• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penting tahu struktur jaringan:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penting tahu struktur jaringan:"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU PENYAKIT MULUT 1

LESI PUTIH DAN LESI BUKAN PUTIH Yuniardini S Wimardhani

(2)

HUBUNGAN GAMBARAN STUKTUR

MIKROSKOPIS DAN GAMBARAN KLINIS

Wood, 1997

Kemampuan mendeteksi kelainan di rongga mulut dan sekitarnya BUTUH pengetahuan yang kuat dan menyeluruh tentang keadaan/status normalnya.

Untuk memahami arti sebuah tampilan klinis suatu kelainan, perlu pengetahuan tentang apa yang terjadi pada struktur ybs secara mikroskopis.

(3)

Jaringan Penyusun Mukosa Oral dan Perioral:

1. Jaringan epitel (statified squamous epithelial lining, mucous, serous, sebaceous glandular units, enamel)

2. Jaringan ikat ( fibrous, adipose, loose connective tissue, muscle (smooth, skeletal), nerves, cartilage, bone, dentin, cementum, dental pulp)

Loose connective tissue : blood and lymphatics vessels, nerves, adipose, myxomatous tissue, sparse fibrous tissue, reticular fibers/precollagen fibers, elastic fibers,

undifferentiated mesenchymal cells, blast cells of many varieties.

(4)

Penting tahu struktur jaringan:

Pemeriksaan fisik dapat terbantu sekali jika kita tahu:

struktur jaringan tersebut

sifat jaringan tersebut

keterkaitan dengan struktur lain (keadaan normal dan jika ada kelainan)

karakteristik jaringan pada saat palpasi

(5)

PERBANDINGAN SECARA KLINIS JARINGAN MUKOSA MULUT YANG NORMAL/VARIASI NORMAL/PERUBAHAN (ABNORMAL).

Visual

a. kontur: kenali kontur normal D/ kelainan b. warna:

pink (warna normal krn epitel squamous stratified semitransparan, terdapat variasi warna karena perbedaan ketebalan lapisan epitel atau lebih sedikitnya vaskularisasi dan padatnya komponen kolagen).

putih (variasi normal, keadaan patologis)

(6)

merah (menipisnya lapisan epitel, peningkatan vaskularisasi, kerusakan sebagian komponen kolagen jaringan subepitel).

kuning (banyaknya jaringan lemak di bawah membran basalis, c/ fordyce’s granules).

coklat /hitam (terjadi karena adanya melanin, hemosiderin, logam berat, atau kumpulan

cairan bening)

PERBANDINGAN SECARA KLINIS JARINGAN MUKOSA MULUT YANG NORMAL/VARIASI NORMAL/PERUBAHAN (ABNORMAL).

(7)

c. tekstur dan permukaan (normal: halus dan

mengkilap, kecuali : rugae dan attached gingiva)

permukaan suatu keadaan patologis :

halus/papilomatous/ulserasi/erosi/keratinisasi, nekrotik

PERBANDINGAN SECARA KLINIS JARINGAN MUKOSA MULUT YANG NORMAL/VARIASI NORMAL/PERUBAHAN (ABNORMAL).

(8)

Palpasi

a. Temperatur

b. Mobilitas

c. Perluasan

d. Konsistensi

e. Ketebalan jaringan

f. Indurasi

g. Ukuran dan bentuk

h. Fluktuasi

PERBANDINGAN SECARA KLINIS JARINGAN MUKOSA MULUT YANG NORMAL/VARIASI NORMAL/PERUBAHAN (ABNORMAL).

(9)

ALUR PROSEDUR DIAGNOSIS

(10)

PEMERIKSAAN SUBJEKTIF (HISTORY TAKING)

Tujuan

memulai hubungan yang baik dokter-pasien

mendapatkan informasi yang cukup untuk mencapai diagnosis sementara

mendapatkan keinginan pasien

(11)

PEMERIKSAAN SUBJEKTIF (HISTORY TAKING)

Pemeriksaan subjektif :

data individual masalah pasien

seringkali merupakan komponen yang penting untuk mencapai diagnosis klinis

auto/allo anamnesa

kadang perlu penterjemah

(12)

PEMERIKSAAN SUBJEKTIF (HISTORY TAKING)

Tahap pemeriksaan subjektif :

