• Tidak ada hasil yang ditemukan

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

POROS BERTINGKAT

A. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

− Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar.

− Mampu mebubut luar sampai halus dan rata.

− Mampu membubut lurus dan bertingkat.

− Membubut macam macam diameter.

B. Teori Dasar

Membubut bertingkat yaitu membubut rata dengan bermacam-macam diameter dengan menggunakan pahat bubut rata. Pada dasarnya membubut bertingkat sama seperti dengan membubut rata.

C. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat poros bertingkat : a. Alat – alat yang digunakan :

− Mesin bubut beserta peralatannya

− Mesin potong / Gergaji mesin

− Mistar sorong / Mistar ingsut

− Pahat bubut rata, pahat bubut facing , pahat alur b. Bahan – bahan yang digunakan :

− Besi berukuran a. Diameter : 25 mm b. Panjang : 102 mm

− Air pendingin / Bromus

D. Langkah Kerja :

a. Pertama potong benda kerja sesuai dengan panjang benda kerja yang telah ditentukan , beri toleransi kira – kira sepanjang 2 s/d 3 mm

b. Ikat / Pasang benda kerja pada pencekam yang terdapat pada kepala tetap di mesin bubut dan atur kesenteran benda kerja tersebut dengan menggunakan kepala lepas

c. Pasang pahat potong jenis rata kiri pada tool pos / rumah pahat dan atur kesenterannya terhadap benda kerja

(2)

d. Atur kecepatan potongnya, Hidupkan saklar utama yang terdapat pada kepala tetap. Kemudian mulailah proses pemakanan benda kerja secara perlahan – lahan dengan ketebalan pemakanan 1,5 s/d 2,5 mm. Sebelum melakukan pemakanan sebaiknya hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah meratakan permukaan benda kerja atau yang dinamakan dengan proses pasing. Kemudian lakukan proses pemakanan secara berulang – ulang sampai mendapatkan ukuran yang sudah terdapat pada jobsit

e. Yang harus kita ingat dalam proses pembubutan yang terlebih dahulu kita kerjakan adalah benda kerja yang memiliki diameter yang lebih besar. Kemudian diikuti dengan diameter yang lebih kecil begitu selanjutnya

f. Setelah mendapatkan ukuran yang dikehendaki untuk menghilangtkan sudut – sudut tajam lakukan proses persing

g. Setelah selesai proses pembubutan, matikan seluruh saklar mesin. Pastikan mesin sudah dalam keadaan tidak menyala,kemudian lepaskan benda kerja dari pencekam diikuti dengan pelepasan pahat pada toolpos / rumah pahat

h. Terakhir yang harus dilakukan adalah bersihkan seluruh komponen mesin bubut dari beram – beram dari hasil pembubutan serta pastikan air–air yang ada pada komponen mesin dibersihkan atau dilap dengan kain lap.Stelah itu lumasi komponen mesin yang saling bergesekan dengan oli agar tidak terjadi korosi / pengkaratan serta mengurangi gesekan saat mesin digunakan

E. Kesimpulan

Dari proses pembuatan poros bertingkat diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya proses membubut bertingkat sama pengerjaannya dengan membubut rata hanya dalam membubut bertingkat bermacam-macam diameter. Yang menjadi perhatian yaitu pada saat membubut diperlukan konsentrasi yang tinggi agar memperoreh hasil yang maksimal.

(3)

PENITIK

A. Tujuan

Adapun tujuan dari membuat penitik adalah :

− Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar

− Mampu membubut rata

− Mampu membubut tirus

− Mampu membuat kartel

B. Teori dasar

Membuat proses membuat penitik mesin yang harus digunakan yaitu mesin bubut. Untuk membuat penitik cara yang digunakan yaitu membubut rata dan tirus serta mengkartel.

Membubut tirus dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, cara yang paling mudah adalah dengan tambahan alat bubut taper, akan tetapi cara ini selain membutuhkan kelengkapan juga harus memasang perlengkapan tersebut pada meja eretan. Cara biasa adalah dengan memiringkan eretan atas dan memajukan eretan sebagai langkah pemakanan, khususnya untuk benda tirus yang pendek. Cara yang lain adalah dengan membubut antara dua senter dan menggeser posisi kepala lepas sesuai dengan tinggi kemiringan yang diinginkan.

