• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SIFAT LAHAN SAWAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU Kajian Pada Zona Lahan Terkena Pengaruh Air Laut Serta Berbatasan dengan Tambak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN SIFAT LAHAN SAWAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU Kajian Pada Zona Lahan Terkena Pengaruh Air Laut Serta Berbatasan dengan Tambak."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SIFAT LAHAN SAWAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN PASEKAN

KABUPATEN INDRAMAYU

Kajian Pada Zona Lahan Terkena Pengaruh Air Laut Serta Berbatasan dengan Tambak)

Abstrak

Kawasan Pesisir merupakan wilayah batasan antara daratan dengan perairan yang masih memiliki pengaruh dari keduanya.Kecamatan Pasekan merupakan kawasan pesisir yang memiliki karakteristik lahan yang berpotensi dalam pemanfaatan lahan yang digunakan, yaitu sebagai lahan pertanian sawah dan tambak, akan tetapi pada pemanfaatan lahan sawah mengalami penurunan pada lahan sawah dilihat dari penurunan pada produktivitas padi bila dibandingkan dengan rata- rata produktivitas di Kabupaten Indramayu.Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sifat lahan dan kelas kesesuaian lahan sawahdi kawasanpesisir yang terkena pengaruh air laut dan berbatasan dengan tambak serta faktor pembatas yang menjadi penghambat, kemudian upaya perbaikan lahan yang dilakukan oleh petani untuk mengoptimalkan lahan dalam meningkatkan produktivitas padi dikawasan pesisir. Setelah itu mengetahui hubungan antara sifat lahan sawah dengan prouktivitas padi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode dekriptif survey. Populasi penelitian adalah seluruh Wilayah Kecamtan Pasekan. Teknik pengambilan sampel menggunaan purposif

sampling, dengan mengambil 4 desa dari 6 desa. Pengambilan sampel berdasarkan

penggunaan lahan sawah yang lebih dominan di keempat desa tersebut. Sampel yg di dapatkan dibagi menjadi 4 zona, zona I,II,III dan IV yaitu zona I bebas pengaruh air laut, zona II terkena pengaruh air laut dengan jarak jauh, zona III berbatasan dengan tambak dan zona IV terkena pengaruh air laut. Hasil temuan dan analisis dari penelitian menunjukan bahwa sifat dan kesusaian lahan berada pada tingkat S3 Sesuai marginal/Marginally Suitableuntuk zona I, II, dan III, serta faktor pembatas berupa medan kondisi lereng dan sebaran batuan (s) dan ketersediaan hara (n) yang relatif kurang serta pengaruh dari salinitas (x). Tingkat Kesesuaian lahan N1 tidak sesuai saat ini/

Currently suitable pada zona IV untuk zona yang terkena pengaruh air laut berupa banjir

rob serta fakor pembatas berupa ketersediaan hara (n) yang sangat rendah serta pengaruh dari salinitas (x). Tingkat salinitas tinggi terletak pada zona IV tingkat salinitas 11,9 dS/m,dan salinitas terendah terletak pada zona III tingakat salinitas 0,33 dS/m. Tingkat kesuburan tanah sangat berkaitan dengan produktivitas tanaman, dilihat dari kandungan ketersediaan hara pada lahan, serta tingkat salinitas yang mempengaruhi kesuburan tanah. Berdasarkan analisis menunjukan terdapat hubungan antar salinitas dengan produktivitas padi,taraf signifiasi 0,08>0,05 dankorelasi -912< 950,sehingga korelasi yang didapatkan adalah semikin rendah tingkat salinitas, tanah tersebut lebih subur untuk lahan pertanian, dan sebaliknya semakin tinggitingkat salinitas, maka tanah tersebut kurang subur untuk lahan pertanian.

(2)

THE RELATIONS OF SOIL PROPERTIES WITH THE PRODUCTIVITY OF PADDY AT COASTAL AREA PASEKAN SUB-DISTRICT

INDRAMAYU DISTRICT

(Study of Land Zone that Affected by Sea Water and Bordered by Embankment)

Abstract

Coastal area is an area boundaries between mainland and water that still has impact from both. The land at coastal area Pasekan sub-district has characteristics that is potential to the land used, like the most of them are for rice field and embankment but the land use of rice field is decreasing can be identified in the decreasing of paddy

productictivity compared to the average’s in Indramayu district. This research is carried out for discover the soil properties and conformity class of rice field in coastal area that affected by sea water and bordered by embankment also barrier factor become the resistor, then the improvement effortsof land that has done by farmers to increasing land conformity in ways to increase paddy productivity in coastal area. After that, discover the relations between soil properties and paddy productivity.The method that is used in this research is using descriptif survey method, the population is rice field area that affected by sea water and bordered by embankment and all of farmers in this research population location. In the process The population in this research is all of area in Pasekan District. Sampling technique use purposive sampling by taking 4 from 6 villages. It is based on land use of field which is more dominant in the four villages. The available sample is divided into 4 zones, namely zone I is seawater free area, II is affected by distance, III is bordered by ponds, and IVis affected by seawater. The result and analysis of this research show that the characteristics and land suitability is at S3 level (Marginally Suitable) for zone I, II, and III, as well as the limiting factors such as terrain slope condition and rock distribution (s) and nutrients availability (n) which is relatively less and salinity influence (x). The land suitability class is not currently suitable in zone IV which is the area that affected by seawater in the form of tidal flooding and the limiting factors such as nutrients availability (n) which is very low and salinity effect (x). High salinity is located in zone IVsalinity influence 11,9 dS/m and the low one is in zone III salinity influence 0,33 dS/m. Soil fertility is related to plants productivity, judging from the content of nutrients availability in the soil, also the salinity level that affect the soil fertility. Based on the analysis, it shows that there is a relation between each salinity with Productivity, significance level 0,08>0,05, and corelation 912 < 950. So the correlation obtained is the smaller salinity level can make more fertile for agricultural land, and otherwise the higher salinity level can make less fertile for agricultural land.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga memiliki kawasan

pesisir yang luas dari tiap wilayah pulaunya. Kawasan pesisir ini digunakan oleh

penduduk Indonesia sebagai sumber penghidupan yang dianggap mendukung

dalam beberapa aspek, seperti penggunaan lahan pesisir untuk pertanian,

perikanan, dan pariwsata.

Potensi sumberdaya kawasan pesisir merupakan salah satu sumberdaya

yang strategis karena merupakan wilayah yang memiliki ekosistem laut dan darat.

Wilayah ini yang memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi sehingga banyak

dimanfaatkan untuk bergam jenis pemanfaatan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat sekitar. Pemanfaatan lahan yang digunakan di kawasan pesisir

biasanya digunakan untuk lahan pertanian, tambak, dan pemukiman, bahkan

tidak menutup kemungkinan digunakan untuk lahan pariwisata, transportasi dan

industri.

Sumberdaya kawasan pesisir memiliki potensi untuk dikembangkan

khusunya pengembangan dalam bidang pertanian, seperti pengembangan

pertanian bercocok tanam dan peternakan. Pertanian bercocok tanam biasanya

digunakan untuk lahan sawah, kebun, tegalan, hutan dan lainnya yang

menghasikan produksi dari tanaman, sedangkan pertanian untuk peternakan biasa

digunkan untuk lahan tambak, kolam dan sejenisnya yang menghasilkan produksi

berupa hewan.

Keadaan geografi suatu wilayah akan mempengaruhi kedaan fisik dan sosial

dari suatu wilayah tersebut, seperti curah hujan, keadaan topografi, jenis tanah,

hidrologi, geologi dan penggunaan lahan. Dalam mengembangkan potensi

kawasan pesisir khusunya untuk lahan pertanian memiliki faktor- faktor yang

mempengaruhi di dalamnya seperti faktor fisik dan faktor sosial. Faktor – faktor

tersebut akan sangat mempengaruhi pada hasil produksi dari lahan pertanian yang

dihasilkan.

