaran Dokumentasi, wawancara a.Lembar pedoman dokumentasi b.Lembar pedoman wawancara 2 Model pembelajaran Seni Lukis

- Model pembelajaran

yang digunakan

- Prosedur kegiatan :

Pembukaan, Inti, dan

(18)

3

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data primer dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan mendalam kepada responden

individu. Menurut Emzir “Wawancara terbuka, yaitu wawancara yang dilakukan

peneliti dengan mengajukan pertanyaan yang tidak dibatas jawabannya.” (Emzir,

2010, hlm. 51). Hal ini yang menjadikan respondennya adalah guru/pengajar,

pengelola sanggar, siswa, orang tua siswa dan sumber-sumber lain yang dirasa dapat

memberikan data yang diperlukan. Wawancara dapat berupa secara langsung, telpon,

sms, dan e-mail.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data yang selanjutnya adalah observasi, yang merupakan

teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap objek yang

akan diteliti dan melakukan pencatatan secara seksama dan tersusun secara sistematis penutup.

- Kelemahan dan

Kelebihan Model pembelajaran yang diterapkan pertanyaan wawancara. c.Lembar pedoman dokumentasi 3 Analisis karya lukis

Anak usia

7-12 tahun

- Tema lukis

- Teknik lukis

- Estetik :

Komposisi, irama,

Harmoni.

- Unsur Visual :

(19)

4

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang hal-hal yang diperlukan untuk diteliti. “Istilah Observasi mengacu pada

prosedur objektif yang digunakan untuk mencatat subjek yang diteliti” (Andriani,

2010, hal. 5.3).

Observasi digunakan peneliti untuk menjaring informasi di lokasi penelitian

yang tidak cukup hanya memakai teknik wawancara dan dokumentasi, observasi juga

memperjelas data-data yang sudah dikumpulkan karena data tidak hanya dicatat tapi

diamati melalui observasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari kearsipan

kegiatan proses penelitian baik berupa tulisan, gambar, maupun video. Dokumentasi

ini dilakukan untuk memperoleh data-data maupun dokumen penting yang terkait

dengan penelitian di sanggar seni rupa anak dan remaja Bale Seni Barli. Hal ini

dijadikan untuk memperkuat hasil penelitian.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan sehubungan dengan permasalahan penelitian. Melalui instrumen dapat

diperoleh data dan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan, untuk memperoleh

data dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara berisi tentang daftar pertanyaan yang

terstruktur untuk memperoleh data di lapangan. Wawancara terstruktur digunakan

sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpulan data telah

mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan

wawancara peneliti telah menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis.

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak

menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan

(20)

5

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diteliti. Dalam penelitian ini, wawancara berisi tentang daftar pertanyaan yang

terstruktur untuk memperoleh data di lapangan mengenai “Model pembelajaran Seni

Lukis bagi anak-anak di Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli Kota

Baru Parahyangan.”

Berikut ini instrumen pedoman wawancara berupa tabel pedoman wawancara

yang dapat memberikan informasi mengenai data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini:

III.2. Tabel Pedoman Wawancara

No Narasumber Data yang di cari

1 Guru Seni Lukis (Evi Gunawan)

- Biografi guru seni lukis

- Model pembelajaran seni lukis

- Kekurangan dan kelebihan model

pembelajaran yang digunakan

- Alat evaluasi

2

Asisten Guru

(Wening Gilang

Nawangi)

- Biografi asisten guru seni lukis

- Tugas sebagai asisten pengajar

- Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam

proses pembelajaran

3 Pengelola Sanggar (Ringga Hardika)

- Latar belakang berdirinya Bale Seni Barli

- Strukur organisasi

- Kurikulum Seni Lukis

- Penghargaan yang diraih oleh Bale Seni Barli

- Jadwal pembelajaran

4 Siswa

- Biodata

- Usia

- Kelas

- Lama belajar

(21)

6

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan

sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi disusun berdasarkan hasil

observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap

lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan

informasi yang muncul pada saat berlangsungnya wawancara. Peneliti melakukan

kegiatan observasi dengan cara pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian untuk

mendapatkan gambaran umum model pembelajaran seni lukis bagi anak-anak di

lokasi Sanggar Seni Rupa Anak dan Remaja Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan.

