• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (Poc) Feses Ayam dengan Dosis yang berbeda terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Indigofera (Indigofera Zollingeriana)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (Poc) Feses Ayam dengan Dosis yang berbeda terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Indigofera (Indigofera Zollingeriana)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) FESES AYAM DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS

TANAMAN INDIGOFERA (Indigofera zollingeriana)

SKRIPSI

Oleh:

NUR AFNI FITRIANA 170306020

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022

(2)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) FESES AYAM DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS

TANAMAN INDIGOFERA (Indigofera zollingeriana)

SKRIPSI

Oleh:

NUR AFNI FITRIANA 170306020

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022

(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam skripsi PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) FESES AYAM DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN INDIGOFERA (Indigofera zollingeriana) adalah benar merupakan gagasan dari hasil penelitian saya sendiri dibawah arahan komisi pembimbing. Semua data dan sumber informasi yang digunakan dalam skripsi ini telah dinyatakan secara jelas dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi serta dapat diperiksa kebenarannya. Skripsi ini juga belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program studi sejenis di perguruan tinggi lain.

(5)

i

ABSTRAK

NUR AFNI FITRIANA, 2022: Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (Poc) Feses Ayam Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Indigofera (Indigofera zollingeriana). Dibimbing oleh NEVY DIANA HANAFI dan NUR JAMA’IYAH BR. KETAREN.

Usaha peternakan yang ada kurang mengoptimalkan hasil samping dari ternak yakni feses. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan unit penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, pada bulan Januari sampai April 2022. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) feses ayam dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang) dan produktivita (produksi bahan segar, produksi bahan kering) tanaman Indigofera zollingeriana sebagai sumber hijauan pakan ternak ruminansia. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan P0 : Tanah Ultisol 5 kg, P1 : Tanah Ultisol 5 kg + POC 200 ml/polybag, P2 : Tanah Ultisol + POC 250 ml/polybag, P3 : Tanah Ultisol + POC 300 ml/polybag. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, produksi bahan segar dan produksi bahan kering.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair (POC) feses ayam dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, produksi bahan segar dan produksi bahan kering. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemupukan dengan dosis 250 ml/polybag memberikan hasil optimal pada Pertumbuhan dan produktivitas leguminosa Indigofera (Indigofera zollingeriana).

kata kunci : Feses ayam, Indigofera zollingeriana, POC, Produktivitas

(6)

ii

ABSTRACT

NUR AFNI FITRIANA, 2022. “The Effect Of Giving Chicken Feces Liquid Organic Fertilizer (POC) With Different Doses On The Growth And Productivity Of Indigofera Zollingeriana Plants”. Under Supervised by NEVY DIANA HANAFI and NUR JAMA'IYAH BR. KETAREN.

The existing livestock business does not optimize the results of sampling from livestock, namely feces. This research was conducted in the experimental field of the research unit of the Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, from January to April 2022. The purpose of this study was to determine the effect of giving liquid organic fertilizer (POC) chicken feces with different doses on growth (plant height, number of leaves, number of branches) and productivity (production of fresh matter, production of dry matter) of Indigofera zollingeriana as a source of forage for ruminants. The research method used was a completely randomized design with a completely randomized design with P0 : Ultisol soil 5 kg, P1 : Ultisol soil 5 kg + POC 200 ml/polybag, P2 : Ultisol soil + POC 250 ml/polybag, P3 : Ultisol soil + POC 300 ml/polybag.

The results showed that the application of liquid organic fertilizer (POC) of chicken feces with different doses had a significant effect on increasing plant height, number of leaves, production of fresh matter and dry matter production.

The conclusion of this study is fertilization with a dose of 250 ml /polybag provide optimal results on the growth and productivity of Indigofera legumes (Indigofera zollingeriana).

Keywords : Chicken feces, Indigofera zollingeriana, POC, Productivity

(7)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Sosa pada tanggal 18 Januari 1999. Penulis adalah anak dari Bapak Fauzi dan Ibu Sutarmi, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Pada tahun 2011 penulis lulus dari SD Negeri 101000 Pir Trans Sosa 3 Kabupaten Padang Lawas, tahun 2014 lulus dari SMP Negeri 3 Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas, tahun 2017 lulus dari SMA Negeri 1 Barumun, Kabupaten Padang lawas dan pada tahun 2017 diterima di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan melalui jalur SNMPTN .

Selama mengikuti perkuliahan, penulis merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Peternakan (IMAPET) USU, Ikatan Mahasiswa Muslim Peternakan (HIMMIP) USU dan Ikatan Putera Puteri Pencinta Alam (PARINTAL - FP USU).

penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Az zahra farm jalan Samsudin Kota Binjai pada bulan Februari sampai Maret 2021 dan melaksanakan penelitian di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Pada Bulan Januari sampai April 2022.

(8)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Feses Ayam dengan Dosis yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Indigofera (Indigofera zollingeriana)”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua atas doa, semangat dan material maupun moril yang telah diberikan selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Nevy Diana Hanafi, S.Pt., M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Nur Jama’yah Br Ketaren, S.Pt.,M,Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini. Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf Akademika di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, semua anggota Putera Puteri Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup Fakultas Pertanian serta rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat membantu memberikan informasi dan bermanfaat untuk pembaca.

(9)

v

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian... 3

TINJAUAN PUSTAKA Hijauan Makanan Ternak (HMT) ... 4

Indigofera (Indigofera sp.) ... 5

Kebutuhan Unsur Hara Tanaman ... 6

Pemupukan ... 7

POC (Pupuk Organik Cair) ... 8

Feses Ayam ... 9

BAHAN DAN METODE Tempat dan Metode Penelitian ...12

Bahan dan Alat ...12

Bahan ...12

Alat ...12

Metode Penelitian ...12

Pelaksanaan Penelitian ...13

Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Feses Ayam ...13

Persiapan Media Tumbuh ...13

Penyemaian Benih Indigofera ...14

Penanaman ...14

(10)

vi

Pemupukan ...14

Pemeliharaan ...15

Pemanenan ...15

Parameter Penelitian ...15

Tinggi Tanaman ...15

Jumlah Daun ...15

Jumlah Cabang ...15

Produksi Bahan Segar ...15

Produksi Bahan Kering ...15

HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman ... 17

Jumlah Daun ... 18

Jumlah Cabang ... 20

Produksi Bahan Segar ... 21

Produksi Bahan Kering ... 23

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 26

Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

vii

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Kandungan Unsur Hara dan Air Beberapa Jenis Pupuk Kandang ... 9

2. Jumlah Unsur Hara Pada Feses Ternak ... 10

3. Rataan Tinggi Tanaman ... 17

4. Rataan Jumlah Daun ... 19

5. Rataan Jumlah Cabang ... 20

6. Rataan Produksi Bahan Segar ... 21

7. Rataan Produksi Bahan Kering ... 23

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Tanaman Indigofera ... 5

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Hasil Analisis Data ... 27

2. Hasil Analisis Ragam ... 29

3. Hasil Analisis POC ... 34

4. hasil Analisis Tanah ... 35

(14)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hijauan pakan ternak adalah bahan makanan bagi ternak yang diperoleh dari rumput dan legum. Legum merupakan tanaman hijauan yang cocok untuk pakan ternak ruminansia karena mengandung protein yang tinggi. Salah satu legum, Indigofera zollingeriana, memiliki kandungan serat rendah (NDF) 22-46%

dan kandungan protein tinggi 22-29% (Hassen et al., 2007).