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

(4)

utara Pulau Jawa Kabupaten Indramayu berbatasan langsung dengan Laut Jawa,

sehingga batas antara daratan dan laut merupakan kawasan pesisir sesuai yang

dikemukakan oleh Dahuri, dkk, (2001) dalam pengertian kawasan pesisir menurut

kesepakatan terakhir internasional bahwa “Kawasan pesisir merupakan wilayah

peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih

terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua.”

Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa Kabupaten Indramayu

merupakan daerah pertemuan antara daratan yang masih dipengaruhi air laut dan

lautan yang masih dipengaruhi oleh dataran. Sedangakan dari segi sumberdaya

pesisir yang dimanfaatan untuk lahan pertanian dan peternakan Kabupten

Indramayu merupakan kawasan lumbung padi, artinya penghasil padi terbesar di

jawa barat seteleah karawang serta penghasil ikan dan udang untuk kawasan

pesisir.

Berdasarkan keadaan geografisnya Kabupaten Indramayu membentang di

pesisir Pulau Jawa memiliki garis pantai 147 km dengan pantai berpasir 64,68km,

panjang pantai berlumpur 44,91 km dengan kedalam lumpur bervariasi 10-70cm

lebar muara 4,51 km melewati 11 kecamatan dan 36 desa yang berbatasan

langsung dengan laut.

Dilihat dari kondisi iklim Kabupaten Indramayu membentang sepanjang

pesisir Pantai Pulau Jawa membuat suhu udara di kabupaten tersebut cukup

tinggi, yaitu berkisar antara 27˚- 34 ˚Celcius. Sementara untuk keadaan curah

hujan rata- rata 200,0 mm/tahun. Sumber Pus Air Jawbar ( 2014).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu dalam

angka 2014 kabupaten ini memiliki luas 209.942 ha terdiri dari luas lahan tanah

sawah 116.805 ha atau 55,63% dan tanah non sawah 93.137 ha.44,36%.

Berdasarkan luas lahan yang dimiliki Kabupaten Indramayu tersebut penggunaan

lahan Kabupaten Indaramayu di dominasi oleh luas lahan sawah. Luas lahan

sawah di Kabupaten Indramayu berubah setiap tahunya, keadaan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perluasan pemukiman, perubahan

(5)

3

dengan laut. Berikut tabel perubahan luas lahan sawah dan non sawah di

Kabupaten Indramayu.

Tabel 1.1

Luas Penggunaan Lahan Pertanain dan Non Prtanaian

No Tahun Tanah Sawah (ha) %

Tanah Kering

(ha) %

1 2009 118.663 58,16 85.348 41,83

2 2010 119.043 58,35 84.968 41,64

3 2011 116.675 57,19 87.336 42,80

4 2012 116.759 55,61 93.183 44,38

5 2013 116.805 55,63 93.137 44,36

Sumber : Badan Pusat Statistik Indramayu dalam Angka 2014

Dari tabel 1.1 di atas menunjukan fluktuasi pada perluasan dan

penyempitan lahan selama lima tahun kebelakang. Penyempitan pada luas lahan

sawah di tahun 2009-2013 mengalami kecenderungan penyempitan pada luas

lahan sawah dari luas 58,16 % untuk luas di tahun 2009 menjadi 55,63% di

tahun 2013. Sedangkan untuk tanah non sawah atau tanah kering mengalami

kecenderungan perluasan lahan dari tahun 2009-2013, perluasan lahan 41,83% di

tahun 2009 menjadi 44,36 % di tahun 2013.

Penyempitan pada lahan sawah selain dikarenakan perubahan tata guna

lahan juga karena terpengaruh dari air laut seperti pengaruh pasang surut air laut,

banjir rob dan abrasi. Dalam data penelitian menurut ITB di spp.itb.ac.id

Isfandiari dkk (2011), mengenai potensi dan dampak kenaikan muka air laut

bahwa kawasan pesisir Indramayu terendam oleh pasang air laut seluas 82,3

meter jarak dari bibir pantai dan diidentifikasi akan bertamabah mencapai 11 km

dari bibir pantai untuk beberapa tahun kedepan. Seringnya terjadi banjir rob

karena pengaruh dari pasang surut air laut ini membuat lahan menjadi terkikis dan

lahan sawah termasuk lahan yang menjadi objek dalam penyempitan lahan akibat

pengaruh dari air laut.

Dengan terjadinya penyempitan pada lahan sawah di Kabupaten Indramayu,

hal tersebut akan memepengaruhi penyempitan lahan sawah pada kecamatan-

kecamatan yang ada di kawasan pesisir Kabupaten Indramayu yang memiliki

(6)

kecamatan kawasan pesisir di bagian utara dari ibu kota Kabupaten Indramayu.

Kecamatan Pasekan merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di

kawasan pesisir yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara,

sekaligus selain itu juga kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan yang

terkean dampak dari kenaikan muka air laut karena pengaruh pasang air laut dan

banjir rob.

Secara geografis Kecamatan Pasekan memiliki topografi dengan

kemiringan lereng 8-15% merupakan kelas landai atau agak miring dan memiliki

ketinggian 2-19 m dpl, sehingga potensi untuk terkena pengaruh air laut. Selain

itu juga merupakan kecamatan yang penggunaan lahanya di gunakan untuk lahan

pertanian salah satunya lahan sawah, penggunaan lahan sawah di kecamatan ini

mengalami penyempitan dari tahun ketahun, karena terjadi perubahan lahan

sawah menjadi lahan tambak sehingga lahan tambak menjadi dominan pada

kecamatan ini.

Kecamatan Pasekan memiliki luas lahan 7.1203 ha terdiri lahan sawah 20,4933

ha atau 27,208 % dan 7.1182,507 ha lahan non sawah 72,792% sementara

63,52% digunakan untuk lahan tambak dengn luas 45,2274 ha. Perubahan pada

peyempitan lahan sawah merupakan masalah untuk kawasan pesisir yang

memiliki potensi untuk mengembangkan lahan pertanian khususnya lahan sawah

karena Kecamatan Pasekan merupakan kecamatan baru yang ingin

mengembangkan kecamatannya dari segi pertaniannya.

Penggunaan lahan tambak di Kecamatan Pasekan merupakan lahan

dominan, akan tetapi lahan sawah masih di budidayakan oleh penduduk

Kecamatan Pasekan, sehingga tidak sedikit lahan sawah yang berbtasan dengan

lahan tambak. Hasil dari sawah lebih dianggap memberikan nilai ekonomi lebih

dibandingkan hasil dari tambak, akan tetapi tidak sedikit penduduk beralih mata

pencaharian menjadi petani tambak karena selama tiga tahun kebelakang terjadi

penurunan produktivitas padi. Masalah pada perubahan tata guna lahan sawah

yang mengalami penyempitan melainkan perubahan dari lahan sawah menjadi

lahan tambak.

Produktivitas padi dipengaruhi oleh kondisi fisik suatu tempat dan

(7)

5

tumbuh padi diantaranya tumbuh pada ketinggian 0-155 m dpl dengan temperatur

19-27˚C. Tanaman padi membutuhkan penyinaran yang maksimal. Padi

membutuhkan tanah lumpur subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4-7.

Dilihat dari syarat tumbuh padi, Seharusnya Kecamatan Pasekan memiliki

kondisi fisik yang sesuai dengan suhu temepratur yang dimiliki 27-34 ˚C,

memiliki pH 5-7 serta memiliki tanah lumpur yang cukup jika dibandingkan

syarat tumbuh padi, akan tetapi penurunan produktivitas padi terjadi selama tiga

tahun kebelakang. Berikut data mengenai penurunan produktivitas padi di

Kecamatan Pasekan.

