• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KEPALA BIRO PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN Nomor :800/21-KPA/PEM/ 2020 KEPALA BIRO PEMERINTAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEPUTUSAN KEPALA BIRO PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN Nomor :800/21-KPA/PEM/ 2020 KEPALA BIRO PEMERINTAHAN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN KEPALA BIRO PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN

Nomor :800/21-KPA/PEM/ 2020

TENTANG

PEMBENTUKAN AGEN PERUBAHAN BUDAYA KERJA

DI LINGKUNGAN BIRO PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2020

KEPALA BIRO PEMERINTAHAN Menimbang

Mengingat

a. bahwa untuk mewujudkan Reformasi Birokrasi maka perlu adanya perubahan pola pikir dan budaya kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, dan salah satu faktor penting dalam hal perubahan tersebut adalah keteladanan perilaku yang nyata dari pimpinan dan individu anggota organisasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten;

b. bahwa individu atau kelompok organisasi dari tingkat pimpinan sampai pegawai yang berperan menggerakkan perubahan dan sebagai teladan pada lingkungan kerjanya, perlu ditunjuk sebagai agen perubahan budaya kerja;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Biro Pemerintahan tentang Pembentukan Agen Perubahan Budaya Kerja Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2020;

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4210);

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

(2)

Memperhatikan

Menetapkan KESATU

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679) ; 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/15/M.PAN/ 7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi ;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Agen Perubahan di Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1455) ;

8. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2016 Nomor, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 66).

Surat Asisten Administrasi Umum Nomor 060/031-Org/2020 tanggal 27 Mei 2020 perihal Permohonan Data Agen Perubahan Budaya Kerja.

MEMUTUSKAN :

Membentuk Agen Perubahan Budaya Kerja Tahun 2020, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

(3)

KEDUA Agen Perubahan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU merupakan individu yang terdiri atas para pejabat dan/atau pegawai yang terlibat secara intensif dalam merencanakan perubahan nilai – nilai budaya

kerja dan pola pikir serta mengimplementasikannya dalam perilaku sehari-hari sehingga menjadi teladan (role model) bagi Pegawai lainnya yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. sebagai katalis, yang bertugas memberikan keyakinan dan pemahaman kepada seluruh pegawai di lingkungan unit kerjanya masing- masing tentang pentingnya perubahan menuju ke arah yang lebih baik, seperti:

a. datang dan pulang tepat waktu;

b. memiliki 6 (enam) budaya malu, yaitu:

1) malu datang terlambat;

2) malu pulang cepat;

3) malu merokok di rııangan ;

4) malu tidak memakai atribut yang lengkap;

5) malu membuang sampah sembarangan; dan 6) malu tidak mengerjakan tugas tepat waktu dari

Pimpinan.

2. sebagai penggerak perubahan, yang bertugas mendorong dan menggerakkan pegawai untuk ikut berpartisipasi dalam perubahan menuju ke arah unit kerja yang lebih baik;

3. sebagai pemberi solusi, yang bertugas memberikan alternatif solusi kepada para pegawai atau pimpinan di lingkungan unit kerja yang menghadapi kendala dalam proses berjalannya perııbahan yang lebih baik;

4. sebagai mediator, bertugas rnembantu memperlancar proses perubahan, terutama menyelesaikan masalah yang muncul dalam pelaksanaan reformasi birokrasi dan membina hubungan antara pihak-pihak yang ada di dalam unit kerja yang terkait dengan proses perubahan;

5. sebagai penghubung, yang bertugas menghubungkan komunikasi dua arah antara para pegawai di lingkungan Biro Pemerintahan dengan pengambil keputusan;

dan

6. sebagai teladan (role model), yang bertugas sebagai individu yang dapat dijadikan contoh dalam berpikir, bertingkah laku, dan berprestasi.

(4)

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA KEENAM

KETUJUH

Biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020.

Biaya sebagaimana dimaksud pada diktum KETIGA agar dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan mengoptimalkan kinerja.

Pelaksanaan Keputusan ini merupakan bagian dari penilaian kinerja.

Agen sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU mempunyai masa kerja sampai dengan tanggal 31 Desember 2020.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan

Ditetapkan di Serang pada tanggal

KEPALA BIRO PEMERINTAHAN,

GUNAWAN RUSMINTO,AP.,M.Si

(5)

Lampiran Keputusan Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten Nomor : / /2020 Tanggal : 2020

AGEN PERUBAHAN BUDAYA KERJA

DI LINGKUNGAN BIRO PEMERINTAHAN SETDA PROVINSI BANTEN

NO

NAMA JABATAN

1.

Kepala Bagian Administrasi Kewilayahan

2.

Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah

3.

Kepala Bagian Kerjasama

4.

Kepala Sub Bagian Administrasi Rupa Bumi

5.

Kepala Sub Bagian Administrasi Bina Kecamatan

6.

Kepala Sub Bagian Batas Daerah

7.

Kepala Sub Bagian Penataan Daerah

8.

Kepala Sub Bagian Administrasi Pemerintahan

9.

Kepala Sub Bagian Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

10.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

11.

Kepala Sub Bagian Kerjasama Daerah

12.

Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri

KEPALA BIRO PEMERINTAHAN,

GUNAWAN RUSMINTO,AP.,M.Si

(6)
(7)

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

SEKRETARIAT DAERAH

Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B)

Jalan Syech Nawawi Al-Bantani, Palima Serang Banten Telp (0254) 200123 Fax. (0254) 200520

KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN BIRO PEMERINTAHAN

NOMOR : 146/17 -KPA/Pem/2020 TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA

RAPAT EVALUASI KERJASAMA LUAR NEGERI

PADA KEGIATAN PENYELENGGARAAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2020

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Menimbang : bahwa guna menunjang kelancaran penyelenggaraan Rapat Evaluasi Kerjasama Luar Negeri pada Kegiatan Penyelenggaraan Kerjasama Luar Negeri perlu menetapkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran tentang Pembentukan Panitia Rapat Koordinasi Kerjasama Luar Negeri Tahun Anggaran 2020.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4575);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun Tahun 2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155);

(8)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533) 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;

14. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2006 Nomor 48, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomo 2 Seri E);

15. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2019 Nomor 16);

16. Peraturan Gubernur Banten Nomor 29 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2007 Nomor 29) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Banten Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2015 Nomor 3);

17. Peraturan Gubernur Banten Nomor 45 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2019 Nomor 45);

18. Peraturan Gubernur Banten Nomor 48 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2019 Nomor 48);

19. Keputusan Gubernur Banten Nomor 903/Kep.351-Huk/2019 Tentang Penetapan Pejabat Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Pimpinan Badan Layanan Umum Daerah, Bendahara Penerimaan Badan Layanan Umum Daerah, Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum Daerah, Pejabat Yang Berwenang Menandatangani Surat Perintah Membayar dan Pejabat Yang Berwenang Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan, Bendahara Penerimaan, Bendahara Penerimaan Pembantu, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran Pembantu, Kuasa Pengguna Anggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah, dan Bendahara Dana Bantuan Operasional Sekolah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020.

(9)

Memperhatikan :

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tata Cara Kerjasama Daerah dengan Pemerintah Daerah di Luar Negeri dan Kerjasama Daerah dengan Lembaga di Luar Negeri;

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2019 tentang Tata Cara Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi ASN Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

3. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Biro Pemerintahan Nomor : 902/01-KPA/Pem/2020 tentang Perubahan atas Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten tentang Penetapan Koordinator PPTK dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020.

MEMUTUSKAN

Menetapkan KESATU

:

: Membentuk Panitia Rapat Evaluasi Kerjasama Luar Negeri pada Kegiatan Penyelenggaraan Kerjasama Luar Negeri Tahun Anggaran 2020 sebagaimana tercantum dalam Lampiran

Keputusan ini;

KEDUA : Tugas Panitia sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan administrasi berkaitan pelaksanaan Kegiatan Rapat Evaluasi Kerjasama Luar Negeri;

2. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan Kegiatan Evaluasi Kerjasama Luar Negeri;

3. Menyusun dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Kegiatan Rapat Evaluasi Kerjasama Luar Negeri kepada Kepala Biro Pemerintahan selaku Kuasa Pengguna Anggaran.

KETIGA : Biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : S E R A N G Pada Tanggal : 18 Agustus 2020

KEPALA BIRO PEMERINTAHAN Selaku

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

GUNAWAN RUSMINTO, AP, M.Si Pembina Utama Muda NIP.

19741004 199402 1 002

(10)

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

SEKRETARIAT DAERAH

Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B)

Jalan Syech Nawawi Al-Bantani, Palima Serang Banten Telp (0254) 200123 Fax. (0254) 200520

KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN BIRO PEMERINTAHAN SETDA PROVINSI BANTEN

Nomor : 800/04-KPA/PEM/2020 TENTANG

PENGANGKATAN TENAGA KERJA LAPANGAN PEMBANTU ADMINISTRASI PADA BIRO PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN

TAHUN ANGGARAN 2020

KUASA PENGGUNA ANGGARAN BIRO PEMERINTAHAN,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan pengelolaan administrasi dan fasilitasi tugas serta pelayanan kepada pimpinan perlu diangkat Tenaga Kerja Lapangan Pembantu Administrasi di Lingkungan Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten;

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran tentang Pengangkatan Tenaga Kerja Lapangan Pembantu Administrasi di Lingkungan Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020 .

Memperhatikan : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesian Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam

(11)

Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2006 Nomor 48, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomo 2 Seri E);

7. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2019 Nomor 16);

8. Peraturan Gubernur Banten Nomor 29 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2007 Nomor 29) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Banten Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2015 Nomor 3);

9. Peraturan Gubernur Banten Nomor 45 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2019 Nomor 45);

11. Peraturan Gubernur Banten Nomor 48 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2019 Nomor 48);

12. Keputusan Gubernur Banten Nomor 903/Kep.351-Huk/2019 Tentang Penetapan Pejabat Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Pimpinan Badan Layanan Umum Daerah, Bendahara Penerimaan Badan Layanan Umum Daerah, Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum Daerah, Pejabat Yang Berwenang Menandatangani Surat Perintah Membayar dan Pejabat Yang Berwenang Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan, Bendahara Penerimaan, Bendahara Penerimaan Pembantu, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran Pembantu, Kuasa Pengguna Anggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah, dan Bendahara Dana Bantuan Operasional Sekolah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020.

MEMUTUSKAN Menetapkan :

PERTAMA : Mengangkat Tenaga Kerja Lapangan Pembantu Administrasi di Lingkungan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Banten sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Tenaga Kerja Lapangan Pembantu Administrasi sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Membantu Pengelola Administrasi SKPD dalam rangka menyelenggarakan tata kelola Kearsipan aktif dan in aktif yang meliputi kegiatan penerimaan, penomoran, pendistribusian, pengolahan

(12)

dan penyimpanan, serta perawatan arsip di Sub Bagian pada Biro Pemerintahan;

2. Melakukan pencatatan naskah dinas / arsip masuk dan arsip keluar pada Biro Pemerintahan;

3. Membantu pelaksanaan administrasi dan kegiatan pada Biro Pemerintahan;

4. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Tenaga Kerja Lapangan Pembantu Administrasi berkoordinasi dengan pengelola Administrasi dan Kegiatan pada Biro Pemerintahan.

