1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah besar di dunia, gagal ginjal kronik merupakan kerusakan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible. Dimana tubuh tidak mampu mempertahankan meteabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit yang memerlukan terapi penggantian ginjal yang tepat berupa transpantasi ginjal atau Hemodilisi (Dedi Sukandar, 2021).
Menurut Erlin Kurnia (2021) Penyakit Gagal ginjal kronik dapat diartikan suatu penyakit yang menyebabkan fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu melakukan fungsinya dengan baik yang membutuhkan terapi hemodialis.
Hemodialis merupakan salah satu cara pasien gagal ginjal kronik untuk bisa bertahan hidup, Hemodialis yang sangat panjang akan menghilangkan semangat hidup pasien gagal ginjal sehingga mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam menjalani terapi hemodialisis (Izzati, 2016).
Kepatuhan pasien Gagal ginjal sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi hemodialisa, Banyak faktor yang menyebabkan kepatuhan yang berdampak pada kegagalan klien dalam mengikuti program terapi gagal ginjal meliputi faktor kepatuhan menjalani hemodialisis, pengetahuan tentang HD, kebiasaan merokok, motivasi pasien, akses pelayanan Kesehatan dan pembatasan nutrisi (Iwan Salahuddin, 2018). Menurut Wulan & Emaliyawati (2018) ginjal yang mengalami gangguan maka kesimbangan elektrolit dan cairan akan terganggu, ketidakpatuhan dalam menjalani diet dan asupan cairan dapat berdampak buruk bagi prognosis penyakitnya. Bahwa kelebihan masukan
2
cairan (overhydration) pada pasien gagal ginjal kronik akan menyebabkan edema pada pasien serta akan meningkatkan angka mortalitas.
Menurut United States Renal Data System (USRDS) (2018) Pasien dengan Chronic Kidney Dieases (CKD) Jumlah penderita Gagal ginjal mengalami kenaikan sebelumnya
pada tahun 2000 di angka 2,7% pada tahun 2016 menjadi 13,8%. Data Indoensia Renal Registry (IIR) pada tahun 2018 mengemukakan bahwa di Indonesia, jumlah pasien
Gagal ginjal kronik yang mendaftar ke unit hemodialisis terus meningkat 12% setiap tahunnya. Pada Tahun 2017 pasien yang menjalani hemodialisa berjumlah 77.892 pasien, mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2018 menjadi 132.142 pasien (PERNEFRI, 2018).
Menurut Penelitian hasil penelitian Sinta Wijayanti (2019) di Rawat Inap Panca Bhakti Lampung dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan total sampel 111 pasien hemodialisis dengan teknik consecutive sampling. Instument yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan instumen kepatuhan HD dengan menggunakan 1 item pertanyaan mengenai hemodialisis dan ENRICHD Social Support Instrument (ESSI).
Menunjukan hasil terhadap hubungan yang signifikan antara kepatuhan hemodialisis (p-value = 0,032) dengan dukungan sosial (p-value =0,034).
Pasien dengan Gagal ginjal kronik mempertahankan hidupnya salah satunya yaitu dengan melakukan terapi hemodialisis. Hemodialisis merupakan suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan berada dalam sebuah mesin di luar tubuh yang di sebut dialiser. (Pardede et al., 2021). Menurut Elis Anggeria (2019) Hemodialisis salah satu terapi yang menggantikan sebagian kerja dari fungsi ginjal dalam mengeluarkan sisa hasil metabolisme dan cairan serta zat-zat yang tidak dibutuhkan melalui difusi dan helmofiltrasi. Tindakan hemodialisi tersebut dapat
3
menurunkan resiko kerusakan organ-organ vital lainnya akibat akumulasi zat toksis dalam sirkulasi.
Pasien gagal ginjal kronik sangat bergantung pada terapi hemodialisis untuk menggantikan ginjalnya, intervensi yang diberikan bagi penderita gagal ginjal kronik adalah kepatuhan mengontrol asupan cairan, kepatuhan diet dan kepatuhan pengobatan. Apabila pasien gagal ginjal kronik mengalami kegagalan dalam menjalankan kepatuhan, akan memberikan dampak yang besar dalam kelangsungan hidup penderitanya (Siagian, 2021). Ketidakpatuhan pasien mengikuti dan menjalankan rekomendasi pengobatan atau perawatan yang dianjurkan dokter merupakan masalah yang sangat penting (Izzati, 2016). Pasien sangat memerlukan dukungan dari orang terdekat untuk mengurangi perasaan keputusaan dan kehilangan semangat dalam melakukan hemodialisa (Suwanti et al., 2019).
Dukungan sosial sangat diperlukan karena pasien dengan gagal ginjal kronik mengalami perubahan dalam hidupnya sehingga meningkatkan semangat hidup pasien, diharapkan dengan adanya dukungan sosial dapat menunjang kepatuhan pasien yang menjalani hemodilisis. Pasien yang menjalani hemodialisis perlu diberikan dukungan sosial, disebabkan pasien yang menderita penyakit gagal ginjal kronik mengalami keadaan ketergantungan terhadap hidupnya serta terjadi penyesuaian diri terhadap penyakitnya yang mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku, antara lain menjadi pasif, ketergantungan, merasa tindak aman, binggung, dan keputusaan dalam menjalani hemodialisis (Nadi et al., 2018) .