Tabel 1.2

Produktivitas Tanaman Padi pada Tahun 2009 -2013

No Tahun Luas Panen (ha)

Produktivitas Padi

(Ton/ha/Tahun)

Rata- rata Produktivitas Sekali Panen

(Ton/ha/Panen)

1 2011 1.577 7,755 3,87

2 2012 1.598 7,056 3,58

3 2013 1.598 7,066 3,53

Sumber : Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasekan 2013

Dari tabel 1.2 di atas menunjukan adanya penurunan pada produktivitas padi

di tahun 2011 ke 2012 produktivitas padi 7,75kw/ha/ tahun menjadi 7,056

kw/ha/tahun. Kemudian di tahun 2013 produktivitas padi stabil cenderung naik

0,1kw, 7,066 nilai kenaikan yang rendah jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Nilai produktivitas yang cukup rendah jika dibandingakan dengan

nilai produktivitas padi rata- rata di Kabupaten Indramayu yaitu 11 ton/ha/ tahun.

Pada dasarnya nilai produktivitas Kabupaten Indramayu menduduki urutan

pertama yakni 5,5 ton untuk sekali panen. Pemerintah Kabupaten Indaramyu

(2006) dan di kawasan pesisir dan pantura seharusnya memiliki nilai rata- rata

optimal 9,0-10,0 ton dalam satu tahun dalam dua kali garapan, karena masyarakat

Kabupaten Indramayu diberlakukan dua kali garapan dalam satu tahun

disesuaikan dengan musim. Kecamatan Pasekan memiliki produktivitas yang

kurang untuk lahan sawah dari hasil produksi yang dihasilkan yang hanya

menghasilkan rata-rata 7,72 ton/ha dalam satu tahun.

Masalah yang muncul karena pengaruh air laut dari pasang surut dan banjir

(8)

sementara mengenai terjadi penurunan pada produktivits padi. hal ini

mengindikasikan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi terjadinya

penurunan pada produktivitas padi, sehingga perlu dikaji untuk dapat diketahui

faktor penyebab diamana pengaruh air laut dan banjir rob serta lahan sawah yang

berbatasan dengan lahan tambak di anggap menjadi faktor penyebab terjadinya

penurunan produktivitas Padi di Kecamatan Pasekan.

Terjadinya penurunan produktivitas tanaman padi dengan sifat lahan

kawasan pesisir yang terkena pengaruh pasang surut dan banjir rob serta lahan

sawah yang berbatasan dengan lahan tambak. yang menjadikan kajian pada lahan

sawah di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. Kajian ini

untuk mengidentifikasi tingkat kesesuaian lahan sawah serta pengaruh tingkat

salinitas pada tanah di kawasan pesisir yang terkena pengaruh air laut dan

berbatasan dengan tamabak tersebut.

Pada kawasan yang terpengaruh air laut mengindikasikan terdapatnya ion-

ion garam yang terlarut dalam tanah, garam yang dominasi adalah berupa garam

dapur NaCl, akan tetapi garam lain pun dapat menetukan kesalinan tanah atau

disebut juga salinitas tanah. Semakin tinggi salinitas tanah semakin tinggi

kandungan garam yang terlarut, sebaliknya semakin rendah salinitas maka

semakin rendah kandungan garam yang terlarut. Pada tanah yang salin adalah

tanah yang memiliki kandungan garam tinggi, serta kandungan garam atau

salinitas tanah tersebut akan mempengaruhi pada tanaman. Tidak semua tanaman

cocok dengan tanah yang salin, hal tersebut tergantung pada tingka toleransi

tanaman pada tanah yang salin.

Perlunya penelitian ini dilakukan adalah menganalisis sifat dan kesesuaian

lahan yang terkena pengaruh air laut dan banjir rob serta lahan sawah yang

berbatasan dengan lahan tambak terhadap penurunan produktivitas padi. Sehingga

dapat diketahui sesuai atau tidaknya lahan sawah saat ini yang masih di

budidayakan oleh penduduk Kecamatan Pasekan,serta hubungan sifat lahan yang

terkena pengaruh air laut yang memiliki karakteristik salinitas dari air laut

terhadap produktivitas tanaman padi. Setelah diketahui sifat dan kesesuian lahan

dari pengeruh faktor tersebut akan ditarik kesimpulan mengenai hubungan sifat

(9)

7

produktivitas padi kemudian evaluasi lahan serta upaya perbaikan lahan untuk

meminimalisir faktor pembatas lahan yang terkena pengaruh air laut, dan

berbatasan dengan tambak.

B.Identifikasi Masalah

Kabupaten Indramayu merupakan Kabupaten yang memiliki kawasan

pesisir karena letaknya yang berada di bagian utara Pulau Jawa yang berbatasan

dengan laut. Penggunaan lahan dominan adalaha lahan pertnian 55, 63%

merupakan lahan sawah dan 44,37% lahan non sawah, di tahun 2013, akan tetapai

lahan sawah mengalami penyemiptan karena akibat perubahan tata guna lahan

sawah menjadi lahan tambak serta pengaruh air laut karena dampak kenaikan

muka air laut yang mencapai 82,3 meter dari bibir pantai menjadikan kondisi

lahan pesisir tergenang air pasang. Kondisi ini terjadi pada salah satu kecamatan

yang menjadi lokasi kajian penelitian ini yakni Kecamatan Pasekan.

Kecamatan Pasekan yang kondisi letak geografis nya merupakan kawasan

pesisir di bagin utara dai ibu kota Kabupaten Indramayu sehingga kecamatan

tersebut memiliki potensi untuk terkena pengaruh dari air laut. Selain itu

penggunaan lahan Kecamatan Pasekan di dominasi untuk kawasan pertanian

dengan luas lahan sawah 20,498 ha di tahun 2013, serta lahan tambak 45,2274 ha

penggunaan lahan sawah beralih pada penggunaan lahan tambak karena terjadi

penurunan pada produktivitas padi. Jika dilihat dari kondisi geografisnya dan

syarat tumbuh tanaman padi kecamatan Pasekan memiliki kesesuaian, akan tetapi

dalam hal ini justru tidak terjadi seharusnya. Petani sawah dijadikan mata

pencaharian utama setelah petani tambak oleh masyarakat, hal tersebut dilihat

berdasarkan jumlah kelompok tani di tahun 2013 berjumlah 1782 jiwa dari jumlah

penduduk Kecamatan Pasekan 23.745 jiwa.

Penurunan produktivitas padi menjadi sebuah masalah untuk kajian ini

sehingga penelitian ini mengkaji mengenai sifat dan kesesuain lahan sawah serta

pengaruh tingkat salinitas tanah yang terkena pengaruh air laut dan lahan sawah

yang berbatasan dengan lahan tambak di kawasan pesisir. Produktivitas tanaman

(10)

2011-2013, hal tersebut memberikan indikasi untuk mengetahui hubungan antara

sifat lahan sawah dengan penurunan produktivitas padi di kawasan pesisir.

Mengingat produktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

faktor fisik dan faktor sosial, sehingga faktor tersebut dijadikan variabel pengaruh

terhadap produktivitas tanaman padi. Menurut Arsyad (1995 hlm.25) menyatakan “produktivitas tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi fisik dan sosial kawasan Pesisir, seperti kondisi kesuburan tanah, jenis komoditas serta tingkat penerapan teknologi”.

Kesuburan tanah dalam ruang lingkup yang luas dalam lahan perlu dikaji

mengenai sifat lahan sawah yang dimilikinya, sehingga untuk mengetahui

hubungan sifat lahan sawah dengan produktivitas padi di kawasan Pesisir yang

memiliki karakteristik sifat lahan tersendiri. Dalam hal ini aspek yang dijadikan

faktor pengaruh dari kedua variabel tersebut meliputi aspek fisik adalah zona

pengaruh air laut meliputi pengaruh pasang surut dan zona berbatasan dengan

tambak di kawasa pesisir. Pengaruh faktor tersebut diidentifikasi kesesuaian lahan

sawah untuk tanaman padi di kawasan pesisir yang terkena pengaruh air laut dan

lahan sawah yang berbatasan dengan lahan tambak di Kecamatan Pasekan

diantaranya:

1. Wilayah pengaruh zona pengaruh air laut meliputi pengaruh pasang surut dan

banjir rob terhadap lahan sawah.

