• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNAIR Berbagi Pengalaman dengan Universitas Telkom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UNAIR Berbagi Pengalaman dengan Universitas Telkom"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UNAIR Berbagi Pengalaman dengan Universitas Telkom

UNAIR NEWS – Meski masih tergolong sangat muda, Universitas Telkom, Bandung, memiliki target untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia. Untuk itu, mereka melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga (10/3), untuk memperoleh pengetahuan tentang sistem pendidikan. Berikut sejumlah potret atau dokumentasi kegiatan kedua belah pihak.

(2)

Rektor Mewisuda 2018 Lulusan Universitas Airlangga

WARTA UNAIR – Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., selama dua hari ini, Sabtu (11/3) dan Minggu (12/3) akan mewisuda 2018 lulusan Universitas Airlangga dari berbagai jenjang dan fakultas di UNAIR. Wisuda ini dilaksanakan di gedung Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C Jl. Mulyorejo Surabaya.

Pada wisuda hari pertama di tahun 2017 ini, Rektor akan mengukuhkan 1.008 wisudawan. Sedangkan sisanya yang 1.010 orang, akan diwisuda pada hari Minggu (12/3), di tempat yang sama.

Diantara wisudawan tersebut terdapat 28 yang dikukuhkan sebagai Wisudawan Terbaik dari masing-masing jenjang. Selain itu juga terdapat 12 Wisudawan Berprestasi dari masing-masing fakultas. Untuk itu Rektor memberinya Piagam Penghargaan kepada mereka. Kemudian dalam upacara wisuda kali ini juga terdapat penghargaan kepada wisudawan yang memiliki skor jurnal tertinggi.

Wisudawan Terbaik di UNAIR adalah mereka yang meraih nilai tertinggi diantara lulusan cumlaude, yaitu nilai diatas 3,50.

Sedangkan wisudawan berpretasi adalah peraih komposisi tertinggi antara nilai IPK dan nilai tertinggi SKP (Satuan Kredit Prestasi) di masing-masing fakultas.

Dari Direktorat Pendidikan UNAIR diperoleh informasi bahwa peserta terbesar wisuda perdana tahun 2017, kali ini dari Fakultas Kedokteran (FK). FK mengirim 286 orang baik lulusan S1 hingga S-3 (Doktor). Terbanyak nomor dua dikirim dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), 260 wisudawan.

(3)

Kemudian terbesar ketiga dari Fakultas Hukum (FH) 255 orang.

Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., dalam amanatnya sebagaimana disampaikan pada wisuda sebelumnya, berharap seluruh wisudawan selalu peduli kepada masyarakat di sekitarnya. Sikap peduli kepada sesama ini sesungguhnya telah menjadi komitmen kita.

”Lihatlah janji itu dalam Hymne Airlangga. Dengan nada syahdu kita pernah berikrar: Bagimu almamater, Kuberjanji setia, Berdharma bakti suci, Berjasa mulia, Belajar untuk nusa, Indonesia yang kucinta…” kata Rektor. Dalam kapasitas yang sama, harapan itu juga disampaikan untuk para wisudawan UNAIR hari ini.

Penekanan sambutan Rektor itu disampaikan karena pendidikan itu harus berlangsung seumur hidup. Karenanya, perbarui dan tambahlah terus ilmu kita, termasuk dari “Universitas Kehidupan” ini. Kemudian perhatikanlah sekitar kita, dan cermatilah lingkungan kita.

“Ilmu itu bisa berasal dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat. Bersegeralah untuk ikut menyelesaikan masalah- masalah itu, dan yakinlah bahwa ilmu yang dibekali oleh almamater cukup memadai untuk turut menemukan solusinya,” kata Prof. Moh Nasih.

Dikatakan, dalam kehidupan ini selalu ada pasangan antara

“tantangan dan jawaban”. Artinya, tantangan atau masalah itu tidak boleh kita hindari. Tapi kita harus yakin bahwa semua wisudawan akan bisa menghadapi berbagai tantangan yang ada, sebab almamater yang memiliki semangat “Excellence with Morality” ini insya-Allah telah memberikan bekal yang cukup.

”Dengan percaya diri, ubahlah tantangan yang ada menjadi peluang. Di sekitar kita banyak kisah sukses dari orang-orang yang tidak saja mampu keluar dari masalah yang menindihnya, tetapi bahkan keluar sebagai sang pemenang,” tandas Rektor.

