• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL OLEH: ILHAM ADI PITRA C121 14 033 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL OLEH: ILHAM ADI PITRA C121 14 033 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU LANSIA TERHADAP KESEHATAN DI DESA BONTO BANGUN KECAMATAN

RILAU ALE KABUPATEN BULUKUMBA

Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

PROPOSAL

OLEH:

ILHAM ADI PITRA C121 14 033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis lafaskan kecuali ucapan puji dan syukur ke hadirat Allah subhanah wa taala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia terhadap kesehatan di Desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba”, yang merupakan persyaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penyusunan skripsi ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan kerjasama dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi peneliti dapat diatasi. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.

2. Kusrini Kadar, S.Kp., Ns., MN., Ph.D selaku pembimbing satu yang selalu sabar dan senantiasa memberikan masukan dan arahan-arahan dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

(6)

vi A.Masyita Irawan S.Kep., Ns., MN., Ph.D selaku pembimbing dua yang juga selalu sabar dan memberikan arahan-arahan dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

3. Silvia Malasari, S.Kep., Ns., MN dan Nurhaya Nurdin, S.Kep., Ns., MN., MPH selaku tim penguji yang memberikan masukan dalam perbaikan skripsi ini.

4. Bapak saya (Udin) dan Mama saya (Jumria) serta Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa dukungan moril maupun dukungan materi demi kelancaran segala kebutuhan saya.

5. Kepada adik saya Idham Kurnia dan Nurfadila yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada kaka saya Desy Ana Hendra, Rudy, Marianti Ola, lita dan Abdul Kadir yang paling sabar mengahadapi saya dan memberikan peneliti saran dan masukan.

7. Pemerintah Kabupaten Bulukumba dan Kepala puskesmas Bonto Bangun beserta stafnya yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di wilayah Desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale.

8. Kepada sahabat-sahabat saya “RACING” (Fadhilatul Mar’ah, Swastika Fadia Amalina, Indah Gita Cahyani, Nur Rahma dan Siti Nastiti Deviyana) terima kasih atas kebersamaan, dukungan, bantuan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada teman-teman angkatan 2014 “CRANIAL Dan The Boys ” (Hakman Asfianto, Ade Syamsuryadi, Moh.Gifari, Bahri dan Andi Muh Ikhsan Jannatung, Risma, Siti Hadriyanti, Yulinar Syam, Andi Suriani Anesia Anggun Kinanti,

(7)

vii Nurfifi Sofiana, Kasma Yuliani dll) terima kasih atas kebersamaan, dukungan, motivasi, dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kepada teman-teman KKN-PK Angkatan 56 Desa Bontobulaeng (ka’Nana, Devina, Mariska, Aisyah Grindra, Sulfiana Arafah, Sumi, Fifi dan Andi Ana terima kasih atas kebersamaan, dukungan, motivasi, dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini

Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa membalas dan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, ada banyak salah dan kehilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran kepada semua pihak agar nantinya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Akhir kata, terima kasih dan mohon maaf atas segala salah dan khilaf.

Makassar, Oktober 2017

Ilham Adi Pitra

(8)

viii ABSTRAK

Ilham Adi Pitra. C12114033. “GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU LANSIA TERHADAP KESEHATAN DI DESA BONTOBANGUN KECAMATAN RILAU ALE KABUPATEN BULUKUMBA”, dibimbing oleh Kusrini Kadar dan A. Mayita Irwan.

Latar belakang : Lansia merupakan proses yang terjadi secara alami pada setiap individu dimana dalam setiap proses ini terjadi perubahan fisik maupun mental yang akan berpengaruh pada berbagai fungsi dan kemampuan tubuh yang pernah dimilikinya. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuhnya berbeda-beda, hal itu benar diketahui, tetapi ada yang menyatakan itu disebabkan oleh hormone setiap individu.Tujuan Penelitian : untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan prilaku lansia terhadap kesehatannya di desa Bonto Bangun kecamatan Rilau Ale kabupaten Bulukumba.Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, survey deskriptif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan perilaku lansia terhadap kesehatan di Desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74,1% responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 88,4% responden yang memiliki sikap yang baik dan 82,1% responden yang memiliki perilaku yang baik.Kesimpulan dan Saran : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang baik, mayoritas responden memiliki sikap yang baik dan lebih dari setengah responden memiliki perilaku yang baik. Sehingga diharapkan dapat dilakukan lebih ditingkatkan tentang pemberian penyuluhan kesehatan kepada lansia mengenai kesehatan.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Lansia Sumber Literatur : 40 literatur (2002-2017)

(9)

ix ABSTRACT

Ilham Adi Pitra. C12114033. "DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND

BEHAVIOR OF HEALTHY AGAINST HEALTH IN BONTOBANGUN VILLAGE ALEASE DISTRICT ALE REGENCY OF BULUKUMBA", guided by Kusrini Kadar and A. Mayita Irwan.

Background: Elderly is a process that occurs naturally to every individual where in each of these processes there are physical and mental changes that will affect the various functions and abilities of the body that once had. The speed of the aging process of each individual in his organs is different, it is well known, but some say it is caused by the hormone of each individual. Research Objectives: to know the description of knowledge, attitudes and behavior of the elderly to health in the village Bonto Bangun district Rilau Ale district Bulukumba.Method: The research design used is quantitative research, descriptive survey. This study aims to identify knowledge, attitudes and behavior of elderly to health in Bonto Bangun Village Rilau Ale District. Results: The results showed that 74.1% of respondents who have a good level of knowledge, 88.4% of respondents who have a good attitude and 82.1% of respondents who have good behavior. Conclusion and Suggestion: Based on the results of research indicates that more than half of respondents have good knowledge, the majority of

respondents have a good attitude and more than half of respondents have good behavior. So it is expected to do more improved about health education to the elderly about health.

Keywords: Knowledge, Attitude, Behavior and Elderly Sources of Literature: 40 literatures (2002-2017)

(10)

x PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : ILHAM ADI PITRA

Nim : C121 14 033

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi yang seberat- beratnya atas perbuatan tidak terpuji tersebut.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan sama sekali.

Makassar , 13 februari 2018

Yang membuat pernyataan

Ilham Adi Pitra

(11)

xi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Tinjauan Umum Tentang Lansia ... 5

B. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap kesehatan... 9

(12)

xii

C. Kesehatan ... 19

BAB III KERANGKA KONSEP ... 24

A. Kerangka Konsep ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN ... 25

A. Desain Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Alur Penelitian ... 28

E. Variabel Penelitian ... 29

1. Variable penelitian ... 29

2. Definisi Operasional ... 29

F. Instrumen Penelitian... 34

G. Pengolahan dan analisa data ... 35

H. Etika Penelitian ... 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 42

C. Keterbatasan Penelitian ... 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(13)

xiii DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian……….25 Bagan 4.1 Alur Penelitian………..29

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Responden ……….54

Lampiran 2 : Persetejuan Responden ………55

Lampiran 3 : Lembar Kusioner Peneliti ………56

Lampiran 4 : Master Tabel ……….61

(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Presentasi Lansia yang mengalami keluhan kesehatan

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Karakteristik Lansia Di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba ( n = 72)

Tabel 5.2 Distribusi Masalah Kesehatan Lansia Di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba (n= 72)

Tabel 5.3 Distribusi Pengetahuan,sikap dan perilaku Lansia terhadap Kesehatan di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba (n=72)

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah lansia di seluruh dunia mencapai 901 juta jiwa (Depertemen Sosial, 2015). Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebanyak 8,48%

menjadi 9,77% pada tahun 2015 (Muhith & Siyoto 2016). Memperkirakan jumlah lansia akan mencapai 11,34% dari seluruh penduduk Indonesia di tahun 2020.Peningkatan lansia di Sulawesi Selatan mencapai dua kali lipat dari tahun sebelumnya yaitu menjadi 9,9 juta jiwa. Menurut studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale terdapat 216 jumlah lansia di desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba pada tahun 2016. Jumlah penduduk usia lanjut semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup. Pada tahun 2015 angka haraapan hidup di Makassar mencapai 74,38 jiwa sedangkan di Kabuapten Bulukumba angka harapan hidup mencapai 66,73 jiwa Badan Pusat Statistik (BPS, 2015).

Peningkatan usia harapan hidup terjadi karena beberapa aspek seperti perbaikan pelayanan kesehatan dan pengaruh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang kedokteran (Kadar, 2013).

Lansia merupakan proses yang terjadi secara alami pada setiap individu dimana dalam setiap proses ini terjadi perubahan fisik maupun mental yang akan berpengaruh pada berbagai fungsi dan kemampuan tubuh yang pernah dimilikinya. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuhnya

(17)

2 berbeda-beda, hal itu benar diketahui, tetapi ada yang menyatakan itu disebabkan oleh hormone setiap individu. Orang beranggapan lansia sebagai semacam penyakit hal itu tidak benar karena menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari luar maupun dari dalam tubuh. Pada proses menua lansia mengalami perubahan-perubahan baik perubahan fisik pada sistem-sistem tubuh dan juga pada mental maupun psikologis (Nugroho, 2010).

Lansia merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia, dan semua orang berharap akan menjalani hidup masa tuanya dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama keluarga dengan penuh kasih sayang(Syamsudin, 2006). Masalah yang terjadi pada lansia diantara lain sakit gigi 2,48%, diare 3,05%, asma 11,09%, panas 17,83%, sakit kepala 19,52%, pilek 21,52%, batuk 33,89% dan lainnya 63,68% (Infodatin, 2013). Sedangkan menurut (Kemenkes, 2013) keluhan kesehatan lansia yang paling tinggi adalah keluhan yang merupakan efek dari penyakit kronis seperti asam urat, darah tinggi, rematik, darah rendah dan diabetes. Sedangkan menurut hasil wawancara dari petugas kesehatan di desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale keluhan kesehatan yang sering terjadi pada lansia diantaranyadiare, kulit dan gatal-gatal, thypoid, kebiasaan merokok, batuk dan pilek, asma, DM, hipertensi, nyeri sendi, pusing, letih dan lesu.

Fenomena yang didapatkan oleh peneliti dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan di desa Bontobangun, bahwa pengetahuan, sikap, perilaku lansia

(18)

3 terhadap kesehatan masih rendah dikerenakan lansia yang terdapat pada desa tersebut jarang mendapatkan informasi tentang masalah kesehatan. Kurangnya infornasi yang terkait dengan pemahaman lansia tentang kondisi kesehatannya, membuat peneliti tertarik untuk melihat bagaimana gambaran pengetahuan sikap dan perilaku lansia terhadap kesehatan di desa Bontobangun kecamatan Rilau Ale kabupaten Bulukumba.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah yang telah di jelaskan secara ringkas dari latar belakang memberikan dasar bagi peneliti karena tidak ditemukannya data mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kesehatan lansia sehingga peneliti bermaksud mengetahui “Bagaimana gambaran pengetahuan sikap dan perilaku lansia terhadap kesehatan di Desa Bontobangun Kabupaten Bulukumba?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan prilaku lansia terhadap kesehatannya di desa Bonto Bangun kecamatan Rilau Ale kabupaten Bulukumba.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

(19)

4 a. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan lansia terhadap kesehatan di desa Bonto Bangun kecamatan Rilau Ale kabupaten Bulukumba.

b. Untuk mengetahui sikap lansia terhadap kesehatan di desa Bonto Bangun kecamatan Rilau Ale kabupaten Bulukumba.

c. Untuk mengetahui perilaku lansia terhadap kesehatan di desa Bonto Bangun kecamatan Rilau Ale kabupaten Bulukumba.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu sumbangan ilmu pengetahuan dan bahan referensi serta bahan evaluasi khususnya dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku lansia terhadap kesehatan, sehingga dapat menjadi acuan dan tolak ukur di bidang pelayanan keperawatan.