Indigofera zollingeriana adalah pakan ternak ruminansia yang telah

dilaporkan beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan dengan tanah masam dan garam tinggi serta tahan terhadap musim kemarau, Tanaman ini diketahui mengandung konsentrasi mineral, protein dan vitamin yang lebih baik dari tanaman lainnya, sehingga berpotensi sebagai sumber pakan dan dapat diproduksi secara lokal (Ginting, 2012). Produktivitas tanaman indigofera di negara Indonesia bisa mencapai 52 ton/ha/tahun (Sirait et al., 2009).

Produktivitas tanaman indigofera tidak selalu tinggi hal ini disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia yang mengakibatkan kualitas tanah menurun dan dapat mempengaruhi kualitas tanah dalam jangka panjang. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan memperbaiki kualitas tanah baik fisik, kimia maupun biologisnya dengan mengganti penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik cair.Pupuk cair adalah pupuk dengan komposisi di dalamnya berupa bahan organik padat atau cair yang didapat dari limbah pertanian maupun peternakan, dan digunakan untuk menyuplai unsur hara bagi tanaman serta memperbaiki sifat fisik dan kimia maupun biologis tanah (Sutriyono, 2017).

(15)

2

Menurut Rizqiani et al. (2007), penggunaan pupuk organik cair memiliki beberapa keunggulan. Artinya dapat meningkatkan kapasitas fotosintesis legum, merangsang pertumbuhan cabang, mempercepat pembentukan bunga dan ovarium, selanjutnya mengurangi defoliasi daun.

Feses ayam merupakan salah satu komponen atau bahan dasar pembuatan POC karena keberadaannya begitu melimpah yang jika dibiarkan begitu saja akan memerlukan waktu yang lama dalam pengomposannya sekitar 3-6 bulan terlebih pada musim penghujan. Juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara sehingga mengganggu Kesehatan ternak dan masyarakat sekitar. Meskipun memiliki dampak negatif bagi lingkungan feses ayam juga memiliki potensi dimanfaatkan sebagai pupuk karena kandungan P, K dan N dalam feses ayam lebih baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sudiro (2004) bahwa kandungan K, N dan P pada feses ayam berurutan sebesar 2,4% , 2,6% dan 3,1%, dan yang lebih baik dibanding dengan feses ternak lainnya seperti sapi atau babi. Menurut Rahul (2020) bahwa penggunaan pupuk organik cair feses ayam dengan dosis 220 ml/tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun pada tanaman.Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mempelajari pengaruh perbedaan dosis pupuk organik cair (POC) kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Indigofera, Sebagai sumber pakan.

Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) feses ayam dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Indigofera zollingeriana sebagai sumber hijauan pakan ternak ruminansia.

(16)

3

Hipotesis Penelitian

Pemberian pupuk organik cair (POC) feses ayam dengan dosis yang berbeda dapat memberi pengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun) dan produktivitas (bahan segar, bahan kering) tanaman Indigofera zollingeriana.

Kegunaan Penelitian

1. Sumber informasi bagi petani, peternak dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan sumber pakan ternak ruminansia yang berkualitas.

2. Mengurangi limbah peternakan dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

3. Memberikan peluang usaha bagi peternak dalam meningkatkan nilai ekonomi dari hasil pengolahan limbah peternakan.

4. Bagi akademisi, sebagai sumber ilmu pengetahuan dan sumber informasi serta referensi bagi penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penelitian sejenis.

(17)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Hijauan Makanan Ternak (HMT)

Pada dasarnya hijauan yang diberikan untuk ternak sebaiknya bersifat yakni digemari ternak, mudah dicerna, memiliki kandungan gizi tinggi, mudah dibudidayakan. Menurut Reksohadiprodjo (1995), hijauan sangat penting untuk produktivitas ternak ruminansia, karena sebagian besar pakan kambing, kerbau, domba dan sapi berbentuk hijauan. Namun ketersediaan, kualitas dan kontinuitasnya sangat rendah.

Hijauan pakan ternak (HMT) adalah bahan pakan ternak baik itu yang terdiri dari rumput ataupun leguminosa baik yang sudah dipotong maupun masih dalam bentuk segar bersifat tidak beracun, berfungsi untuk tujuan hidup, produksi dan reproduksi ternak. Menurut pendapat Reksohadiprodjo (1995) hijauan pakan ternak terdiri dari hasil pemanenan tanaman hijauan yang meliputi batang, daun, dan tidak jarang bercampur dengan bagian akar tanaman.

Hijauan pakan ternak adalah sumber utama pakan bagi ternak ruminansia, tanaman hijauan yang tersedia dengan kualitas yang baik dapat menunjang peningkatan produksi ternak ruminansia. Menurut Herlinae (2003) Hijauan yang memiliki nilai gizi tinggi memiliki peran penting karena mampu memberikan zat pakan yang lebih ekonomis dan berguna bagi ternak. Pada leguminosa mengandung lebih banyak protein daripada rumput, sedangkan rumput mengandung lebih banyak karbohidrat dibanding leguminosa (Utami, 2008).

(18)

5

Indigofera (Indigofera zollingeriana.)

Gambar 1. Indigofera zollingeriana.

Klasifikasi botani Indigofera zollingeriana. Yaitu : Genus Indigofera, Subdivisio Angiospermae, Family Rosales, Class Dicotyledonae, Subfamily Leguminosainosae, Divisi Spermatophyta, Spesies Indigofera zollingeriana.

(Hassen et al., 2006).

