• Tidak ada hasil yang ditemukan

Achieving Emotional Balance Is A Chaotic World

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Achieving Emotional Balance Is A Chaotic World"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Achieving Emotional

Balance Is A Chaotic

World

(2)

Apa Itu Emosi??

2

(3)

Emosi

⦿

adalah pengalaman sementara dengan kualitas positif atau negatif.

⦿

Pengalaman emosional

cenderung mengubah proses berpikir dengan mengarahkan perhatian pada beberapa hal dan menjauh dari yang lain.

⦿

Emosi memberi energi pada

pikiran kita dan perilaku.

(4)

Emosi

⦿

Kemarahan, ketakutan, cinta, kegembiraan, kecemburuan, kesedihan, dan emosi lainnya dapat memengaruhi perilaku kita di tempat kerja dan di dunia pribadi kita.

4

⦿

Sejauh kita dapat menjadi lebih sadar akan emosi kita dan

menilai pengaruhnya terhadap kehidupan kita sehari-hari, kita memiliki kesempatan untuk mencapai tingkat pemahaman diri yang baru.

Poin penting untuk diingat adalah bahwa kita dapat memilih bagaimana kita berperilaku. Kita bisa mendapatkan kendali atas emosi kita.

(5)

Behavior Is Influenced by

Activating Events

(6)

Mencapai

Keseimbangan Emosi

Orang Membuat pilihan yang ditentukan terutama oleh kepala mereka (akal) atau hati mereka (perasaan).

⦿ Fungsi berpikir membantu kita melihat masalah secara logis;

⦿ Fungsi perasaan membantu kita menjadi peduli dan lebih

manusiawi

6

(7)

⦿ Digambarkan sebagai kemampuan untuk memantau dan

mengendalikan emosi dan perilaku seseorang di tempat kerja dan di lingkungan sosial.

⦿ EQ lebih luas berurusan dengan membangun hubungan sosial dan mengendalikan emosi seseorang.

⦿ Komponen penting dari kecerdasan emosional adalah kesadaran diri, kemampuan untuk membaca emosi sendiri dan karenanya lebih siap untuk menilai tingkat kematangan emosi seseorang.

Kecerdasan emosional

(8)

Faktor Emosional Di Tempat Kerja

*

(9)

Perencanaan untuk mendirikan, membangun, serta memelihara hubungan yang berkualitas

dengan pelanggan.

Strategi hubungan

Emosi yang terpendam hampir hadir disetiap area pada sebuah organisasi.

Sebagian besar bank, rumah

sakit, perusahaan ritel, hotel,

dan restoran menyadari bahwa

mereka memerlukan strategi

(10)

Emotional Labor, yang

membebani pikiran seringkali

lebih sulit ditngani dari pada kerja fisik yang membebani tubuh.

Untuk itu karyawan front line, membutuhkan dukungan pemimpin yang peduli dan kompeten.

10

Strategi hubungan

Front line employee, adalah

orang-orang yang bertanggung jawab untuk memberikan

layanan berkualitas dan

membangun hubungan, dan mereka yang sering

berhubungan dengan public

seringkali merasa pekerjaan

tersebut sangat menegangkan

(11)

Kemampuan pegawai untuk menekan perasaan pribadi

dan menunjukkan emosi yang diinginkan organisasi (Guy, Newman, & Mastracci, 2008).

Hochschild (2012) mengungkapkan Emotional Labor merupakan

kemampuan individu mengelola perasaan untuk menghasilkan tampilan wajah dan tubuh yang dapat diamati agar sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

Emotional Labor

(12)

Dengan adanya kondisi tersebut, individu untuk bermain peran sesuai dengan tuntutan dalam pekerjaan.

2 dimensi dari Emosional Labor:

a)

Surface Acting, yaitu individu menyembunyikan emosinya dan menampilkannya sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

b)

Deep Acting, Ketika individu memodifikasi perasaan yang dirasakan agar sesuai dengan harapan organisasi

Emotional labor dapat menghasilkan performa organisasi yang baik, tetapi dapat juga memiliki konsekuensi bagi kesehatan psikologis pegawai (Grandey, 2000).

