• Tidak ada hasil yang ditemukan

ID STUDI AWAL RADIONUKLIDA HASIL KOROSI PADA AIRPENDINGIN PRIMER RSG-GAS. Dyah Erlina Lcstari, Pudjijanto MS., Subiharto, Sctyo Budi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ID STUDI AWAL RADIONUKLIDA HASIL KOROSI PADA AIRPENDINGIN PRIMER RSG-GAS. Dyah Erlina Lcstari, Pudjijanto MS., Subiharto, Sctyo Budi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

l'rosiding Seininar Hasil Penelitian PRSG Tahun 1997/1998

ISSN 0854-5278

ID0200158

STUDI AWAL RADIONUKLIDA HASIL KOROSI PADA AIRPENDINGIN PRIMER RSG-GAS

Dyah Erlina Lcstari, Pudjijanto MS., Subiharto, Sctyo Budi

ABSTRAK " Y ' STUDIAWAL RADIONUKLIDA HASIL KOROSI PADA AIR PENDINGIN PRIMER RSG-GAS.

Telah dilakukan analisis terhadap radionuklida pemancar y yang terkandung di dalam air pendingin primer RSG-GAS. Cuplikan airpcndingin diambil sebelum dan scsudah melewati resin pemikar ion. Pencacahan dilakukan dengan unit spektrometer gamma latar rcndah yang terdiri dari sebuah detektor gamma beresolusi tinggi HP-Ge Tennelec dan penganalisis tinggi pulsa MCA ADCAM 100 ORTEC. Dari hasil pencacahan dan analisis data secara kualitatif terindikasi, adanya radionuklida Na-24 dan Mn-56 yang diduga merupakan hasil aktivasi dari unsur produk korosi dan akan diteliti lebih lanjut. Sccara kuantitatif konsentrasi aktivitas Mn-56 di bawah nilai perkiraan yang tertcra dalam SAR, sedangkan untuk Na-24 bersesuaian.

ABSTRACT

PRELIMINARY STUDY OF RADIONUCLIDE CORROSION PRODUCTS IN PRIMARY COOLING WATER AT RSG-GAS. Analysis of radionuclides emitting gatmna rays at the primary cooling water at RSG-GAS has been carried out. The water coolant samples was taken in the line before and after in Ihe ion exchange resin system. Counting of the samples vvas performed uslng a low level background gamma spectrometcr unit, including of high resolution of ganmia detector HP-Ge Tennelec and Multichannel Analyzer (MCA) ADCAM 100 ORTEC. The result indicated Na-24 and Mn-56 radionuclides that may be as corrosion product and should studied deeply in the future. The expected activity concentration radionuclide for Mn-56 is lower tlian tliose vvritten in the Safety Analysis Report (SAR), while for Na-24 is in agreement.

PENDAHULUAN

Sistem pendingin primer reaktor bcrfungsi untuk meinindahkan panas yang timbul di teras reaktor pada kondisi operasi normal maupun kecdakaan. Sebagai medium pembawa panas, air dalam reaktor dapat mengalami perubahan suhu dan tekanan. Keadaan ini unuimnya mengakibatkan air pendingiii tcrsebut bcrsifat rcaktif terlmdap bahan kclongsong serta bahan struktur.

RSG GAS mempunyai elemen bakar dengan kelongsong AlMg2 sedangkan material pada sistem pendingin primer terbuat dari s/a'mless stecl. Korosi mcrupakan pcristiwa pcmsakan logam yaiig disebabkan oleh reaksi kimia atau elektrokimia dengan Hngkungannya.

Hasil korosi biasanya berupa oksida logam.

Dalam hal aluminium dan stainless steel, oksida hasil korosi yang teibentuk melapisi bagian luar dari logam tersebut dan melindungi bagian dalamnya dari kerusakan lebili lanjut.

Meskipun demikian, mengingat temperatur dan tekanan dalam reaktor yang cukup tinggi, sebagian dari hasil korosi tersebut akan larut dalam air pendiiigin dan mcngalami proses aktivasi. Radionuklida yang terkandung dalam air pcndingin reaklor tcrjadi scbagai akibat aktivasi pengotor di dalain air pendingin maupun hasil korosi dari bahan stniktur teras dan komponen reaktor.

Scbagai tahap awal dari pcnclitian ini diainati radionuklida pemancar y dalam air pcndingin dengan menggunakan spektrometer y.

(2)

TEORI

Korosi adalah peristiwa hilangnya elektron dari logain ke lingkungan (air dan O^) serta membcntuk produk korosi yang berupa oksida pada permukaan logam tersebut atau rusaknya logam sebagai akibat reaksi dengan lingkungan'31. Secara elcktrekimia, proses korosi dapat dipandaiig menjadi dua proses yaitu :

• Proses reaksi oksidasi pada sisi anodik dan

• Proses rcduksi pada s'tsi katodik.

Proses rcaksi oksicb.si dan rcduksi ini berlangsung secara bersamaan daii tidak dapat bcrdiri sendiri.

Peristiwa korosi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

Reaksi oksidasi

M > mt n + n c (1)

M = logaiuterkorosi

n = bilangan bulat 1, 2, 3, 4, ... dst.

e = elektron

Reciksi reduksi

Pada prinsipnya, dalatu rcaksi rcduksi ini menipakan interaksi dari rcaksi oksidasi dcngan substansi-substansi yang tcrdapat dalam incdia lingkungannya. Reaksi rcduksi tcrdiri dari bcberapa jcnis rcaksi yaitu :

2H+ + 2 e >H2 ....(2) Reduksi oksigen (lingkitngan asam)

O2 + 4H+ + 4c- > 2 H , 0 (3) Reduksi oksigen (lingkungan basa atau netral)_

O2 + 2H2O + 4c- >4OH (4) Reduksi ion logom

M+3 + c >M*2 (5)

Pangcndapan logani

M' + c >M (6)

Pada proses korosi, jenis dan laju korosi tergantung pada kondisi media lingkungannya.

Pengaruh tempe.ratur

Pada umumnya, laju korosi akan naik dengan kenaikan temperatur. Pola ketergantungan laju korosi pada tempcratur bervariasi antara logam satu dan Iainnya. Gainbar 1 mcnggambarkan pengaruh tenipcratur tcrhadap laju korosi. Dari kurva A lcrlihat adanya kenaikan laju korosi sccara eksponcnsial dengan kcnaikan tcmperaUir. Pada kurva B mcmperlihatkan bahwa peningkat;in tcmpcratur tidak mcnaikkan laju korosi hingga pada suatu temperatur kemudian laju korosi naik dengan cepat. Hal ini terjadi pada 18 Cr - 8 Nistainless steel dalam asain nitrat di mana dengan adanya kenaikan temperatur dalam asam nitrat akan menaikan. daya oksidasi, sedangkan pada temperatur rcndah atau scdang baja tahan karat tersebut berada pada daerah pasif menuju transpasif. Dengan naiknya daya oksidasi menyebabkan kenaikan laju korosi. Kal yang sama juga terjadi pada monel dan nikel sepcrti tcdihat dalnm Gambar i.

Penganth Ph

pH merupakiin besaran yang menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Tingkat keasaman lingkungan akaii bcipenganih terhadap jenis rcaksi yaiig tcrjadi pada suatu proses korosi.

Pada lingkungah dengan tingkat kcasaman yang tinggi (pH rendah), korosi akan bcrlangsung dcngan rcaksi evolusi hidrogcn pada dacrah kalodiknya mcnunil rcaksi bcrikul : Anodik : 2 M > 2M] > + 2 c (7)

(3)

ISSN 0854-5278

Katodik:2H

a ci.

oui O OO

0

•H,

Studi Awal Radionuklida....

Dyah Erlina, dkk

.(8) Pengaruh pH terhadap laju korosi baja'di dalam air pada temperatur ruang dapat dilihat pada Gambar 2.

