commit to user
i
ANALISIS EFEKTIVITAS HASIL PEMUNGUTAN
PAJAK PARKIR DI KOTA SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
Gilar Hargi Prabandaru
F3409037
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii ABSTRACT
ANALISIS EFEKTIFITAS HASIL PEMUNGUTAN
PAJAK PARKIR DI KOTA SURAKARTA
Gilar Hargi Prabandaru
F3409037
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
keefektivitasan penerimaan pajak parkir yang ada di Kota Surakarta. Apakah
sesuai dengan apa yang telah ditargetkan ataukah tidak. Yang dilakukan pertama
kali adalah mencari tahu bagaimana sistem penarikan pajak parkir yang digunakan
apakah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 dan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah atau belum. Dalam penelitian
tersebut ditemukan berbagai hal yang menarik, diantaranya tingkat kesadaran para
Wajib Pajak yang meningkat dan sangat menguntungkan pemerintah daerah disisi
penerimaan pajak daerah. Sedangkan kesimpulan yang dapat ditulis berdasarkan
penelitian tersebut adalah jumlah peningkatan penerimaan pajak parkir tidak lepas
dari berkembangnya pengetahuan Wajib Pajak dalam memandang masalah pajak
yang mereka tanggung. Tetapi dengan berkembangnya pengetahuan mereka,
DPPKA harus mengimbangi dengan melengkapi fasilitas-fasilitas yang diperlukan
agar pembayaran pajak lebih maksimal lagi.
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS EFEKTIFITAS HASIL
PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DI KOTA SURAKARTA” telah disetujui
oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya
Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Surakarta, Juli 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan.
Surakarta, Juli 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Arum Kusumaningdyah Adiati, SE., MM
NRP. 340700002
Penguji
(……….)
2. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak
NIP. 19661028 199203 1 001
Pembimbing
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jangan pernah menganggap remeh kemampuan seorang manusia, karena Tuhan pun tidak pernah”
“Whether you believe you can or whether you believe you can’t, you’re absolutely right”
“you’re the driver, not a passenger in your life”
Penulis persembahkan kepada:
1. Allah SWT
2. Bapak dan Ibu
3. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Analisis Efektifitas Hasil Pemungutan Pajak Parkir di Surakarta”
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar
Ahli Madya Perpajakan pada Program Diploma III Program Studi Perpajakan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik atas dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi
DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret dan juga
Dosen Pembimbing tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan
3. Bapak-Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
vii
4. Ibu Maya Pramita, SH, M. Hum. selaku Sub. Bag Perencanaan Evaluasi
dan Pelaporan DPPKA Kota Surakarta yang telah memberikan izin penulis
untuk melakukan penelitian.
5. Bapak, ibu, serta keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi,
semangat serta do’a.
6. Teman-teman DIII Perpajakan 2009, kelas A dan B terima kasih atas
dukungan, bantuan, candaan, dan contekan selama kuliah.
7. Laely Alfiah terima kasih atas semangatnya yang sudah diberikan.
8. Teman – teman Rumah Karnaval Indonesia, tim RedBatik Solo dan Blusukan Solo, Nino, Dicky, Adi, Mas Kurnia, Mas Danu, Mas Agung,
Mas Arief “cute”, Stevi, Ovi, Mbak Mey, Annisa, Farah, Mas Boni,
Happy, Mbak Tasya, Mbak Indah, Mas Fendy, Mbak Mariska, Azi, dan
yang lain terima kasih atas pengalaman menemukan “keluarga”
9. Teman – teman SMA mamat, novi, putri, nico, octa, ryan, arizal, terima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Harapan saya selaku penulis adalah Laporan Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk perbaikan dalam penelitian selanjutnya.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 : PENDAHULUAN A. Gambaran Umum DPPKA Surakarta... 1
B. Latar Belakang Masalah ... 18
C. Rumusan Masalah ... 22
D. Tujuan Penelitian ... 22
E. Manfaat Penelitian ... 23
BAB II : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Pajak ... 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
3. Pengertian Pajak Parkir ... 28
4. Penarikan Pajak Parkir ... 33
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Tata Cara Pemungutan Pajak Parkir ... 35
2. Evaluasi Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir ... 38
3. Efektivitas Pemungutan Pajak Parkir di Kota Surakarta ... 40
BAB III : TEMUAN
A. Kelebihan…………... ... 43
B. Kelemahan ………... ... 44
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 45
B. Rekomendasi ... 46
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran………47
commit to user
ii ABSTRACT
AN ANALYSIS ON THE EFFECTIVENESS OF PARKING TAX COLLECTION RESULT IN SURAKARTA CITY
Gilar Hargi Prabandaru F3409037
The writer’s objective in conducting this research is to find out the effectiveness of parking tax revenue existing in Surakarta City, whether or not it has been consistent with the target. What the writer does first is to see how the parking tax collection system is used, whether or not it has been consistent with the Local Regulation Number 4 of 2011 and Act No. 28 of 2009 about local tax. In this research, some interesting findings were found, including the taxpayer’s increased consciousness level that was favorable to the local government in local tax revenue are. Meanwhile, the conclusion that could be drawn based on the research was that the improvement of parking tax revenue could not be apart from the development of Taxpayers’ knowledge in seeing the problem of tax they assumed. With the development of their knowledge, DPPKA should compensate it by completing the facilities needed in order to make the tax payment more maximum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
1. Sejarah dan Perkembangan Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset
Sejarah dibentuknya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kota Surakarta tidak luput dengan sejarah kota Surakarta
sebagai wilayah pemerintahan otonom. Setelah adanya proklamasi pada
tahun 1945, di Surakarta mengalami konflik tentang pendapat mengenai
Daerah Istimewa. Kasus ini dapat diredam sementara oleh pemerintah
dengan mengeluarkan Surat Penetapan Pemerintah tanggal 15 Juli 1946
Nomor 16/S-D yang menetapkan Daerah Surakarta untuk sementara
sebagai daerah karesidenan dan dibentuk Daerah Baru dengan nama
Kota Surakarta.