Tingkat toleransi tanaman Indigofera cukup baik karena mampu beradaptasi dengan kondisi lahan yang bervariatif. Tanaman Indigofera adalah tanaman legum dengan nilai gizi, produktivitas tinggi dan mampu beradaptasi

dengan lahan kering, basah serta tanah yang masam (Hassen et al,. 2007). Indigofera (Indigofera zollingeriana) termasuk pakan ternak

yang relatif baru di budidayakan di Indonesia. Indigofera merupakan tanaman yang mengandung mineral, serat kasar, nilai kecernaan serta protein kasar yang baik bagi ternak ruminansia. Abdullah (2010) menjelaskan bahwa indigofera termasuk tanaman dengan kualitas dan kandungan nutrisi yang baik, tetapi masih belum banyak peternak yang menggunakannya dikarenakan produktivitas dan ketersediaannya yang masih terbatas.

Indigofera merupakan bahan pakan yang memiliki produktivitas serta

(19)

6

protein yang tinggi hingga mampu digunakan untuk sumber pakan ternak.

Tanaman indigofera mengandung ADF (44,69%), protein kasar (24,17%), NDF (54,24%), bahan kering sebesar (21,97%), abu (6,41%), dan lemak kasar (6,15%) (Hassen et al., 2007). Produksi optimum tanaman indigofera terjadi pada saat tanaman mencapai usia 32 minggu, yang produksi batang 1627,25 g/pohon/panen, produksi daun 967,25 g/pohon/panen, produksi biomassa segar mencapai 2,595 kg/pohon/panen dan dengan total produksi segar sekitar 52 ton/ha/tahun (Sirait et al. 2009).

Menurut Siagian (2008) leguminosa Indigofera zollingeriana yang diberi pupuk menggunakan POC menunjukan jumlah tangkai, jumlah daun, serta tinggi tanaman lebih optimal jika dibanding dengan tanaman yang tidak diberi pupuk. Dikarenakan pada POC dari feses ayam dapat meningkatkan kualitas hara pada tanah sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dan dapat menghasilkan produksi bahan segar yang tinggi.

Kebutuhan Unsur Hara Tanaman

Unsur hara berperan penting dalam kehidupan tanaman, meningkatkan laju pertumbuhan serta perkembangannya. Sutryono (2017) golongan unsur hara pada tanaman dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. Mikro, merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit, seperti Molibdenum (Mo), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), dan Besi (Fe).

b. Makro sekunder, merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, seperti Magnesium (Mg), Kalium (K), dan belerang (S).

c. Makro primer, merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak,

(20)

7

seperti , Fosfor (F),Kalium (K) dan Nitrogen (N).

Menurut Soeryoko (2011), nitrogen mengandung nutrisi penting bagi tanaman dalam jumlah banyak. Nitrogen juga tersedia sebagai ammonium, nitrat dan urea. Setiap tanaman memiliki kebutuhan nitrogen yang berbeda beda, nitrogen yang tinggi sangat diperlukan bagi sayuran jenis dedaunan. Untuk mempercepat terbentuknya bunga dan biji, proses pemasakan buah, mempercepat pertumbuhan serta perkembangan akar, menyalurkan energi untuk penyusun karbohidrat pada tanaman membutuhkan unsur hara P (Fosfor)

Setiap tanaman membutuhkan kalsium dengan total yang berbeda.

Menurut Soeryoko (2011) menyatakan bahwa fungsi kalsium untuk tanaman yakni sebagai pembentuk membangun membran sel, memperkuat cabang, mempercepat proses pembuahan, memperbaiki tanah serta mempercepat tumbuh akar. Meningkatkan unsur hara tanah serta memenuhi nutrisi tanaman dapat memanfaatkan pupuk organik cair fermentasi feses ayam. Kebutuhan nutrisi suatu tanaman tidak dapat diketahui secara pasti, amun kebutuhan nutrisi baik itu unsur hara, zat pengatur tubuh, mikroorganisme tanah dan bahan organik yang seimbang dan tercukupi dapat membantu memberikan efek tumbuh dan perkembangan yang optimal.

Pemupukan

Unsur hara dan nutrisi berperan krusial pada perkembangan serta pertumbuhan tanaman. Penambahan atau pemberian hara terhadap tumbuhan dapat dilakukan melalui pemupukan. Pupuk merupakan bagian utama bagi tanaman. Menurut Samekto (2008) menyatakan bahwa pupuk merupakan zat yang diberikan langsung pada tanaman untuk menyediakan kebutuhan hara tanaman.

(21)

8

Penggunaan detergen dalam pencucian mengakibatkan menurunnya unsur hara tanah sehingga perlu dilakukan. Menurut Agussimar (2016) bahwa pemberiam POC terbaik di jumpai pada perlakuan interval waktu 14 hari Pupuk merupakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam meningkatkan kualitas pakan.

Pencemaran lingkungan serta kualitas tanah yang menurun disebabkan oleh pemakaian pupuk anorganik dengan kurun waktu yang relatif lama.

Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan hara tanaman guna menghasilkan produktivitas tanaman yang tinggi serta menjaga kesuburan tanah.

kebutuhan unsur hara Setiap tanaman berbeda. Jenis tanah, tanaman dan pupuk adalah hal yang perlu dipahami dalam proses melakukan pemupukan (Setya, 2011). Pada proses pemupukan sangat perlu memperhatikan kandungan apa saja yang dibutuhkan ternak guna mendapatkan hasil yang optimal.

POC (Pupuk Organik Cair)

Pupuk organik adalah pupuk yang terdiri dari limbah pertanian, peternakan, dalam bentuk cair maupun padat yang dimanfaatkan dalam memenuhi unsur hara pada tumbuhan, memperbaiki fisika tanah, kimia maupun biologi.

Pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang merupakan sumber bahan organik, Sutryono (2017), menyatakan bahwa pupuk kandang, limbah industri bidang pertanian, limbah ternak, sisa tumbuhan, pupuk kompos maupun pupuk hijau merupakan sumber POC.

POC kotoran ayam adalah cairan berbahan dasar organik yang difermentasi dalam kondisi kedap udara dengan dukungan organisme hidup.

Kotoran ayam memiliki kandungan hara tertinggi karena bagian cairnya bercampur dengan bagian padatnya, sehingga kebutuhan unsur hara pada tanah

(22)

9

dapat dipenuhi dengan pemberian POC kotoran ayam. Kadar pH dalam media tanam dapat di kontrol dengan pemberian unsur hara berupa pupuk organik cair.

