PENGARUH MEDIA PROMOSI
KOMUNIKASI Point Of Purchase (POP) TERHADAP
PENDAYAGUNAAN PERPUSTAKAAN OLEH PEMUSTAKA
(Studi Pengaruh Komunikasi Point Of Purchase (POP)
Terhadap Pendayagunaan Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia)
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan
Nasional1 pasal 45 (1) dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan
nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Hal ini
berarti bahwa dalam penyelenggaraan Perguruan Tinggi sebagai satuan
pendidikan pada jalur formal disyaratkan untuk menyediakan sarana pendidikan
yang sesuai dengan perkembangan fisik, kecerdasan, intelektual, sosial,
emosional, dan psikis mahasiswanya. Salah satu sarana pendidikan itu adalah
perpustakaan.
Manajemen perpustakaan merupakan upaya yang dilakukan pihak
perpustakaan untuk mengelola perpustakaan agar tujuan perpustakaan dapat
tercapai,diantaranya manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran perpustakaan
bertujuan untuk memasarkan koleksi dan layanan perpustakaan sehingga dapat
didayagunakan secara optimal oleh pemustaka. Salah satu cara yang dilakukan
perpustakaan perguruan tinggi untuk memasarkan koleksi dan layanan
perpustakaan adalah dengan mempromosikannya.
Menurut penulis, dari sekian banyak komponen pemasaran dalam bauran
promosi (marketing mix), promosi merupakan komponen yang paling dekat
dengan profil perpustakaan perguruan tinggi karena di dalam promosi tidak selalu
diperhitungkan keuntungan finansial.
Pada perpustakaan perguruan tinggi, seperti yang kita ketahui media
promosi yang sering digunakan untuk memperkenalkan koleksi dan layanan
perpustakaan kepada pemustaka adalah media promosi tercetak yang tersebar
pada ruang perpustakaan, dalam dunia pemasaran dikenal dengan media
komunikasi Point of Purchase. Komunikasi Point of Purchase adalah elemen
promosi yang terdapat pada tempat pembelian, seperti pajangan, poster, banner
dan bahan-bahan promosi lainnya, yang didesain sedemikian rupa untuk
memperngaruhi pembeli.
Komunikasi Point Of Purchase pada perpustakan berperan untuk memberi
informasi petunjuk tentang segala sesuatu yang ada di perpustakaan kepada
pemustaka mulai dari koleksi, layanan yang dapat dimanfaatkan pemustaka, peta
arah perpustakaan, dan informasi mengenai koleksi baru yang ada di
perpustakaan. Komunikasi Point Of Purchase juga berperan sebagai sarana
pembujuk pemustaka agar datang kembali berkunjung ke perpustakaan.
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, termasuk dalam jenis
perpustakaan perguruan tinggi juga telah menerapkan media promosi komunikasi
Point Of Purchase, sebagai salah satu bentuk usaha pemasaran perpustakaan
untuk memperkenalkan koleksi dan layanan-layanan yang ada di perpustakaan,
khususnya untuk memberitahukan informasi dan memperkenalkan perkembangan
perpustakaan.
Media promosi komunikasi Point Of Purchase yang digunakan
perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia adalah Booklet, Poster, X-Banner,
Hanging Mobile, Shelf Talker, dan Table Tent.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media
promosi komunikasi point of purchase terhadap pendayagunaan perpustakaan
pada Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan menggunakan
metode kuantitatif, dengan pendekatan survey-explanantory. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 1272 pemustaka, dengan sampel 93 pemustaka. Untuk
pengolahan data, penulis menggunakan path analysis.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan media
promosi komunikasi Point of Purchase pada perpustakaan Universitas Pendidikan
1. Pengaruh media promosi komunikasi Point of Purchas terhadap
pendayagunaan saran prasarana perpustakaan Universitas Pendidikan
Indonesia, secara parsial hanging mobile sebesar 29,5%, shelf talker
sebesar 3,6%, booklet sebesar 1,9%, poster sebesar 0,3%, x-banner
sebesar 2,7% dan table tent sebesar 1%. Menandakan bahwa media
promosi hanging mobile dan shelf talker merupakan media promosi
yang mempengaruhi pemustaka untuk mendayagunakan sarana
prasarana perpustakaan. Sedangkan booklet, poster, x-banner dan table
tent tidak membuat pemustaka mendayagunakan sarana-prasarana
perpustakaan.
2. Pengaruh media promosi komunikasi Point of Purchas terhadap
pendayagunaan layanan perpustakaan Universitas Pendidikan
Indonesia, secara parsial poster sebesar 51%, hanging mobile sebesar
7,7%, table tent sebesar 10,5%, booklet sebesar 0%, x-banner sebesar
0,8%, dan shelf talker sebesar 0%. Menandakan bahwa media promosi
poster, hanging mobile dan table tent merupakan media promosi yang
mempengaruhi pemustaka untuk mendayagunakan koleksi
perpustakaan. Sedangkan booklet, x-banner dan shelf talker tidak
membuat pemustaka mendayagunakan koleksi perpustakaan
3. Pengaruh media promosi komunikasi Point of Purchas terhadap
pendayagunaan koleksi perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia,
secara parsial x-banner sebesar 6,7%, hanging mobile sebesar 12,9%,
table tent sebesar 9,1%, booklet sebesar 0,7%, poster sebesar 0% dan
shelf talker sebesar 0%. Menandakan bahwa, media promosi x-banner,
hanging mobile dan table tent yang mempengaruhi pemustaka untuk
mendayagunakan layanan perpustakaan. Sedangkan booklet, poster dan
shelf talker tidak membuat pemustaka mendayagunakan layanan