KETIGA : Biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Tahun 2020.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkannya Keputusan ini dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Serang

Pada tanggal 03 Januari 2020

KUASA PENGGUNA ANGGARAN KEPALA BIRO PEMERINTAHAN,

GUNAWAN RUSMINTO, AP., M.Si

(13)

Lampiran Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Biro Pemerintahan, Nomor : 800/04-KPA/Pem/2020

Tanggal : 03 Januari 2020

Tentang : Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten Tentang Pengangkatan Tenaga Kerja Lapangan Pembantu Administrasi pada Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020.

DAFTAR NAMA TENAGA KERJA LAPANGAN PEMBANTU ADMINISTRASI PADA BIRO PEMERINTAHAN SETDA PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2020

NO. NAMA TEMPAT TAGGAL LAHIR PENDIDIKAN

1. Ayu Wahyuningsih, S.Sos Serang, 30 November 1983 STRATA 1

2. Sri Mulyati, SE Serang, 02 November 1991 STRATA 1

3. Eri Suhaeriah, S.Sos Serang, 20 Juli 1984 STRATA 1

4. M. Fery Heryansyah S., S.Si Serang, 07 Februari 1990 STRATA 1

5. Eka Andini, S.Sos Pandeglang, 25 Mei 1992 STRATA 1

6. Jawini, S.Pd.I Serang, 17 April 1981 STRATA 1

7. Deden Ferdian, S.Ikom Serang, 15 Desember 1985 STRATA 1 8. Taufik Romdani, S.Hi Pandeglang, 05 Juni 1986 STRATA 1 9. Tedy Ahmad Muhtadi, S.H Serang, 02 Juni 1993 STRATA 1 10. Irma Haerunnisyah, M.Si Serang, 15 November 1986 MAGISTER (S2)

11 Deden Hari Mulyana Serang, 14 Maret 1990 STRATA 1

12. Nadia Fajriyati Ningsih Maulida Sari Serang, 24 Juli 1997 STRATA 1 13. Dian Fitriyani, S.M Serang, 05 Desember 1995 STRATA 1

14. Irwan Surya Utama Ciamis, 05 november 1983 DIPLOMA 3

15. Muhammad Bisri Tangerang, 17 November 1991 SMA

Ditetapkan di Serang

Pada tanggal 03 Januari 2020

KUASA PENGGUNA ANGGARAN KEPALA BIRO PEMERINTAHAN,

GUNAWAN RUSMINTO, AP., M.Si

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN BIRO PEMERINTAHAN SETDA PROVINSI BANTEN

Nomor : 800/06-KPA/PEM/2020 TENTANG

PENGANGKATAN PETUGAS ADMIN SISTEM RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (ADMIN SiRUP)

DI LINGKUNGAN BIRO PEMERINTAHAN SETDA PROVINSI BANTEN TAHUN 2020

Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 dan Pasal 25 Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, diperlukan Rencana Umum Pengadaan;

b. bahwa dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diperlukan Pengumuman Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

c. bahwa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien, efektif, terbuka, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel sangat diperlukan bagi ketersediaan barang/jasa yang terjangkau dan berkualitas, sehingga akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c tersebut di atas, maka dipandang perlu diangkat Petugas Admin Sistem Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Admin SiRUP;

e. bahwa Pegawai Negeri Sipil yang namanya tercantum dalam Keputusan ini dipandang mampu dan memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Petugas Admin SiRUP di Lingkungan Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58);

b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61);

c. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334);

d. Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pengumuman Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

PERTAMA : Mengangkat Petugas Admin Sistem Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Admin SiRUP) di Lingkungan Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten.

KEDUA : Petugas Admin SiRUP sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA adalah :

Nama : OSEP MULYANA, SE., MM

NIP : 19760612 200604 1 017 Pangkat/Golongan : Penata / III.c

Jabatan : Pranata Barang dan Jasa (Petugas RUP) Unit Kerja : Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten

(23)

KETIGA : Petugas Admin SiRUP sebagaimana dimaksud pada Diktum Pertama mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:

a. melakukan entri data Rencana Umum Pengadaan termasuk Perubahannya (jika ada perubahan) setelah Rencana Kerja dan Anggaran disetujui oleh DPR. Entri data dimaksud dilakukan secara elektronik melalui aplikasi yang disediakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Republik Indonesia; dan b. mengumumkan Rencana Umum Pengadaan melalui elektronik sebagaimana dimaksud

pada Diktum Kedua huruf a, setelah mendapat persetujuan dari Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten selaku Kuasa Pengguna Anggaran;

KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, Petugas Admin SiRUP bertanggungjawab kepada Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten selaku Kuasa Pengguna Anggaran.

KELIMA : Biaya yang timbul dalam pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada anggaran yang sesuai berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten Tahun 2020.

KEENAM : Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan .

Ditetapkan di Serang

Pada tanggal 03Januari 2020

KUASA PENGGUNA ANGGARAN KEPALA BIRO PEMERINTAHAN,

GUNAWAN RUSMINTO, AP., M.Si

(24)

NOTULEN RAPAT

KEGIATAN ADMINISTASI BATAS DAERAH

DALAM RANGKA IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NO 98 TAHUN 2014 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN KOTA SERANG

TAHUN ANGGARAN 2020

I. DASAR

1. Undang-undang nomor 23 tahun 2000 tentang pembentukan provinsi banten;

2. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah;

3. Peraturan menteri dalam negeri nomor 141 tahun 2017 tentang penegasan batas daerah;

4. Peraturan menteri dalam negeri nomor 98 tahun 2014 tentang batas daerah kabupaten serang dengan kota serang;

5. Surat keputusan kepala biro pemerintahan setda provinsi banten nomor : 125.2/13- kpa/pem/2020 tentang pembentukan panitia pelaksana kegiatan administrasi kewilayahan dan batas daerah tahun anggaran 2020.

