• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

HILDA PEBRIDA PANJAITAN 130501129

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PERCETAKAN

Nama : Hilda Pebrida Panjaitan

NIM : 130501129

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Saham Pada Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tanggal, Ketua Program Studi

Drs. Coki Ahmad Syahwier Hsb, MP NIP. 19590912 198703 1 003

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Hilda Pebrida Panjaitan

NIM : 130501129

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Saham Pada Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tanggal, Pembimbing,

Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak NIP. 19750909 200801 1 012

Penguji I, Penguji II,

Paidi Hidayat, SE, M.Si Walad Altsani HR, SE, M.Ec NIP. 19750920 200501 1 002 NIP. 19830612 200812 1 002

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Evaluasi Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten/Kota Pemekaran di Wilayah Nias” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2017

Hilda Pebrida Panjaitan

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan saham pada Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia". Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) terhadap pendapatan (return) saham.

Penelitian ini menggunakan FEM (Fixed Effect Model) melalui uji Hausman data panel diproses dengan menggunakan Eviews. Jumlah sampel setelah melewati tahap purposive sampling adalah 17 perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel EarningPer Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Kata Kunci : Pendapatan (return) saham, DER, EPS, PER, PBV

(6)

ABSTRACT

This research entitled "Analysis of Factors Affecting stock return in property Company that Listed in Indonesia Stock Exchange". The objective of this research to analyze the influence of Debt to Equity Ratio(DER), Earnings Per Share(EPS), Price Earning Ratio (PER) and Price to Book Value (PBV) to stock return.

This Research uses FEM (Fixed Effect Model) through the Hausman test of panel data is processed using Eviews. The number of samplethat examined after passed purpossive sampling phase is 17 property companies that listed in Indonesia Stock Exchange in the period of 2011-2015.

The results of the estimation shows that the variable Earning Per Share (EPS) and Price to Book Value (PBV)has positive and significant influence on stock return, while the Debt to Equity Ratio (DER) and Price Earning Ratio (PER)has negative and no significant influence on stock return.

Keywords : Stock Return, DER, EPS, PER, PBV

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Saham pada Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada ayah dan ibunda tercinta serta abang dan adik penulis yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan, serta motivasi kepada penulis. Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.

2. Bapak Coki Ahmad Syahwier Hasibuan, MP selaku ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si selaku sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(8)

3. Bapak Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak selaku dosen pembimbing saya yang telah membimbing saya dan memberikan ilmu serta saran-saran untuk penyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Paidi Hidayat, SE., M.Si selaku dosen penguji I saya dan Bapak Walad Altsani HR, SE., M.Ec selaku dosen penguji II saya yang telah memberikan saran-saran.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Staff Fakultas Ekonomi Pembangunan untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

6. Seluruh teman-teman Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendukung dan memberikan kiritik dan sarannya selama penulisan skripi ini.

7. Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2017 Penulis

Hilda Pebrida Panjaitan

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Fundamental ... 9

2.1.1 Pendapatan Saham (return saham) ... 11

2.1.2 Debt to Equity Ratio (DER) ... 12

2.1.3 Earning Per Share (EPS) ... 13

2.1.4 Price Earning Ratio (PER) ... 13

2.1.5 Price to Book Value (PBV) ... 14

2.2 Penelitian Terdahulu ... 15

2.3 Kerangka Konseptual ... 17

2.4 Hipotesis Penelitian ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Batasan Operasional ... 21

3.4 Definisi Operasional ... 22

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.8 Teknik Analisis Data ... 26

3.8.1 Analisis Regresi Data Panel ... 27

3.8.1.1 Uji Hausman ... 27

3.8.1.1 Model Efek Tetap: Fixed Effect Model (FEM) ... 28

3.8.1.2 Model Efek Random: Random Effect Model (REM) ... 29

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 29

3.8.2.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 29

3.8.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 30

3.8.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 31

(10)

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN

4.1 Objek Penelitian ... 32

4.2 Analisis Deskripstif ... 32

4.3 Uji Hausman ... 35

4.4 Hasil Estimasi Fixed Effect Model (FEM) ... 35

4.5 Pengujian Hipotesis ... 38

4.5.1 Koefisien Determinasi ... 38

4.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 39

4.5.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 40

4.6 Analisis Pembahasan ... 42

4.6.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap return saham ... 42

4.6.2 Pengaruh Earning Per Share terhadap return saham ... 43

4.6.3 Pengaruh Price Earning Ratio terhadap return saham ... 44

4.6.4 Pengaruh Price to Book Value terhadap return Saham ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 51

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 16

3.1 Sampel Penelitian ... 24

4.1 Analisis Deskriptif... 33

4.2 Uji Hausman ... 35

4.3 Koefisien Variabel... 36

4.4 Koefisien Determinasi ... 39

4.5 Hasil Uji Signifikansi Simultan ... 39

4.6 Hasil Uji Signifikansi Parsial ... 40

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 18

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

2 Data Penelitian ... 53

3 Hasil Statistik Deskriptif ... 56

4 Hasil Uji Hausman ... 57

5 Hasil Estimasi Fixed Effect Model ... 58

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli barang berupa modal, dimana pihak yang menjual modal adalah pihak perorangan, lembaga atau badan usaha yang melakukan investasi karena memiliki kelebihan dana, sedangkan pihak yang membeli modal adalah pihak yang memerlukan dana atau tambahan modal untuk mengembangkan usahanya. Di dalam pasar modal, hanya instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Jangka panjang yang dimaksud adalah periode jatuh tempo lebih dari satu tahun. Instrumen keuangan jangka panjang yang diperdagangkan di pasar modal seperti saham (stock), Obligasi (bond), waran (warrant), right, reksa dana (mutual fund), dan berbagai instrumen derivatif seperti opsi (option), kontrak berjangka, dan lain-lain.

Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesiyang berkaitan dengan efek (Darmadji dan Fakhruddin, 2006).

Beberapa pengertian pasar modal menurut para ahli, yaitu: DR. Siswanto Sudomo (1990), mengatakan bahwa yang dimaksud pasar modal adalah pasar tempat diterbitkan serta di perdagangkan surat-surat berharga jangka panjang, khususnya obligasi dan saham, dan menurut Marzuki Usman (1989), pasar modal

(15)

adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public. Para pemodal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan (Anoraga dan Pakarti, 2003).

Di Indonesia, pengertian pasar modal adalah sebagaimana tertuang di dalam Keputusan Presiden (Kepres) No.52 Tahun 1976 Tentang Pasar Modal Bab I Pasal I dimana disebutkan “Pasar Modal adalah Bursa efek seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang No.15 Tahun 1952 (Lembaran Negara, Tahun 1952 No.67)”. Jadi, pasar modal adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek (Anoraga dan Pakarti, 2003).

Pasar modal mempunyai peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Peranan pasar modal dilihat dari sudut ekonomi makro sebagai suatu piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal.

Kelebihannya lagi, dibanding dengan kredit perbankan, bahwa pasar modal merupakan sumber pembiayaan yang tidak menimbulkan inflatoir. Sumber daya ekonomi yang sudah ada melalui pasar modal dialokasikan sedemikian rupa sehingga kedudukan berubah yaitu dari Pareto Inefficiency menjadi ke titik pareto Efficiency. Ini terjadi apabila informasi yang tersedia di pasar modal cepat, tepat, dan akurat. Akibat lebih jauh dari berfungsinya pasar modal sebagai piranti untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal adalah naiknya pendapatan

(16)

nasional, terciptanya kesempatan kerja, dan semakin meratanya pemerataan hasil- hasil pembangunan (Anoraga dan Pakarti, 2003). Salah satu pendorong berkembangnya pasar modal adalah pemilik modal (investor) yang mempercayakan dananya untuk di investasikan di pasar modal. Para investor akan memperoleh pendapatan (return) dari dana yang di investasikannya.

Pendapatan (return) saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi atau suatu pengembalian saham yang diharapkan atas dana yang di invetasikan. Para investor akan selalu mengharapkan pendapatan saham yang maksimal. Dalam memperkirakan pendapatan (return) saham yang diperoleh, investor terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan yang baik akan menarik perhatian investor untuk berinvestasi. Semakin baik tingkat kinerja keuangan perusahaan maka harga saham di pasar modal meningkat dan akan memberikan pendapatan (return) yang besar bagi investor. Pendapatan dari investasi saham atau return dapat berupa dividen dan capital gain. Dividen adalah pendapatan (return) yang diperoleh pemilik saham karena perusahaan memperoleh keuntungan dan Capital gain adalah pendapatan (return) yang diperoleh dari selisih positif antara harga jual dan harga beli saham. Untuk memprediksi kondisi kinerja keuangan perusahaan, investor membutuhkan rasio keuangan.

Rasio keuangan adalah alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu rasio likuiditas, rasio

(17)

solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas atau rentabilitas, dan rasio pasar (Anoraga dan Pakarti, 2001). Rasio keuangan yang digunakan dalam memprediksi pendapatan (return) saham pada penelitian ini adalah rasio solvabilitas dan rasio pasar. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Debt to Equity Ratio (DER)adalah rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Menurut Robert Ang (Putri, 2012), Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total ekuitas, juga akan menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar.

Hal tersebut akan berdampak pada penurunan harga saham dan menyebabkan pendapatan (return) saham menjadi menurun. Ini berarti, variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan (return) saham.

Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel yang mempengaruhi pendapatan (return) saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian Anisa (2015) menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan (return) saham, sedangkan penelitian yang dilakukan Christanty (2009) dan Arista (2012), menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan (return) saham dan bertolak belakang dengan penelitian Nathaniel (2008) yang mengatakan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan

(18)

terhadap pendapatan (return) saham. Rasio selanjutnya yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio pasar yaitu, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV).

Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. EPS menunjukkan menunjukkan bagian laba untuk setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS akan menyebabkan semakin besarnya laba yang diperoleh dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2006).

Teori tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Christanty (2009) dan Savitri (2012) yang menyatakan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan (return) saham dan bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nathaniel (2008) dan Arista (2012) yang menyatakan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruhpositif dan tidak signifikan terhadap pendapatan (return) saham.

Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan Earning Per Share (EPS) dari saham yang bersangkutan. PER menunjukkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio PER, maka semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan oleh pemodalnya (Husnan dan Pudjiastuti, 1994).

