• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kurniawan & Puniawan (2020), menganalisis Pengaruh Digital Marketing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kurniawan & Puniawan (2020), menganalisis Pengaruh Digital Marketing"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Kurniawan & Puniawan (2020), menganalisis Pengaruh Digital Marketing terhadap Pemasaran Budidaya Ikan Gurami Mina Sejahtera di desa Pengeragoan, Kabupaten Jembrana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh digital marketing terhadap pemasaran budidaya ikan gurami Mina Sejahtera di desa Pengeragoan, Kabupaten Jembrana. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier sederhana. Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel terikat (Y) yaitu pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digital marketing berpengaruh positif signifikan terhadap pemasaran budidaya ikan gurami.

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa semakin sering digital marketing yang dilakukan maka semakin baik pemasaran Ikan Gurami Mina Sejahtera Di Desa Pengeragoan, Kabupaten Jembrana. Penelitian ini memiliki kesamaan pada variabel terikat (Y) yaitu pemasaran. Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada variabel social media dan marketplace serta metode analisis yang digunakan, dalam penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square (SEM-PLS).

Puspitasari et al (2019), menganalisis Penerapan Teknologi Digital Marketing untuk Meningkatkan Strategi Pemasaran Snack Tiwul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh digital marketing dalam meningkatkan jangkauan pemasaran snack tiwul. Metode penelitian yang digunakan dalam

(2)

penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu analisis, perancangan, implementasi, dan pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digital marketing dapat membantu lebih memperluas jangkauan produk mitra pemasaran. Penelitian ini menjelaskan bahwa dengan menggunakan produk digital marketing yang dibangun secara berkelanjutan akan meningkatkan pengetahuan mitra tentang teknologi digital marketing yang berdampak pada penjualan dan meningkatkan keuntungan.

Penelitian ini memiliki kesamaan pada variabel pemasaran (Y). Perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada variabel social media dan marketplace serta metode analisis yang digunakan karena penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square (SEM-PLS).

Hariyanti & Wirapraja (2018), menganalisis Pengaruh Influencer Marketing sebagai Strategi Pemasaran Digital Era Moderen. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Influencer Marketing terhadap pemasaran produk. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan literature review dari informasi terkait sistem pemasaran digital dan sumber data lain dari jurnal nasional atau internasional. Hasil menunjukan Menggunakan Influencer Marketing secara signifikan berpengaruh terhadap pemasaran produk. Penelitian ini menjelaskan bahwa pemasaran influencer dapat mengurangi biaya iklan sehingga sangat cocok diterapkan dan efisien untuk meningkatkan pemasaran produk.

Penelitian ini memiliki kesamaan pada variabel pemasaran (Y). Perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada variabel social media dan marketplace serta metode analisis yang digunakan karena pada penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square (SEM-PLS).

(3)

Green et al (2018), menganalisis Studi Kasus Instagram. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh instagram terhadap pemasaran dan branding.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten kualitatif. Hasil menunjukan instagram berpengaruh terhadap pemasaran dan branding. Penelitian ini memberikan wawasan tentang berbagai taktik yang Instagram dapat memanfaatkan untuk meningkatkan sebagai platform pemasaran untuk bisnis.

Instagram berkembang pesat menjadi menjadi salah satu platform media sosial paling favorit bagi individu dan bisnis. Penelitian ini memiliki kesamaan pada variabel pemasaran (Y). Perbedaan pada penelitian ini pada variabel social media dan marketplace serta metode analisis yang digunakan karena penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square (SEM-PLS).

