sampul
SKRIPSI
HERIANTO SETIAWAN NIM. 105731126317
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
PENGARUH PENERAPAN SISTEM E-FILING TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
APARATUR SIPIL NEGARA
(Studi Kasus Pada ASN Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa)
SKRIPSI
DISUSUN DAN DIAJUKAN OLEH:
HERIANTO SETIAWAN NIM. 105731126317
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021M/1442H
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jangan Keluhkan Hidupmu, Kalahkan Saja Malasmu.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kedua orang tua saya Bapak Tolleng dan Ibu Hasma yang telah senantiasa memberikan doa dan dukungan baik moral
maupun moril yang tak terhingga.
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : “Pengaruh Penerapan Sistem E-filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara“.
Nama Mahasiswa : Herianto Setiawan No. Stambuk/ NIM : 105731126317 Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah Di Uji Dan Diseminarkan Pada Seminar Hasi Tanggal 22 Januari 2022 di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis di Ruangan Mini Hall Lt.8 Gedung Iqra Unismuh
Makassar Dan Layak Di Ujiankan Pada Ujian Skripsi
Makassar, 2021
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Edi Jusriadi, SE., MM Wahyuni, SE., M.Ak NIDN 0922027901 NIDN 0920079201
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi,
Mira, SE.,M.Ak NBM. 1286844
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat petunjuk-Nya. Shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai sang revolusioner sejati yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam yang penih dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai kepada penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Faktor Keprilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah”. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yaitu Bapak Tolleng dan Ibu Hasma yang senantiasa memberi dukungan baik berupa moral dan moril. dan segenap keluarga besar, orang-orang terdekat serta teman-teman tercinta yang senantiasa mendukung dan memberi semangat hingga akhir studi ini, terimakasih atas segala dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan dunia dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak di sampaikan kepada:
viii
1. Allah SWT yang telah membuka jalan dan mengangkat kesulitan- kesulitanku. Terima kasih karena sudah memberikan kesehatan sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Untuk kedua orang tuaku Bapak Harmin dan Ibu Subaedah terima kasih untuk segala bentuk dukungan dan dorongan serta do’a yang selalu diberikan.
3. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unversitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ibu Mira, SE., M.Ak, selaku Ketua program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Ibu Linda Arisanti Razak, S.E., M.Ak.Ak.CA Selaku Sekertaris Program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Bapak Dr. Edi Jusriadi, SE.,MM , selaku pembimbing l yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
8. Ibu Wahyuni, S.E., M.Ak, selaku pembimbing lI yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
9. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.
10. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
11. Pimpinan dan Staff pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa terimakasih telah memberikan tempat penelitian dan arahan kepada penulis.
12. Rekan-rekan keluarga besar Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMANSI) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
13. Rekan-rekan keluarga besar KING COBRA yang selalu memberikan semangat walau mereka sendiri tidak bersemangat.
14. Rekan–rekan seperjuangan, mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2017 yang telah berjuang bersama dan telah memberikan bantuan serta dorongan dalam aktivitas studi penulis.
15. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me, I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having no days off, I wanna thank me never quiting for just being me at all time.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Makassar, 02 Januari 2022
Herianto Setiawan
x ABSTRAK
HERIANTO SETIAWAN, 2022 Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara (dibimbing oleh) Pembimbing I Edi Jusriadi dan Pembimbing II Wahyuni.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan data yang disebar pada ASN di Disperindag Kabupaten Gowa. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan Penerapan Sistem E-Filing tehadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi ASN. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat di simpulkan bahwa faktor penerapan sistem E-Filling tidak berpengaruh untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi ASN.
Kata Kunci : E-Filing, Kepatuhan, Wajib Pajak Orang Pribadi.
xi ABSTRACT
HERIANTO SETIAWAN, 2022 The Influence of the Implementation of the E- Filling System on the Compliance of Individual Taxpayers of State Civil Apparatus (supervised by) Supervisor I Edi Jusriadi and Supervisor II Wahyuni.
This study aims to determine and examine the effect of the application of the E-Filling System on the Compliance of Individual Taxpayers of State Civil Apparatus. This type of research is quantitative with a descriptive approach. This study uses a questionnaire as a method of collecting data distributed to ASN in the Disperindag of Gowa Regency. The data analysis method used is simple regression analysis.
The results showed that there was a negative and insignificant effect on the implementation of the E-Filing System on the compliance of individual ASN taxpayers. Based on the results of the research above, it can be concluded that the application of the E-Filling system has no effect on increasing the compliance of individual ASN taxpayers.
Keywords: E-Filing, Compliance, Individual Taxpayers
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Tinjauan Teori ... 9
B. Tinjauan Empiris ... 23
C. Kerangka Konseptual ... 26
D. Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 30
D. Populasi dan sampel ... 32
E. Teknik Pengumpulan data ... 33
F. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38
xiii
B. Hasil Penelitian... 58
C. Pembahasan ... 69
BAB V PENUTUP ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
1.1 Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pph, 2016-2020 ... 3
2.1 Penelitian Terdahulu ... 24
3.1 Penskoran Jawaban ... 34
4.1 Luas Kabupaten Gowa ... 39
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 60
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman E-Filing ... 60
4.6 Hasil Uji Validitas Variabel E-Filing ... 61
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel WPOP ASN ... 62
4.8 Hasil Uji Reabilitas ... 62
4.9 Uji Statistik Deskriptif Variabel E-Filling ... 63
4.10 Uji Statistik variabel Kepatuhan WPOP ASN... 64
4.11 Uji Normalitas One Sample Klomorov ... 65
4.12 Uji Multikkolienaritas ... 66
4.13 Uji Heteroksedastisitas Glejser ... 67
4.14 Uji Regresi Linear Sederhana ... 68
4.15 Uji t ... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Konsep ... 27 4.1 Struktur Organisasi DISPERINDAG Kabupaten Gowa ... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara berkembang yang membutuhkan pengembangan untuk menjadi negara yang lebih maju. Menurut Soemitro (2017:2) menaruh definisi pajak sebagai peralihan kekayaan dari rakyat ke keuangan negara untuk membiayai ekspenditur rutin dan surplus digunakan untuk menyimpan public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai investasi publik. Pajak juga dapat diartikan sebagai kontribusi wajib yang bersifat memaksa masyarakat melalui proses peralihan kekayaan kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin Negara dengan imbalan secara tidak langsung (Akib dan Amdayani, 2017).
