• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMIGRASI SEBAGAI PENJAGA PINTU GERBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA OLEH : DIDI SULAIMAN NIP :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMIGRASI SEBAGAI PENJAGA PINTU GERBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA OLEH : DIDI SULAIMAN NIP :"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IMIGRASI SEBAGAI PENJAGA PINTU GERBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OLEH : DIDI SULAIMAN NIP : 19770301 199903 1 001

KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS NON TPI SOEKARNO-HATTA KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

(2)

1 DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 2

II. NEGARA KEPULAUAN DAN PERATURAN PERUNDANGAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI PENJAGA GARIS DEPAN BANGSA DAN NEGARA ... 4

II.1 Kedaulatan Negara ... 4

II.2 Regulasi tentang Batas Wilayah RI ... 5

II.3 Kewenangan dalam wilayah kelautan ... 6

III. WILAYAH LAUT REPUBLIK INDONESIA ... 8

III.1 Kelautan ... 8

III.2 Perkembangan wilayah kelautan ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 12

(3)

2

IMIGRASI SEBAGAI PENJAGA PINTU GERBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN

Perubahan nilai – nilai budaya bangsa Indonesia semakin lama semakin memudar dimana norma – norma adat ketimuran sedikit demi sedikit terkikis oleh dampak globalisasi yang begitu pesat di berbagai bidang dimana hal – hal tersebut berpengaruh terhadap aspek sosial yang mencakup tata nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masuknya paham – paham tertentu dari luar sangat berpengaruh dalam merubah paham – paham tentang tata nilai yang menjadi identitas maupun pedoman kehidupan bangsa Indonesia.

Memudarnya etika dan tata nilai ketimuran generasi saat ini di sebabkan beberapa faktor antara lain begitu bebasnya budaya asing masuk ke Indonesia tanpa adannya pilter batasan – batasan yang mengatur dimana generasi muda saat ini banyak condong budaya barat. Sebagai contoh dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sikap toleransi yang dahulu di kenal sangat tinggi dan beradap berangsur – angsur mulai hilang dan mulai banyak muncul konflik social yang mengancam disintgerasi bangsa.

Dengan kondisi negara kita yang terpuruk dilanda krisis berkepanjangan sehingga membuat citra bangsa Indonesia meredup di mata Internasional, seharusnya menjadikan cambuk buat kita untuk merubah hal tersebut menjadi lebih baik dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran yang bisa di nikmati oleh seluruh Rakyat Indonesia. Menjadi hal yang perlu dipikirkan bersama dalam memperbaiki dan memulihkan bangsa kita sehingga tidak dianggap remeh oleh bangsa lain adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia dan kemampuan dalam menggelola kepentingan bangsa dan negara untuk kemakmuran rakyat Indonesia

(4)

3

Negara Indonesia adalah negara yang sangat makmur dimana dari sabang sampai meroke terkandung segala kekayaan alam yang tidak dimiliki oleh satu pun negara lain di dunia ini. Akan tetapi sangat aneh kenapa rakyat kita masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan dimana sumber alam kita yang katanya berlimpah.

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia oleh karena itu pembanguan masyarakat Indonesia berbeda dengan yang diterapkan oleh negara – negara kontinen. Hal ini di sebabkan karena masing – masing pulau memiliki karakteristik geograpis dan budaya yang berbeda oleh karena beraneka ragamnya budaya maka diperlukan suatu system perencanaan yang tepat guna memanfaatkan potensi kekayaan yang terkandung dalam bumi Indonesia.

(5)

4

II. NEGARA KEPULAUAN DAN PERATURAN PERUNDANGAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI PENJAGA GARIS DEPAN BANGSA DAN NEGARA

II.1 Kedaulatan Negara

Kedaulatan atau dalam bahasa inggrisnya “ sauveraignity” dan berasal dari bahasa latin “ superanus” bermakna kekuasaan tertinggi dimana suatu Negara diakui keberadaannya didalam masyarakat internasional sebagai sebuah Negara yang berdaulat yang tidak dihinggapi kekuasaan lain. Masalah kedaulatan pernah di ungkapkan pada abad XVI oleh Jean Bodin yang menggungkapkan bahwa kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi dalam suatu negara untuk menentukan hukum yang bersifat tunggal, asli, abadi dan tidak dapat dibagi – bagi. sehingga sebuah Negara yang berdaulat dan mempunyai otonomi penuh dan tanggung jawab terhadap perkembangan bangsa dan negaranya baik yang bersifat kedalam maupun keluar dengan segala kebijaksanaan diberbagai bidang politik, ekonomi,hukum,pertahanan dan keamanan serta menjalin hubungan dengan negara - negara serta bangsa – bangsa di dunia.