Yadnya et al (2017), menganalisis Pengaruh Inovasi, E-Commerce Adoption, dan Competitive Advantage Terhadap Kinerja Pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara inovasi, adopsi e commerce, dan keunggulan kompetitif terhadap kinerja pemasaran pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di Denpasar. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil menunjukan Inovasi berpengaruh langsung terhadap kinerja pemasaran sehingga semakin meningkat inovasi maka semakin meningkat kinerja pemasaran. Penelitian ini menjelaskan bahwa adopsi e- commerce berdampak langsung pada kinerja pemasaran sehingga peningkatan adopsi e-commerce akan meningkatkan kinerja pemasaran juga. Keunggulan kompetitif berdampak langsung pada kinerja pemasaran, sehingga semakin kompetitif semakin baik kinerja pemasaran. Penelitian ini memiliki kesamaan pada

(4)

variabel pemasaran (Y). Perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada variabel social media dan marketplace serta pada metode analisis yang digunakan karena pada penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square (SEM-PLS)..

Kristinae & Sahay (2019), menganalisis Pengaruh Social Media, Learning Orientation dan Market Orientation terhadap Marketing Capabilities UKM Kerupuk Ikan Saluang di Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kemampuan media sosial sebagai strategi pemasaran untuk memberikan informasi dan pemasaran tentang kerupuk saluang sebagai kemampuan pemasaran, pembelajaran sebagai orientasi bagi pelaku usaha untuk meningkatkan keterampilan pemasaran, dan menganalisis orientasi pasar sebagai basis pemasaran dengan orientasi konsumen, koordinasi internal, pesaing dalam meningkatkan keterampilan pemasaran. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemasaran sebagai media pemasaran dan orientasi pasar memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemasaran UKM Kerupuk Saluang. Penelitian ini menjelaskan bahwa sebagai strategi bisnis UKM untuk penjualan yang membutuhkan kreativitas yang lebih luas dengan memanfaatkan media sosial audiovisual untuk menjalin komunikasi yang lebih efektif dan efisien. Penelitian ini memiliki kesamaan pada variabel social media dan pemasaran (Y). Perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada variabel marketplace dan pada metode analisis yang digunakan yaitu Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square (SEM-PLS).

(5)

Anggraeni (2021), menganalisis Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Kinerja Pemasaran selama Pandemi Covid-19 dengan Mediasi Kemampuan Inovasi dan Kemampuan Branding. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap kinerja pemasaran melalui mediasi variabel branding dan inovasi. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). Hasil menunjukan penggunaan media sosial berpengaruh terhadap kinerja pemasaran UMKM dan kemampuan inovasi dan kemampuan branding berpengaruh terhadap kinerja pemasaran..

Penelitian ini menjelaskan media sosial dapat memerluas jaringan promosi dan jangkauan wilayah pemasaran, menggunakan media sosial juga dapat memertahankan hubungan yang baik dengan konsumen, meskipun dalam kondisi pandemi UMKM tetap bisa menghasilkan kinerja yang optimal dan kemampuan inovasi yang baik akan mendorong kesuksesan UMKM dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing, sehingga memunculkan ketertarikan konsumen pada produk dan layanan yang ditawarkan. Kemampuan branding yang dilakukan melalui media sosial berfungsi untuk memperkuat merek di pasar. Penelitian ini memiliki kesamaan variabel social media dan pemasaran (Y) serta pada metode analisis data yaitu menggunakan Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square (SEM-PLS). Perbedaan dalam penelitian ini pada variabel marketplace.

(6)

2.2 Social Media

Media sosial adalah media online yang memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk berbagi, dan membuat konten seperti blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia maya. Blog, jejaring sosial, dan wiki adalah bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia. Media sosial, juga dikenal sebagai media online yang mendukung interaksi sosial dengan menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif (Handaruwati, 2017).

Media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Dua situs jejaring sosial yang paling banyak digunakan dan terkenal adalah Facebook dan Twitter (Kaplan dan Haenlein dalam Handaruwati, 2017). Media sosial berperan sebagai media komunitas virtual sebagai wadah untuk bertukar dan berbagi informasi tentang nilai suatu produk dengan banyak komunitas lain untuk saling berbagi informasi (Ozturk & Batum dalam Ong, 2020).

