• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 2020 disambut dengan adanya kejutan besar secara global terutama di negara Indonesia yaitu pandemi virus Covid-19. Pada awal Maret tahun 2020 khususnya di negara Indonesia mengonfirmasi kasus pertama infeksi virus corona disebabkan oleh Covid-19. Pemerintah Indonesia tidak dapat memberlakukan Lock Down seperti di beberapa negara lain di dunia. Dengan demikian ada berbagai upaya dalam penanggulangan lain yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk meredam dampak dari situasi pandemi Covid-19 yang dapat mempengaruhi hampir seluruh sektor yang terkena dampaknya. Salah satu sektor yang mengalami dampak sangat serius akibat pandemi virus Covid-19 adalah sektor ekonomi. Hal ini akibat dari pembatasan aktivitas masyarakat atau disebut sebagai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang sangat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian akan berimbas pada perekonomian (Rizal, 2020).

Dampak dari himbauan terhadap pembatasan sosial ini akan menyebabkan sebagian besar toko – toko seperti pusat perbelanjaan harus menutup beberapa usaha mereka dan restoran yang hanya memberikan layanan take away atau dibawa pulang. Berdasarkan beberapa laporan riset terbaru dari DBS Group Research yang menyatakan bahwa di dalam kondisi seperti ini akan membawa harapan baru bagi supermarket dan minimarket karena masyarakat pun akan berlomba – lomba berbelanja di supermarket hingga minimarket karena masyarakat pun akan mengarah kepada supermarket hingga minimarket dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari mereka (Kumparan, 2020). Di sisi lain berdasarkan pandangan dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), menyatakan bahwa dalam penjualan ritel modern pada saat mengadakan acara di saat bulan Ramadan dan Lebaran pada tahun ini sangat terpukul dan mengalami penurunan omzet yang sangat signifikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Penurunan ini termasuk ke dalam setiap sektor retail modern seperti sektor consumer good yang mengalami penurunan

(2)

2

Gambar 1.1 Grafik Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Dari Tahun 2018 – 2020 per Triwulan Berdasarkan Harga Dasar 2010

omzet 5% - 6% akan tetapi untuk sektor fesyen mengalami penurunan sampai dengan 98% dari omzet beberapa tahun yang lalu. Hal ini merupakan dampak dari dirumahkannya karyawan baik dengan pola yang diterapkan yaitu Work From Home atau kerja dari rumah (Ekonomi Bisnis, 2020). Sebelum pandemi Covid –

19, sektor ini mengalami trend yang positif. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan periode 2018 -2019 menunjukkan pertumbuhan industri ritel modern, khususnya konsumsi barang kebutuhan sehari – hari atau fast moving consumer goods (FCMG) terlihat sangat menggembirakan yakni sebesar 6,6%, format

minimarket tumbuh 12,1%, format supermarket dan hypermarket -6,8% (RCTI Plus, 2020).

Sumber: BPS, 2020

Berdasarkan gambar 1.1, semakin terlihat bagaimana terjadi penurunan di tahun 2020 untuk pengeluaran PDB (Produk Domestik Bruto) di sektor konsumsi rumah tangga. Terlihat dari tahun 2017 sampai tahun 2019 pada setiap triwulan I sampai dengan triwulan IV terus mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2019.

Sehingga dampak dari pandemi virus Covid-19 pada pengeluaran yang dilakukan pada sektor rumah tangga akan benar – benar terasa. Masyarakat Indonesia tidak lagi menjadi masyarakat yang semakin konsumtif dan lebih baik untuk menyimpan

(3)

3 atau menabung uang yang mereka miliki sebagai salah satu bentuk aksi untuk berjaga – jaga dari dampak pandemi virus Covid – 19 yang belum memberikan tanda – tanda akan berakhir (Industri Kontan, 2020).