Walau demikian bukan berarti kedaulatan yang memiliki kekuasaan tertinggi tidak memiliki batasan – batasan, hal ini harus difahami karena sebuah negara memiliki batasan – batasan wilayah kekuasaan dan bila melewati batas wilayahnya kekuasan itu akan berakhir dengan sendirinya. Sehingga pengertian berdaulat sebagai kekuasaan tertinggi menggandung dua pembatasan penting seperti yang di kemukakan oleh Prof.Dr.Mochtar Kusumaatmaja, SH yaitu :

1. Kekuasaan itu pada batas – batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu, dan

2. Kekuasaan itu berakhir dimana kekuasaan suatu negara lain di mulai.

Dalam terbentuknya negara dikatakan bahwa negara itu timbul karena adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang beraneka macam untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga timbul kerjasama untuk memenuhi kepentingan bersama yang di sebut kesatuan masyarakat dan negara.

Dalam pergaulan masyarakat Internasional sebagai masyarakat dunia mempunyai urusan yang bersifat melintasi batas wilayah negara dengan berbagai transaksi dan hubungan lainnya antar satu negara dengan negara lain, Sehingga

(6)

5

pergaulan sebagai anggota masyarakat dunia yang merupakan negara berdaulat harus memperhatikan dan menghormati kekuasan lain di luar batas kekuasaannya.

Sehingga pelaksanaan kedaulatan di bagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu kedaulatan berdasarkan jangkauan pelaksanaanya serta Kedaulatan dilihat dari sisi wilayahnya yang di rangkum detail mengenai kedaulatan baik dalam kontek politik maupun dalam kontek hukum Internasional, terutama yang terkait persoalan territorial dan kedaulatan negara.

II.2 Regulasi tentang Batas Wilayah RI

Wilayah perbatasan merupakan kawasan tertentu yang mempunyai dampak penting dan peran strategis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan peningkatan kesejahteraan social ekonomi masyarakat di dalam maupun diluar wilayah dalam lingkup Nasional maupun regional serta mempunyai dampak politis dan fungsi pertahanan keamanan nasional. Strategis dalam pengembangan wilayah perbatasan Indonesia sebagai prioritas pembangunan nasional untuk menjamin keutuhan wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia.

Didalam undang – undang dasar 1945, amendemen kedua pasal 25 A menjelaskan bahwa :

“ Negara kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan berciri Nusantara dengan wilayah yang batas – batas dan hak – haknya ditetapkan Undang – undang “

Di mana didalam penjelasan pasal 25 A mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia wajib memiliki suatu Undang – undang yang mengatur batas wilayah Negara Indonesia sebagai dasar kebijakan dan strategi dalam rangka mempertahankan kedaulatan.

Berbekal amandemen kedua undang – undang dasar 1945 Pemerintah Republik Indonesia akhirnya menggeluarkan undang – undang nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Indonesia. Maksud di keluarkannya undang – undang tersebut agar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan salah satu unsur Negara merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut territorial beserta dasar laut dan tanah dibawahnya, serta ruang udara diatasnya termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung didalamnya dapat di kelola dan dimanfaatkan oleh segenap bangsa Indonesia untuk kesejahteraan.

(7)

6

II.3 Kewenangan dalam wilayah kelautan

Laut sebagai wilayah territorial merupakan daerah yang menjadi tanggung jawab suatu Negara dengan penerapan hukum nasional yang berlaku diwilayah kedaulatannya. Batas laut territorial setiap Negara memegang prinsip penentuan lebar laut territorial berdasarkan konvensi hukum laut internasional

Negara kepulauan Indonesia dimana daratan dibatasi oleh lautan melahirkan suatu aturan hukum yang berbeda hal ini di tinjau secara makro dapat digambarkan oleh 2 ketentuan yang diterapkan berlakunya yaitu :

1. Hukum nasional sepanjang wilayah lautan itu berada pada kekuasaan hukum nasional suatu Negara yang menyebabkan prosedur perijinan diatur dalam hukum nasional Negara yang bersangkutan.

2. Hukum internasional dimana didalam wilayah lautan tidak berada dibawah suatu Negara sehingga penggaturannya dengan memperhatikan hukum internasional.

Dari ketentuan diatas hukum nasional suatu Negara selalau memperhatikan dan menyelaraskan dengan ketentuan – ketentuan yang bersifat internasinal.