1. Fase perkenalan singkat (sapa, perkenalkan diri anda, ice breaking, data biografi: nama, jenis

kelamin, alamat, telepon, pekerjaan, nama dokter/

dokter gigi)

2. Keluhan utama (catat sesuai urutan keparahan)

3. Pertanyaan terstruktur (riwayat keluahan saat ini, riwayat kesehatan umum/kesgi/keluarga/sosial)

(13)

PEMERIKSAAN OBJEKTIF

(PHYSICAL EXAMINATION)

Tahap:

Observasi keadaan umum

Pemeriksaan ekstra oral ( kepala, wajah, leher, mata, bibir, kel limfe, kel saliva, TMJ, otot

mastikasi)

Pemeriksaan intra oral ( mukosa, lidah, dasar mulut, palatum keras/lunak, tenggorokan, kel saliva,

aliran saliva, jar periodontal, geligi)

(14)

DIAGNOSTIC SEQUENCE

Wood, 1997

1. Detection and examination of patient’s lesion

2. Examination of patient’s chief complaints, onset and course.

3. Reexamination of lesion

4. Classification of lesion

5. Listing possible diagnoses

6. Developing differential diagnosis

7. Developing working diagnosis (operational/tentative diagnosis or clinical impression)

8. Formulating final diagnosis (proved by biopsy, culture and/or response to treatment)

(15)

Lesi Jaringan Lunak

Merah (tunggal, menyeluruh, lesi merah lidah)

Putih (keratotik atau nekrotik)

Merah dan Putih

(16)

Lesi Merah

Tunggal/Soliter

Erosi/makula traumatik

Purpura

Lesi radang dengan hiperplasia

Ulserasi dengan halo merah

Lesi chemical/thermal burns

Erythroplakia, Ca in situ

Candidiasis (atrofik,denture stomatitis,angular cheilitis)

Hemagioma

Kaposi’s Sarcoma

(17)

Lesi Merah

Menyeluruh/Multipel

Bechet’s Syndrome

Primary herpetic gingivostomatitis

Erosive LP

EM

Benign MMP

Pemphigus

Radiation/Chemotherapy mucositis

Lupus Eritematosus

(18)

Lesi Merah

Lidah

Median Rhomboid Glossitis

Geographic tongue

Defisiensi nutrisi

Xerostomia

(19)

Lesi Putih

Keratotik

Leukoedema

Linea alba

Nicotine stomatitis

Tobacco related lesions

LP dan Lesi Lichenoid

Geographic tongue

Papiloma

OHL

Candidal Leukoplakia

White Sponge Nevus

(20)

Lesi Putih

Leukoedema

Linea alba

Nicotine stomatitis

Tobacco related lesions

LP dan Lesi Lichenoid

Geographic tongue

Papiloma

OHL

Candidal leukoplakia

Traumatic ulcers

Chemical burns

ANUG

Candidiasis

Keratotik Sloughing/Pseudomembran/nerotik

Referensi

Dokumen terkait

Spesi"en untu pearnaan dapat diperoleh dari sinus atau +iopsi aspirasi.. aureus dan Streptococcus pyogenes group

Judul Artikel Publikasi : Semangat Juang Tokoh dalam Novel Tentang Kamu Karya Tere Liye: Pendekatan Psikologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar.

Kondisi cuaca permukaan (P, T, Rh) di daerah sasaran pada tiap kali kegiatan modifikasi cuaca adalah dengan tekanan udara yang relatif lebih rendah, suhu udara yang cukup

Mengatur tegangan pada suatu titik simpul dalam sistem akan lebih mudah apabila di titik tersebut ada sumber daya reaktif yang bisa diatur, hal ini juga

Aspek internal adalah analisis terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi pelaksanaan program yaitu : kekuatan (Peran pihak yang terlibat dalam pengembangan

Dapat juga dikatakan dengan bahasa lain bahwa keputusasaan adalah prakondisi manusia sebelum menuju tahap eksistensi religius yang sebenarnya.. Memang pada dasarnya

SISTEM DRAINASE BAWAH TANAH SERTA ANALISA EKONOMI PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT D I LOKASI

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1) Objek penelitian kurang luas karena dilakukan hanya dalam satu wilayah yaitu Pusat Grosir Solo, untuk itu peneliti selanjutnya