Keterangan contoh :

Kurva A : 18 Cr - 8 Ni dalam H2SO4 NidalamHCI

Fe dalam HF

Kurva B : 18 Cr - 8 Ni dalam HNO3

Monel dalam HF Ni dalamNaOH

R.I

Tempero+ure—*-

Gambar 1. Pengaruh ternperatur terhadap laju korosi'

7

'.

0.0)

0.0)

0 0 1

0

:

u 11 10 »

Gambar 2. Pengaruh pH terhadap laju korosi baja di dalam air pada temperatur ruang'

7

'.

Dari Gambar 2 terlihat balnva pada daerah pH 4~10 laju korcsi tetap tidak mengalami kenaikan yang berarti. Hal ini disebabkan karena pada daerah ini di permukaan baja terbentuk oksida logam yang berfungsi sebagai pasivator.

Pada daerali pH < 4, lapisan oksida logam JaiT.il mcmbcntuk ion sehingga tcrjadi kenaikan laju korosi dmi pada daerah pH > 10, tcrjadi pcmbcntuka» oksida logam yang scmakin banyak sehingga baja akan terlindungi dari

korosi. Hal ini akan mcnycbabkaii penurunan laju korosi.

Pengaruh kecepatan alirar.

Pada umumnya laju korosi akan bertambah dengan adanya kenaikan kecepatan aliran air, sedangkan bentuk korosi yang terjadi biasanya mcrata. Pengnruh kecepatan aliran terhadap laju korosi dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.

(4)

c

8

/

/

1 Z Veiocity —fc-

/ Keterangan / KurvaA: 1

y

1 - 2

Kurva B :

Kurva C :

contoh :

: Fe dalam H2O + O2

Cu dalam H->O + O->

: 18 Cr-8Ni dalam H2SO4

TidalamHCI + Cu+ 2

Fe dalam HCI encer 18Cr-8NidalamH2SO4

Pb dalam H2SO4

Fe dalam H2S04pekat + FeT

Gambar 3. Pengaruh kecepatan aliran terhadap laju korosi

(5)

.

Pada kurva B daerali 1 tcrlihat baliwa keccpatan aliran tidak berpcnganih pada laju korosi. Hal ini terjadi pada proscs korosi yang dikontrol oleh polarisasi aktivasi.

Bila proscs korosi di bavvali pengaruh difusi katodik, maka kecepatan aliran akan meningkatkan laju korosi seperti pada kurva A daerah 1. Efek seperti ini terjadi apabila terdapat pengoksidasi {oxidher) dalam jumlah kecil misalnya dengan adanya oksigen terlanit dalam larutan asam atau air.

Apabila prosesaya diawali dcngaii pengaruh difusi dan logamnya mudah terpasivasi, maka kejadiannya adalah kurva A daerali I da:i 2.

Matcrial yang niudah tcrpasivasi sepcrli stainlass steel dan litanium biasanya iebih tahan korosi apabila kecepatan aliran media korosifnya tinggi.

Untuk logam-logam yang dapat membeatuk Iapisan terscbut sccara mckanis schingga laju korosi naik scpcrti pada kurva C discbut korosi crosi.

Pengaruh gnram terlamt

Garain-garam tcrlanit akan beipcngamli pada korosivitas air yang sccara uinum akan mcningkatkan konduktivilas air lcrsebul.

Pcnganih yang dilimbulkan olch garain-garam tcrlanit tcrhadap laju korosi tcrgantung pada kouscntrasi dati jcnis ion. Scbagai coiuoh : Ion karbonat dan bikarbonat (hardncss) dapat mengurangi laju korosi sedajigkan ion klorida dan sulfat cendenmg akan menaikan laju korosi.

Air pendingin dengan kesadahan yang tinggi akan turut membantu menghambat laju korosi, tetapi justru menimbulkan masalah pengendapan garam-garam karbonat yang mengakibatkan terbentiiknya deposit pada pennukaan baja sehingga dapat mcnghambat proscs pcrpindahan panas pada sistem air pendingin. Adaiiya garam- garam klorida dan sulfat yang larut akaii iiicnycbabkan tcrdapalnya ioni-ion klorkla dan sulfat dalam air pcndingin. Ion-ion klorida daii sulfat dalaai ion-ioa yaag bcrsifal merintangi cfck lapis liaduag pada logam tcnitama pada sla'mless stell daa aluinuniiim, seliingga akan aicaaikaa laju korosi.