(*)

(4)

Penulis: Bambang Bes.

Berganti Nama, dari PDD Menjadi PSDKU UNAIR di Banyuwangi

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga secara resmi mengubah nama PDD (Pendidikan Diluar Domisili) Universitas Airlangga di Bayuwangi menjadi PSDKU (Program Studi Diluar Kampus Utama) Universitas Airlangga di Bayuwangi, Jumat (10/3) siang.

Diterangkan oleh Sekretaris Koordinator PDD Universitas Airlangga di Bayuwangi, A.A. Gde Satia Utama, SE., M.Si., Ak, perubahan nama ini akan dilakukan secara bertahap. Dimulai dari segi administrasi hingga kegiatan operasional. Pengubahan nama dari PDD menjadi PSDKU ini, harapan kedepannya, menjadi harapan baru untuk meningkatkan kualitas akademika PDD UA di Banyuwangi.

Perubahan nama dari PDD menjadi PSDKU ini dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pembukaan, Perubahan, dan Penutupan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi.

“Kita berharap dengan adanya kebijakan dari Kemenristek Dikti ini, mengubah nama PDD menjadi PSDKU maka dapat meningkatkan esksistensi keberadaan Universitas Airlangga di Banyuwangi,”

kata A.A. Gde Setia.

Pasalnya, mengenal istilah PDD mungkin saja akan membuat sedikit perbedaan persepsi, akan tetapi untuk menghadapi

(5)

kemungkinan tersebut, pihaknya sudah berencana untuk mengadakan sosialisasi. Kepada dosen dan Tata Usaha sudah dilakukan, namun kepada mahasiswa maupun pihak luar kampus, akan dilakukan secara bertahap.

P E M E T A A N w i l a y a h k a m p u s P S D K U . ( s u m b e r : http://ristekdikti.co.id)

Pemakaian nama PSDKU dapat dibuka pada jenis pendidikan akademik dan vokasi, untuk program sarjana, magister, maupun diploma. Perubahan atau penutupan PSDKU tidak akan mengakibatkan perubahan bentuk atau penutupan suatu perguruan tinggi.

Pembukaan PSDKU hanya bertujuan untuk penambahan jumlah program studi dalam bidang disiplin ilmu yang sama dengan program studi yang telah ada di Kampus Utama perguruan tinggi yang berbeda lokasi dari kampus utama. Lokasi kampus yang bisa disebut sebagai PSDKU ini ditentukan dari pemetaan wilayah (lihat gambar denah). (*)

(6)

Penulis: Siti Mufaida Editor: Bambang ES

UNAIR Dipercaya Bina Universitas Muda

UNAIR NEWS – Meski masih tergolong sangat muda, Universitas Telkom, Bandung, memiliki target untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia. Untuk itu, mereka melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga (10/3), untuk memperoleh pengetahuan tentang sistem pendidikan.

Kunjungan tersebut dilakukan oleh Direktur Sekretariat Universitas Telkom beserta pimpinan lain, seperti Kabag Satuan Penjaminan Mutu, Kabag Pengembangan dan Pengendalian Industri, Sekretaris Pimpinan, dan beberapa staf lembaga lain.

Dadan R selaku Direktur Sekretariat Universitas Telkom mengatakan, kunjungan yang mereka lakukan bertujuan untuk perolehan informasi seputar pengembangan pendidikan di UNAIR.

Meski baru berdiri tahun 2013, mereka bertekat untuk bersaing dengan perguruan tinggi kelas dunia.

“Saya kira, belajar yang paling bagus dengan universitas terdekat. Kalau melihat di rank, UNAIR masih berada di atas kami. Tujuannya untuk mencari best practice bagaimana penyelenggaraan universitas yang baik dalam rangka menuju ranking kelas dunia,” ujar Dadan.

Dadan mengatakan, Universitas Telkom tengah gencar melakukan pengembangan di segala bidang. Tahun 2017 ini, hal mendasar yang ingin dibangun adalah kaitannya dengan program pendidikan.

(7)

“Tentu yang berkaitan dengan tenaga pengajar, baik dalam konteks jabatan fungsional, keahlian dalam strata pendidikan, termasuk juga bidang penelitian. Itu yang akan kita dorong.

Karena untuk menuju WCU, kita mengharapkan dosen-dosen harus punya level pendidikan, pengajaran, dan penelitian kelas dunia,” tambahnya.