12

(13)

⦿

Individu yang tidak mampu melakukan kontrol dalam mengelola emosi dan menampilkannya sesuai dengan tuntutan organisasi akan berdampak pada performa kerja seperti penurunan kualitas

pelayanan yang dihasilkan.

⦿

Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap munculnya stres yang dirasakan individu dalam bekerja.

⦿

Stres yang dialami individu dan tidak terselesaikan dalam jangka

panjang dapat memicu munculnya Burnout (Schultz & Schultz, 2010)

(14)

14

Bentuk dari stres yang dihasilkan oleh kerja yang berlebih

berdampak pada berkurangnya energi dan ketertarikan terhadap pekerjaan. SchultzdanSchultz (2010)

suatu kondisi yang terjadi dari waktu ke waktu ditunjukkan dengan adanya

kelelahan secara emosional dan kombinasi dari sikap yang negatif.

Kreitner dan Kinicki (2001)

Burnout

Proses psikologis yang dibawa oleh stres pekerjaan yang tidak terlepaskan, menghasilkan

kelelahan emosi dan perasaan tidak mampu untuk berprestasi.

Ivancevich, Konopaske, dan

Matteson (2008)

(15)

3 Komponen Burnout Maslach, Schaufeli, dan Leiter (dalam Schultz & Schultz, 2010)

1. Kelelahan Emosional, perasaan lelah dan tidak bersemangat yang dirasakan individu dalam bekerja

2. Depersonalisasi, pengembangan dari perasaan sinis, prasangka, dan berkurangnya rasa sensitivitas

pada rekan kerja

3. Berkurangnya pencapaian pribadi, Ketika pegawai merasa tidak dapat

mencapai prestasi tertentu

dalam pekerjaannya.

(16)

Dampak Burnout

Individu yang mengalami burnout berdampak pada efisiensi kerja dan relasi yang terjalin antar pegawai.

SchultzdanSchultz (2010)

16 Kelelahan yang juga merupakan salah satu

dampak dari burnout akibat adanya beban kerja yang berlebihan memicu munculnya pandangan negatif terhadap individu lain.

Pegawai menjadi kurang responsif dan memperlakukan responden dengan tidak menyenangkan . (Lee &Ok, 2012).

(17)

Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Emosi Kita

Titik awal dalam mencapai kontrol emosi yang lebih besar adalah dengan menentukan sumber kesulitan emosional.

Mengapa kita terkadang menunjukkan ketidakpedulian ketika ekspresi belas kasih lebih tepat? Mengapa begitu mudah untuk merendahkan teman atau rekan kerja dan begitu sulit untuk mengenali pencapaian orang itu? Mengapa kita terkadang khawatir tentang peristiwa yang tidak akan pernah terjadi?

Untuk menjawab pertanyaan ini dan pertanyaan lainnya, perlu mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi kita.

(18)

Want big impact? Use big image.

18

(19)

Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Emosi Kita

Reece, Brandt, Howie (2011:192-194)

1. Temperament

2. Unconscious Influences

3. Cultural Intelligence

(20)

Temperament

20 Temperamen mengacu pada gaya individu

seseorang dalam mengekspresikan

kebutuhan dan emosi, merupakan hal yang biologis dan berbasis genetis

Merupakan karakteristik individu yang menentukan afektif seseorang serta

memerankan peran dalam interaksi dan fungsi sosial (Calkins, 2012).

Tingginya interaksi dengan lingkungan dapat memengaruhi temperamen atau temperamen berkembang sebagai hasil elaborasi dengan pengalaman masa kanak-kanak hingga remaja dan menjadi suatu kepribadian (Caspi & Shiner, 2006 dalam Santrock, 2014).

