• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa pada Pembelajaran Daring dengan menggunakan Konsep Fraud Diamond

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa pada Pembelajaran Daring dengan menggunakan Konsep Fraud Diamond"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

21

“Analisis Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa pada Pembelajaran Daring dengan menggunakan Konsep Fraud

Diamond”

Devita Asthary¹

*

, Abdul Muis Mappalotteng², Aminuddin Bakry³

1Universitas Negeri Makassar, *devita.asthary@gmail.com

2Universitas Negeri Makassar, abdulmuism@unm.ac.id

3Universitas Negeri Makassar, aminnenny@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dengan menggunakan teori fraud diamond mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kecurangan akademik mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dan Komputer (JTIK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) pada pembelajaran daring. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan ex- post facto. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 mahasiswa JTIK angakatan 2018, 2019, dan 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik penyebaran angket atau kuesioner. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, analisis regresi sederhana dana analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) variabel tekanan (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) dengan nilai sig. 0,000; (2) variabel kesempatan (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) dengan nilai sig. 0,000; (3) variabel rasionalisasi (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) dengan nilai sig. 0,000; (4) variabel kemampuan (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) dengan nilai sig.

0,000; (5) tekanan (X1), kesempatan (X2), rasionalisasi (X3), dan kemampuan (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) dengan nilai sig. 0,000 dan besar besar pengaruh sebesar 67,6 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan (X1), kesempatan (X2), rasionalisasi (X3), dan kemampuan (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring baik itu secara parsial maupun simultan.

Kata kunci: Perilaku Kecurangan Akademik, Tekanan, Kesempatan, Rasionalisasi, Kemampuan, Pembelajaran Daring

1.PENDAHULUAN

Pendidikan dipandang sebagi salah satu faktor kunci untuk memaksimalkan kualitas sumber daya manusia yang akan berdampak terhadap kemajuan suatu bangsa. Perguruan tinggi sebagai salah satu institut pendidikan formal diharapkan dapat menciptakan lulusan yang memiliki karakter baik, pengetahuan yang berkualitas, dan bakat sesuai dengan bidangnya masing- masing [2]. Terciptanya lulusan yang baik tersebut melibatkan seluruh civitas akademik seperti tenaga administrasi, lingkungan akademik, dan khusunya pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran yaitu mahasiswa dan dosen. Selama kuliah, karakter yang harus didapatkan oleh mahasiswa adalah sikap yang disiplin, bertanggung jawab, jujur, dan tepat waktu terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan oleh dosen.

Pelaksanaan sistem pembelajaran saat ini sangat berbeda dengan sistem pembelajaran sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya penyakit yang sangat berbahaya dan dengan cepat menyebar secara global yang disebut Covid-19 (coronavirus disease 19), yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan berasal dari Wuhan, Tiongkok. Penyebaran virus Covid-19 dari orang ke orang menjadi sumber utama penularan karena virus menyebar lebih cepat dan lebih agresif. Tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Keseshatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi.

Pada awal tahun 2020, pemerintah Indonesia telah menerbitkan surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) No. 1 Tahun 2020 yang berisi kebijakan mencegah penyebaran Covid-19 di bidang Pendidikan, dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh dan merekomendasikan agar peserta didik belajar dari rumah. Menindaklanjuti surat edaran tersebut, Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan perkuliahan

(2)

22 selama pandemic Covid-19 dengan melaksanakan proses pembelajaran secara daring. Menurut Yuliani et al., (2020) pembelajaran daring adalah kegiatan pembelajaran dimana mahasiswa dan dosen melaksanakan proses perkuliahan dengan memanfaatkan penggunaan internet sehingga pelaksanaan pembelajarannya membutuhkan bantuan perangkatperangkat mobile contohnya komputer, laptop, tablet dan telepon dan smartphone yang dapat digunakan oleh peserta didik, tenaga pengajar, maupun civitas akademik lainnya untuk mengakses informasi kapanpun dan dimanapun

Segala macam perubahan yang terjadi secara cepat mengakibatkan mahasiswa harus segera beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru dan tentunya ada perbedaan dengan pembelajaran tatap muka yang biasanya dilakukan. Mahasiswa wajib mentaati peraturan yang berlaku dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan seperti tidak mencontek, bersikap jujur, disiplin, dan sebagainya.

Namun faktanya, di masa pandemi sekarang, persyaratan tersebut justru terkesan sangat memaksa bagi mahassiswa. Tidak dapat disangkal bahwa mahasiswa saat ini merasakan tekanan yang menuntut mereka agar cepat menyesuaikan diri dengan proses pembelajran yang baru, tugas yang diberikan lebih banyak, adanya hambatan teknis seperti masalah jaringan saat video conference, kesulitan memahami materi, dan mahasiswa harus mampu menyesuaikan kegiatan dirumah dengan jadwal pembelajaran mereka. Selain itu, perilaku kecurangan juga rentan terjadi karena banyaknya cara dan besarnya peluang untuk berbuat curang selama melakukan pembelajaran daring terlebih karena tidak adanya pengawasan langsung dari dosen. Salah satu faktor yang menyebabkan yaitu dari penggunaan sistem teknologi, seperti handphone, laptop, dan lainnya yang dapat dengan mudah dan bebas diakses oleh mahasiswa.

Kualitas akademik mahasiswa diukur dengan menggunakan IPK (Indeks Prestasi Komulatif) yang diperoleh pada setiap akhir semester. Pada dasarnya, mahasiswa akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan nilai IPK yang tinggi sebagai standarisasi keberhasilan pendidikan mereka. Untuk mendapatkan nilai yang tinggi tersebut tentu tidaklah mudah, sehingga masih ada mahasiswa yang membenarkan segala macam cara guna mencapai nilai yang tinggi, salah 5 satunya dengan bersikap tidak jujur saat proses pembelajaran yang biasanya dikenal dengan istilah perilaku kecurangan akademik.

Academic fraud (kecurangan akademik) sering dijumpai dalam bidang pendidikan. Menurut Becker et al., (2006) kecurangan akademik merupakan salah satu bentuk perilaku tidak jujur yang akan berdampak buruk

terhadap peserta didik itu sendiri maupun orang lain.