Berikut adalah instrumen pedoman observasi dalam bentuk tabel.

III.3. Tabel Pedoman Observasi

No Hal-hal yang diobservasi Keterangan

1. Letak geografis dan Denah

Sanggar Seni Rupa Anak dan

Remaja Bale Seni Barli

- Berdasarkan pengamatan peneliti di

lapangan

2. Lingkungan kelas Lukis, Prosedur

Kegiatan Guru dalam :

Membuka materi, Inti materi, dan

penutup materi

- Berdasarkan pengamatan peneliti

untuk tambahan data dari wawancara

dan dokumentasi

3. Analisis Karya lukis Anak usia

7-12 tahun, berdasarkan Tema,

teknik, dan Estetik.

- Berdasarkan pengamatan peneliti, dan

temuan dari teori yang dijelaskan di

(22)

7

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pedoman Dokumentasi

Alat dokumentasi berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar

peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti

untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek.

Untuk melengkapi kelengkapan data-data, peneliti mencari

dokumen-dokumen penting terkait dengan data penelitian yang ada di Sanggar Seni Rupa Anak

dan Remaja Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan dalam bentuk arsip, gambar,

foto, video dan data lain untuk dijadikan sebagai dokumentasi untuk memperkuat

hasil penelitian dengan harapan dapat mengabadikan bahan yang dibutuhkan dalam

penulisan. Berikut adalah instrumen pedoman dokumentasi yang akan digunakan

penulis.

III.4. Tabel Pedoman Dokumentasi

No Konten Dokumen Media

1.

Gambaran umum

Sanggar Seni Rupa

Anak dan Remaja

Bale Seni Barli

Letak geografis Arsip/Foto

Dokumen denah lokasi Arsip/foto

Struktur Organisasi Arsip/foto

Penghargaan yang diraih Arsip/foto

Kurikulum Arsip/foto

Kegiatan pembelajaran Arsip/foto

2.

Model

pembelajaran Seni

Lukis

Perencanaan pembelajaran Arsip/foto

Prosedur kegiatan pembelajaran Arsip/foto/video

Proses pembelajaran Foto/video

Alat Evaluasi Arsif/foto

3.

Analisis tema,

teknik, dan estetik

karya Lukis Anak

usia 7-12 tahun

Katalog Arsif/foto

Foto pameran Arsif/foto

Proses melukis Arsif/foto/video

(23)

8

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif karena

penelitian yang dilakukan bukan hitungan melainkan deskriptif. Berikut adalah tabel

analisis model pembelajaran dan analisis karya seni lukis anak usia 7-12 tahun hasil

dari model pembelajaran umum.

III.5. Tabel Analisis Data

Model Pembelajaran Seni Lukis

di Bale Seni Barli

Wisata Seni

Ekstrakurikuler

Umum

Studio Lukis Dewasa

Pelaksanaan Model Pembelajaran

Pembukaan

Inti

Penutup

Kelemahan dan Kelebihan Model

Pembelajaran

Cooperative

Individual

Demonstrasi

Klasikal

Karya Lukis Anak usia 7-12 tahun

(Model Pembelajaran di Program

Umum)

Tema

Teknik

Estetik

Dalam penelitian ini penulis menganalisis karya lukis anak-anak (usia 7-12

tahun), karena pada usia tersebut merupakan tahap “operasi konkrit” (Piaget: 1950)

dimana penanaman pendidikan dan pelatihan pada periode ini sangat penting untuk

masa depan anak itu sendiri. Menurut Piaget dalam Meggit (2013, hlm. 164)

(24)

115

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap “Sanggar seni lukis Bale

Seni Barli sebagai pusat minat belajar anak-anak (Kajian Model Pembelajaran

Seni Lukis dan Analisis Karya lukis Anak-Anak usia 7-12 tahun)”, ternyata

terdapat macam-macam model, persamaan serta perbedaannya. Dari analisis itu

penulis mengidentifikasi perbedaan model yang berpengaruh pada keterampilan

mengajar guru dalam prosedur kegiatan pembukaan, inti, dan penutup.

