Kalkulus Integral : Tugas Tahap 1
Kelompok 4 :
Ahmad Sabiq Al-Hikam (K1321003)
Aisyah Pramudita (K1321005)
Alifta Nurillah Kosasih (K1321009) Apriliza Vina Hasanah (K1321015) Arfi’ah Nur Rachmawati (K1321017) Bagus Aqil Saputra (K1321025)
Rachma Lutfiana (K1321063)
Wulan Ramadhany (K1321079)
1. Diberikan grafik 𝑓′ seperti gambar di atas dan diketahui bahwa 𝑓(0) = 4. Buatlah sketsa grafik 𝑓!
(𝒙𝟐, 0) (𝒙𝟏, 0)
(𝒙𝟑, 0) (𝒙𝟒, 𝒇′(𝒙𝟒))
(𝒙𝟓, 𝒇′(𝒙𝟓))
Jawab :
Informasi yang langsung kita dapatkan dari grafik 𝑓′ antara lain :
• 𝑓′(𝑥) = 0 saat 𝑥 = 𝑥1, 𝑥 = 𝑥2, 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 𝑥3
• 𝑓′ terdefinisi di (−∞, ∞), sehingga 𝑓 juga terdefinisi di (−∞, ∞), maka 𝑓 tidak memiliki titik ujung selang.
• 𝑓 tidak memiliki titik singular karena 𝑓 terdefinisi dimana-mana.
• Karena 𝑓′(𝑥) < 0 saat interval (−∞, 𝑥1) dan (𝑥2, 𝑥3) maka 𝑓 turun pada (−∞, 𝑥1) dan (𝑥2, 𝑥3).
• Karena 𝑓′(𝑥) > 0 pada interval (𝑥1, 𝑥2) dan (𝑥3, ∞) maka 𝑓 naik pada (𝑥1, 𝑥2) dan (𝑥3, ∞).
• Karena 𝑓′(𝑥) < 0 saat 𝑥 ∈ (−∞, 𝑥1) dan 𝑓′(𝑥) > 0 saat 𝑥 ∈ (𝑥1, 𝑥2) maka (𝑥1, 𝑓(𝑥1)) adalah titik minimum lokal 𝑓 di (−∞, 𝑥2).
• Karena 𝑓′(𝑥) > 0 saat 𝑥 ∈ (𝑥1, 𝑥2) dan 𝑓′(𝑥) < 0 saat 𝑥 ∈ (𝑥2, 𝑥3) maka (𝑥2, 𝑓(𝑥2)) adalah titik maksimum lokal 𝑓 di (𝑥1, 𝑥3).
• Karena 𝑓′(𝑥) < 0 saat 𝑥 ∈ (𝑥2, 𝑥3) dan 𝑓′(𝑥) > 0 saat 𝑥 ∈ (𝑥3, ∞) maka (𝑥3, 𝑓(𝑥3)) adalah titik minimum lokal 𝑓 di (𝑥2, ∞).
• Perhatikan bahwa 𝑓′ naik pada (−∞, 𝑥4), berarti pada interval tersebut 𝑓′′ > 0.
Karena 𝑓′′(𝑥) > 0 pada (−∞, 𝑥4) maka 𝑓 cekung ke atas pada interval tersebut.
• Perhatikan bahwa 𝑓′ turun pada (𝑥4, 𝑥5), berarti pada interval tersebut 𝑓′′ < 0.
Karena 𝑓′′(𝑥) < 0 pada (𝑥4, 𝑥5) maka 𝑓 cekung ke bawah pada interval tersebut.
• Perhatikan bahwa 𝑓′ naik pada (𝑥5, ∞), berarti pada interval tersebut 𝑓′′> 0. Karena 𝑓′′(𝑥) > 0 pada (𝑥5, ∞) maka 𝑓 cekung ke atas pada interval tersebut.
• Karena 𝑓 cekung ke atas pada (−∞, 𝑥4) dan cekung ke bawah pada (𝑥4, 𝑥5) maka (𝑥4, 𝑓(𝑥4)) merupakan titik belok 𝑓.