Masalah kelautan secara yuridis dapat dibagi kedalam 3 wilayah tanpa menggurangi fungsi lautnya yaitu :

1. Laut Territorial

2. Laut wilayah ekonomi atau zona ekonomi eksklusip Indonesia 3. Laut bebas (OPL)

Laut wilayah zona ekonomi eksklusip menggatur kewenangan suatu Negara hanya terbatas sepanjang menyangkut masalah ekonomi dan bagi Negara asing yang ingin menggunakan wilayah tersebut harus mendapatkan ijin dari pemerintah tempat wilayah tersebut berada sebagai penguasa wilayah tersebut.

Menggenai laut bebas sangat terbuka bagi semua Negara dan tidak ada satu Negara manapun yang dapat menyatakan bahwa laut lepas termasuk kedalam kekuasaannya walaupun berada diwilayah kedaulatannya. Untuk wilayah laut bebas

(8)

7

tidak ada satu kedaulatanpun yang menghinggapi sehingga wilayahnini diatur oleh PBB dan dapat digunakan oleh semua Negara dengan tujuan damai.

Berdasarkan kesepakatan bersama yang melahirkan beberapa ketentuan – ketentuan internasional yang telah disyaratkan oleh hukum internasional berupa kebebasan yang meliputi :

- Kebebasan melakukan navigasi - Kebebasan penangkapan ikan

- Kebebasan memasang kabel dan pipa saluran di bawah permukaan laut - Kebebasan melakukan penerbangan diatas laut lepas

Dari beberapa kebebasan yang di lahirkan dari kesepakatan bukan berarti dapat melakukan sesuatu dengan sebebas bebasnya di wilayah tersebut akan tetapi harus dibarengi dengan turut serta menjaga situasi dan kondisi.

Kebebasan yang diatur dalam laut bebas harus dilakukan secara adil kepada semua Negara pantai maupun tidak berpantai sebagaimana diatur dalam konvensi hukum laut internasional :

1. Bagi Negara tidak berpantai untuk melakukan lalu lintas bebas melalui daerahnya.

2. Memberikan perlakuan yang sama sebagaimana halnya dengan kapal – kapal berbendera Negara sendiri dengan kapal –kapal berbendera Negara tak berpantai.

3. Demikian halnya seperti pada poin 2 kapal – kapal Negara tak berpantai dapat masuk kepelabuhan laut dan pemakaian pelabuhannya.

Dalam hukum Internasional setiap Negara harus mematuhi bahwa untuk pelayaran di laut bebas Negara berpantai maupun Negara tak berpantai wajib menggibarkan bendera negaranya satu saja dan tidak diperkenankan untuk mengganti atau melepas benderanya selama dalam perjalanan. Bagi kapal – kapal yang berlayar menggunakan 2 bendera dari dua Negara maka mereka tidak boleh menuntut sesuatu kebangsaan terhadap suatu Negara dikapal tersebut dan kapal tersebut disamakan dengan kapal tanpa kebangsaan.

(9)

8 III. WILAYAH LAUT REPUBLIK INDONESIA

III.1 Kelautan

Wilayah suatu Negara terdiri dari wilayah Darat, Udara dan Laut. Namun demikian wilayah kelautan tidak semua Negara memiliki dan tentu hanya beberapa Negara yang wilayahnya berbatasan dengan laut.

Wilayah laut sering juga dijadikan batas suatu Negara dengan Negara lain dengan titik batas yang di tentukan melalui ekstradisi bilateral dan multilateral yang merupakan batas wilayah laut juga merupakan batas kekuasaan suatu Negara.

Seiring perkembanggan zaman dan hukum Internasional batas wilayah suatu Negara yang merupakan batas kekuasaan selalu di junjung tinggi sehingga apa bila terjadi pelanggaran terhadap batas wilayah kekuasaan akan berakibat fatal dan bisa menyebabkan hubungan memanas antar kedua Negara hingga peprangan.

Penentuan batas wilayah kelautan suatu Negara dalam pembuatannya selalu memperhatikan bentuk konsekuensi dan pertimbangan secara umum untuk kepentingan bersama antara lain :

- Keadaan geografi antar Negara

- Strategi ( keuntungan dan kerugian dalam pertahanan dan keamanan, ekonomi, social dan politik )

- Kesamarataan

Untuk negara – negara yang wilayahnya berbatasan dengan dengan negara lain batasannya tidak ditentukan secara sepihak melainkan memperhatikan.

