• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPPEN Daru P, Seto H Dampak Perkawinan Usia Dini judul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPPEN Daru P, Seto H Dampak Perkawinan Usia Dini judul"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

  2

RI N GK ASAN

Perkawinan usia dini atau perkawinan dini banyak sekali terjadi di wilayah-wilayah di Jawa tengah. Tidak ter-ekspose nya perkawinan dini dikarenakan hal tersebut masih dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan atau bahkan merupakan aib yang harus ditanggung. Kota Salatiga yang dikenal dengan sebutan sebagai titik JOGLOSEMAR (Jogja, Solo dan Semarang) merupakan kota kecil yang menjadi area bertemunya 3 kota besar, dimana banyak anak muda yang mengenyam pendidikan di kota ini. Kerawanan yang timbul adalah banyaknya pernikahan usia dini khususnya dikalangan remaja dan mahasiswa.

Penelitian ini bertujuan antara lain untuk menjelaskan factor-faktor penyebab terjadinya perkawinan usia muda di Kota Salatiga dan mengetahui dampak perkawinan usia muda terhadap kondisi sosio ekonomi keluarga di Kota Salatiga.

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian diskriptif dengan unit amatan adalah para pihak yang terkait dengan permasalahan penelitian, dengan key informan meliputi: keluarga atau individu yang melakukan perkawinan usia dini, orang tua dari individu yang melakukan perkawinan usia dini, para pihak terkait dengan kependudukan seperti, Bapermas kota Salatiga, pengurus PKBI, Ikatan Bidan Salatiga. Sedangkan unit analisisnya adalah dampak perkawinan usia muda terhadap kondisi sosio-ekonomi keluarga dan faktor-faktor penyebab terjadinya perkawinan usia muda di Salatiga. Untuk mendukung metodetersebut dilakukan triangulasi data dengan mengabungkan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, study dokumen dan observasi partisipatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan anak dan orang tua menjadi salah satu variable terhadap ketidak-tahuan hukum structural terkait dengan kebijakan perkawinan dan pentingnya menghindari perkawinan usia dini, minimnya pengetahuan dan pendidikan tentang sexualitas secara benar menjadi variabel penyebab paling besar terjadinya “kecelakaan” sehingga pernikahan dini “terpaksa” dilakukan. Lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang semakin permisif (longgar) dikarenakan kesibukan orang tua karena pekerjaan, dan lingkungan pertemanan yang kurang sehat menjadi variable terjadinya hubungan sex pra-nikah dan menjadi factor potensial terjadinya perkawinan usia muda.

Sedangkan dampak yang terjadi meliputi dampak social-psychologis, khususnya pihak wanita dan dampak ekonomi menjadi hal paling vital pada semua pasangan.

Keywords: Pernikahan usia dini, dampak social-psychologis, dampak

(3)

  3

DAMPAK PERKAWINAN USIA DINI TERHADAP KONDISI SOSIO-EKONOMI KELUARGA DI KOTA SALATIGA JAWA TENGAH

DAFTAR ISI

Bab 2. Kajian Pustaka A. Konsep Perkawinan Diri ...7

B. Penyebab Perkawinan Dini ...7

C. Kerangka Pikir Penelitian ...9

Bab 3. Metode Penelitian A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...10

B. Unit Amatan dan Unit Analisa ...10

C. Tehnik Pengumpulan Data ...10

D. Tehnik Analisa Data ...10

Bab 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Faktor-Faktor Penyebab Pernikahan Usia Dini ...13

1. Faktor Pendidikan Anak dan Orang Tua ...14

2. Rasa Ingin Tahu dan Pergaulan ...16

3. Lingkungan Keluarga ...19

4. Pendidikan ...25

B. Dampak Perkawinan Usia Dini ...27

Bab 5. Kesimpulan dan Rekomendasi A. Kesimpulan ...31

B. Rekomendasi dan Saran ...32

Daftar Pustaka ... 38

Referensi

Dokumen terkait

(2) Kepala Kantor Wilayah departemen/lembaga/gubernur atau pejabat yang ditunjuk atas nama menteri/pimpinan lembaga, menetapkan pemimpin proyek dan bendaharawan proyek untuk DIP

Tampilan dibawah ini ialah interface simulasi proses penghancuran sampah plastic pada aplikasi Simulasi Pendaur Ulangan Sampah Plastik Berbasis Tiga Dimensi yang

Keterlibatan kerja menurut Kanungo (dikutip Abutayeh & Al-Qatawneh, 2012) adalah sikap utama yang mengacu pada identifikasi psikologis oleh seorang karyawan

 7engan menggunakan 587, guru menayangkan #ara Menyelesaikan masalah yang berkaian dengan operasi in)ers suau !ungsi. esera didik dimina unuk mengamat,

Dalam bukunya Azhar Arsyad menyebutkan media audio visual sebagai teknologi audio visual yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan

Semua pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar yang karena jabatannya dan atau anggota keluarganya (keluarga inti), dilarang untuk menerima atau meminta baik

Maka, bila kita ingin mencapai komunikasi antar pribadi yang otentik, berarti kita harus menempatkan orang lain bukan sebagai objek, melainkan subjek dalam komunikasi