• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang IPA menurut Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang standar isi, Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) merupakan ilmu yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang IPA menurut Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang standar isi, Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) merupakan ilmu yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

 

Pengetahuan Alam ( IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan alam secara sistematis, sehingga IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang menguak segala persoalan mengenai alam melalui suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa agar siswa memahami alam secara ilmiah sehingga proses pembelajaranya menekankan pengalaman siswa secara langsung.

Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 22) IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yang mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (event) dan hubungan sebab akibatnya.

Trianto (2010: 136) IPA merupakan suatu kumpulan teori mengenai gejala alam tertentu yang tersusun secara sistematis. Menurut Semiwan (2008: 103) IPA merupakan suatu interpretasi dari pengalaman manusia mengenai alam semesta dengan melibatkan proses saintifik yang diperolehnya dari suatu kegiatan.

Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia dalam memahami alam semesta melalui suatu pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran- penalaran sehingga mendapatakan suatu kesimpulan.

Berdasarkan Permendiknas serta pendapat para ahli di atas menenai hakikat IPA, penulis menyimpulkan bahwa IPA merupakan suatu disiplin Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hal- hal yang kongkrit dalam kehidupan manusia mengenai gejala- gejala alam, fenomena alam, sebab akibat yang diperoleh oleh manusia melalui suatu pengamatan atau penalaran yang ilmiah sehingga manusia dapat memahami alam semesta.

Pembelajaran IPA yang dilakukan harus sesuai dengan hakikat IPA yang memiliki tiga ranah kompetensi yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan. Semiawan (2008: 140) mengemukakan bahwa

(2)

model pembelajaran ceramah kurang sesuai untuk mengajarkan IPA. Dalam pembelajaran IPA, siswa seharusnya ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang sedang dilakukan, sehingga siswa mendapatkan pengalaman secara langsung. Sesuai dengan hakikat IPA siswa juga harus belajar menemukan pengetahuan melalui suatu proses ilmiah. Siswa tidak hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru saja akan tetapi siswa mengalami secara langsung sehingga siswa akan dapat berfikir kritis dan ilmiah terhadap suatu masalah, dengan hal itu siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Susanto (2013:

95) menyatakan bahwa pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna sehingga seseorang individu mampu membangun suatu pengetahuan.

Untuk membangun pengetahuan siswa maka pembelajaran yang harus dilakukan haruslah mengunakan pendekatan yang bersifat konstrutivisme, karena bedasarkan hakikat IPA di atas, pembelajaran IPA haruslah mengunakan model pembelajaran yang bersifat konstrutivisme dan saintifik. Bersifat konstruktivisme berarti siswa membangun pengetahuannya secara langsung, pengetahuan secara langsung didapatkan oleh siswa secara langsung dari kegiatan ilmiah yang dilakukan.

Pembelajaran IPA yang dilakukan akan menghasilkan suatu hasil yang berupa hasil belajar. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam suatu proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap proses belajar dan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Menurut Sudjana (2011: 15) hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Hasil belajar itu sendiri merupakan suatu perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan pisikomotorik sebagai suatu hasil dari kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA salah satu aspek yang dinilai adalah berupa nilai kognitif atau pengetahuan dari siswa, yang mana hasil belajar kognitif atau pengetahuan yang didapatkan oleh siswa menjadi objek kajian pada penelitian ini. Hasil kognitif atau ilmu pengetahuan juga dapat menentukan Indikator baik buruknya pembelajaran IPA.

Hasil pembelajaran IPA di beberapa sekolah Dasar yang ada masih kurang sesuai dengan harapan. Seperti Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya

(3)

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Dengan Memanfaatkan Media Kongkrit Pada Siswa Kelas 3 SD N 2 Ketitang Tahun Pelajaran 2012/2013” yang dilakuan oleh Hidayanti di SD N 2 ketitang Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung menunjukan siswa kelas 3 SD Negeri 2 Ketitang, motivasi dan hasil belajarnya rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif mata pelajaran IPA, menunjukkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah. Hasil pelaksanaan tes formatif mata pelajaran IPA kelas 3 tentang penggolongan jenis tumbuhan, dari 19 siswa hanya 8 siswa yang mencapai ketuntasan balajar dengan 75 atau baru 42,10 % yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan masih ada 11 siswa yang belum tuntas atau 57,90 %. Hal ini membuktikan bahwa tingkat penguasaan materi masih sangat rendah dan perlu ditingkatkan. Purwoningsih (2012) juga melakukan penelitian di SD N Sumberwulan Kabupaten Wonosobo pada Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan judul penelitian “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD N 1 Sumberwulan Kabupaten Wonosobo”.

Dari penelitianya, Purwoningsih menemukan bahwa dari 19 siswa kelas 4, hanya 6 siswa yang hasil ulanganya pada pembelajaran IPA memenuhi KKM yaitu 70.

Dari penelitian di atas menunjukan bahwa hasil belajar IPA dibeberapa sekolah masih rendah atau belum sesuai dengan harapan.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran salah satuntunya dapat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam suatu pembelajaran, karena dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan rasa antusias dalam diri siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat tercapai tujuan dari guru dalam suatu pembelajaran yang dilaksanakan.

Dari beberapa model pembelajaran yang ada, model pembelajaran yang sesuai dengan hakikat IPA antara lain model pembelajaran Projet Based Learning, Problem Based Learning, model pembelajaran cooperatif learning, Group Investigaton. Dari beberapa model tersebut penulis memilih menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning karena model pembelajaran tersebut sesuai dengan hakikat IPA, dalam model pembelajaran tersebut siswa juga ditekankan untuk melakukan eksperimen guna memecahkan suatu masalah

(4)

yang telah diorientasikan guru pada awal pembelajaran. Barrow mendefinisikan model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu pembelajaran yang diproleh melalui proses menuju suatu pemahaman akan resolusi suatu masalah. Hosnan (2014: 295) menyatakan bahwa Problem Based Learning ialah suatu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran pada suatu masalah autentik sehingga siswa bisa merangkai pengetahuannya sendiri, mengembangkan ketrampilan yang lebih tinggi, membuat siswa lebih mandiri dan membuat siswa lebih percaya diri. Model pembelajaran ini memiliki ciri yaitu penggunaan masalah dalam kehidupan nyata yang harus dipelajari oleh siswa agar dapat melatih dan meningkatkan ketrampilan berfikir kritis siswa dan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan mengenai hal- hal penting.

Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Problem Based Learning akan membuat siswa mengamati sendiri secara langsung sehingga siswa mengalami sendiri proses mendapatkan penemuan untuk memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi dengan dibimbing oleh guru untuk menghindari kesalahan- kesalahan, karena pada pembelajaran ini guru tidak memberikan banyak informasi melainkan siswa diharapkan dapat memecahkan masalah sendiri dengan cara berfikir kritis. Model pembelajaran Problem Based Learning dirasa sangat sesuai dengan hakikat IPA yang memerlukan pengalaman langsung untuk menemukan suatu pengetahuan siswa pada saat proses pembelajaran sehingga rasa ingin tahu siswa muncul yang berakibat menjadikan siswa dapat berfikir ilmiah terhadap suatu masalah.

Menurut Sudono (2008: 44) agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan terciptanya proses belajar mengajar yang tidak membosankan maka guru dapat menggunakan suatu media secara tepat. Media pembelajaran yang sesuai dapat menjebatani antara suatu konsep materi pembelajaran menjadi kongkrit dan mudah dipahami oleh siswa, oleh sebab itu penggunaan media dalam proses pembelajaran diperlukan demi terciptanya tujuan pembelajaran secara optimal.

Menurut Sudjana (2007: 68) media gambar merupakan suatu media visual dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan antara fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu

(5)

kombinasi pengungkapan kata- kata dan gambar. Jadi media gambar merupakan sebuah media yang berisi berbagai peristiwa atau kejadian atau suatu objek yang dituangkan dalam bentuk gambar atau garis.

Beberapa jurnal atau penelitian yang telah dilakukan telah berhasil membuktikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Perida (2013) dengan judul PTK “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Sumber Daya Alam Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SDN 6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2012/2013”. Dari hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 di SD N 6 Depok dengan materi smber daya alam setelah menggunakan model Problem Based Learning.

Hal ini nampak pada perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi prasiklus sebesar 29,17%, Siklus 1 meningkat menjadi 66,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 91,7% dengan KKM ≥70. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo Budi (2009) dengan judul “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA pada siswa Kelas 4 SD Negeri 7 Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dari hasil penelitian ini menunjukan hasil rata- rata nilai prestasi siklus 1 sebesar 6,8 pada siklus II sebesar 7,5. Pada proses pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian – penelitian yang telah ada diatas ini memperkuat bukti bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning cocok berbantu dengan media yang tepat seperti media gambar digunakan dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan media gambar Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 Jombor Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016?“.

(6)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

a. Model pembelajaran yang digunakan pada saat proses pembelajaran masih menggunakan metode cramah.

b. Siswa tidak aktif saat mengikuti proses pembelajaran.

c. Pada saat proses pembelajaran siswa kurang semangat sehingga hasil belajar yang didapatkan kurang optimal.

d. Kurangnya kesempatan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk mengemukakan pendapat atau idenya.

e. Alat peraga yang ada kurang dimanfaatkan secara maksimal pada saat pembelajaran.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka peneliti memperoleh gambaran permasalahan yang begitu luas, oleh karena itu peneliti sengaja membatasi permasalahan yang dihadapi mengingat adanya keterbatasan waktu dan kemampuan dari peneliti, jadi peneliti perlu memberikan batasan maslah yang akan diteliti secara terfokus dan maslah yang menjadi objek penulis dibatasi hanya pada analisis:

1. Penerapan model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif pada saat proses pembelajaran, yaitu model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA dan hasil belajar IPA siswa.

2. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran dirasa perlu untuk merangsang sikap antusias siswa di dalam proses pembelajaran, yaitu media gambar dengan media itu siswa akan lebih mudah memahami materi IPA yang sedang dijelaskan oleh guru.

3. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penulis adalah mata pelajaran IPA pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi, Langit dan Bulan sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas 4 semester II yaitu:

(7)

1) Standar Kompetensi

9. Memahami perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

2) Kompetensi Dasar

9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.

9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari.

1.4 Cara Pemecahan Masalah

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat ini kurang dapat mengoptimalkan hasil belajar dan kemampuan siswa karena pembelajaran IPA yang ada saat ini masih cenderung berpusat kepada guru sehingga siswa kurang memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapatanya. Dalam pembelajaran IPA seharusnya menggunakan model pembelajaran IPA yang sesuai dengan hakikatnya yaitu yang bersifat konstruktivisme dan saintific, model pembelajaran yang digunakan juga harus memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa agar siswa dapat mengemukakan pendapatnya sehingga siswa dapat berfikir kritis atau berfikir ilmiah terhadap suatu masalah yang mereka hadapai sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa oleh karena itu penulis memilih model Problem Based Learning berbantu media gambar untuk mengatasi permasalahan dari pembelajaran IPA sesuai dengan identifikasi masalah yang ada.

1.5 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Jombor Temanggung Semester II tahun pelajaran 2015/2016 ?

b. Apakah peningkatan proses pembelajaran IPA siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantu media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 Jombor Temanggung Semester II tahun pelajaran 2015/2016?

(8)

1.6 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maslah yang telah diuraikan diatas maka penelitan tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk:

a. Menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantu media gambar untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA pada siswa kelas 4 Semester II di SD Negeri 01 Jombor Temanggung tahun pelajaran 2015/2016.

b. Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 semester II SD Negeri 01 Jombor Temanggung tahun pelajaran 2015/2016 melalui peningkatan proses pembelajaran IPA dengan penerapan model Pembelajaran Problem Based Learning berbantu media gambar.

1.7 Manfaat Penelitian

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar dalam pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat:

1.7.1 Manfaat Teoretis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis yaitu suatu manfaat yang diambil untuk mendapatkan suatu teori baru mengenai peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar, sehingga dapat menambah wawasan berfikir yang dapat dijadikan dasar bertindak bagi insan pendidik dalam dunia pendidikan.

1.7.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan memiliki manfaat praktis yaitu:

a. Manfaat Bagi Peneliti

Bagi peneliti, untuk menggembangkan model-model pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat yang pada akhirnya mencapai hasil secara maksimal.

b. Manfaat Bagi Guru

Guru mampu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantu media gambar, sehingga akan menciptakan suasana belajar yang menarik

(9)

dan menyenangkan dalam pembelajaran IPA, serta dapatmemperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan denga tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi, karakteristik siswa serta kondisi pembelajaran.

c. Manfaat Bagi siswa

Penggunaan model pembelajaran Probem Based Learning berbantuan media gambar dalam pembelajaran IPA merupakan sesuatu yang menarik sehingga peserta didik akan lebih antusias dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar yang lebih baik.

d. Manfaat Bagi Instansi atau sekolah

Memberikan sumbangan kepada pihak sekolah sebagai instansi pendidikan agar memanfaatkan hasil penelitian ini untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan disekolahnya. Dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariatif, seperti model Problem Based Learning berbantuan gambar diharapkan dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas sekolah dalam menyelengarakan pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Gaya hidup berpengaruh secara parsial dan besar terhadap keputuasan masyarakat dalam belanja secara ol line menunjukkan

Bahwa perbedaan agama dalam sebuah keluarga di Indonesia adalah merupakan suatu yang lumrah, apakah hal itu karena perkawinan beda agama atau karena salah satu dari

t = lamanya waktu iradiasi (det) Dari rumus diatas terlihat bahwa konsentrasi phosphor berbanding torus dengan fluks neutron termal dan waktu iradiasi, dengan demikian jika silikon

Software (Perangkat Lunak) adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau

Pada tahun 1961 sebagai masa emas awal mula kebangkitan bangsa (Nahdlatul Wathon) karena pada saat itu Indonesia berada dalam kekuasaan penjajah, maka para

Berdasarkan atas hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tuturan fatis yang memiliki fungsi utama menjaga kontak

Dalam proyek ini ada Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan

Cabe jawa atau cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.) merupakan tanaman penghasil rempah dan fito - farmaka yang penting baik ditinjau dari pemenuhan kebutuhan bumbu dan