2. Wilayah berbatasan dengan tambak terhadap lahan sawah.

Selain Aspek fisik terdapat aspek sosial yang dijadikan faktor akibat dari

kedua variabel tersebut, adalah mengetahui produktivitas tanaman padi dengan

mengukur hasil produksi yang dihasilkan sawah oleh petani pemilik dan

penggarap dikawasan pesisir Kecamatan Pasekan.

C.Rumusan Masalah

1. Bagaimana sifat dan kesesuaian lahan sawah yang terkena pengaruh air laut

serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan

(11)

9

2. Bagaimana produktivitas padi pada lahan sawah yang terkena pengaruh air

laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan

Kabupaten Indramayu?

3. Bagaimana hubungan antara sifat lahan sawah dengan produktivitas padi yang

terkena pengaruh air laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir

Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu?

D.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya:

1. Mengidentifikasi sifat dan kesesuaian lahan sawah yang terkena pengaruh air

laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamtan Pasekan

Kabupaten Indramayu.

2. Mengetahui produktivitas padi pada lahan sawah yang terkena pengaruh air

laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir Kecamatan Pasekan

Kabupaten Indramayu

3. Menganalisis hubungan antara sifat dengan produktivitas padi yang terkena

pengaruh air laut serta berbatasan dengan tambak di kawasan pesisir

Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu.

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, adalah:

1. Sebagai salah satu syarat pemenuh tugas akhir untuk menyelesaikan program

sarjana mahasiswa S1

2. Sebagai sarana dalam menambah pengalaman dan wawasan yang lebih luas

dalam penelitian

3. Sebagai sarana pembelajaran untuk lebih baik lagi dalam melakukan penelitian

selanjutnya

4. Sebagai penginspirasi dan motivasi dalam membuat dan melakukan penelitian

5. Sebagai media dalam menginformasikan data dari hasil penelitian

6. Sebagai bahan informasi bagi masyrakat khususnya Kecamatan Pasekan

kawasan pesisir Kabupaten Indramayu mengenai produktivitas padi dan lahan

(12)

7. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi yang terkait mengenai

pengelolaan lahan yang berkaitan dengan sistem pertanian.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan ini dirancang berdasarkan penulisan karya ilmiyah yang baku

dan berlaku. Dalam penelitian ini terdiri dari :

Bab I yakni pendahuluan dalam bab ini memaparakan tulisan penelitian

dari latar belakang yang melandasi adanya penelitian ini serta yang berkaitan

diangkatnya Judul yang diajukan dan disepakati, identifiasi malasalah penelitaian,

rumusan masalah, tujuan penelitian yang akan dicapai dan manfaat yang

didapatkan dari penelitian.

Bab II yakni tinjauan pustaka, dalam bab ini memaparkan teori- teori yang

yang digunakan dalam penelitian ini dan yang berkaitan dan mendukug penelitian

yang dilakaukan, dalam tnjauan teori didalamnya tedapat di kawasan pesisir,

karakteristik dan kesesuaian lahan, evaliasi lahan dan faktor pembatas lahan serta

produktivitas pertanian dan sistem pertanian.

Bab III yakni prosedur atau langkah- langkah penelitian pada bab ini

memaparkan tentang mengenai proses penelitian prosedur yang digunakan dari

pra, pas dan pasca penelitian berlangsung. Diantaranya penjelasan mengenai bab

ini adalah metode penelitian, populasi dan sampel variabel penelitian, teknik

pengumpul data, alat pengumpul data, teknik analisis data dan lerangkah

penelitian.

Bab IV yakni hasildan pembahsan dari penelitian dan dibahas dalam bab

ini, hal- hal yang dengan analisis dan pengolahan data sehingga mnghasilkan

suatu hasil dari data yang didapatkan dalam bab ini data yang dianalisis adalah

mengenai sifat lahan yang dilihat dan produktivitas padi di Kecamtan Pasekan di

kawasan pesisir Kabupaten Indramayu serta menetukan kesesuain lahan dan

evaluasi lahan sawah tersebut.

Bab V yakni penyimpulan, selain itu rekomendasi yang diberikan untuk

sebuah bahan masukan dan reverensi dalam tujuan perbaikan dalam selanjutnya

untuk pihak terkait dalam penelitian ini. dari bab ini melihat bab sebelumnya

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode merupakan langkah yang harus dimiliki dalam sebuah penelitian

untuk memudahkan dalam mencari data yang akan diteliti yang digunakan dengan

mengacu pada permasalahannya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

Menurut Arikunto (1986 hlm. 46) menyatakan bahwa “Metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder”.

Untuk mendukung dalam penelitian untuk mencari data dapat dilakukan

dengan deskriptif dan didukung oleh metode survey.

Menurut Tika (1997 hlm. 9) definisi metode survey menyatakan bahwa, “Survey suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti.variabel yang dikmumpulkan dapat bersifat fisik maupun sosial, yang bersifat fisik misalnya tanah, geomorfologi, faktor iklim, dan sebagainya. Sedang yang bersifat sosial dapat berupa kependudukan, agama, mata pencaharian, pendapatan penduduk”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode survey adalah metode

yang dilakukan untuk mengumpulan sejumlah data dari variabel, bersifat fisik

maupun sosial dalam waktu yan bersamaam sehingga data yang dikumpulkan

dapat mengeneralisasikan terhadap objek yang diteliti.

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2011 hlm. 119) adalah “wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

(14)

Dapat diartikan bahwa populasi bukan hanya orang, obyek, jumlah suatu

obyek ataupun benda alam lainya, melainkan seluruh karakteristik yang dimiliki

suatu obyek.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aspek ruang dan manusia

yang terdapat di seluruh wilayah Kecamatan Pasekan.

Populasi ruang ini adalah obyek kajian dalam sebuah ruang lingkup

wilayah yang di dalamnya terdapat benda- benda alam seperti tanah, batu, air dan

lainya dengan karakteristiknya yang akan dijadikan obyek penelitian. Secara

umum lokasi penelitian ini adalah lokasi penelitian pada lahan sawah yang

terkena pengaruh air laut serta lahan sawah berbatasan dengan tambak dan

wilayah yang dijadikan populasi adalah seluruh wilayah di Kecamatan Pasekan

Kawasan Pesisir Kabupaten Indramayu, diataranya adalah Desa Brondong, Desa

Pasekan, Desa Pagirikan, Desa Totoran, Desa Karanganyar dan Desa Pabean ilir.

Sedangkan populasi manusia adalah meliputi seluruh jumlah petani di Kecamatan

Pasekan Kawasan Pesisir. Seluruh jumlah petani di Kecamatan Pasekan yang

dijadikan populasi adalah Petani sebagai penggarap maupun pemilik dan lahan

pertanian petani sawah.

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Sumaatmaja(1988 hlm.112) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap representatif atau mewakili daerah yang diteliti. Sampel disini diartikan ruang lingkupnya lebih kecil dibandingkan populasi karena dalam penelitian memiliki sifat keterbatasan dalam baik keterbatasan dalam dana, tenaga maupun waktu sehingga dapat diperkecil lingkupanya namun dianggap mewakili secara general”.

Berdasarkan uraian diatas bahwa sampel adalah sampel yang diambil

merupakan dari populasi yang dianggap mewakili di daerah yang di teliti, dimana

sampel dalam hal ini adalah ruang lingkup yang kecil yang dimiliki dalam rangka

meminimalisir keterbatasan dana, tenaga maupun waktu.

Proses menentukan sampel dalam penelitian ini, dalam penelitian ini yang

akan dijadikan adalah sampel manusia adalah Purposif Sampling. Mnurut Tika

(2005 hlm.41) disebut juga judgement sampling adalah” sampel yang dipilih

secara cermat dengan mengambil orang atau objek penelitian yang selektif dan

(15)

43

representatif”.Dalam penentuannya sampel dibagi dua yaitu sampel wilayah dan sampel manusia

a) Sampel wilayah

Teknik sampling menurut Sugiyono (2011 hlm.121) menyatkan bahwa, “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menetukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian”.