• Karena 𝑓 cekung ke bawah pada (𝑥4, 𝑥5) dan cekung ke atas pada (𝑥5, ∞) maka (𝑥5, 𝑓(𝑥5)) merupakan titik belok 𝑓.
(𝒙𝟏, 𝒇(𝒙𝟏))
(𝒙𝟐, 𝒇(𝒙𝟐))
(𝒙𝟑, 𝒇(𝒙𝟑))
2. Hitung integral tak tentu berikut : a. ∫ √3𝑥 + 2𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 3𝑥 + 2 maka 𝑑𝑢 = 3𝑑𝑥 atau 𝑑𝑥 =1
3𝑑𝑢 sehingga
∫ √3𝑥 + 2𝑑𝑥 = ∫ √𝑢 .13𝑑𝑢
=1
3∫ 𝑢
1 2𝑑𝑢
=1
3.2
3𝑢32+ 𝐶
=2
9(3𝑥 + 2)32+ 𝐶 b. ∫ √2𝑥 − 43 𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 2𝑥 − 4 maka 𝑑𝑢 = 2𝑑𝑥 atau 𝑑𝑥 =1
2𝑑𝑢 sehingga
∫ √2𝑥 − 43 𝑑𝑥 = ∫ √𝑢3 .1
2𝑑𝑢
=1
2∫ 𝑢
1 3𝑑𝑢
=1
2.3
4𝑢
4 3+ 𝐶
=3
8(2𝑥 − 4)43+ 𝐶 c. ∫ cos(3𝑥 + 2) 𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 3𝑥 + 2 maka 𝑑𝑢 = 3𝑑𝑥 atau 𝑑𝑥 =1
3𝑑𝑢 sehingga
∫ cos(3𝑥 + 2) 𝑑𝑥 = ∫ cos 𝑢 .13𝑑𝑢
=1
3∫ cos 𝑢 𝑑𝑢
=1
3sin 𝑢 + 𝐶
=1
3sin(3𝑥 + 2) + 𝐶
d. ∫ 𝑥√𝑥2+ 4𝑑𝑥 = ∫ √𝑥2 + 4. 𝑥𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 𝑥2+ 4 maka 𝑑𝑢 = 2𝑥𝑑𝑥 atau 𝑥𝑑𝑥 =1
2𝑑𝑢 sehingga
∫ √𝑥2+ 4. 𝑥𝑑𝑥 = ∫ 𝑢12.1
2𝑑𝑢
=1
2∫ 𝑢
1 2𝑑𝑢
=1
2.2
3𝑢32+ 𝐶
=1
3(𝑥2+ 4)
3 2+ 𝐶 e. ∫ 𝑥2(5 + 2𝑥3)8𝑑𝑥 = ∫(5 + 2𝑥3)8𝑥2𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 5 + 2𝑥3 maka 𝑑𝑢 = 6𝑥2𝑑𝑥 atau 𝑥2𝑑𝑥 =1
6𝑑𝑢 sehingga
∫(5 + 2𝑥3)8𝑥2𝑑𝑥 = ∫(𝑢)8.1
6𝑑𝑢
=1
6∫(𝑢)8𝑑𝑢
=1
6.1
9𝑢9+ 𝐶
= 1
54(5 + 2𝑥3)9+ 𝐶 f. ∫ 𝑥 sin(𝑥2 + 4)𝑑𝑥 = ∫ sin(𝑥2+ 4)𝑥𝑑𝑥 Misal 𝑢 = 𝑥2+ 4 maka 𝑑𝑢 = 2𝑥𝑑𝑥 atau 𝑥𝑑𝑥 =1
2𝑑𝑢 sehingga
∫ sin(𝑥2+ 4)𝑥𝑑𝑥 = ∫ sin(𝑢) .12𝑑𝑢
=1
2∫ sin(𝑢)𝑑𝑢
=1
2(− cos 𝑢) + 𝐶
= −1
2cos(𝑥2+ 4) + 𝐶 g. ∫𝑥 sin √𝑥√𝑥2+42+4𝑑𝑥 = ∫ sin √𝑥2+ 4 . 1
(𝑥2+4) 1 2
𝑥𝑑𝑥
Misal 𝑢 = (𝑥2+ 4)12 maka 𝑑𝑢 = 1
(𝑥2+4) 1 2
𝑥𝑑𝑥
∫ sin √𝑥2+ 4 . 1
(𝑥2+4) 1 2
𝑥𝑑𝑥 = ∫ sin 𝑢 𝑑𝑢
= − cos 𝑢 + 𝐶
= − cos √𝑥2+ 4 + 𝐶 h. ∫ 𝑥 cos(𝑥2+ 4) √sin(𝑥2+ 4) 𝑑𝑥
Misal 𝑢 = sin(𝑥2+ 4) maka 𝑑𝑢 = cos(𝑥2+ 4) . 2𝑥𝑑𝑥 atau 𝑥 cos(𝑥2+ 4) 𝑑𝑥 =1
2𝑑𝑢 sehingga
∫ √sin(𝑥2+ 4) . 𝑥 cos(𝑥2 + 4) 𝑑𝑥 = ∫ √𝑢.12𝑑𝑢
=1
2∫ 𝑢
1 2𝑑𝑢
=1
2.2
3𝑢32+ 𝐶
=1
3(sin(𝑥2+ 4))32+ 𝐶 i. ∫(√𝑡+4)
3
√𝑡 𝑑𝑡
Misal 𝑢 = √𝑡 + 4 maka 𝑑𝑢 = 1
2√𝑡𝑑𝑡 atau 1
√𝑡𝑑𝑡 = 2𝑑𝑢 sehingga
∫(√𝑡+4)
3
√𝑡 𝑑𝑡 = ∫ 𝑢3. 2𝑑𝑢
= 2 ∫ 𝑢3𝑑𝑢
= 2.1
4𝑢4+ 𝐶
=1
2(√𝑡 + 4)4+ 𝐶 j. ∫ (1 +1𝑡)−2(1
𝑡2) 𝑑𝑡 Misal 𝑢 = 1 +1
𝑡 maka 𝑑𝑢 = − 1
𝑡2𝑑𝑡 atau 1
𝑡2𝑑𝑡 = −𝑑𝑢 sehingga
∫ (1 +1𝑡)−2(1
𝑡2) 𝑑𝑡 = ∫(𝑢)−2(−𝑑𝑢)
= − ∫ 𝑢−2𝑑𝑢
= −(−1. 𝑢−1) + 𝐶
= (1 +1
𝑡)−1+ 𝐶 j. ∫ (1 +1𝑡)−2(1
𝑡2) 𝑑𝑡 = ∫ 1
(1+1𝑡)2
. 1
𝑡2𝑑𝑡
= ∫ 1
((1+1𝑡)(𝑡)) 2𝑑𝑡
= ∫ 1
(𝑡+1)2𝑑𝑡 Misal 𝑡 + 1 = 𝑢 maka 𝑑𝑡 = 𝑑𝑢 sehingga
∫(𝑡+1)1 2𝑑𝑡 = ∫𝑢12𝑑𝑢
= ∫ 𝑢−2𝑑𝑢
= −𝑢−1+ 𝐶
= − 1
𝑡+1+ 𝐶
k. ∫ 𝑥5(𝑥3+ 1)13𝑑𝑥 = ∫ 𝑥3(𝑥3+ 1)13. 𝑥2𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 𝑥3+ 1 maka 𝑥3 = 𝑢 − 1 dan 3𝑥2𝑑𝑥 = 𝑑𝑢 atau 𝑥2𝑑𝑥 =1
3𝑑𝑢 sehingga
∫ 𝑥3(𝑥3+ 1)13. 𝑥2𝑑𝑥 = ∫(𝑢 − 1) (𝑢)13.1
3𝑑𝑢
=1
3∫(𝑢 − 1)(𝑢)
1 3𝑑𝑢
=1
3∫(𝑢
4 3− 𝑢
1 3)𝑑𝑢
=1
3(∫ 𝑢
4
3𝑑𝑢 − ∫ 𝑢
1 3𝑑𝑢)
=1
3(3
7𝑢
7
3+ 𝐶1− (3
4𝑢
4
3+ 𝐶2))
=1
3(3
7𝑢73−3
4𝑢43+ 𝐶1− 𝐶2)
=1
3(3
7𝑢73−3
4𝑢43+ 𝐶3)
=1
7𝑢73−1
4𝑢43+1
3𝐶3
=1
7𝑢73−1
4𝑢43+ 𝐶
=(𝑥3+1)
7 3
7 −(𝑥3+1)
4 3 4 + 𝐶 l. ∫ 𝑥
3 (𝑥2+4)
3 2
𝑑𝑥 = ∫ 𝑥2
(𝑥2+4) 3 2
𝑥𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 𝑥2+ 4 maka 𝑥2 = 𝑢 − 4 dan 2𝑥𝑑𝑥 = 𝑑𝑢 atau 𝑥𝑑𝑥 = 𝑑𝑢
2 sehingga
∫ 𝑥
2 (𝑥2+4)
3 2
𝑥𝑑𝑥 = ∫𝑢−4
𝑢 3 2
𝑑𝑢 2
=1
2∫𝑢−4
𝑢 3 2
𝑑𝑢
=1
2(∫ 𝑢−12𝑑𝑢 − 4 ∫ 𝑢−32𝑑𝑢)
=1
2(2𝑢12+ 𝐶1− 4 (−2𝑢−12+ 𝐶2))
=1
2(2𝑢
1
2+ 8𝑢−
1
2+ 𝐶1− 𝐶2)
=1
2(2𝑢
1
2+ 8𝑢−
1
2+ 𝐶3)