Melalui kunjungan ini ia berharap, dapat terjalin kolaborasi yang baik antara Universitas Telkom dan UNAIR. Ia menegaskan, kolaborasi adalah kata kunci dalam sebuah perkembangan.

“Kalau kita hanya sendiri saja, saya kita tidak akan kemana- mana. Tujuan utama kita untuk membangun kolaborasi. Terutama dengan universitas-universitas yang kami kategorikan punya reputasi yang baik,” tambahnya. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan

Selamat Jalan, Pakar Kanker Paru-paru

UNAIR NEWS – Duka mengiringi upacara persemayaman janazah pakar kanker paru-paru Prof. Dr. Benjamin Palgunadi Margono, dr., Sp.P (K). Guru Besar Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu disemayamkan di Aula FK UNAIR, Kamis (9/3). Sang pakar kanker paru-paru yang dikenal tegas dan tidak setengah- setengah dalam mentransfer ilmu ini meninggal pada usia ke-71 tahun.

Prof. Ben, sapaan akrabnya, meninggalkan dunia pada hari Sabtu

(8)

(4/3) setelah sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Siloam Surabaya beberapa waktu lalu. Setelah dari rumah sakit, jenazah sempat disemayamkan di Yayasan Adi Jasa sebelum akhirnya diantarkan ke FK UNAIR dan FK Universitas Widya Mandala untuk diberikan penghormatan terakhir. Setelah itu, jenazah diantar menuju krematorium Eka Praya untuk diperabukan.

Kabar berpulangnya Prof. Ben ternyata tidak saja menyisakan kesedihan yang mendalam di benak keluarga, tetapi juga para sejawat dokter khususnya dari Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNAIR.

Dokter Soedarsono mengaku kehilangan salah seorang guru terbaiknya. Baginya, Prof. Ben adalah sosok guru idola dengan ciri khas yang berbeda. Salah satunya adalah karakter mendiang dalam mentransfer ilmunya kepada para muridnya. “Ilmu apapun yang beliau punya, semuanya disebarkan ke semua muridnya.

Semua diberikan sampai muridnya pandai,” tutur Soedarsono.

Semasa hidup, Prof. Ben juga aktif melakukan banyak penelitian di bidang kanker paru-paru. Meskipun sang guru besar adalah pakar kanker paru, namun pada kenyataannya Prof. Ben juga menguasai banyak bidang, seperti penyakit infeksi paru, hingga penyakit asma.

Selain menguasai banyak kasus terkait paru-paru, Prof. Ben bahkan menguasai tujuh bahasa, antara lain bahasa Belanda hingga Perancis. “Saya sampai tidak tahu di mana beliau belajar menguasai bahasa sampai sebanyak itu. Namun karena Prof. Ben dikenal paling pandai waktu kuliah, sehingga mudah baginya untuk mempelajari banyak hal. Yang saya ketahui beliau banyak belajar sesuatu secara otodidak,” ungkapnya.

Sebagai orang yang sering mendampingi Prof. Ben melakukan berbagai penelitian, Soedarsono memastikan ada banyak sekali penelitian almarhum yang sifatnya aplikatif sehingga dapat diimplementasikan untuk kepentingan masyarakat.

(9)

“Beberapa diantaranya adalah penelitian tentang bagaimana penatalaksanaan pasien kanker paru. Lalu bagaimana cara memberikan edukasi pada pasien, serta bagaimana membuat paduan obat-obatan untuk kemoterapi. Metode penemuan Prof. Ben hingga saat ini masih diterapkan di departemen kami, “ ungkapnya.

Kenangan lain tentang sosok almarhum juga diceritakan oleh rekan sejawat lainnya yaitu dokter Isnu Pradjoko. Isnu mengenang almarhum sebagai sosok yang tegas dan tidak setengah-setengah dalam berbagi ilmu.

“Kelihatannya beliau memang galak dan tegas, namun sebenarnya beliau itu amat sayang dengan anak didiknya. Beliau berupaya keras agar muridnya dapat mewarisi ilmu yang diperolehnya,”

kenangnya.

Sebagai seorang guru, Prof. Ben dikenal bertanggung jawab untuk memandaikan anak didiknya semaksimal mungkin. Salah satu upayanya adalah dengan mengadakan evaluasi rutin setiap minggu bersama mahasiswa dokter spesialis maupun dokter muda.