2. Manfaat Aplikatif

Setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan untuk mengembangkan sumber daya manusia dibidang ilmu keperawaatan khususnya bagi peneliti sendiri dan petugas kesehatan mengenai lansia yang masih rendah pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kesehatan.

(20)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lansia 1. Definisi Lansia dan batasan lansia

a. Definisi

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bab I pasal I ayat 2, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas(Azizah, 2011).

Penuaan merupakan proses fisologis dalam kehidupan, dengan gambaran sebagai kondisi yang mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga beresiko terserang penyakit dan infeksi. Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik- biologik, mental maupun sosial ekonomis (Stanley & Beare, 2006).

Menurut WHO dan Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuhyang berakhir dengan kematian (Padila, 2013).

b. Batasan Lansia

(21)

6 Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

a) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun b) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun

c) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun d) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun 2. Tanda-Tanda Adanya Proses Penuaan

Pada dasarnya proses menua ditandai dengan berbagai perubahan(Nugroho W.

, 2009):

a. Perubahan perilaku dan masalah psikologis karena kehilangan pasangan hidup, ditinggal anak yang telah menikah, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran, adanya penyakit kronis atau degeneratif, mobilitas terbatas, kesepian, dan penghasilan berkuran.

b. Perubahan pada organ tubuh. Dimana pada sistem organ pada lansia rawan terkena penyakit diantaranya Diabetes Mellitus, stroke, gagal ginjal, kanker, hipertensi, dan jantung.

3. Masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada lansia

Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia akibat perubahan sistem, antara lain (Azizah, 2011):

a. Lansia dengan masalah kesehatan pada system pernafasan, antara lain penyakit paru obstruksi kronik, tuberkulosis, influenza dan pneumonia.

b. Lansia dengan masalah kesehatan pada system kardiovaskuler, antara lain Hipertensi. Penyakit jantung koroner.

(22)

7 c. Lansia dengan masalah kesehatan pada system neurologi, seperti cerebro

vaskuler accident.

d. Lansia dengan masalah kesehatan pada system musculoskeletal, antara lain:

faktur, osteoarthritis, rheumatoid arthritis, gout artritis, osteporosis.

e. Lansia dengan masalah kesehatan pada system endokrin, seperti DM.

f. Lansia dengan masalah kesehatan pada system sensori, antara lain: katarak, glaukoma, presbikusis.

g. Lansia dengan masalah kesehatan pada system pencernaan, antara lain:

ginggivitis/ periodontis, gastritis, hemoroid, konstipasi.

h. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem reproduksi dan perkemihan, antara lain: menoupause, inkontinensia.

i. Lansia dengan masalah kesehatan pada system integument, antara lain:

dermatitis seborik, pruitis, candidiasis, herpes zoster, ulkus ekstremitas bawah, pressure ulcers.

j. Lansia dengan masalah kesehatan jiwa, seperti demensia.

(23)

8 Tabel 2. 1

Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan (Mustari, Rachmawati, & Nugroho, 2014)

Kelompok Umur &

Jenis Kelamin Panas Batuk Pilek Asma Diare Sakit Lainnya Pra Lansia (umur 45-

59)

Perempuan 6,86 10,94 9,62 1,68 1,07 7,29 1,73

Laki-laki + Perempuan 7,45 12,29 10,53 1,69 1,12 6,21 1,90 Laki-laki 8,39 16,41 11,45 3,98 1,53 6,24 1,76

Perempuan 7,74 13,53 10,08 2,90 1,16 8,41 1,44

Laki-laki + Perempuan 8,06 14,94 10,75 3,43 1,34 7,35 1,60 Laki-laki 8,79 18,72 11,54 7,01 1,70 7,62 1,10

Perempuan 8,46 15,23 9,86 4,63 1,61 10,37 1,12

Laki-laki +

Perempuan 8,61 16,77 10,60 5,68 1,65 9,16 1,11

Laki-laki 9,72 21,64 11,84 8,96 2,13 9,27 1,11

Perempuan 9,03 16,43 9,54 4,88 2,23 10,26 0,84

Laki-laki +

Perempuan 9,31 18,56 10,48 6,55 2,19 9,85 0,95

Menurut Mustari, Rachmawati, & Nugroho (2014) usia 60-69 tahun, rentan mengalami masalah kesehatan seperti panas 8,06%, batuk 14,94%, pilek 10,75%, asma 3,43%, diare 1,34%, sakit kepala 7,35%, sakit gigi 1,60% dan penyakit lainnya 30,83.

4. Stressor Psikososial Pada Lansia

Permasalahan psikososial yang seringkali dihadapi lanjut usia seperti (Azizah, 2011):

1. Keadaan fisik lemah dan tidak berdaya, sehingga bergantung pada orang lain.

2. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.

(24)

9 3. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi

dan kondisi fisik.

4. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah meninggal atau pergi jauh dan atau cacat.

5. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah.

6. Belajar untuk memperlakukan anak yang besar sebagai orang dewasa.

7. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat, yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa.

8. Mulai merasakan kebahagian dari kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjut dan memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan lama yang berat dengan kegiatan yang lebih cocok.

Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk menanggulanginya.

Namun tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stressor tersebut, sehingga timbulah keluhan-keluhan antara lain berupa stres, cemas dan depresi.

B. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap kesehatan 1. Pengetahuan

(25)

10 a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetaahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo , 2014).