Peraturan yang sudah ada kemudian disempurnakan dengn
dikeluarkannya Undang – Undang Nomor 16 Tahun 1947 yang
menetapkan Kota Surakarta menjadi Haminte Kota Surakarta. Pelaksana
teknis pemerintahan Haminte Kota Surakarta terdiri atas jawatan –
jawatan. Jawatan yang dimaksud antara lain Jawatan Sekretariat Umum,
commit to user
dan Jawatan Perekooomian. Jawatan Keuangan ini yang mengurusi
Penerimaan Pendapatan Daerah yang antara lain Pajak Daerah.
Menurut keputusan DPRDS Kota Besar Surakarta No 4 Tahun
1956 tentang Perubahan Struktur Pemerinta, maka Jawatan Sekretariat
Umum diganti menjadi Dinas Pemerintahan Umum. Dinas
Pemerintahan Umum terdiri dari urusan – urusan dan setiap urusan –
urusan ini ada bagian – bagian.
Pada perubahan tersebut dapat dilihat bahwa untuk
penanganan pajak sebagai pendapatan daerah yang sebelumnya masuk
dalam Jawatan Keuangan kini ditangani khusus oleh Urusan Pajak.
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah
Kotamadya Surakarta tanggal 23 Februari 1970 No. 259/ X. 10/KP. 70
tentang Struktur Organisasi Pemerintahan Kotamadya Surakarta. Urusan
– urusan dari Dinas – dinas di Kotamadya Surakarta termasuk Dinas
Pemrintahan Umum diganti menjadi bagian, dan bagian itu membawahi
urusan – urusan sehingga dalam Dinas Pemerintahan Umum, Urusan
Pajak diganti menjadi Bagian Pajak.
Pada tahun 1972, bagian Pajak dihapus berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta tanggal 30 Juni
1972 No. 163/ Kep/ Kdh. IV. KP. 72 tentang penghapusan Bagian Pajak
dari Dinas Pemerintahan Umum karena berikatan dengan pembentukan
Dinas Baru. Dinas Baru tersebut adalah Dinas Pendapatan Daerah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kepala Dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada
Walikota.
Tugas pokok Dinas Pendapatan Daerah pada saat itu adalah sebagai
pelaksana Walikota di bidang perencanaan, penyelenggaraan dan kegiatan
di bidang pengelolaan sektor – sektor merupakan sumber pendapatan
daerah. Sumber pendapatan daerah tersebut antara lain pajak daerah,
retribusi, leges, dan lain – lain. Berdasarkan Undang – Undang Darurat
No. 11 Tahun 1957 tentang Pajak Daerah, terdapat 13 macam Pajak daerah
di Kota Surakarta yang wewenang pemungutan dan pengelolaannya ada
pada Dipenda. Tetapi pada saat itu baru terdapat 4 macam Pajak Daerah
yang sudah dijalankan dan telah ditetapkan pada Peraturan Daerah, yaitu:
a. Pajak Pertunjukan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 1
Tahun 1992.
b. Pajak Reklame yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun
1971.
c. Pajak Anjing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 54 Tahun
1953.
d. Pajak Penjualan Minuman Keras yang diatur dalam Peraturan
Daerah No. 12
Disamping adanya Pajak Daerah, DIPENDA juga mengelola Pajak
Negara yang diserahkan kepada daerah, antara lain:
a. Pajak Potong Burung yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 6
commit to user
memperjelas keberadaan Dipenda. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan
Daerah disesuaikan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri melalui
Perda No 23 tahun 1981. Sistem dan prosedur tersebut dikenal dengan
MAPADA (Manual Pendapatan Daerah). Sistem ini diterapkan di
kotamadya Surakarta dengan terbitnya peraturan daerah No. 6 Tahun 1990
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah
Tingkat II.
Banyak perubahan yang ada di tata Pemerintahan Kota Surakarta
baik perubahan maupun perbaikan. berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan peraturan daerah No. 6 Tahun 1990 tentang susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II dirubah
menjadi Peraturan Daerah No. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Yang mana pada peraturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang
kepala dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada walikota
melalui sekretaris daerah. Saat ini Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset atau DPPKA dibagi kedalam beberapa bagian atau
bidang yang dipimpin langsung oleh seorang kepala bagian yang dalam
menjalankan tugasnya langsung dibawah pimpinan dan langsung
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset.
2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi DPPKA
Adapun kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut.
a. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam
melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota
melalui Sekretaris Daerah.
b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
c. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
menyelenggarakan fungsi :
commit to user
2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan.
3) Menyelenggarakan pendaftaran dan pendataan Wajib Pajak
dan Wajib Retribusi.
4) Pelaksanaan perhitungan, penetapan angsuran pajak dan
retribusi.
5) Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi
serta pendapatan lain.
6) Pelaksanaan penagihan keterlambatan pajak, retribusi dan
pendapatan lain.
7) Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan
akutansi.
8) Pengelolaan aset barang daerah.
9) Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
10) Penyelenggaran administrasi keuangan daerah.
11) Penyelenggaraan sosialisasi.