Istilah lain yang mengacu kepada bagaimana perilaku (How of Behavior) yang berbeda dengan kemampuan (ability) dan mengacu pada sebaik apa berperilaku dan motivasi mengapa seseorang melakukan sesuatu (Thomas dan Chess, 1977)

Dengan kata lain tempramen dapat disamakan dengan istilah gaya perilaku (behavioral style)

(21)

Temperament

Aspek fungsional psikologis yang

menggambarkan kondisi adanya perbedaan- perbedaan individualitas yang menyangkut intensitas rekasi, suasana hati (general mood) yang tergolong mudah, sulit dan hangat, dan adaptabilitas terhadap situasi

baru (Hedwig, 2000) Ex. Jika kita mengamati sejumlah anak, maka akan tampak berbagai perilaku mereka, ada anak keliatan lebih tenang atau diam, sementara anak lainnya lebih mudah menangis atau bersedih, dan ada juga anak yang merespon dengan penuh kehangangatan orang lain dan lebih tentative

(22)

Temperament

22 Tempramen bukanlah sesuatu yang berdiri

sendiri, melainkan berhubungan atau

berinteraksi kemampuan indivudal, motivasi, dan pengaruh lingkungan eksternal

Dimensi-dimensi tempramen menunjukkan kessinambungan dalam perkembangan dan berubah sesuai dengan kematangan dan pengalaman.

Tempramen berfungsi sebagai suatu

mekanisme untuk menjelaskan bagaimana kontribusi individu terhadap

perkembangannya dalam konteks

lingkungan. Keserasian antara pribadi dan lingkungan sekitar dihasilkan lewat interaksi atau saling hubungan antara pembawaan sejak lahir, kebutuhan eksternal dan kondisi lingkungan sekitar

(23)

Temperament

Capaldi dan Rothbart (1992) menggolongkan dimensi tempramen menjadi:

1. Reaktivitas, mengacu pada rekasi motoric dan sensoris terhadap stimuli atau

rangsangan , termasuk termasuk sensitivitas internal dan eksternal terhadap stimuli dengan stimuli dengan intensitas rendah.

Reaktivitas mencakup kemampuan mengontrol aktivitas (activation control),

kemampuan menekan respon yang tidak sesuai (inhibitory control) dan sensitivitas terhadap sesuatu yang menyenangkan atau sesuatu yang baru yang memerlukan intensitas tinggi atau intensitas rendah.

(24)

Temperament

24 Capaldi dan Rothbart (1992) menggolongkan dimensi tempramen menjadi:

2. Emosionalitas, mengacu pada aspek-aspek perasaan negative termasuk sifat lekas marah (irritability), perasaan takut, malu, sedih, dan frustasi

3. Regulasi Diri, mengacu pada fungsi proses perilaku yang menjadi basis aspek

reaktivitas termasuk aspek afiliasi, perhatian, sifat-sifat menahan diri, dan ketenangan diri.

(25)

Pengaruh Bawah sadar

Adalah Gudang besar dari kenangan, keinginan, ide dan frustasi yang terlupakan.

Menurut Menninger, seorang pendiri Yayasan Menninger. Beliau mencatat bahwa pikiran bawah sadar dapat memiliki pengaruh besar pada perilaku. Hal ini berisi kenangan

pengalaman masa lalu serta kenangan perasaan yang terkait masala lalu.

Ketidak sadaran aktif yang terjadi terus-menerus akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan secara sadar.

(26)

Pengaruh Bawah sadar

26 Meskipun orang tidak dapat mengingat banyak peristiwa penting ditahun-tahun awal

kehidupan mereka, insiden ini dapat memengaruhi perilaku mereka sebagai orang dewasa.

Seperti contoh yang dikemukakan Joan Borysenko:

Di dalam diriku ada seorang anak berusia tujuh tahun yang masih terluka karena

penghinaannya di perkemahan musim panas. Kesedihannya dibangkitkan kembali setiap kali saya menemukan diri saya di hadapan figur otoritas yang bertindak dengan cara yang mengendalikan. Pada saat-saat itu, kecerdasankucenderung meninggalkan saya, dan saya cenderung menangis dan menangis dengan kesedihan dan ketidakberdayaan yang sama seperti yang saya rasakan ketika saya berusia tujuh tahun.

(27)

Pengaruh Bawah sadar

Contoh ini mengingatkan kita bahwa luka masa kanak-kanak dapat menyebabkan kita mengalami emosi yang tidak proporsional dengan situasi saat ini. Juga, kita sering menghidupkan kembali pengalaman dalam konteks yang sangat berbeda dari yang kita alami sebagai seorang anak.