6. PESERTA RAPAT

A. Kabupaten Serang

1. Bappeda Kabupaten Serang;

2. DPMPTSP Kabupaten Serang 3. Dinas Pekerjaan Umum Kab. Serang;

4. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Serang;

5. BPN Kabupaten Serang;

6. Kecamatan Pontang;

7. Kecamatan Ciruas;

8. Kecamatan Kragilan;

9. Kecamatan Cikeusal;

10. Kecamatan Petir;

11. Kecamatan Baros;

12. Kecamatan Pabuaran;

13. Kecamatan Gunung Sari;

14. Kepala desa Sukajaya;

15. Kepala desa Cigelam;

16. Kepala desa Pamong;

17. Kepala desa Ciruas;

18. Kepala desa Ranjeng;

19. Kepala desa Pelawad;

20. Kepala desa Kaserangan;

21. Kepala desa Cisait;

22. Kepala desa Silebu;

23. Kepala desa Cimaung;

24. Kepala desa Nagarapadang;

25. Kepala desa Kampung Baru;

26. Kepala desa Baros;

27. Kepala desa Pancanegara;

28. Kepala desa Gunungsari;

29. Kepala desa Cokopsulanjana;

30. Kepala desa Talaga Luhur;

31. Kepala desa Lebakwana;

32. Kepala desa Pelamunan;

33. Kepala desa Margasana;

34. Kepala desa Pamengkang;

B. Kota Serang

1. Bappeda Kota Serang;

2. Bagian Pemerintahan Setda Kota Serang;

3. Kecamatan Cipocok Jaya;

4. Kepala desa Kranggan;

5. Lurah Sawah Luhur;

6. Lurah Terumbu;

7. Lurah Bendung;

8. Lurah Teritih;

9. Lurah Kepuren 10. Lurah Pabuaran;

11. Lurah Lebakwangi 12. Lurah Pancalaksana;

13. Lurah Kemanisan;

14. Lurah Sukajaya;

15. Lurah Tembong;

16. Lurah Kasemen;

17. Lurah Kasunyatan;

18. Lurah Banten;

(25)

7. PELAKSANAAN RAPAT

1. Rapat Koordinasi Batas Daerah dalam rangka Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2014 tentang Batas Daerah Kabupaten Serang dengan Kota Serang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Februari 2020 yang bertempat di Ruang Rapat Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten Gedung SKPD Terpadu lantai 2 KP3B Palima Kota Serang;

2. Rapat di buka dengan Laporan Panitia yang disampaikan oleh Kasubag Batas Daerah selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Biro Pemerintahan yang diwakili oleh Kepala Bagian Administrasi Kewilayahan Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten;

3. Kegiatan Rapat dilanjutkan dengan rangkaian sebagai berikut:

Penyampaian Materi oleh Kepala Biro Pemerintahan;

Penyampaian Materi oleh Kasubag Batas Daerah;

Penyampaian Materi oleh Kasubdit Batas antar Daerah I Kemendagri;

Diskusi dan Tanya Jawab.

8. KESIMPULAN

Selanjutnya rapat di tutup oleh Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Banten, dengan menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain :

a. Setelah terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 98 Tahun 2014 tentang batas daerah Kabupaten Serang dengan Kota Serang ini, Pemerintah Kabupaten Serang maupun Kota Serang belum dan tidak pernah melakukan sosialisasi peraturan tentang batas daerah tersebut baik kepada masyarakat, aparatur pemerintah desa/kelurahan maupun kecamatan diwilayahnya;

b. Akibat dari tidak tersosialisasikannya Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 98 Tahun 2014 ini, masyarakat bahkan aparatur desa/kelurahan dan kecamatanpun kurang paham terkait dengan batas daerahnya;

c. Masih adanya surat kepemilikan tahan yang ada diwilayah Kota Serang yang masuk ke wilayah Kabupaten Serang, yang di akibatkan Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB);

d. Kementerian Dalam Negeri dan Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten menghimbau kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Serang dan Pemerintah Daerah Kota Serang secara rutin melakukan sosialisasi terkait batas wilayahnya agar tidak terjadi permasalahan yang timbul akibat kurang pahamnya pengimplementasian batas daerah di lapangan;

e. Sosialisasi Permendagri tentang batas daerah merupakan tindaklanjut telah diterbitkanya Permendagri tentang batas daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten sesuai dengan amanat yang tertuang pada Permendagri nomor 141 Tahun 2017 tentang Penegasan Batas Daerah.

Demikian Notulen rapat ini dibuat dan mohon arahannya lebih lanjut.

KEPALA SUB BAGIAN BATAS DAERAH

BASAR KASORI, S.STP Penata Tingkat I (III/d) NIP. 19760516 199603 1 001

(26)

Scanned by TapScanner

(27)

Scanned by TapScanner

(28)

Scanned by TapScanner

(29)

Scanned by TapScanner

(30)

Scanned by TapScanner

(31)

Scanned by TapScanner

(32)

LAPORAN

Penyusunan Administrasi Rupabumi dan Kode Data Wilayah Administrasi Pemerintahan

PROGRAM

Perumusan Kebijakan Pemerintah KEGIATAN

Penyusunan Administrasi Rupabumi dan Kode Data Wilayah Administrasi Pemerintahan

ANGGARAN Rp. 270.000.000,-

SUMBER DANA

APBD PROVINSI BANTEN TA. 2020

SEKRETARIAT DAERAH BIRO PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN

TAHUN 2020

(33)

B A B I

P E N D A H U L U A N

1. Latar Belakang

Rupabumi adalah bagian dari permukaan bumi yang dapat dikenali identitasnya sebagai unsur alam dan unsur buatan manusia, misalnya sungai, danau, gunung, tanjung, desa dan bendungan. Unsur Rupabumi adalah bagian permukaan bumi yang berada diatas atau dibawah permukaan laut yang dapat dikenali identitasnya sebagai unsur alam atau unsur buatan manusia.

Unsus Rupabumi terdiri atas :

a. Unsur alami, terbentuk secara alami antara lain : Pulau, Kepulauan, Gunung, Pegunungan, Bukit, Dataran Tinggi, Gua, Lembah, Tanjung, Semenanjung, Teluk, Danau, Sungai dan Muara.

b. Unsur buatan manusia, dibuat oleh manusia, antara lain : Bandara, Bendungan, Waduk, Jembatan, Terowongan, Mercusuar, Kawasan Permukiman, Kawasan Industri, Kawasan Pengelolaan Darat / Laut, Candi, Tugu serta Wilayah Administrasi.

Nama Rupabumi perlu dilakukan pembakuan dengan tujuan :

a. Mewujudkan tertib administrasi dibidang pembakuan nama Rupabumi di Indonesia;

b. Menjamin tertib administrasi wilayah dalam kerangka NKRI

c. Mewujudkan adanya gasetir nasional sehingga ada kesamaan pengertian mengenai nama Rupabumi di Indonesia

d. Mewujudkan data dan informasi akurat mengenai nama Rupabumi di seluruh wilayah NKRI, baik untuk kepentingan pembangunan nasional maupun internasional.

Terkait dengan Rupabumi, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupabumi.

Nama unsur Rupabumi memuat :

a. Elemen generik, menerangkan dan / atau menggambarkan bentuk umum suatu unsur Rupabumi dalam bahasa indonesia atau bahasa daerah, antara lain sungai ( dalam bahasa Indonesia ), krueng ( sungai dalam bahasa Aceh), bulu ( gunung dalam bahasa Bugis ), dolok ( gunung dalam bahasa Batak ).

b. Elemen spesifik, menerangkan nama diri dari elemen generik yang sudah disebutkan sebelumnya, antara lain merapi nama spesifik dari elemen generik yang berupa gunung, malang nama spesifik dari elemen generik yang berupa wilayah administrasi kota.

Administrasi Rupabumi dan Kode Data Wilayah Administrasi Pemerintahan perlu dilaksanakan untuk memperoleh data yang akurat di masing-masing wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.

2. Dasar Hukum

a. Undang  Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010 ) ;

(34)

b. Undang – Undang Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan dan Penggambungan Daerah;

c. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan;

d. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5214);

e. Undang  Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679 );

f. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Daerah;

g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2006 tentang Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi.

h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 144) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 127 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial (Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 255);

i. Permendagri Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa, dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan;

j. Permendagri Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupabumi;

k. Permendagri Nomor 35 Tahun 2009 tentang Pembakuan Nama Rupabumi.

l. Peraturan Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pembakuan Nama Rupabumi.

m. Permendagri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.

n. Peraturan Daerah Provinsi Banten nomor 8 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2016 Nomor 8);

3. Permasalahan

a. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan administrasi rupabumi dan update kode dan data wilayah administrasi pemerintahan antara pemerintah Provinsi Banten dengan pemerintah Kabupaten/Kota,

b. Masih minimnya data toponimi rupabumi di Provinsi Banten.

(35)

B A B II

P E L A K S A N A A N

1. Pelaksanaan Kegiatan

a) Koordinasi Toponimi Rupabumi di Provinsi Banten :

 Bulan Februari:

- Koordinasi ke Kabupaten/Kota : Hasil :

 Banyaknya kendalan dalam pendataan Rupabumi Warisan Budaya di Kabupaten/Kota

- Konsultasi ke BAK Kemendagri dan BIG Hasil :

 Diserahkannya surat dari Kota Tangerang Selatan, terkait koreksi nama Kelurahan Sawah Lama menjadi Sawah, di Kecamatan Ciputat.

Ke Subdit Bina Administrasi Kewilayahan, Kemendagri.

 Diperolehnya daftar harga dalam pembuatan Peta Rupabumi dari Badan Informasi Geospasial (BIG)

.

2. Kendala/hambatan

a) Administrasi Rupabumi di Provinsi Banten :

 Minimnya anggaran untuk kegiatan Pembakuan Toponimi Rupabumi di masing- masing Kabupaten/Kota.

Kurangnya

b) Administrasi Kode Data Wilayah

 Keterlambatan dalam pengajuan usulan perbaikan nama-nama kelurahan.

3. Tindak Lanjut

a) Koordinasi Toponimi Rupabumi di Provinsi Banten :

 Mendorong kepada pejabat di Kabupaten/Kota agar mengalokasikan anggaran yang memadai untuk kegiatan Toponimi Rupabumi.

 Sosialisasi tentang Pembakuan Toponimi Rupabumi kepada para Aparatur Kabupaten/Kota.

b) Administrasi Kode Data Wilayah

 Memberikan pemahaman terkait syarat-syarat pemekaran, perubahan nama Desa, Kelurahan dan Kecamatan

(36)

B A B III P E N U T U P

1. Kesimpulan

Pelaksanaan Administrasi Rupabumi di Provinsi Banten sampai dengan Bulan Februari berjalan sesuai dengan rencana.

2. Saran

Setiap pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan rencana.

Serang, Februari 2020

KEPALA BIRO PEMERINTAHAN

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN

GUNAWAN RUSMINTO, AP, M.Si NIP. 19741004 199402 1 002

(37)

LAPORAN KEGIATAN RAPAT PENYUSUNAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH’’

PENYUSUNAN LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAHUN 2019’’

TANGGAL, 11 FEBRUARI 2020

LAPORAN KEGIATAN

RAPAT PENYUSUNAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH

’’PENYUSUNAN LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAHUN 2019’’

TAHUN 2020

I. Latar Belakang

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, desentralisasi diselenggarakan dengan pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah untuk mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Pemberian otonomi yang seluas-seluasnya kepada daerah antara lain dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab, dengan pengertian bahwa penanganan urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah dalam rangka memberdayakan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan pengawasan berupa pemberian pedoman, standar, arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi, pengendalian, koordinasi, monitoring dan evaluasi. Hal ini dimaksudkan agar kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tetap sejalan dengan tujuan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah maka SPM tidak lagi dimaknai dalam kontekstual sebagai norma, standar, prosedur, dan kriteria. Batasan pengertian SPM secara tekstual memang tidak berubah, yaitu bahwa SPM merupakan ketentuan mengenai Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal, namun terdapat perubahan mendasar dalam pengaturan mengenai Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar, kriteria penetapan SPM, dan mekanisme penerapan SPM.

Dalam penerapannya, SPM harus menjamin akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dasar dari Pemerintahan Daerah sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, baik dalam

(38)

LAPORAN KEGIATAN RAPAT PENYUSUNAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH’’

PENYUSUNAN LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAHUN 2019’’

TANGGAL, 11 FEBRUARI 2020

perencanaan maupun penganggaran, wajib diperhatikan prinsip-prinsip SPM yaitu sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian.

SPM juga diposisikan untuk menjawab isu-isu krusial dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, khususnya dalam pelayanan dasar yang bermuara pada terciptanya kesejahteraan masyarakat. Upaya ini sangat sesuai dengan apa yang secara normatif dijamin dalam konstitusi sekaligus untuk menjaga kelangsungan kehidupan berbangsa yang serasi, harmonis dan utuh dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk memberikan pelayanan publik secara maksimal kepada masyarakat, yang berorientasi terhadap terwujudnya pelayanan publik yang prima, maka Pemerintah Provinsi Banten menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam menyelenggarakan pelayanan dasar dengan tujuan peningkatan pelayanan prima yang secara langsung menyentuh kepentingan masyarakat umum sehingga terwujud suatu pelayanan prima menuju Good Governance.

Penerapan SPM juga dianggap sebagai tindakan yang logis bagi Pemerintah Daerah karena:

1. Kemampuan masing-masing daerah sangat berbeda, sehingga sulit bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan semua kewenangan/fungsi yang ada. Keterbatasan dana, sumber daya aparatur, kelengkapan, dan faktor lainnya membuat Pemerintah Daerah harus mampu menentukan jenis- jenis pelayanan yang minimal harus disediakan bagi masyarakat.

2. Kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah menjadi lebih terukur SPM yang disertai tolok ukur pencapaian kinerja yang logis dan riil akan memudahkan bagi masyarakat untuk memantau kinerja aparatnya sebagai salah satu unsur terciptanya penyelenggaraan yang baik.

II. Dasar Hukum

1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

2. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal;

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

III. Maksud dan Tujuan

(39)

LAPORAN KEGIATAN RAPAT PENYUSUNAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH’’

PENYUSUNAN LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAHUN 2019’’

TANGGAL, 11 FEBRUARI 2020

Maksud laporan pelaksanaan kegiatan Rapat Penyusunan Perumusan Kebijakan Penataan Daerah ini adalah menginformasikan/

mempertanggungjawabkan telah dilaksanakannya kegiatan Rapat Rapat Penyusunan Perumusan Kebijakan Penataan Daerah dengan tema Penyusunan Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Tahun 2019, meningkatkan fasilitasi Penataan daerah untuk mengefektifkan penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dengan Pemerintah Provinsi Banten, pelaksanaan urusan pemerintahan menjadi lebih efektif, efisien, akuntabel serta sesuai dengan asas dan prinsip tata kelola penyelenggaraan pemerintahan. Sedangan Tujuannya adalah untuk melaksanakan fungsi Pembinaan, Fasilitasi dan koordinasi dalam rangka Penyelenggaraan Penataan Daerah di Provinsi Banten, mewujudkan daerah otonom yang mampu meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, dan melakukan pembinaan dan menjadikan acuan kebijakan lebih lanjut oleh Pemerintah Provinsi Banten sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

HASIL KEGIATAN

 Terlaksananya koordinasi dan fasilitasi Rapat Penyusunan Perumusan Kebijakan Penataan Daerah dengan tema Penyusunan Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Tahun 2019;

 Peserta rapat dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten/Kota dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Banten masih ada yang kurang memahami terkait Penyusunan Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Tahun 2019 dan kesulitan dalam menghimpun/menarik bahan/data dari OPD terkait Standar Pelayanan Minimal;

 Kebijakan Standar Pelayanan Minimal menurut UU No. 23/ 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan berdasarkan Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal terjadi perubahan

(40)

LAPORAN KEGIATAN RAPAT PENYUSUNAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH’’

PENYUSUNAN LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAHUN 2019’’

TANGGAL, 11 FEBRUARI 2020

paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah dan menjadi Urusan Pemerintahan Wajib, penjelasannya :

- Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal;

- Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga Negara;

- Wujud dari upaya pemerataan hasil pembangunan daerah.

 Dan menurut UU No. 23/ 2014 dan berdasarkan Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal terjadi perubahan konsep SPM, penjelasannya :

- SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yg merupakn Urusan Pemerintahan Wajib yg berhak diperoleh Warga Negara secara minimal.

- 6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar.

- Ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan Peraturan Pemerintan, melalui perumusan bersama.

- Pelaporan SPM Daerah oleh Biro/Bag Tata Pemerintahan dan merupakan muatan dlm LPPD, sebelumnya Pelaporan SPM Daerah oleh Biro/Bag Organisasi dan tata Laksana.

 Hasil Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) digunakan Pemerintah Daerah untuk :

- Penilaian kinerja perangkat Daerah;

- Pengembangan kapasitas Daerah dalam peningkatan pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar;

- Penyempurnaan kebijakan penerapan SPM dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan Daerah.

