• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada umumnya kartu berobat digunakan sebagai media administrasi pada rumah sakit.

Biasanya kartu ini berfungsi sebagai identitas pasien yang berobat pada rumah sakit yang bersangkutan. Kartu berobat manual seperti ini kurang efektif digunakan, karena masih banyak langkah-langkah lain yang harus dilakukan seperti memeriksa data pasien pada buku pasien yang harus dilakukan secara manual pula. Namun saat ini kartu berobat manual seperti ini sudah mulai ditinggalkan. Banyak rumah sakit yang mulai beralih kesistem kartu berobat elektronik. Hal ini dikarenakan kartu berobat elektronik lebih mudah digunakan dan lebih efesien.

Bab ini akan membahas tentang landasan teori dalam merancang sistem kartu berobat elektronik, yang diantarnya:

2.1. Mikrokontroller AT89S51

AT89S51 adalah mikrokontroller 8-bit CMOS dengan 4K bite memori flash ISP (IN System Programable/dapat diprogram dalam sistem). Ic ini dibuat dengan teknologi memori nonvolatile kerapatan tinggi dan kompatibel dengan standar industri 8051, set instruksi dan pin keluaran. Flash yang berada di dalam chip memungkinkan memori program untuk diprogram ulang pada saat chip di dalam sistem atau dengan programmer memori nonvolatile konvensional. AT89S51 dirancang dengan logika statis untuk operasi dengan frequensi sampai 0 Hz dan didukung dengan mode penghematan daya. Pada mode idle akan menghentikan CPU sementara Ram, timer atau/counter, serial port dan sistem interupsi tetap berfungsi. Mode power down akan tetap menyimpan isi dari RAM tetapi akan membekukan osilator, menggagalkan semua fungsi chip sampai interupsi eksternal atau reset hardware ditemui.

(2)

Mikrokontroller AT89S51 kompatibel dengan produk MCS 5, adapun spesifikasinya sebagai berikut:

1. 4KB in sistim programmable flash memori, dapat dilakukan pemograman 1000 tulis dan hapus.

2. Range catu daya 4,0 Volt sampai denagan 5,0 Volt 3. Operasi statis : 0Hz sampai dengan 33MHz

4. Tiga tingkat memori lock 5. 128 * 8 bit RAM internal 6. 32 programable jalur I/O 7. Dua 16 byte timer/couter 8. 6 sumber interupsi 9. Full Duplex serial Chanel

10. Low power eagle dan mode power down 11. Watch Dog timer

12. Dua data pointer 13. Power off flag

14. Fast programming time

15. Fleksible ISP progaming

2.2. Radio Frequency Identification (RFID)

RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membacainformasi dari sebuah devais kecil yang disebut tag atau transponder + Responder). Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari devais yang kompatibel, yaitu pembaca RFID (RFID Reader).

RFID adalah teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. RFID dapat disediakan dalam devais yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak

(3)

langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.

Suatu RFID tag (transporder) adalah sebuah benda kecil, misalnya berupa stiker adesif, dan dapat ditempelkan pada suatu barang atau produk. RFID tag berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu query yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver.

Gambar 2.1. RFID card

Gambar 2.2. RFID 12

Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek.

Setiap tag membawa dapat membawa informasi yang unik, di antaranya: serialnumber, model, warna, tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID yang kompatibel, tag akan mentransmisikan

(4)

informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan.

1. Tag: Ini adalah devais yang menyimpan informasi untuk identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder.

2. Antena: untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara pembaca RFID dengan tag RFID.

3. Pembaca RFID: adalah devais yang kompatibel dengan tag RFID yang akan berkomunikasi secara wireless dengan tag.

4. Software Aplikasi: adalah aplikasi pada sebuah workstation atau PC yang dapat membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID diperlengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang elektromagnetik