“Semua mahasiswa dikumpulkan dalam satu ruangan untuk melaporkan semua kasus ringan dan berat yang sedang mereka tangani,” ungkap Isnu.

Dengan cara demikian, Prof. Ben terbantu untuk menilai sejauh mana kinerja para muridnya dalam menangani para pasien. “Kalau salah, ya, betul-betul disalahkan. Kalau belum memahami betul prosedur pelayanan yang benar, beliau pasti suruh muridnya belajar lagi sampai betul. Sikapnya memang tegas, namun dampaknya luar biasa untuk kemajuan anak didiknya,” kenangnya.

Kontribusi Prof. Ben terhadap sistem paliatif yang diterapkan kepada para pasien kanker paru-paru terbilang cukup besar.

Demi pasien kanker paru-paru, Prof. Ben kemudian menempuh pendidikan tambahan di Murdoch University (MURDOCH ) setelah mendapat gelar guru besar untuk mendalami ilmu paliatif.

(10)

“Prof. Ben termotivasi untuk menggalakkan upaya paliatif demi meringankan penderitaan para pasien paru-paru yang umumnya sudah dalam kondisi kronis,” jelas Isnu.

Kecintaan Prof. Ben terhadap ilmu pengetahuan juga dibuktikan dengan melakukan banyak sekali penelitian. Mayoritas penelitiannya masuk ke dalam jurnal-jurnal tingkat nasional hingga internasional.

“Tak heran jika kemudian sepeninggal Prof. Ben banyak sekali tumpukkan jurnal penelitian yang belum sempat dikumpulkan kembali. Inilah yang menjadi mimpi besar seorang Prof. Ben, yaitu ingin mengkompilasi semua hasil penelitiannya menjadi sebuah buku,” ungkapnya.

Untuk mewujudkan impian sang profesor, pihak keluarga dibantu sejawat Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNAIR berusaha mengumpulkan semua data penelitian baik itu dalam bentuk salinan digital maupun salinan cetak.

“Karena dari keluarga tidak ada yang dokter, maka akan coba kami (rekan sejawat) bantu. Sebelum sakit, beliau sedikit- sedikit sudah mengumpulkan beberapa arsip data, rencananya kalau sudah jadi buku akan diserahkan ke FK UNAIR dan UNAIR,”

ungkapnya.

Garis Kematian memang mutlak rahasia Tuhan. Isnu berharap, semangat keilmuan seorang Prof Benjamin dapat dilanjutkan oleh para generasinya. “Selain handal di bidang pendidikan, Prof.

Ben juga hobi sekali kuliner. Kalau sedang ke luar negeri, beliau bisa menunjukkan tempat makan mana saja yang masakannya enak dan halal,” kenangnya.

Penulis: Sefya H. Istighfarica Editor: Defrina Sukma S

(11)

Mimpi Nyata Zara Zahrina Ikuti Pertukaran Mahasiswa di Negeri Sakura

UNAIR NEWS – Zara Zahrina, salah satu mahasiswa Universitas Airlangga, program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga berkesempatan mengikuti pertukaran mahasiswa di Universitas Kyoto, Jepang.

Program ini adalah program pertukaran mahasiswa antara Kyoto University dengan mahasiswa dari universitas anggota ASEAN University Network (AUN), salah satunya UNAIR.

Vokalis band punk Nonanoskins ini mengatakan bahwa program ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara negara-negara ASEAN melalui pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dalam kerja sama pembangunan antar negara ASEAN. Zara mengatakan, selama satu semester di Universitas Kyoto, banyak pengalaman yang didapat.

Terhitung dari Oktober 2016 hingga Maret 2017, ia banyak menjalin persahabatan dengan mahasiswa setempat dan tentunya orang-orang kota Kyoto.

“Sebelumnya saya sama sekali tidak menyangka bisa mendapat kesempatan untuk ikut program pertukaran mahasiswa ini, karena saya daftar di hari terakhir,” ungkapnya.

Sejak kecil, Zara memang ingin sekali untuk berkunjung ke Jepang. Kini impiannya itu dapat menjadi nyata. “Jadi sampai sekarang rasanya masih surreal tiap hari bangun tidur terus the realization hits semacam oh iya ini lagi di Jepang ya,”

tuturnya bangga.

