PEJABAT PENGELOLA
INFORMASI DOKUMENTASI
(PPID)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1
PENDAHULUAN
4
PERTEMUAN NASIONAL PPID TAHUN 2018
6
DATA PERMOHONAN INFORMASI TAHUN 2018
8
JUMLAH PEMBERITAAN BPTP MALUKU DI SOSIAL
MEDIA DAN WEBSITE TAHUN 2018
10
JUMLAH PEMBERITAAN BPTP MALUKU DI MEDIA
CETAK DAN ELEKTRONIK TAHUN 2018
14
REKAP MEDIA SOSIAL TAHUN 2018
15
KAWASAN HORTIKULTURA
18
UPAYA KHUSUS SAPI INDUK WAJIB BUNTING
22
SUMBER DAYA GENETIK
25
SDM DAN ANGGARAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadiratTuhan Yang Maha Esa,
karena atas karunia dari petunjukNya. Maka laporan Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dapat
diselesaikan
sebagai
bentuk
pertanggungjawaban
pelaksanaan di lapangan yang disajikan secara terpadu, agar
pembaca dapat mendapatkan keterbukaan informasi tentang
kegiatan yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Balitbangtan Maluku tahun 2018.
Laporan ini berisi berbagai informasi dan gambaran terkait
kegiatan penderasan informasi. Selain itu juga terdapat
beberapa kegiatan yang bersifat pelayanan publik, kegiatan
Upsus SIWAB serta kegitan Sumber Daya Genetik.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk
menciptakan
dan
meningkatkan
standar
pelayanan
kehumasan dan informasi publik bidang pertanian yang
dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan laporan ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
Pengelola PPID
PENDAHULUAN
Di era modernisasi dan demokrasi, partisipasi publik dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan merupakan prasyarat mutlak terciptanya pemerintahan yang baik (good governance). Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hak atas informasi menjadi sangat penting karena semakin terbuka penyelenggaraan suatu negara untuk diawasi publik, maka penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan. Hak setiap orang untuk memperoleh informasi juga relevan dengan peningkatan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik. Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa jaminan keterbukaan Informasi Publik. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan, bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Untuk memberikan jaminan terhadap semua orang dalam memperoleh informasi, perlu dibentuk undang-undang yang mengatur tentang keterbukaan informasi publik. Fungsi maksimal ini diperlukan, mengingat hak untuk memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia sebagai salah satu wujud dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis.
Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik juga merupakan perpanjangan tangan dari UUD 1945 Pasal 28 F. Setiap tindakan yang menghalangi atau menutupi akses informasi publik merupakan tindakan yang berlawanan dengan amanat konsitusi dan bertentangan dengan kaidah hak asasi manusia. Oleh karena itu, setiap tindakan yang menghalangi dan menutup informasi publik dapat dikenakan sanksi administratif dan sanksi pidana. Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaran negara yang baik. Pemberlakuan Undang-Undang nomor 14 tahun 2010 tentang keterbukaan informasi publik (UU KIP) pada 30 April 2010 merupakan momentum penting dalam mendorong Keterbukaan Informasi di Indonesia. UU ini telah memberikan landasan hukum terhadap hak setiap orang untuk memperoleh Informasi Publik. Setiap badan publik mempunyai kewajiban dalam menyediakan dan melayani permohonan Informasi Publik secara cepat, tepat waktu, biaya ringan dan dengan cara yang sederhana.
Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (2) dan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang mengatur mengenai jangka waktu pengecualian terhadap informasi yang dikecualikan, tata cara pembayaran ganti rugi oleh Badan Publik Negara, pertimbangan tertulis kebijakan Badan Publik, pengklasifikasian informasi yang dikecualikan, kedudukan dan tugas Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi serta pembebanan pidana denda. Kementerian Pertanian sebagai salah satu Badan Publik di Indonesia, juga berkewajiban untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah. Sebagai wujud implementasi Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Kementerian Pertanian menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32/Permentan/OT.140/5/2011 yang berisi tentang tata cara pengelolaan dan pelayanan informasi publik di lingkungan Kementerian Pertanian. Selain itu, untuk mendukung Peraturan Menteri Pertanian tersebut, diterbitkan juga Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2678.1/Kpts/OT.160/5/2011 tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama dan PPID Pelaksana Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan Keputusan Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik selaku PPID Utama Kementerian Pertanian Nomor: 116/Kpts/RC.200/A.3/II/2012 tentang Panduan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan untuk Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik pada Kementerian Pertanian.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku sebagai salah satu unit kerja di bawah Kementerian Pertanian juga mendukung pelaksanaan keterbukaan informasi publik dengan diterbitkannya SK Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Nomor: 61.1/OT.020/H.12.27/02/2017 Tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pelaksana Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan PPID Pembantu Pelaksana Lingkup Badan Litbang Pertanian. Sebagai tanggung jawab salah satu badan publik di Kementerian Pertanian, maka disusun Laporan Tahunan PPID Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku 2018.
Gambaran Umum PPID BPTP Maluku
Kegiatan pelayanan informasi masih menggunakan ruangan sub bagian KSPP sebagai tempat pelayanan informasi. Bentuk pelayanan yaitu pemohon mendatangi kantor BPTP secara langsung untuk mendapatkan informasi. Selain pelayanan secara langsung dengan mendatangi kantor
BPTP juga disediakan layanan informasi dengan optimalisasi website BPTP Maluku (http://maluku.litbang.pertanian.go.id).
Sarana dan prasarana untuk melakukan pelayanan informasi masih tergabung dalam sub Bagian KSPP seperti penggunaan scanner, printer dan komputer yang disediakan untuk mempermudah pengelolaan informasi publik di lingkup Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku. Penyediaan sumber-sumber informasi tersebut dibagi pada beberapa sub bagian yang ada di BPTP, contohnya; penyediaan informasi publik seperti informasi teknologi atau yang berkaitan dengannya dikoleksi di perpustakaan BPTP Maluku. sedangkan beberapa dokumen lainnya dan form pengisian untuk pemohon informasi publik dapat diakses di ruang kerjasama dan humas sub Bagian KSPP.
Kekurangan dan Hambatan Pengelolaan
Pengelolaan informasi publik di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) masih mengalami hambatan dan beberapa kekurangan. Salah satunya adalah belum tersedia counter khusus pelayanan informasi publik. Selain itu, sumber daya manusia yang terbatas sehingga pengelolaan informasi publik masih dilakukan oleh staff yang memiliki fungsional khusus yaitu seperti peneliti.
Rapat Koordinasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementrian Pertanian
Pada tanggal 7 – 10 Mei 2018, perwakilan PPID dari BPTP Maluku mengikuti Rapat Koordinasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementrian Pertanian di Auditorium Gedung F Kementrian Pertanian. Kegiatan ini dihadiri oleh 325 peserta UK/UPT Kementrian Pertanian dengan mengusung tema ” Peran PPID dalam perderasan Informasi Menyongsong Indonesia Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045”. Acara ini dibuka oleh Sekretaris Jendral Kementrian Pertanian sekaligus melaunching redesign Web Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Kegiatan ini diawali dengan materi panel sebanyak 2 kali. Panel I materi strategi pengelolaan Dokumen Informasi di era Digital oleh Komisioner Komisi Informasi dan materi ke -2 yaitu Peran PPID Kementrian Pertanian dalam melaksanakan komunikasi Pemerintah di BidangPertanian oleh Prof Dr. Ibnu Hamad, M.Si Guru Besar Universitas . sedangkan materi pada Panel II terdiri atas 3 materi yaitu : (1) Arah Kebijakan Pengelolaan Informasi Publik di Kementrian Pertanian oleh Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, (2) Pelayanan Prima dalam mendorong keterbukaan Informasi Publik oleh Kepala Biro Komunikasi dan layanan Informasi Kementrian Keuangan dan (3) Pemanfaatan layanan berbasis TIK dalam mendukung keterbukaan Informasi Publik di Kementrian Pertanian oleh Kepala Pusat Data dan sistem Informasi Pertanian.
