• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH RAKHMAT SYAH PROGRAM STUDI S1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH RAKHMAT SYAH PROGRAM STUDI S1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUHEARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, BOOK VALUE PER SHARE, DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP

HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

RAKHMAT SYAH 150522129

PROGRAM STUDI S1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : RAKHMAT SYAH

NIM : 150522129

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, BOOK VALUE PER SHARE, DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2016

Tanggal Ketua Departemen Akuntansi

NIP. 19580222 198203 1 003

(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA)

Tanggal Dekan

NIP. 19580602 198803 1 001 (Prof. Dr. Ramli, SE, MS)

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERTANGGUNGJAWABAN SKRIPSI

NAMA : RAKHMAT SYAH

NIM : 150522129

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, BOOK VALUE PER SHARE, DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2016

Medan, 16 Agustus 2017

Menyetujui Pembimbing

NIP. 19551017 198903 2 001 (Dra. Naleni Indra, M.M, Ak, CA)

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal: 16 Agustus 2017

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua Penguji : Dra. Naleni Indra, M.M., Ak, CA Penguji : Mutia Ismail, S.E, M.M., Ak

(5)

Pembanding : Abdillah Arif Nasution, S.E, M.Si., Ak

(6)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PengaruhEarning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Dividend Per Share Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Asuransi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 16 Agustus

Yang Membuat Pernyataan,

NIM : 150522129 Rakhmat syah

(7)

ABSTRAK

PENGARUHEARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, BOOK VALUE PER SHARE, DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP

HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2012-2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhearning per share, price earning ratio, book value per share, dan dividend per shareterhadap harga saham pada perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016.Beberapa penelitian sebelumnya mengenaiharga saham memperlihatkan hasil yang berbeda - beda. Oleh karena itu, penelitian lain perlu dilakukan untuk menguji ulang teori tentang harga saham.

Populasi penelitian ini sebanyak 12 perusahaan jasa asuransi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 9 perusahaan sampel untuk 5 tahun pengamatan (2012 - 2016) dengan 45 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari perusahaan sampel yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda.

Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda lalu kemudian pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa earning per share, price earning ratio, book value per share, dan dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.Hasil penelitian ini secara simultan menunjukkan bahwaearning per share, price earning ratio, book value per share, dan dividend per share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

Kata Kunci : Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share Dividend Per Share, dan Harga Saham

(8)

ABSTRACT

EFFECT OF EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, BOOK VALUE PER SHARE, AND DIVIDEND PER SHARE TO THE STOCK

PRICE IN THE INSURANCE COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

IN THE PERIOD 2013-2015

This study aimed to determine the effect of the earning per share, price earning ratio, book value per share, and dividend per share to the stock price of the company on the insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012-2016. Some previous studies of the stock price showed different results. Therefore, other studies need to be done to test the theory of the stock price.

The study population of 12 the Insurance companies.The sampling method used is purposive sampling method, in order to obtain a sample of 9 companies for 5 years of observation (2012-2016) with 45 observations (observation). Data were obtained from a sample of companies that are downloaded from the Indonesia Stock Exchange website. The data analysis technique used is descriptive statistical analysis and regression analysis. The process of data analysis done first is descriptive statistics, classical assumption test, multiple regression analysis and then test the hypothesis.

The results of this study indicate that partially the earning per share, price earning ratio, book value per share, and dividend per share significantly affect to the stock price. The results of this study indicate that simultaneously the earning per share, price earning ratio, book value per share, and dividend per share simultaneously on the stock price.

Keywords:Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, Dividend Per Share, and Stock Price

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT berkat rahmat dan hidayat Nya penulis diberikan kemudahan, kelancaran dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul ini “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Dividend Per Share Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Asuransi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016”. Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPAselaku Ketua Departemen/Program Studi S1 AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utaradan Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M, Ak CA selakuDosenPembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, motivasi dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(10)

4. IbuMutia Ismail, S.E. M.M, Ak selaku Dosen Penguji serta Bapak Abdillah Arif Nasution, S.E, M.Si, Ak selaku dosen Pembanding yang telah memberikan saran, dan kritikan yang membangun dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

5. Teristimewa untuk ayahanda Khairum syah, ibunda Salamah tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, nasihat dan doa kepada saya.

6. Para sahabat Batista, Alfrindo, Shadam, Alfin, Amri, Ari, Adrian, dan Saiful, serta teman seperjuangan lainnyayang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.Semoga Allah SWT selalumemberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dimulai dari awal pengerjaan hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini dan juga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini.

Penulis juga berharap skripsi ini dapat memberikan informasi dan juga bermanfaat bagi calon-calon peneliti lainnya, akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, 16 Agustus 2017 Penulis

NIM.150522129 Rakhmat syah

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Landasan Teori ... 11

2.1.1. Pasar Modal ... 11

2.1.2. Pelaku – Pelaku Pasar Modal ... 12

2.1.3. Investasi di Pasar Modal ... 13

2.1.4. Definisi Saham ... 15

2.1.5. Jenis – Jenis Saham ... 16

2.1.6. Manfaat dan Resiko Kepemilikan Saham ... 18

2.1.7. Nilai Saham ... 20

2.1.8. Harga Saham ... 21

2.1.8.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham.... 23

2.1.8.2. AnalisisSaham ... 24

2.2. Jenis - Jenis Rasio Keuangan ... 27

2.2.1. Analisis Rasio Keuangan ... 28

2.2.2.Earning Per Share ... 30

2.2.3.Price Earning Ratio ... 31

2.2.4.Book Value Per Share ... 32

2.2.5.Dividend Per Share ... 34

2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34

2.4. Kerangka Konseptual ... 36

2.4.1. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham ... 37

(12)