Zara juga bercerita, tidak ada kiat khusus darinya untuk bisa

(12)

terbang dan belajar di negeri Sakura, hanya saja ia harus rajin memperbaiki nilai TOEFL, agar sewaktu waktu ketika ada informasi exchange, Zara tidak kesusahan lagi mengejar nilai.

Ia juga mengaku bahwa dengan seringnya melihat dan mencari informasi tentang beasiswa pertukaran mahasiswa, menjadikannya mendapat peluang berangkat ke Kyoto.

“Sebenarnya kesempatan itu banyak, hanya saja terkadang kita yang kurang aktif mencari tahu,” ungkapnya.

Selama mengikuti pertukaran pelajar di Universitas Kyoto, Zara mengambil mata kuliah Risk Communication dan Science of Religion. Dari kegiatan tersebut, wirausahawan yang memiliki brand aksesoris ini berharap bahwa koneksi dan persahabatan yang ia jalin selama pertukaran pelajar di sana masih tetap bertahan.

“Karena saya benar-benar senang bisa menimba banyak ilmu dan bertemu dengan orang-orang baru dari beragam latar belakang budaya,” jelasnya mengakhiri.

Penulis: Ainul Fitryah Editor: Nuri Hermawan

LPPA-HKI UNAIR Sosialisasikan Perlindungan HKI dan Produk Halal di SMKN 6 Surabaya

UNAIR NEWS – Lembaga Pengembangan Produk Akademik dan Hak Kekayaan Intelektual (LPPA-HKI) Universitas Airlangga melaksanakan Sosialisasi Perlindungan Kekayaan Intelektual dan Produk Halal untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

(13)

(SMKN) 6 Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula SMKN 6 Jl. Margorejo, Wonocolo, Surabaya, Rabu (8/3) kemarin.

Didampingi Sekretaris LPPA-HKI Andi Hamim Zaidan, M.Si., Ph.D., sosialisasi ini dibuka oleh Ketua LPPA-HKI UNAIR Prof.

Dr. H. Sukardiman, Apt., MS, dan diikuti 100 siswa lebih SMKN 6 Surabaya dari sembilan jurusan yang ada, beserta para guru pendampingnya. Sembilan jurusan itu adalah Patiseri, Akomodasi Perhotelan, Tata Kecantikan Rambut, Restoran, Tata Busana, Tata Kecantikan Kulit, Multimedia, Usaha Perjalanan Wisata, dan yang terbaru Akuntansi.

Dari LPPA-HKI UNAIR pada kesempatan ini menghadirkan dua nara sumber, Dr. Mas Rahmah, SH., MH., LLM yang menyampaikan tentang perlindungan HKI. Sedang Dr. Pratiwi Pudjiastuti, M.Si, yang mensosialisasikan UU Nomor 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal Bagi P-IRT dan UMKM.

Dalam sambutan pembukaannya, Prof. Sukardiman mengatakan bahwa siswa-siswi SMKN, termasuk SMKN 6 Surabaya, merupakan calon potensial produsen HKI. Dengan sosialisasi seperti ini diharapkan kelak menjadi entreprenour atau pencipta suatu produk, dan mengerti bagaimana cara melindungi produknya, hak cipta, paten, atau merek buatannya secara benar. Sehingga terlindungi secara hukum dari tindakan pembajakan, pemalsuan, dan peniruan produk.

”Bagi LPPA-HKI UNAIR, pengabdian kepada masyarakat dengan sosialisasi seperti ini merupakan yang kedua, sebelumnya pernah dilaksanakan di SMKN 5 Jl. Prof. Dr. Moestopo Surabaya.

Tujuannya juga sama,” kata Prof. Sukardiman, yang juga Guru Besar Fakultas Farmasi UNAIR itu.

Dalam paparannya dihadapan ratusan siswa SMKN 6 Surabaya, Dr.

Mas Rahmah menjelaskan, apapun karya seseorang yang merupakan inovasi baru, bisa didaftarkan untuk memperoleh HKI, baik itu hak cipta (karya ilmu pengetahuan, karya seni, karya sastra), serta hak kekayaan industri seperti merek dagang, rahasia

(14)

dagang, paten, desain industri, desain tata letak, sirkuit terpadu, dan perlindungan varietas tanaman.

Menurut pakar HKI UNAIR ini, siswa SMKN 6 Surabaya punya potensi besar untuk bisa menciptakan karya yang mempunyai nilai komersial. Bayangkan dari delapan jurusan yang ada, sangat potensial untuk bisa menciptakan suatu karya. Misalnya nama dan racikan masakan yang baru, produk busana, penataan rambut tertentu, dan sebagainya. Banyaknya karya-karya kreatif yang lahir itu semestinya juga didaftarkan atau dilindungi melalui HKI.

”Memperoleh HKI akan mengangkat nama siswa itu sendiri, sekolah, daerah, bahkan negaranya. Selain itu produk HKI yang didaftarkan akan aman, terlindungi dari pencurian, peniruan, dan didaftarkan oleh orang lain. Jika tidak didaftarkan akan sangat merugikan,” tandas Dr. Mas Rahmah.

”Jika ingin mendaftarkan HKI, silakang datang ke LPPA-HKI UNAIR, kami siap membantu proses pendaftarannya,” tambah dosen Fakultas Hukum UNAIR itu.

Sedangkan Dr. Pratiwi Pudjiastudi, M.Si., mengawali paparannya dengan menjelaskan apa yang dimaksud halal dan thoyyib (baik/aman) sebagai pasangan halal itu sendiri. Halal adalah segala sesuatu yang diijinkan dihalalkan dalam kitab-NYA.

”Jadi suatu makanan selain halal juga harus thayyib. Misalnya layak dikonsumsi, bermanfaat bagi kesehatan, berkualitas baik, aman tidak tercemar penyakit, tidak kedaluwarsa, proses masaknya higienis, wadah kemasannya baik dan tidak berbahaya, dsb,” terangnya.

Karena itu, sertifikasi dan labelisasi halal sangat penting, karena akan melindungi konsumen dari kemungkinan negatif, dan adanya jaminan halal dikonsumsi. Karena pentingnya masalah ini, maka kedua hal ini ditangani instansi berbeda. Urusan kehalalan ditangani MUI (Majelis Ulama Indonesia), sedang urusan ke-thayyib-an ditangani BPOM (Badan Pengawas Obat dan

(15)

Makanan).

Sebelum mendaftarkan, baik sertifikat halal dan lolos uji BPOM, sebelumnya diadakan pelatihan atau edukasi. Dalam pelatihan itu disampaikan persyaratan dan proses yang dilakukan dalam pembuatan suatu produk. Sedang pendaftaran sertifikat halal, mulai Juli 2012, hanya bisa dilakukan secara online melalui website LPPOMMUI di www.halalmui.org. Sedang pemohon dari klasifikasi industri rumah tangga (yang produknya hanya tahan 7 hari) melalui Dinas Kesehatan di daerahnya.

“Mudah-mudahan pengetahuan seperti ini bermanfaat bagi usaha kecil dan menengah, UMKM, dan usaha mikro lainnya,” kata Dr.

Pratiwi Pudjiastuti, M.Si. (*) Penulis: Bambang Bes

Mahasiswa UNAIR Banyuwangi Jadi Relawan Aksi ’Jempol Goes to School’

UNAIR NEWS – Ingin meluangkan waktu senggang untuk kegiatan yang positif, sejumlah mahasiswa dari beberapa program studi di kampus Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Airlangga di Banyuwangi, ikut menjadi relawan Aksi Jempol Goes To School (JGTS) 4, di SD Negeri 2 Kemiren, Kota Banyuwangi, Sabtu (4/3) kemarin.

Jempol adalah nama sebuah komunitas sosial di Kabupaten Banyuwangi yang fokus bergerak di bidang pendidikan anak-anak Bumi Blambangan. Komunitas ini terdiri dari sarjana dan mahasiswa yang lahir dan atau mengenyam pendidikan di

(16)

kabupaten paling timur di Pulau Jawa ini.

Ketua Jempol Banyuwangi, Erwin Kurniawan menuturkan, pihaknya membuka untuk umum bagi para sarjana dan mahasiswa yang ingin bergabung menjadi relawan JGTS 4. Diantara mereka itu adalah mahasiswa Universitas Airlangga. Tujuannya agar kegiatan ini bisa menjembatani mereka dalam berkontribusi untuk kemajuan dunia pendidikan, serta berbagi semangat dan motivasi bagi pendidikan anak-anak di Banyuwangi ini.

Abdulloh Faisol, ketua pelaksana kegiatan Aksi JGTS 4 di SDN 2 Kemiren Banyuwangi menjelaskan, acara JGTS 4 ini mengangkat materi tentang Safety Riding dengan 3 kegiatan utama, yakni mengajak siswa-siswi SDN 2 Kemiren membaca buku, memberikan p e m b e k a l a n m e n g e n d a r a i k e n d a r a a n y a n g a m a n d a n menyosialisasikan cara asuh yang baik kepada orang tua siswa.

Kegiatan ini juga melibatkan beberapa Satuan Polisi Pengamanan Lalu Lintas (Satlantas) Banyuwangi untuk mengisi materi terkait Safety Riding.

Menurut Hodimatum Mahiroh, salah satu relawan dari Universias Airlangga mengatakan, baginya kegiatan JGTS 4 ini memberikan pengalaman baru tentang bagaimana kembali untuk mengabdi setelah merantau. Kemudian memberikan semangat bagi mereka yang membutuhkan bimbingan.

(17)

RELAWAN Aksi Jempol Goes To School (JGTS) 4, yang diantaranya mahasiswa UNAIR, bersama siswa-siswi SDN 2 Kemiren, Banyuwangi, Sabtu (4/3). (foto: Istimewa)

“Meskipun saya bukan orang asli Banyuwangi, namun semangat para sarjana yang tergabung dalam komunitas Jempol ini telah menyadarkan saya bahwa sesukses apapun, kita harus tetap memberikan kontribusi untuk kampung halaman kita, sebagaimanan kacang yang tidak lupa pada kulitnya,” kata Mahiroh. (*)

Penulis: Siti Mufaida Editor: Bambang Bes

FPK Tebar Sepuluh Ribu Benih Ikan Nila di Danau Kampus

UNAIR NEWS – Sivitas akademika Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga menebar sebanyak sepuluh ribu benih ikan

(18)

nila di area danau kampus C, Kamis (9/3). Acara tebar benih nila ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan pimpinan fakultas.

Dosen FPK sekaligus penanggung jawab acara, Prayogo, S.Pi., mengatakan kegiatan tebar benih ikan merupakan bagian dari upaya untuk optimalisasi fungsi danau buatan kampus. “Ini kan termasuk salah satu aset yang bisa kita kelola, selain menjadi tempat untuk rekreasi, jadi bisa menjadi tempat edukasi dan praktikum mahasiswa kami. Yang terpenting juga bisa bermanfaat untuk semua,” jelasnya.

Prayogo juga mengatakan bahwa penebaran benih ikan merupakan agenda rutin yang sudah dilakukan oleh pihak FPK. Selain ikan nila, sebelumnya Prayogo dan tim sudah menebar benih ikan koi, ikan tombro, ikan mas, dan rencananya setelah ini akan ditabur benih ikan bandeng.

“Untuk benih yang kita tebar ini ukurannya yang cukup besar.

Pengalaman kemarin saat kami tebar dengan ukuran kecil malah jadi makanan ikan lainnya,” imbuh Prayogo.

Tidak hanya menebar, untuk menunggu masa panen, Prayogo menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pantauan terkait kualitas air, kondisi ikan, dan padat tebarannya. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk hasil panen yang maksimal.

“Kami memang yang punya gawe dan kami juga bertanggung jawab untuk hal itu. Maka untuk memantau kualitas air kami juga turun tangan. Selain itu ikan ini kan juga organisme hidup yang berpotensi kena penyakit,” tandasnya.

“Jika ini sudah berjalan dengan baik danau yang kita miliki ini bisa memiliki nilai lebih, selain wahana rekreasi dan edukasi, ini juga bisa sebagai upaya peningkatan gizi masyrakat dan kita semua yang ada di sini,” imbuhnya.

Kali ini, sebanyak 10.000 benih ikan nila berukuran 5-10 cm ditebar di danau yang terletak di depan Kantor Manajemen UNAIR

(19)

tersebut.

Danau buatan yang ada di area kampus C Universitas Airlangga, memang mempunyai banyak fungsi. Selain sebagai wadah resapan air hujan dan tempat untuk rekreasi, danau tersebut juga digunakan sebagai wadah edukasi dan salah satu tempat praktikum mahasiswa FPK.

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S

134 Proposal PKM UNAIR Lolos Seleksi Pendanaan

UNAIR NEWS – Sebanyak 134 judul proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos seleksi pendanaan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan T i n g g i . H a s i l s e l e k s i i t u d i u m u m k a n m e l a l u i l a m a n Kemenristekdikti pada Kamis (9/3).