Pelaksanaan kelompok kerja Peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok kerja I membahas Pengisian E-Dokumen di Portal PPID dengan jumlah peserta 82 orang, kelompok kerja II membahas Penyusunan daftar Informasi Publik dan Penyajian di Website dengan jumlah peserta 81 orang, Kelompok Kerja III membahas Pengisian Agropedia dengan jumlah peserta 79 orang dan kelompok kerja IV membahas Penderasan Informasi melalui media sosial dengan jumlah peserta 80 orang. Pada saat pembagian kelompok kerja peserta terlebih dahulu di berikan materi
PERTEMUAN NASIONAL PPID
TAHUN 2018
kemudian kelompok berdiskusi untuk menentukan saran maupun kebijakan yang akan diterapkan seiring dengan menderaskan arus informasi sosial media.
Acara Pembukaan PPID Kementrian Pertanian
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah permohonan Informasi Publik 2018 dengan mendatangi langsung kantor BPTP
Bulan
Jumlah permohonan
Januari
0
Februari
4
Maret
6
April
3
Mei
1
Juni
2
Juli
2
Agustus
4
September
1
Oktober
0
November
0
Desember
2
TOTAL
25
Tabel 2. Rekapitulasi jumlah pelayanan publik berdasarkan kategori permohonan tahun 2018
No
Bulan
Penelitian/
Kategori permohonan
Magang
Regulasi/
data
Kerjasama Benih Supervisi
upsus
Pelatihan Lain-lain
1
Januari
2
Februari
1
1
1
1
1
3
Maret
1
2
1
3
4
April
2
1
5
Mei
1
1
6
Juni
1
1
7
Juli
1
2
8
Agustus
1
1
2
9
September
1
1
10
Oktober
11
November
12
Desember
3
3
TOTAL
3
3
2
10
2
4
9
DATA PERMOHONAN INFORMASI
TAHUN 2018
Tabel 3. Rekapitulasi jumlah pemohon berdasarkan pekerjaan
No
Bulan
Civitas
Kategori permohonan
akademik
Wiraswasta
LSM/wartawan TNI/polisi PNS
Petani Lainnya
1
Januari
2
Februari
2
1
1
3
1
3
Maret
1
1
2
4
1
1
4
April
2
1
1
5
Mei
1
6
Juni
2
1
7
Juli
1
3
1
8
Agustus
1
2
2
1
9
September
2
10
Oktober
11
November
12
Desember
3
2
TOTAL
7
1
4
10
13
4
5
Tabel 4. Rekapitulasi jumlah berita yang dimuat di facebook
No
Bulan
Jumlah postingan
1
Januari
0
2
Februari
0
3
Maret
8
4
April
49
5
Mei
27
6
Juni
24
7
Juli
28
8
Agustus
33
9
September
34
10
Oktober
37
11
November
31
12
Desember
19
TOTAL
290
Tabel 5. Rekapitulasi jumlah berita yang dimuat di instagram
No
Bulan
Jumlah postingan
1
Januari
0
2
Februari
7
3
Maret
15
4
April
20
5
Mei
7
6
Juni
8
7
Juli
8
8
Agustus
10
9
September
13
10
Oktober
10
11
November
9
12
Desember
2
TOTAL
109
JUMLAH
PEMBERITAAN BPTP MALUKU
DI SOSIAL MEDIA DAN WEBSITE
Tabel 6. Rekapitulasi jumlah berita yang dimuat di twitter
No
Bulan
Jumlah Postingan
1
Januari
0
2
Februari
0
3
Maret
0
4
April
17
5
Mei
42
6
Juni
30
7
Juli
29
8
Agustus
37
9
September
39
10
Oktober
45
11
November
44
12
Desember
28
TOTAL
311
Website
Tabel 7. Rekapitulasi jumlah berita yang dimuat pada website bptp maluku
Bulan
Jumlah postingan
(berita)
Jumlah postingan
(info teknologi)
Januari
0
0
Februari
1
0
Maret
0
1
April
8
2
Mei
1
4
Juni
0
1
Juli
7
2
Agustus
5
4
September
10
3
Oktober
5
4
November
4
0
Desember
8
0
TOTAL
49
21
JUMLAH
PEMBERITAAN BPTP MALUKU
DI MEDIA CETAK, ELEKTRONIK
DAN ONLINE
TAHUN 2018
MEDIA CETAK
•
MEDIA ONLINE
•
470
MEDIA ELEKTRONIK/
TELEVISI
• 9
PEMBERITAAN PADA
MEDIA ELEKTRONIK (TV
DAN RADIO)
bptp maluku
6 3 0 1 2 3 4 5 6 7 1Jum
la
h
be
rit
a
BERITA PADA MEDIA ELEKTRONIK
siaran radio
siaran TV
6
TANAMAN PANGAN,TANAMAN PERKEBUNAN ,UPSUS PAJALE, AYAM KUB3
TANAMAN PERKEBUNAN ,UPSUS SIWAB, BAWANG MERAHPEMBERITAAN PADA
MEDIA website
Bptp maluku
1 4 5 3 2 3 6 6 2 30 0 5 10 15 20 25 30 35JU
ML
AH
B
ER
ITA
KEGIATAN BPTP MALUKU
PEMBERITAAN PADA
MEDIA online (fb,
twitter, IG dan
youtube)
Bptp maluku
0 100 200 300 400 FB IG Youtube twitter ju m lah Beri taBerita Sosial Media
290
109
YOUTUBE
0
361
REKAP
MEDIA SOSIAL
TAHUN 2018
TOTAL POSTING ; 290
TOTAL JANGKAUAN ; 1.584
POSTING ; 0
SUBSCRIBER; 70
VIEWS; 0
FOLLOWERS ; 31
LIKES; 528
TWEETS; 361
KIRIMAN ; 109
PENGIKUT; 320
MENGIKUTI; 138
KAWASAN
hortikultura
0
64
PEMBERITAAN
Kawasan hortikultura
bptp MALUKU
Pendekatan pembangunan pertanian dapat dilakukan melalui pengembangan agribisnis dan agroindustry,dimana sektor pertanian merupakan salah satu prioritas kebijakan dalam swasembada berkelanjutan melalui diversifikasi dan peningkatan produktivitas usaha tani. Hal ini menuntut adanya pengembangan teknologi pertanian secara terpadu dan terencana, guna mendapatkan nilai tambah setiap produk/komoditi peranian. Selain itu, sektor pertanian juga sebagai salah satu sektor penyedia lapangan kerja tersebsar yaitu lebih dari 40% kesempatan kerja masyarakat berasal dari sektor pertanian ( Syafa’at et al.,2003).
Pembanguann subsektor hortikultura telah memberikan sumbangan yang cukup bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari produk Domestik Bruto (PDB), jumh rumah tangga yang mengandalkan sumber pendapatannya dari subsektor hortikultura, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta meningkatkan perdagangan domestik maupun perdagangan internasional.
Bawang merah merupakan komoditas strategis yang dicanangkan pemerintah menjadi komoditas eksport pada tahun 2024. Hingga saat ini, produksi bawang merah masih terpusat di Pulau Jawa. Kontribusi produksi bawang di luar jawa hanya berkisar 22 persen, yang selebihnya didatangkan dari pulau Jawa.
Jika melihat kondisi produksi bawang merah di Maluku, produksi dan produktivitas bawang merah masih dibawah rata-rata nasional. Berdasarkan data BPS 2017, produktivitas bawang merah di Maluku hanya mencapai 2.35 ton/ha, sedangkan rata-rata produksi nasional sebesar 10 ton/ha. Sedangkan dari sisi permintaan, besarnya konsumsi bawang merah meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Jika menggunakan asumsi konsumsi 2,49 kg/kapita/tahun, maka prediksi kebutuhan konsumsi bawang merah di Maluku sebesar 4.199 ton/tahun. Padahal, berdasarkan data BPS tahun 2017, produksi bawang merah di Maluku hanya berkisar 304 ton di tahun 2016.