2.4.2. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap

Harga Saham ... 38

2.4.3. Pengaruh Book Value Per Share terhadap Harga Saham ... 39

2.4.4. Pengaruh Dividend Per Share terhadap Harga Saham ... 40

2.5. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III. METODE PENELITIAN ... 42

3.1. Jenis Penelitian ... 42

3.2. Populasi dan Sampel ... 42

3.3. JenisData ... 45

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 45

3.5. Definisi Operasional ... 46

3.5.1. Variabel Dependen (Variabel Terikat) ... 46

3.5.2. Variabel Independen (Variabel Bebas) ... 46

3.6. Skala Pengukuran Variabel ... 48

3.7. Teknik Analisis Data ... 50

3.7.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 50

3.7.1.1. Uji Normalitas Data ... 50

3.7.1.2. Uji Multikolinearitas ... 51

3.7.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 51

3.7.1.4. Uji Autokorelasi ... 52

3.7.2.Analisis Regresi Berganda ... 53

3.7.3.Pengujian Hipotesis ... 54

3.7.3.1. Koefisien Determinasi ... 54

3.7.3.2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 54

3.7.3.3. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1. Hasil Penelitian ... 56

4.1.1. Data Penelitian ... 56

4.1.2. Analisis Statistik Deskriptif ... 57

4.1.3. Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 59

4.1.3.1. Hasil Uji Normalitas Data ... 59

4.1.3.2. Hasil Uji Multikolinearitas ... 62

4.1.3.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 64

4.1.3.4. Hasil Uji Autokorelasi ... 65

4.1.4. HasilAnalisis Model Regresi Berganda ... 66

4.1.5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 67

4.1.5.1. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)... 67

4.1.5.2. Hasil Pengujian Uji Simultan (Uji F) ... 69

4.1.5.3. Hasil Pengujian Uji Parsial (Uji t) ... 69

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

(13)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 77

5.3. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

DAFTAR LAMPIRAN ... 83

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1. Harga Saham Penutupan Perusahaan Jasa Asuransi yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016 ... 3

2.1. Peneliti Terdahulu ... 35

3.1. Sampel Penelitian Perusahaan Jasa Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016 ... 44

3.2. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 48

3.3. Tabel Autokorelasi ... 53

4.1. Daftar Perusahaan Jasa Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016 ... 56

4.2. Statistik Deskriptif ... 57

4.3. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 60

4.4. Hasil Uji Multikolinearitas ... 63

4.5. Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson (DW) ... 65

4.6. Hasil Uji Durbin Watson ... 66

4.7. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 66

4.8. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 68

4.9. Hasil Pengujian Uji Simultan (Uji F) ... 69

4.10. Hasil Pengujian Uji Parsial (Uji t) ... 70

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ... 37

4.1. Grafik Histogram ... 61

4.2. Normal Probability Plot ... 62

4.3. Grafik Scatterplot ... 64

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Populasi dan Sampel Penelitian ... 83

2. Data Variabel ... 84

3. Hasil Pengolahan Data SPSS 23 ... 89

4. Tabel F ... 93

5. Tabel t ... 94

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asuransi adalah perjanjian antara penanggung (perusahaan asuransi) dengan tertanggung (peserta asuransi) dengan menerima premi dari tertanggung, penanggung berjanji akan membayar sejumlah pertanggungan manakala tertanggung mengalami kerusakan, kerugian, atau kehilangan atas barang/kepentingan yang telah diasuransikan. Perusahaan asuransi dalam menjalankan bisnis usahanya menghimpun dana dari masyarakat (nasabah) berupa premi. Perusahaan yang menjadikan premi sebagai sumber utama pendapatannya belum tentu dapat memenuhi segala kewajibannya dalam menanggung resiko serta menjaga kesehatan keuangan perusahaan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak kasus dimana perusahaan asuransi tidak sanggup membayar kewajibannya kepada para investor dan melunasi klaim polis dari para nasabah asuransi, seperti contoh kasus yang dialami oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya (PT. AJ BAJ) yang dinyatakan pailit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 13 Juni 2016 dikarenakan tidak lagi mampu membayar seluruh utang perusahaan sebesar Rp.85,6 Milyar dari 10.584 pemegang polis, baik polis asuransi perorangan maupun kumpulan (sumber:www.ojk.go.id),hal ini tentu saja menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan asuransi dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis perusahaan. Dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis perusahaan agar kondisi keuangan perusahaan tetap baik, perusahaan asuransi perlu mencari dana sebagai faktor pendukung dalam kelangsungan usahanya. Sumber dana yang

(18)

dibutuhkan salah satunya dapat diperoleh dengan menerbitkan saham di pasar modal. Menurut Husnan (2005:3) “pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta”.

Pasar modal sebagai tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga (sekuritas) dimana para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang memiliki kelebihan dana (surplus funds) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya bagi perusahaan (entities) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.

