• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem

Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, informasi dapat diperoleh dari sistem informasi, didefinisikan dari 2 bagian yaitu sistem dan informasi. Beberapa ahli telah mendefinisikan pengertian sistem dan informasi tersebut dengan beberapa konsep yang berbeda tetapi pada dasarnya mempunyai arti yang sama secara garis besar, sistem dan informasi dapat didefinisikan sebagai:

2.1.1. Pengertian Sistem

Menurut Hutahean (2014:1) pengertian sistem menurut para ahli dan konsep dasar sistem yaitu sebagai berikut :

1. Menurut Fat pengertian sistem adalah sebagai berikut: “Sistem adalah himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif”.

2. Pengertian sistem menurut Indrajit (2001:2) mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen- komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.

(2)

3. Pengertian sistem menurut Jogianto (2005:2) mengemukakan bahwa sistem

4. adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian- kejadian dan kesatuan yang nyata adalah objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul adan dan terjadi.

5. Pengertian sistem menurut Murdick, R.G, (1991:27) suatu sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedure- prosedure / bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan tertentu.

6. Pengertian sistem menurut Jerry Futz Gerald, (1981:5) Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

7. Pengertian sistem menurut Davis, G.B, (1991:45) sistem secara fisik adalah kumpulan dari elemen- elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.

8. Definisi sistem menurut Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo (1984:78)

“Suatu sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek, dan hubungan antara ciri tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional”.

(3)

9. Definisi sistem menurut Lani Sidharta (1995:9) “Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama”.

Dengan demikian sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem.

1. Karakteristik Sistem

Menurut Hutahean (2014:5) supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu:

1. Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan sistem (boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (environment)

(4)

Lingkungan luar sistem (environment) adalah di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung sistem (interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

5. Masukkan sistem (input)

Masukkan adalah energi yang di masukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang di masukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem komputer program maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem (output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

(5)

7. Pengolah sistem

Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan- laporan keuangan.

8. Sasaran sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang di butuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2. Klasifikasi Sistem

Menurut Hutahean (2014:6) sistem dapat di klasifikasikan dalam beberapa sudut pandang:

1. Klasifikasi sistem sebagai :

a. Sistem abstrak (abstract system)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.

b. Sistem fisik (physical system)

Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai:

a. Sistem alamiah (natural system)

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.

b. Sistem buatan manusia (human made system)

(6)

Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system).

3. Sistem diklasifikasikan sebagai:

a. Sistem tertentu (deterministicl system)

Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.

b. Sistem tak tentu (probalistic sytem)

Sistem tak tertentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probalistik.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai:

a. Sistem tertutup (close system)

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.

b. Sistem terbuka (open system)

Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

(7)

2.1.2. Informasi

Menurut (Darmawan&NurFauzi:2013:2) Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut. Daru uraian tentang informasi ini ada 3 hal penting yang harus diperhatikan di sini, yaitu:

1. Informasi merupakan hasil pengolahan data 2. Memberikan makna atau arti

3. Berguna atau bermanfaat dalam meningkatkan kepastian

1. Kualitas Informasi

Menurut (Zakiyudin:2011:6) ketika pengembangan sistem baik pengguna maupun spesialis informasi mendefinisikan output yang diberikan oleh prosesor informasi, mereka akan mempertimbangkan setidaknya empat dimensi dasar informasi. Keempat dimensi ini akan dapat menambah nilai dari informasi tersebut.

Dengan kata lain, untuk mengukur apakah informasi tersebut memiliki kualitas atau tidak, kita dapat mengujinya dengan empat dimensi tersebut, yaitu:

relevansi informasi, akurasi informasi, ketepatan waktu dan kelengkapan informasi.

Relevansi. Suatu informasi tidak akan ada gunanya, apabila tingkat relevansinya dengan keadaan yang sedang dianalisis sangat tipis. Relevansi suatu informasi akan menjadi penting karena hal itu bisa menjadi variabel-variabel yang menentukan pengambilan keputusan oleh organisasi. Informasi memiliki relevansi

(8)

jika informasi tersebut memiliki hubungan dengan masalah yang dihadapi.

Pengguna haruslah dapat memilih data yang diperlukan tanpa harus melewati dahulu sejumlah fakta-fakta yang tidak berhubungan.