Analisis Transaksional. Terobosan yang menjanjikan dalam memahami pengaruh ketidaksadaran datang bertahun-tahun yang lalu dengan pengembangan teori Analisis Transaksional (TA) oleh Eric Berne. Setelah bertahun-tahun belajar, Berne menyimpulkan bahwa, sejak lahir, otak bertindak seperti taperecorder stereo dua jalur. Satu trek

merekam peristiwa, dan yang lainnya merekam perasaan yang terkaitdengan peristiwa- peristiwa itu.

(28)

Pengaruh Bawah sadar

28 Untuk mengilustrasikan bagaimana perasaan yang terkait dengan pengalaman masa

kanak-kanak dapat muncul di kemudian hari, bayangkan dalam benak Anda seorang anak berusia tiga tahun berjalan di sekitar ruang menjahit ibunya.

Dia mengambil gunting tajam dan mulai berjalan menuju tangga. Sang ibu melihat anak itu dan menangis, “Tommy, jatuhkan gunting itu! Apakah kamu ingin bunuh diri?" Tape recorder Tommy merekam kejadian (berjalan dengan gunting) dan emosi (takut dan bersalah). Sepuluh tahun kemudian, Tommy mengambil kelas seni dan gurunya berkata,

"Tommy, bawakan saya gunting." Saat dia mulai berjalan melintasi ruangan, pikirannya dibanjiri oleh perasaan takut dan bersalah yang melekat pada peristiwa masa kanak- kanak sebelumnya

(29)

Cultural Intelligence

Budaya dapat didefinisikan sebagai akumulasi nilai, aturan perilaku, bentuk ekspresi, keyakinan agama, dan sejenisnya, untuk sekelompok orang yang berbagi bahasa dan lingkungan yang sama.

Budaya membantu membentuk hampir setiap aspek perilaku dan proses mental kita.

Budaya sering dikaitkan dengan negara tertentu.

Perusahaan juga memiliki budaya. Orang yang bergabung dengan perusahaan baru akan sering menghabiskan beberapa minggu untuk menguraikan kode budayanya.

(30)

Cultural Intelligence

30 Kemampuan untuk menafsirkan tindakan, gerak tubuh, dan pola bicara manusia dalam

budaya asing disebut kecerdasan budaya atau (CQ)

Seseorang dengan CQ tinggi dengan cepat menganalisis situasi budaya yang tidak dikenal dan kemudian merespons dengan tepat.

(31)

Setiap tindakan terhadap karyawan yang menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat dan berdampak negatif

terhadap karyawan, baik secara fisik maupun psikologis. Tindakan ini

mencakup semua jenis serangan fisik atau verbal, ancaman, pemaksaan,

intimidasi, dan segala bentuk pelecehan.

Kekerasan di tempat kerja sering dipicu oleh kehilangan pekerjaan, konflik antara karyawan dan manajemen, atau tragedi pribadi, seperti perceraian atau

Kekerasan di

Tempat Kerja

(32)

Sabotase Karyawan

32 Sabotase karyawan adalah masalah yang menyebabkan mimpi buruk di seluruh perusahaan

Amerika. Hal ini sering digambarkan sebagai perilaku buruk karyawan yang diwarnai dengan balas dendam.

Sabotase karyawan mungkin melibatkan ketidakberhasilan yang disengaja, penipuan keuangan, fitnah, perusakan peralatan, pembakaran, atau tindakan lain yang merusak

organisasi atau karir orang-orang dalam organisasi. Kejahatan komputer telah menjadi bentuk sabotase yang umum. Sabotase komputer oleh mantan pekerja meningkat.

Sabotase paling sering dilakukan oleh karyawan yang memiliki keluhan yang belum

terselesaikan, ingin maju dengan membuat orang lain terlihat kurang berkualitas, atau ingin membalas perlakuan buruk yang nyata atau yang dibayangkan. Saat ini, banyak karyawan yang melampiaskan kemarahan mereka, daripada mendiskusikannya.

