• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adinda NP 1814161006 Kelompok 10 PemvegAGR Laporan Pengenalan Lab. Kuljar

N/A
N/A
adinda

Academic year: 2023

Membagikan "Adinda NP 1814161006 Kelompok 10 PemvegAGR Laporan Pengenalan Lab. Kuljar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN LABORATORIUM KULTUR JARINGAN TANAMAN DANPERALATANNYA

(Laporan Praktikum Pembiakan Vegetatif)

Oleh

Adinda Nurulita Putri 1814161006 Kelompok 10

JURUSAN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNg 2020

(2)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan Bioteknologi Tumbuhan. Metode ini merupakan prosedur pemeliharaan dan pertumbuhan jaringan tanaman (sel, kalus, protoplas) serta organ (batang, akar, embrio) pada kultur aseptis (in vitro). Metode kultur jaringan diantaranya digunakan untuk perbanyakan tanaman, modifikasi genotip, produksi metabolit sekunder, pemeliharaan plasma nutfah, penyelamatan embrio. Ada beberapa kelebihan metode kultur jaringan dibandingkan metode yang lain yaitu metode perbanyakan lebih cepat dibandingkan metode yang lain; metode ini digunakan untuk perbanyakan tanaman yang sulit diperbanyak dengan metode konvensional; tanaman hasil kultur jaringan mempunyai jaringan yang lebih kuat dibandingkan metode yang lain serta apat digunakan untuk memperoleh tanaman yang bebas penyakit dan tidak terbatas oleh musim dalam pelaksanaanya

(Widyastuti, 2010).

Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan terdiri dari ruangan-ruangan yang dipisahkan berdasarkan fungsinya, yaitu ruang persiapan (preparation area), ruang penanaman (transfer area), ruang pertumbuhan (growing area). Seberapapun luasnya laboratorium, ketiga ruang tersebut harus ada. Ketiga ruang di atas juga harus terpisah dari kebun bibit dan green house untuk menghindari masuknya kontaminasi ke dalam ruang kultur. Kebersihan lantai, meja dan kursi harus terus dijaga secara intensif (Hallmann, 2001).

(3)

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing.Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya

kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit.Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan

kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat, dan menyimpan alat.Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu adanya pengetahuan tentang berbagai peralatan yang digunakan dalam kultur jaringan (Sriyanti, 2012).

Tujuan dari praktium ini adalah sebagai berikut

1. Mengetahui alat-alat essensial dan ruangan di Laboratorium Kultur Jaringan.

2. Mengetahui fungsi masing-masing alat laboratorium.

3. Mengetahui berbagai ruangan di Laboratorium Kultur Jaringan.

(4)

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan

Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut No

.

Nama Alat Fungsi Alat Cara Kerja

1. Timbangan Analitik

Mengukur berat suatu zat atau bahan

kimia dalam jumlah sangat kecil. Tidak hanya

mampu menimbang hingga ukuran

miligram, keakuratan yang

tinggi hingga 4 angka di belakang

koma juga menjadi keunggulan dari alat laboratorium ini (Jadea, 2011).

• Letakkan piringan di atas timbangan.

• Tekan tombol “tare” agar bobot piringan nol.

• Buka salah satu kaca pada timbangan.

• Letakkan bahan kimia akan diukur bobotnya di atas piringan tersebut.

• Gunakan alat bantu saat meletakkan bahan kimia tersebut karena meletakkan dengan tangan, debu yang ada pada tangan akan

mempengaruhi berat bahan tersebut.

(5)

• Tekan tombol yang ada pada timbangan dan unggu angka yang tertera hingga 4 digit di belakang koma.

• Bersihkan timbangan dengan sikat pembersih agar sisa bahan kimia tidak tertinggal yang akan mempengaruhi keakuratannya saat melakukan timbangan berikutnya (Jadea, 2011).

2. Ph Meter Mengukur yang

bekerja dengan menguraikan derajat tingkat kadar keasaman

dari suatularutan

(Hamdani, 2014)

• Mencelupkan elektroda ke dalam larutan yang diuji, dan harga (nilai) pH dapat dilihat pada skala pembacaan pada pH-meter.