Tabel 1. Kandungan unsur hara dan air beberapa jenis pupuk kandang

Sumber: Kartadisastra (2001)

Penggunaan pupuk organik cair (POC) menjadi alternatif dalam pengurangan jumlah penggunaan pupuk anorganik. Menurut Musnamar (2007) penggunaan POC dapat meningkatkan kualitas dan tidak memberikan pengaruh buruk bagi tanah dan tumbuhan sehingga tidak berbahaya untuk. Pengolahan feses ayam menjadi pupuk organik cair menjadi sumber alternatif dalam pengolahan limbah peternakan dalam mengurangi pencemaran udara. Saat ini kotoran padat ternak belum banyak dikelola untuk dijadikan pupuk organik cair.

Setiawan (2007), menyatakan bahwa kotoran padat ternak memiliki daya simpan yang lama dan lebih efisien jika diolah menjadi pupuk organik. Selain dapat memperbaiki struktur tanah, mencegah penyakit akar, mempercepat pertumbuhan tanaman penggunaan pupuk organik cair dapat menghemat biaya produksi.

Feses Ayam

Kandungan N dalam feses ayam relatif lebih tinggi, diantara ternak lain, dengan rasio C/N yang rendah.cukup tinggi. Kebutuhan unsur hara pada tumbuhan indigofera dapat dicapai dengan pemberian POC feses ayam yang

Ternak Wujud Kadar Unsur Hara Dan Air (%)

Nitrogen Fosfor Kalium Air

Sapi Padat 0,40 0,20 0,10 85

Cair 1,00 0,50 2,50 92

Kerbau Padat 0,60 0,30 0,34 85

Cair 1,00 0,15 1,50 92

Kambing Padat 0,60 0,30 0,17 60

Cair 1,50 0,13 1,80 85

Domba Padat 0,75 0,50 0,45 60

Cair 1,35 0,05 2.10 85

Babi Padat 0,95 0,35 0,40 80

Cait 0,40 0,10 0,45 87

Ayam Padat Dan Cair 1,00 0,80 0,40 55

Kelinci Padat Dan Cair 2,72 1,10 0,50 55,3

(23)

10

mengandung unsur N cukup tinggi. Sesuai pernyataan Hardjowigeno ( 2007) yang menyatakan sifat fisik tanah dapat diperbaiki dengan pemberian POC feses ayam.

Tabel 2. Nilai unsur hara pada feses ternak

Sumber: Sudiro (2004)

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa pupuk kandang memiliki kandungan hara dan nutrisi yang beragam dan seimbang sedangkan pupuk buatan hanya mengandung nutrisi sehingga feses ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Pupuk kandang ternak jenis lai mengandung unsur P yang lebih rendah dibanding pupuk kandang feses ayam. Pakan yang dikonsumsi oleh ternak, serta sekam yang digunakan untuk alas kandang yang menyatu dengan feses ayam dapat mempengaruhi kadar hara yang dihasilkan. Hartatik (2008) menyatakan bahwa penggunaan POC feses ayam pada awal penanaman menunjukan hasil terbaik di karenakan POC feses ayam lebih cepat terdekomposisi serta memiliki nilai hara yang relatif tinggi dibanding ternak lain. Menurut Roesmarkan (2002) bahwa telah dilakukan penelitian mengenai kegunaan feses ayam dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa feses ayam berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan tanaman. Setiap feses ayam mengandung unsur hara K, N, dan P berurutan sebesar 12,8%, 65,8% dan 13,7% serta ternak ruminansia dan ternak besar mengandung N = 22 kg, P = 2,8% adan K = 13,7%. Sehingga bisa disimpulkan penggunaan feses unggas lebih efisien daripada ternak lain.

Apabila digunakan dengan jumlah besar. Menurut hasil penelitian Rahul (2020) menyatakan bahwa pertumbuhan terbaik tanaman mentimun terdapat ada manfaat

Ternak N F C

Sapi 1,1 0,5 0,9

babi 1,7 1,4 0,8

ayam 2,6 3,1 2,4

(24)

11

kotoran ayam dengan dosisi 220 ml/ tumbuhan.

(25)

12

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan dan Laboratorium Riset dan Teknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari bulan Januari hingga April 2022.

Bahan dan alat Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanaman indigofera (Indigofera sp.), feses ayam, EM4, gula merah, dan tanah sebagai media tanam.

Alat

Penelitian ini menggunakan alat diantaranya polybag sebagai media tanam yang berukuran 5 kg, gembor untuk menyiram tanaman, cangkul untuk mengolah tanah, ayakan untuk mengayak tanah, drum plastik dengan volume 35 liter sebagai wadah pembuatan POC, gelas ukur, gayung, alat pengukur pH, alat pengaduk untuk mencampur olahan fermentasi, alat ukur (meteran), Pena, buku (mencatat data) dan kamera.

Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan Metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan.dengan perlakuan:

P0 : Tanah Ultisol 5 kg

P1 : Tanah Ultisol 5 kg + POC 200 ml/polybag P2 : Tanah Ultisol 5 kg + POC 250 ml/polybag P3 :Tanah Utilsol 5 kg + POC 300 ml/polybag

(26)

13

Maka kombinasi unit perlakuan sebagai berikut:

Model linier rancangan percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Yij = μ + Tij + ∑ij Dimana:

Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-I dan ulangan ke-j j =Ulangan (1,2,3,4,5)

μ = Nilai tengah umum i = Perlakuan (1,2,3,4) Tij = pengaruh perlakuan ke-i

∑ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-I dan ulangan ke-j Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Feses Ayam

Feses ayam di timbang sebayak 5 kg dan dimasukan kedalam drum plastik lalu tambahkan air sebanyak 10 L, gula merah sebanyak 250 g dan EM4 sebanyak 10 cc dilarutkan kedalam 1 L air, kemudian larutan EM4, air dan gula merah tadi dimasukan ke dalam drum dan di aduk hingga homogen. Ukur pH awal pada sebelum di inkubasi. Selanjutnya ditutup drum dan inkubasikan selama 14 hari.

Setelah 14 hari Ketika tutup dibuka tidak berbau busuk maka pupuk organik cair siap digunakan (Suparhun, 2015).

Persiapan Media Tumbuh

Tanah yang digunakan untuk media tumbuh ialah tanah Ultisol yang

P0U3 P0U4 P0U5 P0U1 P0U2

P1U4 P1U5 P1U1 P1U2 P1U3

P2U5 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4

P3U1 P3U2 P3U3 P3U4 P3U5

(27)

14

memiliki pH 4 - 5. Dimasukan kedalam polybag dan di lakukan pemupukan sesuai perlakuan masing-masing yaitu P0 = Tanpa Perlakuan, P1 = Tanah ultisol 5 kg + 200 ml/polybag, P2 = Tanah ultisol 5 kg + 250 ml/polybag, P3 = Tanah ultisol 5 kg + 300 ml/polybag, lalu didiamkan selama 7 hari agar tanah mulai menyerap nutrisi dari POC feses ayam (Siagian, 2018).