Sepanjang tahun 2018 belum ada berita kegiatan
hortikultura yang disiarkan pada koran
MEDIA CETAK
Sepanjang tahun 2018, sebanyak 2 berita di media
elektronik yaitu di RRI Ambon dan TVRI Ambon masing-
masing 1 berita dengan materi teknologi budidaya bawang
merah.
MEDIA ELEKTRONIK
Sepanjang tahun 2018 sebanyak 64 berita di media
online ( Facebook, Instagram, Twitter) dan website BPTP
Maluku
Upsus
siwab
0
34
PEMBERITAAN
Upsus siwab
bptp MALUKU
Pembangunan sub-sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian, dimana sektor ini memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan / khusus daging yang terus meningkat sering bertambahnya jumlah penduduk dan pendapatn masyarakat. Berdasarkan data Ditejen Peternakan tahun 2009-2014, konsumsi daging ruminansia meningkat sebesar 18,2% dari 4,4 gram/kap/hari pada tahun 2009 menjadi 5,2 gram/kap/hari pada tahun 2014. Dilain pihak dalam kurun waktu yang sama penyediaan daging sapi lokal rata-rata baru memenuhi 65,24% kebutuhan total nasional, sehingga kekurangannya masih dipenuhi dari impor berupa sapi bakalan maupun daging beku.
Diperlukan upaya untuk mempercepat pencapaian peningkatan produksi daging di dalam negeri guna memenuhi permintaan konsumsi masyarakat Indonesia, mengurangi ketergantungan impor terhadap daging dan ternak bakalan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha budidaya ternak ruminansia. Maka sejak tahun 2017 pemerintah telah menetapkan UPSUS SIWAB (upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting.
Program Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB), mencakup program yaitu pelaksanaan kegiatan :
(1) Inseminasi Buatan (IB) dan introduksi IB. Inseminasi buatan atau IB adalah teknik memasukan mani atau semen kedalam alat reproduksi ternak betina sehat untuk dapat membuahi sel telur dengan menggunakan alat inseminasi. Petugas inseminasi disebut juga inseminator yaitu petugas yang berwenang melaksanakan IB serta telah memiliki SIM-I dan/atau surat tugas.
(2) Penangan gangguan reproduksi, yaitu penanganan perubahan fungsi normal reproduksi betina agar dapat berfungsi dengan baik/normal kembali.
(3) Pemenuhan hijauan pakan ternak dan pakan konsentrat. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembangbiak. Tanaman pakan ternak adalah tanaman penghasil hijauan pakan yang sengaja dibudidayakan dari family rerumputan
vegetatif tanaman pakan ternak yang berwarna hijau yang dapat digunakan sebagai bahan pakan.
(4) Pengendalian betina produktif. Betina produktif yaitu ternak betina yang memiliki saluran reproduksi normal, dapat memperlihatkaan gejala estrus, bunting, melahirkan dan membesarkan anak.
UPSUS SIWAB pertama kali dilakukan pada tahun 2017 merupakan program percepatan peningkatan populasi ternak ruminansia besar baik sapi potong, sapi perah maupun kerbau. Targetnya adalah akseptor 70% atau setara dengan 4 juta ekor sapi. Yang dimaksud dengan akseptor adalah ternak sapi atau kerbau betina produktif yang dimanfaatkan untuk inseminasi buatan dan kawin alam untuk menjadi bunting. dari 4 juta akseptor tersebut target kebuntingannya 73% atau setara dengan 3 juta ekor. Penanaman hijauan pakan ternak seluas 13.000 Hektar. Penanganan gangguan reproduksi 300.000 ekor dan penyelamatan pemotongan betina produktif di 40 lokasi Kabupaten/Kota. Tahun 2018 merupakan tahun kedua pelaksanaan UPSUS SIWAB dan masih diperlukan keberlanjutannya agar peningkatan populasi sapi dan kerbau berjalan dengan baik dan optimal. Target akseptor tahun 2018 sebanyak 3 juta kebuntingan 70% dari jumlah ternak yang di IB. (2,1 juta ekor); kelahiran 80% dari jumlah yang bunting. Program ini merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan kemandirian pangan asal ternak dan meningkatkan kesejahteraan peternak sekaligus mengejar swasembada sapi tahun 2026 seperti yang ditargetkan Presiden Joko Widodo.
UPSUS SIWAB merupakan suatu kegiatan yang terintegrasi dalam rangka percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau secara masif dan serentak, dengan menggratiskan kepada peternak yang memiliki sapi betina produktif yang dimulai dari pemeriksaan status reproduksi dan gangguan reproduksi sekaligus pengobatannya, pelayanan inseminasi buatan (IB) dan kawin alam, pemenuhan semen beku dan nitrogen cair, pemeriksaan (deteksi) kebuntingan dan pemenuhan hijauan pakan ternak dan konsentrat bagi ternak yang mengalami gangguan reproduksi.Cara mendapatkan kawin suntik (IB) sapi gratis melalui Program UPSUS SIWAB tidaklah rumit dan ribet sehingga menjadi kesempatan yang baik untuk peternak.
Sepanjang tahun 2018 belum ada berita kegiatan UPSUS
SIWAB yang disiarkan pada koran
MEDIA CETAK
Sepanjang tahun 2018, sebanyak 1 berita di media
elektronik yaitu di TVRI Ambon dengan materi UPSUS
SIWAB
MEDIA ELEKTRONIK
Sepanjang tahun 2018, sebanyak 34 berita di media
online ( Facebook, Instagram, Twitter) dan website BPTP
Maluku
Sumber
Daya
genetik
0
23
0
PEMBERITAAN
Sumber daya genetik
bptp MALUKU
Indonesia memiliki 47 ekosistem alami berbeda yang tersebar di tujuh kawasan biogeografi yang masing – masing terpusat di pulau- pulau dan kepulauan utama, termasuk lautan di sekitarnya yaitu: (1) Sumatra dan pulau – pulau lepas pantainya, (2) Jawa dan Bali, (3) Kalimantan; termasuk pulau Natuna dan anambas (4) Sulawesi dan pulau – pulau lepas pantainya, termasuk Sula, (5) Nusa Tenggara , (6) Maluku , (7) Irian Jaya. Indonesia merupakan salah satu dari 12 pusat keanekaragaman hayati Vavilov untuk tanaman pertanian karena merupakan kawasan terluas di pusat Indomalaya. Potensi Indonesia sebagai Negara megadiversity yang kaya akan sumberdaya genetik tersebut sangat kontradiktif dengan kenyataan yang ada bahwa jika disbanding dengan Negara lain, Indonesia sangat terbatas (miskin) koleksi plasma nutfah komoditas penting (Wardhana, 2003).
Keanekaragaman hayati dan plasma nutfah memegang peranan penting dalam pembangunan nasional baik sebagai sumber daya hayati (biological resources) sumber gen dalam proram persilangan maupun sebagai sistem penyangga kehidupan (pangan,pakan,bahan bangunan dan bahan industri). Plasma nutfah tanaman adalah sumber daya alam yang dapat dilestarikan (conservable), tetapi sekali musnah maka plasma nutfah tidak dapat ditemukan kembali dan tidak dapat dihidupkan kembali (non revivable). Kerusakan keanekaragaman hayati pada akhirnya akan menyebabkan menurunnya sumber daya ini untuk dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (sutrisno dan silitonga,2003).
Sumber daya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung ketahanan pangan (BBP2BSGP, 2013). Pemanfaatan langsung sumber daya genetik tanaman berupa budidaya langsung untuk memenuhi kebutuhan tanpa memerlukan perbaikan tanaman melalui pemulyaan. Pemanfaatan sumber daya genetik secara tidak langsung, yaitu memanfaatkan keanekaragaman bahan genetik yang terdapat di dalam sumber daya genetik tanaman untuk merakit varietas unggul baru melalui kegiatan pemuliaan tanaman.