C. Alat dan Bahan a. Alat

− Mesin bubut beserta peralatannya

− Mesin potong / Gergaji mesin

− Mistar sorong / Mistar ingsut

− Pahat bubut rata, pahat bubut facing, kartel.

b. Bahan

− Besi berukuran Diameter : 15 mm Panjang : 85 mm

(4)

− Air pendingin / Bromus

D. Langkah Kerja

Pertama potong benda kerja sesuai dengan panjang benda kerja yang telah ditentukan , beri toleransi kira-kira sepanjang 2 s/d 3 mm

Ikat / Pasang benda kerja pada pencekam yang terdapat pada kepala tetap di mesin bubut dan atur kesenteran benda kerja tersebut dengan menggunakan kepala lepas

Pasang pahat potong jenis rata kiri pada tool pos / rumah pahat dan atur kesenterannya terhadap benda kerja

Atur kecepatan potongnya, Hidupkan saklar utama yang terdapat pada kepala tetap

Lakukan proses pemakanan, pertama lakukan passing pada permukaan benda kerja sampai panjang benda kerja 80 mm. Kemudian lakukan pembubutan rata sampai diameter benda kerja 12 mm.

Setelah selesai proses pembubutan pasang kartel pada toolpost/rumah pahat sebelum benda kerja dikartel pasang senter untuk penyanggah agar benda kerja tidak goyang pada saat dikartel.

Jalankan kartel seperti halnya membubut rata.

Setelah selesai proses kartel lakukan pembubutan tirus.

− Penyetelan kemiringan sudut pada eretan atas sebesar 7º.

− Lakukan pemakanan dengan menggerakkan eretan atas. Pada ujung yang pertama pemakanan sepanjang 14 mm, dan pada ujung yang sebelahnya pemakanan sepanjang 26 mm.

− Dan untuk proses terakhir miringkan kembali sudut pada eretan atas sebesar 30º

− Kemudian lakukan pemakanan untuk melancipkan ujung penitik.

− Setelah selesai matikan saklar mesin kemudian lepaskan benda kerja, pahat.

− Bersihkan mesin dengan menggunakan kuas, kemudian lumasi eretan mesin dengan oli.

E. Kesimpulan

Dalam proses pembuatan penitik hal yang perlu diperhatikan yaitu saat membubut tirus sebelumnya diameter benda kerja harus dibubut sebesar 12 mm, kemudian lakukan bubut tirus yaitu dengan menjalankan eretan atas.

(5)

BALOK DASAR DAN RODA GIGI RACK

A. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan balok dasar yaitu :

− Mampu mengoprasikan mesin skrap dengan baik dan benar

− Mampu menyekrap rata

− Mampu mengatur langkah penyekrapan

− Mengetahui komponen-komponen dari mesin skrap

B. Landasan Teori

Mesin sekrap atau shaping machine adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk mengubah permukaan benda kerja menjadi permukaan rata baik bertingkat, menyudut, dan alur.

Sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki.

Pada langkah pemakanan akan menghasilkan beram (tatal logam) dari benda kerja.

Panjang langkah diatur dengan mengubah jalan keliling pasak engkol pada roda gigi penggerak, karenanya dengan menambah atau mengurangi ayunan engkol. Pemindahan ini diatur dengan memutar poros pengatur langkah yang akan memutar roda gigi kerucut dan menggerakan batang berulir yang mengatur penggerak blok engkol. Mekanisme balik cepat yang menggerakkan ram dirancang sedemikian sehingga langkah balik dari mesin ketam lebih cepat dari pada langkah potong sehinga mengurangi waktu tanpa kerja dari mesin sampai minimum. Kepala pahat diujung ram dapat diputar melalui sebuah sudut yang dilengkapi dengan alat untuk menghantarkan pahat kebenda kerja.

C. Alat dan Bahan a. Alat

− Mesin sekrap dan kelengkapannya.

− Pahat sekrap rata.

(6)

− Paralel strip, siku, palu plastik, dan kikir.

− Jangka sorong, mistar baja

b. Bahan

− Baja lunak ukuran 25x25x25 mm

− Air pendingin /bromus

D. Langkah Kerja

− Bersihkan benda kerja dari serpihan bekas gegaji.

− Pilihlah sisi sisi yang paling mendekati sejajar dan jepitlah benda uji dengan sisi yang mendekati sejajar pada penjepit yang tetap.

− Pasanglah pahat sekrap pada tempatnya.

− Aturlah langkah mesin sekrap sejauh lebar benda yang disekrap dengan dilebihkan kurang lebih 10 mm .