Bentuk perlaku tersebut seperti mengcopy paste dari internet, menyontek pada sebuah catatan kecil pada kertas atau handphone, bekerja sama dengan teman dalam mengerjakan tugas dan ujian, dan berbagai bentuk perilaku kecurangan lainnya yang sudah lazim serta berterima oleh mahasiswa. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti, maka kecurangan akademik akan menjadi kebiasaan yang terus terulang dan bersifat umum di kalangan mahasiswa dan tidak menutup kemungkinan akan berimplikasi pada dunia kerja nantinya.

Penelitian yang membahas mengenai perilaku kecurangan akademik masih sangat sedikit dilakukan terlebih di ruang lingkup Jurusan Teknik Informatika dan Komputer (JTIK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM), padahal perilaku ini dapat terjadi di semua instansi pendidikan terlebih dengan diberlakukannya pembelajaran online yang membuka peluang besar timbulnya kecurangan akademik. Untuk melihat fenomena sebenarnya yang terjadi dilapangan, peneliti perlu melakukan penelitian pendahuluan sebagai observasi awal terhadap kecurangan akademik yakni kepada 20 mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dan Komputer (JTIK) Angkatan 2018, 2019 & 2020. Dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perilaku kecurangan akademik mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dan Komputer (JTIK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) Angkatan 20182019 & 2020 tergolong masih cukup tinggi.

Banyak faktor yang menyebabkan kecurangan mahasiswa selama proses pembelajaran. Berdasar pada beberapa reverensi yang telah dibaca terkait dengan perilaku kecurangan akademik, peneliti menemukan beberapa faktor yang menjadi pemicu timbulnya perilaku kecurangan akademik Becker et al., (2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kecurangan disebabkan atas tiga aspek fraud yang juga disebut dengan istilah fraud triangle antara lain aspek tekanan, aspek kesempatan, dan aspek rasionalisasi. Wolfe &

Hermanson (2004) menyatakan bahwa elemen kemampuan (capability) perlu dipertimbangkan untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan, dimana karakteristik individu dan kemampuan individu yang berperan utama dalam kecurangan akademik bisa terjadi bahkan dengan tanpa adanya tiga elemen yang lain.

Fraud diamond adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keempat elemen tersebut.

Pada aspek tekanan, seseorang bisa terdorong berbuat curang karena merasakana tekanan finansial, kebiasaan buruk, dan juga tekanan lainnya. Menurut Albrecht et al., (2015), tekanan akademik yaitu suatu dorongan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tetapi

(3)

23 dibatasi oleh ketidakmampuan, sehingga bisa menyebabkan seseorang untuk berbuat curang. Pelaku kecurangan akademik seringkali dihadapkan pada situasi dimana terdapat peluang yang dianggap aman karena dilakukan tanpa diketahui. Hal ini disebut juga dengan istilah kesempatan (opportunity). Kesempatan biasanya muncul sebagai akibat dari sistem dalam lingkungan kampus yang kurang baik, seperti pengawasan dalam ujian yang tidak ketat dan sanksi yang diberikan kepada pelanggar aturan terlalu ringan. Tentu hal ini dapat menjadi sebuah kesempatan besar bagi pelaku tindakan kecurangan. Rasionalisasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecurangan akademik.

Rasionalisasi (rationalization) adalah upaya untuk mebenarkan suatu perilaku dengan memberikan alasan yang tampaknya benar atas suatu perbuatan buruk.

Kebanyakan dari para pelaku kecurangan akan berusaha melindungi dirinya sendiri dengan mencari celah dan alasan untuk membenarkan tindakannya dan untuk menutupi rasa bersalah mereka. Rasa bersalah itu pasti akan muncul akan tetapi dengan adanya rasionalisasi ini mereka akan merasa aman.

Selain ketiga faktor tersebut, untuk meningkatkan pencegahan dan pendeteksian kecurangan juga perlu mempertimbangkan elemen yang keempat yaitu kemampuan (capability). Wolfe & Hermanson (2004) berpendapat bahwa kemampuan (capability) adalah sifat- sifat pribadi dan kemampuan yang memainkan peran utama dalam melakukan kecurangan akademik. Pelaku kecurangan akademik harus memiliki kemampuan untuk melihat kesempatan serta mengambil keuntungan sehingga dapat melakukan kecurangan akademik secara terus-menerus.

Tuntutan untuk mendapatkan nilai yang tinggi dapat menjadi tekanan tersendiri untuk mahasiswa melakukan kecurangan akademik. Pengawasan ujian yang tidak terlalu ketat dan sanksi pelanggaran yang ringan dapat menjadi faktor kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan kecurangan. Pemikiran bahwa kecurangan akademik adalah hal biasa merupakan rasionalisasi dari mahasiswa untuk tidak takut melakukan kecurangan. Perilaku mahasiswa yang malas untuk belajar memahami materi perkuliahan membuat mahasiswa memiliki kemampuan untuk melakukan kecurangan.

Penelitian terdahulu tentang kecurangan akademik telah banyak dilakukan seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Pertama (2020) menunjukkan bahwa tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas di Bali. Penelitian yang dilakukan oleh Prawira & Irianto (2018) juga

membuktikan bahwa tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan berpengauh terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri Kota Malang.

Berdasar pada penelitian sebelumnya dan hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti, diketahui bahwa temuan ini menjadi salah satu yang harus diperhatikan karena terdapat ketidaksesuaian hasil yang diperoleh pada observasi awal dengan tujuan perguruan tinggi untuk menciptakan lulusan yang berkualitas bukan hanya dari sisi ilmu pengetahuan, tetapi juga menciptakan lulusan dengan karakter yang baik seperti bertanggung jawab, jujur, dan disiplin. Melalui berbagai pertimbangan di atas, maka peneliti menganggap perlu dilakukan penelitian terhadap kecurangan akademik pada mahasiswa Jurusan Teknik Indormatika dan Komputer (JTIK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) Angkatan 2018, 2019 & 2020 dengan menggunakan konsep Fraud Diamond, yang berjudul “Analisis Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa JTIK FT UNM pada Pembelajaran Daring dengan menggunakan Konsep Fraud Diamond”.

2.METODE PENELITIAN

Dilihat dari kasusnya, penelitian ini berada pada klasisfikasi jenis penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto meneliti varibel yang kejadiannya telah terjadi sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya kejadian tersebut [9]. Karena data penelitian berupa angka-angka yang diolah dan dianalisis secara statistik, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer (JTTIK), Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Makassar (UNM), Kampus Parangtambung, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2021-Maret 2022.

Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dan Kompuer (JTIK) angkatan 2018, 2019 & 2020 yang aktif dalam proses pembelajaran yang berjumlah 999 mahasiswa.

Kemudian peneliti mempersempit populasi dengan menghitung ukuran sampel berdasar pada pendapat dikemukakan oleh Arikunto (2010) maka jumlah sampel diambil sebesar 10% dari jumlah populasi karena jumlah populasi lebih dari 100, sehingga jumlah sampel sebanyak 100 mahasiswa. proportionate stratified random sampling digunakan sebagai metode pengambilan sampel karena populasi pada penelitian ini bersifat heterogen dan berstrata yaitu mahasiswa JTIK

(4)

24 FT UNM yang terdiri dari dua program studi dan terbagi ke dalam tiga angkatan yaitu angkatan 2018, 2019 &

2020, sehingga sampel diambil dari tiap sub populasi yang jumlahnya disesuiakan dengan jumlah anggota tiap sub populasi secara acak.

Variabel independen pada penelitian ini adalah keempat komponen fraud diamond, yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization), dan kemampuan (capability).

Sedangkan variabel dependen yaitu perilaku kecurangan akademik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket) dan diukur berdasarkan skala likert. Penyebaran kuesioner dilakukan secara online melalui google form dikarenakan kondisi pandemi covid19 yang masih terjadi hingga saat ini.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa tahapan, yaitu: (1) uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas instrumen; (2) analisis statistik deskriptif yang berguna untuk memperoleh gambaran atau deskripsi data; dan (3) analsis statistik inferensial yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji korelasi, dan pengujian hipotesis. Pada penelitian ini, menggunakan dua jenis teknik pengujian hipotesis yaitu uji analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara parsial dan uji analisis regresi linier berganda untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara simultan, yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 25 for windows.

3.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Kualitas Data

Penentuan kualitas data penelitian dapat dilihat dari kualitas instrumen penelitian yang digunakan pada pengumpulan data. Dalam mengukur kualitas data suatu instrumen, perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas agar dapat ditarik suatu kesimpulan yang benar dan sesaui dengan keadaan yang terjadi dilapangan. Teknik uji validitas yang digunakan yaitu dengan mengkorelasikan antara skor pada setiap butir pernyataan dengan total skor variabel menggunakan korelasi product moment pearson. Hasil uji validitas setiap variabel menunjukkan bahwa variabel tekanan (X1) memiliki 2 item pernyataan yang tidak valid dan 13 pernyataan yang valid, sedangakan untuk variabel kesempatan (X2), rasionalisasi (X3), kemampuan(X4), dan variabel perilaku kecurangan akademik (Y), semua

item pernyataan adalah valid karena semua pernyataan mempunyai koefisien korelasi yang nilai rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai sig. < 0,05. Selanjutnya pada hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa setiap variabel mempunyai nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,600, sehingga semua variabel dinyatakan reliabel dengan tingkat koefisien korelasi berada di kategori sangat kuat.

2. Hasil Uji Analisis Data Statistik

Statistik deskriptif yaitu statistik yang berguna untuk menganalisis data melalui gambaran atau deskripsi data terkait penelitian yang telah dikumpulkan berdasarkan standar deviasi, rata-rata, maksimum dan minimum, tanpa tujuan menarik kesimpulan atau generalisasi yang diterima secara luas [11]. Dalam statistik deskriptif, data sering disajikan dengan tabulasi penyajian berbentuk grafik atau diagram. Berikiut hasil analisis statistik deskriptif pada penelitin ini:

a. Variabel Tekanan (X1) mempunyai nilai maximum yaitu 65, nilai minimum yaitu 25, dan nilai total keseluruhan item sebesar 4178 dan nilai rata-rata (mean) variabel tekanan sebesar 41,78 dengan standar deviasi sebesar 7,0.

b. Variabel Kesempatan (X2) mempunyai nilai maximum yaitu 75, nilai terendah minimum yaitu 18, dan nilai total keseluruhan item sebanyak 4207 dan nilai rata-rata (mean) variabel kesempatan sebesar 42,07 dan standar deviasi sebesar 10,46.

c. Variabel rasionalisasi (X3) mempunyai nilai maximum yaitu 75, nilai minimum yaitu 21, dan nilai total keseluruhan item sebesar 4178 dan nilai rata-rata (mean) variabel rasionalisasi yaitu 41,78 dengan standar deviasi sebesar 8,98.

d. Variabel kemampuan (X4) mempunyai nilai maximum yaitu 47, nilai minimum yaitu 10, dan nilai total keseluruhan item sebesar 2378 dan nilai rata-rata (mean) variabel kemampuan sebesar 23,78 dengan standar deviasi sebesar 7,1.

e. Variabel perilaku kecurangan akademik (Y) mempunyai nilai maximum yaitu 68, nilai minimum yaitu 16, dan nilai total keseluruhan item sebesar 3507 dan nilai rata-rata (mean) variabel perilaku kecurangan akademik sebesar 35,07 dengan standar deviasi sebesar 8,41.

3. Hasil Uji Analisis Inferensial a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data dalam model regresi, terdistribusi secara normal atau tidak [7]. Jika data terdistribusi secara normal, maka regresi dikatakan baik. Dengan bantuan program software SPSS 25 for Windows digunakan metode Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas 91 data

(5)

25 dalam penelitian ini. Uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua data terdistribusi secara normal karena memiliki nilai Sig. Kolomogorov- Smirnov > 0,05, sehingga semua data memenuhi asumsi normalitas.

b. Hasil Uji Linearitas

Menurut Ghozali (2018), uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel terikat dan variabel bebas memiliki hubungan linier yang signifikan atau tidak. Apabila peningkatan skor variabel dependen diikuti oleh peningkatan skor variabel independen, variabel tersebut bercirikan linier. Berdasarkan hasil uji linearitas pada penelitian ini, diketahui bahwa setiap variabel memiliki nilai sig. Deviation from Linearity >

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara variabel independen dan variabel dependen pada penelitian ini.

c. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan salah satu syarat analysis regresi berganda untuk memeriksa apakah suatu model regresi menemukan korelasi antar variabel bebas [7]. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari gejala multikolinearitas. Hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai tolerance masing-masing variabel lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10, dengan nilai tolerance tekanan adalah 0,539 > 0,10, nilai tolerance kesempatan adalah 0,314 > 0,10, nilai tolerance rasionalisasi adalah 0,246 > 0,10, dan nilai tolerance kemampuan adalah 0,391 > 0,10. Sedangkan nilai VIF tekanan adalah 1,856 < 10; nilai VIF kesempatan adalah 3,188 < 10; nilai VIF rasionalisasi adalah 4,072 < 10; dan nilai VIF kemampuan adalah 2,559 < 10. Jadi, kesimpulannya tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel bebas dalam penelitian ini, sehingga penelitian dapat dilanjutkan.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians residual dalam model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya [7]. Jika model regresinya homoskedastis atau tidak heteroskedastis, maka dikatakan baik. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahawa masing- masing variabel bebas memiliki nilai sig > 0,05. Dengan nilai signifikansi masing-masing yaitu variabel tekanan sebesar 0,649 > 0,05; variabel kesempatan sebesar 0,648

> 0,05; variabel rasionalisasi sebesar 0,446 > 0,05; dan variabel kemampuan sebesar 0,699 > 0,05. Jadi, kesimpulannya tidak terjadi heteroskedastisitas padsa setiap variabel bebas dalam penelitian ini, sehingga model regresi dapat diterapkan.

e. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan pengujian terhadap pernyataan suatu masalah yang telah dirumuskan dengan hasil yang signifikan secara statistik. Pada penelitian ini, menggunakan dua jenis teknik pengujian hipotesis yaitu uji analisis regresi linier sederhana dan uji analisis regresi linier berganda. uji nalisis regresi linier sederhana untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel tekanan (X1), kesempatan (X2), rasionalisasi (X3), kemampuan (X4) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) secara parsial, sedangkan uji analisis regresi linier berganda untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel tekanan (X1), kesempatan (X2), rasionalisasi (X3), kemampuan (X4) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) secara simultan. Berikut hasil uji hipotesis pada penelitian ini.

1) Hasil analisis regresi liner sederhana untuk membuktikan H1: Tekanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, dapat dilihat sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 6,494 + 0,684X1

Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel tekanan (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) dengan nilai t-hitung sebesar 6,987 dan signifikansinya adalah 0,000. Nilai koefisen regresi pada variabel tekanan (X1) sebesar 0,684 menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan nilai tekanan sebesar 1% maka nilai perilaku kecurangan akademik bertambah sebesar 0,684. Koefisien regresi yang diperoleh bernilai positif yang artinya arah pengaruh variabel tekanan (X1) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) adalah positif.

Selain itu, analisis regresi sederhana ini juga memperoleh nilai R Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,333, yang mana menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel tekanan (X1) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) adalah sebesar 33,3 %. Selanjutnya diperoleh nilai F hitung sebesar 48,824 dengan tingkat signifikansi atau probabilitas adalah sebesar 0,000< 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi variabel tekanan atau dengan kata lain ada pengaruh secara signifikan antara variabel tekanan (X1) terhadap perilaku kecurangan akademik (Y).

(6)

26 2) Hasil analisis regresi liner sederhana untuk

membuktikan H2: Kesempatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, dapat dilihat sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 8,621+ 0,629X2

Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel kesempatan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) dengan nilai t-hitung sebesar 12,416 dan signifikansinya adalah 0,000. Nilai koefisen regresi pada variabel kesempatan (X2) sebesar 0,629 menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan nilai kesempatan sebesar 1% maka nilai perilaku kecurangan akademik bertambah sebesar 0,629.

Koefisien regresi yang diperoleh bernilai positif yang artinya arah pengaruh variabel kesempatan (X2) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) adalah positif.

Selain itu, analisis regresi sederhana ini juga memperoleh nilai R Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,611, yang mana menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel kesempatan (X2) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) adalah sebesar 61,1

%. Selanjutnya, diperoleh nilai F hitung sebesar 154,164 dengan tingkat signifikansi atau probabilitas adalah sebesar 0,000< 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi variabel kesempatan atau dengan kata lain ada pengaruh secara signifikan antara variabel kesempatan (X2) terhadap perilaku kecurangan akademik (Y).

3) Hasil analisis regresi liner sederhana untuk membuktikan H3: Rasionalisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, dapat dilihat sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 10,392 + 0,591X3

Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel rasionalisasi (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) dengan nilai t-hitung sebesar 8,053 dan signifikansinya adalah 0,000.

Nilai koefisen regresi pada variabel rasionalisasi (X3) sebesar 0,591 menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan nilai rasionalisasi sebesar 1% maka nilai perilaku kecurangan akademik bertambah sebesar 0,591.

Koefisien regresi yang diperoleh bernilai positif yang

artinya arah pengaruh variabel rasionalisasi (X3) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) adalah positif.

Selain itu, analisis regresi sederhana ini juga memperoleh nilai R Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,398, yang mana menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel rasionalisasi (X3) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) adalah sebesar 39,8

%. Selanjutnya, diperoleh nilai F hitung sebesar 64,856 dengan tingkat signifikansi atau probabilitas adalah sebesar 0,000< 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi variabel rasionalisasi atau dengan kata lain ada pengaruh secara signifikan antara variabel rasionalisasi (X3) terhadap perilaku kecurangan akademik (Y).

4) Hasil analisis regresi liner sederhana untuk membuktikan H4: Kemampuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, dapat dilihat sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 15,605 + 0,819X1

Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel kemampuan (X4) berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) dengan nilai t-hitung sebesar 9,531 dan signifikansinya adalah 0,000.

Nilai koefisen regresi pada variabel kemampuan (X4) sebesar 0,819 menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan nilai tekanan sebesar 1% maka nilai perilaku kecurangan akademik bertambah sebesar 0,819.

Koefisien regresi yang diperoleh bernilai positif yang artinya arah pengaruh variabel kemampuan (X4) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) adalah positif.

Selain itu, analisis regresi sederhana ini juga memperoleh nilai R Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,481, yang mana menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel kemampuan (X4) terhadap variabel perilaku kecurangan akademik (Y) adalah sebesar 48,1

%. Selanjutnya, diperoleh nilai nilai F hitung sebesar 90,843 dengan tingkat signifikansi atau probabilitas adalah sebesar 0,000< 0,05 maka model regresi ini dapat di pakai untuk memprediksi variabel kemampuan atau dengan kata lain ada pengaruh secara signifikan antara variabel kemampuan (X4) terhadap perilaku kecurangan akademik (Y).