Akurasi. Informasi yang diterima organisasi harusnya dapat dipercaya adanya. Dengan demikian penting kiranya kita mengetahui sumber pertama pembawa informasi tersebut. Apabila kita tidak mengetahui siapa pembawa pertama informasi tersebut, maka ini akan berbahaya karena tidak ada yang bertanggung jawab sehubungan dengan akibat yang ditimbulkan oleh adanya informasi tersebut. Informasi yang akurat juga akan menjadi tolok ukur ketepatan dan keberhasilan pengambilan keputusan.

Seharusnya seluruh informasi adalah akurat. Akan tetapi, hal-hal yang memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem akan menambah biaya dari sistem informasi tersebut. Oleh karenanya, para pengguna informasi sering kali harus menerima informasi dengan tingkat akurasi kurang dari 100 persen.

Ketepatan waktu. Seyogianya, informasi harus tersedia pada saat pengambilan keputusan sebelum situasi yang genting atau hilangnya peluang yang ada. Informasi yang datang setelah suatu keputusan diambil tidak akan memiliki nilai. Ketepatan waktu juga amat penting artinya bagi datangnya informasi yang dibutuhkan oleh keadaan tertentu. Semakin up to date suatu informasi yang ada, maka akan semakin berguna informasi tersebut. Sebaliknya, semakin kadaluarsa suatu informasi, maka akan semakin tidak ada artinya.

Kelengkapan. Para pengguna harus memperoleh informasi yang menyajikan suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya.

Pengguna hendaknya dapat menentukan jumlah rincian yang dibutuhkan. Informasi

(9)

dikatakan lengkap apabila memiliki jumlah rincian agresi yang tepat dan mendukung semua area di mana keputusan akan diambil.

2. Nilai Informasi

Menurut (Zakiyudin:2011:8) Informasi akan memiliki nilai tinggi apabila ia memiliki manfaat bagi penggunanya, sebaliknya apabila informasi tidak memiliki manfaat, ia tidak mempunyai nilai.

Setiap informasi akan memiliki arti penting yang berbeda tergantung yang memerlukan informasi tersebut. Sebagai contoh, angka pertumbuhan ekonomi suatu negara tentu akan dibutuhkan oleh para pelaku bisnis, pemimpin perusahaan, pengamat ekonomi dan lain-lain yang membutuhkan informasi mengenai angka pertumbuhan ekonomi tersebut. Akan tetapi, informasi tersebut tidak akan ada artinya bagi tukang mie ayam, tukang ojek atau tukang warteg misalnya.

Suatu informasi akan sangat bernilai jika dikaitkan dengan bagaimana ia berkorban untuk mendapatkan informasi tersebut. Semakin mahal ia mendapatkannya maka ia akan semakin bernilai tinggi. Sebaliknya, apabila ia mendapatkannya dengan sangat murah maka informasi tersebut menjadi tidak bernilai. Contohnya adalah, informasi mengenai rahasia perusahaan yang mungkin diperoleh dengan cara membajak manajer perusahaan pesaing, tentu akan memiliki arti yang sangat penting bagi perusahaan tersebut. Akan tetapi, apabila ia mendapatkan informasi perusahaan pesaing dari gosip di majalah hiburan misalnya, maka informasinya menjadi tidak bernilai apa-apa selain hiburan semata.

(10)

2.1.3. Sistem Informasi

Menurut (Zakiyudin:2011:9) Sistem informasi adalah suatu sistem yang ada di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi yang bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan.

Dalam suatu sistem informasi, terdapat komponen-komponen seperti:

1. Perangkat keras (hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

2. Perangkat lunak (software), atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Basis data (database), adalah sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berhubungan dengan penyimpanan data.

4. Prosedur, adalah sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

5. Personil atau orang, adalah semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data, merupakan sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai

Namun demikian, tidak semua sistem informasi mencakup keseluruhan komponen-komponen tersebut. Sebagai contohnya adalah, sistem informasi pribadi yang hanya melibatkan seorang pemakai dan sebuah komputer, tidak melibatkan fasilitas jaringan dan komunikasi. Akan tetapi, sistem informasi kelompok kerja

(11)

(workgroup information system) yang melibatkan sejumlah orang dan sejumlah komputer memerlukan sarana jaringan dan komunikasi.