SistemPendingin Pr'mierRSG-GAS

Sislcm pcndingin RSG didisain inampu mcmiadahkan paiias aom'mal 3000 kilowalt thermal. Untuk inemcnuhi kriteria kcsclainalan, paraniclcr opcrasi sistcni harus dhenlukan sccara

(5)

ISSN 0854-5278

optimal dcngan batas-batas toleransi keselamatan tertentu. Data-data disain dan sistem keselamatan pada sistem pendingin primer tertera Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Data disain kondisi teras kerja penuh13'.

Studi Awal Radionuklida..

Dyah Erlina, dkk

No.

1.

2.

3.

4.

5.

Besaran fisis Laju aliran pendingin primer, |m3/jam|

Keccpatan pendingin primer, |ni/det.|

Temperatur pendingin masuk ke tcras, |°C|

Tenvpcralur pendingin keluar dari teras, |°C|

Lamanya katup isolasi menutup, jdetik|

Nominal 3140

3,6 40,2 48,9 96

Minimal 2915

- - - 70

Maksimal 3500

- 60 60 120

Sedangkan kondisi kualitas airpendingin primer yang diizinkan adalah tertera dalam Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Kualitas airpendinginprimer RSG-GAS.

No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Besaran fisis PH (minimum)

Konduktivitas listrik, | p.S/cin|

Konsentrasi Kloiida, | mol/m3| Konsentrasi Sulfat, | mol/m'|

Konsentrasi Aluminium, | mol/m3| Konsentrasi Tembaga, | mol/m'|

Kuantitas 5,2

8 1,4 x 10"3 5,5 x 10"4

3,7 x lO"4

3,2 x 10"4

Pada sistem pendingin primer RSG-GAS, scimia pipa yang bcrada di dalam kolam tcrbuat dari balian AlMg3 dan yang berada di luar kolam terbuat dari bahan stainless steei SA-312 TP 321.

Komposisi dari bahan stainless stell SA-312 TP 321 (dalam %berat) adalali:

C = 0,042; Si = 0,43; Mn = 1,57; P = 0,027; S = 0,017; C r = 17,31; Mo = 0,24; Ni = 11,09 danTi

= 0,50.

TATA KERJA Alat yang ili^unakan

1. Unit spektromcter gainma latar rendah yang terdiri dari Penganalisis tinggi pulsa dengan detektor HP-Ge

2. Merinelli (wadah pencacah sampel) berukuran 1 liter.

(6)

Cara kerja

. 1. Kalibrasi encrgi dcngan jalan .pcncacahan lanitan standar campuran, kodc EU-337 produk Amersham sclama 10 mcnit.

2. Kalibrasi efisiensi detektor dengan jalan pcncacahan lanitan stardar campuraii kode EU-337 produk Amcrsham selama 2 jam.

Dengan mcngetahui nilai aktivitas dari radioisotop standar, dibuat kurva kalibrasi cfisiensi dctektor terhadap pcrscn cffisiensi dengan mempergunakan rumus :

CPS

3. Sampcl air dicuplik di tcinpat yang bcrbcda penganibilan sampel yang tersedia (KBE01) pada kmtai.-6,50 m gcdutig rcaktor.

4. Sanipcl air dicuplik di dua tenipat yaitu scbelum melalui resin (KBE01 iri) dan sesudah melewati resin (KBEOI out).

5. Sampel air ditampung dalam tabung merinelli berukuran satu litcr dan dicacali selama 2 jam.

6. Sctelah sampcl air didinginkaii selama 1 hari kemudian dicacah ke.mbali selama 2 jara.

%e DPS -Y X 100 % M (7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pcncacahan air pcndingin scbelutn dan scsudali melewati resin dapat dilihat pada Tabel 3 dan4.

Tabel 3. Data hasil pencacahan air pendingin sebelum mclewati resin.

Kurva kalibrasi dctcktor ditunjukan pada Gambar 4 (terlampir).