Sinergitas pelaksanaan Penataan Daerah antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

IV. RUANG LINGKUP KEGIATAN

(41)

LAPORAN KEGIATAN RAPAT PENYUSUNAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH’’

PENYUSUNAN LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAHUN 2019’’

TANGGAL, 11 FEBRUARI 2020

Ruang lingkup Rapat Penyusunan Perumusan Kebijakan Penataan Daerah adalah sebagai berikut :

Kegiatan Rapat Penyusunan Perumusan Kebijakan Penataan Daerah dengan tema Penyusunan Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Tahun 2019 dilaksanakan di Aula Rapat Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten dengan rangkaian acara sebagai berikut :

A. Pembukaan

B. Pembicara/Narasumber

- Plt. Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Banten;

- Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten;

- Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah pada Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten;

- Kasubag Penataan Daerah (Moderator);

C. Penutup/Do’a

IV. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Rapat Penyusunan Perumusan Kebijakan Penataan Daerah dengan tema Penyusunan Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Tahun 2019, ini akan dilaksanakan pada hari Selasa Tanggal, 11 Februari 2020, bertempat di Aula Rapat Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten, dengan susunan dan jadwal acara sebagaimana terlampir.

V. PESERTA

Rangkaian acara kegiatan Rapat Penyusunan Perumusan Kebijakan Penataan Daerah dengan tema Penyusunan Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Tahun 2019 ini akan dihadiri oleh 54 (Lima puluh Empat) peserta yang terdiri dari :

A. OPD Provinsi Banten

1. Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Banten;

2. Dinas Kesehatan Provinsi Banten;

3. Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten;

4. Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten;

5. Dinas Sosial Provinsi Banten;

6. Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten.

B. OPD Kabupaten/Kota : 1. Bagian Pemerintahan;

(42)

LAPORAN KEGIATAN RAPAT PENYUSUNAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH’’

PENYUSUNAN LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAHUN 2019’’

TANGGAL, 11 FEBRUARI 2020

2. Bagian Organisasi;

3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

VI. PENUTUP

Laporan kegiatan Rapat Penyusunan Perumusan Kebijakan Penataan Daerah dengan tema Penyusunan Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Tahun 2019, dilaksanakan sebagai program kerja dan acuan bersama untuk melaksanakan rangkaian kegiatan pada acara dimaksud dengan harapan agar para pihak dapat memahami, memperdalam terkait kebijakan dan implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

Serang, Februari 2020 KEPALA BIRO PEMERINTAHAN

SETDA PROVINSI BANTEN

GUNAWAN RUSMINTO, AP., M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 19741004 199402 1 002

(43)

LAPORAN KEGIATAN RAPAT PENYUSUNAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH’’

PENYUSUNAN LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAHUN 2019’’

TANGGAL, 11 FEBRUARI 2020

LAMPIRAN - LAMPIRAN

(44)

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN SEKRETARIAT DAERAH

BIRO PEMERINTAHAN

(45)

LAPORAN INVENTARISASI DAN VALIDASI RUPABUMI DI PROVINSI BANTEN TAHAP II TAHUN 2020

PADA KEGIATAN ADMINISTRASI RUPABUMI

BIRO PEMERINTAHAN SETDA PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2020

SEKRETARIAT DAERAH BIRO PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN

TAHUN 2020

(46)

B A B I

P E N D A H U L U A N

1. Latar Belakang

Rupabumi adalah bagian dari permukaan bumi yang dapat dikenali identitasnya sebagai unsur alam dan unsur buatan manusia, misalnya sungai, danau, gunung, tanjung, desa dan bendungan. Unsur Rupabumi adalah bagian permukaan bumi yang berada diatas atau dibawah permukaan laut yang dapat dikenali identitasnya sebagai unsur alam atau unsur buatan manusia.

Unsus Rupabumi terdiri atas :

a. Unsur alami, terbentuk secara alami antara lain : Pulau, Kepulauan, Gunung, Pegunungan, Bukit, Dataran Tinggi, Gua, Lembah, Tanjung, Semenanjung, Teluk, Danau, Sungai dan Muara.

b. Unsur buatan manusia, dibuat oleh manusia, antara lain : Bandara, Bendungan, Waduk, Jembatan, Terowongan, Mercusuar, Kawasan Permukiman, Kawasan Industri, Kawasan Pengelolaan Darat / Laut, Candi, Tugu serta Wilayah Administrasi.

Nama Rupabumi perlu dilakukan pembakuan dengan tujuan :

a. Mewujudkan tertib administrasi dibidang pembakuan nama Rupabumi di Indonesia;

b. Menjamin tertib administrasi wilayah dalam kerangka NKRI

c. Mewujudkan adanya gasetir nasional sehingga ada kesamaan pengertian mengenai nama Rupabumi di Indonesia

d. Mewujudkan data dan informasi akurat mengenai nama Rupabumi di seluruh wilayah NKRI, baik untuk kepentingan pembangunan nasional maupun internasional.

Terkait dengan Rupabumi, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupabumi.

Nama unsur Rupabumi memuat :

a. Elemen generik, menerangkan dan / atau menggambarkan bentuk umum suatu unsur Rupabumi dalam bahasa indonesia atau bahasa daerah, antara lain sungai ( dalam bahasa Indonesia ), krueng ( sungai dalam bahasa Aceh), bulu ( gunung dalam bahasa Bugis ), dolok ( gunung dalam bahasa Batak ).

b. Elemen spesifik, menerangkan nama diri dari elemen generik yang sudah disebutkan sebelumnya, antara lain merapi nama spesifik dari elemen generik yang berupa gunung, malang nama spesifik dari elemen generik yang berupa wilayah administrasi kota.

Administrasi Rupabumi dan Kode Data Wilayah Administrasi Pemerintahan perlu dilaksanakan untuk memperoleh data yang akurat di masing-masing wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.