2.2.1 Instagram

Instagram adalah aplikasi berbagi foto dan layanan jejaring sosial online yang memungkinkan pengguna untuk mengambil gambar, menerapkan filter digital, dan membagikan hasilnya melalui berbagai layanan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan situs media lainnya (Amalia, 2020). Instagram juga didefinisikan sebagai aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna untuk mengambil gambar, menerapkan filter digital, dan membagikannya di berbagai layanan jejaring sosial, termasuk Instagram milik sendiri. Keunggulan Instagram

(7)

sebagai media pemasaran adalah dapat menyampaikan pesan suatu brand melalui foto atau video yang diberi durasi waktu satu menit (Aprilia dalam Amalia, 2020).

Instagram memiliki fitur yang membantu mempromosikan produk yang dijual pengguna untuk mendapatkan banyak pengikut dan suka. Pengusaha muda menggunakan fitur yang ada untuk berkomunikasi dengan pengikut akunnya.

Komunikasi dapat dilakukan dengan mengomentari foto yang diunggah (Dewi, 2018).

Instagram dapat didefinisikan sebagai media fotografi yang dapat mengirim dalam waktu singkat (Sari dalam Puspitarini & Nuraeni, 2019). Menurut Atmoko dalam Puspitarini & Nuraeni (2019), instagram mempunyai 5 menu utama yaitu home page, comments, explore, profil dan news feed. Home Page adalah halaman utama yang berisi foto dan video orang lain yang diikuti. Cara melihatnya dengan menggeser layar ke atas dan ke bawah untuk menampilkannya. Foto dan video yang diunggah ke Instagram dapat dikomentari oleh pengguna lain di bagian komentar khusus dengan memanfaatkan menu comment. Explore merupakan kumpulan foto atau video populer yang banyak disukai pengguna instagram. Profil biasanya berisi informasi pengguna dan news feed yaitu fitur yang berisi notifikasi berbagai aktivitas.

Menurut Puspitarini & Nuraeni (2019), kegiatan yang dilakukan di Instagram, yaitu follow, like, komentar, dan mention. Follow atau join merupakan fitur Instagram dimana pengguna dapat mengikuti atau berteman dengan pengguna lain. Like adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk menyukai video dan foto yang diunggah dengan memencet tombol suka atau mengetuk dua kali foto.

Berkomentar bisa disebut sebagai kegiatan mengungkapkan pikiran dan pendapat

(8)

pada unggahan pengguna lain. Mention merupakan kegiatan menandai pengguna lain dengan menambahkan tanda (@) di depan nama akun Instagram pengguna.

Fitur ini dikembangkan Instagram karena terinspirasi dari Snapchat Stories yang disebut Instagram Stories. Foto atau video yang diunggah pengguna akan hilang setelah 24 jam.

2.2.2 Facebook

Facebook adalah jejaring sosial yang saat ini memiliki banyak pengguna di seluruh dunia. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg pada 4 Februari 2004.

Awalnya pengguna Facebook masih dibatasi, namun seiring berjalannya waktu Facebook berkembang dan pengguna Facebook tidak dibatasi. Artinya, siapa pun dapat memiliki akun Facebook dengan alamat email.

Facebook memiliki sejumlah besar pengguna, dan lahirlah ide untuk menggunakan Facebook tidak hanya untuk mencari teman, tetapi juga untuk menjadi jejaring sosial yang digunakan sebagai media untuk iklan dan promosi. Hal ini dikarenakan belum ada jejaring sosial yang menandingi daya tarik Facebook bagi pengunjung (Kindarto dalam Firona & Iskandar, 2018). Facebook sebagai media yang dapat dimanfaatkan pada aktivitas pemasaran, yang memiliki jumlah pengguna aktif mencapai 2,17 miliar di dunia 82 juta orang di Indonesia dengan pengguna aktif didominasi oleh rentang umur 18-24 tahun. Pengguna Facebook yang sangat banyak dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan pemasaran online (Helianthusonfri dalam Riki Efendi et al., 2018).