Penyemaian Benih Indigofera

Bibit Indigofera sebelum ditanam harus dilakukan penyemaian benih terlebih dahulu agar mendapatkan tinggi tanaman yang seragam. Penyemaian benih Indigofera ini dilakukan dengan menggunakan media semai. Penyemaian dilakukan selama 5 – 7 hari. Sebelum disemai rendam benih terlebih dahulu di air hangat selama 60 menit dengan suhu 70 - 80°C. lalu benih ditempatkan didalam wadah yang telah dilapisi kain lalu, benih ditutup dan diletakkan pada tempat gelap selama(≤ 24 jam) lalu disusun di media semai dengan ketebalan 1 cm.

Selama penyemaian benih disiram setiap hari (Siagian, 2018).

Penanaman

Bibit indigofera yang ditanam pada media tumbuh ialah indigofera yang telah disemai selama 14 hari dimana tinggi bibit telah mencapai ± 10 cm dan telah memiliki ± 3-5 helai daun. Bibit ditanam pada media tumbuh pada kedalaman 1 cm. Lakukan penanaman sesuai media tumbuh (Siagian, 2018).

Pemupukan

Pemupukan dilakukan 14 hari sekali. Sejalan dengan pernyataan Agussimar (2016) pemberian POC terbaik dijumpai pada perlakuan interval waktu 14 hari sekali. Dimana perlakuan pemberian dosis POC feses ayam terdiri dari 4 perlakuan : P0 = Tanpa POC, P1 = POC 200 ml/polybag, P2 = POC 250

(28)

15

ml/polybag, P3 = POC 300 ml/polybag.

Pemeliharaan

Penyiraman air pada tanaman dilakukan setiap sore hari pada jam 16.00 - 17.00 WIB . pembersihan lahan dengan mencabut rumput (gulma) yang ada disekitar lahan penelitian (Siagian, 2018).

Pemanenan

Pemanenan dilakukan ketika tanaman berumur 90 HST. Potong tanaman Indigofera zollingeriana di atas permukaan tanah (Siagian, 2018).

Parameter Penelitian Tinggi Tanaman

Letakkan pita ukur pada pangkal tanaman lalu tarik hingga ujung tanaman untuk mengukur tinggi tanaman (Siagian, 2018).

Jumlah Daun

Hitung jumlah daun pada masing masing perlakuan (Siagian, 2018).

Jumlah Cabang

Hitung jumlah cabang pada masing masing perlakuan (Siagian, 2018).

Produksi Bahan Segar

Produksi bahan segar (gr/perlakuan) Indigofera zollingeriana. Di dapat dari rataan produksi segar pertanaman percobaaan (Harahap, 2018).

Produksi Bahan Kering

Produksi bahan kering didapat dari bahan segar Indigofera zollingeriana setelah dilakukan penimbangan (gram) lalu dioven dengan suhu 600C selama 24 jam, selanjutnya di oven kembali dengan suhu 105°C selama 8 jam, selanjutnya timbang berat kering tanaman tersebut. Produksi berat segar dikonversikan ke

(29)

16

dalam berat kering untuk mengetahui berat kering (Lingga, 1994). Hitung berat kering tanaman dengan rumus:

Produksi bahan kering = %BK 600C x %BK 1050C x produksi segar

(30)

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman

Hasil penelitian pengaruh pemberian POC feses ayam dengan dosis yang berbeda terhadap tinggi tanaman legum Indigofera (Indigofera zollinggeriana) dapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tinggi tanaman (cm) Indigofera zollingeriana

Keterangan : Superskrip dengan huruf besar yang berbeda kearah garis menunjukan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian POC feses ayam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman legum indigofera (Indigofera zollingeriana). Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa pertumbuhan tinggi tanaman terbaik terdapat pada P2 (250ml/polybag) dengan rataan sebesar 265 cm sedangkan pada P0, P1 dan P3 tidak menunjukan hasil yang signifikan.

Dimana rataan nilai terendah terdapat pada P0 (tanpa pemupukan) dengan rataan sebesar 145,98 cm.

Perbedaan tinggi tanaman setiap perlakuan diakibatkan karena pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda antar perlakuan. Hal ini sesuai dengan Hardjowigeno (2007) kandungan N yang relatif tinggi pada feses ayam dapat di manfaatkan guna mencukupi kebutuhan hara tanaman indigofera. Sehingga pemberian pupuk organik feses ayam dengan dosis (250 ml/polybag) dapat

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 128,1 140,4 125,1 171,3 165 729,9 145,98B P1 169,4 121,6 194,5 204,5 122,7 812,7 162,54B

P2 313,2 308,2 153,4 242 308,2 1325 265A

P3 202,4 121,8 182,1 188,1 219,2 913,6 182,72B Total 813,1 692 655,1 805,9 815,1 3781,2

(31)

18

meningkatkan tinggi tanaman tertinggi dibanding perlakuan kontrol.

(32)

19

Unsur hara yang diberikan setiap perlakuan berbeda sehingga menimbulkan perbedaan tinggi tanaman antar perlakuan. Sejalan dengan pendapat Hardjowigeno (2007) bahwa pemberian pupuk bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman yang terbaik, serta menjaga kualitas tanah. Menurut Sudiro (2004) kandungan N, P, dan K pada feses ayam lebih baik dibanding feses ternak lainnya seperti feses sapi atau babi.

Berdasarkan hasil Lab menunjukan bahwa kandungan N = O,44%, P = 0,37%, dan K= 0,22% memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) No = 19 - 7030-2004, POC yang baik menurut SNI mengandung K = 0,20%, P = 0,10%

serta N = 0,40% kandungan P serta K yang tinggi mampu menyokong pertumbuhan tumbuhan. Sesuai dengan pendapat Purwati (2013), tanaman muda sangat membutuhkan unsur P dalam pertumbuhannya, terutama untuk mempercepat tumbuhnya akar. Sudarmono (1997) kalsium K sangat berguna untuk memperkuat pertumbuhan tanaman.

Jumlah Daun

Hasil penelitian pengaruh pemberian POC feses ayam dengan dosis yang berbeda terhadap jumlah daun tanaman Indigofera zollinggeriana dapat di lihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah daun (helai) tanaman Indigofera zollingeriana.