2. Dasar Hukum

a. Undang  Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010 ) ;

b. Undang – Undang Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan dan Penggambungan Daerah;

(47)

c. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan;

d. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5214);

e. Undang  Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679 );

f. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Daerah;

g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2006 tentang Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi.

h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 144) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 127 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial (Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 255);

i. Permendagri Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa, dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan;

j. Permendagri Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupabumi;

k. Permendagri Nomor 35 Tahun 2009 tentang Pembakuan Nama Rupabumi.

l. Peraturan Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pembakuan Nama Rupabumi.

m. Permendagri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.

n. Peraturan Daerah Provinsi Banten nomor 8 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2016 Nomor 8);

3. Permasalahan

a. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan administrasi rupabumi dan update kode dan data wilayah administrasi pemerintahan antara pemerintah Provinsi Banten dengan pemerintah Kabupaten/Kota,

b. Masih minimnya data toponimi rupabumi di Provinsi Banten.

(48)

B A B II

P E L A K S A N A A N

1. Pelaksanaan Kegiatan

 Bulan Juli :

- Koordinasi ke Kabupaten/Kota

- Inventarisasi dan Validasi Rupabumi ke Kabupaten/kota 2. Kendala/hambatan

 Notulensi Rapat Persipan Rapat Kode dan Data Wilayah tidak memungkinkan terkait dengan COVID 19 serta adanya Surat Edaran dari Sekretaris Daerah terkait pelaksanaan Work From Home WFH di lingkungan pemerintah daerah Provinsi Banten.

 Inventarisasi belum semua dilaksanakan, terkait waktu yang tidak memungkinkan.

3. Tindak Lanjut

 Ke depan akan di laksanakan setelah selesainya kondisi COVID 19 membaik, dan untuk koordinasi dan konsultasi akan dilaksanakan dengan sistem daring.

(49)

B A B III P E N U T U P

1. Kesimpulan

Pelaksanaan Administrasi Rupabumi di Provinsi Banten sampai dengan Bulan Juli tidak berjalan sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan dengan kondisi adanya wabah COVID 19 serta adanya Surat Edaran dari Sekretaris Daerah terkait pelaksanaan Work From Home WFH di lingkungan pemerintah daerah Provinsi Banten

2. Saran

Setiap pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan rencana.

Serang, Juli 2020

KEPALA BIRO PEMERINTAHAN

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN

GUNAWAN RUSMINTO, AP, M.Si NIP. 19741004 199402 1 002

(50)
(51)
(52)
(53)

NOTULEN RAPAT

KEGIATAN ADMINISTASI BATAS DAERAH

RAPAT TEKNIS PERSIAPAN SURVEY LAPANGAN/PELACAKAN BATAS DAERAH ANTARA KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN KABUPATEN LEBAK

TAHUN ANGGARAN 2020

I. DASAR

1. Undang-undang nomor 23 tahun 2000 tentang pembentukan provinsi banten;

2. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah;

3. Peraturan menteri dalam negeri nomor 141 tahun 2017 tentang penegasan batas daerah;

4. Peraturan menteri dalam negeri nomor 05 tahun 2016 tentang batas daerah Kabupaten Pandeglag dengan Kabupaten Lebak;

5. Surat keputusan kepala biro pemerintahan setda provinsi banten nomor : 125.2/13- kpa/pem/2020 tentang pembentukan panitia pelaksana kegiatan administrasi kewilayahan dan batas daerah tahun anggaran 2020.

II. PESERTA RAPAT

A. Kabupaten Pandeglang

1. Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Pandeglang;

2. Kepala Sub Bagian Bina Wilayah Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Pandeglang

B. Kabupaten Lebak

1. Asda I Kabupaten Lebak

2. Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Lebak;

3. Kepala Sub Bagian Bina Wilayah Bagian Pemerintahan Setda Lebak .

III. PELAKSANAAN RAPAT

1. Rapat teknis persiapan survey lapangan/pelacakan batas daerah antara Kabupaten Pandeglang dengan kabupaten lebak dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Juli 2020 yang bertempat di Ruang Rapat Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten Gedung SKPD Terpadu lantai 2 KP3B Palima Kota Serang;

2. Rapat di buka dengan sambutan dari Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten dan dilanjutkan dengan maksud dan tujuan pelaksanaan rapat ini oleh Kepala Sub Bagian Batas Daerah Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten;

3. Kegiatan Rapat dilanjutkan dengan rangkaian sebagai berikut:

Penyampaian Permasalahan oleh Perwakilan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak oleh Asda I;

Penyampaian Permasalahan oleh Perwakilan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang oleh Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Pandeglang;

Penyampaian solusi penyelesaian permsalahan oleh Kepala Sub Bagian Batas Daerah Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten;

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis ditemukan kendala yaitu: kurangnya anggaran untuk rapat koordinasi dengan pemerintah pusat sehingga kurangnya komunikasi pusat dan daerah dalam

bahwa dalam rangka menindak lanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Peraturan Pemerintah

Perjalanan Dinas ke Pamekasan dan Malang untuk Koordinasi Implementasi Peraturan Menteri Kominfo No.19 Tahun 2014 Tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif dalam

 Menyelenggarakan persiapan dan mengkoordinasikan, menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pembinaan, fasilitasi, monitoring, evaluasi, koordinasi,

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten diatur berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Tipe,

bahwa Gaji Honorer/Pegawai Tidak Tetap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang telah diatur dalam Peraturan Wali Kota Tangerang Nomor 98 Tahun 2014 namun berdasarkan

Bahwa sesuai surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : K.26- 30/V.20-3/99 Tanggal 05 Februari 2016, tentang kewenangan pelaksana harian dan pelaksana tugas dalam

Tugas dan fungsi dalam jabatan adalah rumpun jabatan yang dimiliki oleh aparatur Dinas Pariwisata Provinsi Banten yang mengacu kepada Peraturan Menteri