No.

1.

2.

3.

4.

5.

Radio nuklida Te-132 Ar-41 Ce-141

Na-24 Mn-56

Umur paroh,

73,2jam 1,83 jam 32,5 hari 15 jam 2,8 jani

Konsentrasi radioaktivitas, [Ci/m']

I n l

2,89 ± 0.3228E-05 3,9041 ±0,2012E-05 0,9531 ±0,0763E-05 2,332 ± 0,254E-03

1,201 ±0,296E-05

In2 2,085 ±0,1040E-05 3,029 ±0,1993E-05 1,147 ±0,1475E-05 2,358 ± 0.2368E-03 1,254 ±0,151E-05

Tabel 4. Data hasil pencacahan air pendingin sesudah melewati resin.

No.

1.

2.

3.

4.

5.

Radio nuklida

Tc-132 Ar-41 Ce-141

Na-24 Mn-56

Umurparoli, Ty,

78,2 jam 1,83 jam 32,5 hari 15 jain 2,8 jam

KonsciUrasi radioaktivitas, [Ci/iii3] Out 1

1,315 ±0,2325E-05- 3,885 + 0.1889E-05 1,859 ± 0 , 3613E-06 2,772 + 0,2615E-06

Ttd

Out2 1,286 ± 0 , 224E-05 2,446 ±0,177E-05 1,396 ± 0,541E-06 1,949 +0,1295E-06

Ttd Keterangan :

Ttd In 1,2 O u t l , 2

lak tcrdctcksi.

pengambilan cuplikan kc-1 dan 2 sebeluni melewali rcsin.

pciigambilan cuplikan kc-1 tlan 2 scsudah mclcwati rcsin.

(7)

ISSN 0854-5278 Studi Awal Radlonuklida..

Dyah Erlina, dkk

Derigan melihat kedua tabel di atas, secara umum dapat dikatakan bahvva aktivitas dari masmg-masing radionuklida masih di bawah nilai perkiraan menurut SAR12' kecuali untuk

24Na. Dalam hal 24Na, konsentrasinya sesuai

dengan yang diperkirakan dalam SAR, yaitu sekitar 2,3 * 10'3 CL/m3. Daftar nilai perkiraan aktivitas radionuklida dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6 (terlampir).

Tabel 5. Perkiraan konsentrasi aktivitas produk korosi pada air pendingin bagian bawah kolam dalam Ci/m3 <2>.

No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Nuklida Na-24 Na-25 Al-28 Mg-27

Cr-51 Mn-54 Mn-56 Co-58 Co-60 Ni-65 Fe-59

Aktivitas 2.4E-03 7.0E-09 1.5E-03 5,0E-05 1.6E-03 6.8E-07 1.5E-O3 3.4E-06 5/7E-06 1.4E-06 6.3E-06

Tabel 6. Konsentrasi aktifitas radionuklida pada air pendingin primer dalam Ci/m3 p l. No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Nuklida Co-60 Eu-155 Sm-151 Nd-147 Pr-144 Ce-144 Ba/La-140

Cs-137 Cs-134 Te-132 Te-131m Te-129 m Te-127 m Sb-125 Sn-125 Rh-106 m

Ru-106

Aktivitas 5,7E-06 5.3E-O9 l,6E-09 2,2E-05 3,4E-03 2,2E-06 5,5E-04 6,5E-08 3,6E-08 l,4E-04 2,5E-04 4.5E-06 l,8E-07 2,4E-09 l,5E-07 l,7E-04 l,3E-07

No.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

Nuklida Rh-103 m

Ru-103 Nb-95

Zr-95 Y-91 Y-90 Sr-90 Sr-89 Fe-59 Ni-65 Co-58 Mn-56 Mn-54 Cr-51 - Mg-27

Al-28 Na-24

Aktivitas l,6E-03 6,1E-O4 2,IE-05 1.1E-05 1.1E-05 2,3E-04 6.5E-08 1.1E-05 6,3E-06 1.4E-05 3,4E-06 1.5E-05 6;8E-07 l.OE-03 5,0E-05 l,5E-03 2.4E-03

Tabcl 7. Hasil-hasil korosi radioaktif dalam air pendingin primer reaktor MUTSU (JAERI).

No.

1 2 3 4

Radionuk'lida Mn-54 Mn-56 Co-58 Co-60

Umurparoh 312,5 hari 2,587 jain 71,3 hari 5,26 tahun

Konsenlrasi, [Ci/m']

Terhitung 2,70E-05 11.34E-04

3.24E-03 2.97E-04

Tenikur 15.39E-06 21.87E-05 22.14E-06 5,13E-06

(8)

Apabila dibandingkan antara air pendingin primer sebelum melalui rcsin dan sesudah melalui resin dapat dilihat bahwa aklivitas radionuklida sebelum melalui resin sedikit lebih tinggi dibanding dengan air pendingin setelah melewati resin, kecuali untuk

24Na yang penunmannya sangat bcsar. Hal ini discbabkan karena sifat rosm yang inampu incnangkap ion-ion radioaktif yang mclcwaiinya.

Dcngan mclihal kcdua labcl di atas, dan mcmbandingkannya dengan tabcl yang tcrdapat pada Tabcl 5 s.d. 7 (i.crlampir), radionuklida yaiig diduga mcnipakan hasil aktivasi yang bcrasal dari hasil korosi adalah : :'Na dan iVSMn.

RSG-GAS meinpunyai elemen bakar dengaii kclongsong AlMg:, tctapi timbulnya :'N,i dalam airpendingin reaktor dapat terjadi dari:

• Aktivasi peugotor dalam air pendingin menurut reaksi 23Na(n,Y)*4Na.

• Aktivasi dari Aluniinium menurut reaksi

:7A(n,a)24Na.

7). Oleh karena itu, untuk meyakinkan apakah

21Na yang terbentuk, merupakan hasil aktivasi dari hasil korosi akan diteliti lebih lanjut dengan jalan menganalisis air demineralisasi yang digunakan sebagai pengisi air kolain dan membandingkannya dengan hasil analisis air pcndingin primcr rcaktor, atau apabiln dinnmgkinkan dapat dilakukan dengan cara nicngamali unsur radioaktif produk korosi yang lidak tcrdapat pada kclompok liasil akthasi pcngotor air pcndingin sepcrti 5lMn, 5sCo clan

60Co.

KESIMPULAN

Dari hasil pencacahan tcrhadap air pcndingin primcr d.ipcrolch radionuklida yaiig diduga merupakan hasil aktivasi dari unsur produk korosi adalah 24Na dan 56Mn. Studi lebih lanjut diperlnkan untuk dapat memilah antara sumbangan dari aktivasi produk korosi dan pengotor pendingin primer.

Material pada sistcm pcndingin priiner RSG-GAS terbuat dari stainless steel, lctapi 56Mn yang timbul cli sainping beiasal dari aklivasi pcngotor dalam air pcndkigin mcnunit rcaksi

35Mn(n,Y)56Mn juga bcrasal dari akiivasi Fc mcnurut reaksi 56Fe(n;p)56Mn. Dcngan dcmikian analisis lebili laiijut niasih dipcrlukan untuk dapat mcniiliili luuiya kontribusi dari produk korosi. Dalain laporan uji opcrasi daya di rcaktor.

MUTSU (JAERI, Jepang)161 discbutkan bahwa dari hasil analisis pada air pcndingin primcr di reaktor (crscbut prodak korosi yang tinibul adalah : Mn-56, Mn-54, Co-58 dan Co-60 (Tabcl

DAFTARPUSTAKA

1. A. JOHN SIDIK, "Corrosion of Stainlcss Stccl", John Willcy & Sons Inc, Ncw York, (1979).

2. BADAN TENAGA ATOM NASIONAL,

"Safcty Analysis Rcport for MPR-30", 7lh

rcvision, Jakarta, (1986).

3. INTERATOM, "Dcscription mid Coinpoiicn Primary Cooling Systcnv', 1A Bcnsbcrg.

(1986).

