PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE XIAOMI
(Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa)
Oleh :
Yohanes Yudha Prawira
1, Wibisono Chandra
2Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial, Universitas Pelita Bangsa
E-mail : yyudhaprawira@gmail.com
1; wibi131@gmail.com
2ABSTRAK
Smartphone menjadi produk yang sangat vital bagi masyarakat pada saat ini. Xiaomi merupakan salah
satu produsen smartphone asal China yang bersaing dalam pasar Indonesia. Penelitian merumuskan masalah sebagai berikut 1) Apakah harga yang ditetapkan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
smartphone Xiaomi ? 2) Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi ? 3) Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphoneXiaomi ? Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Dengan populasi pengguna smartphone Xiaomi di program studi manajemen Universitas Pelita Bangsa dan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Untuk pengumpulan data meliputi observasi, penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan yaitu uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik dan analisis linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga, kualitas produk, dan citra merek mempengaruhi keputusan pembelian. Variabel harga, kualitas produk, dan citra merek memberikan pengaruh sebesar 76,5% terhadap keputusan pembelian.
Kata kunci :
Harga, Kualitas Produk, Citra Merek, Keputusan Pembelian1. PENDAHULUAN
Latar BelakangIndonesia merupakan pasar potensial untuk penjualan smartphone, pada tahun 2018 penjualan smartphone mencapai 38 juta unit meningkat sebanyak 8 juta unit dari tahun sebelumnya. Besarnya potensi pasar ini membuat berbagai macam merek smartphone, seperti Samsung, Xiaomi, Oppo, Huawei, Nokia dan berbagai macam merek lainnya bersaing untuk menguasai pasar smartphone Indonesia. Xiaomi merupakan salah satu produsen smartphone dari China yang ikut bersaing dalam pasar Indonesia. Konsumen Indonesia memiliki persepsi yang kurang baik terhadap produk-produk asal China, produk- produk asal China seringkali dicitrakan sebagai produk yang murahan dan memiliki
kualitas yang kurang baik. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi Xiaomi untuk menerapkan strategi yang tepat sehingga menciptakan citra yang positif untuk smartphone Xiaomi dalam persaingan pasar smartphone di Indonesia. Citra positif dari konsumen terhadap suatu produk, mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.
(Susanto, 2011 :111)
Di Indonesia sendiri telah banyak produsen smarthphone yang memasarkan produknya. Hal ini memicu persaingan antara merek yang memasarkan produknya untuk terus bersaing mendapatkan pangsa pasar terbesar untuk semakin meningkatkan penjualan. Produsen smartphone Xiaomi memiliki prestasi yang lebih baik di pasar smartphone Indonesia dibandingkan dengan pasar global. Dengan menempati urutan kedua
pada pangsa pasar smartphone di Indonesia.
Konsumen smartphone di Indonesia memiliki minat beli yang cukup tinggi pada smartphone Xiaomi. Bahwa peningkatan pangsa pasar smartphone Xiaomi di Indonesia, meningkat sangat drastis dalam kurun waktu yang singkat.
Berdasarkan data IDC pada kuartal kedua tahun 2018, total penjualan smartphone mencapai 9,4 juta unit dari seluruh produsen smartphone yang ada di Indonesia. Samsung menempati peringkat pertama sebagai smartphone dengan penjualan paling tinggi pada tahun 2018, namun Samsung mengalami penurunan tingkat penjualan dari 32% ke 27%
jika dibandingkan dengan tahun 2017.
Smartphone Xiaomi mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada kuartal kedua ditahun 2017 dan 2018. Dalam kurun waktu satu tahun penjualan smartphone Xiaomi Indonesia meningkat secara drastis, dari 3%
menjadi 25% pada kuartal kedua tahun 2018, mengalahkan OPPO, Vivo dan smartphone lainnya.
Xiaomi memiliki strategi untuk memberikan kualitas produk yang baik namun dengan harga yang terjangkau jika dibandingkan dengan smartphone lainnya.