Perubahan perilaku konsumsi ini tentu saja berdampak langsung terhadap perusahaan ritel. Perusahaan Ritel atau pengecer merupakan suatu sistem pemasaran dalam produk yang di mana transaksi penjualannya langsung ditujukan kepada konsumen. Nama lain yang biasanya dikenal dalam dunia bisnis sebagai B2C (Business to Consumen) yang di mana konsumen sebagai pihak terakhir yang akan menggunakan produk tersebut dan tidak akan dijual kembali (Firmansyah, 2018). Selain itu, di dalam bisnis retail mempunyai tujuan untuk melakukan aktivitas penyimpanan persediaan produk dan menyediakan jasa supaya dapat memperoleh barang dengan sangat mudah. Menurut Weits, ada beberapa tujuan dalam bisnis retail seperti memberikan pilihan – pilihan produk ke konsumen dengan cara menciptakan tersedianya pilihan produk yang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen kemudian unit lebih kecil atau sederhana dengan cara memberikan penawaran produk maupun jasa pelayanan dalam bentuk unit yang cukup kecil sehingga memungkinkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya selain itu adanya ready exchange of value dengan menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk dan transaksi jual beli dengan mengadakan transaksi jual beli kepada para konsumen untuk memperlancar kegiatan ekonomi (Questibrilia, 2019).

Di Indonesia, pada dasarnya terdapat dua jenis bisnis ritel yang terdapat yaitu ritel tradisional dan ritel modern. Berdasarkan pernyataan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey, menegaskan bahwa pertumbuhan minimarket di atas 15% per tahun bahkan beliau menambahkan per tahun minimarket bisa membuka sebesar 1.000 gerai. Data perkembangan bisnis ritel di Indonesia mengarah ke arah kenaikan setiap tahunnya.

Pada tahun 2019 data perkembangan ritel di Indonesia diperkirakan akan menyentuh angka Rp 256 triliun atau tumbuh sebesar 10% dibandingkan tahun 2018 lalu. Di Indonesia sendiri, bisnis ritel yang mengalami pertumbuhan yang pesat adalah bisnis modern dengan dilihat dari grafik perkembangan omzet ritel modern yang dinyatakan oleh AC Nielsen sebagai Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia di Media Data yaitu menyatakan pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia

(4)

4 pada tahun 2004 sejumlah 26,96%, yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan department store sebesar 5,45%. Kemudian meningkat di tahun 2005 sebesar 31,86% hingga pada tahun 2008 pertumbuhan ritel di Indonesia yang mencapai 66,45% (Fitriani, 2019). Pada tahun 2020, Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) yaitu Roy N Mandey mangatakan penurunan angka pertumbuhan industri ritel secara nasional bisa melampaui capaian tahun lalu dikarenakan berbagai kendala dan peristiwa sempat membuat penjualan ritel drop. Menurut beliau ada dua kejadian yang cukup berdampak besar dan memukul sektor bisnis ritel adalah peristiwa banjir di awal tahun 2020 dan wabah corona. Kasus Banjir yang besar terutama di wilayah Jakarta pada malam tahun baru membuat cukup besar mal berhenti untuk beroperasi selain itu di akhir bulan Januari 2020 diikuti dengan wabah corona di macam negara yang kemudian mewabah ke negara Indonesia. Penurunan pertumbuhan tahun lalu sekitar 8,5 – 9 persen dan berharap dapat bertahan diangka 8 persen (IPOTNEWS, 2020). Sehingga perkembangan dari pasar ritel modern sendiri jauh meningkat lebih besar daripada pasar ritel tradisional di Indonesia.

PT. Akur Pratama (Yogya Group) adalah perusahaan ritel modern asli Indonesia dengan format seperti Supermarket dan Department Store. PT. Akur Pratama lebih mengedepankan misi yang ingin dicapai yaitu setia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan selain itu berusaha untuk selalu menyajikan produk – produk yang berkualitas, unggul layanan dan akrab bersahabat serta suasana belanja yang menyenangkan (Yogya Group, 2020).

