B a b 4
|
1
ASPEK TEKNIS
PER SEKTOR
Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya mencakup empat sektor yaitu
pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air
minum serta penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari sub sektor air, limbah,
persampahan dan drainase. Dalam perencanaan tiap-tiap sektor dilakukan kajian terhadap
program-program sektoral pula dengan tetap mempertimbangkan kriteria kesiapan
pelaksanaan kegiatan untuk merumuskan program dan kegiatan yang dibutuhkan oleh
B a b 4
|
2
4.1 Pengembangan Permukiman
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan
terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta
desa tertinggal.
4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
A. Arahan Kebijakan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan
perundangan, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan
kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung
bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut
mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan
RPJMN berikutnya.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan
(butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan
perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
B a b 4
|
3
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah
susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab
pemerintah.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan
kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan
kumuh.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di
kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan
permukiman maka UU No. 1/2011 mengamanatkan tugas dan wewenang
sebagai berikut:
B. Tugas
1. Pemerintah Pusat
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan
Kasiba dan Lisiba.
c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan
hunian dan kawasan permukiman.
B a b 4
|
4
2. Pemerintah Provinsia. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi
di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman
pada kebijakan nasional.
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan Lisiba
lintas kabupaten/kota.
c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat
provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman,
lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.
e. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman lintas kabupaten/kota.
f.Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan
dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.
g. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi
masyarakat, terutama bagi MBR.
h. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat
kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.
b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap
pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah,
perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota.
B a b 4
|
5
f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta
kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.
h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan
nasional.
i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman.
j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota.
k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.
C. Wewenang
1.Pemerintah Pusat
a. Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan criteria
rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak,
sehat, dan aman.
b. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan
permukiman.
c. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan
bidang perumahan dan kawasan permukiman.
d. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat nasional.
e. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan
permukiman.
f. Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan
strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat nasional.
g. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang
B a b 4
|
6
h. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh.
i. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman.
j. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman.
2. Pemerintah Provinsi
a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat provinsi.
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.
c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat provinsi.
d. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.
e. Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan
strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat provinsi.
f. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada tingkat provinsi.
g. Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk
pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat
provinsi.
h. Menetapkan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman
pada kebijakan nasional.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
B a b 4
|
7
c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan
perumahan dan permukiman bagi MBR.
f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi
MBR pada tingkat kabupaten/kota.
g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara
pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman.
h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan
kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.
i. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.
D. Lingkup Kegiatan
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat
Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta
standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi
Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman
di perkotaan dan perdesaan;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan
kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan
perdesaan potensial;
c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan
kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan
B a b 4
|
8
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan
kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah
perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana
alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan
kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan
permukiman;
f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
4.1.2 Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Berbagai isu strategis yang mempengaruhi pengembangan permukiman saat ini di
Kabupaten Tapanuli Utara seperti terlihat pada taben IV-1 berikut ini.
Tabel IV-1
Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Tapanuli Utara
No Isu Strategis Ket.
1. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan
permukiman yang diakibatkan meningkatnya aglomerasi perkotaan.
2. Kondisi wilayah yang rentan rawan bencana gempa bumi dan longsor.
3. Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan Dataran Tinggi
Bukit Barisan.
4. Pengembangan jaringan jalan baik dalam kegiatan peningkatan dan
pembangunan. Kegiatan tersebut penting dilakukan dalam membuka keterisoliran wilayah yang ada serta memacu pembangunan wilayah, terutama dalam pembangunan ekonomi wilayah.
5. Pengembangan sarana dan prasarana Dermaga di Kecamatan Muara,
dalam mendukung jaringan pengangkutan danau dan penyeberangan disekitar kawasan Danau Toba.
4.1.3 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Bidang pengembangan permukiman bertujuan untuk mengembangkan daerah-daerah
tertinggal, terisolir dan kumuh demi terwujudnya permukiman yang layak dalam
B a b 4
|
9
untuk menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukimankhususnya bagi masyarakat yang membutuhkan dan berpenghasilan rendah, direncanakan
di lokasi yang telah memenuhi syarat administrasi, fisik, ekologi dan tidak berdampak
sosial negatif bagi masyarakat disekitarnya.
Pertumbuhan penduduk secara umum memerlukan pembangunan permukiman baru di
wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, sehingga muncul daerah permukiman baru yang
dikembangkan oleh swasta atau pembangunan permukiman baru skala besar yang
dikembangkan oleh Perumnas/Pemerintah.
Ketersediaan prasarana dan sarana wilayah merupakan komponen yang mutlak ada
sebagai pendukung pengembangan wilayah dan dalam rangka pemerataan pelayanan
terhadap masyarakat hingga ke pelosok di Kabupaten Tapanuli Utara. Sehingga perlu
diupayakan kegiatan pengembangan permukiman seperti pengembangan permukiman
kawasan perkotaan yang terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru,
peningkatan kualitas permukiman kumuh, dan pengembangan kawasan perdesaan yang
terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perdesaan, kawasan desa pusat
pertumbuhan, serta desa tertinggal.
4.1.3.1 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman Kawasan Perkotaan
Kondisi permukiman kawasan perkotaan di Kabupaten Tapanuli Utara terlihat hampir
disetiap wilayah terdapat permukiman tidak layak huni yang berdampak pada lingkungan
yang tidak sehat, dan perlu penanganan yang mendesak seperti terdapat dibeberapa
sebaran identifikasi kawasan yang sangat parah diantaranya di lokasi sekitar stadion
menuju pasar Tarutung, lokasi wisata rohani Onan Sitahuru Tarutung, lokasi wisata air
panas Sipoholon, kawasan tersebut dapat digambarkan dengan kepadatan bangunan
permukimannya sangat tinggi dan kualitas bangunan serta prasarana dan sarana yang