Dalam penelitian ini penentuan sampel ditentukan empat desa dari seluruh

wilayah di Kecamatan Pasekan karena di kempat desa tersebut merupakan desa

yang luas penggunaan lahan sawahnya yang lebih dominan dibandingan ke dua

desa yang lainnya.Selain itu kondisi geomorfologi yang dimiliki suatu wilayah

tersebut memiliki kesamaan satu sama lain, diantaranya teknik sampling dari

sampel yang diambil tersebut diajukan sebagai mewakili dari keseluruhan obyek

yang dikaji.

Teknik sampel yang dilakukan dengan mengambil beberapa titik pada

lahan sawah dikawasan pesisir di wilayah yang terkena pengaruh air laut dengan

spesifikasi lahan yang memiliki pengaruh selang pasang surut, terkena banjir rob

air laut serta berbatasan dengan tambak.

Dalam pengambilanya dilakukan berdasarkan keadaan geomorfologi

dengan overlay peta satuan lahan, jenis tanah, kemiringan lereng dan penggunaan

lahan sawah. Selain itu pengambilan sampel juga memperhitungakan pada

wilayah yang terkena pengaruh air laut serta lahan sawah yang berbatasan dengan

tambak.

Dalam penelitian ini di ambil empat desa yang secara penggunaan lahan

sawah adalah wilayah pertanian dan berbatasan dengan tambak, yang diamati

yang dijadikan sampel dengan kajian wilayah terkena pengaruh air laut

diantaranya zona pengaruh pasang surut, zona terkena banjir rob air laut dan

berbatasan dengan tambak. Tehnik mengambil sampel representatif, cara

penentuannya adalah mengambil sampel di zona yang terkena pengaruh air laut

yakni zona penagruh pasang surut dan banjir rob serta lahan sawah yang

(16)

b) Sampel manusia

Dalam teknik pengambil sampel manusia dibutuhan jumlah sampel yang

harus diambil dan salah satu cara menentukan besaran sampel yang memenuhi

hitungan itu adalah yang dirumuskan oleh Slovin dalam Umar (2008):

n =

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Tingkat kesalahan yang masih bisa di tolerir

n =

=

=

93,27

Rumus tersubut menyatakan di ambil dalam pengambilan sampel manusia

dari beberapa penduduk sebagai penggarap dan pemilik lahan sawah di satu

populasi. Pengambilan sampel ini diambil 93,27 dibulatkan menjadi 93 orang

untuk dijadikan sampel dalam satu populasi untuk mendapatkan hasil yang

porposional dan representatif.

Sampel yang diamabil berdasarkan perhitunan rumus Slovin dalam Umar

(2008). Pengambilan sampel ini dengan convidence level 10% dan pengambilan

sampel diambil dari jumlah kelompok tani yang terdapat di 4 desa Kecamatan

Pasekan.

Jumlah sampel 93 responden dari 1388 responden dianggap mewakili dari

populasi yang telah ditentukan. Dari sampel berjumlah 93 responden dapat di

bagi kedalam 4desa untuk diambil perdesanya. Berikut penjabaran pembagian

sampel perdesa ada pada tabel 3.1

Tabel 3.1

(17)

45

Dari tabel diatas diketahui untuk jumlah sampel perdesa dari seluruh

populasi dari ke empat desa diantaranya Desa Pasekan 6 sampel dari 11 jumlah

petani dari 154, Desa Brondong 58 responden dari 851 jumlah Petani, Desa

Karanganyar 8 responden dari 107 jumlah petani, Desa Pabean ilir 16 responden

dari 276 jumlah petani.

C.Definisi Operasional

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai tingkat evaluasi dan kesesuaian

lahan serta produktivitas tanaman padi dan batasan- batasan yang menjadi

perbaikan lahan dan serta tingkat salinitas tanah. Untuk menghindari terjadi

kekeliruan dalam pemahaman sehinnga perlu adanya penjelasan mengenai

pembahasan yang tidak dimengerti dalam proposal ini.

1. Kawasan Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut yang ke

arah darat yang masing memiliki pengaruh sifat laut seperti angin laut,

pasang surut dan intrusi air laut, serta kawsan pesisir dalam penelitian ini

adalah kawasan yang masih memiliki pengaruh dari zona pasang surut air

laut, wilayah pertanian, wilayah yang sering terjadi oleh banjir rob dan yang

berbatasan dengan tambak.

2. Produktivitas padi merupakan kemampuan tanaman padi untuk

menghasilkan benih atau buah yang dipengaruhi faktor- faktor fisik seperti

keadaan iklim, geomorfologi, geologi, hoidrologi dan kondisi tanah.

3. Sifat tanah biasanya diamati dan dipelajari di lapangan untuk mengetahui

dari sifat morfologi tanah yang meupakan sifat fisik dari tanah tersebut.

Sarwono (2007 hlm.37).

4. Kesesuaian lahan merupakan sistem klasifikasi kecocokan suatu lahan

untukpenggunaan lahan tertentu. Sitanala (1991hlm.1), kesesuaian lahan

disini adalah lahan untuh pertanian tanaman padi sehingga untuk

mengetahui klasifikasi kecocokan lahan dikawasan pesisir di wilayah zona

penagruh air laut yakni pengaruh pasang surut dan terkena banjir rob serta

lahan sawah yang berbatasan dengan tambak.

5. Pembatas lahan merupakan kualitas lahan dapat merupakan sektor pembatas

(18)

produksi yang optimal dan pengelolaan suatu penggunaan lahan tertentu.

Jamulya (1991hlm.5).

6. Evaluasi lahan merupakan nilai potensi suatu lahan untuk tujuan tertentu

Sarwono (2007). Evaluasi lahan disini merupakan nilai untuk mengetahui

potensi lahan kawasan pesisir dalam optimalisisasi produktivitas tanaman

padi,setelah diketahui faktor pembatas lahan.

7. Zona pengaruh air laut adalah wilayah yang terkena pengaruh Pasang surut

air laut, pengaruhnya pasang surut air laut terhadaplahan pertanian (sawah),

baik melalui air laut langsung( banjir rob), maupun air aliran sungai

diwilayah pertanian yang terkena pengaruh pasang surut air laut.

8. Zona berbatasan dengan tambak adalah zona yang memiliki pengaruh lahan

tambak yang sebagaian besar oleh digenangi air yang memiliki garam (asin)

yang dapat meluapkan air tambak tersebut terhadap lahan pertanian

(sawah), yang memiliki kesesuaian dan karakteristiklahan sendiri.

9. Salinitas adalah seluruh kandungan ion- ion garam yang larut dalam air.

Dalam hal ini salinitas tanah pada lahan sawah yang terpengaruh air laut

serta berbatasan dengan tambak.

D.Variabel

Menurut Sugiyono (2008) menyatakan, “Variabel bisa di definisikan

sebagai atribut, sifat atau nilai suatu obyek atau orang yang memiliki karakteristik

tersendiri kemudian di tarik kesimpulannya.”

Dari uraian di atas bahwa variabel merupakan suatu objek dimana objek

tersebut memiliki karakateristik berupa atribut, nilai,atau sifat kemudian dari

karakteristik tersebut bertujuan untuk di dapat sebuah hasil kesimpulan.

Nilai suatu obyek dari karakteristik yang dimiliki adalah sifat lahan dengan

produktivitas padi dan dapat ditarik kesimpulan berupa kesesuaian lahan yang

memiliki hubungannya dengan produktivitas padi yang dihasilkan. Variabel dari

penelitian ini memiliki variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah sifat

lahan sawah di kawasan pesisir dengan indikator kesesuain lahan terhadap

tanaman padi, faktor pembatas lahan dan tingkat salinitas.Sedangkan variabel

(19)

47

Indikator variabel untuk tingkat kesesuaian pada tanaman padi seperti yang

terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Tabel Indikator Variabel

Sumber : Analisis

Dari tabel 3.2 indiator variabel di atas menjelaskan bahwa produktivitas padi

dipengaruhi oleh aspek sosial dimana peran dari manusia meliputi pengelolaan dan

peran teknologi meliputi alat dan bahan yang digunakan serta sistem pertanian.

Kemudian terdapat aspek fisik diaman aspek fisik dalam hal ini termasuk pada

aspek fisik pada umumnya seperti topografi iklim, hidrologi, ketinggian tempat dan

penggunaan lahan dari aspek fisik tersebut mempengaruhi produtivitas padi yang

dilihat selain pengelolaan dan teknologi juga melihat faktor dari sifat dan

kesesuaian lahanya, sehingga variabel dalam penelitian ini lebih menitik beratkan

pada kondisi lahan yang terkena pengaruh air laut seperti pengaruh pasang surut air

laut dan banjir rob serta pengaruh dari berbatasan dengan lahan tambak, kemudian

di analisis sifat lahan serta kesesuaian lahan tersebut di hubungkan dengan

produktivitas padi.

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan terikat:

Gambar 3.1 Variabel Penelitian Sumber : Analisis

Variabel Aspek Indikator Sub Indikator

Produktivitas

Sumber Air, Bentuk Lahan, Sifat Lahan Kelas Drainase, Ketinggian Tempat, Kandungan Air, Sifat Lahan

Variabel Bebas

(20)

E.Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif

dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia. Dalam teknik pengumpulan

data dilakukan klasifikasi untuk data yang kuantatif dan data kualitatif, karena

secara umum hal tersebut memiliki perbedaan jenis data. Berbagai cara dalam

melakukan pengumpulan data dalam sebuah penelitian, hal tersebut tergantung

data yang dibutuhkan disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang di

anggap cocok. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan

adalah dengan observasi lapangan, studi literatur, wawancara dan studi

dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah cara dan tehnik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang

ada pada objek penelitian. Tika, (2005 hlm.44).

Dalam penelitian ini dilakukan observasi langsung yaitu observasi yang

dilakukan terhadap objek di tempat kajian pada zona wilayah yang terkena

pengaruh air laut yang dintarnya pengaruh pasang surut dn banjir rob serta

berbatasan dengn tambak di wilayah pesisir Kecamatan Pasekan Kabupaten

Indramayu. Observasi tidak langsung yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada

berlangsungnya peristiwa yang akan diamati. Dalam penelitian ini pengamatan

dilakukan dengan melihat data dan foto kondisi objek kajian dari data sekunder

yang telah didapat.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan data yang

representatif.

a) Observasi non partisipasi dengan pengamatan langsung dengan mengamati

kondisi sosial namun tidak ikut berpatisipasi dengan anggota kelompok orang,

dan pengamatan fisik dapat dilakukan dengan menggunakan foto, peta dan

lainya.

b) Observasi sistematis observasi yang menentukan terlebih dahulu secara

sistematis unsur- unsur yang akan di observasi dengan disesuaikan dengan

(21)

49

yang yang akan diobservasi adalah kondisi sosial dan kondisi fisik hubungan

produktivitas padi dengan sifat lahan.

Tabel 3.3

Indikator Aspek yang diamati untuk Penelitian Data Sosial Responden Mata

Pencaharian

Petani Indikator Sub Indikator

Aspek yang diamati

Status Kepemilikan Pemiliki dan Penggarap Penyewa

Kendala Zona Pengaruh Pasang Surut dan Banjir rob serta Berbatasan dengan Tambak Sumber : Analisis

Pengumpulan data sosial didapat dari hasil wawancawa sosial dengan

indikator yang tertera pada tabel3.3 hingga dapat di klasifikasikan sampai tahap

tabulasi data aspek yang diamati untuk data sosial adalah status kepemilikan,

sistem pengelolaan, Ekonomi dan kendala yang dihadapi oleh petani sawah.

Tabel 3.4

Indikator aspek yang di amati untuk Penelitian Data Fisik Kondisi

Fisik

Indokator Sub Indikator

Aspek serta Berbatasan dengan Tamabak

Kesesuaian Lahan Sawah S1,S2,S3,N1,N2

Faktor Pembatas Sumber : Analisis

Indikator data fisik di dapat dari hasil penelitian dilapangan dengan aspek

(22)

zona lahan pengaruh air laut serta berbatasan dengan tambak dapat dilihat pada

tabel 3.4 di atas.

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui hal- hal yang mendalam pada

responden. Susan Stainback (1988 hlm.316) menyatakan bahwa “Dengan

wawancara maka peneliti akan mengetahui hal- hal yang lebih mendalam tentang

partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana

hal ini tidak bisa di temukan melalui observasi”.

Dalam teknik wawancara ini dilakukan dengan wawancara semi

berstruktur dimana peneliti harus membawa pedoman wawancara untuk

mengetahi permasalahan dan pelaksanaan nya secra lebih bebas, dimana peneliti

bertugas mewawancarai dengan mendengarkan dan mencatat hal yang telah

diinformasikan oleh responden.

3. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti tidak secara

langsung dari subjek atau objek yang diteliti, tetapi melalui pihak lain seperti

instansi-instansi atau lembaga- lembaga yang terkait, perpustakan, arsip,

perorangan, dan sebagainya. Tika (2005 hlm.60).

Dalam penelitian ini pengumpulan data sekunder yang diperlukan adalah

data mengenai data produktivitas dilihat dari luas lahan pertanian dan hasil

produksi pertanian masyrakat, serta data luas lahan yang terkena pengaruh air laut

serta berbatasan dengan tambak.

4. Analisis Laboratorium

Analisis ini diperlukan untuk mengetahui unsur kandungan pada tanah

yang diteliti dengan tujuan untuk mengidentifikasi sifat lahan serta kesesuaian

lahan. Sehingga analisis laboratorium ini untuk mengetahui sifat tanah yang

memiliki pengaruh terhadap tingkat kesesuaian lahan pada tanaman padi.

Adapun parameter yang diukur pada sampel tanah di uji di laboratorium

adalah pH, N-total,P2O2 tersedia,K2O tersedia,KTK( me/100gram tanah),

salinitas serta tekstur tanah.

Hasil analisis laboratorium kemudian diidentifikasi hasil pengujian dan

(23)

51

padi di Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. Setelah analisis laboraturium

dilanjutkan dengan proses analisis deskriptif sehingga hasil uji dapat dijabarkan

secara jelas.

5. Tabel Analisis

Menurut Tika ( 2005) , Tabel analisis (talk table) adalah tabel yang memuat

suatu jenis informasi yang telah dianalisis dan dari tabel tersebut dapat diambil

suatu kesimpulan. Cara pembuatan tabel analisis adalah

a. Tabel harus diberi nomor urut

b. Ada judul tertentu dan harus dibuat secara singkat

c. Kolom tabel sedikit mungkin

d. Dibagian bawah tabel di sebutkan sumbernya.

F. Alat Pengumpul data

Dalam penelitian ini diperlukan alat untuk memudahkan pengmpulan

data sebagai berikut:

1. Peta Rupabumi

Peta rupabumi merupakan peta batas administrasi dan penggunaan lahan, peta

rupabumi yang digunakan adalah: peta lembar Indramayu,pranggong, ujung

cimanuk

2. Peta Geologi

Peta geologi adalah peta yang digunakan untuk mengetahui kondisi batuan,

peta geologi yang digunakan adalah peta geologi lembar Indaramayu

3. Klinometer

Klinometer adalah alat untuk mengukur kemiringan lereng, data kemiringan

lereng akan diperoleh dengan alat ukur ini.

4. Salinometer

Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dalam tanah yang dilarutkan

dalam air.

5. Plastik sampel

Plastik sampel digunakan untuk pengambilan sampel tanah setiap plotnya

kemudian dimasukan dalam plastik untuk dilakukan pengamatan di

(24)

6. Ring sampel

Ring sampel adalah alat yang digunakan untuk mengambil sampel tanah

disturbed.