Notoatmodjo (2014), mengemukakan terdapat 6 tingkat pengetahuan, diantantaranya:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa buat tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit deman berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Misalnya orang memahami cara pemberantasan penyakit deman berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menutup,dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus

(26)

11 menutup, menguras, dan sebagainya, tempat-tempat penampungan air tersebut.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan program kesehatan di tempat ia bekerja atau dimana saja.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Misalnya dapat membedakan anatar nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Misalnya dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.

6) Evaluasi (evaluation)

(27)

12 Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Misalnya seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan & Dewi (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri seseorang antara lain:

1) Faktor Internal a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbangan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

c) Umur

(28)

13 Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

c. Pengatahuan lansia tentang kesehatan

Pengetahuan kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang lansia terhadap cara-cara memelihara kesehatan, pada dasarnya pengetahuan lansia tentang kesehatan lebih mengutamakan pelayanan kesehatan seperti dukun dibandingkan pelayanan di puskesmas atau rumah sakit. Pengukuran pengetahuan lansia adalah hal apa yang diketahui lansia atau responden terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan. Misalnya latihan/ olaraga, diet, sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresiko tinggi, spiritual dan psikososial.

2. Sikap

a. Definisi sikap

(29)

14 Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya) (Notoatmodjo 2014). Sikap adalah keadaan mental dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya (Widayatun, 2009). Jadi sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Melalui sikap kita dapat memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosial.

b. Komponen Sikap

Menurut Wawan & Dewi (2010) menyebutkan 3 komponen sikap yaitu:

1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyakut masalah isu atau problem yang kontroversial.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

(30)

15 terhadap pengaruh- pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif dismakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / beraksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

c. Tingkatan sikap

Menurut Notoatmodjo (2014) bahwa sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).

2) Menanggapi (responding)

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

3) Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan

(31)

16 orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Wawan & Dewi, (2010) bahwa faktor-faktor yang menpengaruhi sikap antara lain:

1) Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pemebentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa didasari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

4) Media Massa

(32)

17 Dalam pemberitaan surat kabar, radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisannya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan system kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

e. Sikap lansia terhadap kesehatan

Sikap terhadap kesehatan merupakan penelian atau pendapat orang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan yang sekurang-kurangnya mencakup 4 variabel yakni sikap terhadap penyakit, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan/ atau mepengaruhi kesehatan, sikap terhadap fasilitas pelayanan, dan sikap dalam menghindari kecelakaan. Sikap dapat diukur dengan bagaimana pendapat atau penilaian lansia atau responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat- sakit dan faktor yang terkait dengan faktor risiko kesehatan (Notoatmodjo 2014). Jadi sikap dalam kesehatan ini Misalnya latihan/ olaraga, diet,

(33)

18 sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresiko tinggi, spiritual dan psikososial.

3. PERILAKU a. Definisi Perilaku

Menurut Wawan & Dewi (2010) perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik didasari maupun tidak.

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandangan biologis makhluk hidup mulai dari tumbu-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, menangis, tertawa, menulis, membaca, dan sebagainya (Notoatmodjo 2014).

b. Bentuk perilaku

Menurut Wawan & Dewi (2010) bentuk perilaku terdiri dari 2 macam yaitu:

1) Bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.

(34)

19 2) Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara

langsung.

c. Perilaku lansia terhadap kesehatan

Tindakan hidup sehat atau praktik kesehatan adalah semua kegiatan orang untuk memilihara kesehatan. Perilaku lansia terhadap kesehatan jarang mengunjungi pelayanan kesehatan kerena status ekonomi, kecemasan saat bertemu dengan tenaga medis dan faktor kemalasan. Lansia pada dasarnya perilaku lansia terhadap kesehatan masih sangat memperhatingkan karena lansia pada umumnya masih lebih cenderung percaya kepada dukun dan obat-obat tradisional setempat di bandingkan kepada pelayanan kesehatan seperti tenaga medis. Perilaku lansia dalam merawat dirinya pada perilaku hidup bersih dan sehat masih perlu di tingkatkan (Kustantya & Anwar, 2014). Adapun peneliti yang ingin ketahui dari perilaku lansia diantaranya latihan/ olaraga, diet, sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresiko tinggi, spiritual dan psikososial.

C. Kesehatan

1. Definisi Sehat

Menurut undang-undang No. 23 Tahun 1992, yang dimaksud dengan sehat ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.

Sedangkan menurut World Health Organization (WHO, 2013) sehat adalah

(35)

20 keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan social yang tidak terbatas hanya pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Hal ini berarti kesehatan seseorang berperan penting untuk menunjang produktifitas orang tersebut dalam hidupnya.

2. Aspek kesehatan pada lansia a. Olahraga/ latihan fisik pada lansia

Aktif berolahraga merupakan bagian pola hidup sehat yang sebaiknya aktivitas fisik atau olahraga pada lansia beserta manfaatnya sehingga menjadikan sebagai individu yang mandiri, sehat dan tetap aktif. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energy untuk mengerjakannya, seperti berjalan, menari, mengasuh cucu, dan lain sebagainya. Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang serta ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani disebut olahraga. Manfaat olahraga pada lansia antara lain dapat memperpanjang usia, menyehatkan jantung, otot, dan tulang, membuat lansia lebih mandiri, mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi, dan memperoleh kepercayaan diri yang lebih tinggi (Karim, 2002). Sebagian lansia tidak mempunyai waktu untuk berolahraga. Sedangkan mereka yang ikut olahraga adalah yang fisiknya masih kuat dan faktor yang lain karena disalah satu posyandu tidak mengadakan program senam untuk lansia.

b. Diet/ pola makan pada lansia

(36)

21 Pola makan dapat diartikan sesuatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan juga ikut menentukan kesehatan bagi tubuh.