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 392 458 516 691 466 2523 504,6B

P1 649 606 1080 645 353 3333 666,6B

P2 2993 2290 1832 1054 896 9065 1813A

P3 910 631 751 1473 1696 5461 1092,20B

Total 4944 3985 4179 3863 3411 20382

Keterangan : Superskrip dengan huruf besar yang berbeda kearah garis menunjukan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05)

(33)

20

Hasil sidik ragam memperlihatkan jika penggunaan POC feses ayam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun Indigofera zollingeriana. Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa jumlah daun tertinggi pada setiap perlakuan pemupukan yaitu terdapat pada perlakuan P2 (250ml/ polybag) dengan rataan sebesar 1.813 helai, yang berbeda nyata dengan P0, P1, dan P3.

Berdasarkan hasil penelitian pemberian POC feses ayam P2, dengan dosis 250 ml/polybag memberikan pengaruh tumbuh daun lebih tinggi dibandingkan tanpa perlakuan pupuk organik cair, dimana pemberian POC dari feses ayam pada leguminosa indigofera meningkatkan jumlah daun tanaman legum. POC feses ayam mengandung unsur hara N yang tinggi sebesar 0,44% yang sesuai standar SNI dimana Nitrogen (N) berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang sangat penting dalam proses fotosintesis. Kandungan N yang tinggi akan menghasilkan daun yang lebih optimal, dikarenakan Nitrogen adalah unsur penting dalam protoplasma, maka pada setiap perlakuan tingkat kandungan N yang paling tinggi dapat memperoleh tingkat pertumbuhan jumlah daun yang lebih banyak. Rizqiani et al. (2007) juga menyatakan bahwa pemberian pupuk oragnik cair membantu dalam peningkatan kemmapuan tanaman dalam pembentukan klorofil daun serta pembentukan akar pada tanaman dan efektif dalam pertumbuhan tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit. Fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor. Daun merupakan media utama fotosintesis, semakin banyak jumlah daun maka akan menghasilkan lebih banyak fotosintesis sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat. Hal ini sesuai dengan

(34)

21

pendapat Syukron (2000) pertumbuhan tertinggi tanaman searah dengan pertumbuhan jumlah daun.

Jumlah Cabang

Hasil penelitian pengaruh pemberian POC feses ayam dengan dosis yang berbeda terhadap jumlah cabang tanaman Indigofera zollinggeriana dapat di lihat pada tabel 5.

Tabel 5. Jumlah cabang (helai) tanaman Indigofera zollingeriana.

Keterangan : Superskrip dengan huruf besar yang berbeda kearah garis menunjukan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05)

Berdasarkan hasil penelitian pemberian pupuk organik cair feses ayam perlakuan P2 berpengaruh sangat nyata dengan perlakuan P0 dan P1 tetapi perlakuan P2 tidak berpengaruh nyata dengan perlakuan P3. Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah cabang tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (250 ml/polybag) dengan rataan sebesar 11,9 cabang. Hal ini disebabkan dikarenakan penggunaan pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan pada tumbuhan, hal ini dikarenakan kandungan magnesium yang tingga didalam tanah akan menghasilkan nilai pH tanah basah. Hal ini dapat menyebabkan kandungan hara tanah akan berkurang sehingga tanaman tidak tumbuh.

Hal ini disebabkan karena POC feses ayam mengandung unsur K 0,22%

dan N 0,44%, dan P 0,37% yang bermanfaat dalam proses fotosintesis sehingga bagian tanaman seperti batang, daun dan cabang tanaman mampu tumbuh secara

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 6 11 18 15 9 59 11,8B

P1 20 23 31 10 10 94 18,8B

P2 67 40 52 15 21 195 39A

P3 18 21 16 44 41 140 28AB

Total 111 95 117 84 81 488

(35)

22

optimal. Sejalan dengan pendapat Munawar (2011) bahwa Fosfor sangat berpengaruh dalam proses biosintesis pada tumbuhan, meliputi fotosintesis, sintesis protein, tumbuhan dan metabolisme. Marsono dan Lingga (2013) bahwa Nitrogen dan Fosfor berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, terutama pada batang dan cabang. Serta daun yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, membantu tumbuhnya akar, respirasi tanaman, merangsang pembungaan serta pematangan buah dan biji.

Jumlah cabang setiap tanaman relatif sama dikarenakan cabang tanaman lebih diturunkan oleh faktor genetik tanaman. Sejalan dengan pendapat Martoyo (2001) bahwa faktor faktor genetik dari tanaman lebih berpengaruh terhadap jumlah cabang dibanding dengan proses pemupukan pada tanaman.

Tidak hanya faktor genetik saja yang mempengaruhi pertumbuhan cabang tetapi juga karena pupuk organik yang memiliki sifat (slow relese) tidak sepenuhnya dapat dimanfaatkan (Sutejo, 1999).

Produksi Bahan Segar

Hasil penelitian pengaruh pemberian POC feses ayam dengan dosis yang berbeda terhadap produksi bahan segar tanaman Indigofera zollinggeriana dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Produksi bahan segar (g) tanaman Indigofera zollingeriana.

keterangan : Superskrip dengan huruf besar yang berbeda kearah garis menunjukan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05)

Hasil penelitian menunjukan bahwa produksi bahan segar Indigofera pada

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 80 94 71 87 82 414 82,8C

P1 108 87 149 95 61 500 100BC

P2 413 203 248 222 154 1240 248A

P3 151 123 168 180 213 835 167B

Total 752 507 636 584 510 2989

(36)

23

dosis pupuk yang berbeda sangat nyata. Tabel 6 dapat menunjukan bahwa produksi bahan segar pada tanaman Indigofera zollinggeriana pada setiap perlakuan pemupukan memberikan peningkatan. Pada P2 (250 ml/polibag) memberikan peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan P0, P1 dan P3 dengan rataan 248 g, hasil terendah didapat pada perlakuan P0 (tanpa pemupukan) dengan nilai rataan sebesar 82,8 g.

Produksi bahan segar pada P2 (250 ml/polybag) memberikan peningkatan terbaik. Hal ini sejalan dengan parameter jumlah daun, dimana pada P2 juga memperoleh data tertinggi. Jumlah daun dan tinggi tanaman yang tinggi akan menghasilkan produksi bahan segar yang tinggi pula. Sejalan dengan pernyataan Darwin (2012) pada sayuran daun, jumlah daun akan berpengaruh terhadap produksi bahan segar. Semakin tinggi jumlah daun makan dapat meningkat pula produksi bahan segar nya.