= 𝑢12+ 4𝑢−12+1
2𝐶3
= 𝑢
1
2+ 4𝑢−
1 2+ 𝐶
= (𝑥2 + 4)12+ 4(𝑥2+ 4)−12+ 𝐶
3. Bola dilemparkan ke atas dengan kecepatan 48 kaki/detik dari tepi jurang setinggi 432 meter.
Carilah ketinggian bola di atas tanah t detik kemudian! Kapan bola mencapai ketinggian maksimum? Kapan bola membentur tanah?
Jawab :
Diketahui,
Kecepatan awal (kecepatan saat 𝑡 = 0) adalah 48 𝑘𝑎𝑘𝑖/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 atau kurang lebih 14.6 𝑚/
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. Percepatan gravitasi secara umum adalah 9.8𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘2. Ketinggian awal (ketinggian saat 𝑡 = 0) adalah 432 𝑚.
Ditanya,
Ketinggian bola saat t detik, berarti kita diminta untuk mecari fungsi ketinggian yang tergantung oleh waktu, misal kita namakan dengan fungsi 𝑠(𝑡).
Mencari t sehingga s maksimum.
Mencari t sehingga 𝑠(𝑡) = 0.
Dijawab,
Kita ketahui bahwa percepatan merupakan turunan dari fungsi kecepatan terhadap waktu, kemudian kita ketahui bahwa dalam kasus ini percepatannya konstan dan bernilai negatif (arahnya ke bawah). Sehingga kita peroleh
𝑑𝑣
𝑑𝑡 = −9.8 𝑑𝑣 = −9.8 𝑑𝑡
∫ 𝑑𝑣 = ∫(−9.8)𝑑𝑡 𝑣 + 𝐶1 = −9.8𝑡 + 𝐶2
432 m
𝑣 = −9.8𝑡 + (𝐶1+ 𝐶2) 𝑣 = −9.8𝑡 + 𝐶
Sehingga kita dapatkan fungsi v terhadap t adalah 𝑣(𝑡) = −9.8𝑡 + 𝐶. Kemudian diketahui bahwa pada saat 𝑡 = 0, 𝑣(0) = 14.6𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. Sehingga kita peroleh
𝑣(0) = −9.8(0) + 𝐶 14.6 = 𝐶
Jadi kita peroleh 𝑣(𝑡) = −9.8𝑡 + 14.6 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘.
