Laporan Layanan Informasi Publik
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Tahun Anggaran 2020
Kata Pengantar
Semangat keterbukaan informasi publik di Indonesia mulai berkembang dengan pesat pasca diundangkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) pada 30 April 2008. Adanya keterbukaan informasi publik akan membawa pada penyelenggaraan negara yang baik karena dengan adanya keterbukaan informasi publik dapat dijadikan sarana bagi masyarakat untuk mengoptimalkan pengawasan terhadap penyelenggaraan negara.
Keterbukaan informasi publik merupakan bentuk keniscayaan bagi Negara Indonesia yang mengakui sebagai negara demokrasi. Ciri suatu negara demokrasi adalah adanya pengakuan hak asasi atas akses informasi publik. Pengakuan hak asasi atas informasi termuat dalam ketentuan Pasal 28 F Undang-undang Dasar 1945. Dengan demikian, setiap penyelenggaraan negara harus dilakukan dengan prinsip-prinsip keterbukaan informasi publik.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) menjalankan tugas dan fungsi BAZNAS dalam hal pengelolaan informasi dan kearsipan. Sebagaimana yang kita pahami bersama bahwa BAZNAS telah mendapatkan amanah dari pemerintah untuk melaksanakan amanah pengelolaan zakat secara nasional yang tertuang dalam Undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang zakat.
Sebagai Badan Publik BAZNAS wajib menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana termaktub dalam Undang-undang nomor 23 tahun 2011 dan juga memiliki kewajiban atas pelaksanaan Undang-undang nomor 43 tahun 2009 dan Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi. Berdasar Undang-undang tersebut publik berhak tahu atas aktifitas yang dilakukan BAZNAS. Publik berhak mengetahui lebih banyak tentang zakat dan peran BAZNAS dalam pengelolaan zakat secara nasional.
Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik adalah dengan cara membuka seluruh pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing badan publik.
Semakin terbuka penyelenggaraan negara maka makin dapat dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, PPID BAZNAS terus berusaha meningkatkan keterbukaan informasi publik.
Akhir kata, semoga Laporan Layanan Informasi Publik Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Badan Amil Zakat Nasional ini, dapat memberikan manfaat dan informasi kepada masyarakat sehingga apa yang telah dilaksanakan oleh PPDI BAZNAS dapat dipertanggungjawabkan secara maksimal.
BAGIAN PERTAMA
PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
A. Gambaran Umum Layanan Informasi Publik
Berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, setiap orang berhak memperoleh informasi publik untuk memenuhi hak warga negara Indonesia dalam memperoleh akses informasi publik.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan informasi publik, maka Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyediakan e-formulir penilaian layanan informasi publik yang dapat diisi pada web PPID BAZNAS untuk dijadikan bahan evaluasi atas kinerja dan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Kewajiban survei ini pun tertuang dalam Undang- undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, di mana penyelenggara layanan publik juga berkewajiban memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan serta membuat evaluasi dan laporan terhadap pelayanan publik yang telah dilaksanakan.
Untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat atas akses informasi
publik secara cepat, efisien, dan efektif. PPID BAZNAS memanfaatkan sistem layanan informasi publik melalui sarana dan/atau media elektronik dan non elektronik melalui pengembangan website www.pid.baznas.go.id informasi publik, sehingga dengan adanya sarana tersebut dapat memudahkan masyarakat mengetahui informasi yang berada pada penguasaan PPID BAZNAS dan dapat mengaksesnya setiap saat.
Sarana tersebut memudahkan publik mengakses informasi sesuai kebutuhan masyarakat. Apabila publik tidak memperoleh informasi yang dibutuhkan pada sarana tersebut dapat mengajukan permohonan informasi publik melalui dua cara yaitu pertama, mengajukan secara langsung (datang ke Kantor BAZNAS. Kedua, melalui email ke [email protected] sebagai bentuk akuntabilitas atas pelaksanaan fungsi dan tugas PPID BAZNAS serta atas perintah Pasal 11 ayat (1) huruf h UU KIP juncto Pasal 4 huruf j Perki SLIP, maka di Tahun 2020 ini, PPID BAZNAS membuat Laporan tentang Layanan Informasi Publik. Dengan adanya laporan ini, masyarakat dapat mengetahui secara komprehensif kinerja PPID BAZNAS selama 1 Tahun (2020) dalam memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat.
B. Kebijakan Layanan Informasi Publik
Dalam memberikan layanan informasi publik kepada setiap Pemohon Informasi Publik, PPID BAZNAS berpedoman pada Pasal 1 Undang – undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik diantaranya, yaitu :
1. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publiklainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
2. Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari AnggaranPendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
3. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.
4. Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
5. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
Pasal 2 Undang – undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
1. Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik.
2. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas.
3. Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.
4. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan Undang- Undang, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian.
Pasal 6 Undang – undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Badan Publik berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a) informasi yang dapat membahayakan negara;
b) informasi yang berkaitan dengan kepentingan
c) perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat;
d) informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
e) informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau
f) Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.
Pasal 7 Undang – undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
1. Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan.
2. Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan.
3. Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.
4. Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik.
5. Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau pertahanan dan keamanan negara.
6. Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan nonelektronik.
C. Struktur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia
BAGIAN KEDUA
LAYANAN PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
A. Mekanisme Memperoleh Informasi Publik
Konstitusi Republik Indonesia telah memberikan jaminan kepada setiap orang untuk dapat memperoleh dan mengakses informasi publik. Sebagai bentuk jaminan atas informasi publik tersebut, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Peraturan Pelaksana UU KIP (PP 61 Tahun 2010), dan Peraturan Komisi Informasi Pusat Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP) mengatur secara teknismekanisme memperoleh informasi publik.
Pengaturan mekanisme memperoleh informasi publik tersebut merupakan hal yang wajar di negara yang berlandaskan hukum (rechstaat).Hal ini bertujuan agar pemerolehan informasi publik dapat terlaksana denganteratur dan baik, begitu juga dengan badan publik yang notabene sebagai penyedia informasi publik untuk mengelola informasi publik yang dikuasainya dapat terdokumentasi dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara umum, terdapat dua mekanisme pemerolehan informasi publik berdasarkan regulasi yang disebutkan di atas yaitu, melalui akses pada sarana elektronik maupun non-elektronik yang telah disediakan oleh badan publik, dan melalui pengajuan permohonan informasi publik ke setiap badan publik. Tahun 2010, merupakan tahun yang amat bersejarah bagi pemenuhan hak asasi atas informasi publik. Pasalnya, tahun tersebut merupakan tahun reformasi layanan informasi publik yang sebelumnya bersifat tertutup dan sejak UU KIP diberlakukan setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses kecuali terhadap informasi publik yang dikecualikan.
Berdasarkan hal di atas, maka setiap orang dapat mengakses dan memohon informasi publik sesuai kebutuhannya dengan berlandaskan UU KIP. Badan Amil Zakat Nasional sebagai salah satu badan publik yang wajib tunduk pada UU KIP diwajibkan untuk menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada pada penguasaannya. Adanya kewajiban tersebut Badan Amil Zakat
Nasional berusaha meningkatkan pelayanan informasi publik dengan tujuan agar publik dapat meminta dan mengakses informasi publik secara cepat, tepat, dan sederhana.
Bentuk layanan informasi publik yang diberikan oleh Badan Amil Zakat Nasional sebagaimana dijelaskan pada Bagian Pertama adalah melalui sarana dan/atau media elektronik dan non-elektronik. Pada Tahun 2020, PPID BAZNAS telah menerima beberapa permohonan informasi publik. Penjelasan terkait dengan permohonan dan layanan informasi publik, dapat dijelaskan pada bagian di bawah ini.
B. Permohonan Informasi Publik
Dalam konsideran UU KIP pada bagian menimbang, dijelaskan bahwa Informasi Publik merupakan kebutuhan setiap orang untuk mengembangkan pengetahuannya dan lingkungannya. Menjadi wajar jika setiap badan publik menerima adanya permohonan informasi publik karena selain sebagai kebutuhan individu setiap orang untuk memperoleh informasi, hal ini juga sebagai bentuk partisipasi dan kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih yang sejalan dengan tujuan UU KIP.
Pada tahun 2020, Badan Amil Zakat Nasional menerima permohonan informasi dari berbagai kalangan masyarakat dan organisasi masyarakat. Informasi yang diminta pun sangat beragam. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.
1. Jumlah Permohonan Informasi Publik
Pada tahun 2020, terdapat 17 jumlah permohonan kunjungan dan 183 permohonan informasi yang ditujukan kepada PPID BAZNAS, dengan rincian sebagai berikut:
- Bulan Januari terdapat 13 permohonan informasi;
- Bulan Februari terdapat 21 permohonan informasi;
- Bulan Maret terdapat 10 permohonan informasi;
- Bulan April terdapat 11 permohonan informasi;
- Bulan Mei terdapat 22 permohonan informasi;
- Bulan Juni terdapat 22 permohonan informasi;
- Bulan Juli terdapat 26 permohonan informasi;
- Bulan Agustus terdapat 16 permohonan informasi;
- Bulan September terdapat 12 permohonan informasi;
- Bulan Oktober terdapat 9 permohonan informasi;
- Bulan November terdapat 11 permohonan informasi;
- Bulan Desember terdapat 10 permohonan informasi.
Statistik Jumlah Permohonan Informasi dan Permohonan Kunjungan
Mekanisme permohonan informasi selama tahun 2020, terdiri dari 44 permohonan dilakukan pemohon dengan datang langsung, 144 permohonan dilayangkan melalui e-formulir, email dan website dikarenakan adanya lockdown pandemi covid19.
