• Tidak ada hasil yang ditemukan

2G 2104224 Afrisca Lintang

N/A
N/A
Dido Riszky Pratama

Academic year: 2022

Membagikan "2G 2104224 Afrisca Lintang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pekerjaan Sosial Generalis

Makalah

diajukan guna memenuhi tugas pada mata kuliah Proses dan Teknik Praktik Pekerjaan Sosial Generalis yang diampu oleh Dr. Denti Kardenti dan Muhammad

Ananta Firdaus, S. ST, M. KESOS

Disusun oleh:

Afrisca Lintang Anugrah Pratiwi (2104224)

PROGRAM STUDI PEKERJAAN SOSIAL POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL

BANDUNG

2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

25 September 2022

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………..………i

DAFTAR ISI ………ii

BAB 1 PEMBAHASAN ……….1

A. Pengertian PekerjaanSosial ……….…….…1

B. Tujuan Pekerjaan Sosial ………..………3

C. Peran Pekerjaan Sosial ……….8

D. Sistem Dasar Pekerjaan Sosial ……….……. 9

E. Sistem Sumber Pekerjaan Sosial ……….10

F. Metode Pekerjaan Sosial ………..… 11

KESIMPULAN ……….…16

DAFTAR PUSTAKA ………17

(4)

1 BAB 1 PEMBAHASAN

1. Definisi pekerjaan sosial menurut ahli

1.1 Pekerja sosial menurut Soetarso dalam Huraerah (2011, hlm 39) menjelaskan bahwa pekerja sosial adalah profesi yang memberikan bantuan melalui pengambangan interaksi sosial yang memiliki hubungan timbal balik satu sama lain, tujuannya supaya dapat memperbaiki kualitas kehidupan individu, kelompok maupun masyarakat dalam suatu kesatuan yang harmonis dan dapat mengembalikan keberfungsian sosial dari masing-masing individu.

1.2 Undang – undang Nomor. 11 tahun 2009 dalam Husmiati, dkk (2020, hlm 18) menyatakan bahwa pekerja sosial profesional adalah seseorang yang bekerja dengan baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerja sosial. Di tegaskan kembali dalam Undang – undang Nomor. 14 tahun 2019, bahwa praktik pekerja sosial adalah penyelenggara pertolongan profesional yang terencana, terpadu berkesinambungan dan tersupervisi untuk mencegah disfungsi sosial individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

1.3 Pekerja sosial yang dikemukakan oleh Charles Zastrow dalam bukunya Social Problem, Service, and Current Issues (1982:12), sebagai berikut:

“Social work is the profesional activity of helping individuals, groups, or communities to enhance or restore their capacity for social functioning and to create societal conditions favorable to their goals.”Yang arti dari pengertian di atas ialah Pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk membantu individu, kelompok atau komunitas guna meningkatkan atau memperbaiki kapasitasnya untuk berfungsi sosial dan menciptakan kondisi masyarakat guna mencapai tujuan-tujuannya.

(5)

2

1.4 Pengertian pekerja sosial menurut studi kurikulum yang disponsori oleh The Council

On Social Work Education 1959 dalam Fahrudin (2012, hlm 59) bahwa pekerja sosial adalah orang yang berusaha membantu indvidu-individu untuk memperbaiki keberfungsian sosialnya melalui suatu kegiatan dengan melakukan interaksi sosial satu sama lain, 11 kegiatan interaksi sosial ini bertujuan untuk menciptakan hubungan sosial yang baru. Pekerja sosial memiliki kemampuan untuk dapat membantu individu-individu yang memiliki berbagai masalah, dengan kemampuan yang dimiliki dalam memberikan pertolongan pada orang lain, menjadikan pekerja sosial benar-benar dibutuhkan.

1.5 Pengertian pekerjaan sosial Menurut Charles Zastrow (1982) yang dikutip oleh Dwi Heru Sukoco (1995;7)

bahwa pekerja sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu, kelompokkelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka dalam berfungsian sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka 5 ibid mencapai tujuan (Julfiati, 2019).

1.6 Majelis Umum IASSW (Juli 2014)

Pekerjaan sosial adalah profesi berbasis praktik dan disiplin akademis yang mendorong perubahan sosial dan pembangunan, kohesi sosial, pemberdayaan dan pembebasan orang. Prinsip keadilan sosial, hak asasi manusia, tanggung jawab bersama dan penghormatan terhadap keragaman sangat penting dalam pekerjaan sosial. Didukung oleh teori pekerjaan sosial, ilmu sosial, humaniora dan pengetahuan murni, pekerjaan sosial melibatkan orang dan struktur untuk mengatasi tantangan hidup dan meningkatkan kesejahteraan.

(6)

3

1.7 Pekerjaan sosial adalah profesi yang mendukung masyarakat yang merubah dlaam menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan kesejahteraan orang dan masyarakat.

2. Tujuan pekerjaan sosial menurut ahli

2.1 Tujuan pekerjaan sosial adalah suatu profesi dalam memberikan pelayanan dalam bidang kesejahteraan sosial secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan membantu mengoptimalkan potensi yang dimiliki individu, kelompok, masyarakat dalam pelaksanaan tugas-tugas kehidupan melalui identifikasi masalah dan pemecahan masalah sosial yang diakibatkan oleh ketidak seimbangan antara diri individu, kelompok, masyarakat dengan lingkungan sosialnya serta untuk mencegah konflik yang mungkin timbul serta memberikan penguatan agar mereka dapat menjalankan keberfungsisan sosial mereka sendiri. Seperti yang telah dirumuska oleh (Pincus dan Minahan, 1973:9) dalam buku Social Wark Practice yang menyatakan tujuan dari pekerja sosial adalah:

2.1.1 Enhance the problem solving and coping capacities of people (Mempertinggi kemampuan orang untuk memecahkan masalah dan menanggulangi masalahnya)

2.1.2 Link people with system that provide them with resourses, service, and opportunities (Menghubungkan orang dengan sistem-sistem yang menyediakan sumber-sumber, pelayanan-pelayanan dan kesempatan- kesempatan).

2.1.3 Promote the effective and human operation of these systems (Meningkatkan pelaksanaan sistem-sistem tersebut secara efektif dan manusiawi).

2.1.4 Contribute to the development and operation of these systems (Memberikan sumbangan terhadap pembangunan dan kemajuan kebijakan sosial).

(7)

4

Secara keseluruhan tujuan dari pekerjaan sosial adalah membantu memberikan pelayanan-pelayanan sosial kepada individu, keompok-kelompok, dan masyarakat yang mengalami hambatan sosial/keberfungsian sosial yang tidak berjalan dengan seharusnya, mengoptimalkan kemampuan klien dalam menjalankan peran-peran kehidupan, mencarikan alternatif-alternatif untuk pemecahan masalah, mendekatkan klien dengan sistem-sistem sumber, melakukan perubahan- perubahan kondisi di lingkngan/interaksi sosial dan mempengaruhi kebijakan- kebijakan sosialyang tidak dipergunakan dalam makro. Keseluruha dari hal-hal tersebut harus mampu diperannkan oleh seorang pekerja sosial. The National Association of Social Work Education (NASW) Pekerjaan Sosial mempunyai empat tujuan utama, yaitu :

2.1.5 Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya, menanggulangi dan secara efektif dapat menjalankan fungsi sosialnya.

Pekerja sosial dalam konteks ini dapat berperan sebagai konselor, pendidik, penyedia layanan, atau perubahan perilaku.

2.1.6 Menghubungkan klien dengan jaringan sumber yang dibutuhkan.

Menjadi broker atau pialang sosial adalah suatu peran strategis yang dapat dimaninkan oleh pekerjaaan sosial untuk mencapai tujuan ini.

2.1.7 Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga sosial dalam pelayanan agar berjalan secara efektif. Dalam konteks koordinator, pekerjaan sosial dapat meningkatkan sistem pelayanan dengan meningkatkan kominikasi dan koordinasi antara sumner-sumber pelayanan kemanusiaan.

2.1.8 Mendorong terciptanya keadilan sosial melalui pengembangan kebijakan sosial yang berpihak. Pekerjaan sosial beperan sebagai perencana (planner) atau pengembang kebijakan (policy developer).

(8)

5

2.1.9 Memberdayakan kelompok-kelompok rentan dan mendorong kesejahteraan sosial maupun ekonomi.

2.1.10 Mengembangkan dan melakukan uji ketrampilan atau pengetahuan profesional. Hal ini di tujukan agar pratik peksos yang di lakukan tidak menyimpang dan sesuai dengan norma dn etika yang berlaku dalam masyarakat.

3. Peranan pekerjaan sosial

Suharto, (2017, hlm 97-103) mengacu pada Parsons, Jorgensen dan Hernandez (1994) ada beberapa peran pekerjaan sosial dalam pembimbingan sosial. Lima peran ini sangat relevan diketahui oleh para pekerja sosial yang akan melakukan pendampingan sosial:

3.1 Fasilitator

Visi pekerjaan sosial yaitu setiap perubahan terjadi pada dasarnya dikarenakan oleh adanya usaha-usaha klien sendiri, dan peranan pekerja sosial adalah memfasilitasi atau memungkinkan klien mampu melakukan perubahan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Parsons, Jorgensen dan Hernandez 1994 dalam Edi Suharto (2017, hlm 98)memberikan kerangka acuan mengenai tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial:

3.1.1 Mendefinisikan keanggotaan atau siapa yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan.

3.1.2 Mendefinisikan tujuan keterlibatan

3.1.3 Mendorong komunikasi dan relasi, serta menghargai pengalaman dan perbedaan-perbedaan.

3.1.4 Memfasilitasi keterkaitan dan kualitas sinergi sebuah sistem : menemukan kesamaan dan perbedaan

3.1.5 Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan dipecahkan

(9)

6 3.1.6 Memfasilitasi penetapan tujuan 3.1.7 Merancang solusi-solusi alternatif 3.1.8 Memlihara srelasi sistem

3.1.9 Memcahkan konflik 3.2 Broker

Peran pekerja sosial sebagai broker melakukan transaksi dalam jaringan pelayanan sosial. Pemahaman pekerja sosial yang menjadi broker mengenai kualitas pelayanan sosial di sekitar lingkungannya menjadi sangat penting dalam memenuhi keinginan kliennya memperoleh keuntungan maksimal menurut Edi Suharto (2017, hlm 99) Dalam proses pendampingan sosial, ada tiga prinsip utama dalam melakukan peranan sebagai broker:

3.2.1 Mampu mengidentifikasi dan melokalisir sumber-sumber kemasyarakatan

yanng tepat.

3.2.2 Mampu menghubungkan konsumen atau klien dengan sumber secara konsisten,

3.2.3 Mampu mengevaluasi efektivitas sumber dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan klien.

Dengan demikian ada tiga kata kunci dalam pelaksanaan peran sebagai broker, yaitu: menghubungkan (linking), barang-barang dan pelayanan (goods and service), serta pengontrolan kualitas (quality control). Dalam pelaksanaannya, ada dua pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki pekerja sosial:

Pengetahuan dan keterampilan melakukan asesmen kebutuhan masyarakat, yang meliputi jenis dan tipe kebutuhan, distribusi kebutuhan, kebutuhan akan pelayanan, pola-pola penggunaan pelayanan, dan hambatan-hambatan dalam menjangkau pelayanan. Pengetahuan dan keterampilan membangun konsorsium dan jaringan antar organisasi. Kegiatan ini bertujuan untuk:

memperjelas kebijakankebijakan setiap lembaga, mendefinisikan peranan

(10)

7

lembaga-lembaga, mendefinisikan potensi dan hambatan setiap lembaga, memilih meode guna menentukan partisipasi setiap lembaga dalam memecahkan masalah sosial masyarakat, mengembangkan prosedur guna menghindari duplikasi pelayanan, dan mengembangkan prosedur guna mengidentifikasi dan memenuhi kekurangan pelayanan sosial.

3.3 Mediator

Pekerja sosial sering melakukan peran mediator dalam berbagai kegiatan pertolongannya. Peran mediator diperlukan terutama pada saat terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak.Compton dan Galaway 1989 (dalam Edi Suharto 2017, hlm 101) memberikan beberapa teknik dan keterampilan yang dapat digunakan dalam melakukan peran mediator:

3.3.1 Mencari persamaan nilai dari pihak-pihak yang terlibat konflik.

3.3.2 Membantu setiaap pihak agar mengakui legitimasi kepentingan pihak lain.

3.3.3 Membantu pihak-pihak yang bertikai dalam mengidentifikasi kepentingan bersama.

3.3.4 Hindari situasi yang mengarah pada munculnya kondisi menang kalah.

3.3.5 Berupaya untuk melokalisir konflik ke dalam isu, waktu dan tempat yang spesifik.

3.3.6 Membagi konflik kedalam beberapa isu.

3.3.7 Memfasilitasi komunikasi dengan cara mendukung mereka agar mau berbicara satu sama lain.

3.4 Pembela

Pekerja sosial berupaya untuk melindungi hak-hak dan kepentingan klien serta menyediakan pelayanan yang dibutuhkan, dan mengembangkan program.

Beberapa model yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan peran pembela

(11)

8

dalam pendampingan sosial menurut Rothblatt (1978) dalam Edi Suharto (2017, hlm 102):

3.4.1 Perwakilan luas: mewakili semua palaku yang memiliki kepentingan dalam pembuatan keputusan

3.4.2 Keadilan: memperjuangkan sebuah sistem kesetaraan atau kedamaan sehingga posisi-posisi yang berbeda dapat diketahui sebagai bahan perbandingan

3.4.3 Informasi: menyajikan masing-masing pandangan secara bersama dengan dukungan dokumen dan analisis

3.4.4 Pendukungan: mendukung partisipasi secara luas

3.4.5 Kepekaan: mendorong para pembuat keputusan untuk benar-benar mendengar, mempertimbangkan dan peka terhadap minat-minat dan posisi orang lain.

3.5 Pelindung

Tanggung jawab pekerja sosial terhadap masyarakat didukung oleh hukum.

Hukum tersebut memberikan legitimasi kepada pekerja sosial untuk menjadi pelindung (protector) terhadap orang-orang lemah dan rantan. Dalam melakukan peran sebagai pelindung (guardian role), pekerja sosial bertindak berdasarkan kepentingan koprban, calon korban, dan populasi yang berisiko lainnya. Peranan sebagai pelindung mencakup peranan berbagai kemampuan yang menyangkut: (a) kekuasaan, (b) pengaruh, (c) otoritas, dan (d) pengawasan sosial. Tugas-tugas peran pelindung menurut Edi Suharto (2017, hlm 103) meliputi:

3.5.1 Menentukan siapa klien pekerja sosial yang paling utama

3.5.2 Menjamin bahwa tindakan dilakukan sesuai denga proses perlindungan 3.5.3 Berkomunikasi dengan semua pihak yang terpengaruh oleh tindakan sesuai dengab tanggungjawab etis, legal dan rasional praktek pekerjaan sosial.

(12)

9 4. Sistem dasar pekerjaan sosial

4.1 Sistem Pelaksana Perubahan (Change Agent System)

Adalah menunjuk pada sekelompok yang tugasnya memberikan bantuan atas dasar keahlian yang berbeda dan bekerja sama dengan system yang berbeda Pelaksana perubahan yang utama adalah orang yang bertanggung jawab.

Pelaksana perubahan : Seorang pemberi bantuan yang secara khusus dipekerjakan untuk tujuan mengadakan perubahan berencana.

4.2 Sistem Klien (Client System)

Klien yang dimaksud biasnya individu, kelompok, masyarakat. Klien adalah setiap orang yang diharapkan menerima pelayanan dari pelaksana perubahan dan juga yang meminta bantuan dan terlibat dalam pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial. Orang klien ada kontrak. Sistem klien dapat diperbesar bidang cakupannya atau memperkecil. Sistem klien adalah orang-orang yang telah memberikan kewenangan atau meminta bantuan didalam usaha perubahan dan melibatkan diri mereka. Suatu persetujuan kerja atau kontrak dengan pekerja sosial.

4.3 Sistem Sasaran (The Target System)

Adalah orang-orang yang dijadikan sasaran perubahan dimana perubahan yang terjadi diharapkan dapat mempengaruhi dan pencapaian tujuan pertolongan.

Seorang pekerja sosial bekerja sama dengan klien menentukan tujuan perubahan dan menentukan orang tertentu yaitu sasaran, agar tujuan dapat dicapai. Contoh : Pekerja sosial yang membantu isteri yang mengalami gangguan mental (klien dan suaminya yang sedang menganggur. Kadang sistem klien dan target berupa orang yang sama, contoh menghadapi ibu untuk merubah cara-cara yang digunakan untuk menghadapi anak-anaknya.

4.4 Sistem Kegiatan (The Action System)

(13)

10

Menunjuk orang-orang bersama-sama pekerja sosial berusah untuk menyelesaikan tugas-tugas dan mencapai tujuan usaha-usaha perubahan.

Tujuan penggunaan sistem kegiatan adalah untuk mempengaruhi orang-orang yang masih menjadi klien potensial agar beralih menjadi klien actual.

5. Sistem sumber pekerjan sosial

Praktik pekerjaan sosial berdasarkan pendekatan sistem terutama berfokus pada interaksi antara manusia dan berbagai sistem dalam lingkungan sosial.

Orang-orang bergantung pada sistem (misalnya, sistem etnis dan budaya, sistem ekonomi, sistem kesehatan, sistem tempat kerja) untuk memperoleh sumber daya material dan non-materi, layanan dan peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan. Dalam hal ini, tiga jenis sumber daya telah dijelaskan, dari perspektif klien:

5.1 Sistem sumber alamiah atau informal (keluarga, kerabat, teman, tetangga, dll.),

5.2 Sistem sumber formal (keanggotaan organisasi, serikat pekerja, dll), dan 5.3 Sistem sumber kemasyarakatan (rumah sakit, layanan hukum, sekolah,

tempat kerja).

6. Metode utama

6.1 Social Case Work

Bimbingan sosial individu/perseorangan adalah suatu rangkaian pendekatan teknik pekerjaan sosial yang ditujukan untuk membantu individu yang mengalami masalah berdasarkan relasi antara pekerja sosial dengan seorang penerima pelayanan secara tatap muka.

6.2 Social Group Work

(14)

11

Bimbingan sosial kelompok adalah suatu pelayanan kepada kelompok yang tujuan utamanya untuk membantu anggota kelompok mempengaruhi fungsi sosial, pertumbuhan atau perubahan anggota kelompok. Jadi bimbingan sosial kelompok digunakan untuk membantu individu dalam mengembangkan atau menyesuaikan diri dengan kelompok/lingkungan sosialnya dengan kondisi tertentu atau membantu kelompok mencapai tujuannya.

6.3 Community Organization

Bimbingan sosial dengan masyarakat sebagai salah satu metode pekerjaan sosial yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada di dalam masyarakat serta menekankan dengan adanya prinsip peran serta atau partisipasi masyarakat.

Upaya tersebut cenderung mengarah pada pemenuhan kebutuhan bidang tertentu di masyarakat seperti kesejahteraan keluarga, kesejahteraan anak dan lain sebagainya.