Xiaomi mampu memberikan perangkat smartphone dengan rasio price-to-spec yang lebih kompetitif dibanding merek smartphone yang ada, sehingga memberikan konsumen value-for-money yang lebih baik. Menurut sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas barang yang dikonsumsi oleh konsumen. Apabila harga smartphone yang ditetapkan terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan kualitas produk, maka konsumen dengan mudah beralih kepada produk smartphone lainnya yang menawarkan harga yang lebih rasional. (Kotler dan Armstrong, 2012:314)
Strategi yang diterapkan Xiaomi berhasil membuatnya memperoleh market share yang signifikan. Smartphone Xiaomi mempunyai kesan kualitas produk yang terjangkau dan memberikan performa yang baik. Dalam persaingan seperti sekarang ini, produsen smartphone juga dituntut untuk menawarkan produk smartphone yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan smartphone pesaing. Kualitas merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli
suatu produk. (Tjiptono, 2012:121) Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh harga smartphone Xiaomi terhadap keputusan pembelian konsumen, pengaruh kualitas produk smartphone Xiaomi terhadap keputusan pembelian konsumen, dan pengaruh citra merek smartphone Xiaomi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Keputusan PembelianKeputusan pembeliaan merupakan salah satu komponen utama dari perilaku konsumen. Suatu keputusan melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan. Pengertian mengenai perilaku konsumen oleh perusahaan selaku produsen segitu penting dan perlu diperhatikan lebih lanjut.
Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain.
Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.
Perusahaan yang cerdik akan melakukan riset atau proses keputusan pembelian kategori produk mereka. Mereka bertanya kepada konsumen kapan pertama kali mereka mengenal kategori dan merek produk tersebut, serta seperti apa keyakinan merek mereka, seberapa besar mereka terlibat dengan produk yang bersangkutan, bagaimana mereka melakukan pemilihan merek, dan seberapa puas mereka setelah pembelian. Kotler dan Keller (2012 : 184) menyatakan ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian yaitu :
1. Pengenalan kebutuhan atau masalah, adalah proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan
karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar, bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini.
2. Pencarian informasi, ialah dimana seorang konsumen mungkin terdorong kebutuhannya , atau juga mencari informasi lebih lanjut.
3. Evaluasi alternatif, adalah konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir.
4. Keputusan pembelian, adalah pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek merek dalam himpunan pilihan serta membentuk nilai pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai tetapi ada pula faktor yang memengaruhi seperti sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan tidak terduga.
5. Perilaku pembelian adalah perilaku sesudah pembelian terhadap suatu produk, dimana konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
Harga
Harga (price) adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Armstrong, 2012 : 314). Semakin besar keuntungan dan manfaat yang diberikan produk atau jasa semakin besar juga tenaga atau modal dikeluarkan oleh produsen. Oleh karena itu penetapan harga yang diberikan produsen akan berbanding lurus dengan keuntungan dan manfaat yang diberikan produk dan jasa, dengan memberikan uang sesuai dengan nilai harga maka konsumen akan mendapatkan keuntungan dan manfaat yang sebanding. Semakin besar manfaat dan keuntungan yang diterima konsumen maka semakin besar nilai uang yang harus diberikan konsumen, maka harga menjadi salah satu atribut yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian.
Kotler dan Armstrong (2012:318), menjelaskan ada empat tolak ukur yang menjadi ciri harga yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, kesesuaian harga dengan manfaat, dan harga sesuai dengan kemampuan atau daya saing harga. Empat ukuran harga yaitu sebagai berikut :
1. Keterjangkauan Harga.
Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek harganya juga berbeda dari yang termurah sampai termahal. Dengan harga yang ditetapkan para konsumen banyak yang membeli produk.
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka melihat adanya perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
3. Kesesuaian harga dengan manfaat.
Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya. Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang.
4. Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga.
Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya, dalam hal ini mahal murahnya suatu produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli produk tersebut.
Kualitas Produk
Kualitas adalah totalitas fitur produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan secara langsung ataupun secara tersirat.
Bahwa kualitas merupakan adalah totalitas fitur kemampuan yang melekat pada produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai atau melebih dari yang apa yang diinginkan konsumen.Dalam menentukan kualitas, terdapat beberapa dimensi yang dikemukakan oleh Tjiptono (2012:75), ada delapan dimensi , yakni :
1. Kinerja (performance), karakteristik utama dari suatu produk pada saat beroperasi
2. Fitur (feature), yaitu karakteristik pelengkap khusus yang bisa menambah pengalaman pemakaian produk.
3. Keandalan (reliability), probabilitas atau kemungkinan terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu,
4. Konformasi (conformance), yaitu tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Daya tahan (durability), jumlah ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan, sebelum produk harus diganti.
6. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, saat terjadi kerusakan produk.
7. Estetika (aesthetics), menyangkut penampilan produk yang bisa dinilai dengan panca indera seperti design produk,warna,dan bentuk produk
8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality), yaitu kualitas yang dinilai berdasarkan persepsi konsumen.
Citra Merek
Citra merek merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.
Susanto (2011 :111) citra merek adalah apa yang dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Dimana hal ini menyangkut bagaimana seorang konsumen menggambarkan apa yang mereka rasakan mengenai merek tersebut ketika mereka memikirkannya. Selain itu, dalam konsep pemasaran, citra merek sering direferensikan sebagai aspek psikologis, yaitu citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa. Untuk itulah pembangunan sebuah citra merek, terutama citra yang positif menjadi salah satu hal yang penting. Sebab tanpa citra kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang sama
meminta mereka membayar harga yang tinggi.
Citra tidak mudah dibentuk,sehingga bila terbentuk akan sulit untuk mengubahnya.
Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya. Citra merek dapat menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
Perusahaan harus menentukan pada tingkat mana akan menanamkan identitas merek sehingga menjadi tantangan untuk mengembangkan suatu merek dengan makna yang mendalam sehingga memiliki keunikan dan tidak mudah ditiru oleh pesaingnya.
Kotler dan Keller (2012:347), menyatakan faktor pendukung terbentuknya citra merek dalam keterkaitannya dengan asosiasi merek, yaitu :
1. Keunggulan Asosiasi Merek (Favoirability of Brand Assiciation), Salah satu faktor pembentuk citra merek adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas dan ciri khas, menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen.
2. Kekuatan Asosiasi Merek (Strength of Brand Assocuation/Familiarity of Brand Association), Setiap merek yang berharaga mempunyai jiwa ata kepribadian khusus, yaitu suatu kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang menjadi penghubung antara produk atau merek dengan konsumen.
3. Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of Brand Association), Sebuah merek haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru para pesaing. Keunikan suatu produk akan memberikan kesan yang cukup membekas terhadap ingatan pelanggan akan keunikan merek. Sebuah merek yang memiliki ciri khas haruslah dapat melahirkan keinginan pelanggan untuk mengetahui lebih jauh dimensi merek yang terkandung didalamnya.
Seperti : logo, komunitas, iklan dan pelanggan. Membuat kesan unik dan perbedaan yang berarti diantara merek lain
serta membuat konsumen tidak memiliki alasan untuk tidak memilih merek tersebut.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1: Harga produk yang ditetapkan smartphone Xiaomi akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
Hipotesis 2: Kualitas produk yang ditawarkan smartphone Xiaomi akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
Hipotesis 3: Citra merek smartphone Xiaomi akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
Gambar 1.
Desain Penelitian
3. METODE PENELITIAN
Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan metode kuantitatif, metode yang menekankan aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. (Sugiyono, 2014)
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Pelita Bangsa bulan Mei sampai dengan Agustus 2019.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang menggunakan smartphone Xiaomi di Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa sebanyak 6071 mahasiswa, dan jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 99 responden dengan menggunakan metode non-probability sampling.
Metode Analisis Data Uji Validitas
Pengujian validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2016:52). Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika nilai corrected item-total correlation (r hitung) > r tabel. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan untuk mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.
2. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
3. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka Ho akan tetap ditolak dan Ha diterima.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016:47). SPSS memberikan fasilitas mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly dalam Ghozali, 2016:48). Suatu variabel dikatakan reliabel apabila:
a. Hasil α > 0,60 = Reliabel b. Hasil α < 0,60 = Tidak reliabel Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak untuk digunakan maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji linearitas, uji heteroskedasitas, uji multikolinearitas, dan uji
autokorelasi.