Klasifikasi bisnis retail yang diterapkan oleh PT. Akur Pratama (Yogya Group) termasuk dalam basis layanan yang akan menawarkan berbagai jenis layanan maupun servis pada konsumen dengan mengedepankan beberapa faktor seperti kualitas layanan, fitur yang akan ditawarkan, keunikan dalam layanan dan waktu yang akan dibutuhkan sebagai penentu keberhasilan atau kesuksesan dari industri bisnis retail berbasis layanan. Bisnis Retail dalam PT Akur Pratama (Yogya Group) berdasarkan kepemilikan termasuk dalam Corporate Chain yaitu jenis retail yang terdiri dari 2 atau lebih bisnis yang dimiliki oleh sebagian dari individu pemegang saham yang tergabung dalam satu group. Bisnis Retail yang dijalankan oleh PT Akur Pratama (Yogya Group) tergolong industri retail berskala besar yang

(5)

5 melibatkan pengecer yang menjual barang - barang dalam skala besar seperti yang diterapkan Yogya Group. Kategori yang dijalankan oleh Yogya group termasuk dalam Toserba yaitu jenis retail yang menawarkan produk seperti kebutuhan sehari – hari seperti makanan dan minuman yang berbentuk kemasan produk, makanan fresh seperti buah – buahan, daging , sayuran dan produk – produk kemasan seperti

fresh milk, pakaian, obat – obatan yang sudah terkemas dan siap jual (Pawoon, 2020).

Intrapreneurship itu sendiri bertindak seperti layaknya seorang entrepreneur yang ada di dalam organisasi dengan skala besar. Seorang intraprenuers biasanya dapat memotivasi diri sendiri, proaktif dan dapat berorientasi kepada suatu tindakan. Seorang intrapreneur harus dapat memfokuskan pada proses yang menjadi bagian dari perusahaan karena intrapreneur harus dapat menyelesaikan masalah tertentu seperti meningkatkan produktivitas, membutuhkan suatu keterampilan handal untuk menjalan tugas tersebut dan dapat mengambil risiko untuk mendorong inovasi dalam bisnis untuk melayani pasar dengan tujuan meningkatkan barang dan jasa. Karakteristik seorang intrapreneur harus memiliki kebebasan untuk melakukan eksperimen dan bertumbuh dalam suatu organisasi untuk menafsirkan tren di pasar dan menvisualisasikan bagaimana perusahaan tersebut dapat berevolusi agar dapat bersaing untuk kedepannya. Peranan seorang intrapreneurship dalam suatu organisasi akan berdampak pada peningkatan keuntungan bagi perusahaan karena adanya inovasi – inovasi yang dilakukan demi kemajuan perusahaan selain itu dapat menambah aktivitas baru yang ada di dalam perusahaan tersebut (Portal Investasi, 2018).

Selama penulis melakukan kerja praktik di perusahaan PT Akur Pratama (Griya Setiabudi), penulis ditempatkan di posisikan sebagai Junior Store Supervisor di divisi food. Sebagai seorang Junior Store Supervisor, penulis harus

mengetahui proses bisnis yang dijalankan perusahaan PT Akur Pratama seperti Buying, Receiving, Warehousing, Displaying dan Selling selain itu penulis harus

melakukan pengecekan kehadiran Service Crew (SC), mempersiapkan pajangan barang food dengan lengkap, mengecek, melakukan sortir dan melakukan First in First Out (FIFO) terhadap barang food, melakukan ceklis Top 20 di setiap kategori divisi food, melakukan Stock Opname Rokok, membuat Point of Purchase (POP)

(6)