− Sekraplah benda kerja secukupnya sampai permukaannya rata ( Bekas permukaan yang lama hilang sama sekali )

− Ambil benda kerja dan letakkan kembali benda kerja pada catok dengan posisi bagian yang rata pada sisi yang tetap dari catok, dan sekruplah seperti pada pekerjaan nomor 5 tersebut diatas.

− Kerjakan halaman tersebut sehingga keenam sisinya rata.

− Keluarkan benda kerja dari mesin sekrap dan periksalah serta ukurlah ketepatan siku‐

sikunya.

− Masukkan benda kerja lagi ke penjepit benda kerja dan sekraplah sehingga tebalnya menjadi 20 mm. ( lakukan hanya dengan menyekrap pada 3 sisi saja ).

− Bila sudah selesai periksalah kembali ukuran‐ukurannya

− Matikan mesin, Kemudian bersihkan beram-beram

− Selanjutnya pengerjaan camper yaitu dengan ukuran 2 x 45º. Untuk membuat camper ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan mesin frais/milling dan skrap.

(7)

Pada pengerjaan benda kerja ini dilakukan dengan menggunakan mesin milling.

Sebelumnya benda kerja ditandai/digaris dengan menggunakan mistar sebagai tanda pengerjaan.

− Pertama atur putaran spindel pada putaran rendah, selanjutnya benda kerja dijepit pada ragum dengan mengatur ketebalan benda kerja yang akan dijepit agar pada saat pengerjaan pisau yang digunakan tidak mengenai dari penjepit atau ragum

− Setelah ketinggian benda kerja telah diatur maka selanjutnya pasang pisau sudut 45º pada arbor.

− Selanjutnya hidupkan mesin, kemudian lakukan pengerjaan secara bertahap atau secara beraturan dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Pada saat akan memulai pemakanan sebaiknya letakkan mata pisau pada ujung benda kerja dan yang menjadi acuan kedalaman pemakanan yaitu pada saat pisau sudah berada pada jangkauan terpanjangnya, karena mata pisau berbentuk silinder.

− Pada saat proses pemakanan arah pemakanan harus berlawanan dengan arah berputarnya mata pisau.

− Setelah proses camper selesai langkah berikutnya yaitu membuat gear / gigi yaitu dengan menggunakan mata pisau jenis mata pisau roda gigi.

− Jepit benda kerja pada ragum mesin frais, seperti halnya pada mesin skrap untuk mengetahui benda kerja sejajar atau tidak gunakanlah waterpass

− Pasang pisau frais jenis roda gigi rack.

− Atur jarak kepala gigi dengan ujung benda kerja sesuai ukuran yaitu 24,82 mm

− Atur kedalaman potong pemakanan untuk menentukan tinggi dari gigi-gigi rack yaitu 4,3 mm

− Hidupkan mesin frais dengan menghidupkan saklar utama

(8)

− Lakukan awal pemakanan, setelah selesai melakukan pemakanan awal tentukan jarak antara kepala gigi yang satu dengan yang lain yaitu 6,28 mm. begitu seterusnya sampai jumlah gigi sebanyak 12 gigi

− Pada saat proses skrap air pendingin harus selalu diperhatikan, karna apabila air pendingin tidak diperhatikan akan menyebabkan pisau frais mudah tumpul/aus dan dapat mengakibatkan pisau frais patah.

− Setelah selesai proses frais, matikan mesin kemudian lepaskan benda kerja dari ragum.

− Apabila masih terdapat sisa-sisa beram pada benda kerja bersihkan dengan menggunakan kikir

− Yang terakhir bersihkan seluruh komponen mesin dari beram maupun air pendingin.

− Beri pelumas pada bagian yang mudah berkarat

E. Kesimpulan

Dari proses skrap diatas Mesin sekrap atau shaping machine digunakan untuk mengubah permukaan benda kerja menjadi permukaan rata baik bertingkat, menyudut, dan alur. Sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki, Dengan menggerakkan pahat menyilang dari benda kerja, maka menimbulkan permukaan yang rata bagaimanapun juga bentuk pahatnya.

(9)

MENGASAH PAHAT BUBUT

A. Tujuan

Adapun tujuan dari mengasah pahat bubut adalah sebagai berikut :

− Melatih keterampilan dari mahasiswa agar dapat mengasah pahat dengan baik dan benar sesuai ukuran-ukuran yang telah ditentukan

− Untuk mengetahui sudut-sudut mata pahat yang benar

− Untuk mengetahui cara penggunaan dari busur derajat

− Untuk mengetahui jenis-jenis pahat

B. Teori dasar

Pahat bubut digunakan sebagai alat potong pada mesin bubut untuk menyayat benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan. Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis bahan benda kerja yang akan dibubut. Material dari pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat:

Keras, sehingga sisi potong tahan untuk memotong benda kerja; Ulet, agar sisi potong tidak mudah patah; Tahan panas; dan secara ekonomis menguntungkan. Beberapa material pahat bubut yang sering digunakan adalah Baja perkakas bukan paduan (unalloyed tool steel), Baja Paduan (Alloy tool steel) termasuk didalamnya HSS, Cemented carbide, Diamond Tips dan ceramics.

Pahat bubut harus digerinda untuk mengasah sisi potong. Ini bertujuan supaya sisi potong mempunyai bentuk dan lokasi yang benar terhadap tangkainya. Selain itu bentuk dari sisi potong harus dapat menusuk benda kerja secara efisien untuk memperoleh efisiensi yang tinggi dalam penyayatan logam. Pahat bubut yang digerinda akan menghasilkan beberapa permukaan.

Permukaan ini meliputi permukaan atas, sisi, dan muka. Permukaan ujung yang merupakan sisi potong didapatkan dari pertemuan ketiga permukaan tersebut dan radius G. Permukaan- permukaan ini perlu diketahui untuk mengasahpahat dengan sudut yang sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan.

C. Alat dan Bahan

(10)

a. Alat-alat yang digunakan :

− Mesin gerinda

− Kaca mata

− Busur derajat

− Batu gosok

− Alat pengasah batu gerinda b. Bahan yang digunakan :

− Besi persegi St 37 dengan ukuran 150 x 16 x 6 , toleransi 1/2º

− Air pendingin / bromus

D. Langkah Kerja :

− Pertama potong benda kerja sesuai ukuran dengan toleransi 2 s/d 3 mm, pada mesin potong

− Lakukan pengasahan pahat pada mesin gerinda

− Pertama asah bidang buang A dengan sudut pembuang = 14º pada batu gerindaɸ ɸ sebelah kiri, sepanjang ± 1 ½ x lebar bahan pahat

− Ukur sudutnya dengan menggunakan busur derajat

− Selajutnya asah bidang bebas A α = 8º

− Kemudian ukur sudut baji sebesar : 90º - (14º + 8º) = 68º

− Perhatikan sisi potong S tetap segaris dengan sisi pahat P dan titik turun

− Asah kurang lebih 2/3 dari bidang ujung dengan kemiringan 45º kesamping sisi bidang pembuang

− Ukur sudut 45º dan 6º dengan menggunakan busur derajat

− Selanjutnya asah bidang bebas ujung A ά = 6º

− Kemudian bentuk sisi potong ujung S’ dengan sudut sisi potong ujung sebesar 10º

− Yang terakhir ukur sudut bidang bebas dengan menggunakan busur derajat E. Kesimpulan

Pahat bubut digunakan sebagai alat potong pada mesin bubut untuk menyayat benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan. Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis bahan benda kerja yang akan dibubut. Pada proses mengasah pahat bubut salah satu yang harus diperhatikan yaitu pada saat pengasahan pahat harus digeser kekanan dan kekiri secara pelan-

Referensi

Dokumen terkait

Teknik scroll adalah teknik produksi karya kriya kayu dengan menggunakan alat gergaji skrol ( scrollsaw ), yaitu alat gergaji berpita kecil yang digerakkan dengan

Hal ini pun diperkuat oleh item 11 (saya dan pacar saya melakukan hubungan intim selayaknya suami-istri) dengan skala yang sama yaitu perilaku seks pranikah, dalam skala ini

Analisis Pengaruh Penerapan Total Quality Management Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.. Fakultas Ekonomi Universitas

Seperti yang dikatakan dalam buku Jones dan Olive (2007), bahwa dalam membangun sebuah karakter, riwayat hidup karakter diperlukan agar karakter tersebut tetap pada peran

kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan judul :.. ANALISIS PENDEKATAN STRATEGI KEUNGGULAN

Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk (1) menguji signifikansi hasil belajar siswa berupa produk antara kelas perlakuan dan kelas control, (2) menguji

THE ANALYSIS OF STUDENTS’ SPEAKING ANXIETY IN SPEAKING RECOUNT (A CASE STUDY AT THE TENTH GRADE OF SMK YAPALIS KRIAN).. ICHA SUCI SETYAWATI

Untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam rangka pencapaian kompetensi peserta didik diperlukan berbagai metode dan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik setiap mata