commit to user
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
BENGKEL 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dikerjakan oleh :
CHAIRIL ADITYA WINDHA DINATA
I 8508044
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
BENGKEL 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
Dikerjakan oleh :
CHAIRIL ADITYA WINDHA DINATA
NIM. I 8508044
Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing
ENDAH SAFITRI ST. MT NIP. 19701212 2000032001
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
BENGKEL 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
Dikerjakan Oleh :
CHAIRIL ADITYA WINDHA DINATA NIM : I 8508044
Dipertahankan didepan tim penguji :
1. ENDAH SAFITRI ST, MT : . . . NIP. 197012112 200003 2 001
2. PURNAWAN GUNAWAN ST, MT : . . . NIP. 19731209 199802 1 001
3. ACHMAD BASUKI ST, MT : . . . NIP. 19710901 199702 1 001
Mengetahui, a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
KUSNO A SAMBOWO, ST, M.Sc, Ph.D NIP. 19691026 199503 1 002
Mengetahui,
Disahkan,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Ir. BAMBANG SANTOSA., MT NIP. 19590823 198601 1 001
Ketua Program D-III Teknik Jurusan Teknik Sipil FT UNS
commit to user
MOTTO
Ø ”...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri...”
(Q.S. 13 :11)
Ø Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu disertai dengan niat dan setiap
orang mendapat balasan amal sesuai niatnya. Barang siapa yang berhijrah
hanya karena Alloh maka hijrah itu akan menuju Alloh dan Rosul-Nya.
Barang siapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita
yang ia ingin nikahi maka hijrah itu hanya menuju yang ia inginkan.
(HR. Bukhori dan Muslim)
Ø Orang harus cukup tegar untuk memaafkan kesalahan,cukup pintar untuk
belajar dari kesalahan dan cukup kuat untuk mengoreksi kesalahan.
(John Maxwell)
Ø Segalanya dimulai dari dalam pikiran. Jika Anda berpikir kalah, maka Anda akan kalah cepat atau lambat. Sang pemenang adalah orang yang
berfikir bahwa dia pasti menang. Untuk itu yakinlah dan percaya diri.
(Napoleon Hill)
Ø Weakness of attitude becomes weakness of character.
commit to user
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah puji syukur tiada terkira kupanjatkan kehadirat Illahi Robbi, pencipta alam semesta yang telah memberikan rahmat, hidayah serta anugerah yang tak terhingga yang saya rasakan hingga saat ini.
Kupersembahkan karyaku ini untuk :
v Bapak dan Mama tercinta yang tidak henti-hentinya memberi doa, dana, semangat dan dukungan kepadaku.
v Adikku tercinta Dana dan Hani yang selalu mendoakan, memberikan
semangat selama ini.
v Bapak Ibu dosen yang telah mengajarkan ilmunya.
v Bapak Ir.Purwanto,MT. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir atas arahan
dan bimbingannya selama dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
v Rekan-rekan Teknik Sipil angkatan 2008,
Untuk semuanya terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
commit to user
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas
Akhir dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BENGKEL 2
LANTAI ini dengan baik.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan,
bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Dalam kesempatan
ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta staf.
2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta staf.
3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta staf.
4. Endah Safitri ST, MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir serta dosen
pembimbing akademik atas arahan dan bimbingannya selama ini.
5. Orang Tua, keluarga, rekan D-III Teknik Sipil Gedung angkatan 2008.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa kearah perbaikan dan
bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Febuari 2012
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL... ...
HALAMAN PENGESAHAN. ...
MOTTO ...
PERSEMBAHAN...
KATA PENGANTAR. ...
DAFTAR ISI. ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ...
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...
1.2 Maksud dan Tujuan. ...
1.3 Kriteria Perencanaan ...
1.4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku ...
BAB 2 DASAR TEORI
2.1 Dasar Perencanaan ...
2.1.1 Jenis Pembebanan………
2.1.2 Sistem Bekerjanya Beban………
2.1.3 Provisi Keamanan………...
2.2 Perencanaan Atap ...
2.3 Perencanaan Tangga ...
2.4 Perencanaan Plat Lantai ...
2.5 Perencanaan Balok ...
commit to user
3.1 Perencanaan Atap………...
3.2 Dasar Perencanaan ...
3.2 Perencanaan Gording ...
3.2.1 Perencanaan Pembebanan ...
3.2.2 Perhitungan Pembebanan ...
3.2.3 Kontrol Terhadap Tegangan ...
3.2.4 Kontrol Terhadap Lendutan ...
3.3 Perencanaan Jurai ...
3.3.1 Perhitungan Panjang Batang Jurai...
3.3.2 Perhitungan Luasan Jurai ...
3.3.3 Perhitungan Pembebanan Jurai ...
3.3.4 Perencanaan Profil Jurai ...
3.3.5 Perhitungan Alat Sambung ...
3.4 Perencanaan Setengah Kuda-Kuda ...
3.4.1 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda ...
3.4.2 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda ...
3.4.3 Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda ...
3.4.4 Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda ...
3.4.5 Perhitungtan Alat Sambung ...
3.5 Perencanaan Kuda-kuda Trapesium ...
3.5.1 Perhitungan Panjang Kuda-kuda Trapesium ...
3.5.2 Perhitungan Luasan Kuda-kuda Trapesium ...
3.5.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium ...
3.5.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium ...
3.5.5 Perhitungan Alat Sambung ...
3.6 Perencanaan Kuda-kuda Utama A ( KKA ) ...
3.6.1 Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama A ...
3.6.2 Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama A ...
3.6.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A ...
3.7 Perencanaan Kuda-kuda Utama B ( KKB ) ...
3.7.1 Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama B ...
3.7.2 Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama B ...
3.7.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B ...
3.7.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B ...
3.7.5 Perhitungan Alat Sambung ...
BAB 4 PERENCANAAN TANGGA
4.1 Uraian Umum ...
4.2 Data Perencanaan Tangga ...
4.3 Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan ...
4.3.1 Perhitungan Tebal Plat Equivalent ...
4.3.2 Perhitungan Beban………..
4.4 Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes……….
4.4.1 Perhitungan Tulangan Tumpuan……….
4.4.2 Perhitungan Tulangan Lapangan………
4.5 Perencanaan Balok Bordes……….
4.5.1 Pembebanan Balok Bordes……….
4.5.2 Perhitungan Tulangan Lentur……….
4.5.3 Perhitungan Tulangan Geser………..
4.6 Perhitungan Pondasi Tangga………..
4.7 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi………
4.7.1 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi ...
4.7.2 Perhitungan Tulangan Lentur ...
BAB 5 PERENCANAAN PLAT
5.1 Perencanaan Plat Lantai ...
commit to user
5.5 Penulangan Lapangan Arah x………... ...
5.6 Penulangan Lapangan Arah y………... ...
5.7 Penulangan Tumpuan Arah x………... ...
5.8 Penulangan Tumpuan Arah y………... ...
5.9 Perencanaan Plat Atap ...
5.10 Perhitungan Beban Plat ...
5.11 Perhitungan Momen ...
5.12 Penulangan Plat ...
5.13 Penulangan Lapangan Arah x………... ...
5.14 Penulangan Lapangan Arah y………... ...
5.15 Penulangan Tumpuan Arah x………... ...
5.16 Penulangan Tumpuan Arah y………... ...
5.17 Rekapitulasi Tulangan……….
BAB 6 PORTAL
6.1 Perencanaan Portal………
6.1.1 Dasar Perencanaan……….. ...
6.1.2 Perencanaan Pembebanan………. .
6.2 Perhitungan Luas Equivalen Plat………. ..
6.3 Perhitungan Pembebanan Balok………. ...
6.3.1 Perhitungan Pembebanan Balok Portal Memanjang ...
6.3.2 Perhitungan Pembebanan Balok Portal Melintang ...
6.4 Perhitungan pembebanan Ring Balk………. ...
6.5 Perhitungan pembebanan Sloof memanjang………. ... .
6.5.2 Perhitungan pembebanan Sloof Melintang ...
6.6 Penulangan Ring Balk………. ... .
6.6.1 Perhitungan Tulangan Lentur Rink Balk ... .
6.6.2 Perhitungan Tulangan Geser Rink Balk…… ... .
6.7.2 Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang ... .
6.7.3 Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang ... .
6.7.4 Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Melintang ... .
6.8 Penulangan Kolom………...
6.8.1 Perhitungan Tulangan Lentur Kolom………. .
6.8.2 Perhitungan Tulangan Geser Kolom………
6.9 Penulangan Sloof………. ... .
6.9.1 Perhitungan Tulangan Lentur Sloof melintang ... .
6.9.2 Perhitungan Tulangan Geser Sloof melintang ... .
6.9.3 Perhitungan Tulangan Lentur Sloof memanjang ... .
6.9.4 Perhitungan Tulangan Geser Sloof memanjang ... .
BAB 7 PERENCANAAN PONDASI
7.1 Data Perencanaan ...
7.2 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi ...
7.2.1 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi ……….. .
7.2.1 Perhitungan Tulangan Lentur ……….. ...
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
8.1 Rencana Anggaran Biaya ...
8.2 Data Perencanaan ... ...
8.3 Perhitungan Volume ... ...
BAB 9 REKAPITULASI DAN KESIMPULAN
9.1 Perencanaan Atap ...
9.2 Perencanaan Tangga ...
commit to user
9.5 Perencanaan Portal ...
9.6 Perencanaan Pondasi Footplat ...
PENUTUP……….. DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Denah Rencana Atap. ... 22
Pembebanan Gording Untuk Beban Mati ... 23
Pembebanan Gording Untuk Beban Hidup ... 24
Pembebanan Gording Untuk Beban Angin ... 24
Gambar 3.2 Rangka Batang Jurai ... 27
Gambar 3.3 Luasan Atap Jurai. ... 28
Gambar 3.4 Luasan Plafon Jurai ... 29
Gambar 3.5 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati ... 30
Gambar 3.6 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin ... 35
Gambar 3.7 Rangka Batang Setengah Kuda - Kuda ... 43
Gambar 3.8 Luasan Atap Setengah Kuda - Kuda . ... 44
Gambar 3.9 Luasan Plafon Setengah Kuda - Kuda . ... 45
Gambar 3.10 Pembebanan setengah kuda – kuda Akibat Beban Mati. ... 47
Gambar 3.11 Pembebanan setengah kuda-kuda Akibat Beban Angin. ... 53
Gambar 3.12 Rangka Batang Kuda – Kuda Trapesium ... 60
Gambar 3.13 Luasan Atap Kuda - Kuda Trapesium. ... 61
Gambar 3.14 Luasan Plafon Kuda - Kuda Trapesium. ... 63
Gambar 3.15 Pembebanan Kuda - Kuda Trapesium Akibat Beban Mati. .. 64
Gambar 3.16 Pembebanan Kuda- Kuda Trapesium Akibat Beban Angin. 70
Gambar 3.17 Rangka Batang Kuda – Kuda Utama ... 78
Gambar 3.18 Luasan Atap Kuda - Kuda Utama . ... 80
Gambar 3.19 Luasan Plafon Kuda - Kuda Utama . ... 81
Gambar 3.20 Pembebanan Kuda - Kuda Utama Akibat Beban Mati. ... 83
Gambar 3.21 Pembebanan Kuda- Kuda Utama Akibat Beban Angin. ... 88
Gambar 4.1 Perencanaan Tangga. ... 97
Gambar 4.2 Potongan Tangga. ... 89
Gambar 4.3 Tebal Eqivalen. ... 99
commit to user
Gambar 5.2 Plat Tipe A ... 113
Gambar 5.3 Plat Tipe B... 114
Gambar 5.4 Plat Tipe C... 114
Gambar 5.5 Plat Tipe D ... 115
Gambar 5.6 Plat Tipe E ... 116
Gambar 5.7 Perencanaan Tinggi Efektif ... 117
Gambar 5.8 Denah Plat Atap ... 122
Gambar 5.9 Plat Tipe E ... 123
Gambar 5.10 Perencanaan Tinggi Efektif ... 124
Gambar 6.1 Denah Portal. ... 129
Gambar 6.2 Luas Equivalen. ... 131
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban hidup... 6
Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U ... 8
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan ø ... 9
Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording ... 25
Tabel 3.2 Perhitungan Panjang Batang Jurai ... 27
Tabel 3.3 Rekapitulasi Beban Mati Jurai ... 35
Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Jurai ... 36
Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai ... 37
Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai ... 42
Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda ... 43
Tabel 3.8 Rekapitulasi Beban Mati Setengah Kuda-Kuda ... 52
Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda ... 54
Tabel 3.10 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda ... 54
Tabel 3.11 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda ... 59
Tabel 3.12 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium ... 60
Tabel 3.13 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Trapesium ... 69
Tabel 3.14 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium ... 71
Tabel 3.15 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Trapesium ... 71
Tabel 3.16 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium ... 76
Tabel 3.12 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama ... 78
Tabel 3.13 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama ... 87
Tabel 3.14 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama... 89
Tabel 3.15 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama ... 90
Tabel 3.16 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama ... 95
Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan Plat Lantai ... 116
Tabel 5.2 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai ... 128
Tabel 5.3 Rekapitulasi Penulangan Plat Atap ... 128
Tabel 6.1 Hitungan Lebar Equivalen ... 132
commit to user
Tabel 6.4 Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Sloof Memanjang ... 139
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
A = Luas penampang batang baja (cm2) A = Beban atap
B = Luas penampang (m2) AS’ = Luas tulangan tekan (mm2) AS = Luas tulangan tarik (mm2)
B = Lebar penampang balok (mm)
C = Baja Profil Canal
D = Diameter tulangan (mm)
D = Beban mati
Def = Tinggi efektif (mm)
E = Modulus elastisitas(m)
E = Beba gempa
e = Eksentrisitas (m)
F = Beban akibat berat dan tekanan fluida
F’c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa)
Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa)
g = Percepatan grafitasi (m/dt)
h = Tinggi total komponen struktur (cm)
H = Tebal lapisan tanah (m)
I = Momen Inersia (mm2)
L = Panjang batang kuda-kuda (m)
L = Beban hidup
M = Harga momen (kgm)
Mu = Momen berfaktor (kgm)
N = Gaya tekan normal (kg)
Nu = Beban aksial berfaktor
P’ = Gaya batang pada baja (kg)
q = Beban merata (kg/m)
commit to user
T = Pengaruh kombinasi suhu,rangkak,susut dan perbedaan penurunan
U = Faktor pembebanan
V = Kecepatan angin ( m/detik )
Vu = Gaya geser berfaktor (kg)
W = Beban Angin (kg)
Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm)
f = Diameter tulangan baja (mm)
q = Faktor reduksi untuk beton
r = Ratio tulangan tarik (As/bd)
s = Tegangan yang terjadi (kg/cm3)
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat
menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber
daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi,
Karena pendidikan merupakan sarana utama bagi kita untuk semakin siap
menghadapi perkembangan ini.
Dalam hal ini bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi
sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga Program D III Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu lembaga pendidikan
dalam merealisasikan hal tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan
gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber
daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2. Maksud dan Tujuan
Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan
berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan
seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam ini adalah teknik sipil, sangat
diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya.
Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik
yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta
commit to user
Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan :
1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana
sampai bangunan bertingkat.
2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan
pengalaman dalam merencanakan struktur gedung.
3. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam
perencanaan suatu struktur gedung.
1.3. Kriteria Perencanaan
1. Spesifikasi Bangunan
a. Fungsi Bangunan : Bengkel
b. Luas Bangunan : 864 m2 c. Jumlah Lantai : 2 lantai
d. Tinggi Lantai : 4 m
e. Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja
f. Penutup Atap : Genteng
g. Pondasi : Foot Plat
2. Spesifikasi Bahan
a. Mutu Baja Profil : BJ 37 (
σ
leleh = 2400 kg/cm2 )(
σ
ijin = 1600 kg/cm2 )b. Mutu Beton (f’c) : 25 MPa
c. Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 240 MPa.
commit to user
1.4. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku
a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI
03-2847-2002.
b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI
03-1729-2002
commit to user
Bab II Dasar Teori 1
BAB 2
DASAR TEORI
2.1
Dasar Perencanaan
2.1.1 Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang
mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus
yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.
Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban - beban tersebut adalah :
1. Beban Mati (qd)
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian–penyelesaian, mesin – mesin serta
peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu.Untuk
merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan
bangunan dan komponen gedung adalah :
a) Bahan Bangunan :
1. Beton bertulang ... 2400 kg/m3 2. Pasir basah ... ... 1800 kg/m3 3. Pasir kering ... 1600 kg/m3 4. Beton biasa ... 2200 kg/m3 b) Komponen Gedung :
1. Dinding pasangan batu merah setengah bata ... 250 kg/m3 2. Langit – langit dan dinding (termasuk rusuk – rusuknya, tanpa penggantung
langit-langit atau pengaku),terdiri dari :
commit to user
- kaca dengan tebal 3 – 4 mm ... 10 kg/m
3. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk ... . 50 kg/m2 4. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan)
per cm tebal ... 24 kg/m2 5. Adukan semen per cm tebal ... 21 kg/m2
2. Beban Hidup (ql)
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau penggunaan
suatu gedung, termasuk beban – beban pada lantai yang berasal dari barang –
barang yang dapat berpindah, mesin – mesin serta peralatan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup
dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap
tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal
dari air hujan (PPIUG 1983).
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi
bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan gedung toko ini terdiri dari :
Beban atap ... 100 kg/m2 Beban tangga dan bordes ... 300 kg/m2 Beban lantai untuk toko ... 250 kg/m2
Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua
bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung
tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari
sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan
dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung
commit to user
Tabel 2.1 Koefisien reduksi beban hidup
Penggunaan Gedung Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk · PERUMAHAN:
Rumah sakit / Poliklinik · PENDIDIKAN:
Sekolah, Ruang kuliah · PENYIMPANAN :
Gudang, Perpustakaan · TANGGA :
Perdagangan, penyimpanan
0,75
0,90
0,80
0,90
Sumber : PPIUG 1983
3. Beban Angin (W)
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (kg/m2).
Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya
tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien – koefisien angin. Tekan tiup harus
diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum
40 kg/m2. Untuk daerah didekat laut dan didaerah lain dimana terdapat kecepatan angin lebih besar dari pada daerah tertentu,maka tekanan tiup (P) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
P = 16
2 V
( kg/m2 )
Di mana V adalah kecepatan angin dalam m/det, yang harus ditentukan oleh
instansi yang berwenang.
Sedangkan koefisien angin ( + berarti tekanan dan – berarti isapan ), untuk gedung
tertutup :
1. Dinding Vertikal
commit to user
b) Di belakang angin ... - 0,4
2. Atap segitiga dengan sudut kemiringan a
a) Di pihak angin : a < 65° ... 0,02 a - 0,4
65° < a < 90° ... + 0,9
b) Di belakang angin, untuk semua a ... - 0,4
2.1.2. Sistem Bekerjanya Beban
Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu
elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di
bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih
besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan
lebih kecil.
Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen – elemen struktur
gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : beban pelat
lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal
didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar
melalui pondasi.
2.1.3. Provisi Keamanan
Dalam pedoman beton PPIUG 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki
cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal.
Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk
memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (Æ), yaitu untuk
memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat
terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan
penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang
kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari
commit to user
Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U
No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U
1. D 1,4 D
2. D, L, A,R 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
3. D,L,W, A, R 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R)
4. D, W 0,9 D ± 1,6 W
5. D,L,E 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E
6. D,E 0,9 D ± 1,0 E
7. D,F 1,4 ( D + F )
8. D,T,L,A,R 1,2 ( D+ T ) + 1,6 L + 0,5 ( A atau R )
Sumber : SNI 03-2847-2002
Keterangan :
D = Beban mati
L = Beban hidup
W = Beban angin
A = Beban atap
R = Beban air hujan
E = Beban gempa
T = Pengaruh kombinasi suhu, rangkak, susut dan perbedaan penurunan
F = Beban akibat berat dan tekanan fluida yang diketahui dengan baik berat
commit to user
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan Æ
No Kondisi gaya Faktor reduksi (Æ)
1.
2.
3.
4.
Lentur, tanpa beban aksial
Beban aksial, dan beban aksial dengan
lentur :
a. Aksial tarik dan aksial tarik dengan
lentur
b. Aksial tekan dan aksial tekan dengan
lentur :
· Komponen struktur dengan tulangan
spiral
· Komponen struktur lainnya
Geser dan torsi
Tumpuan beton
0,80
0,8
0,7
0,65
0,75
0,65
Sumber : SNI 03-2847-2002
Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat
kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan
minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi
pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Sedang untuk
melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka
diperlukan adanya tebal selimut beton minimum.
Beberapa persyaratan utama pada SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut :
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db
atau 25 mm, dimana db adalah diameter tulangan.
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan
pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan
commit to user
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:
a) Untuk pelat dan dinding = 20 mm
b) Untuk balok dan kolom = 40 mm
c) Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm
2.2.
Perencanaan Atap
2.2.1. Perencanaan Kuda-Kuda
1. Pembebanan
Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah :
a. Beban mati
b. Beban hidup
c. Beban angin
2. Asumsi Perletakan
a. Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi.
b. Tumpuan sebelah kanan adalah Rol.
3. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
4. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-1729-2002.
5. Perhitungan profil kuda-kuda
a. Batang tarik
Ag perlu = Fy Pmak
An perlu = 0,85.Ag
An = Ag-dt
L x U =1
-Ae = U.An
Cek kekuatan nominal :
Kondisi leleh Kondisi fraktur
Fy Ag Pn=0,9. .
f fPn =0,75.Ag.Fu
commit to user
b. Batang tekan
Ag perlu = Fy Pmak
An perlu = 0,85.Ag
Fy t
h
w
300 =
E Fy r
l K c
p l = .