Kemudian kita ketahui juga bahwa fungsi kecepatan merupakan turunan dari fungsi jarak terhadap waktu. Sehingga kita dapat mencari fungsi jarak terhadap waktu dari fungsi kecepatan.
𝑣(𝑡) =𝑑𝑠 𝑑𝑡
𝑑𝑠
𝑑𝑡 = −9.8𝑡 + 14.6 𝑑𝑠 = (−9.8𝑡 + 14.6)𝑑𝑡
∫ 𝑑𝑠 = ∫(−9.8𝑡 + 14.6)𝑑𝑡 𝑠 = −4.9𝑡2+ 14.6𝑡 + 𝐶
Sehingga kita peroleh fungsi s terhadap t yaitu 𝑠(𝑡) = −4.9𝑡2 + 14.6𝑡 + 𝐶. Kita ketahui bahwa saat 𝑡 = 0, 𝑠(0) = 432 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟. Sehingga kita peroleh
𝑠(0) = −4.9(02) + 14.6(0) + 𝐶 432 = 𝐶
Sehingga kita peroleh 𝑠(𝑡) = −4.9𝑡2 + 14.6𝑡 + 432 meter. Hal tersebut berarti ketinggian bola saat t detik adalah −4.9𝑡2 + 14.6𝑡 + 432 meter.
Kemudian kita akan mencari t yang menyebabkan 𝑠(𝑡) = 0.
𝑠(𝑡) = −4.9𝑡2+ 14.6𝑡 + 432 0 = −4.9𝑡2+ 14.6𝑡 + 432
𝑡1,2 =−14.6 ± √(14.6)2− 4(−4.9)(432)
−9.8 Diperoleh
𝑡1 ≈ 11 𝑑𝑎𝑛 𝑡2 ≈ −8
Karena 𝑡 > 0 maka yang memenuhi adalah 𝑡 = 11 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. Jadi bola akan menyentuh tanah kira-kira di detik ke-11 setelah dilempar.
Dari informasi tentang waktu bola menyentuh tanah, kita dapat mendefinisikan 𝑠 sebagai berikut :
𝑠(𝑡) = {−4.9𝑡2 + 14.6𝑡 + 432 0
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 0 ≤ 𝑡 ≤ 11 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 > 11
Kemudian kita akan mencari t sehingga s maksimum. Suatu fungsi mencapai titik maksimum/minimumnya pada saat turunannya bernilai nol dan pada ujung selang definisi 𝑠(𝑡).
Kita ketahui bahwa turunan dari fungsi 𝑠(𝑡) adalah 𝑣(𝑡). Jadi kita akan mencari nilai t yang menyebabkan 𝑣(𝑡) = 0.
𝑣(𝑡) = −9.8𝑡 + 14.6 0 = −9.8𝑡 + 14.6 9.8𝑡 = 14.6
𝑡 =14.6
9.8 ≈ 1.5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Sehingga kita dapatkan tiga titik kritis, yaitu : Titik ujung selang [0,11] yaitu 𝑡 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑡 = 11 Titik stasioner yaitu 𝑡 = 1.5
Tidak memiliki titik singular karena 𝑠 merupakan fungsi polynomial yang terdefinisi disetiap daerah asalnya.
Kemudian kita akan mencari nilai s untuk setiap titik kritisnya, 𝑠(0) = 432
𝑠(11) = 0
𝑠(1.5) = 442,875
Karena saat 𝑡 = 1.5 mendapatkan nilai s paling besar di antara titik kritis lain, maka nilai maksimum s didapatkan saat 𝑡 = 15. Jadi, ketinggian maksimum bola akan dicapai saat 𝑡 = 1.5 detik.