1 1.1 Latar Belakang
Kehadiran bank syariah di Indonesia merupakan wujud dari tuntutan masyarakat terhadap lembaga keuangan dengan sistem perbankan halal yang memenuhi prinsip syariah. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan dalam bab 1 dan pasal 1 dan ayat 13 dijelaskan bahwa, Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana. Dan kegiatan usaha pembiayaan, atau kegiatan lain yang dinyatakan sesuai syariah, antara lain berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah). (Agustin & Darmawan, 2018)
Salah satu hal terpenting dalam menjaga eksistensi suatu bank adalah adanya hasil yang maksimal dalam operasional bank yang dapat dilihat dari peningkatan kinerja keuangan suatu bank dibandingkan periode sebelumnya.
Kondisi kinerja keuangan tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan manajerial dari segala aspek di dunia perbankan.
Informasi yang disajikan dalam kinerja keuangan dapat digunakan oleh pihak terkait, baik investor, kreditur, maupun pihak di luar perbankan untuk memprediksi kinerja keuangan yang sebenarnya pada setiap periode (Agustin
& Darmawan, 2018).
Tingkat kesehatan Bank Umum Syariah disusun dalam rangka meningkatkan efektivitas penelitian tingkat kesehatan bank untuk menghadapi
perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko yang dapat berasal dari bank maupun dari anak perusahaan bank.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja keuangan bank untuk melihat tingkat kesehatan suatu bank, karena jika suatu bank memiliki kinerja keuangan yang baik maka kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut akan tinggi.
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah sebagai acuan atau bahan dalam pengambilan keputusan ekonomi, seperti keputusan investasi oleh investor, keputusan ekspansi oleh manajemen dan lain-lain.
(dosenakuntansi.com, 2017) Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:
3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan ruang lingkup sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini, yang terdiri dari: (1) Laporan Tahunan; (2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan; (3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Triastiningtyas & Drs. Osmad, 2013) bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan sebagai proksi ROA. Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Armereo, 2015) bahwa variabel CAR, FDR, dan NFP berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Dimana jika variabel CAR, FDR dan NPF meningkat maka ROA juga meningkat dan sebaliknya. Variabel CAR tidak dipengaruhi oleh ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Variabel FDR
berpengaruh negatif terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
ROA akan menurun dan sebaliknya jika FDR menurun maka ROA akan meningkat. Variabel NPF tidak berpengaruh terhadap ROA pada bank syariah di Indonesia.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa peneliti dengan variabel yang sama. Hal ini menyebabkan minat untuk meneliti lebih lanjut pengaruh CAR, NPF, BOPO dan FDR terhadap kinerja keuangan. Bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadikan sebagai objek penelitian. Alasan dipilihnya bank syariah yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian adalah karena perkembangan kinerja keuangan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat menjadi pilihan investasi bagi pemilik dana atau calon investor dan kegiatan bank sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan usaha. Kegiatan ekonomi di sektor riil. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja baik jika sektor moneter tidak berkinerja baik.
Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan dari kinerja suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba, sangat penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien, karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba di sisi lain. kata adalah menghitung profitabilitas (Nusantara, 2009). . Meskipun terdapat berbagai indikator penilaian profitabilitas yang dapat digunakan oleh bank, dan dalam penelitian ini digunakan rasio Return on Assets (ROA), alasannya karena ROA memperhitungkan kemampuan manajemen bank untuk memperoleh profitabilitas dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. (Yudiartini &
Dharmadiaksa, 2016).
ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Pratiwi (2012) menyatakan bahwa ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasi perusahaan
dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tingkat ROA tergantung pada pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi operasi perusahaan. Semakin tinggi ROA maka semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya aktiva perusahaan yang menganggur, investasi pada persediaan yang terlalu banyak, uang kertas yang berlebih, aktiva tetap yang beroperasi di bawah normal dan lain-lain. ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Prihantini (2009) menyatakan bahwa ROA digunakan untuk menentukan besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasi perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tingkat ROA tergantung pada pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi operasi perusahaan. Semakin tinggi ROA maka semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya aktiva perusahaan yang menganggur, investasi pada persediaan yang terlalu banyak, uang kertas yang berlebih, aktiva tetap yang beroperasi di bawah normal dan lain-lain.