2.1.4. Basis Data

Menurut (McLeod,Jr&P.Schell:2007:158) Basis Data adalah sekumpulan file. Definisi umum dari basis data adalah bahwa basis data merupakan kumpulan dari seluruh data berbasis komputer sebuah perusahaan. Definisi basis data yang lebih sempit adalah bahwa basis data merupakan kumpulan data yang berada di bawah kendali peranti lunak sistem manajemen basis data. Menurut definisi yang lebih sempit, data perusahaan yang dikendalikan dan diadministrasi oleh sistem manajemen basis data akan dianggap sebagai basis data; file-file komputer yang terdapat di dalam komputer pribadi seorang manajer akan dianggap berada di luar basis data. Dalam buku ini kita umumnya akan menggunakan definisi umum dari basis data – yaitu, suatu basis data merupakan kumpulan dari semua data berbasis komputer.

2.1.5. Model Pengembangan Perangkat Lunak

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:28) “SDLC atau Software Development Life Cycle atau yang sering disebut juga System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan teknologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik)”.

(12)

Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle) model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut mulai dari analisis kebutuhan, perancangan sistem dan perangkat lunak, serta implementasi dan pengujian unit.

2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)

Dalam penulisan tugas ini penulis menggunakan peralatan pendukung (Tools System) berupa simbol, diagram, sebagai alat bantu dalam menyelesaikan tugas ini. Adapun peralatan pendukung yang digunakan adalah :

2.2.1. Diagram Alir Data

Menurut Al Fatta (2007:105-107) Ada dua jenis DFD, yaitu DFD logis dan DFD fisik. DFD logis menggambarkan proses tanpa menyarankan bagaimana mereka akan dilakukan. Untuk membaca suatu DFD kita harus memahami dulu, elemen-elemen yang menyusun suatu DFD. Ada empat elemen yang menyusun suatu DFD, yaitu :

a. Proses

Aktivasi atau fungsi yang dilakukan untuk alasan bisnis yang spesifik, biasa berupa manual maupun terkomputerisasi.

b. Data Flow

Satu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu diawali atau berakhir pada suatu proses.

c. Data Store

(13)

Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan dalam data store.

d. External Entity

Orang, organisasi, atau sistem yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem

2.2.2. Kamus Data

Menurut (kendall&kendall:2014:333-334) Kamus data adalah suatu aplikasi khusus dari jenis kamus-kamus yang digunakan sebagai referensi kehidupan setiap hari. Kamus data merupakan hasil referensi data mengenai data(maksudnya, metadata), suatu data yang disusun oleh penganalisis sistem untuk membimbing mereka selama melakukan dan mengkoordinasi istilah-istilah data tertentu, dan menjelaskan apa arti setiap istilah yang ada.

Penganalisis sistem harus berhati-hati dalam mengkatalogkan istilah-istilah yang berbeda-beda yang menunjuk pada item data yang sama. Kehati-hatian ini membantu mereka menghindari duplikasi, memungkinkan adanya komunikasi yang baik antara bagian-bagian organisasi yang saling berbagi basis data, dan membuat upaya pemeliharaan lebih bermanfaat lagi. Kamus data juga bertindak sebagai standar tetap untuk elemen-elemen data.

Kamus data otomatis sangat berguna karena memiliki kapasitas dalam hal referensi silang item-item data, dengan demikian memungkinkan dilakukannya perubahan-perubahan program terhadap semua program yang berbagi suatu elemen biasa. Fitur ini menggantikan pengubahan program yang serampangan, atau mencegah penundaan sampai program tidak bisa berjalan karena perubahan

(14)

tersebut tidak di implementasikan pada semua program yang berbagi item-item yang telah diperbaharui. Jelasnya, kamus data otomatis menjadi sangat penting untuk sistem-sistem besar karena mampu menghasilkan ribuan elemen data yang di katalogkan dan dibuat referensi silang. Yang mengalir menuju dan keluar dari proses tersebut. Ke tidak hati-hatian dan kesalahan-kesalahan perancangan lainnya bisa ditegaskan dan dicari penyelesaiannya.