Nilai rataan tertinggi presentasi bahan segar dengan pemberian dosis kompos feses ayam yang berbeda terdapat pada perlakuan P2 (dosis POC 250 ml/polybag) yaitu sebesar 248 g yang jika dikonversikan yaitu 248 g x 10.000 m2 (1 ha) = 2.480.000 g/ha : 1000 = 2.480 Kg/ha x (360:60) = 14.880 Kg (14,88 ton)

/ha/tahun. Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan Sirait et al.,(2009) bahwa produksi bahan segar pada tanaman Indigofera zollingeriana sekitar 52

ton/ha/tahun.

Pemberian pupuk organik cair feses ayam meningkatkan produksi bahan segar terhadap tanaman Indigofera zollingeriana. Hal ini menunjukan adanya pengaruh yang nyata terhadap pemberian dosis pupuk dengan peningkatan produksi bahan segar. Sesuai dengan pendapat Sajimin et al., (2001) bahwa

(37)

24

produktivitas yang tinggi dapat dicapai bahkan di tanah dengan tingkat kesuburan rendah dengan pemberian pupuk organik. Tanaman memerlukan nitrogen dan unsur mineral lain yang terkandung dalam POC dalam pertumbuhannya serta pupuk nitrogen kimia yang dapat dikenali dari ciri fisik tanaman (Soesanti, 2001).

Hardjowigeno (2007) menambahkan bahwa tanah yang kekurangan unsur hara akibat erosi dapat diperbaiki dengan penambahan pupuk organik cair. POC Feses ayam mengandung unsur P = 0,37%, K = 0,22% dan N = 0,44% yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

Produksi Bahan Kering

Hasil penelitian pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) feses ayam dengan dosis yang berbeda terhadap produksi bahan kering tanaman Indigofera (Indigofera zollinggeriana) dapat di lihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Produksi bahan kering (Kg/ha) tanaman Indigofera zollingeriana.

keterangan :Superskrip dengan huruf besar yang berbeda kearah garis menunjukan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05)

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk organik cair feses ayam berbeda sangat nyata terhadap produksi bahan kering tanaman Indigofera zollingeriana. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa produksi bahan kering tertinggi

terdapat pada perlakuan P2 (250 ml/polybag) dengan rataan sebesar 1.850,09 Kg/ha berbeda nyata dengan P0, P1, dan P3, dimana hasil terendah terdapat pada perlakuan P0 (tanpa pemupukan) sebesar 189,012 Kg/ha.

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 116,40 247,40 131,06 211,93 188,27 945,06 189,012B P1 303,26 196,79 577,22 252,7 89,30 1.419,27 283,854B P2 4.093 1.236 1.722 1.281 918,45 9.250,45 1.850,09A P3 638,42 363,09 47,04 907,2 1.270 3.968.98 793,796B Total 5201,08 2043,28 3220,55 2652,83 2466,02 15583,76

(38)

25

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang nyata antar perlakuan. Hal ini disebabkan karena persentase bahan kering suatu bahan pakan dipengaruhi oleh persentase kandungan kadar air didalamnya.

Umur pemotongan atau pemanenan mempengaruhi persentase kadar air dan bahan kering hijauan pakan ternak. Dalam penelitian ini proses pemanenan dilakukan secara seragam dalam waktu yang sama yaitu 60 hari. Kecenderungan perubahan produksi bahan segar dan bahan kering dengan lamanya waktu potong atau umur tanam, semakin tua tanaman maka semakin sedikit air yang dikandungnya dan semakin tinggi preesntase dinding sel nya dibanding dengan kandungan sel nya, sehingga tanaman mengandung lebih banyak bahan keringnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Seseray et al., (2012) produksi akan meningkat seiring dengan semakin tua umur tanaman saat di panen. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh waktu panen yang lebih lama (umur pohon), yang meningkat proporsi BK dimana tanaman membentuk surat besar. Nilai rataan tertinggi persentase bahan kering dengan pemberian dosis kompos feses ayam yang berbeda terdapat pada perlakuan P2 (dosis POC 250 ml/polybag) yaitu sebesar 1.850,09 Kg/ha. Jika dikonversikan hasil panen per tahun maka di dapat hasil sebasar 1.850,09 Kg/ha x (365:60) = 11.100,54 Kg /ha/tahun atau setara dengan 11,10 ton/ha/tahun. Hal ini berbeda dengan pernyataan Hassen et al., (2008) bahwa kandungan bahan kering pada tanaman legum Indigofera (Indigofera zollingeriana) adalah sebesar 21 ton/ha/tahun.

Persentase bahan kering yang rendah menunjukkan tingginya kadar air pada hijauan tersebut, penyebab tingginya kadar air pada tanaman pakan dapat diakibatkan karena umur pemotongan dan keadaan musim pada saat penanaman

(39)

26

selain itu pada sistem pertanaman memungkinkan terjadinya persaingan unsur hara tanaman yang mengakibatkan berkurangnya cadangan makanan yang tersedia didalam tanah. Kurangnya cadangan makanan yang dapat diserap oleh tanaman akan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis tanaman yang juga berdampak pada kualitasnya terutama cadangan karbohidrat yang berpengaruh terhadap pembentukan bahan kering tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Musfal (2010) bahwa berat kering menentukan efisiensi proses fotosintesis, semakin aktif fotosintesis maka semakin tinggi berat keringnya, semakin tinggi berat kering tanaman makan akan semakin baik pula pertumbuhannya dan semakin banyak nutrisi dan air yang diserap tanaman.

(40)

27

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian pupuk organik cair feses ayam menunjukan adanya pengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan (jumlah daun, tinggi tanaman), produktivitas (produksi bahan segar dan produksi bahan kering) dengan dosis pupuk yang diberikan sebesar 250 ml/polibag .

Saran

Pemberian pupuk organik cair feses ayam dengan dosis 250 ml/polibag sangat disarankan dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman legum Indigofera zollingeriana.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulla, L. 2010. Herbage Production And Quality Of Shrub Indigofera Treated by Diff Erent Concentration Of Foliar Fertilizer. Jurnal media peternakan. 169- 175.

Agussimar, T. 2016. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) NASA terhadap Pertumbuhan Kakao (Theobroma Cacao L.) Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Teuku Umar Meulaboh. Aceh.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Kupang. 2013. Indigofera Sp. Hijauan Bernutrisi Tinggi Untuk Ternak Kambing.

Hardjowigeno, H.S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta. 288 hal.

Hardjowigeno. S.H. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hartatik, W. dan C. R., Widowati. 2008. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati (Organik Fertilizerand Biofertilizer) Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Hassen, A., N. F.G., Rathman, W.A., dan T. J. Tjelele. 2007. Influenza Of Season Year and Species Of Chemical Composition and in Vitro Digestibility Of Five Indigofera Accession. J Animal Feed Serr Science And Technology.