7. Cheklist lapangan Pedoman wawancara

Cheklist lapangan untuk diperoleh karakteristik perbedaan suatu sampel dengan

parameter yang sama. Sedangkan pedoman wawancara diperlukan untuk

jalannya wawancara agar lebih terstuktur dalam mendukung penelitian.

8. Kamera digita

Alat ini digunkan untuk pengambilan gambar dokumentasikondisi di lapangan.

9. GPS

Alat inidigunakan untuk mengetahui koordinat suatu lokasi kajian, sehingga

koordinat akan diketahui tanpa harus perhitungan manual yang dilakukan pada

umumnya.

G.Teknik Analisis data

Data yang sudah didapatkan dari penelitian kemudian dianalisis

menggunakan analisis statistik, kesesuaian match data dan deskriptif.

1. Analisis Data Prosentase

Data keadaan sosial ekonomi diapatkan dari sampel penduduk yang

bertujuan untuk mendaatkan jawaban dari permasalahan yang ada kemudian

diidentifikasi dan dianalaisis secara kualitatif yang berkaitan kondisi yang terjadi

di pada lokasi penelitian. Perhitungan rumus prosentase menggunakan rumus

Arikunro, Suharsimi (2002).

P

=

x

100%

Keterangan : P= prosentase

F= frekuensi tiap kategori jawaban

N= Jumlah responden

Indikator kreteria

100% = Seluruhnya

76-99% = Hampir Seluruhnya

51-75% = Sebagian Besar

(25)

53

27-49% = Hampir setengah responden

1-26% =Sebagian Kecil responden

0% =tidak satupun

Rumus prosentase ini bertujuan untuk memprosentasekan data untuk

diketahui nilai prosentasenya. Biasanya dalam teknik analisis prosentase ini

disajikan dalam bentuk tabulasi data kemudian di prosentasekan sesuai dengan

data yang tersedia.

2. Analisis Kesesuaian Matching Data

Analisis kesesuaian ini bertujuan untuk menyesuaikan antar dua variabel,

dalam penelitian analisis kesesuaiannya ditunjukan untuk kesesuain sifat lahan

yang dipengaruhi oleh zona pasan gsurut, banjir air laut dan lahan yang

berbatasan tambak, terhadap produktivitas tanaman padi.

Analisis kesesuaian ini dilakuakan dengan data fakta fisik yang sudah ada

dari hasil pengambilan, dan pengolahn sampel. Sehingga disajikan untuk di

sesuiakan dengan dua variabel tersebut. Kesesuaian lahan dilakukan dengan

menyesuaikan antara setiap parameter dari rujukan dengan hasil penelitian

sehingga dapat diketahui kelas kesesuaian lahan tersebut.

Menurut FAO dalam Sitorus (1998hlm.52-53), pembagian tingkat kelasnya

sebagai berikut.

KelasS1 :Sangat Sesuai (Highly Suitable)

KelasS2 :Cukup Sesuai (Modderattely Suitable)

KelasS3 :Sesuai Marginal (Marginally Suitable)

KelasN1 :Tidak Sesuai pada saat ini (Currentlynot Suitable)

KelasN2 :Tidak Sesuai (Permanen/Not Suitable)

3. Analisis SPSS Korelaasi Product Moment

SPSS adalah media teknologi berupa komputer yang digunakan dalam

perhitungan analisis statistik.

Menurut Sugiyono (2005 hlm.228) menyatakan bahwa,” Teknik korelasi ini

digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua

variabel bila data kedua variabel terbentuk interval atau rastio, dan sumber data

dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama”. Berikut rumus paling

(26)

r

xy

=

Keterangan:

r

xy = Korelasi antara variabel x dan y

x = (xi-x)

y = (yi-y)

Dalam pengujian menggunakan analisis Product Moment Pearson sangat

memperhatikan taraf signifikan dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika Signifikan >0,05 (5% signifikan level)maka Ho di terima

Jika Jika Signifikan <0,05 (5% signifikasi level)maka Ho di tolak

Pada rumus ini dinyatakan jika harga r hitungan lebih besar dengan harga r

di tabel, sehingga Ho di tolak dan Ha di terima. Jadi kesimpulannya jika Ho di

terima maka tidak terdapat hubungan signifikan antar variabel, jika Ho di tolak

maka terdapat hubungan signifikan antar variabel.

Angka korelasi Product Moment berkisar +1 s/d -1 semain mendekati 1

maka semakin sempurna, dan nilai negatif dan positif mengindikasikan arah

hubungan. Berikut korelasi hubungan korelasi product moment sebagai berikut,

Nilai positif menunujkan terdapat hubungan yang searah, jika semakin tinggi

koefisien variabel x maka semakin tinggi pula koefisien variabel y dan

sebaliknya.

Nilai negatif menunjukan terdapat hubungan yang berlawanan arah, jika semakin

tinggi koefisien x makan semain rendah koefisien y dan sebaliknya.

4. Analisis Deskriptif

Menurut Tika ( 1997 hlm.115) menyatakan analisis data secara deskriptif

di perlukan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat sosial, dan

bersifat fisik.

Dalam analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena dari aspek

fisik dan asprk sosial yang terlihat atau nampak di lokasi penenlitian seperti

masalah yang akan diteliti serta proses didalamnya dari hasil observasi di

lapangan. Hasil analisis ini dijabarkan dalam bentuk deskripsi sehingga terbentuk

sebuah penjelasan secara terperinci sesuai dengan obyek penelitian yang dijadikan

(27)

55

Berikut Tabel 3.5 adalah tabel untuk analisis Matching Data

Tabel 3.5

Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah

Karakteristik dalam

f- Daya menahan unsur hara KPK me/100grtanah

Sumber : – Center for soil research, bogor /FAO staff (1983)

(28)

H.Alur Penelitian

Dalam rangka mempermudah pemahan alur penelitian, penulis membuat langkah langkah sebagai berikut:

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer

Peta Penggunaan Lahan

Peta Kemiringan Lereng

Peta Jenis Tanah

Peta Satuan Lahan

Data Fisik Wilayah

Geologi, Topografi, Jenis Tanah.

Peta Zonasi Selang Pasang Surut

Peta Zonasi Terkena Banjir Rob

Peta Berbatasan Tamabak

Peta Sampel

Pengolahan Data Survei Lapangan

Evaluasi Lahan Sawah

Kesesuaian Lahan Sawah Analisis Sifat Lahan Sawah

Syarat Tumbuh Tanaman Padi

Produktivitas Tanaman Padi

Peta Kesesuaian Lahan Faktor Pembatas

Upaya Perbaiakn

Tingkat Salinitas Tanah

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, M. Isa.(1988). Klasifikasi Tanah.Yogyakarta : Gadjah mada university press

Tjasyono HK, Bayong. (2004). Klimatologi.Bandung :Institut Teknologi Bandung

Rafi’i Suryatna .(2010). Meteorologi dan Klimatologi.Bandung:Angkasa

Wibisono, M.S.(2005).Pengantar Ilmu Kelautan.Jakarta: Grasindo

Soeseno,Slamet.(1983). Budidaya Ikan dan Udang Dalam Tambak.Jakarta: PT.Gramedia

Ariyanto,Kundi.(2005).Faktor Geografis yang Mendorong Budidaya Ikan

Bandeng di Desa Bukaran Kulon Kecamatan Juwana Kabupaten Pati,Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Akrikunto.(2002).Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyani Mul dan Kartasapoetra A.G.(2005).Jakarta: Pengantar Ilmu Tanah. Rineka cipta

Setyati H , Sri. (2002). Pengantar Agronomi.Jakarta : Garmedia Pustaka Utama

Sutanto, Rachman. (2005). Dasar- Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: KANISIUS Anggota IKAPI

Gunarsih K , Ance. (2008) . KLIMATOLOGI Pengaruh Iklim Terhadap Tanah

dan Tanaman.Jakarta: PT Bumi Aksara

Kay, Robert. (1999). Coastal Planning and Management, Amazon: United Kingdom

Arsyad,Sinatala.(1989).KonservasiTanahdanAir.Bogor:Institut Pertanian Bogor Press.

