• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK OEJANK BOXING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK OEJANK BOXING"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL

FILM ANIMASI PENDEK

”OEJANK BOXING”

Yoga Wikandhanu

Universitas Bina Nusantara

Jl. K.H Syahdan no. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 Wikanz@gmail.com

Achmad Faisal Choiril Anam Fathoni, S.Sn Arik Kurnianto, S.Sn, M.T

ABSTRAK

The purpose of this research is to introduce the sports of boxing to the mainstream people of Indonesia by using a different form of media, thus giving more line of job to the creatives in Indonesia.Research methods which is being used comes from variety of Muhammad Ali’s biography books and other resources such as the main site of WBO and video references. The final draft would be formed as a short animated movie which tells the story of a boxer who achieved the champion title,in the hopes to attract various viewers in this movie. The conclusion to this matter, is to create a short animated movie about a boxer who triumphed over victory and introduced it to the mainstream people.

Tujuan Penelitian, ialah untuk memperkenalkan olahraga tinju ini ke masyarakat Indonesia dengan media yang berbeda, serta memberikan lapangan kerja kreatifitas yang baru bagi insan seni di Indonesia. Metode Penelitian, yang digunakan berupa referensi dari buku biografi Muhammad Ali, serta beberapa sumber lain seperti situs utama WBO dan referensi video.Hasil yang dicapai, berupa media film animasi pendek yang berisikan cerita seorang petinju yang meraih gelar juara, dengan harapan bahwa akan menarik minat penonton untuk menyaksikan karya ini.Simpulan, dapat menghasilkan sebuah film animasi pendek Oejank Boxing yang menceritakan kisah seorang petinju, dan dapat memperkenalkan olahraga tinju ke masyarakat luas.

(2)

PENDAHULUAN

Olahraga merupakan sarana hiburan utama bagi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali olahraga tinju. Saran olahraga ini semakin digandrungi dan disenangi oleh masyarakat Indonesia sejak prestasi gemilang Chris John di kancah tinju dunia menjadi sorotan utama media massa Indonesia. Membawa nama Indonesia, olahraga tinju telah memberi dampak positif bagi terhadap muda – mudi Indonesia untuk bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah lain dan tidak hanya dalam tinju.

Melihat beberapa hal diatas, penulis memiliki keinginan untuk membawa olahraga tinju ke media lain, yaitu sebuah short 3D animation dimana masyarakat Indonesia dapat melihat olahraga tinju dalam bentuk yang berbeda. Bentuk hiburan animasi semacam ini sudah lazim terjadi di negara lain, Jepang contohnya dengan “Fight Ippo” dan “Ashita no Joe”, kedua komik Jepang tersebut sudah mampu menembus pasar internasional dan menginspirasi anak muda di Jepang untuk menjadi petinju. Diharapkan short 3D

animation bertemakan tinju ini juga dapat menginspirasi kaula muda untuk setidaknya menyukai olahraga

tinju, atau bahkan bisa menciptakan Chris John dan Ellyas Pical berikutnya.

Tetapi dari hal tersebut muncul beberapa masalah seperti jarangnya sebuah karya animasi yang membawa tema olahraga, menjadi sebuah tema yang menggugah masyarakat Indonesia untuk terjun ke bidang olahraga tersebut serta jarangnya animasi 3D di Indonesia maupun di dunia yang bertemakan olahraga tinju.

Permasalahan tersebut dapat dirumuskan dengan, bagaimana caranya agar budaya Indonesia dapat dikenal melalui animasi tanpa harus secara mentah-mentah memperlihatkan budaya lokal secara eksplisit atau dipaksakan, tetapi dengan cara yang lebih halus sehingga dapat diterima oleh masyarakat dunia. Bagaimana caranya agar masyarakat Indonesia, terutama generasi penerus bangsa untuk mengenal olahraga tinju, sehingga dapat melahirkan Chris John yang baru dimasa yang akan datang. Serta bagaimana caranya agar industri animasi di Indonesia menjadi sebuah komoditi bisnis yang menguntungkan, dan melahirkan lahan pekerjaan serta kanvas kreatifitas yang baru bagi insan seni di Indonesia.

Tujuan desain yang hendak dicapai adalah untuk memperkenalkan olahraga tinju ini ke masyarakat Indonesia, serta memberikan lapangan kerja kreatifitas yang baru bagi insan seni di Indonesia.

Landasan teori yang digunaka dalam Tugas Akhir ini meliputi dua bleas teori prinsip animasi, teori lima C dari sinematografi, serta teori warna. Prinsip dasar animasi yang digunakan dalam proyek ini berupa (1) Timing and Spacing; (2) Pose to pose; (3) Stretch and Squash; (4) Anticipation; (5) Secondary Action; (6)

Follow Through and Overlapping Action; (7) Ease in and out; (8) Arc; Exageration; (9) Staging; (8) Personality; dan (9) Appeal. (Williams, 2001)

Sinematografi merupakan rangkaian gambar atau frame dari sebuah film, yang memadukan antara teknik framing, gelap terang, warna, serta angle dalam pengambilan gambar. Beberapa elemen yang mempengaruhi sinematografi yaitu (1) Camera Angles; (2) Continuity; (3) Close-ups; (4) Composition; (5)

Cutting. (Joseph V. Mascelli, 1965).

Sebuah karya film akan menjadi bagus ketika komposisi warna didalamnya juga bagus dan sesuai. Warna merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah karya seni. Menurut buku ”The Complete Color

Harmony”, warna terbagi menjadi duabelas segmen yang terdiri dari warna primer, sekunder, tersier, beserta

gelap terang dari setiap segmen. Warna primer terdiri dari warna merah, kuning, dan biru. Warna sekunder terdiri dari warna jingga, ungu, dan hijau. Warna dalam sebuah karya seni dapat mempengaruhi pemirsa dengan menciptakan mood tersendiri seperti dingin, hangat, ataupun kelam. Elemen ini penting untuk membangun sebuah karya dengan warna yang sesuai dengan mood warna yang diberikan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakuan dalam Tugas Akhir ini dibagi menjadi tiga tahapan hingga menjadi sebuah karya yang baik, yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi.

(3)

Tahap pra-produksi lebih menekankan pada pengembangan konsep cerita dari film animasi ini melalui studi dari referensi seperti film, buku, dan internet. Referensi-referensi yang cocok akan dikumpulkan sebagai karya pendukung yang menjadi inspirasi Tugas Akhir ini. Data yang telah diobservasi tersebut akan digunakan untuk membuat konsep gambar karakter, membuat naskah cerita, konsep visual, dll. Proses gambar mulai dilakukan dengan membuat storyboard, sketsa karakter, dan environment.

Proses produksi mencangkup proses teknis dalam pembuatan Tugas Akhir ini, seperti character

modeling, rigging-morphing, lighting,texturing, framing, animate dan render. Proses produksi lebih

menekankan untuk membuat sketsa karakter yang dua dimensional kedalam bentuk tiga dimensi, lalu dari karakter tiga dimensi tersebut diberi tulang-belulang dalam proses rigging untuk menggerakan karakter. Proses selanjutnya adalah memberi tekstur karakter yang sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai. Ketika sebuah adegan sudah selesai beserta pencahayaan dan animasinya, maka adegan tersebut sudah siap untuk masuk dalam proses rendering yaitu proses mengubah adegan tiga dimensional tersebut menjadi sebuah adegan film animasi yang baik.

Proses pasca-produksi meliputi proses editing dan compositing, pemberian musik serta efek suara, penggabungan adegan-adegan yang ada menjadi sebuah film pendek yang berdurasi. Proses kompositing sekali menjadi peran penting dalam proses ini, karena dalam proses ini dapat mempercantik sebuah adegan sehingga nampak bagusdengan menggabungkan beberapa elemen yang dibuat di proses produksi dan produksi. Semua adegan yang telah digabungkan akan dimasukan ke final draft lalu akan dirender untuk menghasilkan sebuah film pendek.

HASIL DAN BAHASAN

Desain Title

Untuk desain title pada film animasi pendek ini, penulis menggunakan font ”Retrohand” yang memiliki kesan kartunik , tetapi juga bentuk yang sesuai dengan tema yang penulis angkat. Kata ”Oejank” dalam judul itu adalah tokoh utama dalam film pendek ini, penempatan kata Oejank yang lebih kecil dibandingkan kata ”boxing” agar penonton dapat memahami tema film animasi ini adalah tinju dengan membuat kata ”boxing” sedikit lebih besar.

Gambar 5.1 Title”Oejank Boxing” Sumber: data pribadi

Visualisasi Karakter

Pada visualisasi karakter, penulis mendesain karakter tersebut dari sketch-sketch kasar yang penulis gambar, lalu dikembangkan lagi menjadi karakter 3D berdasarkan sketch gambar tersebut.

(4)

Oejank

Bentuk karakter dari animasi pendek ini berdasarkan pada jenis sayuran, tumnuhan, maupun rempah, yang menjadi hal utama adalah karakter pada film pendek ini berbentuk dari hal yang bukan manusia.

Oejank sendiri berbentuk dari kayu manis, dari bentuk dan warna kayu manis yang kecoklatan, di

tweak lagi dengan menambah rambut afro sehingga berbentuk Oejank yang sekarang.

Gambar 5.2 Konsep Sketch Oejank Sumber: data pribadi

Gambar 5.3 Bentuk 3D Oejank Sumber: data pribadi

Ben

Ben merupakan saingan dari Oejank, sekaligus menjadi musuh bebuyutan Oejank. Bentuk utama dari Ben adalah sebuah pisang, karena bentuk buah pisang sangat berbeda dari bentuk buah lainnya. Pisang

(5)

yang berbentuk lonjong dan melengkung memberi kesan menakutkan dan aneh, sehingga cocok untuk dijadikan karakter jahat.

Ciri Khasnya adalah mulutnya yang besar, matanya yang lebar serta tatoo di dahinya.

Gambar 5.4 Sketch dan 3D Ben Sumber: data pribadi

Brock

Brock adalah pelatih baru Oejank, ketika Oejank bangkrut dan menjadi seorang sales, Brock yang mengajak Oejank kembali menjadi petinju. Referensi Brock adalah sebuah brokoli, bentuk kepala yang menyerupai afro memberikan ikatan khusus kepada Oejank, serta warna hijau yang menonjol.

Gambar 5.5 Bentuk 3D Brock Sumber: data pribadi

(6)

Mills Radish

Mills merupakan wasit pada tiap pertandingan tinju, bentuk utama dari Mills adalah sebuah lobak putih, dengan bagian kepala yang plontos sangat cocok sebagai sosok seorang wasit.

Carr Carrot

Carr adalah tokoh figuran yang berperan sebagai lawan tanding bagi Oejank. Oejank yang memenangkan pertandingan melawan Carr, akan kembali berhadapan dengan Ben.

Environment

Dalam film animasi pendek ini terdapat beberapa lokasi yang digunakan, tetapi satu lokasi yang paling sering digunakan adalah arena tinju. Kebanyakan adegan yang dibuat akan berkutat di arena tinju ini, mulai dari ketika Oejank kalah hingga ketika Oejank bertanding kembali.

Gambar 5.7 Salah satu scene di arena tinju Sumber: data pribadi

(7)

5.4 Desain Poster

Gambar 5.8 Poster Oejank Boxing Sumber: data pribadi

(8)

Dalam poster ini Oejank menjadi pusat di poster tersebut, dengan menonjolkan sarung tinjunya maka penonton akan mengetahui bahwa ini adalah animasi tentang tinju. Pose Oejank yang juga sedang menyerang akan memberi kesan bahwa animasi ini bertema action.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari film animasi pendek ini adalah pesan moral kepada generasi muda agar tidak pantang menyerah untuk meraih mimpi. Karakter utama dalam film animasi pendek ini sudah jatuh bangun dalam menggapai impiannya, dan pada akhirnya ia berhasil meraih mimpi tersebut. Media animasi seperti ini dapat membantu menarik perhatian audiens yang belum pernah melihat sebuah animasi bertemakan tinju sebelumnya, dengan visualisasi yang menarik dan berbeda dari animasi lainnya.

Dari apa yang penulis alami dan rasakan ketika mengerjakan film animasi pendek ini, dalam pembuatan sebuah film animasi dibutuhkan etos kerja serta passion yang meluap untuk menghasilkan karya yang baik. Tidak hanya itu saja, keahlian, kecekatan, serta manajemen waktu juga dibutuhkan karena deadline yang cepat. Penulis menyarankan kepada generasi berikutnya untuk bisa mengatur waktu dalam mengerjakan, serta memahami betul kelebihan dan kelemahan diri sendiri, sehingga ketika dalam proses pembuatan tidak ada kesalahan yang fatal dan harus mengalami fase produksi mundur untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

REFERENSI

Anonymous.(1917). Boxing: A Guide to the Manly Art of Self Defense, giving accurate instructions for becoming proeficient in the Science of Boxing. New York: American Sports Publishing

Adni, Arya.(2008).Karakteristik Sinematografi Indonesia (http://www.dkj.or.id /articles/film/karakteristik -sinematografi-film-indonesia)

Chopine, Ami.(2011). 3D Art Essentials: The Fundamentals of 3D Modeling. Oxford:Elsevier Donnely, Ned.(2004) Self Defence the Art of Boxing. New Jersey:Caravat Press

Ezra, Michael(2009) Muhammad Ali: The Making of an Icon. Pennsylvania:Temple University Press Hauser, Thomas. (1986).The Black Lights: Inside the World of Professional Boxing.New

York:McGraw-Hill

Hill, Richard.(2012) 3D World.London: Future UK. Morikawa, Joji. (2010). Fight Ippo:94. Jakarta: Gramedia

Myers, Walter Dean.(2001). The Greatest: Muhammad Ali. New York:Scholastic Inc Roget, Peter.(2003).Roget's Thesaurus,6th edition

Williams, Richard.(2001). The Animator’s Survival Kit. London: Faber and Faber

Mascelli, Joseph V (1965).The Five C’s of Cinematography. Los Angeles:Silman-James Press Sutton, Tina.(2004).The Complete Color Harmony. London.: Rockport Publishers

RIWAYAT PENULIS

Yoga Wikandhanu lahir di Yogyakarta pada tanggal 9 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

Gambar

Gambar 5.1 Title”Oejank Boxing”  Sumber: data pribadi
Gambar 5.2 Konsep Sketch Oejank  Sumber: data pribadi
Gambar 5.4 Sketch dan 3D Ben   Sumber: data pribadi
Gambar 5.7 Salah satu scene di arena tinju  Sumber: data pribadi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah

Perbandingan antara sistem availability yang sedang berjalan dengan sistem high availability yang diusulkan menyimpulkan bahwa sistem high availability yang diusulkan lebih

1) Struktur makro dalam analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk menampilkan tema pokok yang disampaikan oleh Karno sebagai penulis. Tema-tema tersebut

Difraksi Fresnel: jika titik P dan Difraksi Fresnel: jika titik P dan sumber gelombang datang tidak begitu jauh dari celah, sehingga gelombang datang tidak dapat dianggap

Penelitian ini membahas mengenai pelaksaan bank garansi dalam menjamin suatu kerjasama pengolahan kayu yang nilai jaminannya lebih kecil daripada nilai barang

Yaitu Porsema (Pekan Olah Raga Madrasah), kepramukaan dasar, Jambore Nasional, Perkemahan, Ragam Penggalang nasional. Program Humas: 1) Audiensi dengan Kemenag dan

- Dengan membandingkan berbagai rute pemberian obat (oral dan intraperitoneal), sehingga dapat diperoleh onset of action, intensitas, dan duration of action dari suatu

Sebagai bentuk apresiasi terhadap partisipasi para seniman dan menghormati undangan Disparbud, saya dan beberapa pengurus selalu hadir dalam gelaran tersebut, meskipun