Dodik Ariyanto, Faculty of Economics and Business, Udayana of University, Bali-Indonesia
Managing Editor:
1. I Gusti Ayu Eka Damayanthi, Faculty of Economics and Business, Udayana
ofUniversity, Bali-Indonesia
2. Ayu Aryista Dewi, Faculty of Economics and Business, Udayana of
University, Bali- Indonesia
Editorial Board:
1. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, Faculty of Economics and Business,
Udayana of University, Bali-Indonesia
2. Ni Putu Sri Harta Mimba, Faculty of Economics and Business, Udayana of
University, Bali- Indonesia
3. Dewa Gede Wirama, Faculty of Economics and Business, Udayana of
University, Bali- Indonesia
E-Jurnal Akuntansi [e-ISSN 2302-8556] is an electronic scientific journal published online once a month. E-journal aims to improve the quality of science and channel the interest of sharing and dissemination of knowledge for scholars, students, practitioners, and the observer of science in accounting. E-Journal of Accounting accept theresults of studies and research articles In the field of financial accounting, auditing, management accounting, government accounting, accounting information systems, taxation, behavioral accounting, bank accounting and rural credit institutions which have not been published in other media.
EJA is Indexed by:
Vol. 27 No. 2, Mei 2019 Published : 2019-05-10 Artikel
Pengaruh Independensi, Locus of Control dan Motivasi Kerja Pada Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik Provinsi Bali
Ni Made Elvin Charnia Dewi, I Made Sadha Suardikha 847 – 873 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Disfungsional Auditor
Melinda Limanto, I Made Sukartha 874 – 898
Pengaruh Budaya Organisasi, Kedisiplinan, dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pengawasan
Komang Sukma Saraswati, Ida Bagus Dharmadiaksa 899 – 926
Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan Tingkat Kepercayaan Pada Minat Menggunakan Uang Elektronik
Andhika Bayu Pratama, I Dewa Gede Dharma Suputra 927 – 953 Pengaruh Intensitas Pengungkapan Dimensi Sustainability Reporting Terhadap Reaksi Pasar Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di BEI
Made Linda Lestari, Ketut Alit Suardana 954 – 983
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Pada Praktik Perataan Laba
A.A. Sagung Nur Andiani, Ida Bagus Putra Astika 984 – 1012
Pengaruh Pinjaman yang Diberikan dan BOPO Pada Profitabilitas dengan Risiko Kredit sebagai Pemoderasi
I Gede Hendra Dharma Wicaksana, I Wayan Ramantha 1013 – 1037 Perbandingan Pengaruh Laba dan Value Added pada Return Saham
Gentha Putri Wardana, Dewa Gede Wirama 1038 – 1062
Pengaruh Pengendalian Internal, Moralitas Individu Dan Budaya Etis Organisasi Pada Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
I Dewa Gede Praditya Chandrayatna, Maria Mediatrix Ratna Sari 1063 – 1093 Pengaruh Pengungkapan CSR dan Tingkat Likuditias Pada Agresivitas Pajak Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderasi
Ida Bagus Ngurah Indra Pramana, Made Gede Wirakusuma 1094 – 1119 Pengaruh Inflasi, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Pada Return Saham Perusahaan Terindeks LQ45
Ida Ayu Laksmi Dewi, Ni Made Dwi Ratnadi 1120 - 1143
Ida Bagus Putu Pramana Putra, Ni Luh Supadmi 1144 – 1170 Analisis Reaksi Pasar Atas Peristiwa Pilkada Serentak Tahun 2018
Ni Nyoman Wahyu Suryani, Ni Ketut Rasmini 1171 – 1201
Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Komite Audit, dan Karakter Eksekutif Terhadap Tax Avoidance
Syifa Pitaloka, Ni Ketut Lely Aryani Merkusiawati 1202 – 1230 Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan Anggaran Waktu Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit
Ni Luh Dwi Ariestanti, Made Yenni Latrini 1231 – 1262
Pengaruh Likuiditas, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan
Gusti Ayu Putri Cahyani, Ni Gusti Putu Wirawati 1263 – 1289
Pengaruh Self Efficacy, Skeptisisme Profesional, Independensi, dan Kompleksitas TugasTerhadap Audit Judgment
Gede Teguh Prasetya Muttiwijaya, Dodik Ariyanto 1290 – 1315
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Aparat Pemerintah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi
Tri Andriyani, I G. A. M. Asri Dwija Putri 1316 - 1342
Pengaruh Penerapan E-Filing, Sosialisasi Perpajakan, Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Komang Dewi Agustini, Ni Luh Sari Widhiyani 1343 - 1364
Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Intellectual Capital Pada Kinerja Keuangan
Made Cahyani Prastuti, I G.A.N. Budiasih 1365 – 1393
Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Sosialisasi Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Hotel
Nyoman Nadia Naissa Deinara, I Ketut Jati 1394 – 1418
Manajemen Laba Memoderasi Pengaruh Perubahan Laba, Perubahan Nilai Buku Ekuitas pada Relevansi Nilai Informasi Akuntansi
I Gede Ardian Andriawan, I Dewa Nyoman Wiratmaja 1419 – 1447 Reaksi Pasar Atas Pengumuman Stock Split
Putu Gede Aditama Putra, I Gusti Ngurah Agung Suaryana 1448 – 1471
Pengaruh Profesionalisme, Independensi dan Pelatihan Auditor Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Provinsi Bali
Ni Putu Haris Candra Devi, I Made Pande Dwiana Putra 1472 – 1497 Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Independensi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Efektivitas SPI BUMD Kota Denpasar
I Gede Yoga Trisna Widya, I Gde Ary Wirajaya 1498 – 1519
Evaluasi Kinerja Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar Dalam Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Perkotaan
IGA Anastasia Sukma Putri, Naniek Noviari 1520 – 1545
Pengaruh Kompensasi Manajemen, Inventory Intensity Ratio, dan Profitabilitas Pada Tax Avoidance
Komang Dessica Indriyanti, Putu Ery Setiawan 1546 – 1569
Pengaruh Kredit Yang Disalurkan Pada Profitabilitas Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi
Made Widi Artha, I Gst. Ayu Eka Damayanthi 1570 – 1596
Pengaruh Independensi Keahlian Profesi Motivasi Kerja Pengalaman Kerja Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Pengawas Koperasi
Putu Kodyawati, Luh Gede Krisna Dewi 1597 – 1627
Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan Dengan CSR sebagai Variabel Mediasi
Yunita Ardianti, Akram Akram, Surasni Surasni 1628 – 1652
berurutan: 4/3/4/3 cm, menggunakan huruf Times New Roman 12, jarak 2 spasi sebanyak 30-35 halaman termasuk referensi
JUDUL (maksimal 15 kata menggunakan huruf besar) Nama Penulis 1
Nama Penulis 2
1Identitas Institusi, Provinsi, Negara alamat e-mail lengkap Penulis 1 2Identitas Institusi, Provinsi, Negara
ABSTRAK
Judul Artikel. Abstrak bahasa Indonesia ( ≈ 75-150 kata). Abstrak sebaiknya terdiri dari latar belakang masalah (satu kalimat, boleh tidak ada), tujuan penelitian, metode penelitian ringkas, hasil utama temuan termasuk fakta-fakta baru, simpulan utama, dan keberartiannya atau implikasi.