Model Pembelajaran Individual Treatment menurut pandangan peneliti

yang paling berpengaruh terhadap hasil karya lukis anak dibandingkan dengan

model pembelajaran yang lainnya. Pengaruhnya dapat dilihat dari hasil analisis

karya lukis anak (usia 7-12 tahun). Keterampilan pada setiap siswa yang berbeda

dapat diperlakukan khusus oleh guru. Contohnya apabila salah satu siswa yang

belum memahami teknik melukis sedangkan yang lain sudah memahami, guru

dapat memberikan perlakuan khusus dengan cara pemberian materi teknik

melukis pada siswa tersebut. Selain itu pembelajaran secara individu

memudahkan guru menemukan masalah dan cara penanganannya. Siswa yang

memiliki keterbatasan fisik (dalam hal komunikasi) dapat ditangani dengan cara

pemberian materi menggunakan narasi. Hal ini yang menjadikan model

pembelajaran Individual Treatment merupakan model pembelajaran yang

memberikan penanganan pada setiap masalah yang dimiliki siswa. Setiap potensi

anak berbeda sehingga diperlukan model pembelajaran seperti ini. Misalnya, anak

yang lebih berbakat menggambar manusia dapat diarahkan oleh guru untuk

mempelajari anatomi yang ideal, arahan tersebut menjadi motivasi bagi siswa

untuk menggambar manusia lebih baik lagi. Model pembelajaran Individual

Treatment dapat mengurangi kesalahan komunikasi antara guru dan siswa, karena

dalam pelaksanaanya guru lebih dekat pada setiap siswa sehingga komunikasi pun

(25)

116

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karya lukis anak usia 7-12 tahun pun mempunyai perbedaan. Perbedaan

tersebut terlihat dari tema, teknik, dan estetik karya lukisnya. Prinsip dan unsur

rupa yang ada pada karyanya pun beragam. Namun banyak temuan yang

menunjukan bahwa anak usia 7-12 tahun pada karya lukisnya cenderung banyak

menggunakan repetisi. Pengaruh arahan guru terhadap karya anak terlihat dari

repetisi tersebut yang dimaksudkan untuk memenuhi ruang yang kosong pada

lukisannya.

B. REKOMENDASI

Setelah melakukan penelitian ini, rekomendasi penulis terutama kepada

pihak-pihak sebagai berikut:

1. Mahasiswa/Penelitian Berikutnya

Model pembelajaran memberi pengaruh besar dalam keberhasilan lukis

khususnya anak-anak.Untuk itu penulis merekomendasikan agar mahasiswa

sering menganalisis karya lukis anak-anak, dan mengetahui model pembelajaran

yang mempengaruhi lukisannya tersebut. Model pembelajaran pun bersifat cocok

dan tidak cocok, itulah sebabnya perlu adanya perbandingan anatara model

pembelajaran yang satu dan yang lainnya.

Penulis merekomendasikan agar para mahasiswa/peneliti berikutnya

khususnya mahasiswa Departemen Pendidikan Seni Rupa untuk pantang

menyerah dalam memilih model pembelajaran yang baru. Selain itu,

direkomendasikan agar mahasiswa lebih aktif mencari model pembelajaran yang

dapat dijadikan contoh, dan dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman pada

saat mengajar. Karena sejatinya model pembelajaran tidak akan berhenti untuk

berinovasi.

2. Sanggar yang bersangkutan

Kepada Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan, dengan dijadikannya

sebagai tempat penelitian, diharapkan lebih termotivasi dalam membuat

model-model pembelajaran yang baru dan inovatif. Dalam proses belajar pada saat

(26)

117

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan arahan, karena jika dalam memberikan bantuan guru ikut campur

tangan, maka originalitas karya anak akan terpengaruhi. Terus berusaha untuk

berkembang, dan jangan ragu untuk terus bereksplorasi. Selain itu, tetaplah

mempertahankan prestasi yang telah dicapai.