• Skala pada pH-meter menggunakan skala digit untuk pengukuran pH. Skala pH berkisar antara 0–14. Larutan dengan pH kurang dari 7 bersifat asam. Larutan dengan pH lebih dari 7 bersifat basa. Adapun larutan dengan pH 7 bersifat netral.

(Hamdani, 2014)

(6)

3. Autoklaf Untuk mensterilkan alat-alat seperti botol kultur, pinset,

scalpel, dan media kultur (Jadea,

2011).

• Sebelum mulai melakukan sterilisasi, terlebih dahulu mengecek air yang tertampung dalam autoklaf. Apabila air yang ada ternyata masih kurang dari batas minimum, maka tambahkan lagi air hingga mencapai batas tersebut. Sebainya menggunakan air yang merupakan hasil destilasi guna

menghindari kerak serta karat.

• Masukkan peralatan dan juga bahan yang hendak disterilkan. Jika hendak mensterilkan botol dengan tutup ulir, maka tutup wajib dikendorkan

• Tutup autoklaf rapat- rapat dan kecangkan baut pengaman supaya tak ada uap keluar.

Jangan kencangkan klep pengaman terlebih dahulu.

• Nyalakan autoklaf dan atur timer minimal 15

(7)

menit di suhu 121 derajat Celcius.

• Tunggu hingga air mendidih agar uapnya memenuhi

kompartemen dan terdesar keluar. Setelah itu barulah kencangkan klep pengaman dan tunggu hingga prosesnya selesai.

Perhitungan 15 menit baru dimulai pada saat tekanan mencapai 2 atm

• Apabila alarm telah berbunyi dan menandakan proses telah selesai, tunggu sampai tekanan dalam kompartemen mulai turun dan menjadi sama dengan tekanan udara pada lingkungan. Buka klep-klep pengaman lalu keluarkan isi autoklas secara hati-hati (Jadea, 2011).

(8)

4. Laminar Air-flow Cabinet

(LAF)

• Mengalirkan udara bersih secara terus- menerus. Hal ini dilakukan agar wilayah kerja terbebas dari debu, kotoran, spora dan partikel lainnya yang tidak diharapkan.

• Meningkatkan keberhasilan suatu experiment, hal ini dimaksudkan agar (misal) proses inokulasi tidak tercampur dengan mikroba lain yang tidak dikehendaki (Kurnia, 2015).

1. Mengetahui dan memahami SOP atau petunjuk keselamatan penggunaan laminar air flow.

2. Lakukan pengecekan setidaknya untuk fungsi blower, lampu uv dan lampu led sebelum menggunakan.

3. Tidak diperbolehkan menggunakan laminar air flow dalam keadaan rusak.

4. Sebelum penggunaan laminar air flow diwajibkan untuk melakukan persiapan dengan membersihkan laminar air flow dengan alkohol dan menyalakan lampu uv serta blower selama kurang lebih 30 menit.

5. Kaca atau akrilik harus selalu pada posisi yang benar, terutama ketika sudah mulai bekerja.

6. Siapkan dan masukan alat dan bahan secukupnya pada meja kerja laminar air flow, dengan terlebih dahulu dilakukan

(9)

sterillisasi.

7. Hindari penggunaan bunsen di dalam laminar air flow, karena

memungkinan merusak filter dengan suhu panas yang dipaparkan.

8. Hindari bekerja secara berkelompok pada laminar air flow yang sama,

terlebih jika banyak orang hilir mudik melintas di depan laminar air flow.

9. Bersihkan laminar air flow setelah digunakan dan pastikan meninggalkan dalam keadaan bersih.

10. Matikan lampu uv, led dan blower setelah selesai digunakan (Kurnia, 2015).

5. Destilator Memisahkan larutan ke dalam masing-masing

komponennya atau suatu

metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau

11. Prinsip kerja dsestilator yaitu air dipanaskan kemudian terbentuk uap air. Uap air dialirkan melalui wadah pendingin sehingga uap air

mengalami kondensasi atau pengembunan. Titik air yang terbentuk melalui proses kondensasi

ditampung pada wadah

(10)

kemudahan menguap (Kurnia, 2015).

tertentu. Air hasil

tampungan itu disebut air destilasi (Kurnia, 2015).