Dukungan sosial pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis yaitu berupa dukungan orang tua, keluarga, lingkungan, kekasih, teman, dokter ataupun organisasi komunitas kelompok. Dalam dukungan sosial yang diberikan dapat berupa
4
dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi. Dukungan sosial menjadi yang sangat berpengaruh dalam menentukan kepatuhan dan keyakinan tentang pengobatan yang diterimah oleh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa (Pradnyaswari & Rustika, 2020).
Melihat Pentingnya dukungan sosial dalam meningkatkan keberhasilan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan metode literatur riview guna melengkapi penelitian terdahulu, dengan judul “ Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah bagaimana hubungan dukungan sosial terhadap kepatuhan pasien yang menjalani hemodialisa ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap kepatuhan pasien yang menjalani hemodialisis.
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam hubungan dukungan sosial terhadap kepatuhan pasien yang menjalani hemodialisa.
Manfaat penelitian ini ditinjau dari segi teoritis dan praktisi, yaitu:
1.4.1 Teoritis
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan mengenai hubungan dukungan sosial terhadap kepatuhan pasien gagal ginjal.
5
diharapkan dari penelitian ini akan memberikan solusi dari permasalahan yang ada dalam kepatuhan pasien yang menjalani hemodialisa
1.4.2 Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah wawasan bagi peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai hubungan dukungan sosial terhdap kepatuhan pasien hemodilisa
b. Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan ilmu dan pengembangan ilmu keperawatan dalam lingkup keperawatan medikal bedah khususnya dalam penyakit gagal ginjal, serta dapat dijadikan referensi penelitian keperawatan selanjutnya.
c. Bagi Profesi Keperawatan
Dapat memberikan sumbangan ilmu bagi ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan medikal bedah dan sebagai bahan pertimbangan untuk pasien gagal ginjal yang memerlukan dukungan sosial atau support keluarga
6 1.5 Keaslian Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan oleh Shabu Abraham Varghese (2018) dengan judul “ Social Support: An Important Factor for Treatment Adherence and Health- related Quality of Life of Patients with End-stage Renal Disease “ Penelitian ini dilakukan pasien gagal ginjal dari klinik dialisis pusat di Florida pada 413 pasien.
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif, korelasional, dan desain cross-sectional. Penelitian ini memiliki tujuan menguji hubungan dukungan sosial yang dirasakan dengan kepatuhan pengobatan dan kualitas hidup pasien gagal ginjal stadium akhir. Hasil dari penelitian ini adalah mendukung hubungan yang signifikan secara statistik antara dukungan sosial yang dirasakan dan HRQOL serta antara dukungan sosial yang dirasakan dan kepatuhan pengobatan.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Seo Nam‑sookOne (2020) dengan judul
“Influence of Social Support and Health Literacy onTreatment Adherence in He modialysis Patients”. Penelitian ini dilakukan pada pasien cuci darah dirumah sakit pada 140 pasien. Desain penelitian ini menggunakan metode desktiptif. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui derajat dukungan sosial dan kemampuan pemahaman informasi kesehatan pada pasien yang menjalani pengobatan hemodialisis secara teratur. Hasil Penelitian ini adalah Dukungan sosial dan kemampuan memahami informasi kesehatan ditemukan sebagai variabel yang memiliki pengaruh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pengobatan, dan menunjukkan daya penjelas yang tinggi sebesar 69,6%
7
3. Penelitian ini dilakukan oleh Sousa et al (2019) dengan judul “ Social support and treatment adherence in patients with end‐stage renal disease: A systematic review
” Pencarian dilakukan di Web of Science, PsycInfo, ScienceDirect, dan Scopus dari 19 Januari hingga 15 Mei 2019. Dua ratus dua puluh empat catatan berhasil diidentifikasi. Setelah penilaian kualitas, 17 studi dimasukkan. Desain penelitain ini menggunakan studi prospektif & cross-sectional. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis secara sistematis hubungan antara dukungan sosial yang dirasakan dan kepatuhan terhadap perawatan dialisis di antara pasien dengan gagal ginjal kronik. Hasil Penelitian Lima dari delapan penelitian (63%) melaporkan hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan kepatuhan terhadap pembatasan cairan. Studi dengan ukuran kepatuhan yang dilaporkan sendiri menemukan hubungan yang signifikan dengan keberadaan seseorang yang membantu dan kehadiran seseorang untuk berbagi masalah.
4. Penelitian ini dilakukan Sinta Wijayanti (2019) dengan judul “Hubungan Kepatuhan Hemodialisis Dan Dukungan Sosial Terhadap Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien Hemodialisis”. Penelitan ini dilakukan pada 111 pasien rawat inap dirumah sakit Dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui hubungan kepatuhan hemodialisis dan dukungan sosial terhadap kejadian rawat inap ulang pasien hemodialisis. Hasil dari penelitian ini adalah Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan hemodialisis (p-value = 0,032) dan dukungan sosial (p-value = 0,0,34)
8
5. Penelitian ini dilakukan Nadi et al (2018) dengan judul “Dukungan Sosial Dan Motivasi Berhubungan Dengan Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan Pada Pasien Penyakit”. Penelitian ini dilakukan pada 19 pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Penelitian ini memeiliki tujuan mengidentifikasi hubungan dukungan sosial dan motivasi dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Hasil penelitian insi adalah menunjukkan ada hubungan antara dukungan sosial dan motivasi dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dengan tingkat signifikansi p=0,000 yang artinya terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Semakin tinggi dukungan sosial dan motivasi, semakin patuh pasien terhadap pembatasan asupan cairan.