Jamulya danYunianto.(1996).KursusEvaluasiSumberdayaLahan:EvaluasiSumber

Daya Lahan untuk Pertanian. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM,tidakditerbitkan.

Jamulya danYunianto.(1996).KursusEvaluasiSumberdayaLahan:Tanahdan

SurveiTanah.Yogyakarta:FakultasGeografiUGM,tidakditerbitkan.

Rafi’i Suryatna. (1987).Ilmu Tanah.Bandung :Angkasa

(35)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif . Bandung :Alfa beta

Sugiyono.(2013). Statistika untuk Penelitian .Bandung: Alfabeta

Tika, M.P.(2005). Metode Penelitian Geografi Jakarta : Bumi aksara

Hardjowigeno, Sarwono.(2010) Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo

Hardjowigeno, Sarwono.(2010) Klasifiasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressin

Badan Pusat Statistik Kabupatn Indramayu. (2012). Tentang Indramayu dalam

angka 2012 indramayu in figures 2012. Indramayu :BPS Kabupaten

Indramayu

Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasekan.(2010).Kecamatan Pasekan dalam

angka 2009. Pasekan: BPS Jabar

Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasekan.( 2011).Kecamatan Pasekan dalam

angka 2010. Pasekan: BPS Jabar

Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasekan.( 2012).Kecamatan Pasekan dalam

angka 2011. Pasekan: BPS Jabar

Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasekan.( 2013).Kecamatan Pasekan dalam

angka 2012. Pasekan: BPS Jabar

Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasekan.(2014).Kecamatan Pasekan dalam

angka 2013. Pasekan: BPS Jabar

Badan Penelitian Sayuran. (2014): Budidaya Tanaman Sayuran : Lembang: Balitsa

Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah (2014): Kabupaten Indramayu: Indramayu:Bappeda

Dinas Perikanan dan kelautan. (2014): Kabupaten Indramayu: Indramayu

Dinas Pertanian. (2014): Produktivitas Tanaman Padi: Indramayu

Badan Pelaksaan Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Indramayu (2014): Jumlah Gapoktan Kecamtan Pasekan: Indramayu: BP3K

Pusat Penelitian dan Pengembangan Air (2014). Jumlah Curah Hujan Stasiun Indramayu tahun 2008sampai 2014: Bandung: Pus Air

Tiatun. (2012). Pengelolaan Budidaya Tamabak pada Lahan Pesisir diKecamtan

(36)

Restu Apriantini Asnanda (2014). Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Undtuk

Tanaman Pangan Di Kecamatan Cimaung Kabupaten

Bandung.Bandung:Skripsi Pendidikan Geografi UPI

Ahmad Isa Ansyori (2011).Perubahan Sebaran Konsentrasi Sedimen Tersuspensi

di Pesisir Timur Indramayu dengan Citra Satelit. Bandung: Skripsi

Kelautan UNPAD

Isfandiari,Adila dan Djoko SA (2012).Potensi dan Dampak Kenaikan Muka Air

Lautdi Wilayah Pesisir Kabupaten Indramayu. Tersedia [online]:http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/wpcontent/uploads/2014/04/V1N2488-496.pdf

Indriani.(2007). Zona Kerentangan Gelombang Pasang Surut Air Laut. Tersedia [online]: http/ penenlitian Unpad,zona kerentangan /indrani.wwwcom

Lembaga Penelitian Tanah Bogor (1969). Tanaman Padi di Pantura. Tersedia [online]: http://arioneuodia.blogspot.com/2011/11/11/ tanaman padi pantura.html

Repository.usu (Tanpa tahun).Produktivitas Tanaman Padi Kabupaten Indramyu. Tersedia[online]:http://repository.usu.ac.id/bitstream/

123456789/32310/4/Chapter%20II.pdf

Kay,dkk (1999).United States Coastal Management Act dan California. Tersedia [online]:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32310/4/Chapter% 20II.pdf

Sumaatmadja.(1988).Pengertian Sampel .Tersedia [online]: http://a-research.upi.edu/ operator/upload/s_b0351_056809_chapter3.pdf

Tatang manguny .(2010). Ukuran sampel rumus slovin. Tersedia [online] :

http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/04/19/ukuran-sampel-rumus-slovin/ [4maret 2014]

Indramayu .(tanpa tahun). Kondisi wilayah. Tersedia [online] :

http://www.indramayukab.go.id/profile/49-kondisi-wilayah.html [4maret 2014]

Dasnantara Tamasya.(2011).Peta Kecamatan – Kecamtan di Kabupaten.

Tersedia [online]: http://desnantara-tamasya.blogspot.com/2011/09/peta-kecamatan-kecamatan-dikabupaten_8174.html

Indramayu.(tanpa tahun) Kecamtan Pasekan. Tersedia [ online]:

http://indramayukab.go.id/component/content/article/37-kecamatan/379- kecamatan pasekan .html [ 2 maret 2014]

Anonim.(tanpa tahun).Siklus Hidrologi. Tersedia [online]:

(37)

Anonim.(tanpa tahun ).konsep dasar Siklus Hirologi.Tersedia [online]: http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/siklus-hidrologi/ [ 2 maret 2014]

Novalia.(2013).Peningkatan Produktivitas Tanaman Padi Melalui Pemupukan

Secara Berimbang.Tersedia[online]: http:// novalia12. wordpress.com/

2013/01/08/peningkatan-produktivitas-tanaman-padi-melalui-pemupukan-secara-berimbang/

Soekartawi (2001).Produksi Teori Fungsi dan Efisiensi. Tersedia[online]: dhttps://justkie.wordpress.com/2012/06/04/produksi-teori-fungsi-dan-efisiensi/

Munir (1984). Makalah Pengelolaan Tanah. Tersedia [online]:http:// adibfauzanh0712004.blogspot.com/2014/09/makalah-pengelolaan-tanah-pengelolaan_24.html

Dahuri, dkk ( 2001). Masyarakat Pesisir. Tersedia [online]:http://masyarakat-

pesisir.bhttp://masyarakat-pesisir.blogspot.com/2012/07/definisi-kawasan-pesisir.htmllogspot.com/2012/07/definisi-kawasan-pesisir.html

Umar (2008). Rumus Slovin. Tersedia [online] http://repository.upi.edu.html

Gambar

Tabel 1.1 Luas Penggunaan Lahan Pertanain  dan Non Prtanaian
Tabel 1.2 Produktivitas Tanaman Padi pada Tahun 2009 -2013
Tabel 3.1  Jumlah Sampel Perdesa
Tabel Indikator Variabel Indikator Manusia
+5

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan menarik

Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran yang sama dengan teori Nebular yang menyatakan bahwa system tata surya terbentuk dari kabut gas yang sangat besar,

Tipe lapisan beraspal yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi jalan yang akan ditingkatkan, yaitu sesuai dengan lalu lintas rencana serta kecepatan

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan oleh peneliti, maka perlu diadakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar, inovasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas hepatoprotektor ekstrak etanol rimpang temu giring (EERTG) dilihat dari aktivitas ALT, AST dan gambaran

Hasil dari penelitian tugas akhir yang dilakukan dalam mengklasifikasikan komentar positif dan negatif pada produk layanan transportasi online mendapatkan akurasi terbaik 94.4%,

Jumlah genotipe yang tahan pustul bakteri di Pacet dan Ciwidey relatif rendah daripada di Ciranjang karena tekanan penyakit ( disease pressure ) terhadap genotipe kedelai di

- Sistem informasi dan monitoring zakat - Sistem informasi dan monitoring wakaf - Penguatan sosialisasi - Kerjasama kelembagaan (Baznas, BWI, dll) - Kerangka aturan sektor