(9)

2.2.3 Indikator Social Media

Menurut Gunelius (2011) terdapat empat elemen yang dijadikan sebagai variabel kesuksesan social media marketing, yaitu:

A. Content Creation

Konten yang menarik adalah landasan dari strategi pemasaran media sosial.

Konten yang dibuat harus menarik dan mencerminkan kepribadian perusahaan sehingga dipercaya oleh target pelanggan. Pembuatan konten membantu konsumen membangun kredibilitas, hubungan, dan loyalitas. Content Creation dalam penelitian ini dispesifikan pada tampilan kontennya.

B. Content Sharing

Membagikan konten dengan komunitas sosial dapat memperluas jaringan perusahaan dan memperluas audiens online. Berbagi konten dapat menghasilkan penjualan tidak langsung dan langsung tergantung pada jenis konten yang dibagikan.

C. Connecting

Jejaring sosial memungkinkan untuk mengenal lebih banyak orang dengan minat yang sama. Jaringan yang luas dapat membangun hubungan yang dapat menghasilkan lebih banyak transaksi dalam bisnis. Hal yang harus diperhatikan dalam social networking adalah menjalin komunikasi dengan jujur dan hati-hati.

D. Community Building

Web sosial adalah komunitas online besar individu tempat seluruh dunia berinteraksi menggunakan teknologi. Membangun komunitas di Internet yang memiliki minat yang sama dapat dilakukan dengan adanya jejaring sosial.

Community building bertujuan untuk menemukan target konsumen yang tertarik

(10)

dengan produk dan jasa yang ditawarkan dengan cara berinteraksi dan membangun hubungan satu sama lain.

2.3 Marketplace

Marketplace adalah pasar elektronik untuk jual beli barang dan jasa, terdiri dari tiga aspek (b2b, b2c, c2c), dengan B2B (business-to-business) menempati hingga 75% dari pasar. Marketplace biasanya memiliki sistem sendiri yang dapat mengelola ratusan atau jutaan produk seperti eBay.com, Bukalapak.com, dan Xohop.com. Marketplace merupakan toko online berupa website yang didalamnya terdapat program e-commerce yaitu cart dimana pembeli tidak harus menghubungi pemilik toko terlebih dahulu seperti : Lazada, Berniaga.com, Xohop.com Merchant (Xohop dalam Artaya & Purworusmiardi, 2019).

Marketplace merupakan situs web atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli di berbagai toko. Konsep pasarnya hampir sama dengan pasar tradisional. Salah satu alasan marketplace terkenal adalah kemudahan dalam penggunaannya. Banyak orang menggambarkan pasar online sebagai department store. Marketplace pertama kali menjadi populer pada tahun 1995 (Nathasya dalam Artaya & Purworusmiardi, 2019).

2.3.1 Shopee

Shopee adalah perusahaan e-commerce yang disponsori oleh SEA Group, atau sebelumnya dikenal sebagai Galena yang merupakan perusahaan internet di Asia Tenggara. Shopee memiliki pengunduh nomor satu di Indonesia, tetapi masih menempati urutan keempat dalam pengunjung bulanan. Shopee adalah aplikasi perdagangan seluler berbasis pasar (Japarianto & Adelia, 2020). Shopee adalah

(11)

aplikasi wadah belanja online yang berfokus pada platform seluler, sehingga memudahkan pencarian, pembelian, dan penjualan di ponsel.

Shopee diluncurkan secara eksklusif pada awal 2015 di Asia Tenggara, termasuk Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Taiwan. Platform ini menawarkan berbagai macam produk dengan metode pembayaran yang aman, layanan pengiriman terintegrasi dan fitur sosial yang inovatif untuk membuat jual beli lebih menyenangkan, aman dan nyaman. Shopee adalah platform belanja online yang mengusung konsep sosial, dimana pengguna tidak hanya fokus pada jual beli sendiri, tetapi juga dapat berinteraksi dengan pengguna lain melalui pesan instan fitur langsung (Napitupulu et al., 2018).

2.3.2 Tokopedia

Salah satu marketplace yang paling diminati oleh pelanggan adalah Tokopedia. Tokopedia adalah platform yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman belanja online yang sederhana, aman, dan cepat dengan sistem pembayaran yang mudah dan dukungan logistik. Tokopedia bertujuan untuk lebih berkembang menjadi pilihan utama e-commerce Indonesia. Tokopedia menawarkan berbagai kategori produk, mulai dari elektronik, peralatan, kesehatan, kecantikan, ibu dan bayi, fashion hingga perlengkapan olahraga (Arbaini, 2020).

Tokopedia adalah situs web perdagangan online (e-commerce) Indonesia yang menerapkan model bisnis pasar. Target pasar Tokopedia adalah penjual dan pembeli. Tokopedia menyediakan tempat bagi penjual untuk menjual barang dan pembeli untuk melihat, memilih dan membeli barang (Aziza, 2019).

(12)

2.3.3 Indikator Marketplace

Menurut Prasetio et al., (2021), Indikator dari keberhasilan e commerce berupa manfaat yang dirasakan pihak internal adalah:

A. Efesiensi Biaya Pengeluaran (Cost Leadership)

Cost Leadership adalah strategi perusahaan dengan cara meminimalkan biaya. Valipour dkk dalam Prasetio et al., (2021) menggambarkan perusahaan yang menerapkan cost leadership menunjukkan bahwa leverage keuangan, strategi bisnis, dan pembagian dividen berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis.

B. Reputasi (Reputation)

Menurut Smaiziene dan Jucevicius dalam Prasetio et al., (2021), jika tidak terdapat informasi terkait e-commerce secara terperinci, konsumen mungkin akan memakai reputasi untuk menilai sebuah e- commerce. Artinya reputasi merupakan parameter pada sebuah e-commerce untuk menciptakan keyakinan calon konsumen dan mempengaruhi perilaku pembelian. Reputasi yang dirasakan konsumen akan memberikan keyakinan pada konsumen tentang kemampuan, integritas dan goodwill. Keyakinan membantu meningkatkan kepercayaan pada pihak-pihak yang belum pernah berinteraksi sebelumnya dan belum mempunyai pengetahuan atau informasi tentang masing-masing pihak (McKnight, Choudhury & Kacmar dalam Prasetio et al., 2021).

C. Pemasaran (Market)

Era perkembangan teknologi yang semakin pesat saat sekarang ini masyarakat membutuhkan informasi yang lengkap tentang produk oleh karena itu pelaku bisnis harus merumuskan strategi pemasaran yang tepat. Pengembangan e commerce merupakan strategi yang dapat membantu memasarkan produknya keluar negeri dengan biaya yang murah. Selain kegiatan pemasaran perusahaan juga

(13)

perlu menggabungkan fitur dan menggunakan keahliannya agar perusahaan dapat berjalan dengan baik.

D. Kemudahan Dalam Berbisnis Online (Business Entry)

Niat berdagang melalui e-commerce merupakan ukuran kekuatan niat individu untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam hal ini adalah transaksi melalui e-commerce dalam arti transaksi online. Wahyuningtyas dan Widiastuti dalam Prasetio et al., (2021), kemudahan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan teknologi akan bebas dari usaha. Kemudahan ini mempengaruhi perilaku yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Adanya kemudahan ini semakin memberikan peluang pada masyarakat untuk mengakomodasi berbagai macam kegiatan berbasis internet seperti transaksi jual beli.

2.4 Pemasaran

Kotler & Keller (2008), mendefinisikan bahwa pemasaran sebagai proses sosial dan administrasi di mana individu dan kelompok mendapatkan sesuatu yang dbutuhkan dan inginkan dengan menukar produk yang berharga dengan orang lain.

Pemahaman ini menunjukkan bahwa pemasaran melibatkan aspek sosial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka, baik secara individu maupun kelompok. Hasil dari keinginan dan kebutuhan ini adalah interaksi yang disebut pertukaran barang dan jasa. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan baik individu maupun kelompok. Menurut Kotler dalam Rispawati &

Suryaningsih (2021), pemasaran merupakan kegiatan manusia yang ditujukan

(14)

untuk memenuhi kebutuhan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Pemasaran adalah cara memandang keseluruhan perusahaan dari hasil akhir, yaitu dari sudut pandang pelanggan. Menurut Peter Drucker dalam Rispawati & Suryaningsih (2021), keberhasilan suatu bisnis tidak ditentukan oleh penjual tetapi oleh pelanggan.

Menurut Nasution dalam Rispawati & Suryaningsih (2021), Pemasaran adalah suatu proses sosial (individu dan kelompok) untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan (need) dan dinginkan (want) dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas bertukar produk dengan orang lain. Pemasaran adalah keseluruhan sistem kegiatan bisnis yang bertujuan untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pembeli (Swastha dan Irawan dalam Rispawati & Suryaningsih, 2021).

Menurut Ginting dalam Rispawati & Suryaningsih (2021), konsep pemasaran mengambarkan bahwa untuk memuaskan pasar secara lebih efektif dan efisien dari pesaing, perlu ditentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran untuk mencapai tujuan. Indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja pemasaran merujuk pada teori yang dikemukakan Kotler & Kevin (2009), antara lain kesesuaian antara tingkat keuntungan, volume penjualan, pangsa pasar, dan tingkat kepuasan pelanggan. Pengukuran indikator pemasaran pada penelitian ini hanya diukur menggunakan indikator volume penjualan.

2.5 Digital Marketing

Menurut Kotler & Keller (2008), pemasaran digital adalah praktik mempromosikan produk dan layanan menggunakan saluran distribusi digital.

(15)

Pemasaran digital juga disebut sebagai e-marketing dan termasuk iklan digital atau online, yang mengirimkan pesan pemasaran kepada pelanggan. Digital Marketing atau bisa disebut pemasaran digital adalah segala upaya yang dilakukan dalam hal pemasaran dengan menggunakan perangkat yang terhubung internet dengan beragam strategi dan media digital, yang tujuannya dapat berkomunikasi dengan calon konsumen dengan saluran komunikasi online (Chakti, 2019).

Beragam akses digital marketing yang dapat digunakan agar konsumen dapat melihat penawaran yaitu website, blog, media sosial (instagram, whatsapp, dan line), dan interactive audio video (youtube dan video). Digital marketing memberikan beberapa keuntungan yaitu menjadi gerbang informasi konsumen, memberikan informasi untuk memudahkan konsumen, memberikan banyak waktu untuk konsumen mempelajari barang/jasa penjual, akses seperti toko tidak pernah tutup, tidak terhalang oleh jarak, banyak plihan media digital dan biaya efisien (Chakti, 2019).

2.6 Anggrek Bulan

Tanaman anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang banyak diminati masyarakat. Anggrek bulan (Phalaenopsis sp) merupakan jenis anggrek yang banyak dibudidayakan dan diminati berbagai kalangan (Indarto dalam Syamsiah et al., 2020). Data menunjukkan bahwa Anggrek Bulan merupakan jenis anggrek terlaris di pasar dunia dengan tingkat penjualan sebesar 80% (Wu dan Chang dalam Syamsiah et al., 2020). Anggrek jenis ini diminati karena memiliki masa berbunga yang lama dan bertahan hingga beberapa bulan (Djajanegara, dalam Syamsiah et al., 2020).

(16)

Phalaenopsis (anggrek bulan) merupakan salah satu genus anggrek dengan pesona tersendiri. Keragaman warna, bentuk, tekstur dan aroma membuat anggrek (phalaenopsis) menjadi salah satu bunga terindah (Djaafarer dalam Erfa et al., 2020). Selain itu anggrek ini memiliki masa berbunga yang cukup lama sehingga meningkatkan nilai ekonomisnya (Aminarsi dkk dalam Erfa et al., 2020).

Phalaenopsis dikembangkan menurut spesimen tertentu yang ditunjukan untuk bunga potong atau anggrek pot yang sangat terkenal dan diminati, di antara tanaman hias lain, budidaya anggrek (phalaenopsis) sebenarnya merupakan budidaya yang paling menguntungkan di Indonesia dan dunia (Khin et al dalam Erfa et al., 2020).

2.7 Kerangka Berfikir

Anggrek bulan adalah salah satu tanaman hias yang banyak diminati konsumen karena memiliki keindahan dan keunikannya tersendiri. Salah satu sentra anggrek bulan terletak di Desa Sidomulyo Kota Batu hal ini dapat dilihat dari masyarakatnya yang mayoritas sebagai produsen bunga salah satunya anggrek bulan. Perkembangan teknologi membuat produsen anggrek menggunakan digital marketing dengan social media dan marketplace dalam memasarkan anggrek bulan.

Social media yang banyak digunakan produsen anggrek bulan di Desa Sidomulyo adalah facebook dan instagram, sedangkan marketplace yang banyak digunakan adalah shopee dan tokopedia. Media ini banyak dipakai karena kemudahan dan dapat dijangkau banyak kalangan masyarakat. Pengukuran variabel menggunakan beberapa indikator yang sudah ditentukan. Indikator social media yaitu Content Creation, Content Sharing, Connecting, dan Comunity Building. Indikator marketplace yaitu Cost Leadership, Reputasion, Market dan Business Entry

(17)

sedangkan indikator pemasaran yaitu volume penjualan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh social media dan marketplace terhadap pemasaran anggrek bulan. Kerangka berfikir disajikan dalam bentuk diagram alir untuk mempermudah peneliti dan pembaca. Pola kerangka berfikir disajikan pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Kerangka Berfikir Produsen Anggrek Bulan

Social Media

Content Creation Content Sharing

Connecting

Comunity Building

Marketplace Cost Leadership Reputasion Market

BusinessEntry

Berpengaruh Tidak

berpengaruh Pemasaran

Volume penjualan

(18)

2.8 Hipotesis

H1 : Diduga Social media berpengaruh terhadap pemasaran anggrek bulan di Desa Sidomulyo Kota Batu.

H2 : Diduga Marketplace berpengaruh terhadap pemasaran anggrek bulan di Desa Sidomulyo Kota Batu.

H3 : Diduga Social Media memiliki pengaruh terbesar terhadap pemasaran anggrek bulan di Desa Sidomulyo Kota Batu.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan sesuai dengan ketentuan Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,

(2) Melakukan analisa terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber hukum lain baik secara vertikal maupun secara horizontal, serta hubungan satu dengan lainnya

Materi Debat Bahasa Indonesia Siswa SMK Tingkat Nasional Tahun 2016 adalah isu-isu yang aktual tentang kebahasaan dan tentang hal umum yang ada di masyarakat. Isu-isu

Ditulis dalam format: Capitalized Each Words, rata kiri, bold, font ont arial narrow 12 pt, spasi 1 Jarak antar-Heading level 2-3 adalah satu kali spasi.. Heading

Seperti kenyataan di atas, perkongsian budaya antara masyarakat telah membawa kepada perkongsian dengan generasi yang baharu seperti pengusaha kecil- kecilan yang membuat

membandingkan publikasi ilmiah internasional Indonesia dalam 27 bidang dan 264 subbidang ilmu di atas dengan data serupa dari lima negara ASEAN yang termaju dalam penelitian,

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa data mining adalah suatu teknik menggali informasi berharga yang terpendam atau tersembunyi pada suatu

Setelah menyaksikan video yang dikirim melalui WAG mengenal bangun datar, peserta didik dapat menjelaskan bentuk bidang dan warna sebagai unsur karya dekoratif yang sesuai dengan