6 dan Price Check, melakukan pengambilan data dan penginputan Not Available On Sales (NAOS) dan mengawasi jalannya penjualan di area. Peranan divisi penulis

dalam perusahaan adalah mengatur dan mengawasi setiap alur penyimpanan barang perusahaan hingga terjual agar lebih terorganisir sehingga perusahaan mengetahui bagaimana barang tersebut tersisa ataupun terjual dengan tujuan meminimalisir barang hilang dan yang belum terjual, dalam proses yang dilakukan oleh divisi Junior Store Supervisor bagian food ini diharapkan dapat memaksimalkan

keuntungan perusahaan dan meminimalisir kerugian yang diakibatkan barang yang hilang. Mengingat pentingnya peranan Junior Store Supervisor di divisi food dalam proses penciptaan nilai PT Akur Pratama (Griya Setiabudi) pada pelanggan, maka penulis ingin mengangkat judul “Mengoptimalisasi proses bisnis PT Akur Pratama (Griya Setiabudi) di divisi Food dalam meningkatkan Inventory Management”.

1.2 Permasalahan Terkait Proses Bisnis yang dialami di Tempat Magang Ketika penulis melakukan magang di PT Akur Pratama selama tiga bulan, penulis menemukan masalah terkait proses bisnis di tempat magang yang di dalamnya terdapat buying, receiving, warehousing, displaying dan selling. Ketika penulis belajar mengenai proses bisnis secara sistem Yogya Group yang bernama GOLD terjadi peralihan dari sistem lama ke sistem baru. Penulis menemukan masalah ketika belajar menjadi seorang buyer ditemukan permasalahan sistem minimal dan maksimal repeat order seorang buyer harus melakukan repeat order secara manual yang sebenarnya secara sistem sudah melakukan repeat order secara automatis untuk melakukan minimal dan maksimal peroderan barang dari supplier dikarenakan barang tersebut terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi yaitu promosi barang yang mengalami peningkatan penjualan saat event tertentu. Ketika masuk ke dalam proses bisnis kedua sebagai receiving

ditemukan masalah yang sering dialami tim receiving adalah seorang checker yaitu tidak melakukan cross check ulang terhadap barang yang datang dari supplier yang menyebabkan selisih dari barang tersebut yang berakibat tidak sesuai dengan sistem. Ketika masuk ke dalam proses bisnis di tahap warehousing ditemukan permasalahan ketika seorang Service Crew (SC) menempatkan barang – barang yang diterima oleh receiver untuk dimasukkan ke dalam gudang dikarenakan

(7)

7 peletakkan barang yang ditempatkan tidak sesuai dengan kategori yang sudah ditentukan. Ketika masuk ke dalam proses bisnis di tahap displaying ditemukan masalah yang sering terjadi dilakukan oleh Service Crew (SC) adalah melepaskan Point of Purchase (POP) yang sudah melewati jangka waktu promosi dan tidak

memenuhi kewajiban untuk melakukan pengisian barang ketika barang tersebut terjual yang menyebabkan etalase menjadi kosong. Di dalam proses bisnis yang terakhir yaitu di tahap selling ditemukan masalah yang sering terjadi ketika seorang kasir melakukan kesalahan dalam hal double scan barcode yang berakibat pada kerugian perusahaan.

1. 3 Maksud dan Tujuan Kerja Magang

Tujuan dari Kerja Magang untuk memenuhi kewajiban akademis yang menjadi syarat wajib untuk memenuhi kelulusan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara khususnya ketika memasuki tingkat akhir masa perkuliahan.

Penulis berharap dapat memberikan kontribusi yang bermakna melalui beberapa hal pekerjaan yang sudah dilakukan, seperti:

1. Mengimplementasikan pengetahuan teori yang penulis sudah dapatkan selama masa perkuliahan berlangsung.

2. Mendapatkan ilmu dan pembelajaran yang sangat berharga dari praktik lapangan yang ada di perusahaan sebagai Junior Store Supervisor.

3. Penulis mendapatkan pengetahuan mengenai alur proses bisnis khususnya retail di perusahaan tersebut.

4. Penulis diajarkan pengetahuan mengenai cara kerja perusahaan seperti Not Available On Sales (NAOS), Stock Opname (SO), Out Of Stock

(OOS), Dead Stock, Point of Purchase (POP), First In First Out (FIFO), Last In First Out (LIFO).