(33)

Mencegah Kekerasan di Tempat Kerja

Di Amerika Insiden kekerasan di tempat kerja merugikan pemilik perusahaan dan orang lain beberapa miliar dolar setiap tahun. Angka ini tentu saja tidak mencerminkan penderitaan manusia yang diakibatkan oleh tindakan kekerasan. Meskipun kekerasan tidak dapat dihilangkan, beberapa langkah dapat membantu mengekang perilaku kekerasan di tempat kerja.

1. Gunakan prosedur perekrutan yang menyaring orang-orang yang tidak stabil. Wawancara mendalam, pengujian narkoba, dan pemeriksaan latar belakang dapat membantu

mengidentifikasi tanda-tanda masa lalu yang bermasalah.

2. Kembangkan strategi untuk menanggapi insiden sebelum benar-benar terjadi. Tetapkan kebijakan yang memperjelas bahwa insiden kekerasan di tempat kerja tidak akan ditoleransi.

(34)

Mencegah Kekerasan di Tempat Kerja

34 3. Ketika karyawan diturunkan pangkat, dipecat, atau diberhentikan, lakukan dengan cara yang

tidak menurunkan moral karyawan. "Kunci untuk membuatnya bekerja adalah komunikasi yang sangat jelas, apa yang akan terjadi dan kapan.“

4. Menyediakan layanan penempatan untuk karyawan yang diberhentikan sementara atau diberhentikan secara permanen. Layanan ini mungkin termasuk pengembanganketerampilan mencari pekerjaan, pelatihan ulang, atau, dalam kasus di manakaryawan menunjukkan tanda- tanda agresi,penyuluhan.

5. Tetapkan cara sistematis untuk menangani karyawan yang tidak puas. Ini mungkin melibatkan penyediaan forum bagi karyawan yang merasa diperlakukan tidak adil.

(35)

Mencegah Kekerasan di Tempat Kerja

5. Berikan supervisor dan manajer pelatihan yang akan membantu mereka mencegah

kekerasan di tempat kerja dan menangani kekerasan secara efektif jika itu terjadi. Kekerasan di tempat kerja adalah masalah yang berkembang di Amerika, tetapi ini bukan masalah tanpa solusi. Saat tempat kerja menjadi lebih ramping, itu tidak perlu menjadi lebih kejam.

(36)

Titik awal yang baik untuk mencapai pengendalian emosi adalah dengan

memeriksa gaya emosional Anda saat ini.

Bagaimana Anda menghadapi emosi?

Gaya Anda mulai terbentuk sebelum lahir dan berkembang selama bertahun-tahun.

Sebagai orang dewasa, Anda cenderung menyukai salah satu dari empat gaya emosional yang berbeda ketika

dihadapkan dengan peristiwa yang memicu emosi Anda.

36

Emotional

Style

(37)

Menekan Emosi Anda

Beberapa orang telah belajar untuk menekan perasaan mereka sebanyak mungkin.

Mereka telah mengembangkan strategi intelektual yang memungkinkan mereka untuk menghindari berurusan langsung dengan reaksi emosional terhadap suatu situasi.

Ex: Sebagai tanggapan atas kehilangan orang yang dicintai, seseorang dapat

menghindari pengalaman duka dan duka dengan mengambil tanggung jawab baru di tempat kerja. Tentu saja ini bukan cara yang sehat untuk mengatasi kesedihan.

(38)

Menekan Emosi Anda

38 Hale Dwoskin, penulis The Sedona Method, mengatakan Menekan Emosi adalah

“menjaga emosi kita, mendorongnya kembali, menyangkalnya, menekannya, dan

berpura-pura tidak ada.” Dia mengatakan Menekan emosi merupakan sebuah kebiasaan yang tidak sehat dan tidak produktif. Dwoskin mengatakan alternatif untuk penekanan dan ekspresi yang tidak pantas adalah melepaskan emosi, sebuah pendekatan yang dia sebut Metode Sedona.

Apabila terus menekan perasaan, menyembunyikan ketakutan, menelan gangguan, dan menghindari menunjukkan kemarahan tidak sehat. Jika menekan perasaan Anda

menjadi kebiasaan, Anda menciptakan peluang untuk berkembangnya masalah kesehatan mental dan fisik.