5) Hasil analisis regresi linear berganda untuk membuktikan H5: Tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan secara simultan

(7)

27 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, dapat dilihat sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 5,100 + 0,224X1 + 0,537X2 – 0,262X3 + 0,376X4

Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel tekanan (X1), kesempatan (X2), rasionalisasi (X3), dan kemampuan (X4) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y) karena niali sig. masing masing variabel lebih kecil dari (<) 0,05.

Selain itu, analisis regresi linear berganda ini juga memperoleh nilai R Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,676, yang mana menunjukkan bahwa pengaruh tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan terhadap perilaku kecurangan akademik adalah sebesar 67,6 % sedangkan sisanya yakni 32,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Selanjutnya, diperoleh nilai nilai Fhitung sebesar 49,514 dan nilai Ftabel sebesar 2,47 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga hipotesis kelima diterima. Yang artinya tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap perilaku kecurangan akademik.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Tekanan (X1) terhadap Perilaku Kecurangan Akademik (Y)

Hasil penelitian menemukan bahwa tekanan berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa JTIK FT UNM angkatan 2018, 2019 dan 2020. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial diperoleh nilai signifikansi 0,000 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh variabel tekanan (X1) secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa tekanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima, dengan besar pengaruh sebesar sebesar 33,3 %.

Tekanan akademik adalah stimulus atau motivasi yang mahasiswa rasakan di kehidupan sehari-hari berupa tantangan akademik sehingga mereka akan merasa

tertekan untuk mencapai hasil akademik terbaik dengan cara apapun, termasuk melakukan perbuatan curang.

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa tekanan memiliki berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik. Artinya semakin tinggi tekanan yang dirasakan maka semakin besar kemungkinan mahasiswa melakukan kecurangan akademik.

Kecurangan umumnya dilakukan untuk memenuhi tuntutan kelancaran studi untuk mendapatkan nilai IPK yang tinggi dan lulus tepat waktu. Sebuah nilai memiliki dampak yang kuat bagi mahasiswa karena merupakan cerminan dari keberhasilan mahasiswa, sehingga tidak dapat dipungkiri nilai menjadi target utama mahasiswa.

Ketika mengetahui bahwa nilai mereka kurang memuaskan maka akan muncul rasa khawatir dan rasa gengsi kepada orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa adanya rasa malu yang muncul dalam diri mahasiswa saat menperoleh nilai yang kurang memuaskan serta beberapa alasan yang muncul untuk mendapatkan sebuah nilai, seringkali membuat mahasiswa menempuh berbagai cara asalakan mendapatkan nilai yang diharapkan termasuk dengan melakukan kecurangan.

Bentuk tekanan ini bisa datang dari berbagai sumber, termasuk mahasiswa yang ingin mengungguli rekan- rekan mereka, serta orang tua, sponsor beasiswa, atau pemberi kerja.

Perilaku kecurangan akademik juga bisa terjadi apabila mahasiswa memiliki banyak kegiatan selain dari kegiatan perkuliahan. Pada situasi seperti ini, perilaku kecurangan akademik akan lebih rentan terjadi. Terlebih selama pembelajaran daring diberlakukan dimana mahasiswa harus belajar dari rumah dan dihadapkan dengan berbagai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Banyaknya aktivitas di luar perkuliahan menyebabkan berkurangnya waktu belajar yang berujung pada keterlambatan penyelesaian tugas dan kurangnya persiapan diri sebelum ujian. Hal ini dikarenakan mahasiswa tidak bisa membagi waktu secara baik antara jadwal perkuliahan dengan jadwal di luar perkuliahan, sehingga aktivitas lain yang dilakukan mahasiswa diluar dari kegiatan perkuliahan akan menjadi salah satu tekanan bagi mereka. Pada akhirnya, mereka mencari jalan terpendek melalui perilaku kecurangan.

Adanya pengaruh ajakan dari teman untuk melakukan kecurangan saat mengerjakan ujian maupun tugas, juga seringkali menjadi awal terjadinya perilaku kecurangan. Terlebih jika mahasiswa yang mengajak tersebut memiliki pengalaman dan kemampuan yang baik dalam melakukan perilaku kecurangan akademik, dan karena mahasiswa tersebut sudah memahami kondisi dan peluang saat kapan perilaku kecurangan akademik itu aman untuk dilakukan. Mahasiswa yang tidak ingin

(8)

28 bekerja sama untuk berbuat curang biasanya akan dianggap egois oleh teman-temannya, sehingga hal ini mendorong mahasiswa tersebut untuk melakukan hal yang sama. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Prawira & Irianto (2018) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecurangan akademik mahasiswa dipengaruhi oleh tekanan.

2. Pengaruh Kesempatan (X2) terhadap Perilaku Kecurangan Akademik (Y)

Hasil penelitian menemukan bahwa kesempatan berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa JTIK FT UNM angkatan 2018, 2019 dan 2020. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial diperoleh nilai signifikansi 0,00 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh variabel kesempatan (X2) secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa kesempatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, dengan demikian hipotesis kedua (H2) diterima, dengan besar pengaruh sebesar sebesar 61,1%.

Kesempatan untuk melakukan kecurangan akademik yaitu suatu peluang yang diterima mahasiswa secara sengaja atau tidak sengaja karena kurangnya sistem pengawasan sehingga dapat mendorong mahasiswa tersebut untuk berbuat curang. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa kesempatan berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa. Artinya semakin banyak kesempatan yang dimiliki mahasiswa maka semakin besar pula peluang yang dimilikinya untuk melakukan kecurangan akademik.

Pemberlakukan pembelajaran daring menjadi salah satu kesempatan besar terjadinya perilaku kecurangan akademik karena mahasiswa dapat dengan mudah dan bebas mengakses internet dimanapun dan kapanpun tanpa adanya penngawasan langsung dari dosen sehingga penyalahgunaan internet sangat rentang terjadi, misalnya mahasiswa dapat mencari jawaban dari internet maupun bertukar jawaban dengan mahasiswa lain melalui chat di media sosial saat mengerjakan tugas maupun ujian dan juga siswa dapat dengan aman mengutip dari Internet dengan mengcopy paste dengan tidak mencantumkan sumbernya.

