vi
ABSTRAK
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG
TUA DAN STATUS SEKOLAH
Survei pada Siswa –Siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Uke Nila Kusuma Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (2) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari je nis pekerjaan orang tua; (4) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah siswa.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Sleman. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah populasi penelitian ini adalah 4.292 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 567 siswa. Teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah
kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah model analisis regresi yang dikembangkan oleh Chow.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan
signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan ayah (β3 =0,0955 dan ρ =0,034>α =0,050) dan ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan ibu (β3 =0,0371 dan ρ =0,025>α =0,050); (2) ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan ayah (β3 =0,0393 dan ρ =0,038>α =0,050)dan pada tingkat pendidikan ibu (β3 =0,0347 dan ρ=0,017>α =0,050); (3) ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ayah (β3 =0,0181 dan
) 050 , 0 048
,
0 > =
= α
ρ dan pada jenis pekerjaan ibu (β3 =0,0228 dan
) 050 , 0 039
,
0 > =
= α
ρ ; (4) ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan
emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sekolah siswa
0218 , 0
vii
ABSTRAC
THE EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE TOWARD LEARNING ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM SOCIAL AND
ECONOMICAL STATUS OF PARENTS AND SCHOOL
A survey on the Third Year Students of State and Private Senior High School in Sleman Regency, Yogyakarta Special Province
UKE NILA KUSUMA
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
This research aims to investigate whether there is any effect of emotional intelligence towards the student’ learning achievement perceived from (1) parent’s sosial status; (2) parent’s education; (3) the parent’s occupations; (4) students’ school status.
This research was conducted in state and private high schools in Sleman Regency. The populations are the third year students of state and private high schools in Sleman Regency, Yogyakarta Special Province. The total sampels are 567 students which are selected by purposive sampling. The data gathering techniques are questionnaires and documentations. The data analysis technique is Chow’s regression analysis model.
The result of the researh shows that emotional intelligence has positive and significant effect towards (1) learning achievement perceived from fathers’ income (β3 =0,0955 and ρ =0,034>α =0,050) and mothers’ income
0371 , 0
(β3 = and ρ =0,025>α =0,050); (2) learning achievement perceived from fathers’ educations (β3 =0,0393 and ρ =0,038>α =0,050) and mothers’ education (β3 =0,0347 and ρ =0,017>α =0,050); (3) learning achievement perceived from fahers’ occupations (β3 =0,0181 and ρ =0,048>α =0,050) and mothers’ occupations (β3 =0,0228 and ρ=0,039>α =0,050); (4) learning achievement perceived from school status (β3 =0,0218 and
) 050 , 0 046
,
0 > =
= α
i
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH
Survei pada Siswa -siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Uke Nila Kusuma
NIM: 031334049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
” D H EREK GU STI ATI M ESTI TEN TREM ”
” U SAH A AD ALAH KU N CI KEBERH ASI LAN ”
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Juli 2008 Penulis
vi
ABSTRAK
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG
TUA DAN STATUS SEKOLAH
Survei pada Siswa –Siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Uke Nila Kusuma Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (2) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari je nis pekerjaan orang tua; (4) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah siswa.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Sleman. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah populasi penelitian ini adalah 4.292 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 567 siswa. Teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah
kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah model analisis regresi yang dikembangkan oleh Chow.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan
signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan ayah (β3 =0,0955 dan ρ =0,034>α =0,050) dan ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan ibu (β3 =0,0371 dan ρ =0,025>α =0,050); (2) ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan ayah (β3 =0,0393 dan ρ =0,038>α =0,050)dan pada tingkat pendidikan ibu (β3 =0,0347 dan ρ=0,017>α =0,050); (3) ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ayah (β3 =0,0181 dan
) 050 , 0 048
,
0 > =
= α
ρ dan pada jenis pekerjaan ibu (β3 =0,0228 dan
) 050 , 0 039
,
0 > =
= α
ρ ; (4) ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan
emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sekolah siswa
0218 , 0
vii
ABSTRAC
THE EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE TOWARD LEARNING ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM SOCIAL AND
ECONOMICAL STATUS OF PARENTS AND SCHOOL
A survey on the Third Year Students of State and Private Senior High School in Sleman Regency, Yogyakarta Special Province
UKE NILA KUSUMA
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
This research aims to investigate whether there is any effect of emotional intelligence towards the student’ learning achievement perceived from (1) parent’s sosial status; (2) parent’s education; (3) the parent’s occupations; (4) students’ school status.
This research was conducted in state and private high schools in Sleman Regency. The populations are the third year students of state and private high schools in Sleman Regency, Yogyakarta Special Province. The total sampels are 567 students which are selected by purposive sampling. The data gathering techniques are questionnaires and documentations. The data analysis technique is Chow’s regression analysis model.
The result of the researh shows that emotional intelligence has positive and significant effect towards (1) learning achievement perceived from fathers’ income (β3 =0,0955 and ρ =0,034>α =0,050) and mothers’ income
0371 , 0
(β3 = and ρ =0,025>α =0,050); (2) learning achievement perceived from fathers’ educations (β3 =0,0393 and ρ =0,038>α =0,050) and mothers’ education (β3 =0,0347 and ρ =0,017>α =0,050); (3) learning achievement perceived from fahers’ occupations (β3 =0,0181 and ρ =0,048>α =0,050) and mothers’ occupations (β3 =0,0228 and ρ=0,039>α =0,050); (4) learning achievement perceived from school status (β3 =0,0218 and
) 050 , 0 046
,
0 > =
= α
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Uke Nila Kusuma
Nomor Mahasiswa : 031334049
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH
Survei pada Siswa-siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 05 Agustus 2008
Yang menyatakan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan skripsi ini, penulisan mendapat banyak bimbingan, kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing, yang dengan penuh kesabaran membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Sekali lagi saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena sering membuat bapak jengkel dsb. Terima kasih banyak Papi, Anda memang “ Very GooD “.
5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. dan Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. Selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan menyempurnakan hasil skipsi.
ix
7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris dan Pak Wawik) atas segala pelayanannya dan bantuannnya selama penulis kuliah di USD.
8. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sleman, SMA Negeri 1 Mlati, SMA Negeri 1 Tempel, SMA Gama Yogyakarta, SMA Islam 1 Sleman, dan SMA Santo Michael Mlati serta segenap guru, staf dan siswa-siswi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah banyak membantu dalam melaksanakan penelitian. 9. Bapak Setiyanto dan Ibu V. Sri Sundari, yang selalu memberikan doa,
kasih saya ng, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis.
10.Saudara-saudaraku: Dek Nofx Rasta, kakakku, pakdhe Sungkono dan budhe Puji, mas Singgih (thanks ya atas pinj aman komputernya), dan atas semua dukungan, semangat, dan bantuan kepada penulis.
11.Sweetyq yang ngak pernah bosan dan capek membantuq, mendampingiq, menemaniq, memberi semangat dan dukungan, mendoakanq, menyanyangiq, mencintaiq, dan yang selalu sabar me ngahadapiq. Thanks sweetyq, q cayank kamu. Tuhan memberkatimu selalu.
12.Tari (Say, berjuanglah kamu pasti bisa menemukan kebahagian itu dan aku nyakin dia suatu saat bisa ngertiin kamu), Siwi (Say, aku cepet dibuatin dedek ya……..biar nanti bisa dipanggil tante Uchek), Yohana (Say, berjuanglah kamu pasti bisa diACC bulan ini and maju pendadaran, thanks atas tumpangan kamarnya selama ini), Wita (Say, semoga kamu betah kerja di Bandung), Brevie (Say, jangan makan terus nanti tambah ndhut lo, cepat nikah juga nanti keburu tua lho). Say, kalian memang sahabat-sahabatq yang paling “GooD”, jangan pernah lupakan aku ya, jangan pernah lupakan kenangan-kenangan indah kita ya, tetep kabar-kabar. Thanks banget atas segalanya.
x
ungu: Cinta dalam hati”, semoga kamu cepat dapat cewek yang kamu inginkan, yach walaupun……….?), Dewa (wah, yang punya cewek baru), Mas Dwi, Mas Nono, Mbolkiyo, teman-teman seperjuanganku: Dwi, Yiska,Yeni, Dewi, Anes, Wawan, Santi, Agus, Yudho, Siska, Ari, Nining, Suster Yekti, Adel, Septi, Wulan, Mety, Step, Nina (Say, kok ngak pernah konek-konek maning to?), Niken dsb.
14.Buat semua teman-teman di PAK angkatan 2003 kelas A dan B. Sukses selalu and Tuhan memberkati.
15.Anak-anak kost Pringgodani 10. Rini (thanks atas pinjaman laptop, power
point, and jangan makan terus lho), Lia (yak hantam pokok….e, q belum
nyerah kok sebelum dia bilang tidak, kamu sekarang harus bisa membuka hatimu yak buat orang lain, dia mungkin ngak pantas n baik buat kamu, dah buang ke laut aje), Deta, Heny, Upu, Upil (besok ngramal maning ya). Thanks atas bantuan kalian selama ini ya.
16.Mas Moko rental n ibu, thanks ya bos.
17.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.
Yogyakarta, 10 Juli 2008 Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK... ix
ABSTRACT... x
KATA PENGANTAR... xi
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosional... 8
B. Prestasi Belajar... 10
xii
D. Status Sekolah... 17
E. Kerangka Berpikir ... 19
F. Hipotesis ... 29
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 30
C. Subjek dan Objek Penelitian... 30
D. Populasi, Sampel dan Teknik penarikan Sampel………. 31
1. Populasi... 31
2. Sampel... 31
3. Teknik Penarikan Sampel... 32
E. Operasionalisasi Variabel... 32
F. Teknik Pengumpulan Data... 36
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 36
1. Uji Validitas... 37
2. Uji Reliabilitas... 39
H. Teknik Analisis Data... 40
1. Analisis Deskriptif... 40
2. Pengujian Normalitas dan Linieritas... 40
a. Uji Normalitas... 40
b. Uji Linieritas... 41
xiii
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data... 46
B. Analisis Data ... 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 92
B. Keterbatasan Penelitian... 94
C. Saran-saran... 94
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nama Sekolah dan Jumlah Responden ……… 31
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional... 32
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendapatan... 34
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua... 35
Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 35
Tabel 3.6 Rangkuman Uji validitas Variabel Kecerdasan Emosional ... 37
Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian... 46
Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden ... 47
Tabel 5.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua... 48
Tabel 5.4 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 49
Tabel 5.5 Jenis Pekerjaan Orang Tua... 51
Tabel 5.6 Asal sekolah Siswa... 53
Tabel 5.7 Kecerdasan Emosional Siswa ... 53
Tabel 5.8 Prestasi Belajar Siswa ... 54
Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional ... 56
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Prestasi Belajar... 59
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian ... 99
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 105
3. Data Induk Penelitian... 108
4. Data Induk Regresi... 139
5. Deskripsi Frekuensi dan Deskripsi Variabel Penelitian... 148
6. Perhitungan PAP tipe II ... 175
7. Uji Normalitas dan Linieritas... 176
8. Uji Regresi ... 189
9. Uji Koefisien Determinasi ... 196
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan karenanya dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Mengingat strategisnya bidang ini, maka perlu dibentuk: pertama, sistem pendidikan yang mampu membangun generasi yang dapat mengatasi tantangan perubahan zaman seperti krisis ekonomi, politik, sosial dan budaya; kedua, perlu ditingkatkanya mutu pendidikan di Indonesia. Pada umumnya mutu pendidikan ini diasosiasikan dengan tingkat pencapaian prestasi belajar siswa.
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Salah satu faktor yang penting adalah tingkat kecerdasan emosional seseorang. Kecerdasan emosional (Emosional
Quotient/EQ) merupakan kemampuan untuk mengenali dan mengelola segala
emosi yang ada pada diri kita. EQ mencakup kemampuan memotivasi diri, bertahan menghadapi frustasi, pengendalian dorongan hati, mengatur suasana hati dan mampu mengendalik an stress, sehingga memiliki kegembiraan, kesedihan, kemarahan yang tidak berlebihan. Dalam penelitian Mudjijana (http://www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf), banyak bukti memperlihatkan bahwa seorang siswa yang mempunyai IQ (Intelligence
Quotient) cukup tinggi tetapi mengalami kesulitan dalam belajar di sekolah,
sementara pada siswa yang IQ rendah mereka tidak mengalami kesulitan dalam belajar di sekolah. Hal demikian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap prestasi belajar seseorang.
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Sedangkan pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi.
Orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi, mereka dapat membiayai sekolah anaknya dan dapat menyediakan berbagai fasilitas yang memadai sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Dalam kondisi demikian pada orang tua yang berstatus sosial yang tinggi, anak akan merasa lebih nyaman untuk bersekolah dan belajar karena segala kebutuhannya terpenuhi yang akhirnya akan berdampak pada kecerdasan emosional anak secara positif dan dapat mempengaruhi prestasi belajar anak karena anak dapat belajar dengan baik. Untuk orang tua yang mempunyai status sosial ekonomi yang lebih rendah tentunya akan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan kerluarga, lebih- lebih untuk kebutuhan sekolah anak. Hal ini dapat menyebabkan anak tersebut akan merasa kurang percaya diri dengan kata lain kecerdasan emosional anak menjadi tidak stabil yang akhirnya akan membuat kesulitan dalam belajar dan dapat mempengaruhi prestasi belajarnya menjadi rendah.
sekolah negeri. Sebagian besar masyarakat menilai hasil pendidikan (hasil belajar) tergantung pada baik buruknya iklim sekolah. Dengan demikian muncul pemberian label sekolah favorit bagi sekolah yang sangat disiplin, input siswa baik, gurunya dianggap profesional, sarana prasarananya memadai dan lingkungannya baik. Sekolah yang memiliki karakteristik demikian lebih banyak ditemukan di sekolah negeri dibandingkan swasta. Dengan iklim sekolah yang seperti itu siswa akan lebih merasa nyaman dalam belajarnya di sekolah. Kecerdasan emosional siswapun lebih mudah terbentuk dari iklim sekolah tersebut. Dampaknya mereka termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa yang berasal dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS
SEKOLAH”. Penelitian ini merupakan survei pada siswa kelas XII SMA di
Kabupaten Sleman.
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua?
2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua?
3. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua?
4. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memerikan manfaat yang berharga bagi: 1. Bagi Sekolah
Sekolah dapat memakai penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan dapat membantu dalam pembentukan kecerdasan emosional siswa.
2. Bagi Universitas
Dengan diselesaikannya skripsi ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma khususnya mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sosial orang tua dan status sekolah.
3. Bagi Penulis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Goleman (1999:512) menyatakan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik di dalam diri kita dan hubungan kita. Kemampuan ini saling berbeda dan melengkapi dengan kemampuan akademik murni, yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ (Intelligence Quotient). Salovey dan Mayer (1990) dikutip oleh Goleman (1999:512) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan diri dan orang lain, serta menggunakan perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.
dengan menerapkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
Stein dan Howart (2002:31) menyatakan bahwa kecerdasan emosional yang biasanya kita sebut sebagai “street smart (pintar)”, atau kemampuan khusus yang kita sebut “akal sehat”, terkait dengan kemampuan membaca lingkungan politik dan sosial, dan menatanya kembali; kemampuan memahami dengan spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka; kemampuan untuk terpengaruh oleh tekanan; dan kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan, yang kehadiranya didambakan orang lain. Sementara menurut Peter Salovey dan Jack Mayer dalam Stein dan Howart (2002:30) kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi intelektual.
Jadi menurut pernyataan-pernyataan yang telah dicantumkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosinal merupakan kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi, serta mengendalikan diri, semangat, motivasi sosial, kerja sama, dan menye suaikan diri dengan lingkungan (http:// www.duniaguru.com).
2. Lima aspek kecerdasan emosional (http:// www.duniaguru.com) a. Mengenali emosi diri (emotional awareness)
b. Mengelola emosi (managing emotion)
Emosi bukan untuk ditekan, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna. Semua orang menginginkan memiliki emosi yang wajar, yakni adanya keselarasan antara perasaan dan tindakan.
c. Memotivasi diri sendiri (self motivation)
Kecerdasan emosional dapat merupakan kecakapan utama apabila kita dapat mengelola tingkah laku kita. Selain itu juga dapat mempertinggi kemampuan lainnya misalnya antusiasme, semangat, tekun, gigih dan ulet.
d. Mengenali emosi orang lain (managing conflik/empati)
Akar permasalaha n disini adalah empati (empathia) yang artinya, adalah ikut merasakan bagian dari orang lain. Suatu kemampuan empati dapat di tumbuhkan sejak bayi.
e. Membina hubungan (social comunicatian)
Salah satu kunci kecakapan sosial adalah seberapa baik atau buruk seseorang berbuat dan bertindak serta bertingkah laku.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kecerdasan Emosional Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kecerdasan emosional dalam diri seseorang ada 2, yaitu (Goleman,1999:23):
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu dan mempengaruhi individu untuk mengubah hidup. Pengaruh luas yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu mempengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga bersifat tidak langsung yaitu perantara, misal media massa. Faktor lain dapat melalui lingkungan fisik tempat manusia berada ketika berkomunikasi dengan pihak lain, melalui lingkungan sosial dimana keberadaan manusia lain sebagai penerima komunikasi maupun ha nya hadir di sana, serta melalui keikutsertaan individu dalam berbagai kegiatan seperti keaktifan di dalam mengikuti berbagai organisasi (Goleman,1997:275-279).
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Winkel (1984:38), belajar adalah suatu aktivitas mental/spikis yang berlangsung dalam pengetahuan. Good dan Brophy dalam Purwanto (1984:81) mengemukakan arti belajar dengan kata yang singkat, yaitu learning is the development of new associations as a result
of experience. Beranjak dari definisi tersebut itu selanjutnya ia
menjelaskan bahwa belajar itu sebagai suatu proses yang benar-benar bersifat internal (a parely internal event).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seseorang.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar seseorang meliputi (Purwanto, 1984:101):
a. Faktor individual
Faktor individual adalah faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain: faktor kematangan/pertumbuha n, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
b. Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor yang ada di luar individu. Yang termasuk ke dalam faktor ini antara lain: faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
3. Pengertian Prestasi Belajar
adalah hasil yang dicapai dari sesuatu yang telah dilakukan, dikerjakan. Sedangkan belajar adalah penguasaan pengetahuan/ ketrampilan yang dikembangan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes/angka nilai yang diberikan oleh guru. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari sesuatu ketrampilan yang telah dikembangkan dan dilakukan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
4 . Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi (Ahmadi,1991:130-131):
a. Faktor internal Faktor ini meliputi:
1). Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh misalnya: pengelihatan, pendengaran, dan struktur tubuh. 2). Faktor fisiologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Hal ini meliputi:
(a). Faktor intelektik yang meliputi faktor potensial seperti kecerdasan dan bakat.
(b). Faktor non intelektik, yaitu unsur- unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, emosi, dan motivasi.
3). Faktor kematangan fisik dan spikis
b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi faktor sosial, budaya dan lingkungan fisik.
C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1996), status adalah keadaan/kedudukan orang atau badan dalam hubungannya dengan masyarakat sekelilingnya. Status sosial ekonomi orang tua dapat diartikan sebagai suatu kedudukan yang dimiliki yang nantinya akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Secara umum status sosial ekonomi orang tua meliputi: 1. Tingkat pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), pendidikan adalah suatu proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan peralatan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Tingkat pendidikan ini dapat diklasifikasikan menjadi: tidak tamat SD, SD/ sederajat, SMP/ sederajat, SMA/ sederajat, D1, D2, D3, D4, S1, S2, dan S3.
“Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat, “membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa; sekolah, buku, peraturan hidup sesehari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.” Jadi pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Philip H. Coombs (Tanlain, 1992:43-44), membedakan bentuk pengelolaan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu:
a. Pendidikan Informal
Pendidikan informal ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari- hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir sampai mati, didalam keluarga, dalam pekerjaan, atau pergaulan sehari-hari. Proses pendidikan ini berlangsung seumur hidup dan secara paling wajar.
b. Pendidikan Formal
c. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal, sering disebut pula pendidikan luar sekolah, ialah pendidikan yang diperoleh seseorang secara teratur, terarah, disengaja, tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat. Pendidikan nonformal bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf hidup mereka.
Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat dari jenjang pendidikan yang pernah dialaminya atau lamanya pend idikan. Jenjang pendidikan adalah taraf pendidikan yang diselenggarakan secara berkelanjutan yang berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik dan tingkat kerumitan pelajaran. Di Indonesia, jenjang pendidikan dibagi menjadi (Siagian, 1987:185):
a. Pendid ikan Dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan yng diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan.
b. Pendidikan Menengah
hubungan timbal balik. c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah kelanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau professional.
Pada umumnya tingkat pendidikan menentukan jenis pekerjaan atau jabatan seseorang. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang berhasil dicapai oleh orang tua. Pendidikan formal dalam hal ini adalah jenjang pendidikan SD, SMP, SMU / SMK dan Perguruan Tinggi
2. Jenis Pekerjaan
Menurut Biro Pengembangan Sosial Budaya, pekerjaan dibedakan Menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber ukuran dan penghasilannya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap, apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain diluar penghasilan pokok.
b.Pekerjaan sampingan atau tambahan
atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari. Sifat pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.
3. Pendapatan
Pendapatan atau penghasilan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi (Gilarso,1994:62). Dalam Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.150/KEP/2006 tentang Penetapan Upah Minimum Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 memutuskan bahwa: upah minimum Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per bulan.
D. Status Sekolah
Sekolah merupakan lembaga informal yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan Keputusan-Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993, sekolah dapat dibagi menjadi 2 yaitu;
1. Sekolah Negeri
Sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah (kepala sekolah) negeri adalah sebagai berikut:
2) Pengaturan kegiatan belajar- mengajar, pelaksanaan penilaian dan proses belajar serta bimbingan penyuluhan.
3) Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
b. Pembinaan kesiswaan.
c. Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga pendidik lainnya.
d. Penyelenggaraan administrasi sekolah.
e. Perencanaan pengembangan, pendayagunaan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
2. Sekolah Swasta
Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat. Tanggung jawab pengelola sekolah swasta diatur sebagai berikut:
a. Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan: 1) Pengembangan, pengadaan, dan pendayagunaan kurikulum. 2) Pembinaan dan pengembangan guru serta tenaga pendidik lainnya. 3) Penetapan pedoman penyusunan buku pelajaran.
4) Penyusunan pedoman pengembangan.
5) Penyusunan pedoman pengembangan, pengadaan dan pemanfaatan peralatan pendidikan.
6) Pengawasan penyelenggaraan pendidikan.
1) Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan guru serta tenaga kependidikan lainnya.
2) Pengadaan dan pemanfaatan buku pelajaran.
3) Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan peralatan pendidikan.
4) Pengadaan dan pemanfaatan tanah, gedung, dan ruang kelas. 5) Peralatan dan pemeliharaan tanah, gedung, dan ruang kelas. 6) Keamanan, keterlibatan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan,
dan perundangan sekolah.
7) Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.
8) Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas sekolah tanpa mengurangi struktur program.
E. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua.
tersebut kemungkinan disebabkan karena siswa tidak mengimbangi antara IQ dengan EQ.
Kecerdasan emosional (EQ) seseorang menentukan seberapa baik yang bersangkutan menggunakan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, termasuk keterampilan intelektual. Kecerdasan emosional (EQ) siswa mencakup kemampuan siswa, dalam mengelola perasaannya, kemampuan memotivasi dirinya sendiri, kemampuan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan untuk menunda kepuasan sesaat, serta mampu berempati dan bekerjasama dengan orang lain (http://secapramana.tripod.com/). Kemampuan-kemampuan di atas ini dapat mendukung siswa dalam memahami materi pelajaran untuk mencapai cita-cita serta dapat meningkatkan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk mengetahui pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (KBBI dalam BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100pdf). Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosional, maka prestasi belajar anak akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulan Arum (2005) dan Romanus Mudjijana (http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
2. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang Tua.
Dewasa ini kalangan masyarakat telah timbul kesadaran baru bahwa kesadaran seseorang itu tidak semata- mata dipengaruhi oleh IQ (Intelligence Quotient) saja namun dipengaruhi oleh faktor lain. Salah satu faktor penting diantarannya adalah kecerdasan emosional (EQ) seseorang. Di Indonesia sering dijumpai beberapa kasus yang berhubungan dengan hal ini, misalnya seorang siswa mempunyai IQ yang cukup tinggi tetapi mengalami kesulitan belajar di sekolah sehingga nilai rapornya jelek. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena siswa tidak mengimbangi antara IQ dengan EQ.
dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (KBBI dalam BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100pdf). Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosional, maka prestasi belajar anak akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulan Arum (2005) dan Romanus Mudjijana (http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
Sedangkan bagi siswa yang tingkat pendidikan orang tuanya rendah mereka akan lebih mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini disebabkan orang tua mereka tidak dapat membantu anak apabila anak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini secara tidak langsung juga akan berdampak pada kecerdasan emosional anak. Kecerdasan emosional anak akan menjadi rendah dan mengakibatkan motivasi anak dalam belajar menjadi rendah karena ketidakmampuannya dalam memahami pelajaran tertentu sehingga berdampak prestasi belajarnya rendah.
3. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua.
Dewasa ini kalangan masyarakat telah timbul kesadaran baru bahwa kesadaran seseorang itu tidak semata- mata dipengaruhi oleh IQ (Intelligence Quotient) saja namun dipengaruhi oleh faktor lain. Salah satu faktor penting diantarannya adalah kecerdasan emosional (EQ) seseorang. Di Indonesia sering dijumpai beberapa kasus yang berhubungan dengan hal ini, misalnya seorang siswa mempunyai IQ ya ng cukup tinggi tetapi mengalami kesulitan belajar di sekolah sehingga nilai rapornya jelek. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena siswa tidak mengimbangi antara IQ dengan EQ.
kemampuan memotivasi dirinya sendiri, kemampuan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan untuk menunda kepuasan sesaat, serta mampu berempati dan bekerjasama dengan orang lain (http://secapramana.tripod.com/). Kemampuan-kemampuan di atas ini dapat mendukung siswa dalam memahami materi pelajaran untuk mencapai cita-cita serta dapat meningkatkan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk mengetahui pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (KBBI dala m BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100pdf). Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosional, maka prestasi belajar anak akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulan Arum (2005) dan Romanus Mudjijana (http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang mengemukakan bahwa ada hubungan positing antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
dapat berprestasi secara maksimal. Bagi orang tua yang profesinya bukan sebagai seorang pendidik, tentu juga akan mengharapkan anaknya berprestasi tetapi cara mendidik atau membimbing anak dalam belajar berbeda dengan orang tua yang berprofesi sebagai seorang pendidik atau guru yang di dalam dirinya memiliki latar belakang dunia pendidikan dimana kegitan itu merupakan bidang kerja yang ditekuninya setiap hari. Dari hal ini tampak bahwa, banyaknya ragam jenis pekerjaan orang tua sangat membedakan cara orang tua dalam membentuk kecerdasan emosional anaknya. Untuk jenis pekerjaan orang tua yang secara langsung berhubungan dengan pendampingan pada orang lain, misalnya psikolog maka orang tua akan lebih memahami anak dan mengembangkan kecerdasan emosional anak. Dampaknya anak berdasarkan kesadaran pada dirinya melakukan apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya dalam belajar. Anak selanjutnya sadar untuk mengembangkan potensinya untuk memperoleh prestasi yang maksimal.
4. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Status Sekolah.
mengalami kesulitan belajar di sekolah sehingga nilai rapornya jelek. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena siswa tidak mengimbangi antara IQ dengan EQ.
Gambar 2.1
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Status Sekolah
Kecerdasan Emosional Prestasi Belajar
Status sosial ekonomi Status Sekolah orang tua
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoretis di atas, di rumuskan hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
2. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
3. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar anak di tinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei. Yang dimaksud dengan survei adalah proses mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar jumlahnya Sevilla (1993:76). Sementara Winarno Surakhmad (Arikunto,2002:88) menyatakan bahwa survei merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka waktu) yang bersamaan dan biasanya jumlahnya cukup besar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMAN 2 Sleman, SMAN 1 Mlati, SMAN 1 Tempel, SMA GAMA Yogyakarta, SMA Islam I Sleman, SMA Santo Mikael Mlati.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus - Desember 2007.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Mlati, SMA Islam I Sleman. 2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah kecerdasan emosional, prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan status sekolah.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA se-Kabupaten Sleman yang berjumlah 4292 siswa.
2. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN 2 Sleman, SMAN 1 Mlati, SMAN 1 Tempel, SMA GAMA Yogyakarta, SMA Santo Mikael Mlati, SMA Islam I Sleman. Jumlah sampel penelitian ini adalah 567 siswa. Berikut disajikan detail sebaran responden penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Nama Sekolah dan Jumlah Responden
No Nama Sekolah Jumlah Responden
1 2 3 4 5 6
SMA Negeri 2 Sleman SMA Negeri I Mlati SMA Negeri I Tempel SMA GAMA
SMA ST.Mikael Mlati SMA Islam 1 Sleman
95 112
95 90 40 135
2. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling dikenal juga sebagai sampling
pertimbangan, peneliti sampling ini sangat sesua i untuk survei (Arikunto, 2002:117). Pertimbangan peneliti dalam mengambil sampel ini adalah karena karakteristik sekolah sebagai tempat belajar siswa berbeda. Di Kabupaten Sleman terdapat 17 SMA berstatus Negeri dan 33 SMA berstatus swasta.
E. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi, serta mengendalikan diri, semangat, motivasi, kerja sama, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Salovey (Goleman,2001:57-59), dimensi kecerdasan emosional mencakup pengenalan emosi, mengelola emosi, motivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional
No.Pertanyaan
Dimensi Indikator
Positif Negatif Mengenal
Emosi
1. Mengenal emasi diri 2. Mengetahui kekuatan diri 3. Mengetahui keterbatasan diri 4. Memiliki keyakinan akan
kemampuan sendiri
1
5
2 3 4
emosi dorongan negatif
2. Menjunjung norma kejujuran 3. Bertanggung jawab atas kinerja
sendiri
4. Luwes terhadap perubahan 5. Terbuka terhadap ide-ide dan
informasi 8 9 12 10 11 Memotivasi Diri
1. Dorongan untuk menjadi lebih baik
2. Mampu menyesuaikan dengan suasana kelompok
3. Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan
4. Kegigihan dalam kondisi kegagalan dan hambatan
13 14 15
17 16
Mengenali emosi orang lain
1. Memahami perasaan orang lain 2. Tanggap kepada kebutuhan
orang lain
3. Mengerti perasaan orang lain 4. Siap sedia melayani
18 19 20 22 21 Membina hubungan dengan orang lain
1. Ketrampilan persuasif
2. Terbuka mendengarkan orang lain dan memberikan pesan yang jelas
3. Kemampuan menyelesaikan tanggung jawab
4. Memiliki semangat kepemimpinan
5. Bersedia berkolaborasi dengan orang lain
6. Ada kemampuan untuk membangun tim 23 24 25 26 27 28
30 29
2. Variabel Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk menguasai pengetahuan atau ketrampilan-ketrampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru. Pengukuran variabel prestasi belajar didasarkan pada yaitu rata-rata dari data rapor siswa kelas X semester I sampai kelas XI semester II. 3. Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status sosial ekonomi orang tua dapat diartikan sebagai suatu kedudukan yang dimiliki yang nantinya akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Status sosial ekonomi orang tua antara lain meliputi tingkat pendapatan orang tua,tingkat pendidikan orang tua, dan jenis pekerjaan. a. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tingkat pendapatan orang tua adalah jumlah rupiah pendapatan yang diperoleh ayah dan ibu dari pekerjaan pokok dan sampingan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel tingkat pendapatan orang tua, Tiara Pandji (2007:33).
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua
No Tingkat Pendapatan Skor
1. 2. 3.
= Rp 500. 000,00
Rp 500. 000,00 – Rp 1. 000.000,00 Rp 1.000.000,00 <
1 2 3 b. Tingkat Pendidikan Orang Tua
ijazah. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel tingkat pendidikan orang tua, Hendrikus Suhardana (1998:5-13).
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
No Tingkat Pendidikan Skor
1 2 3 4 5
Tidak Tamat SD SD atau sederajat SMP atau sederajat SMA atau sederajat D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3
1 2 3 4 5 c. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jenis pekerjaan orang tua adalah bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua setiap harinya. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel jenis pekerjaan orang tua, Hendrikus Suhardana (1998:5-13).
Tabel 3.4
Operasiona lisasi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua
No Jenis Pekerjaan Skor
1. 2. 3. 4.
Pegawai negeri (pemda,guru), ABRI, Polri Pegawai swasta, guru swasta, karyawan swasta Petani, buruh, pedagang, wiraswasta
Lain- lain
4 3 2 1 4. Variabel Status Sekolah
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang sebenarnya. Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kecerdasan emosional, prestasi belajar siswa, status sosial ekonomi orang tua, dan status sekolah.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar yang berupa nilai rapor siswa.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Sebuah instrumen dapat dikatakan valid bila dapat mengungkap data yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Suatu instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk pengujian validitas butir instrumen, dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product
{
∑
∑
−∑
∑ ∑
}{
∑
−∑
}
−=
2 2
2 2
) ( )
(
) )( (
Y Y
N X X
N
Y X XY
N rxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diujicobakan ? X = Jumlah skor dalam sebaran X
? Y = Jumlah skor dalam sebaran Y ? XY = Jumlah hasil kali antara X dan Y ? X² = Jumlah kuadrat nilai X
? Y² = Jumlah kuadrat nilai Y
Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :
a. Jika nilai rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen penelitian dikatakan valid.
b. Jika nilai rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen penelitian dikatakan tidak valid.
Hasil Uji Validitas dilakukan terhadap item- item pernyataan variabel kecerdasan emosional. Uji validitas ini dilakukan untuk 30 butir pernyataan kecerdasan emosional. Rangkuman uji validitas untuk kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Rangkuman Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional
Butir No Korelasi dengan Koreksi Status
1 0,5875 Valid
2 0,5855 Valid
3 0,7408 Valid
4 0,6378 Valid
5 0,6282 Valid
6 0,6479 Valid
8 0,5101 Valid 9 0,6924 Valid 10 0,5385 Valid 11 0,5060 Valid 12 0,3678 Valid 13 0,4322 Valid 14 0,5180 Valid 15 0,5082 Valid 16 0,6343 Valid 17 0,6041 Valid 18 0,5290 Valid 19 0,3998 Valid
20 0,3800 Valid
21 0,4678 Valid
22 0,6817 Valid 23 0,7432 Valid 24 0,6412 Valid 25 0,5811 Valid 26 0,5017 Valid
27 0,4746 Valid
28 0,4700 Valid
29 0,5250 Valid
30 0,6236 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel kecerdasan emosional menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh butir pertanyaan sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 35 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,344. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini didasarkan pada rumus Alpha (Arikunto,2002:171) :
−
−
=
∑
22
11 1
) 1
( t
b
k k r
σ σ
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2b
σ = jumlah varians butir
2
t
σ = varians total
koefisien korelasi dengan 0,60. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari pada 0,60 (0,9338>0,60) (lampiran 2, hal 107). Ini berarti bahwa kuesioner variabel kecerdasan emosional dapat dikatakan andal.
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menyajikan data variabel kecerdasan emosional, status sosial ekonomi orang tua, dan status sekolah dalam bentuk tabel. Dalam analisa ini dihitung mean, median, modus, dan standar deviasi.
2. Pengujian Normalitas dan Liniearitas. a. Pengujian normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas didasarkan pada uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov.
Uji Kolmogorov-Smirnov bisa dipakai untuk uji keselarasan data yang
berskala minimal ordinal (Singgih Santoso, 2005:389). Adapun rumus
uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut:
Rumus : D = Maximum F0 ( X ) – Sn ( X) Dimana :
D : Deviasi maksimum
Pengujian ini dengan dua pihak dengan kesalahan Bila nilai probabilitas (? ) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal, begitu juga sebaliknya.
b. Uji Linieritas
Pengujian linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat hubungan linear antara variabel bebas dengan variabel terikat dari data yang diperoleh. Rumus yang digunakan adalah rumus persamaan garis regresi dengan menghitung nilai F atau analisis varians untuk uji linearitas (Sudjana,2005:332).
Rumus F =
e TC S S
2 2
2 ) (
2
− =
k TC JK S TC
dan n k
E JK S e
− = ( )
2
Keterangan :
F = harga bilangan F untuk garis regresi
TC
S2 = varians tuna cocok e
S2
= varians kekeliruan
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
3. Pengujian Hipotesis 1 a. Rumusan Hipotesis 1
Ho : Tidak ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Ha : Ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. b. Pengujian Hipotesis 1
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati,1995:512) dengan rumus : Yi = a 0 +ß 1X1 + ß2 X2 +ß 3(X1X2)+U1
Dimana :
Yi = variabel prestasi belajar a 0 = konstanta
X1 = variabel kecerdasan emosional
X2 = variabel tingkat pendapatan orang tua
X1X2 = nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel tingkat pendapatan orang
tua
ß1/ ß2/ ß3 = koefisien regresi (besaran pengaruh) U1 = pengganggu regresi
4. Pengujian Hipotesis 2 a. Rumusan Hipotesis 2
Ho : Tidak ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Ha : Ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
b. Pengujian Hipotesis 2
Pengujian hipotesis pnelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati,1995:512) dengan rumus : Yi = a 0 +ß 1X1 + ß2 X2 + ß 3(X1X2)+U1
Dimana :
Yi = variabel prestasi belajar a 0 = konstanta
X1 = variabel kecerdasan emosional X2 = variabel tingkat pendidikan orang tua
X1X2 = nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel tingkat pendidikan
orang tua
ß1/ ß2/ ß3 = koefisien regresi (besaran pengaruh) U1 = pengganggu regresi
5. Pengujian Hipotesis 3 a. Rumusan Hipotesis 3
Ho : Tidak ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
Ha : Ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua
b. Pengujian Hipotesis 3
Pengujian hipotesis pnelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati,1995:512) dengan rumus : Yi = a 0 +ß 1X1 + ß2 X2 +ß 3(X1X2)+U1
Dimana :
Yi = variabel prestasi belajar a 0 = konstanta
X1 = variabel kecerdasan emosional X2 = variabel jenis pekerjaan orang tua
X1X2 = nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel jenis pekerjaan orang
tua
ß1/ ß2/ ß3 = koefisien regresi (besaran pengaruh) U1 = pengganggu regresi
6. Pengujian Hipotesis 4 a. Rumusan Hipotesis 4
Ho : Tidak ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah.
Ha : Ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah.
b. Pengujian Hipotesis 4
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati,1995:512) dengan rumus : Yi = a 0 +ß 1X1 + ß2 X2 +ß 3(X1X2)+U1
Dimana :
Yi = variabel prestasi belajar a 0 = konstanta
X1 = variabel kecerdasan emosional X2 = variabel status sekolah
X1X2 = nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel status sekolah
ß1/ ß2/ ß3 = koefisien regresi (besaran pengaruh) U1 = pengganggu regresi
46
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 sampai dengan Desember 2007. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII pada 6 SMA di Kabupaten Sleman. Ke-6 SMA tersebut adalah SMA Negeri 2 Sleman, SMA Negeri I Mlati, SMA Negeri I Tempel, SMA Gama Yogyakarta, SMA Santo Michael Mlati dan SMA Islam I Sleman. Dari kuesioner sebanyak 567, yang diisi secara lengkap semua butir pertanyaannya ole h responden adalah sebanyak 544 kuesioner. Dengan demikian response rate
pengembalian kuesioner adalah sebesar 95,94 %. Secara lengkap sebaran responden penelitian disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Sebaran Responden Penelitian
Nama sekolah Sampel Tidak Hadir Rusak Gagal Responden
SMA Negeri 2 Sleman 95 1 - - 94
SMA Negeri I Mlati 112 2 - 1 109
SMA Negeri I Tempel 95 3 - - 92
SMA Gama Yogyakarta 90 9 - - 81
SMA Santo Michael Mlati 40 - - 4 36
SMA Islam 1 Sleman 135 1 - 2 132
1 Deskripsi Responden Penelitian a. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Laki-laki Perempuan Total No Nama SMA
F fr (%) F f r (%) f fr (%) 1 SMA Negeri 2 Sleman 32 34,04 62 65,96 94 100
2 SMA Negeri I Mlati 45 41,28 64 58,72 109 100 3 SMA Negeri I Tempel 38 41,3 54 58,7 92 100 4 SMA Gama Yogyakarta 40 49,38 41 50,62 81 100 5 SMA Santo Michael Mlati 22 61,11 14 38,89 36 100 6 SMA Islam 1 Sleman 59 44,70 73 55,30 132 100 Jumlah 236 43,38 308 56,62 544 100 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki- laki sebanyak 236 siswa atau 43,38% dan perempuan sebanyak 308 siswa atau 56,62%. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan.
b. Pendapatan Orang Tua
Tabel 4.3
Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tingkat Pendapatan Ayah
I II III Total No Nama SMA
F fr(%) F fr(%) F fr(%) F fr(% ) 1 SMA Negeri 2 Sleman - - 31 32,98 63 67,02 94 100 2 SMA Negeri I Mlati - - 54 49,54 55 50,46 109 100 3 SMA Negeri I Tempel 1 1,09 48 52,17 43 46,74 92 100 4 SMA Gama Yogyakarta 6 7,41 36 44,44 39 48,15 81 100 5 SMA Santo Michael Mlati 5 13,89 15 41,67 16 44,44 36 100 6 SMA Islam 1 Sleman 52 39,40 56 42,42 24 18,18 132 100 Jumlah 64 11,76 240 44,12 240 44,12 544 100
Keterangan :
I = Kurang dari Rp. 500.000 II = Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 III = Lebih dari Rp. 1.000.000 f = frekuensi
fr = frekuensi relatif
Tingkat Pendapatan Ibu
I II III Total No Nama SMA
F fr(%) F fr(%) f fr(%) f fr(%) 1 SMA Negeri 2 Sleman 44 46,81 32 34,04 18 19,15 94 100 2 SMA NegeriI 1Mlati 55 50,46 33 30,26 21 19,27 109 100 3 SMA Negeri 1 Tempel 56 60,87 32 34,78 4 4,35 92 100 4 SMA Gama Yogyakarta 44 54,32 20 24,69 17 20,99 81 100 5 SMA Santo Michael Mlati 15 41,67 13 36,11 8 22,22 36 100 6 SMA Islam 1 Sleman 116 87,88 10 7,58 6 4,55 132 100 Jumlah 330 60,66 140 25,74 74 13,60 544 100
Keterangan :
I = Kurang dari Rp. 500.000 II = Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 III = Lebih dari Rp. 1.000.000 f = frekuensi
fr = frekuensi relatif
pendapatan orang tua (ayah) sebesar Rp.500.000 – Rp.1.000.000 dan lebih dari Rp.1.000.000 dan pendapatan orang tua (ibu) kurang dari Rp.500.000.
c. Pendidikan Orang Tua
Dalam penelitian ini pendidikan orang tua dibedakan menjadi tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu.
Tabel 4.4
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Pendidikan Ayah
I II III No Nama SMA
f fr(%) F fr(%) F fr(%) 1 SMA Negeri 2 Sleman - - 3 3,19 18 19,15 2 SMA Negeri I Mlati 3 2,75 3 2,75 8 7,34 3 SMA Negeri I Tempel 2 2,17 8 8,70 19 20,65 4 SMA Gama Yogyakarta 1 1,23 3 3,70 5 6.17 5 SMA Santo Michael Mlati - - 1 2,78 4 4,9 6 SMA Islam 1 Sleman 10 7,58 33 25 17 12,88
Jumlah 16 2,94 51 9,38 71 13,5 Pendidikan Ayah
IV V
Total No Nama SMA
f fr (%) F fr (%) F fr (%) 1 SMA Negeri 2 Sleman 52 55,32 21 22,34 94 100 2 SMA Negeri I Mlati 73 66,97 22 20,18 109 100 3 SMA Negeri I Tempel 48 52,17 15 16,30 92 100 4 SMA Gama Yogyakarta 39 48,15 33 40,74 81 100 5 SMA Santo Michael Mlati 14 38,89 17 47,22 36 100 6 SMA Islam 1 Sleman 52 39,39 20 15,15 132 100 Jumlah 278 51,1 128 23,53 544 100
Keterangan :
I = Tidak Tamat SD II = SD atau sederajat III = SMP atau sederajat IV = SMA atau sederajat V = D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3 F = frekuensi
Pendidikan Ibu
I II III No Nama SMA
f fr(%) F fr(%) f fr(%) 1 SMA Negeri 2 Sleman 1 1,06 19 20,21 18 19,15 2 SMA Negeri I Mlati 4 3,67 8 7,34 10 9,17 3 SMA Negeri I Tempel 11 11,96 29 31,52 19 20,65 4 SMA Gama Yogyakarta 2 2,47 5 6,17 10 12,35 5 SMA Santo Michael Mlati 1 2,78 2 5,56 3 8,33 6 SMA Islam 1 Sleman 28 21,21 47 35,61 21 15,91
Jumlah 47 8,64 110 20,22 81 14,89
Pendidikan Ibu IV V
Total No Nama SMA
f Fr (%) F fr (%) F fr (%0 1 SMA Negeri 2 Sleman 43 45,74 13 13,83 94 100 2 SMA Negeri I Mlati 63 57,80 24 22,02 109 100 3 SMA Negeri I Tempel 24 26,09 9 9,78 92 100 4 SMA Gama Yogyakarta 43 53,09 21 25,93 81 100 5 SMA Santo Michael Mlati 15 41,67 15 41,67 36 100 6 SMA Islam 1 Sleman 27 20,45 9 6,82 132 100 Jumlah 215 39,52 91 16,73 544 100
Keterangan :
I = Tidak Tamat SD II = SD atau sederajat III = SMP atau sederajat IV = SMA atau sederajat V = D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3 F = frekuensi
Fr = frekuensi relatif
sederajat dan pendidikan orang tua (ibu) adalah SMA atau sederajat.
a. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi jenis pekerjaan ayah dan jenis pekerjaan ibu.
Tabel 4.5
Jenis Pekerjaan Orang Tua
Pekerjaan Ayah
I II III No Nama SMA
F fr(%) F fr(%) f fr(%) 1 SMA Negeri 2 Sleman - - 4 4,26 32 34,04 2 SMA Negeri I Mlati 3 2,75 10 9,17 20 18,35 3 SMA Negeri I Tempel 2 2,17 23 25 19 20,65 4 SMA Gama Yogyakarta 1 1,23 35 43,21 5 6,17 5 SMA Santo Michael Mlati - - 18 50 6 16,67 6 SMA Islam 1 Sleman 10 7,58 45 34,09 35 26,52 Jumlah 16 2,94 135 24,82 117 21,51
Pekerjaan Ayah IV
Total No Nama SMA
F fr (%) F fr (%0 1 SMA Negeri 2 Sleman 58 61 94 100 2 SMA Negeri I Mlati 76 69,73 109 100 3 SMA Negeri I Tempel 48 52,17 9