Hasil penelitian mengenai pengaruh variabel Price Earning Ratio (PER) terhadap pendapatan (return) saham yang dilakukan oleh Christanty (2009) dan

(19)

Savitri (2012) menyatakan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan (return) saham. Lain halnya dengan penelitian Anisa (2015) yang menyatakan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan (return) saham.

Price to Book Value (PBV) menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV, maka pasar akan semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Dengan demikian, rasio PBV berpengaruh positif terhadap nilai harga saham dan akan meningkatkan pendapatan (return) saham.

Menurut penelitian Nathaniel (2008) dan Arista (2012)dengan penelitian serupa menunjukkan bahwa Variabel Price to Book Value (PBV) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan (return) saham. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anisa (2015)yang menunjukkan bahwa variabel Price to Book Value (PBV) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan (return) saham.

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) , dan Price to Book Value (PBV) terhadap pendapatan (return) saham masih ditemukan adanya hasil yang tidak konsisten terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan (return) saham. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian lebih lanjut yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Saham pada Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang menjadi dasar kajian dalam penelitian yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap pendapatan (return) saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) secara parsial terhadap pendapatan (return) saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Bagaimana pengaruh Price Earing Ratio (PER) secara parsial terhadap pendapatan (return) saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

4. Bagaimana pengaruh Price to Book Value (PBV) secara parsial terhadap pendapatan (return) saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap pendapatan (return)saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(21)

2. Untuk menganalisis pengaruh Earning Per Share (EPS) secara parsial terhadap pendapatan (return)saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh Price Earning Ratio (PER) secara parsial terhadap pendapatan(return)saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk menganalisis pengaruh Price to Book Value (PBV) secara parsial terhadap pendapatan (return)saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi di pasar modal dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan (return) saham.

2. Bagi emiten (perusahaan), hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya agar memperoleh pendapatan (return) saham yang meningkat.

3. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar perluasan dari penelitian terutama yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan (return) saham.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Fundamental

Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa datang. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari faktor- faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan (return) yang diharapkan dengan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut.

Analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan-hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Model ini sering disebut sebagai share price forecasting model. Dalam model peramalan ini, langkah yang penting adalah mengidentifikasi faktor-faktor fundamental (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden, dan sebagainya) yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Jika kemampuan perusahaan semakin meningkat (misalnya menghasilkan laba yang meningkat) maka harga saham akan meningkat pula. Dengan kata lain profitabilitas akan mempengaruhi harga saham (Husnan, 1998).

Menurut Robert Ang (1997) dalam Widodo (2002), analisis faktor fundamental didasarkan pada analisis faktor keuangan yang tercermin dalam

(23)

rasio-rasio keuangan yang terdiri dari lima rasio yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas (rentabilitas), rasio aktivitas dan rasio pasar. Rasio yang sering digunakan dalam analisis fundamental adalah rasio likuiditas, salah satunya yaitu Debt to Equity Ratio. Apabila Debt to Equity Ratio suatu perusahaan meningkat, maka semakin besar tanggung jawab perusahaan tesebut untuk membayar hutang terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar. Selanjutnya akan berpengaruh pada penurunan harga saham dan menyebabkan pendapatan (return) saham menjadi menurun.

Selanjutnya, rasio yang sering digunakan dalam analisis faktor fundamental adalah rasio pasar yaitu, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV). Apabila Earning Per Share suatu perusahaan semakin tinggi, maka semakin besar laba yang akan diterima oleh pemegang saham. Semakin meningkatnya laba, maka harga saham akan cenderung naik. Hal tersebut akan mempengaruhi pendapatan (return) saham.

Rasio pasar yang kedua adalah Price Earning Ratio. Apabila PER suatu perusahaan tinggi maka perusahaan memungkinkan pertumbuhan laba yang lebih tinggi sehingga resiko yang diterima oleh pemegang saham semakin kecil.

Semakin kecilnya resiko yang diterima memungkinkan terjadinya kenaikan harga saham dan mempengaruhi pendapatan (return) saham yang diperoleh pemegang saham.

Rasio pasar yang ketiga adalah Price to Book Value. Apabila rasio PBV tinggi, maka semakin baik propek perusahaan tersebut. Baiknya prospek

(24)

perusahaan ditandai dengan meningkatnya harga saham. Apabila harga saham meningkat, maka pendapatan (return) saham yang diperoleh juga meningkat.

2.1.1 Pendapatan Saham (return saham)

Pendapatan saham (return saham) adalah hasil yang diperoleh dari investasi atau suatu pengembalian saham yang diharapkan atas dana yang di invetasikan. Pendapatan (return) saham dapat berupa pendapatan realisasi (realizedreturn) dan pendapatan ekspektasi (expectedreturn). Pendapatan realisasi (realized return) adalah pendapatan yang telah terjadi. Pendapatan realisasi dihitung berdasarkan data historis. Pendapatan realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Pendapatan realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan pendapatan ekspektasi (expectedreturn) dan risiko di masa mendatang. Pendapatan ekspektasi (expectedreturn) adalah pendapatan yang diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2003). Pendapatan realisasi sifatnya sudah terjadi sedangkan pendapatan ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Pendapatan (return) saham atau return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield adalah persentase

(25)

bungapinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya (Jogiyanto, 2003). Return total dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:

Pt = Closing Price pada periode sekarang Pt−1 = Closing Price pada periode sebelumnya Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Pada kenyataannya, investor lebih tertarik menghitung pendapatan saham menggunakan capital gain dibandingkan dividen karena tidak selamanya perusahaan mau membagikan dividen kas atau keuntungan perusahaan kepada pemegang saham (investor). Oleh karena itu, pengaruh dividen terhadap pendapatan (return) saham lebih kecil nilainya di bandingkan capital gain, maka penelitian ini menghitung pendapatan (return) saham menggunakan capital gain tanpa melihat dividen. Pendapatan (return) saham dinyatakan sebagai berikut (Jogiyanto:1998 dalam Putri: 2012)

Keterangan:

Pt = Closing Price pada periode sekarang Pt−1 = Closing Price pada periode sebelumnya

2.1.2 Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri (Fakhruddin dan Darmadji: 2006). Rasio utang (Debt to Equity Ratio) diukur dari

𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 = 𝐏𝐭− 𝐏𝐭−𝟏 𝐏𝐭−𝟏

𝐑𝐞𝐭𝐮𝐫𝐧 = 𝐂𝐚𝐩𝐢𝐭𝐚𝐥 𝐆𝐚𝐢𝐧 (𝐋𝐨𝐬𝐬) + 𝐘𝐢𝐞𝐥𝐝 𝐑𝐞𝐭𝐮𝐫𝐧 = 𝐏𝐭− 𝐏𝐭−𝟏

𝐏𝐭−𝟏 + 𝐃𝐭 𝐏𝐭−𝟏

(26)

perbandingan utang dengan ekuitas (modal sendiri). Tingkat Debt to Equity Ratio yang aman biasanya kurang dari 50 persen. Semakin kecil DER maka semakin baik bagi perusahaan. Semakin besar DER maka semakin besar resiko yang dihadapi (Fakhruddin dan Hadianto:2001).

Rasio ini dihitung sebagai berikut (Fakhruddin dan Darmadji: 2006):

2.1.3 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share atau laba per saham adalah komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan (Tandelilin: 2001).

Laba per saham (Earning Per Share) merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar dalam setiap lembar saham (Fakhruddin dan Darmadji: 2006).

EPS dihitung dengan rumus sebagai berikut (Fakhruddin dan Darmadji, 2006):

2.1.4 Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan komponen penting kedua dalam menganalisis perusahaan setelah Earning Per Share (EPS). Informasi PER

𝐃𝐄𝐑 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬

𝐄𝐏𝐒 = 𝐋𝐚𝐛𝐚𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫

(27)

mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata lain, PER merupakan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan. Disamping itu, PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan (Tandelilin: 2001).

Price Earning Ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Fakhruddin Darmadji: 2006). Rasio ini membandingkan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan) (Husnan dan Pudjiastuti: 1994).

Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut (Fakhruddin Darmadji:

2006):

Keterangan:

PER : Price Earning Ratio

EPS : Earning Per Share (laba per lembar saham)

Harga Saham : Harga yang digunakan adalah harga saat penutupan (closing price) pada tanggal tertentu.

2.1.5 Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham (harga pasarnya) diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut.

Istilah teknisnya, apakah saham tersebut overvalued atau undervalued (Fakhruddin dan Hadianto: 2001). Suatu saham dikatakan overvalued bilamana harga sahamnya di atas nilai buku saham tersebut. Sebaliknya, suatu saham dikatakan undervalued bilamana harga sahamnya di bawah nilai buku saham tersebut (Siamat: 2005).

𝐏𝐄𝐑 = 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐄𝐏𝐒

(28)

Price to Book Value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, maka pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin: 2006).

Apabila prospek perusahaan semakin baik, maka semakin kecil resiko yang diterima oleh pemegang saham sehingga akan terjadi peningkatan pada harga saham dan menyebabkan pendapatan (return) saham meningkat.

Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin):

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan hasil-hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu yang digunakan sebagai dasar acuan bagi penelitian selanjutnya.

Penelitian terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang memiliki kaitan dengan permasalahan yang dilakukan dalam penelitian ini. Permasalahan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan (return) saham.

Berikut ini hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan (return) saham, yaitu:

𝐏𝐁𝐕 = 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦

(29)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Nicky

Nathaniel (2008)

Analisis Faktor- faktor yang mempengaruhi return saham (studi pada saham-saham real estate dan property ) di Bursa Efek Indonesia periode 2004- 2006)

Variabel Independen:

DER, EPS, NPM, dan PBV Variabel Dependen:

Return Saham

PBV berpengaruh signifikan terhadap return saham,

sedangkan DER, EPS, dan NPM tidak

signifikan terhadap return saham.

Secara simultan DER, EPS, NPM, dan PBV signifikan terhadap return saham.

2 Mila Christanty (2009)

Analisi

Pengaruh Faktor Fundamental dan Economic Value Added (EVA) terhadap Return saham (Studi kasus pada saham perusahaan yang tercatat dalam LQ45 di BEI periode 2003- 2007)

Variabel Independen:

ROA, PER, QAI, DER, NPM, dan EPS Variabel Dependen:

Return Saham

PER, DER, NPM, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan ROA dan QAI tidak signifikan.

Secara simultan, ROA, PER, QAI, DER, NPM, dan EPS signifikan terhadap return saham.

3 Desy Arista (2012)

Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2009).

Variabel Independen:

ROA, EPS, PBV, dan DER Variabel Dependen:

Return Saham

DER dan PBV signifikan terhadap return saham, sedangkan ROA dan EPS tidak

signifikan.Secara simultan ROA, DER, EPS, dan PBV signifikan terhadap return saham.

(30)

4 Dyah Ayu Savitri (2012)

Pengaruh Return On Asset

(ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham.

Variabel Independen:

ROA, NPM, EPS, dan PER Variabel Dependen:

Return Saham

EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham,

sedangkan ROA, NPM, dan PER tidak

signifikan terhadap return saham.

Secara simultan, variabel ROA, NPM, EPS, dan PER signifikan terhadap return

5 Nesa Annisa (2015)

Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi return saham (studi kasus perusahaan subsektor Automotive and Components yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010- 2014).

Variabel Independen:

ROA, CR, DER, PER, dan PBV Variabel Dependen:

Return Saham

ROA dan DER signifikan terhadap return saham, sedangkan CR, PER dan PBV tidak signifikanterhadap return saham.Secara simultan, variabel ROA, CR, DER, PER, dan PBV mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan diatas maka hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam sebuah kerangka konseptual. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pendapatan (return)saham dan variabel bebasnya adalah Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV).

Kerangka konseptual dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk gambar 2.1 berikut ini:

(31)

H1 (-)

H2 (+)

H3 (+)

H4 (+)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan besarnya total hutang terhadap total ekuitas. Apabila hutang perusahaan meningkat, maka DER perusahaan tersebut meningkat dan akan menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan harga saham dan menyebabkan pendapatan (return) saham menjadi menurun. DER berpengaruh negatif terhadap pendapatan (return) saham.

Earning Per Share (EPS) menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham dan menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Apabila EPS suatu perusahaan meningkat, maka semakin besar laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Dengan meningkatnya laba, maka harga saham akan cenderung naik dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan (return) saham yang diperoleh. EPS berpengaruh positif terhadap pendapatan (return) saham.

Debt to Equity Ratio (DER) (X1)

Earning Per Share (EPS) (X2)

Price Earning Ratio (PER) (X3)

Price to Book Value (PBV) (X4)

Pendapatan (return)saham (Y)

(32)

Price Earning Ratio membandingkan antara harga saham yang diperoleh dari pasar modal dengan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (Earning Per Share / EPS). Apabila PER suatu perusahaan tinggi maka perusahaan memungkinkan pertumbuhan laba yang lebih tinggi sehingga resiko yang diterima oleh pemegang saham semakin kecil. Semakin kecilnya resiko, maka harga saham akan meningkat dan menyebabkan pendapatan (return) saham yang diperoleh pemegang saham meningkat. PER menunjukkan pengaruh yang positif terhadap Pendapatan (return) saham.

Price to book value menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham. Apabila rasio PBV tinggi, maka semakin baik propek perusahaan tersebut. Semakin baik prospek perusahaan maka resiko yang diterima pemegang saham semakin kecil. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan harga saham dan menyebabkan pendapatan (return) saham meningkat. PBV berpengaruh positif terhadap pendapatan (return) saham.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian, hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina, 2011).

Berdasarkan kerangka konseptual, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

(33)

H1 :DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan (return) saham.

H2 :EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan (return) saham.

H3 :PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan (return)saham.

H4 :PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan (return)saham.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji hipotesis. Oleh karena itu, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Price to Book Value terhadap pendapatan (return) saham pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia dengan tahun pengamatan perusahaan dari tahun 2011 sampai tahun 2015 dengan cara mengunjungi website www.idx.co.id. Waktu penelitian yang dilakukan dimulai dari bulan November 2016 sampai bulan Januari 2017.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini memiliki batasan agar pokok penelitian yang diteliti tidak melebar dari yang sudah ditentukan. Untuk itu peneliti menetapkan batasan operasional sebagai berikut:

1. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2015.

(35)

2. Penelitian ini menggunakan data yang dipublikasikan oleh laporan keuangan Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2015.

3. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel independen meliputi Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Price to Book Value.

b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pendapatan (return) Saham.

3.4 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran

Berikut ini adalah defenisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham merupakan perbandingan antara selisih closing price pada periode sekarang (t) dan closing price pada periode sebelumnya (t-1) dengan closing price pada periode sebelumnya (t-1). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus yang digunakan sebagai berikut:

2. Variabel Independen

1. Debt to Equity Ratio (DER)

Merupakan rasio perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri (ekuitas). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio

𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 = 𝐏𝐭− 𝐏𝐭−𝟏 𝐏𝐭−𝟏

(36)

dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus Debt to Equity Ratio sebagai berikut:

2. Earning Per Share (EPS)

Merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk skala rasio dengan satuan ukur adalah rupiah (Rp). Rumus Earning Per Share sebagai berikut:

3. Price Earning Ratio (PER)

Merupakan rasio perbandingan antara harga saham dengan laba per lembar saham. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus Price Earning Ratio sebagai berikut:

4. Price to Book Value (PBV)

Merupakan rasio perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus Price to Book Value sebagai berikut:

𝐃𝐄𝐑 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬

𝐄𝐏𝐒 = 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫

𝐏𝐄𝐑 = 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐄𝐏𝐒

𝐏𝐁𝐕 = 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦

(37)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor properti sebanyak 53 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2015.Dari populasi tersebut, penelitian ini akan menggunakan sebagian perusahaan untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Dalam teknik ini, sampel harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan sektor properti yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 – 2015.

2. Perusahaan tersebut selalu menyajikan laporan keuangan dan memiliki kelengkapan data selama periode 2011 - 2015.

Jumlah populasi pada perusahaan properti yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel adalah sebanyak 17 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2015.Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 APLN Agung Podomoro Land Tbk.

2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk.

3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk.

4 BKDP Bukit Darmo Property Tbk.

5 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.

6 CTRA Ciputra Development Tbk.

7 CTRP Ciputra Property Tbk.

8 CTRS Ciputra Surya Tbk.

9 COWL Cowell Development Tbk.

10 SCBD Danayasa Arthatama Tbk.

(38)

11 DART Duta Anggada Realty Tbk.

12 DUTI Duta Pertiwi Tbk.

13 DILD Intiland Development Tbk.

14 PWON Pakuwon Jati Tbk.

15 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.

16 BKSL Sentul City Tbk.

17 SMRA Summarecon Agung Tbk.

Sumber: hasil data olahan, lampiran 1

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series untuk variabel return saham serta data tentang kinerja keuangan perusahaan sektor properti yang menjadi sampel berupa data Debt to EquityRatio (DER), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to BookValue (PBV). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian StockExchange (IDX) Yearly Statistic yang dipublikasikan oleh website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Periodesasi data menggunakan data tahunan periode 2011 sampai dengan 2015.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan sampel yang digunakan dengan metode purposive sampling, maka metode pengumpulan data digunakan dengan teknik dokumentasi yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan oleh website Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Data return saham diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus dari data harga saham pada Indonesian Stock Exchange Yearly Statistic, sedangkan data DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earning per Share), PER (Price Earning Ratio), dan PBV (Price to Book Value) diperoleh dengan cara

(39)

mengutip secara langsung dari Indonesian Stock Exchange Yearly Statistic pada saham‐saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data yaitu proses yang berkaitan dengan pengujian data dengan menggunakan teknik statistik tertentu, dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan (Erlina, 2011).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif yang diolah dengan menggunakan EVIEWS. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel depend en secara bersama-sama maupun parsial. Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi data panel. Data panel adalah gabungan antar data runtut waktu (time series) dengan data silang (cross section).

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan metode data panel (Gujarati dan Porter, 2012:237) , yaitu:

1. Teknik estimasi data panel dapat mengatasi heterogenitas secara eksplisit dengan memberikan variabel spesifik – subjek. Subjek tersebut mencakup unit- unit mikro seperti individu, perusahan, negara bagian (state), dan negara (country).

2. Dengan menggabungkan antara observasi time-series dan cross-section, data panel memberi “lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, sedikit kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom, dan lebih efisien.

(40)

3. Dengan mempelajari observasi cross-section yang berulang-ulang, data panel paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan.

4. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang secara sederhana tidak bisa dilihat pada data cross-section murni atau time-series murni.

5. Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang rumit.

6. Data panel dapat meminimumkan bias yang bisa terjadi jika kita mengagregasi individu-individu atau perusahaan-perusahaan ke dalam agregasi besar.

Persaman regresi dengan data panel adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Pendapatan (return) saham

α = Intercept

β1, β2,β3,β4 = Koefisien regresi

X1 = Debt to Equity Ratio (DER) X2 = Earning Per Share (EPS) X3 = Price Earning Ratio (PER) X4 = Price to Book Value (PBV)

e = error term

Terdapat dua tipe permodelan dalam mengestimasi data panel, yaitu: 1) Model Efek Tetap : Fixed Effect Model (FEM), dan 2) Model Efek Random : Random Effect Model (REM).

3.8.1 Analisis Regresi Data Panel

3.8.1.1 Uji Hausman (Pemilihan Model Regresi Data Panel)

Uji Hausman dapat didefinisikan sebagai pengujian statistik untuk memilih apakah Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang paling tepat digunakan. Pengujian uji Hausman dilakukan dengan hipotesis berikut:

𝐘𝐢𝐭 = 𝛂 + 𝛃𝟏𝐗𝟏𝐢𝐭+ 𝛃𝟐𝐗𝟐𝐢𝐭+ 𝛃𝟑𝐗𝟑𝐢𝐭+ 𝛃𝟒𝐗𝟒𝐢𝐭+ 𝐞𝐢𝐭

(41)

H0 : Random Effect Model H1 : Fixed Effect Model

Uji Hausman akan mengikuti distribusi chi-squares sebagai berikut:

Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi Statistic chi squares dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen.

Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kristisnya atau hasil dari Hausman test nya signifikan, maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah Fixed Effect Model, sedangkan bila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya atau hasil dari Hausman test nya tidak signifikan, maka H0 diterima dan model yang tepat adalah Random Effect Model.

3.8.1.2 Model Efek Tetap : Fixed Effect Model (FEM)

Fixed Effect Model memperkenankan heterogenitas antar subjek dengan memberi setiap entitas nilai intersep tersendiri. Dalam model ini, slope koefisien tetap antar individu dan antar waktu.

Teknik fixed effect model adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk mengungkap adanya perbedaan intersep.

Variabel dummy digunakan sebagai variabel bebas. Persamaan Fixed Effect Model dengan variabel dummy:

Dimana:

𝒅𝒏𝒊𝒕 = Variabel dummy

𝒀𝒊𝒕 = 𝜷𝟎+ 𝜷𝟏𝑿𝟏𝒊𝒕+ 𝜷𝟐𝑿𝟐𝒊𝒕+ 𝜷𝟑𝑿𝟑𝒊𝒕+ 𝜷𝟒𝑿𝟒𝒊𝒕+ ⋯ + 𝜷𝒏𝒅𝒏𝒊𝒕+ 𝒆𝒊𝒕 𝒎 = 𝒒̂𝑽𝒂𝒓(𝒒̂) − 𝟏𝒒̂

(42)

Model FEM digunakan apabila data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (time-series) lebih besar dibanding jumlah individu (cross-section).

3.8.1.3 Model Efek Random : Random Effect Model (REM)

Pada Fixed Effect Model perbedaan antar individu dan antar waktu dicerminkan melalui intercept, sedangkan pada Random Effect Model perbedaan antar individu dan antar waktu dicerminkan melalui error. Model REM digunakan apabila data panel mempunyai jumlah waktu (time series) yang digunakan lebih kecil dibanding jumlah individu (cross-section).

Persamaan Random Effect Model:

Dimana:

𝒀𝒊𝒕 = Variabel terikat untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t 𝑿𝒊𝒕 = Variabel bebas untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t 𝒖𝒊𝒕 = Komponen error cross-section

𝒗𝒊𝒕 = Komponen error time-series 𝒘𝒊𝒕 = Komponen error gabungan

3.8.2 Pengujian Hipotesis

3.8.2.1 Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)

Koefisien determinasi R2pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 . Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).

𝒀𝒊𝒕= 𝜶 + 𝜷𝑿𝒊𝒕+ 𝜺𝒊𝒕; 𝜺𝒊𝒕 = 𝒖𝒊𝒕+ 𝒗𝒊𝒕+ 𝒘𝒊𝒕

(43)

3.8.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut : 1. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

2. Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Penentuan besarnya F hitung menggunakan rumus :

Keterangan :

R = Koefisien determinan n = Jumlah observasi k = Jumlah variabel

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1. Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung < F tabel. Artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung > F tabel. Artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil uji signifikansi F dapat dilihat berdasarkan nilai p-value (sig), yaitu:

1. Jika nilai sig. F-stat > 0.05 maka Ho diterima 2. Jika nilai sig. F-stat < 0.05 maka Ho ditolak

𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = 𝑹𝟐/(𝒌 − 𝟏) (𝟏 − 𝑹𝟐)(𝒏 − 𝒌)

(44)

3.8.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut:

1. Ho = b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Ho = b1 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menilai t hitung digunakan rumus :

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel. Artinya variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung > t tabel. Artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil uji signifikansi parsial (uji t) dapat dilihat melalui nilai signifikansi, yaitu:

1. Jika nilai sig. t-stat > 0.05, maka Ho diterima 2. Jika nilai sig. t-stat < 0.05, maka Ho ditolak

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈=𝒌𝒐𝒆𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏 𝒓𝒆𝒈𝒓𝒆𝒔𝒊 𝒃𝟏 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒗𝒊𝒂𝒔𝒊 𝒃𝟏

(45)

BAB IV

HASIL DAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan objek penelitian pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Melalui tahap purposive sampling, diperoleh 17 perusahaan sektor properti yang dijadikan sampel dan time series 5 tahun sehingga jumlah observasi sebanyak 85 data. Variabel independen yang digunakan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earing Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Variabel dependen yang digunakan yaitu Pendapatan (return) saham.

4.2 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian seperti Debt to Equity Ratio (DER) , Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan return saham. Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai mean, nilai median, nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis deskriptif yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(46)

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif

Mean Median Maximum Minimum Std. Dev.

Return 0.17 0.13 2.25 -0.62 0.445417

DER 0,85 0,74 2,27 0,08 0,526036

EPS 70,12 42,00 515,00 -43,00 96,65777

PER 21,58 14,80 214,60 -25,15 32,51196

PBV 1,70 1,42 5,92 0,13 1,182107

Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 3

Dari tabel di atas masing-masing variabel dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. VariabelReturn saham

Pada tabel di atas dinyatakan nilai meanReturn saham sebesar 0,17 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,445417. Nilai maksimum Return saham sebesar 2,25 dimiliki oleh perusahaan Duta Anggada Realty Tbk.pada tahun 2012.

Sedangkan nilai minimum sebesar -0,62 dimiliki oleh perusahaan Intiland Development Tbk. pada tahun 2011. Nilai rata-rata (mean) return saham perusahaan sektor properti tahun 2011-2015 lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran data tidak normal.

2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER)

Tabel diatas menyatakan nilai mean Debt to Equity Ratio sebesar 0,85 dengan nilai standar deviasinya sebesar0,526036. Nilai DER maksimum sebesar 2,27 dimiliki oleh perusahaan Summarecon Agung Tbk. pada tahun 2011.

Sedangkan nilai DER minimum sebesar 0,08 dimiliki oleh perusahaan Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. pada tahun 2011 dan 2012. Nilai rata rata Debt to

(47)

Equity Ratio lebih besar dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini menyatakan bahwa penyebaran data normal.

3. Variabel Earning Per Share (EPS)

Tabel 4.1 menyatakan bahwa nilai rata rata EPS sebesar 70,12 dengan nilai standar deviasi sebesar 96,65777. Nilai EPS tertinggi sebesar 515 dimiliki oleh perusahaan Danayasa Arthatama Tbk. Pada taun 2013. Nilai EPS terendah sebesar -43 dimiliki oleh perusahaan Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. pada tahun 2013. Nilai rata rata EPS pada 17 perusahaan sektor properti lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran data tidak normal.

4. Variabel Price Earning Ratio (PER)

Berdasarkan tabel 4.1, nilai mean Price Earning Ratio sebesar 21,58 dengan nilai standar deviasi sebesar 32,51196. Nilai maksimum PER sebesar 214,60 dimiliki oleh perusahaan Danayasa Arthatama Tbk. pada tahun 2014 dan nilai minimum PER sebesar -25,15 dimiliki oleh perusahaan Bukit Darmo Property Tbk. pada tahun 2015. Nilai mean Price Earning Ratio (PER) lebih kecil dari standar deviasi menunjukkan bahwa penyebaran data tidak normal.

5. Variabel Price to Book Value (PBV)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai mean PBV sebesar 1,70 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,182107. Nilai maksimum PBV sebesar 5,92 dimiliki oleh Pakuwon Jati Tbk. pada tahun 2012 dan nilai minimum sebesar 0,13 dimiliki oleh perusahaan Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. pada tahun 2015.

(48)

Nilai rata-rata PBV lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi menyatakan bahwa penyebaran data normal.

4.3 Uji Hausman

Uji Hausman dapat didefinisikan sebagai pengujian statistik untuk memilih apakah Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang paling tepat digunakan. Hasil uji Hausman dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Uji Hausman Test Summary Chi-Square

Statistic

Chi-Square

tabel Prob.

Cross-section random 11.265825 4 0.0237

Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 4

Berdasarkan tabel hasil uji Hausman diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Chi − Square statistiklebih besar daripada Chi − Squaretabel(11.265825> 4) dan nilai probabilitas Cross-section random sebesar 0.0237< 0.05, maka H0 ditolak sehingga model estimasi yang digunakan adalah Fixed Effect Model.

4.4 Hasil EstimasiFixed Effect Model (FEM)

Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan metode Fixed Effect Model (FEM) pada program Eviews, maka dihasilkan model persamaan regresi data panel sebagai berikut:

(49)

Tabel 4.3 Koefisien Variabel

Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.287402 0.215881 -1.331296 0.1878

DER -0.131912 0.189000 -0.697948 0.4877

EPS 0.001814 0.000786 2.308754 0.0242

PER -0.000915 0.001646 -0.555872 0.5802

PBV 0.272802 0.067551 4.038471 0.0001

Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 5

Berdasarkan hasil estimasi diatas, diperoleh persamaan regresi data panel sebagai berikut:

Yit = -0.287402 – 0.131912DERit + 0.001814EPSit - 0.000915PERit + 0.272802PBVit+ еit

Interpretasi dari hasil estimasi diatas yaitu:

1. Konstanta

Berdasarkan hasil estimasi diketahui koefisien konstanta sebesar -0.287402.

Hal ini berarti apabila variabel bebas bernilai konstan maka return sahamakan menurun sebesar 0.287402, ceterisparibus. Signifikansi yang diperoleh sebesar0.1878>0.05, maka konstanta tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Berdasarkan hasil estimasi diketahui bahwa koefisien variabel Debt to Equity Ratio sebesar -0.131912. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return saham. Hal ini berarti apabila Debt to Equity Ratio mengalami peningkatan 1 satuan maka akan terjadi penurunan return saham 0.131912satuan. Signifikansi yang diperoleh sebesar 0.4877>0.05, makaDebt to Equity Ratiotidak berpengaruh

Referensi

Dokumen terkait

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 50 remaja sampai dewasa (usia 17-50 tahun), yang mempunyai handphone / smartphone dan sudah pernah melakukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2011-2015 menggunakan

48 No Variabel Keterangan Analisis Dampak Lingkungan SPAM Kota Bandar Lampung, 2017 Permen PU Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM No 18/PRT/M/2007 Modul

Penelitian ini mengkaji tentang penerapan salah satu konsep dalam kalkulus, yaitu turunan, yang merupakan hasil bagi diferensial. Turunan erat hubungannya

Metode Penelitian, yang digunakan berupa referensi dari buku biografi Muhammad Ali, serta beberapa sumber lain seperti situs utama WBO dan referensi video.Hasil

Therefore, based on the figure above, it can be concluded that by using Think-Pair-Share technique, particularly through Think it out activity, Pair and Share

Hubungan Banyaknya Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja di SMU. Negeri

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PENJABARAN PERUBAHAN APBD. TAHUN