Ketika sebuah sistem lemah, seperti kurangnya kontrol dan sanksi yang tidak memadai, maka kesempatan berbuar curang itu akan muncul. Ketika mahasiswa ditekan, mereka akan berpikir untuk berbuat curang, dan ketika pengawas ujian gagal melakukan tugasnya, yaitu mengawasi dengan baik dan hati-hati,

dan ketika pengawas ujian tidak mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswa yang berbuat curang, maka hal ini akan memudahkan mereka untuk bertindak curang.

Pengawasan ketat, diikuti dengan pemberitahuan adanya kecurangan akademik yang ditemukan dan bukti bahwa ancaman hukuman benar-benar dilakukan, dapat membantu mengurangi aktivitas kecurangan akademik.

Selain itu, kurangnya pemeriksaan terkait kecurangan akdemik menjadi salah satu faktor perilaku kecurangan rentan terjadi di kalangan mahasiswa.

Mahasiswa memiliki kebebasan untuk jujur atau melakukan kecurangan akademik apabila dosen atau fakultas tidak pernah melakukan pemeriksaan yang semestinya ketika mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pemeriksaan terhadap perilaku kecurangan harus dilakakukan dengan rutin dari pihak fakultas atau dosen sehingga tindakan kecurangan akademik dikalangan mahasiwa mampu diminimalisir.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Widianto & Sari (2017) dan penelitian Murdiansyah et al., (2017) yang menyatakan bahwa kesempatan berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku kecurangan akademik. Ini terjadi karena lemahnya suatu sistem seperti kurangnya kontrol dan penerapan sanksi yang tidak tegas.

3. Pengaruh Rasionalisasi (X3) terhadap Perilaku Kecurangan Akademik (Y)

Hasil penelitian menemukan bahwa rasionalisasi berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa JTIK FT UNM angkatan 2018, 2019 dan 2020. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial diperoleh nilai signifikansi 0,00 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh variabel rasionalisasi (X3) secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa rasionalisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, dengan demikian hipotesis ketiga (H3) diterima, dengan besar pengaruh sebesar sebesar 39,8%.

Rasionalisasi kecurangan akademik merupakan sikap atau anggapan yang dimiliki mahasiswa untuk melakukan pembenaran diri atas apa yang dilakukan dengan cara merubah sesuatu yang salah menjadi hal yang wajar dan berterima secara sosial sebagai pengganti atas alasan yang sebenarnya sehingga berdampak pada berkurangnya rasa bersalah mahasiswa tersebut. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa rasionalisasi berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa. Artinya semakin tinggi rasionalisasi yang dilakukan mahasiswa maka

(9)

29 semakin besar pla kecenderungan mahasiswa untuk melakukan kecurangan akademik. Mahasiswa yang memiliki sifat rasionalisasi yang tinggi atau yang sudah terbiasa membuat alasan atau pembenaran diri maka akan cenderung menganggap perilaku kecurangan akademik merupakan perilaku yang sudah biasa.

Mahasiswa seringkali menganggap perilaku kecurangan sebagai hal yang biasa, terlebih saat pembelajaran daring dilakukan. Salah satu penyebab mahasiswa melakukan kecurangan selama pembelajaran daring adalah karena semua teman-temannya melakukan hal yang sama sehingga ketika melakukan kecurangan mahasiswa cenderung merasa bahwa hal tersebut tidak merugikan bagi orang lain. Kebanyakan responden pada penelitian ini menganggap melakukan kerja sama dengan teman saat ujian daring adalah suatu bentuk solidaritas.

Solidaritas pertemanan artinya mengangaap berbagi jawaban satu sama lain sebagai hal yang wajar dilakukan. Adanya pembenaran seperti banyaknya teman yang juga melakukan kecurangan selama pembelajaran daring dapat mendorong mahasiswa untuk berbuat curang.

Selain itu, mahasiswa menganggap bahwa perilaku kecurangan dilakukan jika dalam keadaan terdesak. Hal ini yang menjadi alasan utama mahasiswa melakukan kecurangan, karena merasa terdesak dengan waktu ujian yang akan habis atau karena kurangnya persiapan diri mahasiwa untuk mengikuti ujian ataupun karena banyaknya kegiatan lain yang dilakukan mahasisiwa diluar dari kegiatan perkuliahan sehingga waktu belajar dan mengerjakan tugas semakin sedikit, dan untuk mengatasi masalah tersebut mahasiswa akan melakukan tindak kecurangan.

Kebanyakan dari para pelaku kecurangan akan berusaha melindungi dirinya sendiri dengan mencari celah dan alasan untuk membenarkan tindakannya dan untuk menutupi rasa bersalah mereka. Rasa bersalah itu pasti akan muncul akan tetapi dengan adanya rasionalisasi ini mereka akan merasa aman. Oleh karena itu, hasil penelitian dapat membuktikan salah satu elemen teori fraud diamond yaitu rasionalisasi, dapat menjadi salah satu faktor mahasiswa melakukan kecurangan.

Penelitian ini selajan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2014) menyebutkan bahwa rasionalisai berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa Universitas Brawijaya Malang pada saat ujian. Selain itu, hasil penelitian Prawira &

Irianto (2018)juga menunjukkan bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap kecurangan akademik.

4. Pengaruh Kemampuan (X4) terhadap Perilaku Kecurangan Akademik (Y)

Hasil penelitian menemukan bahwa kemampuan berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa JTIK FT UNM angkatan 2018, 2019 dan 2020. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial diperoleh nilai signifikansi 0,00 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh variabel kemampuan (X4) secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik (Y), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa kemampuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima, dengan besar pengaruh sebesar sebesar 48,1 %.

Kemampuan mahasiswa melakukan kecurangan merupakan sisfat-sifat yang dimiliki individu untuk mengenali dan memanfaatkan peluang yang ada untuk berbuat curang, sehingga dengan adanya kemampuan tersebut maka mahasiswa akan lebih percaya diri melakukan kecurangan bahkan hingga berulang kali.

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa kemampuan memiliki pengaruh yang positif terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Artinya semakin besar kemampuan mahasiswa berbuat curang maka semakin besar kemungkinan mereka untuk melakukan kecurangan.

Seorang mahasiswa tidak akan bisa berbuat curang apabila tidak memiliki kemampuan yang tepat.

Kemampuan disertai dengan kesempatan untuk melakukannya. Saat ada kesempatan berbuat curang, maka mahasiswa akan menggunakan kemampuannya untuk memnafaatkan kesempatan tersebut dalam hal berbuat curang. Wolfe dan Hermanson (2004) menyebutkan bahwa kesempatan hanya merupakan pintu masuk untuk melakukan kecurangan, sedangkan tekanan dan rasionalisasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kecurangan. Tetapi orang yang melakukan kecurangan tersebut harus memiliki kemampuan untuk menyadari bahwa pintu masuk tersebut merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan bukan hanya sekali namun berkali-kali. Mahasiswa yang sudah terbiasa berbuat curang akan lebih mudah mengontrol eskpresi dan emosinya sehingga perilakunya tidak diketahui orang lain.

Mahasiswa yang sudah terbiasa dengan perilaku kecurangan cenderung mempunyai pengetahuan dan kemampuan agar dapat mengeksploitasi kelemahan dari sistem pembelajaran. Mahasiswa yang mampu melakukan dan merencanakan kecurangan saat pembelajaran daring cenderung memiliki kehatia-hatian, sikap tenang, dan pengetahuan terhadap kecurangan.

Sikap tenang saat melakukan kecurangan tentu dapat mendorong kemampuan individu untuk berbuat curang.

(10)

30 Seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengontrol stressnya saat melakukan kecurangan akan lebih tenang sehingga perilakunya itu akan lebih sulit dideteksi.

Kesulitan dalam mendeteksi kecurangan juga dapat muncul dari kurangnya interaksi antara dosen selama masa pembelajaran daring sehingga mahasiswa dapat menyusun strategi untuk berbuat curang. Kondisi seperti ini bahkan sudah ada sebelum pandemi COVID-19 terjadi.

Mahasiswa yang sudah sering melakukan kecurangan dapat dengan mudah mendorong mahasiswa lain untuk berbuat curang karena mahasiswa tersebut mempunyai kreativitas dan pengetahuan yang baik.

Mahasiswa bisa melihat kesempatan yang bisa mempermudah mereka untuk berbuat curang jika didukung dengan sikap yang benar. Misalnya, mahasiswa mampu memahami celah ketika penguji ceroboh saat ujian online sehingga masiswa dapat berbuat curang dengan gerakan yang tidak disadari oleh penguji. Bentuk kecurangan tersebut seperti bekerja sama dengan teman melalui media sosial media seperti whatsaapp, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah bertukan jawaban dengan mahasiswa lain.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi

& Pertama (2020) dan penelitian Darmayanti et al., (2020) yang menyatakan bahwa kemampuan berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik. Pelaku kecurangan harus memiliki kemampuan yang tepat untuk mengenali kesempatan dan mengambil keuntungan, sehingga dapat melakukan kecurangan hingga berulang kali.

5. Pengaruh Tekanan (X1), Kesempatan (X2), Rasionalisasi (X3), dan Kemampuan (X4) terhadap Perilaku Kecurangan Akademik (Y)

Berdasarkan hasil uji simultan menunjukkan Fhitung sebesar 49,514 dan nilai Ftabel sebesar 2,47 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai Fhitung >

Ftabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga hipotesis kelima (H5) yang berbunyi tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring, diterima. Yang artinya tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap perilaku kecurangan akademik.

Keempat elemen yang dibahas pada teori fraud diamond menjadi faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku kecurangan akademik di kalangan mahasiswa.

Tuntutan mendapatkan nilai yang baik dan pengaruh lingkungan dapat mejadi tekanan tersendiri. Secara

bersamaan dosen lengah dalam mengawasi mahasiswa saat ujian dan didukung oleh anggapan bahwa menyontek merupakan hal yang wajar di kalangan mahasiswa. Apabila mahasiswa berada dalam situasi dan kondisi tersebut maka mahasiswa tidak ragu atau merasa takut untuk melakukan kecurangan akademik dengan kemampuan yang mahasisiwa tersebut miliki.

Banyak kecurangan akademik yang biasanya dilakukan mahasiswa tidak mungkin dilakukan tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat. Sifat dan kemampuan individu adalah salah satu faktor yang sangat berperan dalam terjadinya kecurangan akademik.

Hal ini juga dibuktikan melalui hasil wawancara terhadap beberapa mahasiswa JTIK yang menyatakan bentuk perilaku kecurangan akademik yang paling sering dilakukan selama pembelajaran daring yaitu mahasiswa dapat menyontek saat ujian daring, melakukan copy paste dari internet dan bekerjasama dengan teman saat mengerjakan tugas mandiri melalui chat sosial media.

Hal ini terjadi karena mahasiswa dapat dengan mudah dan bebas mengakses internet dimanapun dan kapanpun tanpa adanya pengawasan yang ketat dari dosen sehingga kesempatan terbuka lebar untuk berbuat curang. Mahasiswa juga sulit membagi waktu belajar dan kegiatan lain di luar jam perkuliahan daring seperti pekerjaan rumah, ajakan bersenang-senang dari keluarga atau teman di kampung ataupun acara keluarga sehingga mehasiswa memiliki banyak godaan dan tidak fokus pada pembelajaran. Selain itu, adanya kendala jaringan juga kadang membuat mahasiswa tertinggal di beberapa materi perkuliahan. Tentunya hal ini dapat mengurangi efektitas mereka dalam mengerjakan tugas-tugas mereka sehingga rasa tergesa-gesa bisa memicu sebuah tindakan kecurangan dengan kemampuan yang mereka miliki.

Tekanan adalah keadaan yang tidak menyenangkan yang biasanya menjadi beban mental. Kesulitan terbesar yang dihadapi mahasiswa antara lain waktu belajar yang kurang, beban tugas yang banyak dan sulit, kompetesi mahasiswa untuk meperoleh nilaiyang tinggi, dan pemaksaan atau keharusan untuk lulus. Kesempatan berhubungan dengan keleluasaan, waktu, dan peluang.

Kesempatan berbuat curang yaitu adanya keleluasaan, waktu, dan peluang mahasiswa untuk berbuat curang.

