• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional sebagai sumber terbesar perolehan devisa nonmigas, pelopor perkembangan industri, penyedia lapangan kerja, dan penggerak pembangunan daerah. Guna mempertahankan produktivitasnya sumber daya ini perlu dijaga kelestariannya.1 Dalam Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 18 Tahun 2013, hutan di Indonesia dibagi dalam dua status, yaitu hutan Negara dan hutan hak. Hutan Negara sendiri diartikan sebagai hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah (Pasal 1 Angka 4). Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani dengan hak atas tanah.

Hutan Negara merupakan hutan yang di atas tanahnya sudah tidak ada lagi hak atas tanah, yang berarti tidak ada konflik dengan masyarakat. Pada hutan Negara dalam hal ini Kementerian Kehutanan, memiliki kewenangan langsung untuk mengurusnya, memanfaatkannya, termasuk dengan memberikan ijin pada pihak ketiga untuk pengelolaannya. Pihak ketiga yang dimaksud dalam hal ini bisa BUMN atau swasta.

1 Ida Ayu Pradnya Resosudarmo, 2003, Kemana Harus Melangkah, Masyarakat Hutan dan

(2)

Perum Perhutani merupakan Perusahaan Umum Kehutanan Negara yang termasuk salah satu Badan Usaha Milik Negara, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani). Perum Perhutani merupakan institusi yang dipercaya untuk mengelola hutan di Jawa dimana memegang peranan yang sangat penting dalam menjamin keberadaan kawasan hutan di Pulau Jawa dan Madura sebagai penunjang daya dukung lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat di Jawa.

Perum Perhutani juga menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan yang menghasilkan barang dan jasa bermutu tinggi dan memadai guna memenuhi hajat hidup orang banyak dan memupuk keuntungan. Dalam rangka mengembangkan industri di bidang kehutanan, maka diperlukan adanya suatu kerjasama antara pengusaha dengan Perum Perhutani sebagai Perusahaan Umum Kehutanan Negara. Adanya kegiatan kerjasama tersebut, diperlukan suatu ikatan yaitu dalam bentuk perjanjian. Dalam perjanjian kerjasama tercantum kesepakatan-kesepakatan yang berupa hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan CV. Indah Jati merupakan perjanjian kerjasama dalam hal pengolahan kayu. Perum Perhutani adalah sebagai pihak penyedia kayu utuh dan CV. Indah Jati sebagai pihak yang melakukan pengolahan kayu atas kayu-kayu utuh tersebut dan dijadikan produk jadi (finished product). Adapun pengolahan kayu yang dilakukan memiliki batas waktu untuk diekspor dan harus

(3)

menyerahkan pembayaran hasil penjualan ke Perum Perhutani. Dibutuhkan jaminan atas pembayaran hasil pengolahan kayu dan untuk menghindari risiko apabila terjadi ketidaktepatan pembayaran atas perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh pihak kedua, sehingga dalam perjanjian ini kedua belah pihak telah menyepakati untuk dibuat bank garansi.

Perjanjian bank garansi termasuk dalam perjanjian penanggungan. Pengaturan bank garansi tidak diatur secara khusus atau secara eksplisit di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Pengaturan yang lebih khusus tentang perjanjian bank garansi diatur dalam Pasal 1820 KUHPerdata yang menyebutkan bahwa penanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan si berpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berutang manakala orang ini sendiri tidak memenuhinya. Istilah garansi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu guarantee atau guaranty yang berarti menjamin atau jaminan. Dalam bahasa Belanda garansi disebut borgtocht dan istilah inilah yang sering kita dengan selain bank garansi sendiri.

Bank Garansi adalah jaminan pembayaran dari bank yang diberikan kepada pihak penerima jaminan (bisa perorangan maupun perusahaan dan biasa disebut beneficiary), selanjutnya pihak yang dijamin (biasanya nasabah bank penerbit dan disebut applicant) tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji (wanprestasi). Artinya bank menjamin nasabahnya, dalam hal ini si terjamin atau

(4)

atau berdasarkan suatu kontrak perjanjian yang disepakati. Di dalam hal bank mengeluarkan suatu garansi bank, bank membuat suatu perjanjian tertulis, yang isinya bank penerbit mengikatkan diri kepada penerima jaminan (beneficiary) dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu apabila dikemudian hari ternyata nasabahnya yaitu si terjamin (applicant) tidak memenuhi kewajibannya kepada si penerima jaminan (beneficiary).

Pelaksanaan perjanjian kerjasama pengolahan kayu ini merupakan kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh kedua belah pihak didasarkan pada Surat Perintah Kerja (SPK) oleh Perum Perhutani. Setelah keluarnya Surat Perintah Kerja (SPK), selama kurun waktu kurang lebih 5 (lima) bulan CV. Indah Jati belum mampu untuk melalukan penjualan hasil finished product yang berupa

garden furniture. Dalam kurun waktu satu tahun, Perum Perhutani dan CV. Indah

Jati melakukan addendum atas Surat Perintah Kerja (SPK) mengenai perpanjangan masa berlaknya Surat Perintah Kerja (SPK) tersebut. Setelah masa perpanjangan habis, CV. Indah Jati belum mampu melakukan pembayaran atas bahan baku yang sudah diterima kepada Perum Perhutani. Dengan dicantumkannya bank garansi dalam perjanjian ini, terlihat betapa pentingnya fungsi bank garansi dalam suatu kegiatan usaha perdagangan.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, Penulis tertarik mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu bank garansi dalam menjamin kerjasama pengolahan kayu. Selanjutnya Penulis akan menuangkan dalam bentuk penulisan tesis dengan judul, yaitu: “Bank Garansi

(5)

Sebagai Jaminan dalam Perjanjian Kerjasama Pengolahan Kayu antara Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan CV. Indah Jati”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang menjadi titik tolak penelitian dan pembahasan dalam penulisan tesis, yaitu sebagai berikut:

1. Mengapa pada pelaksanaan bank garansi dalam menjamin perjanjian kerjasama pengolahan kayu antara Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan CV. Indah Jati nilai jaminan bank garansi lebih kecil daripada nilai kayu yang diserahkan?

2. Bagaimana upaya yang ditempuh para pihak dalam hal adanya wanprestasi terhadap penyelesaian hutang-piutang yang tidak dijamin oleh bank garansi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui dan menganalisis penyebab nilai jaminan bank garansi dalam menjamin kerjasama pengolahan kayu antara Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan CV. Indah Jati lebih kecil daripada nilai kayu yang diserahkan.

(6)

b. Untuk mengetahui dan mengkaji upaya yang ditempuh para pihak dalam hal adanya wanprestasi terhadap penyelesaian hutang-piutang yang tidak dijamin oleh bank garansi.

2. Tujuan Subjektif

Untuk memperoleh data-data informasi yang lengkap dan akurat guna penyusunan penulisan tesis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Magister Hukum Bisnis di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

D. Keaslian Penelitian

Untuk mengetahui keaslian penelitian, penulis telah melakukan penelusuran kepustakaan dan ditemukan beberapa penelitian yang juga membahas mengenai bank garansi. Beberapa penelitian tersebut yaitu:

1. Penulisan Tesis oleh Mahasiswa Pascasarjana Magister Kenotariatan yaitu Irwan Sugandi2 pada tahun 2008 dengan judul Bank Garansi dalam

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pemerintah antara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan CV. Arafah

Permasalahan penelitian yaitu:

a. Mengapa kreditur yang telah mengalami kerugian karena wanprestasi tidak minta kerugian?

2 Irwan Sugandi, 2008, “Bank Garansi dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pemerintah antara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan CV. Arafah”, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

(7)

b. Bagaimana akibat hukumnya apabila dalam waktu yang ditentukan pihak terjamin tidak melunasi hutangnya?

2. Penulisan Tesis oleh Mahasiswa Pascasarjana Magister Ilmu Hukum yaitu Hariyanto3 pada tahun 2009 dengan judul: Analisis Hukum Penggunaan Bank

Garansi Sebagai Dasar Pembayaran Sisa Pekerjaan Atas Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Menjelang Berakhirnya Tahun Anggaran 2008

Permasalahan penelitian yaitu:

a. Bagaimana pelaksanaan atau mekanisme penggunaan bank garansi sebagai dasar pembayaran sisa pekerjaan atas kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah menjelang berakhirnya tahun anggaran 2008? b. Bagaimana penyelesaian terhadap kelebihan pembayaran atas beban

APBN (Pengajuan Klaim atas Bank Garansi tersebut) apabila pihak bank penyedia barang/jasa melakukan wanprestasi?

c. Bagaimana kekuatan hukum pembayaran tagihan sisa pekerjaan atas kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah dengan jaminan bank garansi tersebut?

3 Hariyanto, 2009, “Analisis Hukum Penggunaan Bank Garansi Sebagai Dasar Pembayaran Sisa Pekerjaan Atas Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Menjelang Berakhirnya Tahun Anggaran 2008”, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

(8)

3. Penulisan Tesis oleh Mahasiswa Pascasarjana Magister Hukum Bisnis yaitu Tri Wahyuni Lestari4 pada tahun 2011 dengan judul: Pelaksanaan Bank

Garansi (Guarantee Bank) Pada PT. CIMB Niaga Tbk Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang-Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Permasalahan penelitian yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan Bank Garansi pemborongan pada PT. CIMB Niaga Tbk, Cabang Yogyakarta berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan?

2. Bagaimana upaya Bank dalam hal nasabah, melakukan wanprestasi dalam pelaksanaan Bank Garansi Pemborongan?

3. Bagaimana upaya penyelesaian dalam hal nilai jaminan lebih kecil daripada nilai proyeknya?

Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini membahas mengenai pelaksaan bank garansi dalam menjamin suatu kerjasama pengolahan kayu yang nilai jaminannya lebih kecil daripada nilai barang yang berupa log kayu jati oleh Perum Perhutani kepada CV. Indah Jati. Dengan demikian penulisan hukum ini dapat dianggap asli dan layak untuk diteliti. Namun apabila ternyata pernah dilaksanakan penelitian serupa di luar sepengetahuan penulis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya.

4 Tri Wahyuni Lestari, 2011, “Pelaksanaan Bank Garansi (Guarantee Bank) Pada PT. CIMB Niaga Tbk Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan”, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

(9)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai suatu wujud dari pelaksanaan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Dharma Penelitian. Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum. b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dan memperkaya pengetahuan mengenai ilmu hukum tentang hukum perjanjian, hukum jaminan, dan bank garansi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para pihak, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ketika akan mengadakan perjanjian yang disertai dengan jaminan.

b. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemikiran secara ilmiah akan pentingnya fungsi jaminan (bank garansi) dalam menjamin pelaksanaan suatu perjanjian.

Referensi

Dokumen terkait

konflik dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1) konflik sesaat dan 2) konflik berkepanjangan. Konflik sesaat sering kali terjadi diantara para pihak, baik individu atau

Dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha 7 Berdasarkan Prinsip

Hasil analisis keanekaragaman menggunakan indeks Shannon Wiener (H’) dan indeks kemerataan jenis Evennes (E), tingkat keanekaragaman burung di tiga lokasi Ruang Terbuka

A1, A4, A5, B1, B2, B3 6 6 Mengidentifikasi peran bahasa dalam pembangunan bangsa Peran bahasa dalam pembangunan bangsa Ceramah dan Diskusi Ketepatan resume,

Pengendalian derivatif (D) menggunakan tingkat perubahan sinyal error sebagai elemen prediksi pada aksi pengendalian. Komponen derivatif tidak dapat digunakan sebagai

Wowin Purnomo belum pernah melakukan penyelesaian untuk mengurangi waste yang terjadi dilantai produksi, sehingga dalam hasil identifikasi ditemukan banyak waste yang

Maka, termasuk kedzaliman pengusaha terhadap pekerja adalah tindakan mereka yang tidak membayar upah pekerja dengan baik, memaksa pekerja bekerja diluar kontrak

Indeks Parkir Kendaraan Roda 4 Dari hasil ananlisis karakteristik parkir di ruas jalan permindo pasca penerapan alat meter parkir (Kapasitas & PTO, Durasi Parkir