5. Penulis melakukan praktik lapangan dengan proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan seperti Buying, Receiving, Warehousing, Displaying dan Selling.

1.4 Waktu dan Prosedur Kerja Magang 1.4.1 Waktu Kerja Magang

Pelaksanaan praktik kerja magang yang dilakukan selama 3 bulan dengan masa kerja magang selama 79 hari yang dilakukan secara offline

(8)

8 dengan mengikuti seluruh prosedur protokol kesehatan yang dijalankan sesuai ketentuan di negara Indonesia seperti tes suhu, pemberian vitamin, menggunakan face shield dan hand sanitizer.

Data pelaksanaan praktik kerja magang yang telah dilampirkan seperti berikut:

1. Nama Perusahaan : PT Akur Pratama (Griya Setiabudi) 2. Bidang Usaha : Retail

3. Posisi Jabatan : Junior Store Supervisor 4. Waktu Pelaksanaan : 15 Juni – 15 September 2020 5. Hari Kerja : Senin – Rabu, Jumat – Minggu

6. Waktu kerja : Pukul 07.00 – 17.00 WIB (Shift Pagi), pukul

13.00 – 21.00 WIB (Shift Siang) 7. Tempat Kerja : Jalan Dr. Setiabudi No.170, Hegarmanah,

Kec. Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat 40141.

1.4.2 Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

Dalam memenuhi prosedur pelaksanaan kerja magang yang sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan oleh Program Studi Manajemen Universitas Multimedia Nusantara maka seperti berikut :

1) Tahap Pengajuan Magang

1. Penulis mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan yang membuka saat pandemik khususnya di daerah Bandung dan mendapat rekomendasi dari orang tua untuk mencoba mendaftarkan diri ke PT Akur Pratama.

2. Penulis mencoba untuk menghubungi contact person Human Resource PT Akur Pratama pada tanggal 11 Juni 2020 pukul 13.00 WIB untuk membicarakan mengenai lowongan magang di PT Akur Pratama.

3. Penulis mendapatkan feedback yang sangat baik dari Ibu Dini Maharani selaku Human Resource PT Akur Pratama untuk mengikuti interview di Toserba Yogya Sunda di Jl. Sunda No.60, Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40112.

(9)

9 4. Penulis mempersiapkan curriculum vitae dan berpakaian sopan seperti kemeja berkerah dan celana kain sesuai dengan ketentuan perusahaan kemudian mengikuti interview bersama Ibu Dini Maharani pada tanggal 12 Juni 2020 pukul 14.00 WIB.

5. Penulis memulai masa kerja magang pada tanggal 15 Juni 2020 hingga 15 September 2020 dengan persetujuan dengan Ibu Ester Lisbetty Simarmata selaku Store Manager Griya Setiabudi dan Ibu Dini selaku Human Resource PT Akur Pratama yang ditempatkan di cabang Griya Setiabudi sebagai Junior Store Supervisor.

2) Tahap Praktik Pelaksanaan Magang

1. Melaksanakan dan mempraktikan kerja magang yang sudah dibekali melalui program Pembekalan Kerja Magang yang diselenggarakan oleh Bapak Dr. Mohammad Annas, S.Tr.Par., MM., CSCP selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Multimedia Nusantara sebagai syarat untuk mengikuti mata kuliah Internship.

2. Melakukan konsultasi dengan menemui dosen pembimbing yang sudah sebelumnya ditunjuk oleh Bapak Dr. Mohammad Annas, S.Tr.Par., MM., CSCP selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Multimedia Nusantara yaitu Ibu Elissa Dwi Lestari, S.Sos., M.S.M dengan menetapkan jadwal yang sudah disepakati oleh dosen pembimbing dan mahasiswa melalui aplikasi WhatsApp untuk melakukan pertemuan melalui Google Meet.

3. Melakukan praktik kerja sesuai dengan ketentuan yang diterapkan oleh Ibu Ester Lisbetty Simarmata selaku Store Manager Griya Setiabudi dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh pembimbing praktik yaitu Pak Danny Kurniadi Hartono selaku Supervisor Food dengan Pak Suhendra W. selaku Chief Operation.