Kurang ketatnya pengawasan saat ujian dan pemberian sanksi yang tidak berat dapat menjadi salah satu penyebab kesempatan mahasiswa dalam melakukan kecurangan akademik. Rasionalisasi merupakan tindakan atau proses yang merasionalisasikan apa yang mungkin tidak logis pada awalnya. Ketidakjujuran dirasionalisasikan oleh kemauan membuat orang lain merasa lebih baik. Kecurangan tidak terjadi apabila mahasiswa tidak memiliki kemampuan untuk berbuat curang. Kemampuan yang dimiliki pelaku kecurangan,

(11)

31 seperti: dapat dengan mudah mengajak teman untuk ikut berbuat curang, percaya diri saat melakukan kecurangan, serta mampu menekan rasa bersalah atau bahkan tidak merasa bersalah setelah melakukan kecurangan akademik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Darmayanti et al., (2020) yang menyatakan bahwa bahwa tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kemampuan secara simultan mempengaruhi perilaku kecurangan akademik mahasiswa.

3.KESIMPULANDANSARAN A. Kesimpulan

Berikut kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat elemen yang terdapat pada teori Fraud Diamond yaitu tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan, secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat elemen yang terdapat pada teori Fraud Diamond yaiu tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa JTIK FT UNM pada pembelajaran daring.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut beberapa saran yang yang dimaksud untuk memberikan manfaat baik bagi pembaca maupun pihak lain:

1. Bagi mahasiswa, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk lebih mengetahui tentang perilaku kecurangan akademik yang timbul karena adanya faktor tekanan, kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan yang ada di kalangan 167 mahasiswa khususnya pada mahasiswa JTIK.

Mahasiswa diharapkan dapat meminimalisisr atau bahkan mencegah terjadinya perilaku kecurangan akademik.

2. Bagi lembaga, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak kampus khususnya Jurusan Pendidikan Teknik informatika dan komputer FT UNM sebagai upaya preventif kedepannya untuk mencegah mahasiswa yang melakukan perilaku kecurangan akademik.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya yang membahas tentang analisis perilaku kecurangan akademik dengan menggunakan teori fraud diamod.

Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti secara lebih lanjut mengenai perilaku kecurangan akademik dengan menambahkan variabel, menyempurnakan model penelitian, dan mengontrol dengan baik penyebaran kuesioner sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih baik dan akurat.

DAFTARPUSTAKA

[1] Albrecht, W.S., et al., 2015. Fraud examination (5th ed.). USA: South-Western.

[2] Apriani, N., Sujana, E., & Sulindawati, I., G., E.

2017. Pengaruh Pressure, Opportunity, dan Rationalization terhadap Perilaku Kecurangan Akademik (Studi Empiris : Mahasiswa Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha).

JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1), 121–133.

[3] Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

[4] Becker, D' Arcy, et al., 2006. Using the business fraud triangle to predict academic dishonesty among business students. Academy of Educational Leadership Journal, 10(1), 37–54.

https://www.abacademies.org/articles/aeljvol10no 12006.pdf#page=43

[5] Darmayanti, N., Rosyida, I. A., & Irawan, G. A.

2020. Pengaruh Dimensi Fraud Diamond Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Jurusan Akuntansi. J-MACC, Journal of Management and Accounting, 3(2), 41–54.

[6] Dewi, I. G. A. R. P., and Pertama, I. G. A. W.

2020. Perilaku kecurangan akademik mahasiswa Akuntansi: Dimensi Farud Diamond. JIA (Jurnal Ilmiah Akuntansi), 5(2), 221–234.

[7] Ghozali, I. 2018. Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25 (9th ed.).

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

[8] Murdiansyah, I., Sudarma, M., & Nurkholis.

2017. Pengaruh Dimensi Fraud Diamond Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik.

Akuntansi Aktual, 4(2), 121–133.

[9] Prawira, I. D. M. S., & Irianto, G. 2018. Analisis pengaruh dimensi fraud diamond terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa S1 jurusan akuntansi

(12)

32 perguruan tinggi negeri kota malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya,

3(2), 1689–1699.

http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article [10] Purnamasari, D. 2014. Analisis pengaruh dimensi

Fraud Triangle terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa pada saat ujian dan metode pencegahannya. Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.

[11] Sugiyono. 2019. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

[12] Widianto, A., & Sari, Y. P. 2017. Deteksi kecurangan akademik pada mahasiswa D III Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal dengan model Fraud Triangle. J. AKSI (Akuntansi dan Sist. Informasi), 1(2007), 29–37.

[13] Wolfe, D. T., & Hermanson, D. R. 2004. The Fraud Diamond : Considering the Four Elements of Fraud. The CPA Journal, 74(12), 38–42.

[14] Yuliani, M. 2020. Pembelajaran daring untuk pendidikan: Teori dan penerapan. Medan:

Yayasan Kita Menulis.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh media televisi Si Bolang terhadap kemampuan menulis teks deskripsi siswa adalah terlihatnya pengaruh yang signifikan terhadap hasil menulis teks

Berdasarkan beberapa de- finisi di atas, maka pada dasarnya konsep arsip tidak dapat di- pisahkan dengan informasi, karena arsip merupakan infor- masi yang dibuat,

Pembahasan ini memfokuskan pada pendapatan asli daerah, dana bagi hasil, jumlah penduduk dan anggaran belanja modal, hal ini dilakukan supaya penelitian ini terarah dan

Dalam rangka memeriahkan HUT Paroki SanMaRe yang ke-3, akan diadakan bazar pada hari Minggu, 25 Agustus 2013, bazar terbuka bagi seluruh umat. Bagi yang berminat membuka

Berdasarkan latar belakang problematika dan analisis terhadap pengembangan skill pegawai seksi penyelenggara haji dan umroh Kementerian Agama kota Semarang maka

Alasan utama mengapa hanya data password yang diproteksi adalah karena apabila penyusup berhasil menyusup ke dalam database server maka penyusup hanya akan mendapatkan data

Prolaps tali pusat adalah kejadian dimana di samping atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban pecah. Terhentinya aliran darah yang melewati tali

%ada percobaan ini dilakukan preparasi sampel pada batubara. *atubara yang belum terukur besarnya akan diubah menjadi batubara yang  besarnya terukur. %roses preparasi sampel