3 Permohonan Batal 58 Permohonan Ditolak 58 Permohonan Closed 104 Permohonan Selesai
2. Jangka Waktu Pemberian Informasi Publik
Sebagaimana data diatas, jumlah Permohonan Informasi Publik yang diterima oleh PPID BAZNAS pada Tahun terdapat 104 permohonan dengan status selesai, 18 permohonan dengan status ditutup, 58 permohonan dengan status ditolak, dan dengan total sebanyak 183 permohonan. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
2020
STATUS PERMOHONAN JUMLAH
PERMOHONAN SELESAI
JUMLAH PERMOHONAN
CLOSED
JUMLAH PERMOHONAN
DITOLAK
JUMLAH PERMOHONAN
BATAL
JANUARI 10 0 3 0
FEBRUARI 13 1 7 0
MARET 3 1 5 1
APRIL 4 1 6 0
MEI 10 3 9 0
JUNI 14 3 5 0
JULI 20 3 3 0
AGUSTUS 6 1 9 0
SEPTEMBER 8 0 4 0
OKTOBER 3 3 3 0
NOVEMBER 6 0 3 2
DESEMBER 7 2 1 0
JUMLAH PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK
104 18 58 3
183
Sedangkan rata-rata waktu penyelesaian permohonan yang dibutuhkan sebagaimana tabel dan statistik berikut:
WAKTU PENYELESAIAN PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK
BULAN RATA-RATA HARI KERJA
Januari 3
Februari 17
Maret 6
April 7
Mei 6
Juni 8
Juli 11
Agustus 9
September 9
Oktober 4
November 7
Desember 8
Terlihat berdasarkan data diatas bahwa pada bulan februari untuk pemenuhan data lumayan lama dikarenakan pada saat itu merupakan awal mula peralihan peraturan atau lockdown yang diakibatkan adanya pandemi covid19.
3. Jenis Permohonan yang diminta
Sesuai data yang telah diolah maka dapat diketahui bahwa bentuk permohonan data yang dibutuhkan oleh pemohon berupa wawancara sebanyak 62 permohonan, kuesioner sebanyak 20 permohonan dan mendapatkan salinan informasi/data sebanyak 101 permohonan, sebagaimana chart berikut:
62
20
101
0 20 40 60 80 100 120
Wawancara Kuesioner Mendapat Salinan Informasi
Bentuk Permohonan yang Diajukan
BAGIAN KETIGA
KENDALA LAYANAN INFORMASI PUBLIK
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUNLIK INDONESIA
Setiap badan publik dalam memberikan layanan informasi publik berasaskan pelayanan informasi secara cepat dan tepat waktu (Pasal 2 ayat (3) UU KIP). Ketentuan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi setiap badan publik untuk mewujudkan layanan informasi publik kepada masyarakat tidak Badan Amil Zakat Nasional.
Untuk mewujudkan pelayanan informasi secara cepat. UU KIP telah memberikan solusi kepada setiap badan publik agar mengembangkan sistem penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah dan wajar dengan memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non-elektronik.
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bagian Pertama, Badan Amil Zakat Nasional telah menyediakan sarana dalam memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat. Sarana untuk mengajukan permohonan informasi publik dapat melalui elektronik (email, surat) dan non-elektronik (datang langsung untuk mengisi form permohonan informasi publik), kemudian publik dapat mengakses informasi publik yang diolah oleh BAZNAS melalui website resmi www.baznas.go.id. Disadari bahwa layanan informasi publik yang diberikan oleh PPID BAZNAS Pusat belum maksimal, hal ini dikarenakan terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh PPID BAZNAS.
1. Kendala Internal
Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh PPID BAZNAS hanya sebanyak dua orang. Kendala ini tentunya akan berdampak langsung pada pemenuhan hak masyarakat atas informasi publik, serta koordinasi antar bagian yang sulit dilaksanakan.
2. Kendala Eksternal
Banyaknya jenis informasi yang dimohonkan Pemohon menjadi kendala tersendiri bagi PPID BAZNAS. Satu orang Pemohon Informasi dapat meminta informasi lebih dari satu. Selain itu, informasi yang dimohonkan pun merupakan informasi yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya.
BAGIAN KEEMPAT PENUTUP
Sebagai lembaga yang melaksanakan UU KIP dan peraturan pelaksananya, PPID BAZNAS berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya secara transparan dan akuntabel, khususnya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian-bagian sebelumnya, tugas dan tanggung jawab PPID di antaranya melakukan pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi.
Pada tahun 2020, terdapat 17 jumlah permohonan kunjungan dan 183 permohonan informasi yang ditujukan kepada PPID BAZNAS, dengan rincian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, 104 permohonan dengan status selesai, 18 permohonan dengan status ditutup, 58 permohonan dengan status ditolak, dan dengan total sebanyak 183 permohonan, permohonan informasi dalam bentuk wawancara sebanyak 62 permohonan, kuesioner sebanyak 20 permohonan dan mendapatkan salinan informasi/data sebanyak 101 permohonan.
Capaian dalam memberikan layanan secara cepat dan dapat memenuhi permohonan informasi publik yang diajukan oleh masyarakat merupakan nilai yang positif bagi PPID BAZNAS. Adanya capain tersebut menjadi tantangan bagi PPID BAZNAS pada tahun-tahun selanjutnya, tentunya dengan mengembangkan sarana dan prasarana dalam mendukung layanan atau akses informasi publik. Adanya pengembangan sarana tersebut, pastinya dapat memberikan layanan informasi yang lebih optimal serta dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara luas.