7. Metode penunjang

7.1 Definisi Adminitrasi Pekerjaan Sosial

John Kidneigh (dalam Raharjo, 2010) mengatakan bahwa administrasipekerjaan sosial adalah “ proses transformasi kebijakan sosial ke dalam pelayanan-pelayanan sosial melalui proses dua cara : (1) transformasi kebijakan ke dalam pelayanan-pelayanan sosial konkrir (nyata), dan (2) menggunakan pengalaman dengan merekomendasikan modifikasi kebijakan”.

Dari pengertian tersebut menekankan bahwa administrasi merupakan proses implementasi, penerjemah kebijakan ke dalam program-program. Kemudian ada definisi lain yang mengatakan bahwa administrasi pekerjaan sosial merupakan suatu proses bekerja dengan orang dengan cara mengarahkan dan menghubungkan energi mereka, sehingga mereka mampu menggunakan atau memanfaatkan sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan dan program pelayanan yang dibutuhkan masyarakat (dalam Skidmore, 1995:3).

(15)

12

Sebagai metode pemungkin, administrasi pekerjaan sosial didefinisikan sebagai kegiatan crerical work seperti pencatatan, pelaporan, pengarsipan, dan berbagai format administratif dalam rangka mendukung penerapan case work, group work dan CO/CD dalam praktik pekerjaan sosial.

7.2 Posisi Administrasi Pekerjaan Sosial dalam Pekerjaan Sosial

Banyak posisi yang ditempati oleh administrasi pekerjaan sosial. Pertama posisi administrasi pekerjaan sosial sebagai problem solving, yang difokuskan dalam memahami dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan social functioning dan social relationship. Kedua, Administrasi Pekerjaan Sosial diposisikan sebagai metode praktik pekerjaan sosial. Sebagai metode, administrasi pekerjaan sosial memiliki dua posisi yaitu sebagai metode utama dan sebagai metode pembantu (pemungkin). Pada metode utama, posisi administrasi pekerjaan sosial sejajar dengan metode pekerjaan sosial lainnya, seperti case work, group work, community development, serta research. Kemudian berdasarkan metode tradisional, administrasi pekerjaan sosial diposisikan sebagai metode pemungkin sejajar dengan research, sedangkan metode utamanaya case work, group work, dan community development.Kompetensi yang Perlu Dimiliki Agar Menjadi Seorang Administrator yang Baik

(16)

13

DAFTAR PUSTAKA

Muhidin, S. (1997). Pengantar Kesos.

Suharto, E. (n.d.). Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial: Pengantar.

Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Pekei, Amokey. (2019). Pekerjaan Sosial dan Penanganan Masalah Sosial. 2019. Bandung : Penerbitan Intrans.

Taufiqurokhman. (2020). Pekerjaan Sosial : Teori dan Metedologi.

Huda Miftachul. (Mei, 2009). Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial dan Sebuah Pengantar : Pustaka Pelajar.

Ramadhani Suci. (2016). Administrasi Pekerjan Sosial. Bandung : Universitas Padjajaran

Referensi

Dokumen terkait

summarize, and analyze studies on the construction of the Reality of Women in Mass Media and Social Media from various existing theories in the Mass

Produk yang dijual pada pasaran ini didapatkan secara online, sehingga konsumen yang hanya ingin melihat atau membeli bisa melihat tampilan produk tersebut tanpa harus

Pangeran Petta Rani Ruko New Zamrud Blok F/20 Kota Makassar Sulawesi Selatan.. Abdul Muin

Karena disana pun ada yang berdakwah kepada Allah dan menyeru kepada Aqidah ini, akan tetapi itu adalah perjuangan perorangan, berbeda dengan perjuangan disini

bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, diamanatkan untuk melakukan

Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionallKepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER.004/M.PPN/09/2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Anggaran dan

Meningkatnya pengembangan aplikasi pelayanan publik dan system pemerintahan Jumlah aplikasi pelayanan publik dan system pemerintahan Program pengembangan komunikasi,

Kemudian stasiun 3 yang merupakan area setelah adanya masukan limbah industri plastik (hilir) dengan Pb sebesar 0,002 mg/L juga hanya ditumbuhi oleh 5 jenis tanaman dengan jumlah