Vol 136:312-322.

Hassen, A., N.F.G. Rethman, Z. Apostolides, & W. A. van Niekerk. (2008).

Forage production and potential nutritive value of 24 shrubby Indigofera accessions under field conditions in South Africa. J Tropical Grasslands. 42: 96–103.

Hassen, A.N.F.G., Rathman, dan Z. Apostolides., 2006. Morphological And Agronomic Characterization of Indigofera Sp.acies Using Multivariate Analysis. Tropical Grasslands. Vol 40:45-59.

Heriawan, I. 2013. Pertumbuhan Tanaman Pakan Ternak Legum Pohon Indigofera Sp. Pada Berbagai Taraf Perlakuan Cekaman Kekeringan.

JITV. Vol 18 (4):258-264.

Herlinae. 2003. Evaluasi Nilai Nutrisi Dan Potensi Hijauan Asli Lahan Gambut Pedalaman Di Kalimantan Tengah Sebagai Pakan Ternak. Skripsi.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kartadisastra, H. R. 2001. Penyediaan Dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Kanius. Yogyakarta.

(42)

Lingga, P. 2001. Petunjuk dan Cara Pemupukan. Bathara Karya Aksara. Jakarta.

Madjid, M.D, Bachtiar, E.H, Foyzi, H. Hamida, 2011. Dasar Pupuk dan pemupukan Kesuburan Tanah. USU Press.

Marsono dan Lingga, L. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta.

Martoyo, 2001. Kesuburan Tanah. Jurusan ILmu Tanah, Institut Pertanian Bogor.Bogor. 250 hal.

Melani , M., I. 2018. Pemanfaatan Fermentasi Urine Babi Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Produktivitas Rumput Brachiaria humidicola dan Digitaria milanjiana. Skripsi, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Pemupukan. IPB Press. Bogor.

Musfal. 2010. Potensi cendawan mikoriza arbuskula untuk meningkatkan hasil tanaman jagung. Jurnal Litbang Pertanian Vol.29 No.4:154-158.

Musnamar. 2007. Pupuk Organik (Cair Dan Padat, Pembuatan Aplikasi). Penebar Swadaya. Jakarta. okulasi pada pemberian okulasi dan pupuk cair bintang kuda laut, Jurnal Agrivor ,vol. 12(1):35–44.

Purwati, MS, 2013, Pertumbuhan bibit karet (Hevea braziliensis Muel. Arg.) asal Rahul, 2020. Respon Tanaman Mentimun (Cucumus sativus L.) terhadap POC Kotoran Ayam dengan Konsentrasi yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Cokroaminoto Palopo.

Reksohadiprodjo, S. 1995. Produksi Tanaman Hijauan Makan Ternak Tropik.

Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Rizqiani , N.F., E.Ambarawati, N.W. Yuan. 2007. Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis (Phaseolus Vulgaris) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu dan Lingkungan, Vol 7(1):43-53.

Sajimin, I. P. Kompiang, Supriyak dan N.P. Suratmi. 2001. Penggunaan Biofetilizer Untuk Peningkatan Produktivitas Hijauan Pakan Rumput Gajah (Pennisetum Puerperium Cv Afrika) Pada Lahan Marjinal. Jawa Barat, Media Peternakan. 24 (2) ; 46-50.

Samekto, R. 2008. Pemupukan. Citra Aji Parana. Yogyakarta. 60 hal.

Seseray, D.Y., E.W. Saragih, dan Y. Katiop. 2012. Pertumbuhan Dan Produksi Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) Pada Interval Defoliasi Yang Berbeda. Jurnal Ilmu Peternakan Vol.7 No.1:31-36

(43)

Setiawan, A. L. 2007. Memanfaatkan Feses Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setya, P. 2011. Teknik Pupuk dan Pemupukan. Penerbit CV Simpley. Jakarta.

Siagian, S. 2018. Respon Pemupukan Dengan Urin Kambing Fermentasi Terhadap Pertumbuhan Leguminosa Indigofera (Indigofera zollingeriana) dan Turi (Sesbania grandifora) Sebagai Bahan Pakan Ternak Di Kabupaten Samosir. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Sirait, J., Simanuhuruk, K dan Hutasoit, R. 2009. Pemanfaatan Leguminosa Pohon Indigofera sp. Sebagai Pakan Basa Kambing Boerka Fase Pertumbuhan. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Paslibangnak. Bogor.

Soeryoko, H. 2011. Kita Pintar Memproduksi Kompos dengan Pengurai Buatan Sendiri. Lily Publisher. Yogyakarta.

Soesanstie, R. 2014. Pupuk Hayati. Dasar Agronomi. Teknik Budidaya. Bogor.

Sudarmono, A. S. 1997. Tanaman Hias Ruangan : Mengenal dan Merawat.

Kanisius. Yogyakarta

Sudiro, A. 2004. Demonstrasi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Cair.

Litbang. Sulawesi Selatan.

Sudiro, A. 2004. Demonstrasi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Cair.Litbang.

Sulawesi Selatan.

Suparhun, S. 2015. Pengaruh Pupuk Organik Cair dan POC dari feses kambing terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Jurnal Agrotekbis.

Sutejo dan M. Mulyani.1999. Pupuk dan cara pemupukan. Renika Cipta. Jakarta.

Sutryono. 2017. Tata Cara Membuat Pupuk Organik Cair. Intermedia. Malang.

Utami, P. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis rasio, FMII bisa dikatakan berada pada kondisi yang buruk karena keseluruhan tingkat likuiditas dan aktivitasnya rendah meski dengan profitabilitas

1.. tan kontekstual, yaitu komponen konstruktivis- me terlihat ketika siswa merumuskan pengertian berita, komponen bertanya terlihat melalui per- tanyaan terbuka untuk mendorong

Hal ituakan menghasilkan nilai yang sesuai dengan penurunan rasioC/N (Yeoh, 2012).Namun dari hasil penelitian, rasio C/N kompos dari campuran pakis- pakisan dan

Akan tetapi dari hasil penelitian yang telah kami laksanakan bahwa penanaman karakter islami pada peserta didik selama pembelajaran daring yang telah diterapkan di masa pandemi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penyusutan aset tetap baik secara komersial maupun secara fiskal serta mengetahui jenis metode yang digunakan apakah

TAPM yang berjudul PERAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 1

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa Pemberian Konsentrasi POC Nasa dan Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Perlakuan aplikasi pupuk organik cair kotoran sapi dengan dosis yang berbeda- beda memberikan pengaruh terhadap para- meter pertumbuhan dan produksi tanaman sawi