Salah satu aspek penting yang selalu dipertimbangkan oleh investor sebelum memulai melakukan investasi adalah kinerja perusahaan. Pada prinsipnya semakin baik kinerja perusahaan maka akan meningkatkan pula permintaan terhadap saham tersebut, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Menurut Widoatmodjo (2005:239) harga saham adalah harga di bursa saham yang ditentukan oleh kekuatan pasar yang bergantung terhadap kekuatan permintaan (penawaran beli) dan penawaran (penawaran jual). Jika permintaan terhadap saham semakin banyak, maka harga saham perusahaan tersebut akan meningkat. Kepercayaan para investor tersebut akan meningkat apabila harga saham yang tinggi dapat terus dipertahankan, sebaliknya kepercayaaan para investor akan turun apabila harga saham suatu perusahaan terus mengalami penurunan secara terus menerus.

(19)

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini yakni harga saham penutupan (closing price) yang diperoleh dari laporan keuangan tiap sampel perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di bursa efek indonesia. Berikut ini adalah data mengenai harga saham perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 – 2016 :

Tabel 1.1

Harga Saham Penutupan Perusahaan Jasa Asuransi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 – 2016 No. Kode

Emiten

Nama Perusahaan

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 1 ABDA PT. Asuransi

Bina Dana Arta Tbk

1820 4250 6250 7975 6900

2 AHAP PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

190 168 240 220 195

3 AMAG PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk

230 198 233 380 374

4 ASBI PT. Asuransi Bintang Tbk

490 485 950 440 380

5 ASDM PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk

740 660 1150 1145 985

6 ASJT PT. Asuransi Jasa Tania Tbk

460 400 294 157 186

7 LPGI PT. Lippo General Insurance Tbk

2150 3275 4800 5250 5400

8 MREI PT. Maskapai Reasuransi Internasional Tbk

1620 2600 4240 6200 4250

9 PNIN PT. Paninvest Insurance Tbk

510 670 745 545 605

Rata-rata 912,22 1411,77 2100,22 2479,11 2141,66 Sumber :www.idx.co.id & ICMD

(20)

Dari tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa rata – rata harga saham seluruh perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 912,22(2012), 1411,77(2013), 2100,22(2014), 2479,11(2015),dan 2141,66(2016).

Terlihat juga bahwa perusahaan yang memiliki harga saham dibawah rata – rata lebih banyak dari pada sebaliknya. Hal ini terlihat pada beberapa perusahaan dengan kode AHAP, AMAG, ASBI, ASDM, ASJT, dan PNIN, sedangkan perusahaan dengan harga saham diatas rata-rata industri asuransi hanya dimiliki oleh tiga perusahaan yaitu PT. Asuransi Bina Dana Artha Tbk (ABDA), PT.

Lippo General Insurance Tbk (LPGI), dan PT. Maskapai Reasuransi Internasional Tbk (MREI). Selain itu pada tabel 1.1 tersebut juga terlihat rata-rata harga saham perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2012 – 2015, namun mengalami penurunan yang cukup signifikan di tahun 2016 yaitu sebesar 337,45 atau 13,6 %.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya teori yang dinyatakan oleh Weston dan Brigham (2001:26) “faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu laba per lembar saham (Earning Per Share), jumlah kas yang diberikan (Dividend Per Share), tingkat bunga, jumlah laba yang didapat perusahaan, tingkat resiko dan pengembalian”.

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilkinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (Earning Per Share) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.

(21)

Sementara itu jumlah kas yang diberikan (Dividend Per Share) adalah kebijakan pembagian dividen yang diberikan perusahaan kepada investor, kebijakan tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk dividen dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian dividen merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas dividen yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.

Selain itu menurut Alwi (2008:87) faktor – faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal seperti : pengumuman dari pemerintah, hukum, industri sekuritas, gejolak politik dari dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar, sementara dari faktor internal terdiri dari pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan, pendanaan, badan direksi, diversifikasi, investasi dan pengumuman laporan keuangan perusahaan seperti peramalan laba sebelum dan sesudah akhir tahun fiskal, Rasio Earning Per Share (EPS), Dividend per share (DPS), Price EarningRatio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) Book Value Per Share (BVS), dll.

Teknik analisis yang biasa digunakan oleh para investor dalam memprediksi pergerakan harga saham perusahaan yaitu analisis fundamental.

Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi kinerja keuangan perusahaan. Rasio yang cukup efektif dalam melakukan penilaian terhadap pergerakan harga saham yaitu rasio penilaian pasar (market valuation ratio)

(22)

diantaranya adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Book Value Per Share (BVS), dan Dividend Per Share (DPS).

Rasio Earning Per Share (EPS)merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Semakin tinggi nilai EPS maka semakin tinggi pula laba yang disediakan untuk pemegang saham. Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya.

EPS juga merupakan indikator laba yang sering diperhatikan oleh investor karena merupakan angka dasar yang diperlukan dalam menentukan harga saham, untuk mengetahui berapa keuntungan per lembar saham yang dihasilkan perusahaan, dan untuk memprediksi pergerakan harga suatu saham. Rasio Price Earning Ratio diperlukan untuk membandingkan apakah harga sebuah saham overvalued atau undervalued. Rasio Book value per share digunakan untuk menentukan wajar atau tidaknya harga saham di pasar, sedangkan Dividend per Share digunakan untuk menghitung seberapa besar dividen yang akan diterima oleh investor pada setiap lembar saham yang dimilikinya.