4. Mempraktikan teori yang sudah dipelajari dan menghubungkan dengan pelaksanaan kerja lapangan khususnya perusahaan retail yang dibimbing langsung oleh Pak Danny Kurniadi Hartono selaku Supervisor Food dengan Pak Suhendra W. selaku Chief Operation.

(10)

10 5. Pembimbing praktik akan menilai, memperhatikan dan mengevaluasi pekerjaan dan kinerja yang telah dilakukan oleh penulis.

3.) Tahap Pembuatan Laporan Akhir Magang

1.

Ibu Elissa Dwi Lestari, S.Sos., M.S.M selaku Dosen Pembimbing akan memonitor laporan akhir kerja magang sebelum menjadi persyaratan ujian kerja magang. Laporan akhir kerja magang mendapatkan penyetujuan dari Dosen Pembimbing dan sudah diketahui oleh Bapak Dr. Mohammad Annas, S.Tr.Par., MM., CSCP selaku Ketua Program Studi Manajemen.

2. Pembuatan laporan akhir kerja magang akan dinilai langsung sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan oleh penulis dan ditanda tangani oleh Pak Suhendar W. selaku Chief Operation.

3. Ketika penyusunan laporan akhir magang sudah sesuai prosedur dan mendapatkan arahan koordinator kerja magang akan mendapatkan jadwal untuk mengikuti sidang kerja magang untuk penulis.

4. Penulis diwajbkan untuk mengikuti rangkaian sidang kerja magang dan mempertanggung jawabkan hasil laporan akhir magang yang telah disusun sebagai syarat kelulusan.

1.5 Sistematika Penulisan

Berdasarkan rangkaian dalam sistematika penulisan terdapat 4 (empat) bab yang di mana di setiap bab memiliki keterkaitan satu sama lain dalam mengimplementasikan. Sistematika dalam penulisan laporan seperti berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menjelaskan bahwa terdapat latar belakang dalam pelaksanaan proses kerja magang dan melihat permasalahan yang akan diangkat oleh penulis sesuai dengan maksud dan tujuan penulis selama melaksanakan praktik kerja magang di PT Akur Pratama (Griya Setiabudi).

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

(11)

11 Pada bab ini akan menjelaskan bagaimana gambaran umum dari perusahaan PT Akur Pratama (Griya Setiabudi) seperti profil perusahaan, sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, nilai yang ditanamkan oleh perusahaan berserta teori manajemen yang berkaitan dengan praktik kerja magang.

BAB III : PELAKSANAAN KERJA MAGANG

Pada bab ini menjelaskan mengenai pelaksanaan kerja magang berdasarkan kedudukan dan posisi jabatan penulis di dalam PT Akur Pratama (Griya Setiabudi), pekerjaan yang dikerjakan oleh penulis, proses yang dikerjakan selama jam hari kerja magang dan kesulitan yang ditemukan oleh penulis selama mengikuti kerja magang dan cara untuk mengatasi hambatan yang ditemukan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan kesimpulan berdasarkan keterkaitan teori yang telah didapatkan selama mengikuti masa perkuliahan dengan keikutsertaan selama mengikuti kerja magang pada PT Akur Pratama (Griya Setiabudi) dan saran yang diberikan oleh penulis diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menyelesaikan setidaknya hal kecil yang menjadi hambatan di perusahaan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah yang di ditetapkan tahun 2009 dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Sulawesi Tengah

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, sumber segala kebenaran, sang kekasih tercinta yang tidak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi hamba-Nya, Allah Subhana Wata‟ala

Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat. a) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Mengetahui kesiapan dan kemampuan siswa dalam

Dua hal yang dipelajari penulis dengan pendekatan kemosistematika dalam peng- amatan adalah: (1) ketetapan karakter pada kelompok besar tetumbuhan yang memiliki arti dalam

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar