• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SDN 09 Pontianak Utara

Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penulis Susilawati, S.Pd

Tanggal PPL 1: 30 Agustus 2022, PPL 2: 13 September 2022 Situasi:

Kondisi yang menjadi latar

belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan selama mengajar, terdapat beberapa masalah yang perlu untuk segera diambil tindakan. Permasalahan pertama tentang motivasi belajar siswa yang rendah. Dari hasil kajian eksplorasi penyebab masalah, faktor utama penyebab dari masalah tersebut meliputi:

1. Upaya guru dalam membelajarkan siswa kurang menarik,

2. Guru belum optimal dalam memanfaatkan media pembelajaran, dan 3. Faktor keluarga yaitu kurangnya dukungan dari orang tua.

Permasalahan kedua kurangnya pemahaman siswa terhadap beberapa materi pelajaran (miskonsepsi). Dari hasil kajian eksplorasi penyebab masalah diketahui bahwa faktor utama penyebab dari masalah tersebut meliputi:

1. Guru kurang memanfaatkan sumber belajar lain selain buku,

2. Guru kurang menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran,

3. Guru kurang mengasah kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran, dan

4. Metode yang digunakan guru dalam mengajar monoton.

Dengan melihat beragam penyebab dari munculnya masalah tersebut, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan berbagai pilihan model pembelajaran sangat penting untuk dibagikan. Sebagai tenaga pendidik kita harus saling berbagi untuk memberikan berbagai solusi kepada tenaga pendidik lainnya terkait berbagai permasalahan yang dihadapi di kelas.

Selain itu, kita juga bisa memotivasi tenaga pendidik lainnya untuk terus berbuat dan mengembangkan diri seiring tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tumbuh pesat.

Dengan adanya berbagai permasalahan yang dihadapi di kelas, sebagai tenaga pendidik saya melakukan berbagai upaya untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul. Untuk mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa, saya memulainya dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini melatih siswa untuk terbiasa berpikir kritis, membiasakan siswa berbicara melalui kegiatan diskusi, mengajarkan siswa tentang pentingnya kerja sama serta bagaimana cara mencari solusi atas sebuah permasalahan. Selain membuat rencana pembelajaran yang lebih baik, saya juga melengkapinya dengan bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta didik, serta instrumen pembelajaran.

(2)

Setelah pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan, saya melakukan praktik sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah dibuat.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?

Siapa saja yang terlibat,

Untuk mencapai sebuah tujuan yang baik, pasti banyak tantangan yang akan dihadapi. Adapun tantangan yang saya hadapi untuk meningkatkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini meliputi:

1. Pengalaman guru yang masih terbatas dalam hal teknis penggunaan sarana prasarana seperti infokus dan layar projector serta teknik perekaman video yang baik.

2. Siswa kurang terbiasa berdiskusi dan bekerja secara kelompok serta siswa kurang terbiasa dengan sistem pembelajaran yang menuntut untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah karena selama tiga tahun terakhir negara kita terdampak pandemi Covid-19 yang ikut merubah tata cara belajar dalam dunia pendidikan.

Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan berbagai pihak meliputi bapak kepala sekolah, siswa, rekan-rekan guru serta teman sejawat. Koordinasi ini dilakukan dengan harapan dapat memperlancar proses pelaksanaan kegiatan praktik lapangan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang berlangsung di kelas.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk

melaksanakan strategi ini

Untuk mengantisipasi pengalaman saya yang kurang tentang teknis penggunaan sarana dan prasarana, hal pertama yang saya lakukan berkoordinasi dengan kepala sekolah mengenai kegiatan praktik lapangan yang dilakukan. Dari beliau saya mendapatkan solusi teknik pengambilan video yang baik walaupun pada kenyataannya di lapangan tetap muncul kendala-kendala lain yang mengikuti. Saya juga melakukan koordinasi dengan teman sejawat (bagian keamanan sekolah) yang membantu saya dalam menyiapkan sarana prasarana berupa infokus, layar projector serta dalam pengambilan video praktik pembelajaran. Saya juga berkoordinasi dengan siswa terkait kegiatan praktik yang saya lakukan supaya siswa bisa mengkondisikan diri dengan baik ketika kegiatan berlangsung.