Gambar 2.3. Sistim RFID

2.2.1. Beberapa tipe dari RFID Tag

RFID tag dapat bersifat aktif atau pasif. RFID tag yang pasif tidak memiliki power supply sendiri. Dengan hanya berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang disebabkan oleh adanya frekuensi radio scanning yang masuk, sudah cukup untuk memberi kekuatan yang cukup bagi RFID tag untuk mengirimkan respon balik. Sehubungan dengan power dan biaya, maka respon dari suatu RFID yang pasif biasanya sederhanya, hanya nomor ID saja. Dengan tidak adanya power supply pada RFID tag yang pasif maka akan menyebabkan semakin kecilnya ukuran dari RFID tag yang mungkin dibuat. Beberapa RFID komersial yang saat ini sudah beredar di pasaran ada yang bisa diletakkan di bawah kulit. Pada tahun 2005 tercatat

(5)

bahwa RFID tag terkecil berukuran 0.4 mm x 0.4 mm dan lebih tipis daripada selembar kertas. Dengan ukuran sekian maka secara praktis benda tersebut tidak akan terlihat oleh mata. RFID tag yang pasif ini memiliki jarak jangkauan yang berbeda mulai dari 10 mm sampai dengan 6 meter. RFID tag yang aktif, di sisi lain harus memiliki power supply sendiri dan memiliki jarak jangkauan yang lebih jauh. Memori yang dimilikinya juga lebih besar sehingga bisa menampung berbagai macam informasi di dalamnya. Sampai tulisan ini dipublikasikan, ukuran terkecil dari RFID tag yang aktif ini ada yang sebesar koin. Jarak jangkauan dari RFID tag yang aktif ini bisa sampai sekitar 10 meter dan dengan umur baterai yang bisa mencapai beberapa tahun lamanya.

Ada empat macam RFID tag yang sering digunakan bila dikategorikan berdasarkan frekuensi radio, yaitu:

- low frequency tag (antara 125 ke 134 kHz).

- high frequency tag (13.56 MHz).

- UHF tag (868 sampai 956 MHz).

- Microwave tag (2.45 GHz).

2.2.2. Penggunaan RFID saat ini

Low frequency RFID tag banyak digunakan untuk identifikasi pada binatang, beer keg tracking, keylock pada mobil dan juga sistem anti pencuri. Binatang peliharaan seringkali ditempeli dengan chip yang kecil sehingga mereka bisa dikembalikan kepada pemiliknya jika hilang. Di Amerika Serikat, frekuensi RFID yang digunakan ada dua yaitu 125 kHz (standar aslinya) dan 134.5 kHz (yang merupakan standar internasional).

High-frequency RFID tag sering digunakan pada perpustakaan atau toko buku, pallet tracking, akses kontrol pada gedung, pelacakan bagasi pada pesawat terbang dan apparel item tracking. Ini juga digunakan secara luas pada identifikasi lencana, mengganti keberadaan kartu magnetik sebelumnya. Lencana ini hanya perlu dipegang dalam suatu jarak tertentu dan reader-nya langsung dapat mengenali siapa pemegang lencana tersebut. Kartu

(6)

kredit American Express Blue saat ini sudah mengandung RFID tag dengan high-frequency.

UHF RFID tag sering digunakan secara komersial pada pallet dan pelacakan container, pelacakan truk dan trailer pada pelabuhan kapal laut.

Chip RFID yang bisa diimplant di binatang juga bisa diimplant di tubuh manusia.

Perusahaan yang bernama Applied Digital Solutions mengajukan chip RFID yang bisa ditanam di bawah kulit sebagai solusi untuk mengidentifikasi adanya fraud, akses ke gedung, akses ke komputer, menyimpan catatan kesehatan seseorang dan juga untuk sistem anti penculikan.

The Baja Beach Club di Barcelona Spanyol menggunakan Verichip yang diimplant untuk mengidentifikasi pelanggan VIP mereka.

2.2.3. Pembacaan Format Data RFID

RFID reader mempunyai banyak sekali tipe, antara lain: ID-10, ID-19, EM-13, dll. Biasanya RFID reader ini memiliki dua bentuk output serial yaitu: ASCII dan Wiegand 26-bit. Yang paling banyak digunakan adalah output dengan format ASCII, karena output ini sangat mudah untuk dihubungkan pada mikrokontroler atau PC menggunakan komunikasi serial UART.