(39)

SEDONA METHODH

(40)

Menyerah pada Emosi

40 Orang-orang yang menampilkan gaya emosional ini melihat diri mereka sebagai korban

tak berdaya dari perasaan yang tidak dapat mereka kendalikan.

Dengan menanggapi emosi dengan cara ini, seseorang menetapkan tanggung jawab untuk "masalah“ diakibatkan oleh hal eksternal, seperti orang lain atau peristiwa yang tidak dapat dihindari.

Orang-orang yang menyerah pada emosi mereka sering kali terlalu mengkhawatirkan sikap dan pendapat orang lain.

(41)

Mengekspresikan Emosi Secara Berlebihan

Dalam lingkungan kerja, kita perlu dilihat sebagai orang yang bertanggung jawab dan dapat diprediksi.

Salah satu cara tercepat untuk menghilangkan rasa hormat dan kepercayaan dari orang- orang yang bekerja dengan Anda adalah dengan sering menunjukkan kurangnya kontrol emosi.

Sering menggunakan kata-kata kotor dan Bahasa vulgar, amarah yang membara, suara yang meninggi, dan mata berkaca-kaca masih dianggap sebagai perilaku yang tidak dapat diterima oleh sebagian besar rekan kerja dan supervisor.

(42)

Mengekspresikan Emosi Secara Berlebihan

42 Salah satu cara yang dapat diterima untuk mengatasi ketakutan, kemarahan, kesedihan,

atau kecemburuan adalah dengan duduk dengan pena dan kertas dan menulis surat kepada orang yang memicu emosi ini. Jangan khawatir tentang tata bahasa, ejaan, atau tanda baca cukup tuliskan semua pemikiran Anda di atas kertas. Tulis sampai Anda tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan. Kemudian hancurkan surat itu. Begitu Anda

melepaskan perasaan beracun Anda, Anda akan siap menghadapi secara konstruktif apa pun yang menyebabkan Anda marah.

Pendekatan lain adalah mengungkapkan perasaan Anda melalui catatan harian. Studi menunjukkan bahwa peningkatan emosional yang signifikan dan efek penyembuhan dapat dihasilkan dari menghabiskan sedikitnya lima hingga sepuluh menit sehari untuk menulis tentang masalah atau masalah apa pun yang membuat Anda sedih.

(43)

Mengakomodasi Emosi

Akomodasi berarti Anda bersedia untuk mengenali, menerima, dan mengalami emosi dan mencoba untuk bereaksi dengan cara yang sesuai dengan situasi.

Gaya ini mencapai integrasi perasaan seseorang dan proses berpikir. Orang-orang yang menampilkan gaya akomodasi telah mengadopsi sudut pandang“berpikir sebelum

bertindak”.

Adalah normal untuk merasa defensif atau marah selama penilaian kinerja negatif oleh atasan Anda. Namun, pelatih karir menyarankan agar tidak bertindak berdasarkan emosi ini. Mereka menyarankan untuk mengambil satu atau dua hari untuk mencerna umpan balik dan menciptakan respons yang tepat.

(44)

Perbedaan Gender dalam Gaya Emosional

44 Sikap pria terhadap ambisi wanita di tempat kerja telah berubah selama bertahun-tahun.

Kebanyakan pria menganggap mereka akan bersaing dengan wanita yang cerdas dan ambisius.

Namun, di bidang pengendalian emosi, wanita sering dinilai dengan standar yang

berbeda dari pria. Penelitian yang dilaporkan dalam Psychological Science menunjukkan bahwa ketika wanita menunjukkan kemarahan di lingkungan kerja, mereka lebih

cenderung dipandang tidak terkendali dan tidak kompeten. Pria yang menunjukkan kemarahan di tempat kerja lebih cenderung dipandang berwibawa dan terkendali.

(45)

Perbedaan Gender dalam Gaya Emosional

Debra Condren, penulis Ambition Is Not a Dirty Word, mengatakan wanita dapat menghindari hukuman kemarahan dengan tetap tenang di tempat kerja dan

menggunakan humor untuk melucuti musuh. Hubungan yang baik tidak mengharuskan kedua orang memiliki gaya emosional yang sama, tetapi setiap orang harus menghormati gaya orang lain.

(46)

BREAKING……..