Rachmawati (2013) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan alat ukur yang paling tepat untuk menilai kinerja suatu bank. Kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan akan didasarkan pada kinerja manajemen bank dalam mengelola total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Rasio profitabilitas merupakan salah satu ukuran dalam melihat kinerja keuangan bank, dalam penelitian ini rasio profitabilitas diproksikan dengan Return on Assets (ROA). Jika nilai ROA tinggi maka profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampaknya adalah peningkatan profitabilitas atau keuntungan yang dinikmati pemegang saham (Husnan, 1998 dalam Almadany, 2012). Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, NPF, BOPO dan FDR.
Capital (modal) merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja bank. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank tersebut.
Penentuan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan pada hubungannya dengan tingkat risiko bank. Rasio modal yang tinggi dapat melindungi nasabah, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Wedaningtyas, 2002 dalam Ponco, 2008). CAR menjelaskan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutupi oleh ekuitas bank, semakin besar nilai CAR maka semakin baik kondisi suatu bank (Tarmidhi Achmad, 2003 dalam Nusantara, 2009). CAR merupakan rasio permodalan untuk melihat kinerja suatu bank dalam mengeluarkan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan untuk mengakomodir risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh operasional bank. Semakin besar CAR maka kinerja perbankan semakin baik, karena modal yang ada berfungsi untuk menutup apabila terjadi kerugian dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat berharga. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008, modal minimum yang harus dimiliki bank adalah 8%. Sebuah bank yang memiliki modal yang cukup diterjemahkan ke dalam profitabilitas yang lebih tinggi.
Artinya semakin tinggi modal yang ditanamkan pada bank maka semakin tinggi profitabilitas bank tersebut (Hayat, 2008 dalam Agustiningrum, 2012).
Rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan adalah rasio Return on Assets (ROA). Hutagalung et al (2013) menyatakan bahwa semakin besar ROA maka semakin baik kinerja keuangannya, karena semakin tinggi tingkat pengembaliannya. Kinerja bank syariah dapat dinilai melalui berbagai variabel yang diambil dari laporan keuangan bank syariah.
Dari fenomena dan teori yang dikemukakan berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Kinerja Keuangan Bank. Penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank, terdapat beberapa rasio keuangan yang mempengaruhi ROA yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performance Financing (NPF), Net Interest Margin (NIM), Operating Expenses to Operating Income (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), sebagai variabel independen, sedangkan Return on Assets (ROA) sebagai variabel dependen. Variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
adalah Return on Assets (ROA). Pada penelitian sebelumnya menjadi dasar bagi penulis dalam melakukan penelitian ini. Melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Bank Syariah Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah CAR berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Bank Syariah yang terdaftar di BEI ?
2. Apakah NPF berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Bank Syariah yang terdaftar di BEI ?
3. Apakah BOPO berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Bank Syariah yang terdaftar di BEI ?
4. Apakah FDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Bank Syariah yang terdaftar di BEI ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh CAR terhadap ROA.
2. Menganalisis pengaruh NPF terhadap ROA.
3. Menganalisis pengaruh BOPO terhadap ROA.
4. Menganalisis pengaruh FDR terhadap ROA.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademis, penelitian ini merupakan media untuk belajar memecahkan masalah secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan dapat menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian penelitian lebih lanjut.
2. Bagi Perusahaan, penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada Bank syariah yang terdaftar di Buersa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2019.
3. Bagi penulis penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk lebih memahami bagaimana cara menganalisis dan memecahkan masalah- masalah yang nyata melalui teori yang didapatkan selama kuliah.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan dilakukan peneliti berdasarkan pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.
1. Bab I Pendahuluan, dimana bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka, dimana bab ini menjelaskan tentang landasan teori, penelitian terdahulu yang relevan, dan juga hipotesis.
3. Bab III Metode Penelitian, dimana bab ini menjelaskan tentang jenis dan desain penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi dan metode pengambilan sampel, jemis, sumber, dan Teknik pengumpulan data, serta model analisis.