12) Pembinaan jabatan fungsional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Struk
commit to user 3. Struktur Organisasi DPPKA Surakarta
Adapun susunan organisasi DPPKA Surakarta menurut Peraturan
Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Perubahan Perda nomor 6 tahun 2008
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
Surakarta yang terlampir terdiri dari:
a. Kepala
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang pendapatan. Uraian tugas seorang
kepala dinas adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dinas.
2) Memberikan petunjuk,arahan dan mendistribusikan tugas
bawahan.
3) Memperlajari, menelaah peraturan perundang – undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program
kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
4) Menyelenggarakan sintem pengendalian intern pelaksanaan
kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
5) Menerapkan standar pelayanan minimal.
6) Menyelanggarakan pengelolaan kesekretariatan meliputi
perencanaan, evaluasi, pelaporan, keuangan, umum, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
7) Menyusun kebijakan teknis di bidang pendaftaran, pendataan,
dan dokumentasi.
8) Menyusun kebijakan teknis dibidang penetapan, penagihan,
anggaran, perbendaharaan, akuntansi, dan aset.
b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, sekretaris
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan,pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan
kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas.
1) Menyusun rencana kerja Sekretariat berdasarkan rencana
strategis dan rencana kerja dinas.
2) Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana
kerja dinas.
3) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan.
4) Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan dan
pengkoordinasian penyelenggaraan urusan kesekretariatan.
5) Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
commit to user
7) Mengelola administrasi umum.
8) Mengelola administrasi kepegawaian.
Sekretariat, membawahi:
a) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan
Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang
perencanaan, evaluasi, dan pelaporan.
b) Subbagian Keuangan
Kepala subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan
pengelolaan administrasi keuangan. Seperti melakukan
penyusunan rencana kerja subbagian keuangan berdasarkan
rencana kerja sekretariat, menyiapkan bahan usulan
perubahan anggaran dan perhitungan anggaran.
c) Subbagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai
tugas melakukan pengelolaan administrasi Umum dan
Kepegawaian. Seperti melakukan administrasi surat
menyurat dan perjalanan dinas, mengurus peralatan dan
perlengkapan kantor, pendokumentasian informasi hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Bidang Pendaftaran, Pendataan, Dokumentasi
Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai
tugas pokok melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di
bidang pendaftaran dan pendataan serta dokumentasi dan
pengelolaan data seperti melaksanakan kegiatan pendataan wajib dan
obyek pajak daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang
dikelola oleh Dinas, melaksanakan pengelolaan Dokumentasi wajib
dan obyek pajak daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang
dikelola oleh Dinas. Bidang pendaftaran, pendataan dan dokumentasi
membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran,
pendataan, dan pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak
Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah (WRD).
2) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data
Kepala seksi Dokumentasi dan Pengolahan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang dokumentasi dan pengolahan data meliputi
menghimpun, mendokumentasi, menganalisa dan mengolah
commit to user d. Bidang Penetapan
Bidang Penetapan bertugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan dan penerbitan
surat ketetapan. Seperti melaksanakan penetapan pajak dan retribusi
daerah, melaksanakan perhitungan jumlah Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang (SPPT) dan jumlah ketetapan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) yang penagihannya dilimpahkan kepada daerah
berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan Daftar
Himpunan Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (DHKP PBB).
Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
1) Seksi Perhitungan
Kepala Seksi Perhitungan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perhitungan, meliputi perhitungan dan penetapan besarnya
pajak dan retribusi daerah.
2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan
Kepala Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang Penerbitan Surat Ketetapan, meliputi menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi
Daerah (SKRD), dan surat-surat ketetapan pajak daerah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
e. Bidang Penagihan
Kepala Bidang Penagihan mempunyai tugas melakukan
perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang
penagihan dan keberatan dan pengelolaan penerimaan sumber
pendapatan lain. Seperti melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugasi. Bidang
Penagihan membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
1) Seksi Penagihan dan Keberatan
Kepala Seksi penagihan dan keberatan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang penagihan dan keberatan, meliputi penagihan
tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan sumber
pendapatan lainnya serta melayani permohonan keberatan dan
penyelesaiannya.
2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah
Kepala Seksi Pengurangan Pajak Daerah mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang pengurangan pajak daerah, meliputi mengumpulkan
dan mengolah data sebab-sebab pengurangan pajak daerah
dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
3) Seksi Penagihan dan Keberatan
Kepala Seksi penagihan dan keberatan mempunyai tugas
commit to user
bidang penagihan dan keberatan, meliputi penagihan
tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan sumber
pendapatan lainnya serta melayani permohonan keberatan dan
penyelesaiannya.
4) Seksi Pengurangan Pajak Daerah
Kepala Seksi Pengurangan Pajak Daerah mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang pengurangan pajak daerah, meliputi mengumpulkan
dan mengolah data sebab-sebab pengurangan pajak daerah
dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
f. Bidang Anggaran
Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok
melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan
pelaksanaan di bidang anggaran.
Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan satu
kesatuan tim kerja.
1) Seksi Anggaran I
Kepala Seksi Anggaran I mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Seksi Anggaran II
Kepala Seksi Anggaran II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
anggaran II.
g. Bidang Perbendaharaan
Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok
melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I dan II. Bidang
Perbendaharaan terdiri dari dua Seksi.
1) Seksi Perbendaharaan I
Kepala Seksi Perbendaharaan I mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perbendaharaan I, seperti melakukan penyiapan bahan
perumusan penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua
SKPD, melakukan penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji
Pegawai Negeri Sipil, melakukan penyiapan bahan penerbitan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
2) Seksi Perbendaharaan II
Kepala Seksi Perbendaharaan II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perbendaharaan II, seperti melakukan penyiapan bahan
commit to user
SKPD, melakukan penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji
Pegawai Negeri Sipil, melakukan penyiapan bahan penerbitan
Surat Perintah Pencaran Dana (SP2D).
h. Bidang Akuntansi
Kepala Bidang Akutansi mempunyai tugas pokok
melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang akutansi, seperti merumuskan laporan
realisasi anggaran Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.
Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
1) Seksi Akuntansi I
Kepala Seksi Akuntansi I mempunyai tugas penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi I, seperti
melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas
Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.
2) Seksi Akuntansi II
Kepala Seksi Akuntansi II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
akuntansi II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan
laporan arus kas Pemerintah Kota Surakarta secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
i. Bidang Aset
Kepala Bidang Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
perencanaan aset dan pengelolaan aset, seperti menginventarisasi
data barang milik daerah. Bidang Aset membawahi seksi-seksi
sebagai berikut.
1) Seksi Perencanaan Aset
Kepala Seksi Perencanaan Aset mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perencanaan aset, seperti memproses pengadaan tanah.
2) Seksi Pengelolaan Aset
Kepala Seksi Pengelolaan Aset mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
pengelolaan aset, seperti melakukan pengawasan barang milik
daerah.
j. Unit Pelaksana Teknis Dinas
UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak
Retribusi Daerah Kota Surakarta.
k. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok ini bertugas melaksanakan sebagian tugas Kepala
commit to user 4. Visi dan Misi DPPKA
a. Visi DPPKA
Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah yang optimal dalam
rangka menjamin likuiditas keuangan daerah untuk mendukung
pembangunan daerah.
b. Misi DPPKA
1) Pengembangan dan pola intensifikasi dan ekstensifikasi
pengelolaan pendapatan daerah
2) Peningkatan kualitas pelayanan yang bertumpu pada standar
pelayanan
3) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional
4) Menciptakan sistem pengawasan yang efektif.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Sesuai dengan Undang – undang No. 32 tahun 2004 yang merupakan
pembaharuan dari Undang – undang No. 22 tahun 1999 memutuskan
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban suatu daerah otonom
untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan dan
pembangunan setempat sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
Dalam usaha menjalankan pemerintahan dan pembangunan setempat,
sekarang ini diperlukan usaha yang cukup keras agar bisa menunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
sumber – sumber penerimaan daerah. Berdasarkan Undang – undang No. 33
tahun 2004 disebutkan bahwa sumber penerimaan daerah adalah sebagai
berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD).
b. Dana Perimbangan.
c. Pendapatan lain – lain.
Sedangkan dalam Pendapatan Asli Daerah ada unsur yang berpengaruh besar
pada prosentase pendapatan daerah, yaitu Pajak.
Pemerintah memberi kebijaksanaan dengan ditetapkannya Undang –
Undang No. 28 tahun 2009 tentang perubahan atas Undang – Undang
Republik Indonesia No. 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah yang mengandung maksud bahwa pajak daerah dan retribusi daerah
juga merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan agar
pemerintah daerah dapat mengurusi kepentingan daerahnya dengan otonomi
daerah. Dalam rangka peningkatan PAD, pajak daerah diharapkan menjadi
salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah. Pajak daerah ditempatkan sebagai salah satu
perwujudan kewajiban kenegaraan yang merupakan sarana peran serta
pembiayaan dalam pembangunan daerah yang nyata, dinamis, dan
bertanggung jawab dengan titik berat pada kota/ kabupaten. Salah satunya
adalah dengan peningkatan pendapatan dari sector pajak.
Pajak parkir merupakan salah satu unsur dari pajak daerah yang
commit to user
Kota Surakarta termasuk pajak baru yang mulai dipungut pada tahun 2003
oleh Dinas Pendapatan Daerah yang sekarang menjadi DPPKA, yang
sebelumnya penerimaan pajak parkir digabung dengan retribusi parkir yang
dikelola oleh Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Perpakiran dari Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. Potensi dari pajak parkir sangat besar, setiap
tahunnya realisasi pendapatan dari pajak parkir selalu melapaui target yang
ditetapkan. Hal ini dikarenakan Kota Surakarta yang mengalami
perkembangan yang sangat pesat akhir – akhir ini, dan semakin banyak pula
investor yang menjalankan usahanya di Kota Surakarta. Hal ini sangat terlihat
dalam pembukaan mall, hotel, apartment dan sarana yang lain. Sarana –
sarana tersebut juga memberikan fasilitas yang dapat menambah kenyamanan
bagi para konsumennya terutama kenyamanan dalam tempat parkir atas
kendaraan para konsumen. Hal ini membuat permintaan atas lahan parkr akan
semakin banyak, tetapi dengan meningkatnya permintaan lahan parkir
tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran para Wajib Pajak untuk membayar
pajak sesuai dengan peraturan yang ada sehingga dapat menimbulkan
pelanggaran – pelanggaran baik yang dilakukan Wajib Pajak maupun fiskus
yang dapat mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah.
Pajak parkir diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 11
tahun 2002. Pajak parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan
tempat parkir di luar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
tidak bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.
Adapun penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum
dilakukan dengan memperhatikan:
1. Rencana umum dan tata ruang kota.
2. Keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas.
3. Kelestarian lingkungan.
4. Kemudahan bagi pengguna jasa
Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, aka penulis tertarik
untuk mengambil judul “ANALISIS EFEKTIVITAS HASIL
commit to user C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sistem pemungutan pajak parkir di Kota Surakarta?
2. Apakah pelaksanaan pajak parkir di Kota Surakarta sudah sesuai
dengan peraturan daerah yang berlaku?
3. Bagaimanakah tingkat efektifitas pemungutan pajak parkir di Kota
Surakarta?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan dari latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sistem pemungutan pajak parkir di Kota Surakarta
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pajak parkir di Kota Surakarta sudah
sesuai dengan peraturan yang berlaku atau belum.
3. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pemungutan pajak parkir di Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
E. MANFAAT PENELITIAN
Suatu penelitian akan lebih bernilai jika memberi manfaat bagi beberapa
pihak. Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis
Sebagai sarana untuk mempraktekan ilmu perpajakan yang diperoleh
selama masa perkuliahan khususya dibidang pajak parkir.
2. Bagi obyek penelitian
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi DPPKA Kota
Surakarta agar dapat meningkatkan efektivitas penerimaan pajak
parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pembaca sebagai bahan masukan untuk penelitiann sejenis di
masa yang akan datang.
commit to user
Ada beberapa definisi dan pendapat mengenai pengertian pajak,
yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Dr. P. J. A Andriani dalam buku Akutansi Perpajakan
(Sukrisno : 2010), Pajak adalah iuran kepada kas negara (yang dapat
dipisahkan) yang terutang oleh wajib pajak yang membayarnya
menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali,
yang langsung dapat ditunjuk, dan gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara
yang menyelenggarakan pemerintah.
b. Menurut Mr. Dr. N.J. Fieldman (Ilyas dan Waluyo, 2002:4) pajak
adalah prestasi yang dapat dipaksakan oleh sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa (menurut norma – norma yang ditetapkan secara
umum), tanpa adanya kontraprestsi dan semata – mata digunakan
untuk menutup pengeluaran – pengeluaran secara umum.
c. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S. H. (Mardiasmo, 2003:1)
pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang –
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dari definisi – definisi diatas pengertian pajak diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri – ciri pajak secara garis besar, yaitu:
1. Iuran rakyat kepada negara.
2. Pembayaran pajak harus sesuai dengan Undang – undang.
3. Tidak adanya kontraprestasi secara langsung.
4. Dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun daerah.
5. Sifatnya dipaksakan.
6. Digunakan untuk membiayai keperluan pemerintah (rutin dan
pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.
Dalam Undang – undang No. 28 tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang – undang No. 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, disebutkan bahwa Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak,
adalah kontribusi wajib pajak kepada Daerah yang terutang oleh orang
pribadai maupun badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang –
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam
definisi Pajak Daerah tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pajak Daerah
mempunyai ciri-ciri:
1. Pajak daerah merupakan Pajak Negara yang diserahkan kepada Daerah
commit to user
3. Hasil pungutan pajak digunakan untuk penyelenggaraan Pemerintah
Daerah dan Pembangunan Daerah.
Dengan demikian, menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 terdapat 2
macam jenis pajak, yaitu:
1) Jenis Pajak Provinsi, terdiri atas:
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan
e. Pajak Rokok
2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota, terdiri atas:
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
g. Pajak Parkir
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Pengertian Sistem dan Prosedur
Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi,
1993:6). Menurut Nugroho Widjajanto (2001:2) sistim adalah suatu yang
memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Menurut
Mardiasmo (2006:5) ada tiga macam sistem pemungutan pajak, yaitu:
a. Official Assesment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak
b. Self Assesment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
yang terutang.
c. With Holding System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.
Prosedur mempunyai suatu unsur dari sistem. Yang dimaksud
dengan prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
commit to user
menjamin penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 1993:6)
Sistem pemungutan pajak yang digunakan untuk memungut Pajak
Parkir adalah Self Assesment System karena sistem pemungutan pajak ini
memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak yang menghitung,
menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya hutang pajak. Dalam
sistem ini Wajib Pajak sendirilah yang bergerak aktif, sedangkan fiskus
tidak ikut campur dalam penentuan besarnya pajak yang terutang, kecuali
Wajib Pajak melanggar ketentuan yang berlaku.
3. Pengertian Pajak Parkir
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2011 tentang pajak
Parkir, yang dimaksud dengan Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan
atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi
atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun
yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat
penitipan kendaraan bermotor, tidak bermotor dan garasi kendaraan
bermotor yang memungut bayaran. Sedangkan pengertian retribusi parkir
adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sehubungan
dengan jasa pelayanan parkir di tepi badan jalan umum sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a. Dasar Hukum Pajak Parkir
Yang menjadi dasar hukum dari pelaksanaan pajak parkir
1) Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
2) Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 4 Tahun 2011 tentang
Pajak Parkir
b. Wajib Pajak, Obyek Pajak, Subyek Pajak, Dasar Pengenaan Pajak,
dan Tarif Pajak Parkir.
1) Wajib Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan tempat parkir diatas tanah/ lahan milik
pribadi.
2) Obyek pajak Parkir adalah kegiatan penyelenggaraan tempat
parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan
dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu
usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor.
3) Subyek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pembayaran atas tempat parkir
4) Dasar Pengenaan Pajak Parkir adalah jumlah pembayaran
yang seharusnya dibayarkan atas penggunaan tempat parkir
5) Tarif Pajak Parkir ditetapkan 25% (dua puluh lima persen)
commit to user
c. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang
1) Masa Pajak Parkir adalah jangka waktu yang lamanya 1
(satu) bulan dalam 1 (satu) tahun takwim
2) Pajak Terutang terjadi pada saat terjadinya/ berlangsung saat
penyelenggaraan parkir.
d. Tata Cara Pemungutan Pajak parkir
1) Pajak Parkir dipungut disemua daerah tempat parkir berlokasi
2) Pajak Parkir dibayar sendiri oleh Wajib Pajak atau dipungut
sesuai dengan penetapan Walikota atau pejabat yang telah
ditunjuk
e. Pembayaran dan Sanksi Administrasi
1) Pembayaran Pajak dilakukan pada Kas Daerah atau tempat
yang telah ditunjuk sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan dalam STPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan
SPPD.