46

(47)

Setiap hari, kita bangun dengan sejumlah

energi mental, emosional, dan fisik yang dapat kita habiskan sepanjang hari.

Jika kita membiarkan pikiran beracun dan perasaan tidak menyenangkan menghabiskan energi kita, kita tidak memiliki energi untuk mengubah hidup kita atau untuk diberikan kepada orang lain.

Emosi memang berdampak pada kesehatan kita. Hubungan antara emosi dan kesehatan cukup kuat untuk perasaan negatif yang terkait

Strategi untuk

Mencapai

Pengendalian

Emosi

(48)

48 Kita dapat belajar mendisiplinkan pikiran dan membuang pikiran-pikiran yang

mengganggu yang menciptakan frustrasi yang tidak perlu, membuang energi, dan menguras sistem kekebalan kita.

beberapa saran praktis untuk mencapai kendali yang lebih besar atas emosi yang memengaruhi hidup:

(49)

Kita sering dapat memprediksi atau mengantisipasi respons kita terhadap berbagai emosi jika kita mau meluangkan waktu untuk mempelajari pola emosi kita.

untuk mencatat keadaan yang memicu kecemburuan, ketakutan, kemarahan, atau emosi lainnya. Entri jurnal dapat membantu Anda menemukan pola emosional. Catat tidak hanya perasaan sadar Anda, seperti kecemasan atau rasa bersalah, tetapi juga perasaan dalam tubuh Anda, seperti simpul di perut atau ketegangan otot.

Jika Anda merasa tidak nyaman dengan penulisan jurnal, pertimbangkan menyisihkan waktu tenang untuk merenungkan pola emosional Anda. Periode refleksi yang tenang akan membantu Anda memfokuskan pikiran dan kesan Anda. Menjadi pengamat yang terampil dari emosi Anda sendiri adalah salah satu cara terbaik untuk mencapai kontrol

Mengidentifikasi Pola Emosional Anda

(50)

50 Setelah Anda menyelesaikan proses pemeriksaan diri dan telah mengidentifikasi beberapa

pola emosional yang ingin Anda ubah, inilah saatnya untuk mempertimbangkan cara untuk menyempurnakan gaya emosional Anda.

Membawa disiplin dalam pikiran Anda dapat membantu Anda menjalani kehidupan yang lebih penuh dan lebih memuaskan. Berikut adalah empat hal yang dapat Anda mulai lakukan hari ini:

Menyesuaikan Gaya Emosional Anda

(51)

1. Bertanggung jawab atas emosi Anda.

Bagaimana Anda memandang kesulitan emosional Anda akan memiliki pengaruh besar pada bagaimana Anda menghadapinya.

Jika frustrasi Anda dipicu oleh pikiran seperti "Saya tidak akan pernah bisa membuat bos saya bahagia" atau "Selalu ada yang salah dalam hidup saya", Anda mungkin tidak akan pernah mencapai keadaan emosional yang nyaman. Dengan mengalihkan kesalahan kepada orang dan peristiwa lain, Anda tidak dapat mencapai kontrol emosi.

Menyesuaikan Gaya Emosional Anda

(52)

52 2. Tempatkan masalah Anda ke dalam perspektif yang tepat.

Mengapa sebagian orang tampak damai hampir sepanjang waktu, sementara yang lain tampaknya selalu dalam keadaan cemas?

Orang-orang yang terlibat dalam obsesi yang tidak produktif (pemikiran irasional) tidak mampu atau tidak mau melihat masalah secara realistis dan praktis, dan mereka

memandang setiap kekecewaan sebagai bencana besar.

Untuk menghindari yang tidak perlukesengsaraan, kecemasan, dan gangguan emosional, gunakan "termometer emosi" dengan skala 0 hingga 100.

Menyesuaikan Gaya Emosional Anda

(53)

3. Ambil langkah-langkah untuk melampaui emosi beracun seperti iri hati, marah, cemburu, atau benci.

Beberapa orang kesal tentang hal-hal yang terjadi bertahun-tahun yang lalu. Beberapa bahkan menyimpan dendam terhadap orang yang telah meninggal selama bertahun-tahun.