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang membiayai seluruh pengeluaran pemerintah yang bersifat umum.
Pengeluaran pemerintah setiap tahunnya meningkat karena banyaknya belanja negara untuk meningkatkan sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur. Hal tersebut menyebabkan target penerimaan pajak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) setiap tahunnya meningkat. Meningkatnya target penerimaan pajak menyebabkan pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan utama dalam meningkatkan kas negara. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target penerimaan negara yang diharapkan dari sektor pajak. Negara menargetkan penerimaan pajak yang ditetapkan di RAPBN 2020 sebesar Rp 1.786,4 triliun atau 82,5% dari pendapatan negara
sebesar Rp 2.165,1 triliun. Target penerimaan perpajakan itu bersumber dari PPh Rp 894.448,7 triliun, PPN Rp 655.394,9 triliun, PBB Rp 19.103,6 triliun, Pajak lainnya Rp 8608,7 triliun, Cukai Rp 165.501,0 triliun, Bea Cukai Rp 38.899,3 triliun, dan Bea Keluar Rp 4.422,5 triliun (kemenkeu, 2020)
Untuk mencapai target penerimaan perpajakan, pemerintah terus melaksanakan reformasi perpajakan dengan meningkatkan kepatuhan, pengawasan, transparansi informasi perpajakan, dan pemberian insentif yang tepat sasaran untuk mendorong peningkatan investasi. Dengan pembauran kebijakan dan langkah-langkah perbaikan (reformasi) perpajakan yang terus menerus dilakukan, sehingga rasio penerimaan perpajakan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam APBN tahun 2020 diperkirakan mencapai 12,2 % atau lebih tinggi dari tax ratio dalam outlook APBN tahun 2020 sebesar 11,6 %. Besaran tax ratio tersebut diperkirakan akan lebih tinggi dengan diperhitungkannya unsur insentif atau pengurangan kewajiban perpajakan yang selama ini telah diberikan pemerintah.
Terdapat tiga jenis sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment Sistem, Self Assessment Sistem dan with holding sistem. Di Indonesia sistem perpajakannya menganut Self Assessment Sistem yaitu suatu sistem dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri besarnya pajak yang sudah dipotong oleh pihak lain, membayar pajak yang harus dibayar dan melaporkan ke kantor pajak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan yang berlaku (Sari, 2013).
Dalam kenyataanya, kesadaran masyarakat untuk membayar pajak masih tergolong rendah. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementrian Keuangan (Kemenkeu) mencatat rasio kepatuhan penyampaian SPT
Tahunan PPh untuk wajib pajak badan pada 2020 tercatat sebesar 60,16%.
SPT Tahunan PPh yang masuk ada 891.877 dari total 1,48 juta wajib pajak badan terdaftar wajib SPT. Rasio itu turun dibandingkan dengan kinerja pada 2019 sebesar 65,47%, Penurunan rasio juga terjadi pada wajib pajak orang pribadi nonkaryawan. Tahun lalu, rasionya hanya 52,44% karena hanya ada 1,75 juta SPT Tahunan PPh yang masuk dari total 3,35 juta wajib pajak orang pribadi nonkaryawan wajib SPT. Pada 2019, rasionya mencapai 75,93%
Tabel 1.1
Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pph, 2016-2020
Uraian 2020 2019 2018 2017 2016
Wajib Pajak Terdaftar Wajib SPT 19.006.794 18.334.683 17.653.046 16.598.887 20.165.718 a. Badan 1.482.500 1.472.217 1.451.512 1.188.488 1.215.417 b. Orang Pribadi Karyawan 14.172.999 13.819.918 13.748.881 13.446.068 16.817.086 c. Orang Pribadi Nonkaryawan 3.351.295 3.042.548 2.452.653 1.964.331 2.133.215 SPT Tahunan Pph 14.755.255 13.394.502 12.551.444 12.047.967 12.249.793
a. Badan 891.877 963.814 854.354 774.188 706.798
b. Orang Pribadi Karyawan 12.105.833 10.120.426 9.875.321 10.065.056 10.607.940 c. Orang Pribadi Nonkaryawan 1.757.545 2.310.262 1.821.769 1.208.723 935.055
Rasio Kepatuhan 77,63% 73,06% 71,10% 72,58% 60,75%
a. Badan 60,16% 65,47% 58,86% 65,14% 58,15%
b. Orang Pribadi Karyawan 85,41% 73,23% 71,83% 74,86% 63,08%
c. Orang Pribadi Nonkaryawan 52,44% 75,93% 74,28% 61,53% 43,83%
Sumber : Laporan Tahunan 2020 DJP.
Direktorat Jenderal Pajak membuat salah satu perubahan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, ialah dengan meningkatkan proses bisnis, yaitu memanfaatkan informasi dan teknologi komunikasi dengan menerapkan sistem pengarsipan elektronik atau E-filing. Melalui keputusan dari Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-88/PJ / 2004 pada Mei 2004, produk E-filing secara resmi diluncurkan. Tepat pada tanggal 24 Januari 2005 di Kantor Kepresidenan Presiden Republik Indonesia bersama dengan Direktorat Jenderal Pajak diluncurkan produk E-filing.
E-filing adalah layanan untuk pengisian dan mengirimkan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak yang dilakukan secara elektronik melalui sistem online real-time ke Direktorat Umum pajak melalui internet pada situs web dari General pajak langsung atau melalui penyedia layanan aplikasi yang ditunjuk oleh DJP. Dengan implementasi dari sistem E-filing, diharapkan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pembayar pajak dalam mempersiapkan dan mengirim pajak (SPT) karena mereka dapat dikirim kapan saja dan di mana saja sehingga dapat mengurangi biaya dan waktu yang dihabiskan dengan menghitung Pajak, Mengisi dan mengirimkan tanpa hambatan . Pengajuan E-filing dapat meminimalkan biaya dan waktu karena hanya dengan menggunakan komputer yang terhubung ke internet, penyerahan SPT dapat dilakukan kapan saja, yaitu 24 jam sehari dan 7 hari seminggu (termasuk liburan) dan di mana saja tanpa perlu datang ke kantor pajak untuk memberikannya ke kantor pajak. Petugas pajak (Akib dan Amdayani, 2017).
Direktorat Jenderal Pajak selalu berusaha untuk mengoptimalkan layanan sehingga diharapkan untuk meningkatkan kesadaran publik dan keinginan untuk teratur sebagai pembayar pajak, salah satunya dengan melakukan reformasi perpajakan yaitu dengan cara mengimplementasikan informasi dan teknologi komunikasi dengan menerapkan sistem E-filing (Maman Suherman, 2015).
Menurut penulis dengan adanya sistem E-filing mampu membuat masyarakat untuk lebih taat lagi dalam pelaporan SPT Tahunan dengan mudah. Karena penggunaan E-filing memanfaatkan jaringan internet dan pemahaman penggunaan E-filing, maka untuk dapat menggunakan E-filing
wajib pajak dituntut untuk dapat mengoperasikan internet. Namun disisi lain, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa mengoperasikan internet, diantaranya yang berumur 40-60 tahun keatas atau yang sudah lanjut usia.
Penerapan sistem E-Filing berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa. Penerapan sistem E-Filing yang diterapkan pada Dinas perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa belum efektif dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Hal ini bermakna bahwa tidak efektifnya sistem E- Filing ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan sehingga pemahaman terkait E-Filing ini belum sepenuhnya dipahami.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya mengenai kepatuhan wajib pajak diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Tambun (2016) memberikan bukti empiris bahwa penerapan sistem E-filing tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada PT. Fonusa Agung Mulia, Jakarta Barat.
Berbeda dengan Wahyuni (2021) yang melakukan penelitian di KPP Pratama Makassar Selatan memperoleh bukti empiris bahwa penerapan E- filing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Marliana, Suherman & Almunawwaroh (2017) menghasilkan bukti empiris bahwa penerapan E-filing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam penyampaian SPT Tahunan pada KPP Pratama Kota Tasikmalaya. Sedangkan penelitian Satria, Modding &
Mursalim (2019), penelitian Samadiartha dan Darma (2017) dan penelitian
Winarsih, Khalid & Yenjeni (2020) memperoleh hasil bahwa penerapan E- filing berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas yang menjelaskan rasio penurunan kepatuhan oleh wajib pajak dari tahun 2016 hingga 2020 dan upaya Direktorat jendral pajak yang menyarankan optimalisasi sistem e- filing dalam menanggulangi penurunan kepatuhan wajib pajak tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang mengkaji adakah pengaruh penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak berdasarkan kenyataan bahwa kepatuhan wajib pajak masyarakat Indonesia masih rendah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dengan ini peneliti akan melakukan sebuah penelitian yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN SISTEM E-FILING TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI APARATUR SIPIL NEGARA.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Penerapan Sistem E-filing berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara di Dinas Peridustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa?
2. Apakah Sistem E-Filing efektif penerapannya dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Gowa.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi aparatur sipil negara di dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten gowa.
2. Untuk mengetahui efektivitas penerapan sistem e-filing dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi aparatur sipil negara di dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten gowa.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian sejenis yang tertarik melakukan penelitian selanjutnya.
b. Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan wawasan, informasi, serta pemikiran dan ilmu pengetahuan yang khususnya berkaitan dengan Pengaruh Sistem e-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabuaten Gowa, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi aparat pajak dalam memberikan gambaran mengenai pengaruh sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak sehingga dapat berinovasi dalam mengembangkan teknologi untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap wajib pajak.
b. Bagi pihak pembaca dan penulis sendiri, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi untuk menambah wawasan mengenai kemudahan pelaporan SPT bagi wajib pajak.
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. TAM (Technology Acceptance Model) merupakan penyesuaian dari TRA (Theory of Reasoned Action) yang diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1986. Tujuan TAM lebih dikhususkan untuk menjelaskan perilaku para pengguna komputer (computer usage behavior). Terdapat 5 konstruk dalam Technology Acceptance Model (TAM) Davis et. al, (1986) yaitu :
a. Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) yaitu adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi dapat memudahkan suatu tugas.
b. Persepsi kegunaan (perceived usefulness) yaitu adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi dapat meningkatkan kinerjanya.
c. Sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude toward using).
d. Minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use).
e. Penggunaan teknologi sesungguhnya (actual technology usage).
Dari 5 konstruk tersebut persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan merupakan salah satu penentu sebuah sistem dapat diterima atau 8 tidak. Jika wajib pajak beranggapan bahwa sistem E-Filing itu
mudah digunakan dan wajib pajak percaya bahwa menggunakan sistem E-Filing akan membantu dalam penyerahan SPT maka hal ini akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT, tetapi sebaliknya jika wajib pajak beranggapan bahwa sistem E-Filing itu tidah mudah digunakan dan tidak memiliki kegunaan maka hal ini akan menyebabkan berkurangnya kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT.
2. Pajak
a. Pengertian Pajak
Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang KUP, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Thomas Sumarsam (2017:3),
“pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.”
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.235/KMK.03/2003 sebagaimana juga disampaikan oleh Sarunan (2015), kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasikan dari beberapa faktor sebagai berikut, diantaranya :
1) tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan untuk semua jenis pajak dalam 2 (dua) tahun terakhir,
2) tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak,
3) tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir, 4) dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.
Kepatuhan Pajak menurut Ayuba et.al (2016) adalah besaran pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau kemampuan dan kemauan pembayaran pajak untuk memematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana kepatuhan pajak tersebut juga ditentukan oleh etika, lingkungan hukum dan faktor lainnya pada waktu dan tempat tertentu. Sarunan (2015) mendefinisikan kepatuhan perpajakan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya. Dengan demikian, kepatuhan pajak adalah kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dengan benar dan tepat waktu secara sukarela sesuai dengan norma dan peraturan perundangan yang berlaku.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pajak merupakan iuran wajib yang disetorkan rakyat untuk Negara berdasarkan undang-undang dan dapat dipaksakan dengan tidak
diberikan imbalan dan hasilnya akan digunakan untuk kemakmuran rakyat. Menurut Organitation for Economic Co-operation and Development (OECD), kepatuhan perpajakan terdiri atas dua kategori, yaitu :
1) Kepatuhan administratif, yakni kepatuhan terhadap peraturan administratif yang diukur dengan kepatuhan dalam menyampaikan laporan dan membayar pajak. Kepatuhan administratif ini dikenal dengan kepatuhan formal.
2) Kepatuhan teknis, yakni kepatuhan yang mengacu pada perhitungan jumlah beban pajak secara benar. Kepatuhan teknis ini dikenal dengan kepatuan material.
b. Fungsi Pajak
Dari beberapa pengertian yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan ada beberapa fungsi pajak menurut Resmi (2017), yaitu : 1) Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan.
Sebagai sumber keuangan Negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas Negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak, seperti Pajak Penghasilan (PPH), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan seterusnya.
2) Fungsi Regularend (Pengatur)
Pajak mempunyai fungsi pengatur, yang berarti pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
c. Jenis Pajak
Menurut Waluyo (2017:12) terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu pengelompokan menurut golongan atau pembebanan, menurut sifat dan menurut pemungut dan pengelolanya.
1) Golongan (pembebanan)
a) Pajak langsung, adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan.
b) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain.
2) Sifat
Pembagian pajak menurut sifat dimaksudkan pembedaan dan pembagiannya berdasarkan ciri-ciri prinsip adalah sebagai berikut : a) Pajak subjektif, adalah pajak yang pemungutannya/
pengenaannya berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti melimpahkan keadaan dari Wajib Pajak.
b) Pajak objektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memerhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
3) Pemungut dan pengelolanya
a) Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.
b) Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunsksn untuk membiayai rumah tangga Negara.
3. E-Filing
Budiarto (2016:14), menjelaskan bahwa sistem E-filing adalah sebuah sistem pelaporan pajak secara online dengan menggunakan media internet. Sedangkan menurut Nurhidayah (2015) E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan melalui sistem online dan real time. Jadi, E-filing adalah suatu proses atau cara memanfaatkan sistem yang digunakan untuk menyampaikan SPT secara online yang realtime yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Diterapkannya sistem E-filing diharapkan dapat memudahkan dan mempercepat Wajib Pajak dalam penyampaian SPT karena Wajib Pajak tidak perlu datang ke kantor Pelayanan Pajak untuk pengiriman data SPT, dengan kemudahan dan lebih sederhananya proses dalam administrasi perpajakan diharapkan terjadi peningkatan dalam kepatuhan Wajib Pajak.
E-filing juga dirasakan manfaatnya oleh kantor pajak yaitu lebih cepatnya penerimaan laporan SPT dan lebih mudahnya kegiatan administrasi, pendataan, dsitribusi, dan pengarsipan laporan SPT.
Proses dalam menggunakan E-filing dan tata cara penyampaian SPT Tahunan secara E-filing menurut Direktorat Jenderal Pajak (2016), antara lain :
a. Mengajukan permohonan aktivasi EFIN ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP).
EFIN atau Electronic Filing Identification Number adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP kepada pembayar pajak yang melakukan transaksi elektronik DJP.
b. Mendaftarakan diri dengan membuat akun pada layanan pajak online, yakni di laman DJP online atau laman penyedia layanan SPT elektronik.
Data yang dibutuhkan untuk melakukan pendaftaran, yaitu NPWP dan EFIN. Masukkan NPWP, nomor EFIN, dan kode keamanan kemudian klik “verifikasi”. Selanjutnya, sistem secara otomatis akan mengirimkan identitas pengguna (NPWP), password, dan link aktivasi melalui email yang Wajib Pajak daftarkan. Klik link aktivasi tersebut. Setelah akun diaktifkan, silahkan login kembali dengan NPWP dan password yang sudah diberikan.
c. Mengisi dan mengirim SPT tahunan.
Wajib Pajak harus masuk ke layanan E-Filing pada laman layanan pajak online. Selanjutnya pilih “buat SPT”. Ikuti panduan yang diberikan, termasuk yang berbentuk pertanyaan. Isi SPT mengikuti panduan yang ada. Apabila SPT sudah dibuat, sistem akan menampilkan ringkasan SPT. Selanjutnya Wajib Pajak mengirim SPT tersebut, dengan cara mengambil terlebih dahulu kode verifikasi. Kode verifikasi akan dikirim melalui email Wajib Pajak. Masukkan kode verifikasi dan setelah itu “klik SPT”. Selesai.
Menurut Karina Harjanto (2018:324), Indikator yang digunakan untuk menilai kegunaan penggunaan E-Filing yaitu :
a. Meningkatkan performa pelaporan pajak.
b. Meningkatkan efektivitas pelaporan pajak.
c. Menyedehanakan pelaporan pajak.
d. Meningkatkan prokduktivitas dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Penerapan sistem E-filing memiliki beberapa keuntungan bagi Wajib Pajak melalui situs DJP antara lain :
a. Penyampaian SPT lebih cepat karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja yaitu 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu karena memanfaatkan jaringan internet.
b. Biaya pelaporan SPT lebih murah karena untuk mengakses situs DJP tidak dipungut biaya.
c. Perhitungan dilakukan secara cepat karena menggunakan sistem komputer.
d. Lebih mudah karena pengisian SPT dalam bentuk wizard.
e. Data yang disampaikan Wajib Pajak selalu lengkap karena terdapat validasi pengisian SPT.
f. Lebih ramah lingkungan karena meminimalisir penggunaan kertas.
g. Dokumen pelengkap (fotokopi formulir 1721 A1/A2 atau bukti potong PPh, SPP Lembar ke-3 PPh pasal 29, Surat Kuasa Khusus, perhitungan PPh terutang bagi wajib pajak Kawin Pisah Harta dan/atau mempunyai NPWP sendiri, fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak
perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP melalui Account Representative.
4. Kepatuhan Wajib Pajak a. Pengertian Wajib Pajak
Wajib Pajak menurut UU No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan berbunyi: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.
Menurut Thomas Sumarsan (2017:9), “Wajib pajak adalah pihak yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk melaksanakan kewajiban perpajakan”. Kepatuhan wajib pajak juga berarti dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakan dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku (Ilhamsyah, dkk. 2016).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan termasuk pemungut atau pemotong pajak tertentu menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pajak merupakan peranan penting untuk pembiayaan pembangunan, dimana wajib pajak merupakan bagian dari penerimaan pajak tersebut, dengan kata lain tidak akan ada pajak apabila tidak ada wajib pajak.
Menurut peraturan Menteri Keuangan Nomor 198/PMK.03/2013, kepatuhan wajib pajak dapat berupa :
1) Kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan;
2) Kepatuhan dalam melunasi utang pajak; dan
3) Kebenaran Surat Pemberitahuan untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak sebelum-sebelumnya.
b. Syarat Menjadi Wajib Pajak Patuh
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/KMK.03/2012 tentang Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Wajib Pajak dengan kriteria tertentu disebut sebagai Wajib Pajak Patuh apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1.) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan; tepat waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan dalam tiga tahun terakhir yaitu akhir bulan ketiga setelah tahun pajak.
2.) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin menganggur atau menunda pembayaran pajak. Tunggakan pajak adalah angsuran pajak yang belum dilunasi pada saat atau setelah tanggal pengenaan denda.
3.) Laporan keuangan harus diaudit oleh Akuntan Publik atau Lembaga Pengawas Keuangan Pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama tiga tahun berturut-turut. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian diberikan oleh auditor apabila tidak ditemukan kesalahan material secara menyeluruh dalam laporan keuangan yang disajikan, dengan kata lain laporan keuangan tersebut sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
4.) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan keputusan pengauditan yang mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu lima tahun terakhir.
Keuntungan yang diterima apabila menjadi Wajib Pajak patuh adalah mendapatkan pelayanan khusus dalam restitusi pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai yaitu pengembalian pendahuluan kelebihan pajak tanpa harus dilakukan pemeriksaan kepada pengusaha kena pajak.
c. Identifikasi Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Rahayu (2016:139), kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari:
1.) Kepatuhan untuk mendaftarkan diri.
2.) Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT).
3.) Kepatuhan dalam menghitung dan membayar pajak terutang.
4.) Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak 1.) Pengaruh Moralitas
Motivasi yang muncul pada Wajib Pajak, atas kemauan, keyakinan untuk berpartisipasi kepada negara dengan membayar pajak yang dapat dinyatakan sebagai sikap kepatuhan pajak. Moralitas merupakan salah satu aspek dalam kepatuhan pajak, beberapa yang mendasari faktor moralitas yaitu demografis, kebanggaan nasional, partisipasi warga negara, kepercayaan, otonomi daerah, kondisi ekonomi, sistem perpajakan, defference factors.
2.) Pengaruh Budaya
Konsep Budaya Pajak merupakan keseluruhan interaksi formal dan informal dalam suatu institusi yang menghubungkan sistem perpajakan nasional dengan Wajib Pajak dimana secara historis melekat dengan budaya nasional, termasuk ketergantungan dan ikatan yang terbentuk akibat interaksi yang berkelanjutan.
3.) Pengaruh Agama
Indonesia terdapat berbagai keyakinan yang dianut, bukan berarti perbedaan keyakinan tidak menjadikan masyarakat berpecah belah, toleransi antar umat beragama, dan tidak berkaitan dengan pemungutan pajak, dari agama yang dianut.
4.) Pengaruh Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin tinggi kesadaran orang untuk membayar pajak, dengan pendidikan yang tinggi maka akan mengerti manfaat pajak dan perolehan pajak yang digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah:
a) Wajib Pajak wajib mendaftarkan dirinya untuk dapat memenuhi kewajibannya dan menjaga ketertiban pembayaran pajak.
b) Wajib Pajak wajib membayar kewajiban pajaknya pada Kantor Pajak yang ada di daerahnya masing-masing, melalui pihak lain maupun melalui Wajib Pajak sendiri.
c) Wajib Pajak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan yang sudah terdaftar pada Kantor Pajak yang dilengkapi dengan laporan keuangan.
5. Aspek Kewajiban Perpajakan PPh Tahunan WP Orang Pribadi ASN
dengan Self Assessment Sistem
Aspek perpajakan ini merupakan pengenaan PPh Tahunan WP Orang Pribadi ASN yang menerapkan kewajiban self assessment dalam hal penghitungan, pembayaran dan pelaporan PPh tersebut. Dalam menyelesaikan kewajiban ini, WP Orang Pribadi ASN wajib melaporkan seluruh penghasilannya selain penghasilan dari pekerjaannya sebagai ASN. Pelaporan seluruh penghasilan ini masih sering diabaikan oleh ASN yang disebabkan oleh ketidak pahaman atas aturan. (Fatima Hayati,dkk, 2012)
a. Penghitungan Objek Pajak Meliputi:
1) Penghasilan neto dari negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas.
Penghitungan penghasilan neto ini berdasarkan jenis WP yaitu WP yang menyelenggarakan pembukuan dan WP yang menggunakan norma penghitungan penghasilan neto.
2) Penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan.
Penghasilan neto ini merupakan penghasilan WP dari pekerjaannya sebagai ASN yang penghitungannya berdasarkan Formulir 1721 – A2 yang merupakan bukti pemotongan PPh Pasal 21 bagi Aparatur Sipil Negara.
3) Penghasilan dalam negeri lainnya 4) Penghasilan neto luar negeri .
Adapun yang dimaksud penghasilan yang tidak termasuk objek pajak adalah:
1) Bantuan/sumbangan/hibah 2) Warisan
3) Bagian laba anggota perseroan komanditer tidak atas saham, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi.
4) Klaim asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, beasiswa.
5) Beasiswa dalam negeri.
6) Penghasilan lainnya yang tidak termasuk objek pajak. Pengurangan Meliputi:
a) Zakat atau sumbangan yang bersifat wajib.
b) Kompensasi kerugian.
c) Penghasilan tidak kena pajak (PTKP).
Penghitungan dijelaskan sebagai berikut:
1) PPh Terhutang dihitung berdasarkan Tarif PPh Pasal 17 dikalikan Penghasilan Kena Pajak (penghasilan neto – zakat/sumbangan yang bersifat wajib – kompensasi kerugian – PTKP).
2) PPh Kurang/Lebih Bayar dihitung dari PPh Terhutang setelah dikurangi dengan PPh yang dipotong / dipungut oleh pihak lain, PPh yang dibayar / dipotong di luar negeri dan PPh ditanggung oleh pemerintah serta PPh yang dibayar sendiri meliputi: PPh Pasal 25 Bulanan, STP PPh Pasal 25 (hanya pokok pajak) dan fiskal luar negeri.
3) Selain itu dihitung Angsuran PPh Pasal 25 tahun pajak berikutnya berdasarkan jumlah PPh yang harus dibayar sendiri dibagi 12 bulan dan Penghitungan WP Orang Pribadi ASN dengan usaha tertentu.
b. Pembayaran
WP Orang Pribadi ASN terkait dengan pembayaran dapat dilakukan dengan beberapa kondisi:
1) Bila WP tersebut tidak memiliki penghasilan lainnya di luar pekerjaannya sebagai ASN, maka dari penghitungan tidak akan menghasilkan PPh Kurang / Lebih Bayar atau Nihil sehingga tidak perlu dilakukan pembayaran tetapi tetap melakukan pelaporan.
2) Bila WP tersebut memiliki penghasilan lainnya di luar pekerjaannya sebagai ASN, maka dari penghitungan akan menghasilkan PPh Kurang/Lebih Bayar. Atas PPh Kurang Bayar tersebut mewajibkan WP untuk melakukan pembayaran paling lambat sebelum dilakukan pelaporan dimana batas waktu pelaporan akhir bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir atau 31 Maret tahun pajak berikutnya.
Sementara untuk PPh Lebih Bayar memungkinkan WP untuk melakukan restitusi atau kompensasi mengikuti ketentuan yang berlaku.
Dalam melakukan pembayaran WP Orang Pribadi ASN menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang terdiri dari rangkap 4 (empat). Pembayaran dilakukan pada Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank Presepsi (yang ditunjuk sebagai kantor penerima pajak).
B. Tinjauan Empiris
Tinjauan empiris adalah penelitian yang dilakukan peneliti-peneliti terdahulu atau ringkasan penelitian sebelumnya mengenai Penerapan Sistem E-Filing yang disajikan pada tabel dibawah ini.
Table 2.1 Penelitian Terdahulu No Penulis/
Tahun Judul Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian 1 Inayah Iin
Nur (2020)
Pengaruh sosialisasi perpajakan,pemahaman peraturan pajak dan peraturan E-filing terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KKP pratama Kudus
Metode Kuantitatif
Sosialisasi perpajakan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu terhitung lebih besar dari table (6,783 >
1,984) pemahaman peraturan pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu terhitung lebih besar dari table
(5,261>1,984) penerapan e-filing berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu lebih besar dari table (3,405 > 1,984) 2 Wahyuni
(2021)
Sosialisasi Perpajakan, kualitas pelayanan fiscus, penerapan e- filing dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
Metode kuantitatif
Penerapan sistem e- filing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
3 Nimas Ayu Sharini (2021)
Pengaruh penerapan e- filing dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan sosialisasi perpajakan sebagai variabel moderating
Metode kuantitatif
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan e- filing merupakan fasilitas pelaporan e- SPT yang dapat mempermudah wajib pajak dalam
pelaporannya, sehingga penerapan e-filing berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
4 Wellyanto (2021)
Pengaruh penerapan e- filing terhadap tingkat penyampaian SPT tahunan wajib pajak
Kuantitatif Penerapan e-filing berpengaruh positif terhadap tingkat penyampaian SPT
orang pribadi dengan peran account
representative sebagai pemoderasi
tahunan.
5 Andi Uslaifatul Azizah (2021)
Pengaruh penerapan sistem e-filing dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada kantor pelayanan pajak
pratama di kota Sorong
Kuantitatif Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
6 Eka Rizqi Adhayati (2021)
Pengaruh penerapan sistem e-filing dan pemahaman
masyarakat mengenai internet terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi
Kuantitatif Penerapan sistem e- filing tidak
berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak Widya Wiyata Sidoarjo namun pada variabel
pemahaman internet menunjukkan bahwa pemahaman internet berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak Widya Wiyata Sidoarjo.
7 Celintara Anindya Ayu Wardhani (2020)
Pengaruh penerapan e- filing terhadap
kepatuhan pelaporan wajib pajak dengan pemanfaatan media sosial sebagai variabel moderasi
Kuantitatif Penerapan e-filing berpengaruh positif terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak.
8 Tezalonicha Wuwungan (2021)
Pengaruh penerapan e- filing terhadap efisiensi pelaporan pajak penghasilan orang pribadi pada KP2KP Kabupaten Minahasa
Kuantitatif Hasil yang didapat dalam penelitian ini ialah terdapat pengaruh positif antara efisiensi pelaporan pajak penghasilan orang pribadi dan
penerapan e-filing.
9 Afiqah Syafruddin (2021)
Pengaruh penerapan e- filing dan kualitas sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak pratama Bangkinang
Kuantitatif Penerapan e-filing berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dan kualitas e- filing berpengaruh ssignifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
10 Tiwuk Puji Hariyanti (2020)
Iplementasi e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak berdasarkan moderasi pemahaman internet
Kuantitatif Iplementasi e-filing ada pengaruh pada kepatuhan wajib pajak secara positif dan signifikan dibuktikan pada nilai F sebesar 34,401
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menjelaskan hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Penerapan sistem E-filing adalah suatu proses atau cara memanfaatkan sistem yang digunakan untuk menyampaikan SPT secara online yang realtime yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sistem E-filing diterapkan oleh Direktoat Jenderal Pajak sebagai upaya dalam mengoptimalkan pelayanan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan keinginan masyarakat sebagai wajib pajak. Kepatuhan Perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung sistem self assessment, dimana Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya tersebut.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
D. Hipotesis
1. Pengaruh Penerapan Sistem E-filing Terhadap Kepatuhan WPOP ASN
Berdasarkan Delone dan McLean (2016) kualitas sistem adalah karakteristik yang diinginkan dari sistem teknologi, dan kualitas sistem dapat mempengaruhi penggunaan dari sistem teknologi. Pengguna akan tertarik menggunakan sistem teknologi ketika pengguna merasa bahwa sistem tersebut memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada penelitian ini, teknologi sistem yang bersangkutan adalah sistem E-filing. Jika sistem E-filing memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan apa yang diperlukan oleh pembayar pajak seperti mudah digunakan, sistem kelenturan, ketersediaan sistem, dan kemudahan belajar, serta fitur sistem seperti fitur sistem pajak, intuitif, dan waktu respon, diharapkan sistem E-filing dapat meningkatkan kepatuhan pada Aparatur Sipil Negara (ASN).
Penerapan Sistem E-filing (X)
a. Meningkatkan performa pelaporan pajak.
b. Meningkatkan efektivitas pelaporan pajak.
c. Menyedehanakan pelaporan pajak.
d. Meningkatkan prokduktivitas dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya.
Sumber : Karina Harjanto (2018:324)
Kepatuhan WPOP ASN (Y)
a. Kepatuhan untuk mendaftarkan diri.
b. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT).
c. Kepatuhan dalam menghitung dan membayar pajak terutang.
d. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan
Sumber : Rahayu (2016:139)
Sejalan dengan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang dikemukakan oleh Davis (1986) yang menjelaskan tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi,. Dengan demikian, Wajib Pajak ASN akan lebih patuh jika telah menerapkan sistem E-Filing apalagi sistem ini berbasis teknologi yang akan lebih mempermudah dibandingkan dengan pelaporan SPT secara manual.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari Nurhidayah (2015), berjudul
˝Pengaruh Penerapan Sistem E-filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai Variabel Pemoderasi pada KPP Pratama Klaten˝. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Sistem E-filing berpengaruh postif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Wulandari Agustiningsih (2016), Penelitian yang berjudul ˝Pengaruh Penerapan E-filing, Tingkat Pemahaman Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta˝. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan e-filing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Yogyakarta.
Dari kedua penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotetis sebagai berikut :
H1: Penerapan Sistem E-filing berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa.
2. Efektivitas Penerapan Sistem E-filing Dalam Meningkatkan Kepatuhan WPOP ASN
Efektivitas menjelaskan seberapa besar tercapainya suatu tujuan yang ditentukan terlebih dahulu. Efektivitas selalu berkaitan dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya tercapai. Semakin besar hasil yang dicapai, maka semakin besar tingkat efektivitasnya. Sebaliknya semakin kecil hasil yang dicapai semakin kecil juga efektivitasnya
Sejalan dengan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang dikemukakan oleh Davis (1986) yang menjelaskan tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi,. Dengan demikian, Wajib Pajak ASN akan lebih patuh jika telah menerapkan sistem E-Filing apalagi sistem ini berbasis teknologi yang akan lebih mempermudah dibandingkan dengan pelaporan SPT secara manual.
Penelitian yang dilakukan oleh Inda Yorena BR Ginting (2020), berjudul “Efektivitas Penerapan E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan˝. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Sistem E-filing berpengaruh postif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Dari penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotetis sebagai berikut :
H2: Sistem E-filing Efektif Penerapannya Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis PeneIitian menggunakan peneIitian kuantitatif dengan pendekatan survei meIaIui penyebaran kuesioner kepada Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten gowa. Menurut Sugiyono (2017) suatu metode peneIitian yang berIandaskan pada fiIsafat positif, digunakan untuk meneIiti pada popuIasi atau sampeI tertentu. Teknik instrument peneIitian, anaIisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teIah ditetapkan. PeneIitian ini menggunakan data primer yang diperoIeh Iangsung dari hasiI kuesioner yang dikirimkan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa dan beberapa sumber Iiteratur utama.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis berlokasi di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa dengan penelitian dilakukan dari bulan November sampai Bulan Desember 2021.
C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Chandrararin (2017) variabel didefenisikan sebagai sesuatu atau nilai yang dapat diukur, baik berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible). Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel
dependen dan variabel independen. Variabel terikat/dependen dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi ASN dan variabel bebas / independen dalam penelitian ini adalah Penerapan Sistem E-filing.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi PNS.
Menurut Rahayu (2016:139), indikator kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari:
a. Kepatuhan untuk mendaftarkan diri.
b. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT).
c. Kepatuhan dalam menghitung dan membayar pajak terutang.
d. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan
Keempat indikator tersebut digunakan sebagai indikator untuk pengukuran Kepatuhan Wajib Pajak. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 1-4 untuk mengukur jawaban dari responden yang berupa pernyataan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju (Sari Nurhidayah, 2015).
2. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya Variabel Dependen (terikat) (Sugiyono, 2017). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Penerapan Sistem E-Filling. Menurut Karina Harjanto (2018:324) Indikator yang digunakan untuk menilai kegunaan penggunaan E-Filing yaitu :
a. Meningkatkan performa pelaporan pajak.
b. Meningkatkan efektivitas pelaporan pajak.
c. Menyedehanakan pelaporan pajak.
d. Meningkatkan prokduktivitas dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Keempat indikator tersebut digunakan sebagai indikator untuk pengukuran Penerapan Sistem E-filing. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 1-4 untuk mengukur jawaban dari responden yang berupa pernyataan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju (Sari Nurhidayah, 2015).
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:80). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 34 Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten gowa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili), (Sugiyono, 2018:81). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 30 orang. Pertimbangan tertentu dalam memilih sampel pada penilitian ini adalah responden yang diminta untuk mengisi kuesioner harus memenuhi kriteria, yaitu :
a. Responden berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa.
b. Responden pernah menggunakan sistem E-filing.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan memberikan angket atau kuesioner pada responden. Pembagian kuesioner atau angket dilakukan oleh peneliti kepada Wajib Pajak Orang Pribadi Aparatur Sipil Negara di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti bermaksud untuk menjelaskan tujuan penelitian pada responden. Setelah responden mengerti tujuan, peneliti memberikan penjelasan mengenai cara- cara pengisian kuesioner. Responden diberikan waktu dan diminta untuk mengisi data sesuai dengan yang tercantum dalam kuesioner. Jika Wajib Pajak yang menjadi responden belum mengerti atau ada pertanyaan yang belum jelas maka dapat ditanyakan pada peneliti. Skala jawaban alternatif yang digunakan adalah skala Likert, yang merupakan skala yang digunakan untuk mengukur perilaku seseorang, opini, dan persepsi tentang fenomena sosial tertentu (Sugiyono, 2015: 134). Jawaban untuk masing-masing item memiliki gradasi dari sangat positif ke sangat negatif seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Penskoran Jawaban
NO Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan
1 Sangat sesuai 5
2 Sesuai 4
3 Netral 3
4 Tidak sesuai 2
5 Sangat tidak sesuai 1
Sumber : (Sugiyono, 2015: 135) F. Teknik Analisi Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Menurut Sugiono (2017:206), analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sedangkan menurut Ghozali (2016:19) statistik deskriptif dapat memberikan gambaran atau deskriptif mengenai data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean) standar deviasi, variance, maksimum, sum, range, kurtosis, dansweknes (kemencengan distribusi).
2. Uji Kualitas Data a) Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016:52-53) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Dalam penelitian ketentuan dasar yang digunakan dengan pearson correlation, dimana jika tingkat significant >0,05 atau 5% maka outpun pearson correlation dikatakan valid. (Nimas,Ayu 2021)
b) Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2016:47) uji realibilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variakonstruk. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji cronbach alpha dimana jika setiap variabel dikatakan reliabel saat nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 (>0,60) (Rizki,Eka 2020).
3. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas
Menurut Sunyoto (2015:70), uji normalitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual pada mode regresi berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan uji one's sample kolmogorov smirnov test dan Probability Plot dengan ketentuan significant >0,05, maka data dikatakan berdistribusi normal (anindya celintara 2020).
b) Uji Multikoloniaritas
Dasar pengambilan keputusan penggunaan uji multikoloniaritas menurut Ghozali (2018:107), yaitu :
1) Melihat nilai Tolerance : Jika nilai tolerance lebih besar dari > 0,10 maka tidak terjadi multikoloniaritas.
2) Melihat nilai VIF : Jika nilai VIF lebih kecil dari < 10,00 maka tidak terjadi multikoloniaritas.
Teknik yg digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikoloniaritas dibuktikan dengan ada atau tidaknya korelasi dalam model regresi dilihat dari nilai VIF dan tolerance. Jika nilai VIF < dari
10 dan tolerance 0,01 maka tidak terjadi multikoloniaritas. (Anandya celintara,2020)
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menurut Ghozali (2016) memiliki tujuan untuk menguji dalam model regresi linear apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari pengamatan satu ke pengamatan lainnya.
Dalam penelitian ini menggunakan grafik scatterplots yang dimana apabila sebaran titik tidak membentuk suatu pola atau alur tertentu karena titik menyebar tidak beraturan, maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Sunyoto (2015), jika Sig.
>0,5 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Analisis Regeresi sederhana
Menggunakan analisis regresi sederhana, analisis ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun rumus dari regresi linear sederhana, antara lain :
Y= α + β 0 + β1X+ ε (1)
Keterangan :
Y : Variabel Dependen (Kepatuhan WPOP PNS) α : Konstanta
X : Penerapan Sistem E-filing β1,β2, : Koefisien regresi variabel ε : Error
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
a) Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Pada pengambilan keputusan untuk uji t parsial dalam analisis regresi adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan nilai t hitung dan tabel: Jika nilai t hitung > t tabel, maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika nilai t hitung < t tabel, maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
2) Berdasarkan nilai signifikan hasil output SPSS: Jika nilai sig >
0.05, maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai sig < 0.05, maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Hipotesis (dugaan) dalam uji t adalah sebagai berikut:
1) Ho diterima dan H1 ditolak, jika nilai t hitung < t tabel atau jika nilai sig > 0.05.
2) Ho ditolak dan H1 diterima, jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai sig < 0.05.
38 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Geografis Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa berada pada 12°38.16′ Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33.6′ Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya antara 12°33.19′ hingga 13°15.17′ Bujur Timur dan 5°5′
hingga 5°34.7′ Lintang Selatan dari Jakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lain, yaitu disebelah utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Sinjai, Bulukumba dan Bantaeng.
Disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di bagian barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.
2. Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau sama dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitif sebanyak 167 dan 726 Dusun/Lingkungan.
Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit- bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu,