• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Politik Selebritis Studi Dramaturgis Atas Retorika Politik Anggota Legislatif Selebritis Di Komisi X Dpr Ri Periode 2009-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi Politik Selebritis Studi Dramaturgis Atas Retorika Politik Anggota Legislatif Selebritis Di Komisi X Dpr Ri Periode 2009-2014."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian tentang Komunikasi Politik Selebritis: Studi Dramaturgis atas Retorika Politik Anggota Legislatif Selebritis di Komisi X DPR RI Periode 2009-2014 ini bertujuan untuk mengetahui penampilan diri (self-presentation) dan pengelolaan kesan (impression management) anggota legislatif selebritis, motif mereka untuk masuk ke dunia politik dan kredibilitas mereka dalam melakukan retorika politik di lembaga legislatif, serta model retorika politik mereka. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah interaksionisme simbolik Herbert Mead, dramatisme Kenneth Burke dan teori dramaturgi Erving Goffman. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan paradigma penelitiannya adalah paradigma konstruktivis. Informan yang menjadi subyek penelitian ini adalah tujuh (7) anggota legislatif selebritis yang ada di Komisi X DPR.

Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa para anggota legislatif selebritis di Komisi X menggunakan panggung depan (front stage) untuk menampilkan diri mereka sebaiknya dan melakukan pengelolaan kesan. Penampilan diri seperti cara mengartikulasikan pemikiran, berkomunikasi dan berbusana mereka perhatikan demi memperoleh kesan yang baik dari khalayak, tetapi adakalanya tidak sinkron. Di panggung belakang mereka tidak terlalu memperhatikan dengan penampilan diri, tetapi sering digunakan untuk mempersiapkan diri demi penampilan di panggung depan. Dalam hal motif mereka terhadap politik, ditemukan kecenderungan secara umum bahwa mereka masuk ke dalam dunia politik sebagai salah satu bentuk strategi untuk melakukan perubahan atas kebijakan yang berkaitan dengan tugas mereka. Adapun kredibilitas mereka dalam melakukan retorika politik masih kurang karena hanya menonjol pada aspek daya tarik. Sementara model retorika politik mereka tidak dapat dikategorikan pada satu model, karena kecenderungannya ada yang menunjukkan model retorika politik interaksional, tetapi ada juga yang transaksional.

(2)

ABSTRACT

This research of Political Communication of Celebrities: A Dramaturgical Study of Political Rhetoric of The Celebrities Legislative Members at Commission X, Indonesian House of Representatives Period 2009-2014 aimed at knowing the self-presentation and the impression management of the celebrities legislative members at Commission X, their political motive, their credibility in doing political rhetoric as well as their model of political rhetoric. This research used the symbolic interactionism of Herbert Mead, the dramatism theory of Burke and the dramaturgical theory of Erving Goffman. The method of research was qualitative with case study approach. The numbers of informans were seven (7) celebrities legislative members at Commission X.

The results of the this research pointed out that the celebrities legislative members at Commission X used the front stage to present their selves as good as possible but in some cases there are not synchronized. The self-presentation here among others how they articulated or communicated and used their clothes. In back stage they did not pay attention to their presentation, but sometimes they used it as the preparation for their presentation in the front stage. In case of their political motive, the researcher found in a general that they involved in politics in order to do the changes the policies related to their tasks. About their credibility as political communicators in doing their political rhetoric was still lack especially relating to the expertise, except in attractiveness. And they had no one model of political rhetoric, because some of them used the interactional model and the other transactional one.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, guna meningkatkan pembelian pada website Bukalapak maka hal-hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam kaitannya dengan kemudahan penggunaan

group investigation berbantuan proyek yang lebih baik daripada hasil rerata gain ternormalisasi siswa pada kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional pada

Definisi 2.1 Graf adalah pasangan himpunan dengan adalah himpunan tidak kosong dan berhingga dari obyek-obyek yang disebut sebagai titik dan adalah

Hasilnya diketahui bahwa prosedur pelaksanaan lelang KPKNL di Palopo sudah sesuai dengan syariat Islam karena lelangnya tidak bercampur dengan penipuan, atau

Model MPMK ini bertujuan agar siswa memahami suatu konsep matematika dan melihat keterkaitan konsep tersebut secara internal dan eksternal (Mulyana, 2009). Tahap-tahap

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu dkk (2012) mereka mengemukakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap

Nilai Cs-137 inventory total pada lokasi pembanding la adalah 169 bq/m2• Pada lokasi pembanding IIa dapat dijelaskan bahwa pada kedalaman (16-18) em konsentrasi lebih tinggi, hal