Hasil penelitian (Andria , 2013) pola makan lansia yang sering dikomsumsi harian untuk jenis makanan pokok adalah paling banyak nasi dan jagung; lauk pauk paling banyak adalah tahu, tempe,telur, ayam, ikan laut, ikan teri/asin dan ikan tawar; sayuran paling banyak adalah bayam, kangkung, daun singkong dan kacang panjang; buah –buahan paling banyak adalah pisang dan papaya;susu paling banyak adalah susu bubuk;

jajanan paling banyak adalah susu bubuk; jajanan paling banyak adalah kerupuk, gorengan, ubi-ubian rebus dan biscuit kemudian yang terakhir untuk jenis lain-lain paling banyak adalah garam, gula dan sirup.

c. pola tidur lansia

Hasil penelitian (Khasanah & Hidayati, 2012) mengatakan kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun. Gambaran kualitas tidur lansia dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kualitas tidur lansia buruk. Dan khususnya bagi tenaga kesehatan dapat megadakan terapi kelompok. Lansia yang kualitas tidurnya baik diminta bercerita mengenai kebiasaan tidurnya, sehingga dapat memberikan contoh bagi lansia yang lain. Tenaga kesehatan dapat memberikan contoh

(37)

22 tehnik relaksasi dan menyarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dapat meganggu tidur seperti kopi. Sedangakan hasil penelitian (Anwar, 2010) bahwa gangguan tidur pada`lansia selain karena factor usia, juga sangat bergantung pada kondisi psikologisnya, seperti penyesuaian diri dalam menghadapi realitas, perginya atau hilangnya orang yang dicintainya.

f. Jadwal kunjungan medical check up lansia

Hasil penelitian (Trihandini, 2007) Lansia yang medical check-up yang teratur dapat mempertahankan lansia untuk dapat aktif berdasarkan pengukuran aktifitas fisik dasar dan dibandingkan lansia yang tidak melakukan medical check-up. Dan setelah dikontrol dengan tingkat pendidikan formal, menderita penyakit kronis, merokok dan depresi.

g. Perilaku berisiko tinggi lansia terhadap kesehatan

Hasil penelitian (Dewi, 2013) bahwa pengetahuan dan sikap yang baik belum cukup untuk dapat merubah perilaku pasien DM, sehingga diperlukan intervensi lain seperti pemberian motivasi dengan membentuk tim motivator yang rutin memberikan motivasi kepada pasien. Sedangkan penelitian lain tentang risiko pada lansia (Rawasiah, Wahiduddin, &

Rismayanti, 2014) faktor risiko yang tidak dapat dikontrol seperti genetik, usia jenis kelamin, dan ras. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikontrol berhubungan dengan faktor lingkungan berupa perilaku atau gaya hidup seperti obisitas, kurang aktivitas, stress dan komsumsi makanan asin,

(38)

23 komsumsi makanan manis, komsumsi makanan berlemak dan komsumsi minuman berkafein yaitu kopi atau teh.

h. Spiritual lansia.

Hasil penelitian (Gultom, Bidjuni, & Kallo, 2016) bahwa lansia dengan tingkat depresi berat dikerenakan aktivitas spiritual dan sosial dari lansia yaitu rendah. Dan berharap agar para lansia dapat beraktivitas secara aktif agar memperoleh masa tua yang lebih baik, dengan bertambahnya aktivitas spiritual. Sedangakan hasil penelitian (Ramdani, 2015) bahwa kecerdasan spiritual Lansia berada dalam kategori tinggi.

Secara umum lansia sudah memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi. Kecerdasan spiritual yang dimiliki oleh lansia mengarah lansia dapat menghayati dan memaknai secara penuh kesadaran dan mendalam mengenai setiap pengalaman dalam hidupnya.

i. Psikososial lansia.

Hasil penelitian (Rusilanti, Kusharto, & Wahyuni, 2006) tidak ada perbedaan yang bermakna pada kondisi psikososial (mencakup kepuasan dan depresi). Namun ditemukan perbedaan yang bermakna pda aktivitas fisik dan perilaku kesehatan antar lansia. perbedaanlokasi pemukiman lansia berdasarkan kondisi social ekonomi dapat menyebabkan adanya perbedaan aktifitas fisik dan perilaku kesehatan pada lansia yang ada di masyarakat. Namun adanya dukungan keluarga, masyarakat, dan

(39)

24 pemerintah dapat menciptakan kondisi lanjut usia yang tidak terganggu aspek psikososialnya (hidup puas dan tidak depresi).

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan landasan teoritis yang

Pengetahuan

(40)

25 dikemukakan pada tinjauan pustaka, maka peneliti membuat kerangka penelitian sebagai berikut :

Bagan 3. 1 kerangka konsep penelitian

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, survey deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan perilaku lansia terhadap kesehatan di Desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale.

Kesehatan lansia

terhadap kesehatan Sikap

Perilaku

(41)

26

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bonto Bangun, Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba dan waktu penelitian dilaksanakan dari Bulan Oktober sampai dengan Bulan Desember 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah 216 lansia di desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale Kabuapaten Bulukumba (Data sekunder buku kunjungan lansia ke posyandu Januari-Desember, 2016).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probality sampling;simple random Sampling teknik ini digunakan untuk pengambilan sample secara acak sederhana dengan asumsi bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak dipertimbangkan dalam penelitian. Penelitian ini teknik pengambilan sample sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi (Dharma, 2011). Pada waktu melakukan pengambilan data awal lansia di desa Bonto Bangun kecematan

(42)

27 Rilau Ale kabupaten Bulukumba peneliti menemukan populasi yang berjumlah 216 lansia, serta memenuhi kriteria sample sebagai berikut :

n = N 1 + N(d)2 Keterangan

n = jumlah sample N = jumlah populasi

d = tingkat signifikasi (1%, 5%, dan 10%) n = N

1 + N(d)2 = 216

1+ 216 (0,05)2 = 216

1,54 = 144

Jadi kisaran besar sample berdasarkan rumus Slovin dalam penelitian adalah sebanyak 144 orang. Selanjutnya digunakan teknik simple random sampling untuk menentukan sample dari 144 orang tersebut. Peneliti akan menentukan responden dengan teknik lot ganjil genap dari 216 orang tersebut. Sehingga estimasi sampel adalah 144 orang.

a. Kriteria Inklusi

(43)

28 Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2015).

Kriteria inklusi dalam sample ini adalah sebagai berikut : 1) Bersedia menjadi responden.

2) Berusia 60 -74 tahun b. Kriteria eksklusi

1) Tidak mengalami tuna netra 2) Tidak dapat berkomunikasi

D. Alur Penelitian

Alur penelitian menguraikan persetujuan judul, izin pengambilan data, pengambilan data, penetapan sampel, pembuatan proposal, pengisian kuesioner, pengolahan dan analisa data, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan.

Permohonan izin pengambilan data awal

Pengambilan data awal (data sekunder)

Penetapan populasi di desa Bonto Bangun kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba N: 216

(44)

29 Bagan 4 1 Alur kerja penelitian

E. Variabel Penelitian

1. Variable penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan perilaku.

2. Definisi Operasional

a. Karakteristik responden 1) Usia

Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

a) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun b) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun

Penetapkan sample (probability sampling : simple random sampling ) n: 144

Memberikan Informed consent, termasuk menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian

Mengola data dan analisa data

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Pengambilan kode etik untuk meneliti

(45)

30 c) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun

d) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun e) Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan petanda gender seseorang yaitu laki-laki dan perempuan diukur secara nominal.

f) Status pernikahan

Status atau keadaan dimana ada tidaknya pasangan hidup responden yang terikat perkawinan. Kategori status pernikahan yaitu : 1) Belum menikah

2) Menikah 3) Duda/Janda

g) Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari. Menurut Notoatmodjo (2012) jenis pekerjaan dibagi menjadi :

a. Buruh/tani b. PNS c. Pensiunan d. Wiraswasta e. IRT

(46)

31 f. Tidak bekerja

h) Pendidikan

Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan oleh responden. Tingkatan pendidikan menurut Undang- Undang No 20 Tahun 2003 adalah :

a. SD b. SMP c. SMA

d. Pendidikan Tinggi 2) Pengetahuan

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah kemampuan responden untuk mengetahui informasi tentang kesehatan. Misalnya latihan/olahraga, diet, sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresiko tinggi, spiritual dan psikososial.

3) Pengetahuan

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah kemampuan responden untuk mengetahui informasi tentang kesehatan.Misalnya latihan/olahraga, diet, sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresiko tinggi, spiritual dan psikososial.

Pengetahuan lansia dinilai berdasarkan lembar kuesioner yang diberikan dengan 10 pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak dengan skala guttman yang dibuat oleh peneliti dengan mengadopsi pertanyaan-

(47)

32 pertanyaan dari kuesioner dan tiap item pertanyaan jika benar bernilai 1, jika pertanyaan salah akan bernilai 0. Nilai tertinggi bernilai 1 dan nilai terendah bernilai 0. Dan peneliti nantinya akan memandu lansia dengan berbahasa daerah setempat.

Krieteria Objektif :

Baik bila jawaban responden : ≥ 5

Kurang baik bila jawaban responden : < 5 Skala : Guttman

4) Sikap

Secara operasional, sikap tindakan yang merupakan respon reaksi dari sikapnya terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa atau situasi (Ali, 2008). Dalam hal ini, sikap lansia terhadap kesehatan.Misalnya latihan/ olaraga, diet, sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresiko tinggi, spiritual dan psikososial.

Penilaian sikap lansia dinilai berdasarkan lembar kuesioner yang berisikan 7 pernyataan tentang kesehatan lansia, dengan jawaban setuju atau tidak setuju. Dengan skala Guttman dan jika responden menjawab pertanyaan benar dari 4 pertanyaan maka lansia tersebut akan mendapatkan sikap terhadap kesehatan baik. Kuesioner sikap tentang lansia peneliti buat sendiri dengaan menurut teori yang ada.Tiap item pertanyaan jika setuju bernilai 1, jika pertanyaan tidak setujuakan

(48)

33 bernilai 0. Dan peneliti akan memandu responden dengan menggunakan bahasa setempat.

Kriteria Objektif:

Baik bila skor responden: ≥ 3,5 Cukup bila skor responde: <3,5 Skala: Guttman

5) Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan atau perilaku adalah satu kegiatan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang memiliki bentang sangat luas, mencakup: berjalan, berbicara, bekerja, berpakaian dan sebagainya.Misalnya latihan/ olaraga, diet, sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresiko tinggi, spiritual dan psikososial.

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dengan metode skala likert berisi 7 pertanyaan yang dapat di jawab dengan tanda (√) pada kolom tidak pernah, jarang, kadang-kadang dan sering.

Baik bila skor responden: ≥ 16 Cukup bila skor responden: < 16 Skala : Likert

(49)

34

F. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan pada penelitian ini untuk mengumpulkan data menilai data dari responden, instrument yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar kuesioner.

1. Lembar kuesioner

Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah lembar kuesioner untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale. Lembar kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis yang dibagikan kepada responden untuk mengumpulkan data. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner untuk menilai Knowledge, Attitude and Practice on Self-care Questionnaire (Bahasa Version)milik A. Masyita Irwan, S.Kep., Ns.,

MN.,Ph.D dan kemudian dimokdifikasi oleh peneliti.

Kuesioner yang memuat tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang lansia ini, menggunakan pertanyaan tertutup dengan penggunaan skala guttman dan skala likert. Skala Guttman yaitu bersifat tegas dan konsiten seperti jawaban yang terdapat pada kuesioner yaitu ya atau tidak, setuju atau tidak setuju. Sedangkan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kuesioner untuk pengetahuan, sikap dan

(50)

35 perilaku masing-masing terdiri atas 10, 7 dan 8 pertanyaan. Dimana dalam setiap item pertanyaan, jawaban benar dengan pertanyaan positif (favorable) akan memperoleh nilai 1 sedangkan apabila responden menjawab dengan salah dengan pertanyaan negative (unfavorable) maka akan memperoleh nilai 0.

G. Pengolahan dan analisa data

1. Pengolahan data

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data, melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing

Editing merupakan proses pemeriksaan data yang telah dikumpulkan

melalui kuisioner. Hal ini dilakukan untuk melihat jawaban dalam lembar kuisioner sudah baik untuk diproses atau belum, sehingga bila terdapat kekurangan segera dilengkapi.

b. Coding

Setelah penyuntingan dilakukan pengkodean atau coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding ini sangat berguna dalam analisis data.

c. Memasukkan data (Processing)

(51)

36 Data yang sudah dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program komputer. Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk memasukkan data penelitian adalah SPSS 22 for Windows.

d. Pembersihan data (Cleaning)

Cleaning dilakukan apabila semua data telah dimasukkan, hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan dalam pengkodean kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi.

2. Analisa data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode statistic pada salah satu program komputer. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini dalah analisa univariat yang dilakukan terhadap tiap-tiap variable penelitian untuk tampilan distribusi frekuensi.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, terdapat banyak hal yang harus diperhatikan salah satu yang terpenting adalah etika. Menurut Komite Nasional Etik Penelitian Kesehatan (2011), bahwa dalam melakukan penelitian, peneliti perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatan jiwa manusia, keluarga dan masyarakat yang bersangkutan. Ketetapan mengenai prinsip dasar penerapan etik kesehatan meliputi:

1. Respect for person (menghormati harkat dan martabat manusia)

Peneliti harus mampu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian dalam memperoleh suatu informasi berdasarkan tujuan peneliti. Selain itu,

(52)

37 peneliti juga harus memberikan kebebasan kepada subjek penelitian untuk memberikan informasi atau tidak. Peneliti dalam hal ini menghormati harkat dan martabat subjek penelitian serta peneliti harus mempersiapkan formulir persetujuan subjek (informed consent).

Hal ini bertujuan agar subjek penelitian mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta komponen yang akan diteliti selama penelitian atau pengumpulan data. Jika subjek bersedia di teliti maka harus menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dan jika subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan kerahasiaan informasi akan dijamin oleh peneliti

2. Justice (Prinsip etik keadilan)

Responden dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan yang sama selama proses penelitian berlangsung. Memperlakukan partisipan secara adil dan terbuka, serta mempunyai hak yang sama. Kerahasiaan data dan informasi akan dijaga.

3. Beneficence dan non maleficence (prinsip etik berbuat baik)

Pelaksanaan prosedur penelitian untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat, meminimalkan dampaknya bagi partisipan penelitian dan menjelaskan keuntungan dan manfaat yang didapatkan partisipan serta meminimalkan resiko yang terjadi.

(53)

38 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai hasil dan pembahasan penelitian tentang gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku lansia terhadap kesehatan di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Pengambilan data dilaksanakan mulai 29 Desember 2017 – 6 Januari 2018. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Data diperoleh menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi dan lembar observasi yang diisi langsung oleh peneliti.

Populasi sebanyak 216 dengan metode deskriptif dengan pendekatan observasional dan teknik simple random sampling dengan rumus slovin sehingga didapatkan sampel sebanyak 144 orang. Namun peneliti mendapatkan sampel dengan nilai estimasi sebanyak 112 orang.

(54)

39 Peneliti mengindentifikasi data dan melakukan teknik Simple Random Sampling yaitu mengurutkan nama lansia no urut 1 sampai 216 kemudian peneliti

mengacak ganjil genap sehingga sampel sebanyak 144 lansia. Kemudian untuk menentukan responden yang akan terlibat, peneliti lalu memberikan penjelasan penelitian kepada responden. Peneliti meminta izin kepada responden untuk menandatangani lembar persetujuan responden yang disertakan dengan lembar kuesioner. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat. Analisis univariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi pervariabel untuk melihat gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia terhadap kesehatan berdasarkan karakteristik responden. Hasil penelitian sebagai berikut :

Analisa Univariat : 1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Karakteristik Lansia Di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba ( n = 112)

Karakteristik Frekuensi (n) Presentasi (%)

Usia

60-74 tahun 80 21,4

75-90 Tahun 30 26,8

> 90 tahun 2 1,8

Jenis kelamin

Perempuan 61 54,5

Laki-laki 51 45,5

Status perkawinan

Menikah 72 64,3

Tidak menikah 4 3,6

Duda/ janda 36 32,1

Pekerjaan

Pensiunan 14 12,5

Petani 37 33,0

Wiraswasta 9 8,0

(55)

40

Berkebun 4 3,6

Lain-lain 48 42,9

Pendidikan terkahir

SD 36 32,1

SMP 7 6,3

SMA 7 6,3

Perguruan Tinggi 11 9,8

Lain-lain 51 45,5

Tinggal dengan

Keluarga 99 88,4

Pasangan 9 8,0

Sendiri 4 3,6

Sumber : Data Perimer, 2018

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada usia (60-74 tahun) dengan jumlah sebanyak 80 orang (71,4%), lebih dari setengah responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 61 orang (54,5%), mayoritas responden memiliki status pernikahan menikah sebanyak 72 orang (64,3%), mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 48 orang (42,9%), lebih dari setengah responden memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar sebanyak 36 orang (32,1%), sementara mayoritas responden tinggal dengan keluarga sebanyak 99 orang (88,4%).

Tabel 5.2Distribusi Masalah Kesehatan Lansia Di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba (n= 112)

Masalah Kesehatan Frekunsi (n) Persentasi (%)

Susah tidur 3 2,7

Terbangun dengan kepala pusing 1 9

(56)

41

Pegal-pegal 14 12,5

Gemetar 8 7,1

Nyeri punggung bawah 10 8,9

Nyeri sendi 33 29,5

Pengllihatan kabur 20 4,2

Diare 7 6,3

Flu dan deman 16 14,3

Lain-lain 0 0

Alasan ke puskesmas/ rumah sakit atau klinik terdekat

Berobat 111 99,1

Konsultasi 1 9

Tidak pernah 0 0

Saat mengalami keluhan kesehatan, kemana lansia pergi

Rumah sakit 1 9 Puskesmas

Posyandu Dukun

Lain-lain

99 11 1 0

88,4 9,8

9 0 Jika ingin ke sarana kesehatan, transportasi yang

digunakan lansia

Jalan kaki 10 8,9

Ojek/ becak 0 0

Pete-pete 69 61,9

Kendaraan pribadi 33 29,5

Lama perjalanan lansia ke sarana kesehatan

15-30 menit 4 3,6

30-60 menit 0 0

< 15 menit 108 96,4

> 1 jam 0 0

Sumber : Data Primer, 2018

Dari tabel 5.2 menunjukkan bahwa mayoritas masalah kesehatan pada lansia di Desa Bontobangun yaitu nyeri sendi sebanyak 33 orang (29,5%). Sebanyak 111 (99,1%) responden mengungkapkan alasanya mengunjungi puskesmas, rumah sakit dan klinik terdekat adalah untuk berobat. Puskesmas merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi lansia yakni sebesar 99 orang (88,4%), dan transportasi yang paling banyak digunakan oleh lansia adalah pete-pete (angkutan umum) sebanyak 69 orang (61,9%). Lama perjalanan yang ditempuh oleh 108 (96,4%) lansia menuju sarana kesehatan adalah <15 menit.

(57)

42 2. Pengetahuan, sikap dan perilaku lansia terhadap kesehatan

Tabel 5.3Distribusi Pengetahuan,sikap dan perilakuLansia terhadap Kesehatan di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba (n= 112)

Variabel Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%)

Pengetahun Baik 83 74,1

Kurang baik 29 25,9

Sikap Baik 99 88,4

Cukup 13 11,4

Perilaku Baik 92 82,1

Cukup 20 17,9

Sumber : Data Perimer, 2018.

Berdasarkan tabel 5.3, lansia di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba sebagian besar menunjukkan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan yakni sebanyak 83 orang (74,1%), Sebagian besar menunjukkan sikap yang baik terhadap kesehatan yakni sebanyak 99 orang (88,4%) dan mayoritas menunjukkan perilaku yang baik terhadap kesehatan yakni sebanyak 92 orang (82,1%).

B. Pembahasan

Hasil penelitian yang telah diuraikan, membahas secara sistematis hasil dari data univariat tentang gambaran pengetahuan,sikap dan perilaku kesehatan lansia di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Adapun sistematis pembahasan terdiri dari dua bagian yaitu pembahasan hasil dan keterbatasan penelitian.

Penelitian ini melibatkan responden sebanyak 112 orang Lansia. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran pengetahuan lansia tentang kesehatan, sikap lansia tentang kesehatan, perilaku lansia terhadap kesehatan dan

(58)

43 pengetahuan kesehatan lansia berdasarkan karekteristik lansia di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Berikut ini peneliti akan membahas pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia terhadap kesehatan di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

1. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku terhadap Kesehatan Lansia di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba

a. Pengetahuan Kesehatan Lansia di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba

Pengetahuan Lansia yang di Desa Bontobangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba hasil pengetahuan yang didapatkan baik sebanyak 83 orang (74,1%). Sedangkan untuk lansia yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 29 orang (25,9%).

Pengetahuan kurang baik yang peneliti dapatkan dari Desa Bontobangun. Dari hasil penelitian yakni lansia jarang mengikuti kegiatan posyandu dibandingkan dengan lansia yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai kesehatan setelah mengikuti kegiatan di Posyandu lansia. Pengetahuan lansia di desa Bontobangun yakni baik karena banyak dari anak atau cucu mereka yang merupakan tenaga kesehatan, Sehingga lansia megetahui banyak tentang kesehatan dan lansia pada desa tersebut aktif dalam mengikuti kegiatan di Posyandu lansia setiap bulan. Berbanding terbalik dengan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pemaparan hasil wawancara dan observasi yang didapatkan peneliti sebagaimana di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa seorang yang pertama kali

Susanto (1985:13), Fujisaka (1993:271), Pretty (1995:320) menemukan penyebab para petani menolak teknologi inovasi adalah: (1) Teknologi yang direkomendasikan seringkali

Sehubungan dengan telah selesainya hasil Penelitian, dari mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yaitu

Proposal skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan

sumbangan disiplin ilmu lain, Sosiologi Komunikasi juga memiliki objek kajian8. yang terbuka luas setiap saat, seirama dengan cepatnya

Melakukan evaluasi pelaksanaan Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan kegiatan Puskesmas berdasarkan realisasi program kerja dan realisasi program

Satu hal yang dapat dilakukan adalah segera meratifikasi CISG 1980 terutama apabila dikaitkan dengan momentum Masyarakat ASEAN (ASEAN Community). Terhitung

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan oleh sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: bahwa