Kata kunci: kata kunci dipisah dengan titik koma; (setidaknya ada 3-5 kata kunci)
PENDAHULUAN (tidak boleh ada sub bab atau penomoran)
Pendahuluan intinya berisi uraian masalah atau alasan penelitian atau pernyataan logis yang mengarah ke hipotesis atau tema pokok. Bagian Pendahuluan seharusnya terdiri dari:
• Alenia pertama ditulis rata kiri, margin atas 4 cm, kiri 4 cm, bawah 3 cm, kanan 3cm, spasi double.
• Latar belakang umum penelitian (tips: usahakan maksimum satu paragraf);
• State of the art atau kajian singkat literatur penelitian lainnya (sebelumnya) yang mirip untuk menjustifikasi kebaruan / novelty penelitian dalam artikel ini (tips: satu hingga dua paragraf);
• Pustaka acuan di bagian state of the art penelitian sebelumnya harus mutakhir, relevan, dan asli (pustaka primer) ulasan pustaka tidak terlalu ekstensif;
• Gap analysis atau pernyataan kesenjangan atau kebaruan atau novelty berdasarkan state of the art (pernyataan kesenjangan sebaiknya mengandung dua unsur, yaitu dari sisi penting tidaknya riset dan apa keunikan atau kebaruan riset ini dibanding riset2 sebelumnya);
• Hipotesis (kalau ada) dinyatakan tidak selalu tersurat dan tidak perlu dalam bentuk kalimat tanya.
Proporsi Pendahuluan 15-20% dari total panjang artikel.
METODE PENELITIAN (tidak boleh ada sub bab atau penomoran)
Setiap langkah dinyatakan, termasuk jumlah ulangan, semua teknik/prosedur dinyatakan (sebut nama jika bakuan, atau uraian jika prosedur baru atau dimodifikasi), hindari bentuk kalimat perintah dalam menguraikan prosedur; kurang baik jika menuliskan
“Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif…” atau…..
Tuliskan secara lengkap lokasi penelitian, jumlah responden, cara mengolah hasil pengamatan atau wawancara atau kuesioner, cara mengukur tolok ukur kinerja; metode yang sudah umum tidak perlu dituliskan secara detil, tetapi cukup merujuk ke buku acuan.
Proporsi Metode 15-20% dari total panjang artikel.
HASIL DAN PEMBAHASAN (tidak boleh ada sub bab atau penomoran)
Hasil disajikan secara bersistem dapat dilihat di „tujuan penelitian’ atau „hipotesis‟ dan harus didukung oleh olahan data dan ilustrasi yang baik. Narasi angka dalam tabel atau ilustrasi tidak diperlukan; setiap gambar dan tabel harus diacu di dalam teks begitu juga sebaliknya; pada pengacuan gambar atau tabel, jangan menggunakan kata-kata lokasi “di atas” atau “di bawah”, contoh hindari/tidak boleh: “Berdasarkan Gambar 1 di atas….”,
“… disajikan di Tabel 3 berikut ini: …”; Pastikan memeriksa hal-hal berikut dalam hasil dan pembahasan:
1. tercerminkah kecendekiaan penulis? 2. logiskah argumentasi penulis?, 3. bagaimana penulis mengaitkan dengan pendapat atau hasil penelitian lain?, 4. bagaimana mengaitkan antara hasil yang diperoleh dan konsep dasar dan atau hipotesis?, 5. adakah implikasi hasil penelitian baik teoretis maupun penerapan?, bermanfaatkah tafsiran penulis?, 6. adakah keterbatasan temuan?, 7. adakah spekulasi yang berlebihan?
Tabel 1.
Analisis Data
Nomor Informan Keterangan
1. Bapak Hamid Kepala desa
2. Ibu Siti Sekretaris desa
3. Bapak Robi Camat
Sumber: dijelaskan, tahun
Gambar 1. Judul Gambar
Perhatikan: Tabel tidak ada garis vertikal untuk table dengan jarak 1 (satu) spasi dengan ukuran 10.
Judul gambar diletakkan di bawah, tengah. Sumber gambar diletakkan di bawah rata kiri dengan jarak 1 (satu) spasi dengan ukuran 10
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tabel dan gambar (peta dan grafik), yaitu:
• Tabel diberi nomor urut dengan angka Arab (menunjukkan nomor urut tabel) Contoh:
Tabel
dengan tabel 1 (satu) spasi.
• Bila tabel atau gambar yang disajikan diambil atau dikutip dari suatu sumber tertentu, maka sumber ditulis di bawah tabel atau gambar dengan jarak 1 (satu) spasi.
• Sedapat mungkin tabel disajikan dalam satu halaman yang sama. Apabila table lebih dari 1 halaman dan terpaksa harus diputus, maka dapat dilanjutkan dengan halaman berikutnya namun diberi keterangan lanjutan dan diberi judul tabel, dan judul kolom (kepala tabel).
• Penulisan data dengan angka desimal menggunakan tanda koma (,)
• Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab (menunjukkan nomor urut gambar).
Contoh: Gambar 2. (merupakan gambar ke dua)
Proporsi Hasil Dan Pembahasan 40-60% dari total panjang artikel.
SIMPULAN (tidak boleh ada sub bab atau penomoran)
Simpulan memuat simpulan penelitian, saran dan atau implikasi penelitian; jangan membahas lagi HASIL di bagian kesimpulan; biasanya dituliskan dalam satu paragraf, hindari daftar simpulan dalam bentuk bullet/angka.
Tuliskan Saran dalam satu paragraf setelah paragraf berisi Simpulan, tetapi masih dalam satu sub-bab di Simpulan. Judul sub bab Simpulan tidak boleh “Simpulan dan Saran” atau tidak boleh “Penutup”, tetapi cukup “Simpulan”.
Author disarankan menggunakan aplikasi pengutipan ( ) yang sudah kami sediakan di halaman website.
Referensi menggunakan style American Psychological Association 6th Edition sebagai pedoman penulisan daftar referensi.
REFERENSI
Chabrak, N., & Craig, R. (2013). Student Imaginings, Cognitive Dissonance and Critical Thinking. Critical Perspectives on Accounting, 24(2), 91–104.
https://doi.org/10.1016/j.cpa.2011.07.008
Cyan, M. R., Koumpias, A. M., & Martinez-vazquez, J. (2016). The determinants of tax morale in Pakistan. Journal of Asian Economics, 47, 23–34.
https://doi.org/10.1016/j.asieco.2016.09.002
Kusdewanti, A. I., Setiawan, A. R., Kamayanti, A., & Mulawarman, A. D. (2014). Akuntansi Bantengan: Perlawanan Akuntansi Indonesia Melalui Metafora Bantengan dan Topeng Malang. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 5(1), 149–169.
Lehman, G. (2014). Moral Will, Accounting and the Phronemos. Critical Perspectives on Accounting, 25(3), 210–216. https://doi.org/10.1016/j.cpa.2013.10.004
Mulawarman, A. D. (2007). Melampaui Pilihan Keberpihakan: Pada UMKM atau Ekonomi Rakyat. In Seminar Regional Tinjauan Kritis Rancangan Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Triyuwono, I. (2003). Kearifan Lokal: Internalisasi “Sang Lain” dalam Dekonstruksi Pengukuran Kinerja Manajemen. In I. Triyuwono & A. E. Yustika (Eds.), Emansipasi Nilai Lokal Ekonomi dan Bisnis Pascasentralisasi Pembangunan (pp. 155–173). Malang:
Bayumedia.
Triyuwono, I. (2012). Akuntansi Syariah: Perspektif, Metodologi dan Teori (2nd ed.). Jakarta:
Rajawali Pers.
Jumlah referensi tidak perlu banyak yang penting adalah mutu pustaka acuan (primer, mutakhir, relevan), Daftar Rujukan minimal 80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir.
Unsur-unsur penulisan referensi harus lengkap, meliputi:
JURNAL :nama penulis, tahun, judul artikel, nama jurnal, volume, nomor, halaman awal- halaman akhir (untuk jurnal),
BUKU: nama penulis, tahun terbit, judul buku, nama penerbit, kota terbit (untuk buku), dan lain- lain.
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342 DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v27.i02.p18
1316 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Aparat Pemerintah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi
Tri Andriyani1
I G. A. M. Asri Dwija Putri2
1,2 Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitasUdayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat yang berwenang dalam penganggaran yaitu 37 OPD di Kabupaten Badung. Responden penelitian ini berjumlah sebanyak 121 responden.
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan MRA. Vvariabel partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif pada kinerja aparat pemerintah daerah dengan nilai koefisien partisipasi penyusunan anggaran (X1) sebesar 0,342 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf nyata yaitu 0,05. Variabel komitmen organisasi memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja aparat pemerintah daerah, nilai koefisien interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi (X1X2) sebesar 0,281 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan nilai sebesar 0,766 yang berarti sebesar 76,6% variasi kinerja aparat pemerintah daerah mampu dijelaskan variabel partisipasi penyusunan anggaran, dan dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi.
Kata kunci: Penyusunan anggaran, kinerja aparat pemerintah daerah, organisasi perangkat daerah
ABSTRACT
The population in this study were officials who were authorized in budgeting, namely 37 OPDs in Badung Regency. This study amounted to 121 respondents. The data analysis technique of this research uses MRA. The variable budgeting participation has a positive effect on the performance of local government officials with the budgeting coefficient participation value (X1) of 0.342 with a significance level of 0.000 whose value is smaller than the real level of 0.05. Organizational commitment variable strengthens the influence of budgeting participation on the performance of local government officials, the interaction coefficient value of budgeting participation with organizational commitment (X1X2) is 0.281 with a significance level of 0.000. With a value of R ^ 2 of 0.766, which means that 76.6% of the variation in performance of local government officials is able to explain the variable budgeting participation, and with organizational commitment as a moderating variable.
Keywords: Budgeting, performance of local government apparatus, regional apparatus organizations
PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian saat ini, menuntut adanya perubahan dan menyebabkan adanya pergeseran pemikiran yang kompleks di segala bidang.
Salah satu perubahan tersebut adalah konsep otonomi daaerah yang menuntut adanya pemberian kewenangan yang lebih besar (desentralisasi) kepada daerah
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1317 pada tingkatan kabupaten/kota, terutama dalam pelaksanaan pembangunan dan memberikan kebebasan serta keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk menjalankan pemerintahannya.
Pemerintah daerah dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan asas-asas pelayanan publik seperti transparansi, akuntabilitas, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak, serta kewajiban.
Upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik terhadap masyarakat terus dilakukan. UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerahdikeluarkan untuk menggantikan UU 32 Tahun 2004 yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan pemerintah daerah, dan diperkuat dengan PP No 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah menyatakan bahwa dalam pelaporan keuangan berisi informasi mengenai kinerja instansi pemerintah.
Penilaian kinerja terhadap organisasi publik digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pada periode yang sebelumnya, untuk digunakan sebagai dasar penyusunan strategi perusahaan selanjutnya. Sebagai salah satu implementasi dari akuntabilitas kinerja pemerintah, maka dilaksanakan kewajiban pertanggungjawaban yang dimulai dari proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan atas tugas dan fungsi pemerintah dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kinerja oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semester II tahun 2017, mengungkapkan 2.008 temuan yang memuat 2.265 permasalahan senilai Rp 1,60 miliar, 6 permasalahan ketidakefisienan, 2.254
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1318 permasalahan ketidakefektifan senilai Rp 524,68 juta, 2 permasalahan kerugian senilai Rp 11,20 juta, dan 2 permasalahan kekurangan penerimaan senilai Rp 1,63 miliar. Atas permasalahan kekurangan penerimaan, telah dilakukan penyetoran selama proses pemeriksaan ke kas pemda/BUMDsebesar Rp 631,37 juta (BPK, 2017). Hasil pemeriksaan BPK mencerminkan masih adanya permasalahan kinerja pemerintah dalam pemeriksaan kinerja tahun 2017 oleh karena itu kinerja aparat pemerintah daerah masih menarik untuk diteliti.
Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Ukuran kinerja suatu organisasi sangat penting, guna evaluasi dan perencanaan masa depan. Sistem pengukuran kinerja diharapkan dapat mempengaruhi hasil kerja dari pemimpin organisasi yang dalam hal ini adalah kinerja aparat pemerintah daerah. Seseorang yang memegang posisi manajerial/atasan diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial yang tinggi (Pariono dan Wirawati, 2018).
Setiap organisasi termasuk pemerintah pusat maupun daerah dalam menjalankan tugasnya wajib mempunyai rencana yang matang untuk mencapai hasil yang maksimal. Rencana-rencana tersebut disusun secara baik dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman dalam setiap langkah pelaksanaan tugas negara. Rencana pemerintah yang disusun dalam bentuk anggaran dan akan dijadikan pedoman pada saat melaksanakan tugas. Anggaran merupakan rencana keuangan masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya (Hansen dan Mowen, 2011: 424). Dalam anggaran akan dapat dilihat seberapa besar fungsi pemerintah dan faktor-faktor
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1319 apa saja yang dapat mempengaruhinya dalam melaksanakan berbagai urusan pemerintahan. Penyusunan anggaran pada organisasi sektor publik dapat membantu mewujudkan akuntabilitas, karena anggaran dapat dijadikan standar atas kegiatan atau pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik.
Keberhasilan dalam proses penyusunan anggaran salah satunya dapat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku pihak yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran(Ayunda dan Alit, 2016). Keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap pengambilan keputusan dalam proses penganggaran merupakan faktor utama untuk membedakan antara anggaran partisipatif dan nonpartisipatif (Rokhman, 2017). Anggaran partisipatif akan meningkatkan pelaksanaan partisipasi, aspirasi, dan motivasi yang akhirnya akan membawa efek positif pada kinerja organisasi.
Proses penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan penting, karena anggaran akan memberikan dampak fungsional dan disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi yang terlibat dalam proses penyusunannya.
Terjadinya dampak disfungsional dapat dicegah yakni dengan memberikan bawahan dalam hal ini pegawai atau karyawan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran (Silmilian, 2013).
Partisipasi anggaran merupakan tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau bagiannya. Partisipasi penyusunan anggaran merupakan metode yang paling baik dalam penyusunan anggaran, karena semua komponen yang ada dalam organisasi ikut terlibat dalam penyusunan anggaran (Yanti, 2016).Proses penyusunan anggaran menekankan pada pendekatan Buttom-up Planning, yang
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1320 menyatakan bahwa bawahan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran karena menurutnya partisipasi dalam penyusunan anggaran diyakini dapat meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah. Dalam penyusunan anggaran diperlukan komunikasi antara atasan dan bawahan untuk saling memberikan informasi disamping dapat memberikan kesempatan memasukkan informasi lokal karena bawahan lebih mengetahui kondisi langsung pada bagiannya. Dengan partisipasi, akan terjadi mekanisme pertukaran informasi yang membuat manajer akan memperoleh informasi yang relevan dengan kerjasama (Wiguna dkk., 2017). Informasi tersebut memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang tugas yang akan dilakukan, sehingga diharapkan kinerja aparat pemerintah akan meningkat.
Penelitian mengenai hubungan partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja aparat pemerintah daerah merupakan penelitian yang masih banyak diperdebatkan hingga sekarang.Penelitian empiris tentang partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah telah banyak dilakukan oleh Kenis (1979), Brownell (1982), Brownell dan Mccinnes (1986), Fruscot dan Shearon (1991), Utama dan Rohman (2013), Saraswati (2015), Tarigan (2015),Zein (2016),Ayunda dan Alit (2016), Widya dan Mahendra (2018)mengenai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja menemukan hasil bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja aparatur pemerintah.
Hasil penelitian yang berbeda yang didapatkan oleh Bryan dan Locke (1967), Cherrington (1973), Nursidin (2008), Medhayanti dan Suardana (2015)
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1321 menemukan partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini terjadi karena hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerinah daerah tergantung pada faktor-faktor yang situasional atau variabel kontijensi (Contigency Variable).
Perlunya penelitian dengan menggunakan pendekatan kontijensi karena dapat digunakan untuk menguji faktor eksternal yang memengaruhi suatu hubungan (Wiguna dkk., 2017) .Berdasarkan hasil penelitian yang tidak konsisten diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi.
Peneliti memilih komitmen organisasi sebagai variabel moderasi karena komitmen organisasi didasarkan pada alasan bahwa semakin kuat komitmen organisasi maka akan mempengaruhi peningkatan kinerja para pegawainya.
Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan sendiri (Ayu dan Pradnyantha, 2017). Ketidakjelasan peran dapat mengakibatkan bawahan ragu-ragu dalam melaksanakan kegiatan, yang akhirnya mengurangi komitmen bawahan untuk mencapai tujuan. Untuk menghindarinya, bawahan diikut sertakan dalam mengambil keputusan, misalnya berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Partisipasi anggaran menimbulkan komunikasi antara atasan dan bawahan yang berpartisipasi dan mempunyai kendali dalam pembuatan suatu keputusan (Heinle et al, 2014). Ratna (2015) menjelaskan bahwa teori itu
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1322 sejalan dengan hasil penelitiannya, yang dilakukan pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di kota Denpasar ditemukan bahwa komitmen organisasi sebagai variabel moderasi mampu memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Namum Wati (2013) menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak dapat memperkuat hubungan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Penelitian tersebut juga diperkuat dengan penelitian Ayu dan Pradnyantha (2017) menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak mampu memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja manajerial PT.PLN (Persero) Distribusi Bali.
Alasan penulis memilih Kabupaten Badung sebagai obyek penelitian adalah nilai akuntabilitas kinerja Kabupaten Badung meningkat dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Kabupaten Badung (LAKIP) menyatakan bahwa kinerja pemerintah Kabupaten Badung tahun 2017 meningkat dari 76,37 menjadi 77,53 dengan predikat BB (sangat baik). Dengan adanya peningkatan kinerja aparat pemerintah Kabupaten Badung, sehingga penelitian ini dilakukan di Kabupaten Badung. Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Bali.
Dalam organisasi sektor publik, partisipasi anggaran dan pengukuran kinerja tidak sebatas pada masalah pemakaian anggaran, namun pengukuran kinerja mencakup berbagai aspek yang dapat memberikan informasi yang efisien dan efektif dalam mencapai hasil yang diinginkan kinerja. Kinerja aparat pemerintah merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran dan peran anggaran
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1323 sebagai pengukur kinerja memiliki kaitan yang cukup kuat. Anggaran yang telah ditetapkan berfungsi sebagai perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja aparat pemerintah. Partisipasi anggaran dapat dinilai sebagai pendekatan aparat pemerintah daerah yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi sebagai individual karena dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap aparat pemerintah daerah mampu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan pengertian dari teori penetapan tujuan atau goal setting theory.
Penelitian yang dilakukan oleh (Wiguna dkk., 2017), menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif pada kinerja aparat pemerintah. Ayunda dan Alit (2016) juga mengatakan terdapat pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah Kabupaten Badung. Tarigan (2015) dan Zein (2016) menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kinerja manajerial Organisasi Perangkat Daerah (OPD).Variabel partisipasi anggaran juga berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah dari penelitian Siahaan (2017). Berdasarkan uraian di atas diusulkan hipotesis:
H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif pada kinerja aparat pemerintah daerah.
Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1324 sendiri (Siahaan, 2017). Komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik dan partisipasi anggaran membuka peluang bagi bawahan untuk menciptakan kinerja yang baik jika komitmen karyawan terhadap organisasi berada pada tingkat yang tinggi.
Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong anggota organisasi berusaha keras mencapai tujuan. Komitmen yang tinggi akan menjadikan individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi lebih baik. Aparat pemerintah daerah yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk membuat anggaran menjadi relatif cepat. Komitmen yang tinggi dari aparat pemerintah daerah akan berdampak pada tanggung jawab terhadap penyusunan anggaran. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Asdita dan Asri (2017) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif pada kinerja SKPD. Siahaan (2017) juga mengatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah yang dimoderasi oleh komitmen organisasi. Dengan adanya komitmen organisasi yang tinggi maka akan mempengaruhi aparat pemerintah daerah untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan komitmen organisasi, ditentukan bahwa dimensi komitmen organisasi mempunyai pengaruh terhadap penyusunan anggaran dalam meningkatkan kinerja aparat pemerintah.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2 : Komitmen organisasi memoderasi pengaruh positif partispasi penyusunan anggaran pada kinerja Aparat Pemerintah Daerah.
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1325 METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada 37 Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Badung, Bali. Alasan melakukan penelitian di Pemerintah Daerah Kabupaten Badung karena Kabupaten Badung merupakan organisasi sektor publik dengan anggaran dan realisasi nominal pendapatan daerah tertinggi di Bali.Pemilihan lokasi ini juga karena Kabupaten Badung tahun 2017 mendapatkan predikat BB (sangat baik) dalam LAKIP Kabupaten Badung.
Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat yang berwenang dalam penyusunan anggaran pada OrganisasiPerangkatDaerah di Kabupaten Badung.
sampel dalam penelitian ini adalah sekretaris, kepala dinas/kepala badan/camat, bagian keuangan, dan bagian perencanaan yang terlibat di dalam penyusunan anggaran. Jumlah sampel yang diambil dari populasi penelitian adalah 148 partisipan yang menjadi responden dalam pengisian kuesioner.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah Moderated Regression Analysis (MRA). Analisis regresi ini merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda, dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (Ghozali, 2016:233). Penelitian ini menggunakan uji MRA karena dapat menjelaskan pengaruh variabel pemoderasi dalam memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan dependen.Rumus ini digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen yaitu partisipasi penyusun anggaran, variabel dependen yaitu kinerja aparat pemerintah daerah dengan variabel moderasi yaitu komitmen organisasi. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1326 Y = a + β1X1+ β2X2+ β3[( X1 * X2)]+ e ...(1)
Keterangan :
Y : Kinerja aparat pemerintah daerah X1 : Pertisipasi penyusunan anggaran X2 : Komitmen organisasi
X1 * X2 : Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi
a : Konstanta
β1-β3 : Koefisien regresi berganda e : Standar error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja aparat pemerintah pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Badung.
Penelitian ini dilakukan pada 37 OPD di Kabupaten Badung. Data dikumpulkan dengan menyebarkan sebanyak empat eksemplar kuesioner pada masing-masing OPD, kuesioner tersebut dikirim langsung oleh peneliti dalam kurun waktu 4 hari yaitu dari tanggal 3 Oktober 2018 sampai 6 Oktober 2018 dan peneliti mengumpulkan kembali dalam kurun waktu 14 hari yaitu dari tanggal 8 Oktober 2018 sampai 21 Oktober 2018. Data penelitian diperoleh dari hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada responden yang berjumlah 148 orang. Berikut adalah ringkasan pengiriman dan pengembalian kuesioner pada Tabel 1.
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1327 Tabel 1.
RingkasanPengiriman dan PengembalianKuesioner
Keterangan Jumlah Kuesioner
Kuesioner yang disebarkan 148
Kuesioner yang kembali 121
Kuesioner yang tidak kembali 27
Kuesioner yang tidak dapat digunakan 0
Kuesioner yang digunakan 121
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate) 121/148 * 100% = 82%
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa kuesioner yang tersebar ke responden sebanyak 148 kuesioner. Jumlah kuesioner yang dikembalikan adalah 121 kuesioner (82%) sedangkan sebanyak 27 kuesioner tidak kembali karena kesibukan OPD maupun karena hilang. Berdasarkan kondisi tersebut hanyak 121 kuesioner (82%) yang masuk dalam kriteria sampel untuk dapat diproses lebih lanjut.
Hasil statistik deskriptif penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2.
Hasil StatistikDeskriptif
Variabel N Min. Max. Mean Std.
Deviasi Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) 121 11 20 17,72 2,038
Komitmen Organisasi (X2) 121 17 32 27,93 3,351
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Y) 121 13 20 16,77 2,040 Sumber:Data diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1) memiliki nilai minimum sebesar 11 dan nilai maksimum sebesar 20 dengan nilai rata-rata sebesar 17,72, jika dibagi dengan 5 item pertanyaan akan menghasilkan nilai sebesar 3,544 yang artinya rata – rata responden memberikan skor 4 untuk item pertanyaan partisipasi penyusunan anggaran. Nilai standar
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1328 deviasi variabel partisipasi penyusunan anggaran adalah sebesar 2,038. Hal ini berarti standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya adalah 2,038.
Variabel Komitmen Orgnisasi (X2) memiliki nilai minimum sebesar 17 dan nilai maksimum sebersar 32 dengan nilai rata-rata sebesar 27,93, jika dibagi dengan 8 item pertanyaan akan menghasilkan nilai sebesar 3,491 yang artinya rata – rata responden memberikan skor 3 untuk item pertanyaan komitmen organisasi.
Nilai standar deviasi variabel komitmen organisasi adalah sebesar 3,351. Hal ini berarti standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya adalah 3,351.
Variabel kinerja aparat pemerintah daerah (Y) memiliki nilai minimum sebesar 13 dan nilai maksimum sebesar 20 dengan nilai rata-rata sebesar 16,77,jika dibagi dengan 5 item pertanyaan akan menghasilkan nilai sebesar 3,354 yang artinya rata – rata responden memberikan skor 3 untuk item pertanyaan kinerja aparat pemerintah daerah.Nilai standar deviasi variabel kinerja aparat pemerintah daerah adalah sebesar 2,070. Hal ini berarti standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya adalah 2,070.
Moderated Regression Analysis (MRA) adalah aplikasi dari regresi linier
berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsure interaksi (perkalian dua atau lebih variable independen). MRA merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya dan kemampuan variabel pemoderasi dalam memoderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Hasil dari analisis MRA dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1329 Tabel 3.
Hasil Uji MRA
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std.
Error
Beta
T Sig.
(Constant) 4.442 .951 4.670 .000
X1 .342 .052 .379 6.590 .000
X2 .133 .041 .182 3.205 .002
X1_X2 .281 .049 .360 5.756 .000
F hitung : 132,246
Signifikansi F : 0,000 Adjusted R Square : 0,766 Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan perhitungan uji MRA di atas, maka didapatkan hasil persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 4,442 + 0,342X1 + 0,133X2 + 0,281X1X2
Konstanta sebesar 4442 memiliki arti apabila partisipasi penyusunan anggaran (X1), komitmen organisasi (X2) sama dengan nol, maka nilai kinerja aparat pemerintah daerah (Y) meningkat sebesar 4,442 satuan
Nilai koefisien β1 = 0,342 menunjukkan partisipasi penyusunan anggaran (X1) bernilai positif, hal ini berarti partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, bila partisipasi penyusunan anggaran meningkat satu satuan akan cenderung meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah dengan asumsi variabel lainnya sama dengan nol.
Nilai koefisien β2 = 0,133 menunjukkan komitmen organisasi (X2) bernilai positif, hal ini berarti komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, bila komitmen organisasi meningkat satu satuan akan cenderung meningkatnya kinerja aparat pemerintah daerah dengan asumsi variabel lainnya sama dengan nol.
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1330 Nilai koefisien β3 = 0,281 menunjukan bila nilai interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi (X1X2) bertambah satu satuan, maka nilai dari kinerja aparat pemerintah daerah(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.281satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemapuan model dalam menerapkan variabel-variabel dependen. Pada penelitian ini, besarnya nilai Adjusted R square adalah sebesar 0,766 yang artinya sebesar 76,6% variasi
kinerja aparat pemerintah daerah dipengaruhi oleh partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, dan interaksi antara penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi, sedangkan sisanya sebesar 23,4 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama pada variabel dependen. Berdasarkan hasil uji, nilai signifikansi F adalah sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (F < α) yang berarti variabel bebasyaitu partisipasi penyusunan anggaran (X1), komitmen organisasi (X2), serta interaksi antara penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi (X1*X2) berpengaruh signifikan secara serempak atau bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu kinerja aparat pemerintah daerah (Y).
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dan untuk mengetahui apakah variabel pemoderasi mampu memoderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1331 Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran memiliki nilai koefisien beta positif sebesar 0,342 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai koefisien beta > 0 dan nilai signifikansi < 0,05 mengindikasikan bahwa partisipasi penyusunanan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja apparat pemerintah daerah. Dengan demikian, H1 diterima.
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa variabel komitmen organisasi memiliki nilai koefisien beta positif sebesar 0,281 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Nilai koefisien beta > 0 dan nilai signifikansi < 0,05 mengindikasikan bahwa komitmen organisasi mampu memoderasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah secara positif. Dengan demikian, H2 diterima.
Partisipasi Penyusunan Anggaran didapat melalui perhitungan rata-rata statistik dari masing-masing pernyataan variabel partisipasi penyusunan anggaran yang dikembangkan oleh Purmita dan Adi (2014). Tabel 5memperlihatkan hasil statistik deskriptif partisipasi penyusunan anggaran sebagai berikut:
Tabel 4.
Partisipasi Penyusunan Anggaran
Indikator Mean
Partisipasi penyusunan anggaran
Indikator: 3,73
1) Keterlibatan dalam penyusunan anggaran 3,07
2) Frekuensi saran yang diberikan 3,14
Indikator Mean
3) Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir 3,07
4) Kontribusi dalam proses penganggaran 3,23
5) Frekuensi atasan meminta pendapat 3,14
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4 rata-rata variabel partisipasi penyusunan anggaran mendapat hasil perhitungan 3,73. Dengan rata-rata 3,73 tersebut menunjukkan
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1332 bahwa pelaksanaan partisipasi dalam penyusunan anggaran pada kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Badung sudah berjalan efektif. Masing-masing indikator partisipasi penyusunan anggaran telah berjalan dengan efektif pula dimana indikator kontribusi dalam proses penganggaran merupakan rata-rata perhitungan dengan hasil tertinggi dibanding indikator lainnya, sedangkan keterlibatan dalam penyusunan anggaran dan besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir merupakan nilai yang terendah.
Meskipun telah masuk dalam kategori efektif, namun perlu untuk dilakukan perbaikan terutama pada indikator keterlibatan dalam penyusunan anggaran dan besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran sebagai skor rata- rata terendah. Aparat pemerintah daerah khususnya di OPD Kabupaten Badung diharapkan lebih aktif terlibat dan memberikan pendapat dalam proses penyusunan anggaran. Aparat pemerintah yang terlibat dalam pengambilan keputusan akan termotivasi dalam situasi kelompok atau organisasi karena diberi kesempatan untuk mewujudkan inisiatif dan daya kreatifitas, tujuan bersama akan lebih mudah tercapai sehingga kinerja aparat pemerintah di OPD Kabupaten Badung akan meningkat.
Komitmen Organisasi didapat melalui perhitungan rata-rata statistik dari masing-masing pernyataan variabel komitmen organisasi yang mengacu pada kuesioner penelitian Ratna (2015). Tabel 5 memperlihatkan hasil statistik deskriptif komitmen organisasi sebagai berikut:
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1333 Tabel 5.
Komitmen Organisasi
Indikator Mean
Komitmen Organisasi
Indikator: 3,73
1) Kebanggaan bekerja 2.84
2) Usaha untuk menyukseskan organisasi 3.34
3) Kesediaan menerima tugas 3.14
4) Loyalitas terhadap organiasasi 3.14
5) Kebanggaan menjadi bagian dari organisasi 3.23
6) Keterikatan terhadap organisasi 2.94
7) Anggapan bahwa organisasi adalah organisasi yang terbaik 3.14
8) Kepedulian terhadap organisasi 3,00
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 5 rata-rata variabel komitmen organisasi mendapat hasil perhitungan 3,73. Dengan rata-rata 3,73 tersebut menunjukkan bahwa komitmen organisasi yang dimiliki aparat pemerintah dalam penyusunan anggaran di OPD Kabupaten Badung sudah berjalan efektif. Masing-masing indikator komitmen organisasi telah berjalan dengan efektif pula dimana indikator usaha untuk menyukseskan organisasi merupakan rata-rata perhitungan dengan hasil tertinggi dibanding indikator lainnya, sedangkan kebanggaan bekerja dan keterikatan terhadap organisasi merupakan nilai yang terendah.
Meskipun telah masuk dalam kategori efektif, namun perlu untuk dilakukan perbaikan terutama pada indikator kebanggaan bekerja dan keterikatan terhadap organisasi sebagai skor rata-rata terendah. Aparat pemerintah daerah khususnya di OPD Kabupaten Badung diharapkan lebih bangga dengan pekerjaan yang dilakukan yang menjadi bagian organisasi dan lebih merasa diri bagian dari OPD di Kabupaten Badung, karena dengan aparat pemerintah yang memiliki perasaan bangga bekerja dan keterikatan terhadap organisasi akan meningkatkan komitmen organisasi yang dimiliki. Komitmen organisasi yang tinggi dari aparat
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1334 pemerintah daerah akan berdampak pada tanggung jawab terhadap penyusunan anggaran yang akan mempengaruhi kinerjanya.
Kinerja aparat pemerintah daerah didapat melalui perhitungan rata-rata statistik dari masing-masing pernyataan variabel kinerja aparat pemerintah yang mengacu pada kuesioner penelitian Ratna (2015). Tabel 6 memperlihatkan hasil statistik deskriptif kinerja aparat pemerintah daerah sebagai berikut:
Tabel 6.
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah
Indikator Mean
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah
Indikator: 3,49
1) Menjalankan fungsi pengkoordinasian dengan saling bertukar
informasi 1,00
2) Menjalankan fungsi perencanaan dengan cara ikut berperan serta 1,00 3) Menjalankan fungsi investigasi dengan cara mengumpulkan
informasi
3,14 4) Selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktunya 3,00 5) Hasil pekerjaan dari individu tersebut menentukan kelangsungan
hidup organisasi
3,07 Sumber:Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 6 rata-rata variabel kinerja aparat pemerintah daerah mendapat hasil perhitungan 3,49. Dengan rata-rata 3,49 tersebut menunjukkan bahwa kinerja aparat pemerintah yang dimiliki aparat pemerintah dalam penyusunan anggaran di OPD Kabupaten Badung sudah berjalan efektif. Masing- masing indikator kinerja aparat pemerinta daerah telah berjalan dengan efektif pula dimana indikator menjalankan fungsi investigasi dengan cara mengumpulkan informasi merupakan rata-rata perhitungan dengan hasil tertinggi dibanding indikator lainnya, sedangkan menjalankan fungsi pengkoordinasian dengan saling bertukar informasi dan menjalankan fungsi perencanaan dengan cara ikut berperan serta merupakan nilai yang terendah.
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1335 Meskipun telah masuk dalam kategori efektif, namun perlu untuk dilakukan perbaikan terutama pada indikator pengkoordinasian dan perencanaan sebagai skor rata-rata terendah. Aparat pemerintah daerah diharapkan meningkatkan pertukaran informasi dan berperan serta dalam partisipasi dalam penyusunan anggaran. Pertukaran informasi antara atasan dan bawahan akan menghasilkan informasi yang efektif dan keikutsertaan berbagai pihak, baik atasan maupun bawahan dalam penyusunan anggaran dapat mendorong moral kerja yang tinggi.
Dimana para aparat pemerintah akan berusaha menciptakan anggaran yang sesuai dengan standar atau kondisi yang diinginkan dimasa depan sehingga kinerja suatu organisasi dapat ditingkatkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien partisipasi penyusunan anggaran (X1) sebesar 0,342 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf nyata yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif pada kinerja aparat pemerintah daerah, maka (H1) diterima.
Pengaruh positif tersebut berarti semakin tinggi partisipasi penyusunan anggaran maka semakin tinggi kinerja aparat pemerintah daerah. Kinerja aparat pemerintah merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran dan peran anggaran sebagai pengukur kinerja memiliki kaitan yang cukup kuat. Anggaran yang telah ditetapkan berfungsi sebagai perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja aparat pemerintah daerah.
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1336 Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wiguna dkk., (2017), Ayunda dan Alit (2016), Saraswati(2015), dan Siahaan (2017) yang menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif pada kinerja aparat pemerintah daerah. Sedangkan tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Karsam (2015),Medhayanti dan Suardana(2015) menemukan partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja manajerial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi (X1X2) sebesar 0,281 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf nyata yaitu 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel komitmen organisasi mampu memoderasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja aparat pemerintah daerah dengan arah signifikan positif sehingga H2 diterima. Nilai positif koefisien interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi artinya komitmen organisasi dapat memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja aparat pemerintah daerah.
Tingkat komitmen organisasi yang tinggi atau rendah dalam melaksanakan proses penyusunan anggaran dapat memengaruhi kinerja. Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong anggota organisasi berusaha keras mencapai tujuan.Aparat pemerintah daerah yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk membuat anggaran menjadi relatif cepat. Komitmen yang tinggi dari aparat pemerintah daerah akan berdampak pada tanggung jawab terhadap penyusunan anggaran.
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1337 Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Asdita dan Asri (2017), Siahaan (2017) yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaranberpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah yang dimoderasi oleh komitmen organisasi. Dengan adanya komitmen organisasi yang tinggi maka akan mempengaruhi aparat pemerintah daerah untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan organisasi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan olehWati (2013) dan Mike (2017) menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak dapat memperkuat hubungan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja aparat pemerintah daerah. Selain itu hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa variabel komitmen organisasi dapat memperkuat hubungan partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja aparat pemerintah daerah, sehingga dengan adanya komitmen organisasi yang tinggi dalam partisipasi penyusunan anggaran diharapkan setiap aparat pemerintah daerah mampu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan pengertian dari teori penetapan tujuan atau goal setting theory.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi, masukan dan tambahan informasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan anggaran pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Badung dalam mengambil keputusan dan menentukan kebijakan di masa yang akan datang
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1338 terkait penyusunan anggaran sehingga nantinya dapat meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Badung.
SIMPULAN
Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif pada kinerja aparat pemerintah daerah. Hal ini bermakna semakin tinggi dari tingkat partisipasi penyusunan anggaran maka semakin tinggi tingkat kinerja dari aparat pemerintah daerah. Hal ini karena partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat dinilai sebagai pendekatan aparat pemerintah daerah yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi sebagai individual karena dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap aparat pemerintah daerah mampu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya
Komitmen organisasi memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja aparat pemerintah daerah. Hal tersebut memiliki arti bahwa komitmen organisasi dapat memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja aparat pemerintah daerah. Adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran yang dipengaruhi oleh komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah.
Aparat pemerintah daerah di OPD Kabupaten Badung diharapkan lebih aktif terlibat dan memberikan pendapat dalam proses penyusunan anggaran. Aparat pemerintah yang terlibat dalam pengambilan keputusan akan termotivasi dalam situasi kelompok atau organisasi karena diberi kesempatan untuk mewujudkan
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1339 inisiatif dan daya kreatifitas, tujuan bersama akan lebih mudah tercapai sehingga kinerja aparat pemerintah di OPD Kabupaten Badung akan meningkat.
Aparat pemerintah daerah di OPD Kabupaten Badung diharapkan lebih bangga dengan pekerjaan yang dilakukan yang menjadi bagian organisasi dan lebih merasa diri bagian dari OPD di Kabupaten Badung, karena dengan aparat pemerintah yang memiliki perasaan bangga bekerja dan keterikatan terhadap organisasi akan meningkatkan komitmen organisasi yang dimiliki. Komitmen organisasi yang tinggi dari aparat pemerintah daerah akan berdampak pada tanggung jawab terhadap penyusunan anggaran yang akan mempengaruhi kinerjanya.
Aparat pemerintah daerah di OPD Kabupaten Badung diharapkan lebih bangga dengan pekerjaan yang dilakukan yang menjadi bagian organisasi dan lebih merasa diri bagian dari OPD di Kabupaten Badung, karena dengan aparat pemerintah yang memiliki perasaan bangga bekerja dan keterikatan terhadap organisasi akan meningkatkan komitmen organisasi yang dimiliki. Komitmen organisasi yang tinggi dari aparat pemerintah daerah akan berdampak pada tanggung jawab terhadap penyusunan anggaran yang akan mempengaruhi kinerjanya.
REFERENSI
Asdita adi, I. W., Sadha Suardikha, I. M., & Asri Dwija Putri, I. G. A. . (2017).
Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi dan Kepuasan Pengguna SIMDA Pada Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 6(6), 2587–2616.
Ayunda Ratna Mentari, N. G., & Alit Suardana, K. (2016). Kepuasan Kerja
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1340 Sebagai Moderasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Aparat Pemerintah Daerah. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 17.1, 509–536.
Brownell, P. 1982b. A Field Study Examination of Budgetary Participation and Locus of Control. The Accounting Review, Vol. L. VII, No.4 pp. 766-777.
Brownell, P. 1982b. A Field Study Examination of Budgetary Participation and Locus of Control. The Accounting Review, Vol. L. VII, No.4 pp. 766-777.
Bryan. J, dan E. A. Locke. 1967, Goal Setting as a Means of Increasing Motivation, The of Applied Psycology, pp: 274-277.
Hansen, Don R, dan Maryanne M. Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial. Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.
Heinle, Mirko S. , Nicholas Ross, dan Richard E. Saouma. 2014. A Theory of Participative Budgeting. The Accounting Review, 89()3, pp: 1025-1050.
Karsam, 2015. Effects of Budget Emphasis and Motivation on the Reletionship between Participstive Budgeting and Budgetary Slack and the impact on the Managerial Perfomarce. Reseach Journal of Financiance Accounting.
Vol.6 No1.
Kenis, I. 1979. Effect on Budgetary Goal Characteristic on Managerial Attitudes And Performance. The Accounting Review. Vol.LIV, No.4, pp, 707-721.
Locke, E. A. 1968. Toward A Theory of Task Motivation and Incentives.
Organizational Behavior and Humas Performance, 3(2), pp: 157-189.
Mardiasmo., 2013, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: ANDI
Medhayanti, N. P., & Suardana, K. A. (2015). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Self Efficacy, Desentralisasi, dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 11(1), 155–170.
Mirda Yanti, N. W., & Sari, M. M. R. (2016) Asimetri Informasi Sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(1), 257-285.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta:
Salemba Empat.
Tri Andriyani dan I G. A. M. Aasri Dwija Putri. Pengaruh …
1341 Nafarin, M. 2013. Penganggaran Perusahaan. Edisi ketiga. Jakarta: Salemba
Empat
Nursidin, M. 2008. Pengaruh Anggaran Partisipatif Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Kesenjangan Anggaran dan Motivasi Kerja pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia-Medan. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara
Pariono, A., & Wirawati, N. G. P. (2018). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan LOC Pada Kinerja Manajerial di PDAM Tabanan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 23, 2118–
2144.
PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Purba Dianthi, I. A. G., & Wirakusuma, M. G. (2017). Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Asimetri Informasi, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Pada Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18(2), 874–901.
Purmita Dewi, N., & Adi Erawati, N. M. (2014). Pengaruh Partisipasi Pengangaran, Informasi Asimetri, Penekanan Anggaran dan Komitmen Organisasi Pada Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9(2), 476–486.
Ratna, D. P. (2015). Pengaruh PAertisipasi Penganggaran Pada Kinerja Manajerial Di LPD Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 11(2), 595–610.
Robbins, Stephen P. Dan Timothi A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi.
Jakarta:Salemba Empat.
Rokhman, M. T. N. (2017). Improving Managerial Performance Through Participation Role of Budget Preparation; A Theoretical and Empirical Overview. journal of Economics and Finance. 8(1), 39-43.
Saraswati, G. P. (2015). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Revelant Information Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Nominal, 4(2), 136–147.
Siahaan, C. A., Savitri, E., & A, A. A. (2017). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Dengan Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating. JOM Fekon, 4(1), 1351–1363.
Vol.27.2.Mei (2019): 1316-1342
1342 Tarigan, J. (2015). The Influence of Budgeting Participation on Managerial
Performance in Service Companies: An evidence from Indonesia. Journal of Accounting and Finance, 15(8), 95-105.
Pengaruh Partisipasi Penyusun Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial:
Komitmen Organisasi dan Persepsi inovasi sebagai variabel intervening Studi Empiris pada Satuan Kerja Instansi Vertikal Wilayah Pembayaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Samp. Diponegoro Journal of Accounting, 2(3), 1–12.
PP No 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Wati, E. (2013). Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran Dengan Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri:
Padang, 1-24.
Widyawati, I. A., & Maria M, R. S. (2017). Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Kinerja Manajerial Dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderasi.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19(1), 311–336.
Widya Astuti, N. P., & Mahaendra Yasa, I. N. (2018). The Effect of Human Resource Quality and Budgeting Participation on Organizational Culture and Organizational Performance. Quantitative Economics Research, 1(1), 39–46.
Wiguna, L. Y. P., Sukartha, I. M., & Putra Astika, I. B. (2017). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Dengan Budaya Organisasi, Motivasi, dan gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8(6), 3041–3070.
Zein, M. (2016). Pengaruh Parisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Siak dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating.JOM Fekon.3(1), 1550-1565.