3. Institusi UPI

Model pembelajaran di Bale Seni Barli semoga dapat dijadikan referensi

bagi pembelajaran di UPI. Khususnya model pembelajaran individual treatment

yang jarang digunakan oleh pendidikan formal seperti UPI. Selain itu

perkembangan dunia lukis anak-anak yang pesat menyebabkan perlu adanya

dokumentasi terhadap karyanya, agar setiap perkembangan tersebut dapat

(27)

118

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Buku Sumber

Andriani, D. & Toha, M. (2012). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka

Dimyati. & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. (Cetakan Keempat).

Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Hasbullah. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis

dan Pragmatis. Yogyakarta: Pusataka Belajar

Joesoef. (1981). Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: Usana Offset Printing

Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat

Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran

dari Kominkan Jepang). Bandung: ALFABETA

Kartika, D. S. (2000). Seni Rupa Modern. Bandung: Yayasan Popo Iskandar

Kartika, D. S. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains

Marzuki, S. (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Rosdakarya

Muharam. & Sundaryati, W. (1991). Pendidikan Kesenian II ( Seni Rupa ).

Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

Nurhadiat, Dedi. (2004). Pendidikan Seni untuk SMP Kelas 2. Jakarta: Grasindo

Nurulwati. (2000). Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: Andira

Prawira, N. G. (2005). Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan untuk Mahasiswa

PGSD/PGTK, Guru SD/TK. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa

FPBS UPI

Prawira, S. D. (1989). Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni dan Desain. Jakarta:

P2LPTK

Sagala. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Sobandi, B. (2007). Model Pembelajaran Seni Rupa. Bandung: Jurusan

(28)

119

Riki Nurdiansyah, 2015

SANGGAR SENI LUKIS BALE SENI BARLI SEBAGAI PUSAT MINAT BELAJAR ANAK-ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Bumi Aksara

Internet

Tersedia: (http://www.pikiran-rakyat.com/node/129233) [1 Oktober 2014]

Tersedia:

http://m.kompasiana.com/post/read/460462/2/pendidikan-nonformal.html [1 Oktober 2014]

Tersedia: http:

//beta.kidnesia.com/Kidnesia/Dari-Kamu/Karya-Kita/Galeriku/Lukisan-Reog [10 November 2014]

Tersedia: http://www.getselfhelp.co.uk/colour.html [12 November 2014]

Tersedia: https://anaktangguh.wordpress.com [15 November 2014]

Tersedia:

http://download-film-kartun.blogspot.com/2013/03/download-film-kartun-shaun-sheep-3.html. [1 Januari 2015]

Tersedia: https://rumahradhen.wordpress.com/page/8. [12 Januari 2015]

Tersedia:

Gambar

Gambaran Umum

Referensi

Dokumen terkait

KAJIAN PEMBELAJARAN SENI LUKIS PADA ANAK AUTISME DI PUSAT.. PENGEMBANGAN DAN LATIHAN

Ketiga pembuatan instrumen penilaian proses dan hasil karya seni lukis dan praktik melakukan pinilaian proses dan hasil karya seni lukis anak di TK masing-masing

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul Kehidupan Anak-Anak Marginal Di Perkotaan Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis adalah betul-betul

Proses Pembelajaran Jimbe Pada Anak Usia 8 Sampai 12 Tahun Di Sanggar Seni Ringkang Singaparna Tasikmalaya sebagai judul penelitian membahas permasalahan tentang

Penelitian tentang pengaruh Kegiatan Storytelling Terhadap Minat Kunjung Anak di Perpustakaan dan Sanggar Cinta Baca Sumatera Selatan pada variabel Y yaitu minat

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran umum Sanggar Seni Lukis Kenari di Bangkalan, tema, unsur-unsur visual serta kesesuaian lukisan peserta didik dengan

Karya lukis anak di Sanggar Pamongan beberapa memiliki atau bertipe visual, sebenarnya sudah dapat menunjukkan bentuk objek yang sesuai dengan objek

Pembahasan Pembelajaran Seni Tari Pada Sanggar Saoraja Art’s Sanggar Soaraja Art’s memiliki sekitar 40 anggota yang belajar seni tari untuk kategori anak-anak.. Sekitar 50% dari 40