Menurut Rosa A.S (2015:74) Kamus data memiliki beberapa simbol untuk menjelaskan informasi tambahan sebagai berikut:

Tabel II.1 Tabel Simbol Kamus Data

Simbol Keterangan

= Disusun atau terdiri dari

+ Dan

[|] Baik ...atau...

{}n n kali diulang/ bernilai banyak

( ) Data opsional

*...* Batas komentar Sumber : A.S. Rosa(2015:74)

Kamus data pada DFD nanti harus dapat dipetakan dengan hasil perancangan basis data yang dilakukan sebelumnya. Jika ada kamus data yang tidak dipetakan pada tabel hasil perancangan basis data berarti hasil perancangan basis data dengan perancangan dengan DFD masih belum sesuai, sehingga harus ada yang diperbaiki baik perancangan basis datanya, perancangan DFD-nya, atau keduanya.

(15)

2.2.3. ERD

Menurut Yakub (2008:25) mendefinisikan “Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak”. Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan ketentuannya bersifat top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entity-Relationship ini disebut Entity Relationship diagram, ER diagram, atau ERD.

ERD bersama-sama dengan detail pendukung merupakan model data yang pada gilirannya digunakan spesifikasi untuk database. Dalam pembentukan ERD terdapat 5 komponen yang akan dibentuk yaitu :

1. Entitas (Entity)

Entitas adalah suatu yang nyata atau abstrak dimana kita akan menyimpan data.

2. Relasi (Relationship)

Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antara satu atau lebih entitas, misal proses pembayaran pegawai. Kardinalitas menentukan kejadian suatu entitas untuk satu kejadian pada entitas yang berhubungan.

3. Atribut (Attribute)

Atribut adalah ciri umum semua atau sebagian besar instansi pada entitas tertentu. Sebutan lain atribut adalah properti, elemen data dan field.

4. Kardinalitas Relasi

Angka yang menunjukkan banyaknya kemunculan suatu obyek terkait dengan kemunculan obyek lain pada suatu relasi. Kombinasi yang mungkin : (1:1, 1:N, M:N).

(16)

5. Modalitas Relasi

Modalitas relasi adalah partisipasi sebuah entitas pada suatu relasi. 0 jika partisipasi bersifat “optional” atau parsial 1 jika partisipasi bersifat “wajib” atau total.

2.2.4. LRS

Menurut Janner Simarmata (2008:12) “LRS adalah representasi dari struktur record-record pada tabel-tabel yang berbentuk dari hasil relasi antar himpunan entitas”. Menentukan kardinalitas, jumlah tabel dan Foreign Key (FK) pada LRS dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi panjang dan dengan nama yang unik.

Perbedaan antara Logical Record Structure dengan Entity Relationship Diagram adalah terletak pada nama tipe record berada diluar kotak field tipe record ditempatkan. Logical Record Structure terdiri dari link-link diantara tipe record, link ini menunjukan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kedua link tipe record. Penggambaran LRS memiliki dua metode yang dapat digunakan, dimulai dari kedua model yang dapat dikonversikan ke LRS. Metode yang lain dimulai dari ERD dan langsung dikonversikan ke LRS, transformasi diagram ERD ke LRS merupakan suatu kegiatan untuk membentuk data-data dari diagram hubungan entitas ke suatu LRS.

Diagram ERD akan di transformasikan ke bentuk LRS.

Gambar

Tabel II.1 Tabel Simbol Kamus Data
Diagram ERD akan di transformasikan ke bentuk LRS.

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dikatakan evaluasi proses merupakan pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana atau modal bahan dalam kegiatan di lapangan (Sudjana.1989:246). Dalam evaluasi

pemasungan pada klien gangguan jiwa di Desa Sungai Arpat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar berdasarkan karakteristik pekerjaan pada masyarakat yang tidak bekerja

[r]

Pada penelitian ini, kelas yang akan diteliti sudah diuji homogenitasnya dengan cara menguji data nilai ujian sebelumnya dengan cara membagi variabel kelas eksperimen dengan

Dalam kehidupan masyarakat Nurussalam Kecamatan Aceh Timur, pantangan sudah dikenal dan berkembang sejak masuknya pengaruh Hindu ke Aceh dan Nusantara, karena

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif dengan metode studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan lengkap

Untuk itu Panwaslih Kabupaten Gayo Lues telah mengelola dan menatausahakan surat dan arsip sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2015