Apabila = λc≤ 0,25 ω = 1
0,25 < λc < 1 ω
0,67λ -1,6
1,43 c
=
λc ≥ 1,2 ω =1,25.lc2
) . . . 2 , 1
( Fudt Rn f
f =
Rn P n
f =
w Fy Fcr =
Fy Ag Pn f. .
f =
P Pn> f
2.2.2. Perhitungan Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan adalah baut. Dalam PPBBI 1984 pasal 8.2 butir 1
dijelaskan bahwa tegangan-tegangan yang diijinkan dalam menghitung kekuatan
commit to user
a.Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . s ijin
b.Tegangan tumpuan yang diijinkan
Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin
c.Tebal pelat sambung
d = 0,625 d
d.Kekuatan baut
· Pgeser = 2 . ¼ . p . d 2 .
t
geser· Pdesak = d . d .
t
tumpuanUntuk menentukan jumlah baut tiap sambungan menggunakan kekuatan baut
terhadap tegangan geser atau desak yang memiliki hasil lebih kecil dengan cara
beban maksimal yang ditahan oleh batang dibagi dengan kekuatan baut yang
terkecil.
Jarak antar baut ditentukan dengan rumus :
· 2,5 d £ S £ 7 d · 2,5 d £ u £ 7 d · 1,5 d £ S1£ 3 d
Dimana :
d = diameter alat sambungan
s = jarak antar baut arah Horisontal
u = jarak antar baut arah Vertikal
s1 = jarak antar baut dengan tepi sambungan
2.3.
Perencanaan Tangga
1. Pembebanan :
Ø Beban mati
Ø Beban hidup : 300 kg/m2 2. Asumsi Perletakan
commit to user
3. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
4. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
Perhitungan untuk penulangan tangga :
Mn = F Mu
Dimana Φ = 0.8
M c f fy ' . 85 . 0 = Rn 2 .d b Mn =
r = ÷÷
ø ö ç ç è æ -fy 2.m.Rn 1 1 m 1
rb = ÷÷
ø ö çç è æ + fy fy fc 600 600 . . . 85 . 0 b
rmax = 0.75 . rb
rmin < r < rmaks tulangan tunggal
r < rmin dipakai rmin = 0.0025
As = rada . b . d
f u n M M =
dimana,f =0,80
m =
c y xf f ' 85 , 0
Rn = 2 bxd
Mn
r = ÷÷
ø ö ç ç è æ -fy 2.m.Rn 1 1 m 1
rb = ÷÷
commit to user
rmin < r < rmaks tulangan tunggal
r < rmin dipakai rmin = 0.0025
As = rada . b .
Luas tampang tulangan
As = rxbxd
2.4.
Perencanaan Plat Lantai
1. Pembebanan :
Ø Beban mati
Ø Beban hidup : 250 kg/m2
2. Analisa struktur menggunakan tabel 13.3.2 PPIUG 1983.
3. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Mn = F Mu
Dimana Φ = 0.8
M
c f fy
' . 85 . 0 =
Rn 2
.d b
Mn =
r = ÷÷
ø ö ç
ç è æ
-fy 2.m.Rn 1
1 m
1
rb = ÷÷
ø ö çç
è æ
+ fy fy
fc
600 600 .
. . 85 . 0
b
rmax = 0.75 . rb
rmin < r < rmaks tulangan tunggal
r < rmin dipakai rmin = 0.0025
As = rada . b .
Luas tampang tulangan
commit to user
2.5.
Perencanaan Balok
1. Pembebanan :
Ø Beban mati
Ø Beban hidup : 250 kg/m2
2. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
3. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
a. Perhitungan tulangan lentur :
f u n
M
M =
dimana,f =0,80
m =
c y xf f
' 85 ,
0
Rn = 2 bxd
Mn
r = ÷÷
ø ö ç
ç è æ
-fy 2.m.Rn 1
1 m
1
rb = ÷÷
ø ö çç
è æ
+ fy fy
fc
600 600 .
. . 85 .
0 b
rmax = 0.75 . rb
r min =
fy 4 , 1
rmin < r < rmaks tulangan tunggal
r < rmin dipakai rmin =
fy 4 , 1
commit to user
b. Perhitungan tulangan geser :
Æ = 0,75
Vc = 16x f'cxbxd
Æ Vc = 0,75 x Vc
Vu ≤ 0,5 Æ Vc
(perlu tulangan geser)
Vu > Ф.Vc
(perlu tulangan geser)
Æ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Æ Vc
(perlu tulangan geser)
0,5. Ф.Vc < Vu < Ф.Vc
(perlu tulangan geser)
Vs perlu = Vu – Vc
( pilih tulangan terpasang )
Vs ada = S
d fy Av. . ) (
( pakai Vs perlu )
Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, tidak perlu tulangan geser , tetapi hanya tulangan
commit to user
2.6.
.Perencanaan Portal
1. Pembebanan :
Ø Beban mati
Ø Beban hidup : 250 kg/m2
2. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
3. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
a. Perhitungan tulangan lentur :
f u n
M
M =
dimana,f =0,80
m =
c y xf f ' 85 , 0
Rn = 2 bxd
Mn
r = ÷÷
ø ö ç ç è æ -fy 2.m.Rn 1 1 m 1
rb = ÷÷
ø ö çç è æ + fy fy fc 600 600 . . . 85 . 0 b
rmax = 0.75 . rb
r min =
fy 1,4
rmin < r < rmaks tulangan tunggal
r < rmin dipakai rmin =
commit to user
b. Perhitungan tulangan geser :
Æ = 0,75
Vc = 16x f'cxbxd
Æ Vc = 0,75 x Vc
Æ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Æ Vc
( perlu tulangan geser )
Vs perlu = Vu – Vc
( pilih tulangan terpasang )
Vs ada = S
d fy Av. . ) (
( pakai Vs perlu )
Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser
minimum, kecuali untuk :
1. Pelat dan fondasi telapak.
2. Konstruksi pelat perusuk.
3. Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 250
mm, 2,5 kali tebal sayap atau 0,5 kali lebar badan.
2.7.
Perencanaan Kolom
1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur balok,plat lantai
,dan atap akibat beban mati dan beban hidup
2. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000
a. Perhitungan tulangan lentur kolom
Pnperlu =
f Pu
Dimana Ø = 0,75
e = Pu Mu
e min = 0,1.h
cb = d
fy. 600
600 +
commit to user
Pnb = 0,85.f’c.ab.b
Pnperlu =
f Pu
; 0,1.f'c.Ag
Pnperlu =
f Pu
Pnperlu < Pnb ® analisis keruntuhan tarik
a = b c f Pn . ' . 85 , 0 As =
(
')
2 2 d d fy a e h Pnperlu -÷ ø ö ç è æ --luas tulangan penampang minimum:
Ast = 1 % Ag
Sehingga, As = As’
As = 2 Ast
Menghitung jumlah tulangan
n =
2 ) 16 .( . 4 1 p AS
b. Perhitungan tulangan geser kolom
Vc = f c bd
Ag Pu . . 6 ' . 14 1 ÷÷ ø ö çç è æ + Ø Vc
0,5 Ø Vc
commit to user
2.8.
Perencanaan Pondasi
1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat
beban mati dan beban hidup
2. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002
qada =
A p
qu = 1,3 cNc + qNq + 0,4 g B Ng
qijin = qu / SF
qada£ qijin ... (aman)
a. Perhitungan tulangan lentur :
Mu = ½ . qu . t2
m =
c y xf f ' 85 , 0
Rn = 2 bxd
Mn
r = ÷÷ ø ö ç ç è æ -fy 2.m.Rn 1 1 m 1
rb = ÷÷
ø ö çç è æ + fy fy fc 600 600 . . . 85 . 0 b
rmax = 0.75 . rb
rmin < r < rmaks tulangan tunggal
r < rmin dipakai rmin =
fy 4 , 1 = 360 4 , 1 = 0,0038
As = rada . b . d
Luas tampang tulangan
commit to user
b. Perhitungan tulangan geser :
Æ = 0,75
Vc = 16x f'cxbxd
Æ Vc = 0,75 x Vc
Æ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Æ Vc
( perlu tulangan geser )
Vs perlu = Vu – Vc
( pilih tulangan terpasang )
Vs ada = S
d fy Av. . ) (
( pakai Vs perlu )
Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser
minimum, kecuali untuk :
1. Pelat dan fondasi telapak.
2. Konstruksi pelat perusuk.
3. Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 250
commit to user
BAB 3
PERENCANAAN ATAP
3.1.
Rencana Atap
K-1 K-1 K-1
K-1 K-1 K-1
K-2
K-2 T
T
T
T J-1
J-1
J-1
J-1
J-2
J-2
J-2
J-2
SK SK
KT
KT
KT
KT
SK SK
[image:40.595.153.438.230.584.2]SK SK
Gambar 3.1. Rencana Atap
Keterangan :
K-1 = Kuda-kuda Tipe 1 G = Gording
K-2 = Kuda-kuda Tipe 2 (silang) N = Nok
SK = Setengah kuda-kuda utama J-1 = Jurai tipe 1
TS = Track Stank J-2 = Jurai Tipe 2
3.1.1. Dasar Perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai
berikut :
a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar.
b. Jarak antar kuda-kuda : 3 m
c. Kemiringan atap (a) : 30°
e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki (ûë).
f. Bahan penutup atap : genteng.
g. Alat sambung : baut-mur.
h. Jarak antar gording : 1,73 m
i. Bentuk atap : limasan.
j. Mutu baja profil : Bj-37 ( σ ijin = 1600 kg/cm2 )
3.2.
Perencanaan Gording
3.2.1. 3.2.1. Perencanaan Pembebanan
Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal
kait ( ) 150 x 75 x 20 x 4,5 pada perencanaan kuda- kuda dengan data sebagai
berikut :
a. Berat gording = 11 kg/m.
b. Ix = 489 cm4.
c. Iy = 99,2 cm4
d. h = 150 mm
e. b = 75 mm
f. ts = 4,5 mm
g. tb = 4,5 mm
h. Zx = 65,2 cm3
commit to user
Kemiringan atap (a) = 30°.
Jarak antar gording (s) = 1,73 m.
Jarak antar kuda-kuda utama = 3 m.
Pembebanan berdasarkan SNI 03-1727-1989, sebagai berikut :
a. Berat penutup atap = 50 kg/m2. b. Beban angin = 25 kg/m2. c. Berat hidup (pekerja) = 100 kg.
d. Berat penggantung dan plafond = 18 kg/m2
3.2.2 Perhitungan Pembebanan
1. Beban Mati (titik)
Berat gording = 11 kg/m
Berat penutup atap = ( 1,73x 50 ) = 86,5 kg/m
Berat plafon = ( 1,5 x 18 ) = 27 kg/m
q = 124,5 kg/m
qx = q sin a = 124,5 x sin 30° = 62,25 kg/m.
qy = q cos a = 124,5 x cos 30° = 107,82 kg/m.
Mx1 = 1/8 . qy . L2 = 1/8 x 107,82 x (3)2 = 121,3 kgm.
My1 = 1/8 . qx . L2 = 1/8 x 62,25 x (3)2= 70,03 kgm. y
a
q qy qx
x
2. Beban hidup
P diambil sebesar 100 kg.
Px = P sin a = 100 x sin 30° = 50 kg.
Py = P cos a = 100 x cos 30° = 86,603 kg.
Mx2 = 1/4 . Py . L = 1/4 x 86,603 x 6 = 129,9 kgm.
My2 = 1/4 . Px . L = 1/4 x 50 x 6 = 75 kgm.
3. Beban angin
TEKAN HISAP
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2. Koefisien kemiringan atap (a) = 30°.
1) Koefisien angin tekan = (0,02a – 0,4) = 0,2
2) Koefisien angin hisap = – 0,4
Beban angin :
1) Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= 0,2 x 25 x ½ x (1,73 +1,73) = 8,65 kg/m.
2) Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= – 0,4 x 25 x ½ x (1,73 +1,73) = -17,3 kg/m.
Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :
1) Mx (tekan) = 1/8 . W1 . L2 = 1/8 x 8,65 x (3)2 = 9,73 kgm.
2) Mx (hisap) = 1/8 . W2 . L2 = 1/8 x -17,3 x (3)2 = -19,46 kgm. y
a
P Py Px
commit to user
Tabel 3.1. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording
Momen Beban Mati
Beban Hidup
Beban Angin Kombinasi
Tekan Hisap Maksimum Minimum Mx My 121,3 70,03 129,9 75 9,73 - -19,46 - 260,93 145,03 231,74 145,03
3.2.3. Kontrol Terhadap Momen
Ø Kontrol terhadap momen Maksimum
Mx = 260,93 kgm = 26093 kgcm.
My = 145,03 kgm = 14503 kgcm.
Asumsikan penampang kompak :
Mnx = Zx.fy = 65,2. 2400 = 156480 kgcm
Mny = Zy.fy = 19,8. 2400 = 47520 kgcm
Check tahanan momen lentur yang terjadi :
1 .
. nx + ny £
b M My M Mx f f 1 49 , 0 47520 14503 0,9.156480 26093 £ = + ……..OK
Ø Kontrol terhadap momen Minimum
Mx = 231,74 kgm = 23174 kgcm.
My = 145,03 kgm = 14503 kgcm.
Asumsikan penampang kompak :
Mnx = Zx.fy = 65,2. 2400 = 156480 kgcm
Mny = Zy.fy = 19,8. 2400 = 47520 kgcm
Check tahanan momen lentur yang terjadi :
1 .
. nx + ny £
3.2.4. Kontrol Terhadap Lendutan
Di coba profil : 150 x 75 x 20 x 4,5
E = 2,1 x 106 kg/cm2 qy = 1,0782 kg/cm
Ix = 489 cm4 Px = 50 kg
Iy = 99,2 cm4 Py = 86,603 kg qx = 0,6225 kg/cm
Zx =
Iy E L Px Iy E L qx . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
+ = 2 , 99 . 10 . 2 . 48 ) 300 .( 50 2 , 99 . 10 . 2 . 384 ) 300 ( 6225 , 0 . 5 6 3 6 4
+ = 0,473 cm
Zy =
Ix E L Py Ix E l qy . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
+ = 489 . 10 . 2 . 48 ) 300 .( 603 , 86 489 . 10 2 . 384 ) 300 .( 0782 , 1 . 5 6 3 6 4 +
´ = 0,166 cm
Z = Zx2 +Zy2
= (0,473)2 +(0,166)2 = 0,501 cm
Z £ Zijin
0,501 cm £ 1,2 cm ……… aman !
Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 150 × 70 × 20 × 4,5 aman dan
commit to user
3.3.
Perencanaan Jurai1 2 3 4
5
6
7
8
9
11
13
15
10
12
[image:46.595.111.483.97.757.2]14
Gambar 3.2. Rangka Batang Jurai
`
3.3.1. Perhitungan Panjang Batang Jurai
Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.2. Panjang Batang pada Jurai
Nomer Batang Panjang Batang (m)
1 2,123
2 2,123
3 2,123
4 2,123
5 2,291
6 2,291
7 2,291
8 2,291
9 0,866
10 2,291
11 1,732
12 2,739
13 2,598
14 3,354
3.3.2. Perhitungan luasan jurai
K-2
K-2 T
T
J-2
J-2
J-2
J-2
j
a
b
c
e
f' d
f g
h
i
s r q p o n m l k
a'
b'
c'
d'
e' 9
8
7
6
5
4
3
2
1
a
g'
h'
[image:47.595.101.505.118.613.2]i'
Gambar 3.3. Luasan Atap Jurai
Panjang j1 = 1-2 = 2-3 = 3-4 = 4-5 = 5-6 = 6-7 = 7-8 = ½ . 1,73 = 0,865 m
Panjang 8-9 = 1,15 m
Panjang aa’ = 2 m Panjang a’s = 3,518 m
Panjang cc’ = 1,125 m Panjang c’q = 2,639 m
Panjang ee’ = 0,375 m Panjang e’o = 1,885 m
Panjang ff’ = f’n = 1,508 m
Panjang gg’ = g’m = 1,131 m
Panjang ii’ = i’k = 0,377 m
· Luas aa’sqc’c = (½ (aa’ + cc’) 7-9) + (½ (a’s + c’q) 7-9) = (½(2+1,125) 2,015)+(½ (3,518 + 2,639)2,015)
= 9,351 m2
· Luas cc’qoe’e = (½ (cc’ + ee’) 5-7 ) + (½ (c’q + e’o) 5-7)
= ( ½ (1,125+0,375)1,73)+(½ (2,639+1,885)1,73)
commit to user
= (½×0,865×0,375)+(½(1,885+1,131)1,73)
+(½(1,508+1,131)1,73)
= 5,054 m2
· Luas gg’mki’i = (½ (gg’ + ii’) 1-3) × 2 = (½ (1,131 + 0,377) 1,73) × 2
= 2,609 m2
· Luas jii’k = (½ × ii’ × j1) × 2 = (½ × 0,377 × 0,865) × 2 = 0,326 m2
K-2
K-2 T
T
J-2
J-2
J-2
J-2
j
a
b
c
e
f' d
f g
h
i
s r q p o n m l k
a'
b'
c'
d'
e' 9
8
7
6
5
4
3
2
1
a
g'
h'
[image:48.595.100.509.76.508.2]i'
Gambar 3.4. Luasan Plafon Jurai
Panjang j1 = 1-2 = 2-3 = 3-4 = 4-5 = 5-6 = 6-7 = 7-8 = ½ . 1,5 = 0,75 m
Panjang 8-9 = 1 m
Panjang bb’ = 1,5 m Panjang b’r = 3,016 m
Panjang cc’ = 1,125 m Panjang c’q = 2,639 m
Panjang ee’ = 0,375 m Panjang e’o = 1,885 m
Panjang gg’ = g’m = 1,131 m
Panjang ii’ = i’k = 0,377 m
· Luas bb’rqc’c = (½ (bb’ + cc’) 7-8) + (½ (b’r + c’q) 7-8)
= (½ (1,5 + 1,125) 0,75) + (½ (3,016 + 2,639) 0,75)
= 3,005 m2
= (½ (1,125+0,375) 1,5) + (½ (2,639 +1,885)1,5)
= 4,518 m2
· Luas ee’omg’gff’ = (½ 4-5 . ee’) + (½ (e’o + g’m) 3-5) + (½ (ff’ + gg’) 3-5)
=(½×0,75×0,375)+(½(1,885+1,131)1,5)
+(½(1,508+1,131)1,5)
= 4,383 m2
· Luas gg’mki’i = (½ (gg’ + ii’) 1-3) × 2 = (½ (1,131+0,377) 1,5 ) × 2
= 2,262 m2
· Luas jii’k = (½ × ii’ × j1) × 2
= (½ × 0,377 × 0,75) × 2
= 0,283 m2
Perhitungan Pembebanan Jurai
Data-data pembebanan :
Berat gording = 11 kg/m
Berat penutup atap = 50 kg/m2 Berat plafon dan penggantung = 18 kg/m2 Berat profil kuda-kuda = 3,77 × 2 kg/m
1 2 3 4
5
6
7
8
9
11
13
15
10
12
14
P1
P2
P3
P4
P5
P6 P7
[image:49.595.103.467.84.682.2]P8 P9
commit to user
a. Beban Mati
1) Beban P1
a) Beban Gording = berat profil gording × panjang gording bb’r
= 11 × (1,5+3,016) = 49,68 kg
b) Beban Atap = luasan aa’sqc’c × berat atap
= 9,351 × 50 = 467,55 kg
c) Beban Plafon = luasan bb’rqc’c’ × berat plafon
= 3,005 × 18 = 54,09 kg
d) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (1 + 5) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (2,123 + 2,291) × (3,77 × 2)
= 16,65 kg
e) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 16,65 = 5 kg
f) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
= 10 % × 16,65 = 1,67 kg
2) Beban P2
a) Beban Gording = berat profil gording × panjang gording dd’p
= 11 × (0,75+2,262) = 33,14 kg
b) Beban Atap = luasan cc’qoe’e × berat atap
= 4,518× 50 = 225,9 kg
c) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (5 + 9 + 10 + 6) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (2,291 + 0,866 + 2,291 + 2,291 ) × (3,77 × 2)
= 33,59 kg
d) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 33,59 = 10,08 kg
e) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
3) Beban P3
a) Beban Gording = berat profil gording × panjang gording ff’n
= 11 × (1,508+1, 508) = 33,18 kg
b) Beban Atap = luasan ee’omg’gff’ × berat atap
= 5,054 × 50 = 252,7 kg
c) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (6 + 11 + 12 + 7) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (2,291 + 1,732 + 2,739 + 2,291) × (3,77 × 2)
= 34,13 kg
d) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 34,13 = 10,24 kg
e) Beban Bracing = 10 % × beban kuda-kuda
= 10 % × 34,13 = 3,42 kg
4) Beban P4
a) Beban Gording = berat profil gording × panjang gording hh’l
= 11 × (0,754+0,754) = 16,59 kg
b) Beban Atap = luasan gg’mki’i × berat atap
= 2,609 × 50 = 130,45 kg
c) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (7 + 13 + 15 + 8) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (2,291 + 2,598 + 2,464 + 2,291) × (3,77 × 2)
= 36,36 kg
d) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 36,36 = 10,91 kg
e) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
commit to user
5) Beban P5
a) Beban Atap = luasan jii’k × berat atap
= 0,326 × 50 = 16,3 kg
b) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (8+15) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (2,291 + 3,464) × (3,77 2)
= 21,7 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 21,7 = 6,51 kg
d) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
= 10 % × 21,7 = 2,17 kg
6) Beban P6
a) Beban Plafon = luasan jii’k × berat plafon
= 0,283× 18 = 5,094 kg
b) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (15 + 14 + 4) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (3,464 + 3,354 + 2,123) × (3,77 × 2)
= 33,71 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 33,71 = 10,12 kg
d) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