2.2 Pembahasan

Laboratorium kultur jaringan merupakan tempat untuk melakukan kegiatan kultur jaringan. Pada laboratorium kultur jaringan terdapat beberapa ruangan dengan fungsinya masing-masing. Berikut ini ruangan-ruangan yang ada di laboratorium kultur jaringan :

1. Ruangan Persiapan Media

Ruangan ini digunakan untuk mempersiapkan media kultur, mempersiapkan bahan tanaman, tempat mencuci alat-alat, sterilisasi alat dan membuat larutan stok, dan penanganan kultur terkontaminasi. Di ruangan ini terdapat beberapa alat seperti Lemari atau kontainer penyimpanan botol maupun alat gelas, lemari penyimpanan bahan bahan kimia, kulkas penyimpan larutan stok, rak alat alat gelas, timbangan elektrik (ketelitian 0.1 g, 0.001 g, 0.0001 g), pH meter, magnetic stirrer, autoklaf, berbagai alat gelas untuk wadah sekaligus pengukur larutan, kereta dorong, kompor, aneka panci, dan destilator (Hadioetomo, 2008).

2. Ruang Transfer

Tempat semua pekerjaan aseptik, yaitu sterilisasi eksplan, penanaman eksplan, dan subkultur. Sangat dianjurkan untuk menggunakan jas laboratorium yang bersih selama tahap persiapan dan mensterilkan tangan dengan alkohol 96%. Di ruangan ini terdapat berbagai alat seperti Laminar

Airflow cabinet, alat alat diseksi (blade, scalpel, pinset, spatula), cawan petri, dan desikator (Yuwono, 2009).

(11)

Ruangan ini harus berhubungan dengan ruangan kultur, karena setelah penanaman, maka botol berisi tanaman dibawa ke ruang kultur. Juga harus berhubungan dengan ruang preparasi, untuk kemudahan pengangkatan botol berisi media, alat tanam dan yang lainnya. Ruangan ini juga harus berhubungan dengan ruang analisa, untuk keperluan pengamatan mikroskopis. Ruangan senantiasa dibersihkan dengan desinfektan seperti karbol. Idealnya ruangan-ruangan di dalam laboratoriurn hendaknya saling berhubungan (Barahima, 2011).

3. Ruang Kultur atau Ruang Inkubasi

Ruang inkubasi merupakan ruang pertumbuhan atau ruang penyimpanan hasil kultur pada kondisi cahaya dan temperatur yang terkontrol. Ruang pertumbuhan ini terdiri dari rak-rak digunakan untuk meletakkan botol-botol kultur setelah proses penanamanan pada ruang isolasi di dalam LAF. Rak-rak yang digunakan untuk inkubasi dilengkapi dengan lampu fluorescens di atasnya sebagai sumber cahaya. Lampu flourescent dipakai karena sangat baik dan sangat efisien dalam penggunaan energi bila dibanding dengan lampu pijar. Karena pada lampu pijar, hampir 90 % merupakan energi panas, sehingga mem-pengaruhi ruangan.

Sedangkan ruang kultur dilengkapi dengan Air conditioner (AC) untuk mengontrol suhu ruang (Zulkarnain, 2009).

4. Ruang Kantor

Ruang kantor berfungsi sebagai tempat semua pekerja laboratorium menyimpan peralatan seperti alat alat tulis, jaket, tas dan lain lain. Ruang ini juga berfungsi untuk pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi, pencatatan kegiatan, penulisan laporan, analisis data dan sebagainya.

5. Ruang Diskusi

Ruangan ini digunakan untuk rapat, mendiskusikan hasil penelitian, pertemuan lab rutin (lab meeting) dan lain lain.

6. Ruang Cuci

(12)

Berfungsi untuk kegiatan pencucian alat alat gelas dan botol botol kultur. Ruang cuci di dalam lab kultur jaringan fakultas pertanian digabung dengan ruang

persiapan media dikarenakan keterbatasan ruang. Alat alat yang ada di ruangan ini yaitu sink besar dengan air keran yang lancar, bak atau ember, autoklaf budenberg untuk mensterilkan botol-botol kontaminasi, dan sikat

7. Ruang Simpan

Ruang simpan di lab kultur jaringan unila berfungsi untuk menyimpan botol kultur yang sudah dicuci, dikeringkan, serta siap digunakan untuk pembuatan media dan juga digunakan untuk menyimpan media yang telah dibuat dan di autoklaf. Ruang stok sebaiknya dingin dan gelap, serta kebersihannya harus dijaga. Media tanam akan diinkubasi pada ruang ini selama 3 hari sebelum digunakan. Hal ini untuk mengetahui kondisi media tanam apakah steril atau ter- kontaminasi jamur/bakteri. Apabila media terkontaminasi, sebaiknya segera dikeluar-kan dan diautoklaf selama 1 jam pada tekanan 0.14 Mpa (Adnan, 2011).

.

(13)

III. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini yaitu :

1. Alat-alat esensial laboratorium kultur jaringan adalah Timbangan Analitik, pH meter, Autoklaf, Laminar Air flow Cabinet dan Desikator.

2. Timbangan analitik berfungsi mengukur berat suatu zat atau bahan kimia dalam jumlah sangat kecil. pH meter berfungsi mengukur yang bekerja dengan menguraikan derajat tingkat kadar keasaman dari suatularutan.

Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan alat-alat seperti botol kultur, pinset, scalpel, dan media kultur. Laminar Air Flow Cabinet berfungsi mengalirkan udara bersih secara terus-menerus. Desikator berfungsi memisahkan larutan ke dalam masing-masing komponennya atau suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap

3. Pembagian ruangan laboratorium kultur jaringan berdasarkan kegiatan- kegiatannya adalah sebagai berikut : ruang persiapan media, ruang transfer at, ruang kultur atau inkubasi, ruang kantor, ruang diskusi, ruang cuci, dan ruang simpan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2011. Pengenalan Alat Laboratorium Bioteknologi. Unika Press. Jakarta.

Barahima. A. 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bandung.

Hadioetomo, R. 2008. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.

Gramedia. Jakarta

Hallman. 2001. Manfaat Teknik Kultur Jaringan pada Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hamdani. 2014. Perbanyakan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.

Jadea. 2011. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium. Ruwai Aksara. Surabaya.

Kurnia. 2015. Dasar Teknik Kultur Jaringan. Gramedia. Jakarta.

Sriyanti H., Ir. Daisy. 2012. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta Widyastuti. 2010. Teknik Perbanyakan Tanaman. Erlangga. Jakarta.

Yuwono. T. 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan. Bumi Aksara. Jakarta

Widyastuti. 2010. Teknik Perbanyakan Tanaman. Erlangga. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitasi alih teknologi berupa Mesin Penggiling dan Pemeras Kedelai sangat terbukti meningkatkan efisiensi tenaga kerja dalam proses produksi susu kedelai

lendir menuju ostium alamiahnya mengikuti jalur"jalur yang sudah tertentu polanya. Pada dinding lateral hidung terdapat dua aliran transport mukosiliar dari sinus. Lendir

Tabel 4.36 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Total Jarak dan Ongkos Material Handling Layout Usulan Group Technology Alternatif 3. Keterangan Layout GT

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah bobot potong, bobot karkas, tebal lemak punggung pada bagian loin dan bobot daging pada potongan utama karkas (leg, loin, rack

Viehekalastuslain aiheuttama kalastusrasitus kalastuspäivinä variaatiokertoimin (vk) Lapin työvoima- ja elinkeinokeskuksen toimialueella vuonna 2001... Viehekalastuslain

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Pengelolaan pariwisata tidak terlepas dari peranan pemerintah, pihak swasta dan masyarakat, anggaran juga sangat berperan dalam pengelolaan wisata, dengan sarana

Untuk guru-guru yang ada di Kota Palembang belum tersedia media dimaksud, oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan mulai dari pengembangan website forum