Penelitian tentang pengaruh antara Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Book Value Per Share (BVS), dan Dividend Per Share (DPS) terhadap harga saham telah banyak dilakukan. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2004) yang meneliti tentang Analisis Pengaruh Nilai Buku dan Laba Per Lembar Saham terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 1995-2002. Hasil

(23)

penelitian tersebut adalah nilai buku dan laba per lembar saham berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham.

Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Arief (2006) yang meneliti tentang pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham pada perusahaan go public di Indonesia. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa Earning Per Share dan Dividend Per Share berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham,

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Nurdiana (2011) yang meneliti tentang pengaruh Book value (BV), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS),dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010.

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa secara parsial variabel Book Value dan Price to Book Value tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, namun variabel Earning Per Share dan Price Earning Ratio berpengaruh positif secara parsial terhadap Harga Saham. Secara simultan variabel Book Value, Price to Book Value, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Namun penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mathilda (2012) yang meneliti tentang pengaruh Price Earning Ratio dan Price to Book Value Terhadap Harga saham indeks LQ 45 (Periode 2007-2009).

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa Price Earning Ratio dan Price to Book Value tidak berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham. Sementara itu penelitian yang sama juga dilakukan oleh Priandani

(24)

(2015) yang meneliti tentang pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price to Book Value terhadap Harga Saham pada perusahaan Sub Sektor Hotel dan Pariwisata yang terdaftar di BEI periode 2009- 2011. Hasil Penelitian tersebut menyatakan bahwa berdasakan pengujian secara parsial hanya variabel Price to Book Value berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan berdasarkan pengujian secara simultan menyatakan bahwa variabel Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price to Book Valueberpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Priandani (2015) yang meneliti tentang pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price to Book Value terhadap Harga Saham pada perusahaan Sub Sektor Hotel dan Pariwisata yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Hasil Penelitian tersebut menyatakan bahwa berdasakan pengujian secara parsial hanya variabel Price to Book Value berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan berdasarkan pengujian secara simultan menyatakan bahwa variabel Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price to Book Valueberpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Pada penelitian ini, penulis menganalisis pengaruh rasio keuangan yaitu : Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Book Value Per Share (BVS), dan Dividend Per Share (DPS) terhadap harga saham pada perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.

(25)

Berdasarkan uraian masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book ValuePer Share, dan Dividend Per Share terhadap harga saham pada perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2016”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Dividend Per Share berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2016 ?

2. Apakah Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Dividend Per Share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2016 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Dividend Per Share berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2016.

2. Untuk mengetahui apakah Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Dividend Per Share berpengaruh secara

(26)

simultan terhadap harga saham pada perusahaan jasa asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2016.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga bagi perusahaan, calon investor, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi Peneliti. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan dalam bidang analisis laporan keuangan, manajemen keuangan, dan pasar modal khususnya tentang pengaruh rasio-rasio penilaian saham seperti: Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Dividend Per Share.

2. Bagi Perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan kinerja keuangannya dan sebagai bahan pertimbangan dalam strategi penciptaan nilai bagi para pemegang saham (stockholder).

3. Bagi Calon investor. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategis investasinya.

4. Bagi peneliti-peneliti lainnya. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi dalam mengembangkan dan memperluas cakupan penelitian mereka.

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal

Menurut Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 mendefinisikan “pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Seperti yang dinyatakan oleh Fahmi (2012:52) pasar modal adalah tempat berbagai pihak, khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan. Dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah efek-efek seperti saham dan obligasi, dimana jika diukur dari waktunya modal yang diperjualbelikan merupakan modal jangka panjang.

Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah “pasar kongkrit dan pasar abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang”. Dalam terminologi bahasa Inggris, pasar modal yang disebut stock exchange atau stock market adalah “An organized market or exchange where shares (stocks) are traded”,yaitu suatu pasar yang terorganisir dimana berbagai jenis efek-efek diperdagangkan. Selain itu, pasar modal dapat juga diartikan sebagai tempat untuk memperjualbelikan

(28)

sekuritas yang memiliki umur lebih dari satu tahun. Tempat terjadinya transaksi jual beli sekuritas disebut bursa efek.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan suatu wadah yang dapat digunakan untuk menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam perekonomian suatu negara, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja pasar modal merupakan salah satu indikator dari kondisi ekonomi suatu negara. Dengan kata lain, pada saat kondisi ekonomi suatu negara sedang mengalami pertumbuhan, maka kinerja pasar modal akan meningkat seiring dengan peningkatan kondisi ekonomi tersebut. Sebaliknya pada saat ekonomi sedang menurun maka kinerja pasar modal juga akan menurun.

2.1.2. Pelaku - Pelaku Pasar Modal

Menurut Lubis (2006:39) Ada beberapa pihak yang berperan sebagai pelaku dalam pasar modal yaitu sebagai berikut :

1) Emiten

Emiten adalah perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal. Dananya diperoleh dari masyarakat (bisa perorangan maupun perusahaan) yang membeli saham maupun obligasi tersebut. Tujuan perusahaan dalam memanfaatkan pasar modal untuk menarik dana umum adalah sebagai berikut:

a. Untuk perluasan usaha,

b. Untuk memperbaiki struktur modal,

c. Untuk melakukan divestment atau pengalihan pemegang saham.

2) Pemodal (investor)

Orang yang melakukan penanaman modal di pasar modal dikenal sebagai pemodal atau investor, sedangkan orang atau badan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia melalui direct foreign investment disebut dengan investor asing.

Dalam pasar modal ada dua kesempatan untuk menjadi pemodal yaitu :

(29)

a. Kesempatan pada pasar perdana (primary market), yaitu pada saat saham ditawarkan di luar bursa dengan harga yang disepakati emiten dan penjamin emisinya.

b. Kesempatan pada pasar sekunder (secondary market), yaitu kesempatan setelah saham perusahaan didaftarkan di bursa.

3) Penjamin Emisi (under writer)

Penjamin emisi biasanya berperan dalam pasar modal untuk mengambil resiko untuk menjual saham/obligasi dengan mendapatkan imbalan dari emiten. Dari pandangan penjamin emisi, semakin tinggi harga saham maka akan semakin sulit ia akan menjual saham/obligasi tersebut dengan mendapatkan imbalan dari emiten.

4) Penanggung (guarantor)

Posisi penanggung dalam pasar modal ialah sebagai penengah antara yang member kepercayaan dan yang membutuhkan kepercayaan.

5) Perantara Perdagangan Efek (broker)

Pialang atau broker yaitu orang tertentu yang dapat masuk ke bursa efek yang akan menjadi perantara dalam perdagangan di bursa efek.

6) Perusahaan Surat Berharga (securities company)

Perusahaan ini mengkhususkan dirinya dalam perdagangan saham- saham yang tercatat di bursa efek dan mengambil keuntungan dengan melakukan kegiatan jual dan beli saham.

7) Perusahaan Pengelola Dana (investment company)

Perusahaan ini selain mempunyai modal, tetapi juga mempunyai keahlian khusus dalam mengelola dana yang ditanamkan dalam efek-efek.

8) Kantor (Biro) Administrasi Efek

Kantor ini diperlukan untuk mengurus administrasi perusahaan- perusahaan yang go public yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan sampai keluar negeri.

2.1.3. Investasi di Pasar Modal

Arifin (2005:21) mendefinisikan investasi sebagai berikut investasi adalah kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan (nilai) konsumsi yang lebih besar di masa yang akan datang. Sebuah keputusan investasi dikatakan optimal jika pengaturan waktu konsumsi tersebut dapat memaksimumkan ekspektasi utilitas(expected utility). Seseorang dapat melakukan investasi untuk

(30)

memaksimumkan utilitas jika ekspektasi manfaat dari penundaan konsumsi lebih besar dibandingkan jika uang tersebut dibelanjakan sekarang.

Menurut Haming dan Salim (2003:3) investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana saat sekarang untuk membeli aset riil (tanah, mobil, rumah,dan sebagainya) atau aset keuangan (saham, obligasi, reksadana, wesel, dan sebagainya) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu kegiatan penanaman modal dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal di masa depan.

Keputusan dalam investasi berkaitan erat dengan informasi. Pada pasar modal, peranan informasi sangatlah vital karena efisiensi pasar modal sangat tergantung pada informasi ini.

Ada beberapa sifat informasi yang penting untuk diketahui khususnya yang menyangkut keuangan dan prestasi perusahaan di pasar modal (Anoraga dan Ninik, 1995:73), yaitu :

1) Relevan, artinya informasi yang berhubungan dengan tindakan yang direncanakan untuk dicapai.

2) Akurat, sifat ini pada dasarnya berkaitan erat dengan pengukuran dan pemrosesanya.

3) Konsistensi, berarti bahwa kualitas informasi akan bertambah jika informasi tersebut dapat dipertimbangkan dari waktu ke waktu atau dengan informasi lain.

4) Obyektivitas, berkaitan dengan pengukuran yang dapat diulang oleh pihak yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

5) Ketepatan waktu, berkaitan dengan umur informasi.

6) Dapat dimengerti, berhubungan dengan kemampuan pemakai untuk dapat menangkap pesan yang disampaikan.

(31)

2.1.4. Definisi Saham

Perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan ekspansi membutuhkan dana yang sangat besar. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan perusahaan, seperti mencari pinjaman atau tambahan pinjaman, mencari partner untuk melakukan penggabungan usaha (merger), dan alternatif lainnya adalah dengan menjual sebagian hak kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham kepada masyarakat luas atau yang disebut dengan investor.

Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak tertentu (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan memiliki saham, seseorang atau sekumpulan orang atau sebuah perusahaan berarti ikut memiliki perusahaan tersebut.

Menurut Darmadji dan Hendy (2001:5) menyebutkan bahwa saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar pernyataan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Sedangkan Husnan (2005:13) menyebutkan bahwa “saham adalah sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.

(32)

Menurut Sihombing (2008:13), ada dua cara bagi investor untuk memiliki sebuah saham perusahaan (emiten), yaitu :

1) Investor membeli saham pada saat emiten melakukan Initial Public Offering (IPO), yaitu penawaran saham perdana atau ketika perusahaan melakukan go public. Pembelian saham melalui IPO biasanya dibatasi. Investor biasanya hanya mendapat jatah sangat sedikit dari underwriter, yaitu perusahaan yang menjamin pelaksanaan emisi saham.

2) Investor membeli saham melalui pembelian di pasar sekunder, yaitu melalui transaksi jual-beli di setiap hari perdagangan bursa.

Investor dapat membeli berapa pun jumlah saham melalui pasar sekunder sepanjang ada penjual yang akan menjualnya.

3) Dalam kegiatan perdagangan di bursa efek, saham yang diperjualbelikan di pasar modal ini berbeda jenis tingkatannya, perbedaan ini tersusun berdasarkan nilai jaminan yang diberikan oleh saham tersebut.

2.1.5. Jenis – Jenis Saham

Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Menurut Darmadji dan Hendy (2001:6), ada beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis-jenis saham yaitu:

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

1) Saham Biasa (Common stock)

Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan asset perusahaan.

Menurut Siamat (2004:385), ciri-ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:

a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

b. Memiliki hak suara (one share one vote).

c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

(33)

2) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset. Saham preferen mempunyai sifatgabungan antara obligasi dan saham biasa.

Adapun ciri-ciri dari saham preferen menurut Siamat (2004:385) adalah:

a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen.

b. Tidak memiliki hak suara.

c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

d. Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.

2. Ditinjau dari cara peralihan :

a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.

Secara hukum, siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham Atas Nama (Registered Stocks) Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari segi perdagangan : a. Blue Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

c. Growth Stocks

Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

(34)

d. Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stocks

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

2.1.6. Manfaat dan Resiko Kepemilikan Saham 1) Manfaat Kepemilikan Saham

1) Dividen

Dividen adalah distribusi kas periodik dari perusahaan kepada pemegang saham (Brealey dkk,2007:84). Cukup banyak investor di pasar modal yang melakukan investasi pada saham mengharapkan pembagian dividen dari perusahaan, khususnya bagi para investor jangka panjang.

Ada beberapa hal yang terkait dengan pembagian dividen yang penting dipahami para investor (Simatupang, 2010:40), yaitu :

a) Dividen yield, yaitu rasio antara dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dibandingkan dengan harga saham,

b) Dividen payout ratio (DPR), yaitu rasio perbandingan antara dividen yang dibagikan dibandingkan dengan laba perlembar saham yang diperoleh perusahaan,

c) Cum dividen, yaitu suatu tanggal yang menunjukkan batas akhir bagi para investor yang membeli saham akan menerima pembagian

(35)

dividen, sehingga adalah hal yang wajar apabila saham yang masih dalam kategori akan diburu oleh para investor,

d) Ex-dividen, merupakan kebalikan dari cum dividen,

e) Dividen interim, yaitu dividen dalam bentuk uang tunai yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sifatnya masih sementara, f) Dividen saham, yaitu dviden yang dibagikan bukan

dalam bentuk tunai tetapi dividen yang diberikan dalam bentuk saham.

2) Capital Gain

Situmorang (2008:45) menyatakan bahwa capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya. Data-data transaksi di Bursa Efek menunjukkan bahwa banyak para investor di pasar modal melakukan investasi saham lebih memprioritaskan mendapatkan capital gain dari para dividen. Namun, menurut Sihombing (2008:33) besarnya dividen sering tidak seberapa jika dibandingkan capital gain. Oleh karena itu, baik trader maupun investor biasanya lebih mengharapkan capital gain dibandingkan mendapatkan dividen.

2) Resiko Kepemilikan Saham

Ada beberapa jenis resiko yang akan dihadapi oleh para investor ketika melakukan investasi saham di pasar modal, yaitu resiko sistematik, resiko nonsistematik, dan resiko investasi lainnya.

a. Resiko Sistematik

(36)

Resiko sistematik adalah ketidakpastian hasil perolehan investasi yang dipengaruhi oleh faktor inflasi, pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga dan kondisi politik.

Resiko sistematik ini mempengaruhi perusahaan-perusahaan secara keseluruhan.

b. Resiko Nonsistematik

Resiko nonsistematik yang sering disebut resiko unik adalah resiko yang terkait dengan fluktuasi dan siklus bisnis dari industi tertentu. Beberapa contoh resiko ini yaitu resiko financial (financial risk), resiko industri (industry risk), dan resiko negara (country risk).

c. Resiko Investasi

Resiko Investasi Lainnya, yaitu terdiri dari :

• Tidak mendapatkan dividen,

• Capital loss,

• Saham perusahaan dilikuidasi,

• Saham perusahaan di delisting,

• Saham di suspend.

2.1.7. Nilai Saham

Menurut Jogiyanto (2003:79), secara garis besar terdapat tiga nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value).

(37)

1. Nilai Buku (Book Value)

Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Untuk menghitung nilai buku suatu saham, terdapat beberapa nilai yang berhubungan dengan nilai buku tersebut diantaranya :

a. Nilai nominal (per value), yaitu nilai dari suatu saham yang merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.

b. Agio saham (additional paid-in capital atau excess of par value) merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya.

c. Nilai Modal Disetor (paid in capital), merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau saham biasa.

d. Laba ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Saldo laba ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal. Karena saldo ini milik pemegang saham yang berupa keuntungan yang tidak dibagikan, maka nilai ini akan menambah ekuitas pemilik saham di neraca.

e. Nilai buku per lembar saham, menunjukkan aset bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.

2. Nilai Pasar (Market Value)

Nilai pasar merupakan harga dari saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di bursa pasar.

3. Nilai intrinsik (Intrinsic or fundamental value)

Nilai intrinsik atau nilai fundamental merupakan nilai yang seharusnya atau sebenarnya dari suatu saham yang diperdagangkan.

2.1.8. Harga Saham

Harga Saham merupakan harga suatu saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar serta oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Menurut Harahap (2012:102) Harga saham di pasar modal sudah menjadi trademark dari kinerja perusahaan. Walaupun laporan keuangan menyajikan nilai buku sesuai dengan sifat dan prinsip laporan keuangan, namun nilai buku hanya dianggap sebagai data dasar yang akan

(38)

diolah dalam menghitung berbagai rasio dan indikator kinerja keuangan suatu perusahaan. Harga saham selalu dianggap lebih objektif dalam mengukur nilai perusahaan. Oleh karena itu, manajemen perusahaan akan selalu berupaya agar sahamnya di bursa semakin meningkat. Harga saham merupakan salah satu indikator kinerja manajemen dalam pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor secara rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

Harga saham menurut Sartono (2001:70) adalah “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal”.

Menurut Widoatmodjo (2005:243), harga saham dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Harga Nominal

Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena dividen yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat.

c. Harga pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi.

Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali

(39)

terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit.

Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia.

2.1.8.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Weston dan Brigham (2001:26), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :

1. Laba perlembar saham

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilkinya. Semakin tnggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.

2. Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : a. Mempengaruhi persaingan pasar modal antara saham

dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi.

Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan.

b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perubahan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan

3. Jumlas kas dividen yang diberikan

Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjaadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk dividen dan sebagian lagi disisihkan laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian dividen merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas dividen yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.

4. Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan memepengaruhi harga saham perusahaan.

(40)

5. Tingkat Resiko dan Pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko makan semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.

2.1.8.2. Analisis Saham

Analisis saham umumnya dapat dilakukan oleh para investor dengan mengamati dua pendekatan dasar yaitu:

1. Analisis Teknikal

Menurut Husnan (2005:349), “analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu”. Sutrisno (2005:330) menyatakan bahwa “analisis teknikal adalah pendekatan investasi dengan cara mempelajari data historis dari harga saham serta menghubungkannya dengan trading volume yang terjadi dan kondisi ekonomi pada saat itu”. Analisis ini hanya mempertimbangkan pergerakan harga saja tanpa memperhatikan kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham. Pergerakan harga tersebut dihubungkan dengan kejadian-kejadian pada saat itu seperti adanya pengaruh ekonomi, pengaruh politik, pengaruh statement perdagangan, pengaruh psikologis maupun pengartuh isu-isu lainnya. Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu dan upaya untuk menentukan kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya

(41)

dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau menggunakan analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah moving average (trend yang mengikuti pasar), volume perdagangan, dan short interest ratio. Sedangkan analisis grafik diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai pola seperti key reserval, head and shoulders, dan sebagainya. Analisis ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi penjualan saham untuk menentukan nilai saham.

2. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan faktor yang erat kaitannya dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia dan kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Menurut Husnan (2005:315),

“analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menetapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga di peroleh taksiran harga saham”. Analisis ini sering disebut sebagai share price forecasting dan sering digunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas. Langkah yang paling penting dalam analisis ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor fundamental yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham.

Faktor yang dianalisis merupakan faktor yang berhubungan dengan

(42)

kondisi perusahaan, yang meliputi kondisi manajemen, organisasi, sumber daya manusia, dan keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja perusahaan.

Menurut Jogiyanto (2003:315), “analisis fundamental merupakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, seperti laba, dividen yang dibagikan dan sebagainya. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kondisi internal perusahaan”.

Sutrisno (2005:331), mengemukakan “analisis fundamental merupakan pendekatan analisis harga saham yang menitikberatkan pada kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham dan analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan perusahaan”.

Analisis fundamental menitikberatkan pada rasio keuangan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.

Beberapa faktor utama atau fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu penjualan, pertumbuhan penjualan, operasional perusahaan, laba, dividen, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), perubahan manajemen, dan pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh manajemen perusahaan.

(43)

2.2. Jenis – Jenis Rasio Keuangan

Secara umum rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis,yaitu:

1. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos- pos asetlancar dan utang lancar. Rasio likuiditas ini terdiri dari Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR).

2. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini terdiri dari Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interst Earned (TIE), dan Long Term Debt to Equity Ratio.

3. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, maupun kegiatan lainnya. Rasio aktivitas terdiri dari Inventory Turnover (IT), Receivable Turnover (RT), Fixed AssetsTurnover (FAT), Total Assets Turnover (TAT), dan Days Sales Outstanding.

(44)

4. Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan utang. Rasio profitabilitas ini terdiri dari Gross Profit Margin (GPM), Return onAssets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Ratio (OR), dan Net Profit Margin (NPM).

5. Rasio penilaian pasar

Rasio penilaian pasar merupakan rasio yang lazim digunakan di pasar modal untuk menggambarkan situasi dan prestasi perusahaan di pasarmodal. Rasio ini terdiri dari Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Dividend Per Share (DPS), Dividend Payout Ratio (DPR), Book Value Per Share (BVS), dan Price to Book Value (PBV). Rasio keuangan yang akan digunakan untuk memprediksi saham dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Book Value Per Share (BVS), dan Price to Book Value (PBV).

2.2.1. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2008:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lain yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini berfungsi untuk menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini

(45)

dapat dinilai secara cepat hubungan antar pos dan dapat dibandingkan dengan rasio lain sehingga dapat diperoleh informasi dan memberikan penilaian.

Ada dua metode pembanding rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (2004:39), yaitu :

1. Cross-Sectional Approach

Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.

2. Time Series Analysis

Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Rasio keuangan akan memberikan manfaat apabila rasio tersebut dianalisis. Analisis dan interpretasi dari bermacam- macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analisis dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analisis kredit, dan analasis saham. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis.Hal- hal tersebut akan membantu analisis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat.

Syamsuddin (2004:48) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis yaitu sebagai berikut :

1. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasional yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.

(46)

2. Pembanding yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio financial perusahaan A pada tahun 20X0 dengan rasio financial perusahaan B pada tahun 20X1.

3. Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih sangat diragukan, sehingga rasio-rasio yang dihitung kurang akurat.

4. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

2.2.2. Earning Per Share

Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari laba per lembar saham atau Earning Per Share (EPS). Laba per saham menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Apabila tidak terdapat dividen saham preferen, maka EPS dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar.

Laba per saham adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.

“Earning Per Share atau laba per lembar saham merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham” (Darmadji dan Hendy, 2001:139).Earning Per Share adalah laba bersih per lembar biasa yang beredar dalam suatu periode tertentu. Besarnya nilai EPS suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi

(47)

laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan laba rugi perusahaan tersebut. Laba per lembar saham memiliki arti sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam perusahaan tersebut.

Earning Per Share dirumuskan sebagai berikut : EPS = Laba Bersih setelah Pajak

Jumlah Saham yang beredar

Kebanyakan perusahaan menampilkan lembar per saham pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan juga agar investor yang terlebih dahulu menanamkan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain.

2.2.3. Price Earning Ratio

Bagi para investor semakin tinggi Price Earning Ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Menurut Fahmi (2012:97) “Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara harga pasar per lembar saham (Market Price PerShare) dengan laba per lembar saham (Earning Per Share)”. Harapan investor terhadap earning perusahaan pada masa yang akan datang direfleksikan pada harga saham yang mereka sediakan untuk membayar atas saham perusahaan tersebut yang selanjutnya berpengaruh terhadap PER dengan mengetahui besarnya PER suatu perusahaan.

Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan yang berada dalam tahap pertumbuhan biasanya memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang berada dalam kondisi mapan. Sesuai dengan pandangan bahwa harga

(48)

saham mencerminkan harapan para investor atau pasar terhadap prospek suatu perusahaan, maka faktor-faktor harga saham juga akan mempengaruhi PER.

Maka pendekatan lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model untuk menilai PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model untuk menilai PER perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat dinilai pada kewajaran harga saham perusahaan. Price Earning Ratio (PER) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

PER =

Laba per lembar saham (EPS) Harga pasar per lembar saham

2.2.4. Book Value Per Share

“Book Value Per Share (BVS) adalah angka per lembar saham yang berasal dari likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca”

(Subramanyam, 2012:232). Book Value Per Share (BVS) ditunjukkan dengan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar.

Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Book Value Per Share (BVS) menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi para pemegang saham. Ada beberapa cara untuk meningkatkan nilai buku per lembar saham, yaitu sebagai berikut :

1) Perusahaan dapat melakukan penahanan laba. Dengan cara ini ekuitas pemilik akan meningkat, namun tidak terjadi perubahan

(49)

dalam jumlah lembar saham yang beredar. Hal ini mengasumsikan bahwa laba ditahan dapat digunakan seefektif ekuitas pemilik sebelumnya, dengan kata lain pengembalian atas ekuitas pemilik dipertahankan.

2) Membeli kembali saham perusahaan pada harga yang lebih rendah daripada nilai buku per lembar saham.

3) Melakukan merger sehingga dapat menghasilkan peningkatan nilai buku per lembar saham bagi perusahaan yang bertahan.

Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Semakin kecil nilai Book Value Per Share (BVS) maka nilai pasar dari suatu saham dianggap semakin murah.

Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar pertumbuhan perusahaan maka dapat diketahui pertumbuhan perusahaan (growth) yang menunjukkan investment opportunity cost set (IOS) atau set kesempatan di masa yang akan datang. Perusahaan yang tumbuh mempunyai rasio lebih besar dari nilai satu yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar daripada nilai bukunya. Book Value Per Share (BVS) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

BVS =

Jumlah saham yang beredar Total Ekuitas

(50)

2.2.5. Dividend Per Share

Menurut Warren (1999:122), “Dividend per share merupakan ukuran untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham”.

Dividend Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan yang sering dilihat bagi para calon investor maupun investor untuk menilai keuangan suatu perusahaan.

Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen yang dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend per share dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dividend Per Share =

Jumlah Saham Biasa yang Beredar Dividen Kas

2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa literatur penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER ) , Earning Per Share (EPS), dan Book Value Per Share (BVS) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu pengujian pengaruh Book Value (Bv), Price To Book Value (Pbv), Earning Per Share (Eps), Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap

Perkembangan besarnya variabel Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pertambangan

fundamental yang terdiri dari PRICE BOOK VALUE (PBV ) PRICE EARNING RATIO.. (PER) OPERATING PROFIT MARGIN ( OPM ) EARNING PER SHARE ( EPS ) ,

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu pengujian pengaruh Book Value (Bv), Price To Book Value (Pbv) , Earning Per Share (Eps ), Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Stock

Pengujian terhadap sampel memperoleh kesimpulan bahwa variabel Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER), Dividen Payout Ratio

"Analisis pengaruh Book Value BV, Current Ratio CR, Earning Per Share EPS, Price to Book Value PBV, Price Earning Ratio PER dan Total Asset Turn Over TATO terhadap Harga Saham Studi