Menanggapi hasil seleksi tersebut, Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan mengaku senang. Hadi mengatakan, jumlah judul proposal PKM UNAIR yang lolos seleksi pendanaan berada di posisi keempat tertinggi se-Indonesia. Sedangkan, total proposal yang telah dikirimkan mahasiswa UNAIR adalah 1.360 judul.

“Kalau UNAIR tahun lalu 167 proposal yang lolos, sementara tahun ini 134. Memang tren proposal (dari masing-masing perguruan tinggi) yang lolos seleksi tahun ini menurun. Tapi, kalau secara posisi kita naik dua peringkat proposal

(20)

berdasaarkan hasil seleksi pendanaan,” tutur Hadi.

Dari 134 judul proposal PKM yang lolos, rinciannya adalah 43 judul PKM Kewirausahaan, 18 PKM Karsa Cipta, 22 PKM Pengabdian kepada Masyarakat, 41 PKM Penelitian Eksakta, 9 PKM Penelitian Sosial Humaniora dan Terapan, dan 1 PKM Teknologi.

Setelah dinyatakan lolos seleksi, Hadi meminta mahasiswa peserta PKM untuk mematangkan topik penelitian yang dibahas.

Selain itu, ia menganjurkan mahasiswa untuk mencermati ketentuan penulisan PKM seperti yang ditentukan oleh Kemenristekdikti.

“Tentu harus mengikuti pedoman dan panduan PIMNAS. Ketentuan- ketentuan teknis yang sifatnya harus dipenuhi, seperti misalnya format pengesahan harus sesuai dengan yang ditentukan. Pengesahnya harus oleh Direktur Kemahasiswaan.

Proposal juga harus menggunakan font Times New Roman ukuran 12,” imbuh Hadi.

Agar jumlah proposal PKM yang lolos ke PIMNAS semakin banyak, pihak Direktorat Kemahasiswaan UNAIR akan melakukan empat hal untuk mencapai target tersebut. Pertama, konsolidasi internal.

Kedua, pihak UNAIR akan menalangi dana penelitian apabila dana dari Dikti telat cair. Ketiga, melakukan monitoring dan evaluasi (monev) oleh pihak internal sebanyak tiga kali sebelum ke melaju ke monev eksternal. Keempat, pembinaan khusus yang melibatkan ahli di masing-masing bidang PKM.

Rencananya, monev internal akan dilaksanakan pada bulan Maret dan April. Sedangkan, monev eksternal akan dilakukan pada bulan Mei dan Juni. Sedangkan, pelaksanaan PIMNAS ke-30 kali ini rencananya akan diselenggarakan pada bulan Agustus di Makassar, Sulawesi Selatan.

Tahun 2017 ini, pihaknya menargetkan akan memboyong piala kemenangan Adhikarta Kertawidya. Sebelumnya, tahun 2016, UNAIR meraih juara III pada PIMNAS ke-29 di Institut Pertanian Bogor. Dalam PIMNAS ke-29 itu, tim UNAIR berhasil merebut 8

(21)

medali emas, 3 medali perak, dan 1 medali perunggu.

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

PENGUKURAN PETA BIDANG TANAH CALON KAMPUS PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA UNIVERSITAS PADJAJARAN DESA CINTARATU KECAMATAN PERIGI KABUPATEN PANGANDARAN Universitas

bahwa sebagai perwujudannya perlu menetapkan Keputusan Rektor Universitas Diponegoro tentang Penetapan Daya Tampung Mahasiswa Baru Program Studi Diluar Kampus Utama

Apa rencana yang akan dilakukan lembaga Anda untuk mengembangkan UMKM di Kabupaten Gunungkidul?... Profil Responden

Pasal 29 ayat (1) : Pembukaan PSDKU merupakan penambahan jumlah Program Studi dalam bidang/disiplin ilmu dan teknologi yang sama dengan Program Studi yang telah ada di Kampus

MATA ACARA - 1 Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2020 termasuk didalamnya Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris serta Pengesahan

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung jagung dalam pembuatan nugget sampai 30% tidak berpengaruh nyata

Agar memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan, dibutuhkan suatu metode rekrutmen yang dapat digunakan dalam

Hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan pengetahuan ibusebagian besar ibu memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak (43,3%), Hal ini menunjukkan bahwa