Kemudian saya juga melibatkan rekan guru sebagai rekan sejawat untuk mengobservasi saya ketika melaksanakan praktik pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan saya sebagai bahan refleksi pelaksanaan kegiatan pembelajaran berikutnya.

Untuk mengatasi pengalaman belajar siswa yang kurang dalam pemecahan masalah dan berdiskusi, saya melakukan kegiatan wawancara dengan kepala sekolah, rekan guru yang berkompeten serta mencari berbagai sumber di internet untuk menambah kajian literatur saya dalam mengatasi masalah tersebut. Setelah mengumpulkan hasil wawancara dan kajian literatur, saya mengambil kesimpulan bahwa saya akan mengatasi permasalahan saya dalam proses pembelajaran tersebut menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu Problem Based Learning (PBL) dengan berbantuan media power point dan penggunaan lembar kerja peserta didik dilengkapi dengan bahan ajar dan instrumen penilaian.

Menurut Amir (2010: 21), model pembelajaran Problem Based Learning mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis. Prinsip pembelajaran model PBL yaitu dengan memberikan masalah sebagai langkah awal dalam proses pembelajaran, masalah yang disajikan adalah masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, karena akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan hasil belajar (Amir, 2010:22). Disini tugas pendidik sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan.

(3)

Selain itu menurut Rusman (2012:230) pembelajaran berbasis masalah dapat membatu untuk meningkatkan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis dan belajar aktif.

Tujuan utama dari model PBL adalah pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah, sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik secara aktif membangun pengetahuannya sendiri (Hosnan, 2014:299). PBL juga dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan dapat terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi secara berkelompok untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.

Setiap model pembelajaran, memiliki karakteristik masing-masing untuk membedakan model yang satu dengan model yang lainnya. Menurut Trianto (2009:93) dinyatakan bahwa, “Karakteristik model Problem Based Learning yaitu: adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan kerja sama”. Sedangkan Karakteristik model PBL menurut Rusman (2010:232) adalah sebagai berikut:

a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur.

c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).

d. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning.

g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.

i. sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

j. Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa model pembelajaran problem based learning dimulai dengan adanya masalah, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya dengan apa yang telah mereka ketahui dan yang belum mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Hal tersebut akan mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan diskusi secara berkelompok.

Menurut Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010:243), dinyatakan bahwa langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut:

a. Orientasi siswa pada masalah

menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

(4)

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar.

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c. Membimbing pengalaman individual/kelompok.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya dan,

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka lakukan.

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

Berikut kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:152) antara lain:

a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan tertantang untuk menyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world).

b. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman.

c. Makin mengakrabkan guru dengan siswa.

d. Membiasakan siswa melakukan eksperimen.

Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:152) kekurangan model Problem Based Learning antara lain:

a. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah.

b. Seringkali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang.

c. Aktivitas siswa di luar sekolah sulit dipantau.

Dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning di kelas, saya melakukan dua kali praktik pembelajaran. Praktik pembelajaran pertama untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi kelas VI tema 2 subtema 3 pembelajaran 3 muatan pelajaran Bahasa Indonesia tentang mencari informasi penting dalam teks bacaan dan materi Ilmu Pengetahuan Alam tentang peletarian hewan dan tumbuhan. Dalam prosesnya pada kegiatan awal pembelajaran saya membuka pembelajaran dengan salam, berdoa disertai mengecek kehadiran siswa, untuk menumbuhkan semangat nasionalisme saya mengajak siswa menyanyikan salah satu lagu wajib nasional “Indonesia Raya”, siswa melakukan tepuk PPK, saya memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang hewan apa yang mereka pelihara di rumah, kemudian saya menyampaikan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti sintak pembelajaran Problem Based Learning, siswa disajikan sebuah masalah melalui gambar hewan langka, keadaan alam yang asri serta keadaan alam yang gundul karena kebakaran. Kemudian siswa mengaitkan hubungan antara ketiga gambar tersebut. Selanjutnya siswa mencari informasi penting pada teks tentang pelestarian hewan dan tumbuhan secara berkelompok. Informasi penting tersebut kemudian dituliskan dalam

(5)

bentuk peta pikiran. Kegiatan berikutnya siswa mengamati video tentang peletarian hewan dan tumbuhan kemudian mengerjakan tugas di lembar kerja tentang cara meletarikan hewan dan tumbuhan langka, berikutnya siswa membuat poster tentang pelestarian hewan dan tumbuhan secara berkelompok. Setelah semua kegiatan kelompok selesai di lakukan, siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas secara bergantian. Akhir kegiatan inti guru menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang telah diberikan di awal pembelajaran. Kegiatan akhir dimulai dengan melakukan refleksi, menyimpulkan materi pembelajaran, memberikan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda berjumlah delapan buah soal, pemberian tindak lanjut serta mengakhiri pembelajaran dengan do’a dan salam penutup.

Pelaksanaan praktik pembelajaran kedua untuk mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa pada materi kelas VI tema 3 penemu yang mengubah dunia subtema 1 pembelajaran 1 muatan pelajaran Bahasa Indonesia tentang Teks Eksplanasi dan muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang komponen listrik dan fungsinya. Kegiatan pembelajaran dimulai dari kegiatan awal yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdo’a serta mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya untuk menanamkan sikap cinta tanah air siswa menyanyikan salah satu lagu wajib nasional yaitu “Maju Tak Gentar”, melakukan apersepsi tentang keadaan di lingkungan sekitar ketika sian hari dan malam hari, dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta materi yang akan dipelajari pada kegiatan inti pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa disajikan permasalahan berupa gambar proses penyaluran listrik dari pembangkit sampai ke pada konsumen disertai beberapa pertanyaan berkaitan dengan gambar tersebut. Siswa dikondisikan duduk secara berkelompok yang terdiri atas 5-6 siswa perkelompok. Siswa mencari informasi penting pada teks eksplanasi tentang penemu listrik dan mempresentasikan hasil kerja kelompok secara bergantian dari tempat duduknya masing-masing.

Kegiatan berikutnya siswa mengamati video pembelajaran tentang listrik dan mengerjakan lembar kerja yang kedua tentang komponen listrik dan fungsinya. Setelah kegiatan kedua selesai, untuk mengembalikan konsentrasi siswa dalam belajar saya mengajak siswa melakukan ice breaking “tepuk semangat”. Berikutnya siswa melanjutkan kegiatan membuat rangkaian listrik sederhana secara seri dengan melihat tutorial pembuatan rangkaian seri pada video yg disajikan di layar projector.

Setelah selesai melakukan percobaan membuat rangkaian, siswa memprentasikan hasil percobaan di depan kelas secara bergantian.

Berikutnya siswa diberikan penguatan mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada kegiatan penutup, saya melakukan kegiatan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, menyimpulkan materi pelajaran serta pemberian soal evaluasi dalam bentuk soal pilihan ganda berjumlah sepuluh buah soal.

Kemudian membahas soal evaluasi yang telah dijawab oleh siswa, dilanjutkan pemberian tindak lanjut serta mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan do’a dan salam penutup.

Berikut beberapa dokumentasi kegiatan siswa pada pelaksanaan pembelajaran aksi 1 dan 2.

(6)

PPL 1

Siswa membuat poster

Siswa menyajikan poster

PPL 2

Siswa mencari informasi penting pada teks eksplanasi

Siswa mempresentasikan hasil mencari informasi penting

(7)

Siswa menentukan komponen-komponen listrik beserta fungsinya

Siswa membuat rangkaian listrik seri

Siswa menyajikan hasil karya rangkaian seri

(8)

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?

Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?

Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

A. Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan

1. Siswa merasa senang dengan kegiatan belajar yang telah dilakukan dengan cara bekerja secara berkelompok karena pada kegiatan ini mereka belajar saling menghargai satu sama lain.

2. Siswa merasa senang terhadap hasil karyanya ketika membuat rangkaian seri sederhana dan lampunya menyala dengan baik.

3. Sebagian besar siswa merasa antusias dengan kegiatan percobaan sehingga ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas siswa selalu bertanya kapan melaksanakan pembelajaran dengan melakukan percobaan lagi.

4. Sebagian siswa sudah mulai menunjukkan sikap kritis dan berani untuk mengutarakan pendapat ketika belajar.

B. Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif?

Dengan melihat dari survei siswa yang diberikan setelah pelaksanaan PPL aksi 1 dan aksi 2 terdapat perbedaan hasil. Setelah pelaksanaan PPL aksi 2 hasil survei keaktifan siswa menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Keaktifan rata-rata siswa di atas 78%. Jadi, pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VI SDN 09 Pontianak Utara

C. Faktor yang menjadi faktor keberhasilan dan ketidakberhasilan dari stragtegi yang digunakan.

Faktor yang menjadi keberhasilan dari kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu perencanaan kegiatan pembelajaran yang matang, yang dilengkapi dengan bahan ajar yang diperoleh dari berbagai sumber, penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik siswa, terdapat LKPD yang sudah dipersiapkan dengan baik untuk proses pembelajaran serta instrumen pembelajaran yang lengkap sehingga memicu siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari dukungan semua pihak dimulai dari dosen pembimbing dan guru pamong, kepala sekolah, rekan guru, teman sejawat serta siswa kelas VI A SDN 09 Pontianak Utara yang telah bekerja sama dengan baik ketika proses kegiatan ini berlangsung. Adapun faktor yang menjadikan kurang sempurnanya keberhasilan kegiatan ini yaitu masih terdapat beberapa siswa yang kurang bisa bersosialisasi dengan baik dalam kegiatan kerja kelompok dan terlihat kurang aktif. Semoga dengan adanya pembiasaan cara belajar secara berkelompok dengan pemecahan masalah kedepannya dapat membuat siswa-siswa tersebut perlahan mulai aktif dalam proses pembelajaran.

D. Bagaimana respon orang lain terkait strategi yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat sekaligus sebagai guru kolaborator diperoleh hasil wawancara bahwa setelah

(9)

mengikuti kegiatan pendidikan profesi guru, perangkat pembelajaran yang saya buat jauh lebih baik dari sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran, proses pembelajaran yang dilaksanakan juga mengalami peningkatan dengan menggunakan berbagai media dan memanfaatkan teknologi di dalamnya. Sehingga hal tersebut memotivasi keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

E. Pembelajaran yang didapat dari seluruh proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan yaitu untuk dapat mengajar dengan baik kita perlu menganalisis permasalahan-permasalahan apa yang dialami siswa selama mengikuti proses belajar di kelas. Setelah permasalahan diperoleh perlu kita lakukan pengerucutan permasalahan berdasarkan urgen tidaknya permasalahan tersebut untuk segera ditangani. Langkah berikutnya cari alternatif solusi melalui berbagai sumber, buat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik dan matang kemudian laksanakan perencanaan tersebut sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Marilah kita terus belajar untuk meningkatkan kemampuan diri demi proses pendidikan yang lebih baik ke depannya.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hosnan. 2014. Pendekatan saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Yield to Maturity. Dengan hasil secara parsial proksi dari good corporate governance menunjukan hasil sebagai berikut: Secara parsial proksi dari good coorporate

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Modeling Efektif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Korban

Keanekaragaman tingkat spesies (jenis) adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara organisme yang tergolong dalam jenis yang berbeda, baik yang termasuk dalam satu famili

4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu

bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang retribusi pelayanan kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan

(1) Tubuh jantan dan betina berwarna kuning; (2) seta pada venasi pertama sayap depan tidak lengkap; (3) pronotum dengan satu pasang seta posteroangular yang panjang; (4) pola

“Alhamdulillah, dalam pelaksaan Hari Santri Nasional GP Ansor Labuhanbatu Selatan sudah melakukan komunikasi kepada semua pihak, terutama bapak Bupati dan Pemkab

Post (2011) menyebutkan beberapa manfaat bersyukur: memeiliki efek-efek kesehatan yang mendalam, menelurkan kebahagiaan, lima menit saja bersyukur dapat merubah sistem syaraf,