Format Data ASCII

Output yang memiliki format ASCII memiliki struktur sebagai berikut:

02 10 data karakter ASCII checksum CR LF 03

Checksum merupakan hasil EXOR (Exclusive OR) dari 5 biner data byte. Untuk lebih jelasnya tentang cara pembacaan format ASCII, lihat contoh berikut.

Misalnya data output serial (dalam hexadesimal) yang kita tangkap adalah sebagai berikut:

(7)

02 30 34 36 32 30 31 44 37 36 43 44 43 0D 0A 03

Langkah pertama adalah merubah semua nilai data diatas menjadi karakter ASCII.

Misalnya 30H menjadi karakter “0”, 34H menjadi karakter “4”, dst. Langkah kedua adalah menyusun data – data tersebut ke dalam Format Data ASCII seperti. Kemudian ambil 10 data karakter ASCII.

contoh ini berarti data

tersebut adalah:

data heksa data ASCII

Untuk data dengan warna biru merupakan data untuk jenis – jenis kartu dan tidak digunakan dalam proses konversi, yang akan dipakai disini adalah data yang ke 3 s/d 10. Hasil konversi dari data heksa ke dalam data ASCII adalah “6201D76C”. Gabungkan karakter data ASCII menjadi bilangan Hexadesimal, kemudian konversikan bilangan hexadesimal tersebut ke dalam desimal. Hasilnya sebagai berikut: 6201D76C H menjadi 1644287852 (ini merupakan nomor kartu sebenarnya yang tertera pada badan kartu tersebut). Cara ini hanya berlaku pada kartu yang tidak dienkripsi.

2.2.4. Pembaca RFID

Sebuah pembaca RFID harus menyelesaikan dua buah tugas, yaitu:

• Menerima perintah dari software aplikasi

• Berkomunikasi dengan tag RFID

30 34 36 32 30 31 44 37 36 43

6 2 0 1 D 7 6 C

(8)

Pembaca RFID adalah merupakan penghubung antara software aplikasi dengan antena yang akan meradiasikan gelombang radio ke tag RFID. Gelombang radio yang diemisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan di sekitarnya. Akibatnya data dapat berpindah secara wireless ke tag RFID yang berada berdekatan dengan antena.

2.3. Komunikasi Serial RS-232

Pada PC atau Laptop-laptop keluaran terbaru, jumlah port serial RS-232 semakin lama semakin berkurang, jika pada PC lama biasanya terdapat dua buah konektor RS-232 maka sekarang berkurang menjadi satu buah konektor RS-232 saja. Keberadaan port serial RS-232 sekarang telah digantikan oleh port USB yang memang mempunyai banyak kelebihan dibandingkan port serial RS-232. Keberadaan port RS-232 seolah-olah tinggal menunggu waktu untuk habis masa kerjanya. Tetapi walaupun begitu, bagi beberapa kalangan keberadaan port serial RS-232 sangatlah penting, terutama jika berkaitan dengan hal komunikasi data serial. Karena port serial RS-232 mempunyai kelebihan dari pada port USB, yaitu dalam hal kemudahan cara memakai, terutama untuk rancang bangun suatu perangkat keras yang terhubung ke PC. Tetapi teknologi terus berkembang, dan tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan akan port USB akan semakin meningkat, sehingga bukan tidak mungkin jika suatu saat port serial RS-232 tidak akan dijumpai lagi pada PC atau Laptop keluaran terbaru. Karena keberadaan port serial RS-232 akan tergantikan oleh port USB, maka bagi beberapa kalangan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan. Misalnya bagi kalangan yang membutuhkan komunikasi data serial ke dan dari PC atau Laptop, jika dahulu cukup menggunakan port serial RS-232, maka sekarang dapat mencoba menggunakan port USB.

Memang dari segi kecepatan data, port serial RS-232 tertinggal, tetapi dari segi kemudahan, port USB lebih rumit prosedur pemakaiannya, sehingga pada beberapa hal cukup menyulitkan, misalnya pada proses rancang bangun software suatu perangkat keras yang nantinya akan dihubungkan ke PC melalui port USB. Oleh sebab itu disini kami menggunakan port serial RS-232 untuk memudahkan dalam pemograman pada PC. Walaupun begitu bukan berarti port USB tidak bisa atau sulit untuk digunakan, karena port USB pun bisa digunakan sebagai port komunikasi serial biasa layaknya port serial RS-232. Sehingga kita dapat mentransfer data ke dan dari PC seolah-olah menggunakan port serial RS-232. Begitu pula

(9)

dengan perangkat keras yang akan dibangun, selain dapat menggunakan port serial RS-232 nantinya juga dapat menggunakan port USB. Cara untuk merubah port USB agar dapat berkomunikasi layaknya melalui port RS-232 misalnya adalah, dengan menggunakan IC FT- 232. IC ini adalah IC USB UART. Secara garis besar IC ini berfungsi untuk merubah data USB yang berasal dari port USB menjadi data serial dengan level tegangan TTL. Sehingga dengan menggunakan IC FT232 para pengguna dapat melakukan komunikasi data serial (UART) melalui port USB. Semua proses handshaking , enumerasi dan lain-lain yang diperlukan agar dapat menggunakan port USB telah ditangani oleh IC FT-232 tersebut, sehingga memudahkan pengguna untuk menggunakannya.

Standar RS-232 ditetapkan oleh Electronic Industry Association and Telecomunication Industry Association pada tahun 1962. Nama lengkapnya adalah EIA/TIA-232 Interface Between Data Terminal Equipment and Data Circuit-Terminating Equipment Employing Serial Binary Data Interchange. Meskipun namanya cukup panjang tetapi standar ini hanya menyangkut komunikasi data antara komputer dengan alat-alat pelengkap komputer. Ada dua hal pokok yang diatur standar RS-232, antara lain adalah :

1. Bentuk sinyal dan level tegangan yang dipakai.

RS-232 dibuat pada tahun 1962, jauh sebelum IC TTL populer, oleh karena itu level tegangan yang ditentukan untuk RS-232 tidak ada hubungannya dengan level tegangan TTL, bahkan dapat dikatakan jauh berbeda. Lampiran gambar 2.5 2. Penentuan jenis sinyal dan konektor yang dipakai, serta susunan sinyal pada

kaki- kaki di konektor. Beberapa parameter yang ditetapkan EIA (Electronics Industry Association) antara lain:

a) Sebuah ‘spasi’ (logika 0) antara tegangan +3 s/d +25 volt b) Sebuah ‘tanda’ (logika 1) antara tegangan -3 s/d -25 volt c) Daerah tegangan antara +3 s/d -3 volt tidak didefenisikan

d) Tegangan rangkaian terbuka tidak boleh lebih dari 25 volt (dengan acuan ground)

e) Arus hubung singkat rangkaian tidak boleh lebih dari 500 mA.

Sebuah penggerak (driver) harus mampu menangani arus ini tanpa mengalami

kerusakan. Selain mendeskripsikan level tegangan seperti yang dibahas di atas,

(10)

standard RS-232 menentukan pula jenis-jenis sinyal yang dipakai mengatur pertukaran informasi antara DTE dan DCE, semuanya terdapat 24 jenis sinyal tapi yang umum dipakai hanyalah 9 jenis sinyal. Konektor yang dipakai pun ditentukan dalam standard RS-232, untuk sinyal yang lengkap dipakai konektor DB25, sedangkan konektor DB9 hanya bisa dipakai untuk 9 sinyal yang umum dipakai.

Sinyal-sinyal tersebut ada yang menuju ke DCE ada pula yang berasal dari DCE. Bagi sinyal yang menuju ke DCE artinya DTE berfungsi sebagai output dan DCE berfungsi sebagai input, misalnya sinyal TD, pada sisi DTE kaki TD adalah output, dan kaki ini dihubungkan ke kaki TD pada DCE yang berfungsi sebagai input.

Kebalikan sinyal TD adalah RD, sinyal ini berasal dari DCE dan dihubungkan ke kaki RD pada DTE yang berfungsi sebagai output.

Gambar 2.4. perbedaan antara level tegangan RS232 dan TTL.

Gambar 2.5. Konektor Serial DB29

(11)

2.3.1. Konfigurasi Null Modem

Konfigurasi Null Modem digunakan untuk menghubungkan dua DTE dengan diagram pengkabelan yang dapat dilihat pada gambar dibawah. Dalam hal ini hanya dibutuhkan tiga kabel antar DTE, yakni untuk TxD, RxD dan Gnd. Cara kerjanya adalah bagaimana membuat komputer agar berpikir bahwa komputer berkomunikasi dengan modem (DCE) bukan dengan komputer lainnya.

Pada gambar diatas terlihat bahwa kaki DTR (Data Terminal Ready) dihubungkan ke DSR (Data Set Ready) dan juga ke CD (Carrier Detect) pada masing masing komputer, sehingga pada saat sinyal DTR diaktifkan maka sinyal DSR dan CD juga ikut aktif (konsep Modem Semu atau Virtual Modem). Karena komputer dalam hal ini melakukan pengiriman data dengan kecepatan yang sama, maka kontrol aliran (flow control) belum dibutuhkan sehingga RTS (Request To Send) dan CTS (Clear to Send) pada masing masing komputer saling dihubungkan.

2.3.2. Transmisi Data Pada RS-232

Komunikasi pada RS-232 dengan PC adalah komunikasi asinkron. Dimana sinyal clocknya tidak dikirim bersamaan dengan data. Masing-masing data disinkronkan menggunakan clock internal pada tiap-tiap sisinya. Format transmisi satu byte pada RS-232 Data yang ditransmisikan pada format diatas adalah 8 bite, sebelum data tersebut ditransmisikan maka akan diawali oleh start bite dengan logik 0 (0 Volt), kemudian 8 bite data dan diakhiri oleh satu stop bite dengan logik 1 (5 Volt).

(12)

2.3.3. Keuntungan Menggunakan Komunikasi Serial

Antar muka komunikasi serial menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan komunikasi pararel, diantaranya:

a. Kabel untuk komunikasi serial bisa lebih panjang dibandingkan dengan pararel.

Data-data dalam komunikasi serial dikirimkan untuk logika ‘1’ sebagai tegangan - 3 s/d -25 volt dan untuk logika ‘0’ sebagai tegangan +3 s/d +25 volt, dengan demikian tegangan dalam komunikasi serial memiliki ayunan tegangan maksimum 50 volt, sedangkan pada komunikasi pararel hanya 5 volt. Hal ini menyebabkan gangguan pada kabel-kabel panjang lebih mudah diatasi dibanding dengan pararel.

b. Jumlah kabel serial lebih sedikit.

Dua perangkat komputer yang berjauhan dengan hanya tiga kabel untuk konfigurasi null modem, yakni TxD (saluran kirim), RxD (saluran terima) dan Ground, akan tetapi jika menggunakan komunikasi pararel akan terdapat dua puluh hingga dua puluh lima kabel.

c. Komunikasi serial dapat menggunakan udara bebas sebagai media transmisi. Pada komunikasi serial hanya satu bit yang ditransmisikan pada satu waktu sehingga apabila transmisi menggunakan media udara bebas (free space) maka dibagian penerima tidak akan muncul kesulitan untuk menyusun kembali bit bit yang ditransmisikan.

d. Komunikasi serial dapat diterapkan untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler. Hanya dibutuhkan dua pin utama TxD dan RxD (diluar acuan ground).

2.4. Koneksi WIFI

Koneksi WIFI dari sistem berfungi sebagai penyedia data dalam sistem jaringan dimana data tentang pasien dapat disering pada jaringan komputer tersebut, yaitu dengan mengaktifkan masing-masing koneksi WIFI pada tiap komputer. Dalam Rumah Sakit tersebut untuk komputer-komputer yang terkoneksi secara jaringan / WIFI dapat mengakses data base pada komputer server.

(13)

Topologi jaringan wireless yang dipakai pada karya tulis ini adalah Topologi Ad-Hoc (Mode Ad-Hoc). Dalam teknologi ini komputer dihubungkan secara langsung tanpa melalui perantara atau lebih ,udahnya topologi ini mirip dengan model koneksi peer to peer pada jaringan konvensional. Topologi ini dipakai dikarenakan disini dalam realisasinya disaat pengujian alat hanya memakai dua leptop saja tetapi untuk realisasinya dilapangan nantinya bisa dengan beberapa komputer atau leptop yang biasa disebut dengan Topologi Infranstruktur ( Mode Infranstruktur ), yaitu komunikasi antar client anggota jaringan dalam topologi dijembatani oleh alat yang bernama access point.

2.5. Serial MAX 232

IC Max 232 adalah IC yang digunakan yang mengubah sinyal TTL yang dihasilkan mikrokontroller menjadi sinyal RS 232 untuk komunikasi serial komputer yaitu sinyal yang ayunan gelombang antara +25 V sampai -25 V.

2.6. Rekam Medis

Definisi rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam, dan memuat informasi yang cukup dan akurat tentang identitas pasien, anamnesis,pemeriksaan, penentuan fisik, perjalanan penyakit, laboratorium, diagnosis, segala pelayanan dan tindakan medis serta proses pengobatan yang diberikan kepada pasien, dan dokumentasi hasil pelayanan; baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun pelayanan gawat darurat di suatu sarana pelayanan kesehatan.

Sedangkan definisi elektronic medical adalah data rekam medis yang diatur oleh suatu badan tertentu (Instalasi Rekam Medis) seperti : rumah sakit, klinik, atau suatu jaringan komputer sehingga antar badan tersebut dapat saling beroperasi.

Electronic medical record harus memiliki fungsi-fungsi penting sebagai berikut :

(14)

1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lain yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan dan perawatan pasien

2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien

3. Sebagai bukti atas tindakan pelayanan perkembangan penyakit dan pengobatan sebelum pasien berkunjung/dirawat di RS

4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien

5. Melindungi keperluan hukum kepada pasien, dokter, maupun tenaga kesehatan lain 6. Menyediakan tenaga khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan

pendidikan

7. Sebagai dasar perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien

8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta bahan pertanggung jawaban dan laporan.

(15)

Di RSUP. H. Adam Malik alur pasien berobat adalah sebagai berikut:

2.6.1. Alur Pasien Baru Umum:

Syarat :

1. KTP atau tanda pengenal lainnya 2. Mengisi Formulir

2.6.2. Alur Pasien Baru Lama:

Syarat : Kartu Berobat

(16)

2.6.3. Alur pasien ASKES / JAMKESMAS baru:

Syarat : 1. Kartu Peserta ASKES/JAMKESMAS

2. Rujukan Puskesmas/Rumah Sakit 3. KTP atau Tanda Pengenal Lainnya

2.6.4. Alur pasien ASKES/JAMKESMAS lama:

(17)

Syarat :

1. Kartu Peserta ASKES/JAMKESMAS 2. Rujukan Puskesmas/Rumah Sakit 3. Kartu Berobat

Dari alur berobat dapat dilihat bahwa alur yang harus dijalani terlalu banyak dan menyita banyak waktu.

Referensi

Dokumen terkait

Menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan- pertanyaan atau permasalahan lanjutan untuk dicari jawabannya dengan memberikan kegiatan tindak lanjut dimana peserta

Perancangan alat ini menggunakan sensor ACS 712 sebagai sensor pendeteksi arus dan bahasa pemograman yang digunakan yaitu bahasa pemograman arduino (C/ C++) sebagai bahasa

Kendala dalam proses ratifikasi perjanjian internasional di Indonesia, diantaranya sulitnya mengharmoniskan standar internasional itu dengan hukum dan peraturan

Pentingnya penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana wajib pajak patuh dalam membayar pajaknya; untuk menguji kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang

Kegiatan membangun desa merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada

Secara yuridis penodaan agama merupakan bagian dari delik agama yang memang telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia. Pengaturan

Batasan Masalah  Gas uij yang digunakan adalah gas pelarut  PC Tablet hanya menampilkan data ADC dari mikrokontroler  Pengiriman data ADC ke PC Tablet menggunakan komunikasi

UART Port, antarmuka UART di mana dengan menggunakan Kabel RS232 data sensor dapat diperoleh  melalui  port  serial  PC  /  Notebook.  Data  sensor  akan