4. KAMTI K., MAHAJAN P.E., "Dcsign of Proccss Equipincnt Sclccted Topics", Prcssurc Vcsscl Handbook Publishing Inc, (1979).

(9)

ISSN 0854-5278

5. MARS G. FONTANA, "Corrosion Engineering", 3rd edition, McGraw-Hill Book Company, (1986).

6. T. YOSHIJIMA, K. SUZUKI, S. MUKAI, T.

TANAKA and M. OCHIAI, "Report on N.S.

MUTSU Power-up Test", Departement of Nuclear Ship Enginecring Mutsu Establishment, Japan Atomic Encrgy Research Institute Mutsu-shi, Aomori-ken, Rcccived Dccembcr 24, (1991).

7. UHLIQ H. H, "Corrosion and Corrosion Control", 2™1 edition John Willey & Sons Inc, NevvYork, (1971).

Studi Awal Radionukllda....

Dyah Erlina, dkk

8. WISNU SUSETYO, "Spektrometri Gamma dan Penerapannya dalam Analisis Pengaktivan Neutron", Gadjah Mada Universky Press, Yogyakarata, (1988).

0.103

0.3 fC

O.DOl

0.000

loco

Ensrgi (KeV)

Gambar 4. Gnifik kalibrasi efisicnsi detcktor dengan sumbcr campuran multi-y standar sandi EU- 337 dalam merineli 1 literproduk Amersham (1995).

(10)

PERTANYAAN

Penanya : Yus Rusdian Akhmad Pertanyaan :

Apakah sudah dapat disimpulkan baluva radionuklida Na-24 yang didapat merupakan hasil korosi, mengingat Na-24 juga terdapat dalain air sebagai kelumit ?.

Jawaban :

Dalam penelitian ini belum dapat dipastikan karena reacana peuelitian ini dilakukan sclama 2 talmn, sedangkan untuk taliap sasaran tahun ini dibatasi hanya pada identifikasi radionuklida yang terkandung dalam air pendingin primer.

Dari hasil yang diperoleh kemudiaii dibandingkan (abel radionuklida hasil korosi yang tercantum dalam SAR, temyata kami dapatkan radionuklida Na-24 dan Mn-56, sehingga karni mcnduga bahwa kcdua radionuklida terscbut mentpakan aktivasi yang berasal dari hasil korosi. Tetapi utituk meyakinkan apakah Na-24 yang terbentuk benar- benar merupakan hasil korosi akan ditelili lcbih lanjut, desigan jalan menganalisis air bcbas mineral yang dipakai sebagai pengisi air kolam

Referensi

Dokumen terkait

Dapatan kajian fuzzy delphi ini telah membuktikan kesahan dan kebolehpercayaan bagi mengukur prestasi standard awal perkembangan kreativiti dan estetika kanak-kanak

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa locus of contol dan komitmen organisasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan, Dan pengaruh locus of contol dan

• Jika masyarakat mengetahui apa saja dampak negatif pestisida terhadap kesehatan mereka, tanah mereka dan terhadap masyarakat itu sendiri, mungkin mereka akan mencari cara

Secara keseluruhan dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa semua jenis tanaman obat tersebut memiliki INP jenis jauh di bawah 300 (nilai INP jenis tertinggi). Hal ini mengindikasikan

Fungsi pencapaian tujuan merupakan sekumpulan fungsi tujuan di setiap kendala, sedangkan model matematika yang dimaksud adalah sekumpulan dari fungsi kendala dan fungsi tujuan

Permasalahan yang ditemukan selain dari permasalahan yang timbul dari guru bidang studi. Misalnya di antar para guru tersebut ada yang dating ke sekolah hanya pada waktu

Jika kuitansi sudah langsung diserahkan sekalian dengan invoice dan faktur pajak, maka dari bagian keuangan mengeluarkan tanda terima atas penye rahan kwitansi dan

Lebih lanjut, hasil uji Duncan menunjukkan bahwa pada daging ikan tuna yang diambil di bagian ekor dengan suhu (-2)-1 °C selama penyimpanan 0 dan 2 hari tidak menunjukkan