Yang menyedihkan adalah perasaan negatif itu tetap ada lama setelah kita dapat memperoleh pembelajaran positif darinya.

Menyesuaikan Gaya Emosional Anda

(54)

54 Studi tentang perceraian, misalnya, menunjukkan bahwa kemarahan dan kepahitan bisa

bertahan lama.

Penderitaan tampaknya memuncak satu tahun setelah perceraian, dan banyak orang melaporkan bahwa dibutuhkan setidaknya dua tahun untuk mengatasi kemarahan.

Ketika emosi negatif mendominasi kehidupan seseorang, apa pun alasannya, terapi atau konseling dapat memberikan kelegaan. Belajar untuk melepaskan pola perilaku yang tidak diinginkan merupakan hal sangat penting.

Menyesuaikan Gaya Emosional Anda

(55)

Beberapa penulis terkemuka di bidang hubungan manusia telah menekankan pentingnya melatih perasaan kita.

Leo Buscaglia, penulis Loving Each Other, mengatakan, “Latih perasaan.Perasaan hanya memiliki arti jika diekspresikan dalam tindakan.”

Sam Keen, penulis Fire in the Belly, berkata, “Buatlah kebiasaan untuk mengidentifikasi perasaan Anda dan mengungkapkannya dengan cara yang tepat.”

Berikan Beberapa Latihan Bagi Perasaan

(56)

56 Jika Anda telah menyinggung seseorang, Bagaimana jika mengirimi orang tersebut catatan

yang mengungkapkan penyesalan?

Jika seseorang yang bekerja dengan Anda telah memberikan upaya ekstra, mengapa tidak memuji pekerjaan orang itu?

Buat keputusan untuk mengembangkan kondisi mental positif, seperti kebaikan dan kasih sayang. Perasaan empati yang tulus, misalnya, akan semakin erat hubungan Anda dengan orang lain.

Berikan Beberapa Latihan Bagi Perasaan

(57)

Setiap hari dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan kita, kita menghadapi beberapa

keputusan sulit. Salah satu pilihan adalah hanya mengambil tindakan yang terasa baik saat ini.

Dalam beberapa kasus, ini berarti mengabaikan perasaan pelanggan, pasien, rekan kerja, dan penyelia. Pilihan lain adalah berperilaku dengan cara yang dapat diterima oleh orang- orang di sekitarkamu. Jika Anda memilih opsi ini, Anda harus membuat beberapa

pengorbanan.

Anda mungkin harus bersikap hangat dan murah hati ketika perasaan di dalam diri Anda berkata, “Bersikaplah dingin dan egois.” Anda mungkin harus menghindari pertengkaran ketika perasaan Anda bersikeras, "Saya benar dan orang lain salah!" Untuk mencapai keadaan emosional yang positif seringkali membutuhkan restrukturisasi cara kita merasa, berpikir, dan berperilaku.

(58)

Thanks!

58

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang hubungan perilaku higiene dan status gizi dengan infestasi STH pada murid SDN 008 Sukaping dapat diambil simpulan bahwa anak laki-laki, usia 6-9

Sebelum melakukan penelitian, peneliti merancang sebuah kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode kata untuk meningkatkan ketrampilan membaca siswa kelas 1

Soliton kedua tidak selalu mengalami pergeseran fase karena selisih antara pergeseran fase sebelum dan setelah tumbukan dapat bernilai nol, tergantung pada bilangan

Berdasarkan kriteria derajat pencapaian tersebut, maka pengelompokan pencapaian responden terhadap pengetahuan pengendara sepeda motor tentang peraturan berlalulintas di jalan Gajah

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Dalam setiap kemasan produk hasil produksi Auditee yang akan dipasarkan untuk ekspor telah dibubuhi Tand V Legal dengan

Penerapan model dengan menggunakan algoritma Naïve Bayes Classifier menghasilkan prediksi mahasiswa yang lulus tepat waktu sebanyak 46 orang dan lulus tidak tepat

Penggunaan metoda demontrasi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang perubahan benda yang telah dilaksanakan selama kegiatan Penelitian sangat baik, hal ini

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan analisis regresi berganda terhadap ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik, profitabilitas, likuiditas dan