- Historisnya

- Perjanjian yang dilakukan

Berdasarkan pengalaman dan praktek ketatanegaraan yang bersifat internasional, apabila dalam menentukan batas wilayah suatu Negara hanya memperhatikan sejarah/historinya akan banyak menimbulkan permasalahan.

Dalam sejarah Hukum Internasional selain menggupayakan batas laut territorial yang berlaku secara universal ditentukan dari kebiasaan – kebiasaan yang berlaku

(10)

9

dalam praktek ketatanegaraan suatu Negara dengan memperhatiakn kepentingan Negara lain. Seiring perkembangannya berbagai upaya telah dilakuakn untuk membentuk dan melahirkan ketentuan yang dapat di tetapkan secara internasional dan dilakukan dengan melihat praktek penentuan batas wilayah laut antara lain :

- Diadakan Konferensi Kodifikasi tentang batas wilayah laut di Den Haag (Belanda) pada tahun 1936.

- Dikeluarkannya Ordonansi yang menggatur batas wilayah laut teritorial suatu Negara sejauh 3 mil laut pada tahun 1939.

- Diadakan konferensi Hukum laut Jenewa pada tahun 1958 namun belum mampu menghasilkan kesepakatan internasional dalam menentukan jarak 3 mil laut batas wilayah suatu Negara.

- Diadakan konferensi di Jenewa pada tahun 1960 ( Hukum laut II) namun belum menghasilkan kesepakatan.

- Diadakan konferensi hukum laut di Ciracas ( Venezuela) yang menentukan jarak wilayah territorial suatu Negara sejauh 12 mil laut pada tahun 1974.

- Diadakan konferensi Hukum laut III pada tahun 1982 yang memperoleh kesepakatan tentang jarak sejauh 12 mil laut.

Ketentuan yang di keluarkan berdasarkan kesepakatan bersama pada konferensi Hukum laut III di maksudkan agar berlaku secara umum sepanjang dapat di terapkan pada kondisi wilayah laut suatu Negara, kecuali bagi Negara – Negara pantai yang wilayah lautnya tidak memenuhi batas yang telah di tentukan dengan batas maksimal maka penyelesaiannya di lakukan melalui perundingan.

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja pernah menggungkapkan bahwa penetapan batas laut territorial merupakan tindakan sepihak yang sepenuhnya menjadi wewenang suatu Negara, namun untuk keabsahannya menurut Hukum internasional perlu di perhatikan beberapa hal sebagai pertimbangan anatar lain :

1. Eratnya hubungan laut territorial dengan wilayah darat.

2. Bagian laut yang terletak pada sisi garis pangkal erat hubungannya dengan daratan untuk dapat tunduk pada ketentuan – ketentuan perairan pedalaman suatu Negara.

3. Kepentingan – kepentingan ekonomi setempat yang khas didasarkan atas adanya kebiasaan- kebiasaan yang cukup lama.

Hal ini memaknai bahwa tidak ada wilayah laut yang tidak berbatasan dengan daratan yang menjadi wilayah suatu Negara.

(11)

10

III.2 Perkembangan wilayah kelautan

Menilik sejarah Negara Indonesia yang cukup dikenal karena wilayahnya merupakan kumpulan – kumpulan kepulauan dan dimaksudkan untuk menyatukan wilayah daratan yang terpecah - pecah maka dalam praktek ketatanegaraan telah memberlakukan ketentuan batas wilayah laut selebar 12 mil laut, Hal ini tertuang dalam pernyataan yang di keluarkan pada tanggal 13 desember 1957 yang di kenal sebagai “ Deklarasi Juanda “ berbunyi :

Bahwa segala perairan di sekitar, diantara dan yang menghubungkan pulau – pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia dengan tidak memandang luas daripada wilayah daratan Negara republic Indenesia dan demikian merupakan bagian daripada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak dari Negara Republik Indonesia.

Pertimbangan lain yang mendorong pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan pernyataan menggenai wilayah perairan adalah :

1. Bahwa bentuk geografis wilayah Republik Indonesia sebagai Negara yang terdiri dari beribu – ribu pulau yang memiliki sifat dan corak tersendiri sehingga memerlukan pengaturan tersendiri.

2. Bahwa penetapan batas laut teritorial diwarisi oleh pemerintah colonial dan termaktub dalam “ Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie 1939 “ pasal 1 ayat 1 tidak sesuai lagi untuk kepentingan keselamatan dan keamanan Negara Republik Indonesia.

3. Bahwa setiap Negara berdaulat berhak dan wajib untuk menggambil tindakan yang di pandang perlu untuk melindungi kebutuhan dan keselamatan Negara.

Seiring perkembangannya pernyataan Deklarasi Juanda di tuangkan dalam peraturan pemerintah pengganti undang – undang agar mendapat penggakuan serta kekuatan hukum pasti yang mempunyai kedudukan hukum sejajar dengan undang – undang yang ditingkatkan pada tahun 1960 dalam bentuk UU no. 4/Prp/1960 tentang perairan Indonesia dan secara tegas pada pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa :

“ Laut wilayah Indonesia adalah lajur laut selebar dua belas mil laut (12 mil) yang garis luarnya di ukur tegak lurus atas garis dasar atau titik pada garis yang terdiri dari garis – garis lurus yang menghubungkan titik terluar pada garis air rendah dari pulau – pulau atau bagian pulau terluar dalam wilayah Indonesia.”

(12)

11

Selain itu wilayah yang merupakan bentangan 12 mil laut sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) UU no.4/Prp/1960 juga di kenal perairan pedalaman sebagai perairan territorial dan terletak pada bagian dalam garis yang menghubungkan titik – titik terluar pada bagian pulau – pulau.

Konsekuensi logis adanya undang – undang nomor 4/Prp/1960 selain menggubah luas wilayah territorial juga menimbulkan permasalhan di selat Singapore dimana dalam penentuan batas laut territorial pemerintah Singapore mengganut jarak 3 mil laut, sedangkan jarak antara Singapore dalam garis dasarnya dengan garis dasar Indonesia kurang dari 15 mil laut, sehingga di perlukan ketegasan dalam menentukan batas laut untuk kedua Negara agar masing – masing memiliki kepastian hukum dalam menentukan batas wilayahnya.

Sehingga dikeluarkannya suatu ketentuan yang menggatur batas wilayah antara batas wilayah Territorial Indonesia dengan batas wilayah Territorial Singapore yang di tarik dari garis luar berkordinat sebagai berikut :

TITIK LINTANG UTARA BUJUR TIMUR

1 1*10’46”0 103*40’14”6

2 1*07’49”3 103*44’26”5

3 1*10’17”2 103*48’18”0

4 1*11’45”5 103*51’35”4

5 1*12’26”1 103*52’50”7

6 1*16’10”2 104*02’00”0

Hasil perjanjian batas wilayah dengan pemerintah Singapore tertuang dalam undang – undang nomor 7 tahun 1973 tentang perjanjian Republik Indonesia dengan Republik Singapore menggenai penetapan garis batas laut wilayah kedua Negara.

(13)

12

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sjahriful, Memperkenalkan Hukum Keimigrasian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993, Hlm. 69.

Iman Santoso. Perspektif Imigrai Dalam Migrasi Indonesia. Bandung: Pustaka Raka Cipta, 2012, hlm2.

M Alvi Syahrin And Irsan, “Law Enforcement Of Foreign Workers Abusing Immigration Residence Permit: Case Studies On Energy And Mining Companies,” In International Conference On Energy And Mining Law, Vol. 59, 2018, 184–189.

M. Alvi Syahrin. “Tindakan Hukum Terhadap Orang Asing Mantan Narapidana Yang Memiliki Kartu Pengungsi Unhcr Dalam Perspektif Keimigrasian” Dalam JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 139 - 164

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun cara yang digunakan beragam, namun keenam narasumber secara umum sudah dapat dikatakan telah merefleksikan nilai-nilai pengajaran Konfusius dalam bidang “qǐ fǎ

Sistem kontrol merupakan salah satu kemajuan teknologi yang bisa dirasakan saat ini karena banyak alat - alat dan teknologi yang bisa dikontrol secara wireless sehingga

Dengan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara self-efficacy aspek strength dengan prokrastinasi akademik, yang

Pengembangan pendekatan Website Usability Evaluation (WEBUSE) sebagai standar pengukuran usability, dengan metode evaluasi kuisioner berbasis web yang memungkinkan

This research is conducted to investigate the impact of institutional ownership, managerial ownership, audit quality, and firm size towards earnings management through

Dengan demikian, angsuran per bulan yang harus dibayar Atekan kepada KJKS BMT NUSYA yang terdiri dari angsuran pokok hutang dan biaya sewa adalah:. Angsuran Pokok :

Kualitas air yang tidak baik dapat mempengaruhi kesehatan, terutama bagi mereka yang mempunyai riwayat penyakit tertentu sebelumnya atau bagi yang alergi.. Tercipta dari emisi

Panjang telapak tangan adalah panjang yang diukur dari ujung jari tangan yang terjauh (gelangan terpanjang) hingga pergelangan tangan pada permukaan tonjolan dari