AnalisisKorelasi
Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Apabila data diolah dengan menggunakan SPSS maka akan dapat diketahui tabel summary pada kolom R dapat diketahui besarnya koefisien korelasi (r). Untuk memberikan interpretasi nilai (r) digunakan pedoman.
AnalisisKoefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase (%) sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan variabel harga (X1), kualitas produk (X2) dan citra merek (X3) terhadap keputusan pembelian (Y).
KD = (r)2 x 100%
Dimana:
KD : Koefisien determinasi r : Koefisien korelasi Analisis Regresi Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Dimana dampak dari penggunaan analisis ini dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen (Sugiyono, 2014:188)
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
Y = a + bX Keterangan:
Y = variabel terikat (Keputusan pembelian)
X = variabel bebas (Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek)
a = konstanta (harga y bila x = 0) b = koefisien regresi yang
menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas. Bila b (+) maka naik, dan
bila (-) maka terjadi penurunan.
Uji t
Pengujian signifikansi koefien regresi secara parsial / individual menggunakan t-test, yaitu dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel (Ghozali, 2016:99). Adapaun rumus dari pengujian ini adalah sebagai berikut:
t =
1
22 r n r
Keterangan :
r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel t = Hasil hitung
Hasil pengujian yang dilakukan dianalisa sebagai berikut:
o H0: β ≤ 0, apabila t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, maka tidak ada pengaruh yang positif antara X1 atau X2 atau X3 terhadap Y.
o Ha :β > 0, apabila t hitung> t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka ada pengaruh yang positif antara X1 atau X2 atau X3 terhadap Y.
Uji F
Uji Statistik F ini menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2016:99). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Perhitungan nilai F dilakukan dengan pengujian melalui program SPSS. Nilai F dari hasil perhitungan tersebut digunakan untuk menentukan hasil dengan langkah-langkah:
a. Menentukan hipotesa nol dan hipotesa alternatif.
Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya semua variabel secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Ho: β1 = β2 = 0, artinya semua Variabel Independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap Variabel Dependen.
b. Menentukan tingkat keyakinan interval dengan signifikan α = 0,05 atau sangat signifikan 5 %.
• Nilai signifikansi (P Value) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
• Nilai signifikansi (P Value) ≥ 0,05 maka Ho diterima.
c. Membandingkan nilai statistik F dengan titik kritis menurut tabel.
• Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti masing- masing variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
• Apabila F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima, berarti masing-masing variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Adapun rumus uji F adalah sebagai berikut :
F =
( 1 ) / ( 1 ) /
2 2
R n k k R
Keterangan :
F = F hitung
R 2 / k = Koefisien determinasi n = Jumlah data atau kasus k = Jumlah variabel independen
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Data Uji Validitas & Reliabilitas
Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas & Reliabilitas
Sumber : Data yang diolah, 2019
Tabel 4.1, menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk setiap pernyataan adalah >
0,197 maka dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan pada variabel Harga (X1), Kualitas Produk (X2), Citra Merek (X3), dan Keputusan Pembelian (Y) dinyatakan Valid, kemudian untuk hasil nilai Cronbach alpha setiap pernyataan > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan dinyatakan Reliabel.
Koefisien Determinasi
Hasil uji koefisien determinasi mendaptkan nilai dari R2 sebesar 0.764, hal ini berarti 76.4% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel harga, kualitas produk, dan citra merek sedangkan sisanya 23.6% dijelaskan variabel yang tidak diuji oleh peneliti.
Koefisien Korelasi
Korelasi Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil perhitungan spss koefisien korelasi (R) atau tingkat keeratan hubungan antara variabel harga terhadap variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 0,734 menurut Sugiyono termasuk kategori korelasi yang kuat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara variabel harga dalam mempengaruhi variabel keputusan pembelian adalah kuat.
Korelasi Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil perhitungan spss koefisien korelasi (R) atau tingkat keeratan hubungan antara variabel kualias produk terhadap variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 0,849 menurut Sugiyono termasuk kategori korelasi sangat kuat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara variabel kualitas produk dalam mempengaruhi variabel keputusan pembelian adalah sangat kuat.
Korelasi Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil perhitungan spss koefisien korelasi (R) atau tingkat keeratan hubungan antara variabel ciitra merek terhadap variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 0,793 menurut Sugiyono termasuk kategori korelasi kuat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara variabel citra merek dalam mempengaruhi variabel keputusan
Pertanyaan Std Nilai Hasil Std Nilai Hasil
X1.1 0,769 Valid
X1.2 0,828 Valid
X1.3 0,764 Valid
X1.4 0,806 Valid
X2.1 0,706 Valid
X2.2 0,811 Valid
X2.3 0,818 Valid
X2.4 0,817 Valid
X2.5 0,731 Valid
X2.6 0,584 Valid
X2.7 0,712 Valid
X2.8 0,678 Valid
X3.1 0,881 Valid
X3.2 0,897 Valid
X3.3 0,742 Valid
Y.1 0,816 Valid
Y.2 0,806 Valid
Y.3 0,801 Valid
Y.4 0,716 Valid
Y.5 0,776 Valid
> 0,6
> 0,6
0,792 Realiabel
0,838 Realiabel 0,8
0,871 Realiabel
Realiabel
> 0,6
Keputusan Pembelian
(Y)
> 0,197
> 0,197
> 0,197
> 0,197
Variabel Uji Validitas Uji Realibilitas
Harga (X1)
Kualitas Produk (X2)
Citra Merek
(X3)
> 0,6
> 0,6
pembelian adalah kuat.
Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil uji regresi berganda di atas dapat disimpulkan persamaan regersi berganda yang ada menjadi :
Y= 0.119+ 0.136 X1 + 0.343 X2 + 0.522 X3 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel harga memiliki koefisien positif sebesar 0.136 hal ini menunjukan apabila variabel harga (X1) naik satu satuan maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0.136.
2. Variabel kualitas produk memiliki koefisien positif sebesar 0.343 hal ini menunjukan apabila variabel kualitas produk (X2) naik satu satuan maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0.343.
3.
Variabel citra merek memiliki koefisien positif sebesar 0.522 hal ini menunjukan apabila variabel citra merek (X3) naik satu satuan maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0.522.Uji F
Hasil dari F hitung penelitian ini sebesar 102,526, maka F hitung 102,526 > F tabel 2,70 dan tingkat signifikan 0,00 yang artinya variabel harga, kualitas produk, dan citra merek secara simultan mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi.
Uji t
Tabel 4.2 Hasil Uji t
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Harga (X1) t hitung = 10.647 dan sig.
0,000
Hasil 10.647 > 1,984 artinya variabel ini ada pengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian (Y).
2. Kualitas Produk (X2) t hitung = 15.851dan sig. 0,000
Hasil 15.851 > 1,984 artinya ada pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y).
3. Citra Merek (X3) t hitung = 12,838 dan sig. 0,000
Hasil 12,838 > 1,984 artinya ada pengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian (Y).
Pembahasan
Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian smartphone Xiaomi. Pengujian hipotesis diperoleh bahwa variabel harga memperoleh thitung = 10.647 yang mana lebih besar dibanding ttabel = 1.984 dan tingkat signifikansi yang dihasilkan adalah 0,000 masih kurang dari batas 0,05 yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel harga terhadap variabel keputusan pembelian.
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian smartphone Xiaomi.
Pengujian hipotesis diperoleh bahwa variabel kualitas produk memperoleh thitung = 15.851 yang mana lebih besar dibanding ttabel = 1.984 dan tingkat signifikansi yang dihasilkan adalah 0,000 masih kurang dari batas 0,05 yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel kualitas produk terhadap variabel keputusan pembelian.
Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian smartphone Xiaomi. Pengujian hipotesis diperoleh bahwa variabel harga memperoleh thitung = 12,838 yang mana lebih besar dibanding ttabel = 1.984 dan tingkat signifikansi yang dihasilkan adalah 0,000 masih kurang dari batas 0,05 yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel citra merek terhadap Variabel t table t hitung Sig.
Harga (X1) 1.984 10.647 0,000
Kualitas Produk
(X2) 1.984 15.851 0,000
Citra Merek
(X3) 1.984 12,838 0,000
variabel keputusan pembelian.
5. PENUTUP
KesimpulanBerdasarkan hasil dari pembahasan penelitian ini maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Variabel harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi, kesimpulan ini didasarkan pada uji t yang menghasilkan nilai thitung 10,647 > ttabel 1,984 dan nilai signifikansi (Sig.) pengaruh X1 terhadap Y sebesar 0,000 < 0,05 dengan koefisien korelasi kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. 2.
2. Variabel kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi, kesimpulan ini didasarkan pada uji t yang menghasilkan nilai thitung 15,851 > ttabel 1,984 dan nilai signifikansi (Sig.) pengaruh X2 terhadap Y sebesar 0,000 < 0,05 dengan koefisien korelasi sangat kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima3.
3.
Variabel citra merek berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi, kesimpulan ini didasarkan pada uji t yang menghasilkan nilai thitung 12,838 > ttabel 1,984 dan nilai signifikansi (Sig.) pengaruh X3 terhadap Y sebesar 0,000 < 0,05 dengan koefisien korelasi sangat kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterimaSaran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan saran- saran yang kemudian bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Adapun saran-saran yang peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Harga smartphone Xiaomi yang terjangkau menjadi salah satu hal yang menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu hendaknya keunggulan smartphone Xiaomi ini haruslah tetap dijaga dan dipertahankan, sehingga Xiaomi dapat bersaing dengan produk smartphone lainnya.
2. Kualitas produk tetap menjadi pertimbangan yang penting ketika memutuskan untuk melakukan pembelian
sebuah produk. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi perusahaan untuk terus memberikan dan menawarakan produk yang berkualitas kepada konsumen sehingga perusahaan dapat memenangkan persaingan pada pasar yang ada.
3. Citra merek menjadi variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk, perusahaan haruslah dengan cermat membentuk persepsi yang baik kepada konsumen sehingga menarik konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk.
4.
Bagi Peneliti selajutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor- faktor selain harga, kualitas produk dan citra merek yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, seperti fitur smartphone, brand ambasador, dan promosi. Hal ini dikarenakan, dalam penelitian ini ketiga variabel tersebut hanya mampu menjelaskan 76,5% variabel keputusan pembelian. Penelitian ini belum memasukkan variabel atas aspek lain yang mungkin dapat mempengaruhi dan menyempurnakan hasil penelitian ini.DAFTAR PUSTAKA
Amilia, Suri. 2017. Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Langsa, diterbitkan dalam jurnal Manajemen dan Keuangan Vol. 6, No. 1, Mei 2017 ISSN : 2252-844X. Yogyakarta:
Universitas Samudra.
Gifani, Auliannisa. 2017. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone Oppo Pada Mahasiswa Universitas Telkom, diterbitkan dalam jurnal Bisnis dan Iptek : Vol.10, No.2 Oktober 2017 ISSN : 2502-1559.
Bandung: Universitas Telkom.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketujuh. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Ibrahim, Risyad. 2016. Pengaruh Atribut Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Kelas Menengah Di Kota Bandung, diterbitkan dalam jurnal e-Proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 ISSN : 2355- 9357. Bandung: Universitas Telkom.
Kotler dan Armstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Keller. 2012.
Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta:
Erlangga
Nurdianah. 2017. Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi serta dampaknya pada Kepuasaan Konsumen, diterbitkan dalam jurnal Manajemen Vol.
7, No. 1, 2017 Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sumpu, Nofita. 2018. Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi pada mahasiswa Universitas Samratulangi Manado Angkatan 2016), diterbitkan dalam jurnal Jurnal EMBA Vol. 6 No. 4 September 2018 ISSN 2303-1174. Manado:
Universitas Samratulangi.
Susanto, A.B dan Himawan Wijanarko, 2011.
Power Branding, Membangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya.
Jakarta: PT. Mizan
Publika.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi Tunjungsari, Rahmawati Helvy. 2015.
Pengaruh Citra Merek, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung di Yogyakarta, diterbitkan dalam jurnal Volume 15, No. 2, Juli – Desember 2015 Halaman 212-232 DOI 10.17970/jrem.15.150202.ID.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Sumber Website :
https://www.idc.com/getdoc.jsp?containerId=pr AP44263418 (diakses tanggal 07 Mei 2019)
https://selular.id/2018/09/idc-top-5-vendor- smartphone-di-indonesia-q2-2018/
(diakses tanggal 07 Mei 2019)