= 10 % × 33,71 = 3,38 kg
7) Beban P7
a) Beban Plafon = luasan gg’mki’i × berat plafon
= 2,262 × 18 = 40,716 kg
b) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (4 + 12 + 13 + 3) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (2,123+ 2,739 + 2,598 + 2,123) × (3,77 × 2)
= 36,13 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 36,13 = 10,84 kg
d) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
8) Beban P8
a) Beban Plafon = luasan ee’omg’gff’ × berat plafon
= 4,383 × 18 = 78,894 kg
b) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (3 + 11 + 4 + 10) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (2,123+1,732 + 2,123 + 2,291) × (3,77 × 2)
= 31,18 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 31,18 = 9,36 kg
d) Beban Bracing = 10 % × beban kuda-kuda
= 10 % × 31,18 = 3,12 kg
9) Beban P9
a) Beban Plafon = luasan cc’qoe’e × berat plafon
= 4,518 × 18 = 81,324 kg
b) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (2 + 9 + 1) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (2,123 + 0,866 + 2,123) × (3,77 × 2)
= 19,28 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 19,28 = 5,79 kg
d) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
commit to user
Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Jurai
Beban
Beban Atap
(kg)
Beban gording
(kg)
Beban
Kuda-kuda (kg)
Beban Bracing
(kg)
Beban Plat Penyambung
(kg)
Beban Plafon (kg)
Jumlah Beban
(kg)
Input SAP 2000 ( kg )
P1 467,55 49,68 16,65 5 1,67 54,09 594,64 595
P2 225,9 33,14 33,59 10,08 3,36 - 306,07 307
P3 252,7 33,18 34,13 10,24 3,42 - 333,67 334
P4 130,45 16,59 36,36 10,91 2,64 - 196,95 197
P5 16,3 - 21,7 6,51 2,17 - 46,68 47
P6 - - 33,71 10,12 3,38 5,094 52,304 53
P7 - - 36,13 10,84 3,62 40,716 91,306 92
P8 - - 31,18 9,36 3,12 78,894 122,554 123
P9 - - 19,28 5,79 1,93 81,324 108,324 109
b. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = 100 kg
c. Beban Angin
Perhitungan beban angin :
1 2 3 4
5
6
7
8
9
11
13
15
10
12
14 W1
W2
W3
W4
[image:54.595.61.561.112.672.2]W5
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2.
§ Koefisien angin tekan = 0,02a - 0,40
= (0,02 × 30) – 0,40 = 0,2
a) W1 = luasan × koef. angin tekan × beban angin
= 9,351 × 0,2 × 25 = 46,755 kg
b) W2 = luasan × koef. angin tekan × beban angin
= 5,211 × 0,2 × 25 = 26,055 kg
c) W3 = luasan × koef. angin tekan × beban angin
= 5,054 × 0,2 × 25 = 25,27 kg
d) W4 = luasan × koef. angin tekan × beban angin
= 2,609 × 0,2 × 25 = 13,045 kg
e) W5 = luasan × koef. angin tekan × beban angin
= 0,326 × 0,2 × 25 = 1,63 kg
Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Jurai
Beban
Angin Beban (kg)
Wx
W.Cos a (kg) (Untuk Input SAP2000)
Wy
W.Sin a (kg) (Untuk Input SAP2000)
W1 46,755 40,491 41 23,378 24
W2 26,055 22,521 23 13,028 14
W3 25,27 21,885 22 12,635 13
W4 13,045 11,298 12 6,523 7
W5 1,63 1,412 2 0,815 1
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh
commit to user
Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai
Batang kombinasi
Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg)
1 475,86 -
2 464,80 -
3 - 147,24
4 147,24 -
5 - 523,50
6 546,78 -
7 230,82 -
8 559,82 -
9 229,07 -
10 - 1048,69
11 - 1048,85
12 398,39 -
13 - 53,98
14 - 515,07
15 46,97 -
Perencanaan Profil Jurai
a. Perhitungan profil batang tarik
Pmaks. = 559,82 kg
Fy = 2400 kg/cm2 (240 MPa)
Fu = 3800 kg/cm2 (380 MPa)
Kondisi leleh
Pmaks. = f.fy .Ag
2
y
maks. 0,26cm
0,9.2400 559,82 .f
P
Ag = =
F =
Kondisi fraktur
Pmaks. = f.fu .Ae
(U = 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39)
2
u
maks. 0,262cm
0,75 0,75.3800.
559,82 .
.f P
An = =
F =
U
2
min 0,955cm
240 229,1 240
L
i = = =
Dicoba, menggunakan baja profil ûë 50.50.5 ,Ag = 4,80 cm2 dan i = 1,51 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh
Ag = 0,437/2 = 0,2185 cm2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur
Diameter baut = 12,7 mm
Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm
Ag = An + n.d.t
= (0,262/2) + 1.1,47.0,5
= 0,866 cm2
Ag yang menentukan = 0,962 cm2
Digunakan ûë 50.50.5 maka, luas profil 4,80 > 0,866 ( aman )
inersia 1,51 > 0,955 ( aman )
b. Perhitungan profil batang tekan
Pmaks. = 1048,85 kg
lk = 2,864 m = 286,4 cm
Ag perlu = Fy Pmak
=
2400 1048,85
= 0,44 cm2
Dicoba, menggunakan baja profil ûë 50.50.5 (Ag = 4,80 cm2)
Periksa kelangsingan penampang :
Fy t
b 200
< =
240 200 5
50 <
= 10 < 12,9
r L K.
=
l =
51 , 1
4 , 286 . 1
= 189,66
commit to user
=
200000 240 14
, 3 189,66
= 2,09 …… λc ≥ 1,2 ω =1,25.lc2
ω 2
c 1,25.l
= = 1,25. (2,092)
= 5,46
w Fy Fcr = =
5,46 2400
= 439,56
Fcr Ag Pn=2. .
= 2.4,80.439,56
= 4219,776
776 , 4219 . 85 , 0
1048,85 =
Pn P f
= 0,29 < 1………OK
3.3.3. Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur.
Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14 mm.
Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . db
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm
Ø Tahanan geser baut
Pn = m.(0,4.fub).An
= 2.(0,4.825) .¼ . p . 12,72 = 8356,43 kg/baut
Ø Tahanan tarik penyambung
Pn = 0,75.fub.An
=7834,2 kg/baut
Ø Tahanan Tumpu baut :
= 0,75 (2,4.370.12,7.9)
= 7612,38 kg/baut
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7612,38 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
138 , 0 7612,38 1048,85 P
P n
tumpu
maks. = =
= ~ 2 buah baut
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 1,5d £ S1 £ 3d
Diambil, S1 = 2,5 db = 2,5. 12,7
= 31,75 mm
= 30 mm
b) 2,5 d £ S2 £ 7d
Diambil, S2 = 5 db = 5 . 12,7
= 63,5 mm
commit to user
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur.
Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches )
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . db
= 0,625 x 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm
Ø Tahanan geser baut
Pn = n.(0,4.fub).An
= 2.(0,4.825) .¼ . p . 12,72 = 8356,43 kg/baut
Ø Tahanan tarik penyambung
Pn = 0,75.fub.An
=7834,2 kg/baut
Ø Tahanan Tumpu baut :
Pn = 0,75 (2,4.fu. db t)
= 0,75 (2,4.380.12,7.9)
= 7612,38 kg/baut
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7612,38 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
0,1 7612,38
559,82 P
P n
geser
maks. = =
= ~ 2 buah baut
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 1,5d £ S1 £ 3d
Diambil, S1 = 2,5 db = 2,5. 12,7
= 31,75 mm
= 30 mm
b) 2,5 d £ S2 £ 7d
Diambil, S2 = 5 db = 5 . 12,7
= 63,5 mm
Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomer
Batang Dimensi Profil Baut (mm)
1 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
2 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
3 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
4 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
5 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
6 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
7 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
8 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
9 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
10 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
11 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
12 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
13 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
14 ûë50 . 50 .5 2 Æ 12,7
commit to user
3.4. Perencanaan Setengah Kuda-kuda
5
1 9
11
13
15
10
12
14 6
7
8
2 3 4
Gambar 3.7. Rangka Batang Setengah Kuda-kuda
3.4.1. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda
Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Setengah Kuda-kuda
Nomer Batang Panjang Batang
1 1,5
2 1,5
3 1,5
4 1,5
5 1,73
6 1,73
7 1,73
8 1,73
9 0,866
10 1,73
11 1,73
12 2,291
13 2,598
14 3,003
3.4.2. Perhitungan luasan Setengah Kuda-kuda
K-2
K-2 T
T
J-2
J-2
J-2
J-2
f
k
j
i
h g
a b c d e
a' b' c' d' e'
Gambar 3.8. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda
Panjang ak = 6,869 m
Panjang bj = 5,162 m
Panjang ci = 3,69 m
Panjang dh = 2,218 m
Panjang eg = 0,746 m
Panjang ab = jk = 2,232 m
Panjang b’c’ = c’d’ = d’e’ = 1,928 m
Panjang e’f = ½ × 1,928 = 0,964 m
Panjang atap a’b’ = 2,009 m
Panjang atap bc = cd = de = gh = hi = ij = 1,732 m
· Luas atap abjk = ½ x (ak + bj) x a’b’
= ½ x (6,869 + 5,162) x 2,009
= 12,085 m2
· Luas atap bcij = ½ x (bj + ci) x b’c’
commit to user
· Luas atap cdhi = ½ x (ci + dh) x c’d’
= ½ x (3,69 + 2,218) x 1,928
= 5,695 m2
· Luas atap degh = ½ x (dh + eg) x d’e’
= ½ x (2,218 + 0,746) x 1,928
= 2,857 m2 · Luas atap efg = ½ x eg x e’f
= ½ x 0,746 x 0,964
= 0,36 m2
K-2
K-2 T
T
J-2
J-2
J-2
J-2
f
k j i h g
a c
d e
a'
b c' d'
e' b'
Gambar 3.9. Luasan Plafon
Panjang ak = 6,869 m
Panjang atap a’b’ = 0,665 m
Panjang atap b’c’ = c’d’ = d’e’ = 1,5 m
Panjang atap e’f’ = 0,75 m
Panjang bj = 5,162 m
Panjang ci = 3,69 m
Panjang dh = 2,218 m
Panjang eg = 0,746 m
Panjang atap ab = jk = 0,739 m
· Luas plafon abjk = ½ x (ak + bj) x a’b’
= ½ x (6,869 + 5,162) x 0,665
= 4,001 m2
· Luas plafon bcij = ½ x (bj + ci) x b’c’ = ½ x (5,162 + 3,69) x 1,5
= 6,639 m2
· Luas plafon cdhi = ½ x (ci + dh) x c’d’
= ½ x (3,69 + 2,218) x 1,5
= 4,431 m2
· Luas plafon degh = ½ x (dh + eg) x d’e’
= ½ x (2,218 + 0,746) x 1,5
= 2,223 m2 · Luas plafon efg = ½ x eg x e’f
= ½ x 0,746 x 0,75
= 0,28 m2
Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda
Data-data pembebanan :
Berat gording = 11 kg/m
commit to user
a. Beban Mati
5 1
9
11
13
15
10
12
14 6
7
8
2 3 4
P1
P2
P3
P4
P5
[image:66.595.102.495.108.764.2]P9 P8 P7 P6
Gambar 3.10. Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Mati
1) Beban P1
a) Beban Gording = berat profil gording × panjang gording
= 11 × 6 = 66 kg
b) Beban Atap = luasan abjk × berat atap
= 12,085 × 50 = 604,25 kg
c) Beban Plafon = luasan abjk × berat plafon
= 4,001 × 18 = 72,02 kg
d) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (1 + 5) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (1,5 + 1,73) × (3,77 × 2)
= 12,18 kg
e) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 12,18 = 3,66 kg
f) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
2) Beban P2
a) Beban Gording = berat profil gording × panjang gording
= 11 x 4,416 = 48,58 kg
b) Beban Atap = luasan bcij × berat atap
= 8,533 × 50 = 426,65 kg
c) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (5 + 9 + 10 + 6) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (1,73+0,866+1,73+1,73) × (3,77 × 2)
= 22,84 kg
d) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 22,84 = 6,86 kg
e) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
= 10 % × 22,84 = 2,29 kg
3) Beban P3
a) Beban Gording = berat profil gording × panjang gording
= 11 x 2,944 = 32,39 kg
b) Beban Atap = luasan cdhi × berat atap
= 5,695 × 50 = 284,75 kg
c) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (6 + 11 + 13 + 7) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (1,73 + 1,73 + 2,598 + 1,73) × (3,77 × 2)
= 29,37 kg
d) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 29,37 = 8,82 kg
e) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
commit to user
4) Beban P4
a) Beban Gording = berat profil gording × panjang gording
= 11 × 1,472 = 16,2 kg
b) Beban Atap = luasan degh × berat atap
= 2,857 × 50 = 142,85 kg
c) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (7 + 13 + 14 + 8) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (1,73+2,598+3,003+1,73) × (3,77 × 2)
= 34,17 kg
d) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 34,17 = 10,26 kg
e) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
= 10 % × 34,17 = 3,42 kg
5) Beban P5
a) Beban Atap = luasan efg × berat atap
= 0,36 × 50 = 18 kg
b) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (8 + 15) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (1,73 + 3,464) × (3,77 × 2)
= 19,59 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 19,58 = 5,88 kg
d) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
6) Beban P6
a) Beban Plafon = luasan efg × berat plafon
= 0,28 × 18 = 5,04 kg
b) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (15 + 14 + 4) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (3,464 + 3,003 + 1,5) × (3,77 × 2)
= 30,04 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 30,04 = 9,02 kg
d) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
= 10 % × 30,04 = 3,01 kg
7) Beban P7
a) Beban Plafon = luasan degh × berat plafon
= 2,223 × 18 = 40,02 kg
b) Beban Kuda-kuda = ½ × btg (4 + 12 + 13 + 3) × berat profil kuda-kuda
= ½ × (1,5 +2,291 + 2,598 + 1,5) × (3,77 × 2)
= 29,75 kg
c) Beban Plat Sambung = 30 % × beban kuda-kuda
= 30 % × 29,75 = 8,93 kg
d) Beban Bracing = 10% × beban kuda-kuda
commit to u