2) Pembayaran dilakukan sekaligus atau iuran paling lambat 10
(sepuluh) hari setelah berakhirnya masa pajak.
3) Apabila Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tidak dibayar
setelah lewat waktu 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD
diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
2% (dua persen) per bulan dan ditagih dengan menerbitkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
f. Ketentuan Umum
1) Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang
menyelenggarakan tempat/ usaha parkir diatas tanah milik
sendiri.
2) Badan adalah sekumpulan orang dan/ atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun
tidak melakukan usaha meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya. Badan Usaha Milik Negara
atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan,
lembaga, organisasi massa, oganisasi sosial politik, atau
organisasi yang sejenis, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan
lainnya.
3) Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dalam
urusan perpajakan daerah sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku
4) Kendaraan adalah setiap kendaraan baik yang bermotor
maupun yang tidak bermotor yang tergolong kendaraan
umum, dinas maupun perorangan.
5) Usaha Parkir adalah usaha pengelolaan tempat/ lahan parkir
commit to user
6) Fasilitas Parkir Di Luar Badan Jalan adalah adalah fasilitas
parkir kendaraan yang dibuat khusus berupa taman parkir
atau gedung parkir.
7) Fasilitas Parkir untuk Umum adalah fasilitas parkir diluar
badan-badan jalan berupa taman parkir atau gedung parkir
yang diusahakan sebagai kegiatan usaha yang berdiri sendiri
dengan menyediakan jasa pelayanan parkir
8) Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD) adalah
surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
perhitungan dan/ atau pembayaran pajak, obyek pajak dan/
atau bukan obyek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan pajak
daerah
9) Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah surat yang
digunakan oleh Wajib Pajak untuk menyetorkan pajak
terutang ke Kas Daerah atau tempat-tempat pembayaran lain
yang telah ditunjuk.
10) Surat Keterangan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat
ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok
pajak.
11) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB)
adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan
jumlah yang masih harus dibayar.
12) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
(SKPDKBT) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah tambahan atas pajak yang ditetapkan
13) Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar Tambahan
(SKPDLBT) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit
pajak lebih besar dari pajak terutang atau tidak seharusnya
terutang.
14) Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN) adalah surat
ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak.
15) Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk
melakukan tagihan pajak dan/ atau sanksi administrasi berupa
bunga dan/ atau denda.
4. Penarikan Pajak Parkir
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 yang merupakan
perubahan atas Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah, yang dimaksud dengan penarikan adalah suatu
commit to user
Agar supaya penarikan pajak daerah dapat berjalan lancar, maka
penarikan pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
(Mardiasmo, 2003:2).
a. Penarikan pajak harus adil (syarat keadilan)
Adalah suatu syarat yang mengusahakan agar penarikan
diselenggarakan secara umum dan merata, yang dimaksud
secara umum dan merata adalah bahwa penarikan harus
diselenggarakan dengan sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh tekanan yang sama atas seluruh rakyat.
b. Penarikan harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis)
Hukum pajak harus dapat memberikan jaminan hukum yang
perlu untuk menyatakan hukum yang tegas, baik untuk Negara
maupun untuk rakyat.
c. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi)
Penarikan pajak seharusnya diselenggarakan agar supaya tidak
mengganggu jalannya perekonomian, baik dalam bidang
produksi maupun perdagangan dan jangan sampai merugikan
kepentingan umum.
d. Penarikan pajak harus efisien (syarat finansiil)
Dalam melaksanakan penarikan pajak hendaknya tidak menelan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
e. Sistem penarikan pajak hendaknya sederhana
Untuk mencapai efisiensi dalam penarikan pajak serta untuk
memudahkan warga masyarakat dalam menghitung dan
memperhitungkan pajaknya, maka harus ditetapkan sistem
pajak yang sederhana yang mudah untuk dilaksanakan sehingga
masyarakat tidak terganggu dengan permasalahan pajak yang
sulit.
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Tata Cara Pemungutan Pajak Parkir
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2011 tentang Pajak
Parkir, pajak parkir dipungut diseluruh wilayah daerah tempat parkir
berlokasi. Pelaksanaan penarikan Pajak Parkir di Surakarta berdasarkan
Peraturan Daerah sebagai berikut:
a. Wajib pajak menghitung, memperhitungkan, membayar dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang ke DPPKA dengan mengisi
Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD)
b. SPTPD harus disampaikan kepada Walikota paling lambat 10
(sepuluh) hari setelah berakhirnya masa pajak.
c. Berdasarkan SPTPD, Walikota menetapkan pajak terutang dan
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
d. Apabila SKPD tidak atau kurang bayar setelah jangka waktu paling
commit to user
administrasi sebersar 2% (dua persen) setiap bulan dan ditagih dengan
menerbitak Surat Tagiha Pajak Daerah (STPD)
e. Surat peringatan atau Surat Teguran sebagai awal tindakan
pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak jatuh
tempo pembayaran pajak.
f. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah Surat Teguran atau Surat
Peringatan atau Surat Lain yang sejenis, Wajib Pajak harus melunasi
pajak terutang. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak
dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana yang telah ditentukan
dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat Lain yang
sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa.
g. Apabila setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga
melunasi hutang pajaknya setelah jangka waktu 10 (sepuluh) hari
sejaktanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan,
pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada
kepala Kantor Lelang Negara.
h. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam dan
tempat pelaksanaan lelang, Juru Sita segera memberitahukan secara
tertulis kepada Wajib Pajak.
Pelaksanaan pemungutan pajak parkir di DPPKA Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
a. Penyelenggaraan Pendaftaran dan Pendataan Wajib Pajak Parkir
Untuk mendapatkan data Wajib Pajak, dilaksanakan pendaftaran dan
pendataan secara langsung ke lapangan terhadap Wajib Pajak yang
memiliki obyek pajak di wilayah kota Surakarta. Diawali dengan
pengisian formulir pendaftaran dan pendataan berupa Surat
Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD) oleh Wajib Pajak
dengan jelas, lengkap, dan benar, serta ditandatangani oleh Wajib
Pajak. Kemudian, petugas pajak mencatat data Wajib Pajak kedalam
Daftar Induk Wajib Pajak berdasarkan nomor urut yang kemudian
digunakan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).
b. Penghitungan Penetapan Pajak Parkir
Wajib Pajak yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak
Daerah (NPWPD), setiap awal masa pajak harus mengisi Surat
Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD) harus segera
diserahkan kepada Walikota selambat-lambatnya sepuluh (10) hari
setelah berakhirnya masa pajak. Data yang sudah masuk akan
disimpan kedalam berkas atau kartu data yang merupakan hasil akhir
untuk memperhitungkan besarnya tagihan pajak dengan menerbitkan
SKPD.
c. Pembayaran
Seluruh Wajib Pajak datang sendiri ke kantor DPPKA untuk
membayar tagihan pajak. Dengan itu DPPKA mulai tahun 2008
commit to user
Pajak membayar seluruh pajak daerah yang diberlakukan di Surakarta
dan harus tepat waktu jika Wajib Pajak tidak ingin dibebani sanksi
atas keterlambatan pembayaran.
d. Sanksi Pembayaran
Apabila SKPD yang dimaksud tidak atau kurang bayar setelah lewat
waktu 30 hari sejak SKPD diterima, maka dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% setiap bulan dan ditagih dengan
menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah. Sanksi yang dulu kurang
digerakkan karena banyak anggota DPPKA masih melakukan proses
pendekatan terhadap Wajib Pajak, mulai sekarang sudah mulai
dihilangkan dan sanksi administrasi berlaku secara tegas.
2. Evaluasi Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir
Menurut perbandingan antara prosedur pemungutan pajak parkir
menurut Peraturan Daerah yang berlaku, dengan pelaksanaan yang ada
dilapangan, maka dapat diketahui hasil evaluasi sebagai berikut:
a. Menurut Peraturan Daerah, Wajib Pajak yang menghitung,
melaporkan, dan membayar sendiri pajak yang terhutang ke DPPKA
disinyalir terjadinya manipulasi data agar pajak yang terhutang tidak
terlalu tinggi. Sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena penerimaan pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Manipulasi tidak hanya terjadi jika Wajib Pajak menghitung sendiri
pajaknya, tetapi jika Wajib Pajak mempercayakan perhitungan kepada
pihak ketiga. Pihak ketiga dapat melakukan kecurangan dengan
mengurangi omset yang diterima oleh Wajib Pajak sehingga pajak
yang terhutang lebih sedikit. Dengan demikian pihak ketiga dapat
meraup keuntungan yang lebih banyak karena dinilai Wajib Pajak
berhasil mengurangi pajak yang terhutang. Disini peran audit
lapangan sangat dibutuhkan agar kecurangan-kecurangan seperti ini
bisa diminimalkan atau bisa dihilangkan.
c. Wajib Pajak Parkir sudah lebih sadar akan membayar pajak parkir
yang terhutang ke kantor DPPKA dengan menyediakan loket
pembayaran khusus (teller) digedung DPPKA agar memudahkan para
Wajib Pajak bisa melakukan sistem self assesment sehingga anggota
DPPKA tidak lagi mendatangi para Wajib Pajak untuk memenuhi
kewajiban mereka membayar pajak parkir.
d. Adanya sistem audit yang akan dilakukan oleh anggota DPPKA jika
ada salah satu Wajib Pajak dalam membayar pajaknya tidak terlalu
tinggi tetapi potensi pajak parkirnya dinilai sangat tinggi dengan
alasan menerbitkan SKPDKB (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar).
Pemberitahuan Peraturan Daerah yang dinilai sudah cukup untuk
commit to user
menghitung, melaporkan, membayar sendiri pajak mereka sendiri.
Sehingga bisa terlaksana dengan baik.
Kesimpulan dari evaluasi diatas, adalah kinerja DPPKA dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan, sehingga sistem self assesment yang
diterapkan oleh pemerintah daerah kepada Wajib Pajak Daerah dinilai
mulai menunjukan perkembangan yang positif dan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku
.
3. Efektifitas Pemungutan Pajak Parkir di Kota Surakarta
Untuk mengukur tingkat keefektivitasan pajak parkir di Surakarta,
penulis akan menghitung/membandingkan tingkat keefektifitasan
penerimaan pajak parkir dari tahun 2009 - 2011 dengan cara,
Target pajak parkir adalah target yang seharusnya dicapai oleh
DPPKA dalam mengumpulkan pajak parkir. Target ditentukan oleh
DPPKA melalui berbagai macam pertimbangan. DPR juga ikut
menentukan target yang harus dicapai agar nantinya dapat menambah
PAD. Selain itu faktor kondisi/lokasi tempat parkir Wajib Pajak,
kemampuan bayar Wajib Pajak dan perilaku Wajib Pajak juga dapat
memengaruhi penentuan target yang diberlakukan nantinya. Sedangkan
Realisasi Pajak Parkir Target Pajak Parkir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
realisasi pajak parkir berupa hasil yang diperoleh DPPKA dalam
pembayaran pajak parkir oleh Wajib Pajak.
Berikut ini penulis akan menyajikan data Target dan Realisasi
Pajak Parkir di Kota Surakarta periode 2009 – 2011, sebagai berikut:
Tabel II.I
Laporan Target dan Realisasi Pajak Parkir
di Kota Surakarta
Thn. TARGET REALISASI SELISIH %
2009 Rp 945.000.000 Rp 972.577.200 Rp 27.577.200 105,92%
2010 Rp 1.000.000.000 Rp 1.059.479.750 Rp 59.479.750 105,95%
2011 Rp 1.100.000.000 Rp 1.384.195.616 Rp 284.195.616 125,84%
Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Berdasarkan tabel II.I diatas dapat kita lihat bahwa tingkat
efektivitas pendapatan pajak parkir di Kota Surakarta semakin membaik,
ditandai dengan meningkatnya target dan realisasi pajak parkir dari tahun
ke tahun. Pejelasan dari tabel diatas adalah:
a. Pada tahun 2009, pihak DPPKA menargetkan penerimaan pajak parkir
ditahun ini sebesar Rp 945.000.000, tetapi dalam realisasinya target
commit to user
972.577.200 yang mengalami selisih Rp 27.577.200 atau dengan
prosentase efektivitas sebesar 105,92%
b. Pada tahun 2010, dengan melihat penerimaan pajak parkir tahun 2009
DPPKA menaikan target menjadi Rp 1.000.000.000 dan dapat
direalisasikan sebesar Rp 1.059.479.750 dengan prosentase efektivitas
105,95%.
c. Pada tahun 2011, DPPKA menaikan kembali target pajak parkir
sebesar Rp 1.100.000.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp
1.384.5195.616 atau dengan prosentase efektivitas sebesar 125,84%
Dari hasil yang telah dicapai dari ketiga tahun tersebut dapat disimpulkan
bahwa Pajak Parkir merupakan salah satu pendukung Pendapatan Asli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB III
TEMUAN
A. KELEBIHAN
Dari penelitian/data diatas, penulis menemukan kelebihan dari sistem
pemungutan pajak yang berlaku menunjukan bahwa Wajib Pajak mulai
mengerti akan adanya self assesment system yang diberlakukan pemerintah
daerah kepada wajib pajak. Dengan adanya sosialisasi dan panduan langsung
terhadap wajib pajak yang baru mendaftar ataupun wajib pajak yang sudah
lama mendaftar tetapi belum paham dengan prosedur yang berlaku sangat
bermanfaat oleh wajib pajak agar lebih mengerti tentang sistem pemungutan
yang berlaku. Sistem memungut, melapor, serta membayar sendiri pajak yang
terhutang lambat laun akan terlakasana sendiri jika tingkat pengetahuan dan
sosialisasi terhadap wajib pajak didapatkan dengan jelas oleh petugas –
petugas yang bersangkutan. Dengan pengetahuan wajib pajak yang
berkembang DPPKA harus berusaha menyediakan fasilitas – fasilitas yang
menunjang untuk wajib pajak mengurus kewajiban wajib pajak dalam
commit to user B. KELEMAHAN
Dari penelitian/data yang disajikan diatas penulis menemukan
sejumlah kelemahan yang ada di DPPKA dalam penarikan pajak parkir.
1. Proses penentuan target untuk penerimaan target pajak parkir dinilai
kurang, karena terlalu banyak pertimbangan yang dilakukan. Sehingga dari
tahun ke tahun target yang ditentukan tidak mengalami perubahan yang
cukup drastis.
2. Kurangnya pegawai dalam melayani Wajib Pajak dibidang pembayaran
yang kurang, karena semua pajak daerah dilakukan dalam satu loket
dengan anggota yang kurang memadai.
3. Sanksi yang diberikan masih kurang tegas dalam penyampaian, sehingga
Wajib Pajak kurang merasa membayar pajak adalah suatu kewajiban
mereka sebagai Wajib Pajak yang harus menaati peraturan. Walaupun
jumlah Wajib Pajak yang membayar tepat waktu meningkat, tetap masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem pemungutan pajak parkir
yang berada di Kota Surakarta ini kian tahun kian meningkat. Terbukti
dengan naiknya pendapatan disegi pajak parkir tersebut. Dengan
meningkatnya kesadaran para wajib pajak serta usaha para anggota DPPKA
untuk menyadarkan wajib pajak mulai menunjukan hasil yang maksimal.
Dengan aturan yang diberlakukan oleh pemerintah, para Wajib Pajak pun
telah mengikuti prosedur – prosedur yang ada dalam pembayaran pajak
parkir. Sistem self assesment yang dari dulu telah diberlakukan mulai
menunjukan hasilnya. Prosedur – prosedur sudah dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh peraturan daerah yang berlaku.
Tingkat keefektivitasan pemungutan pajak ini juga menujukan
perkembagan yang signifikan. Bisa dilihat pada tahun 2009 – 2011 yang
menunjukan target serta realisasi pendapatannya meningkat. Tidak dengan
jumlah yang sedikit, melainkan menurut penulis menunjukan jumlah yang
cukup besar, tidak heran jika pajak parkir di Kota Surakarta menjadi salah
satu faktor yang sangat mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
commit to user B. REKOMENDASI
Dari penelitian diatas, penulis dapat menyarankan kepada petugas
terkait untuk lebih memaksimalkan kembali kinerjanya. Seiring
berkembangnya pengetahuan Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban
perpajakannya fasilitas yang disediakan agar lebih ditingkatkan. Loket-loket
yang disediakan dinilai kurang memadai terutama pada masa pembayaran
pajak, dengan banyaknya Wajib Pajak dan jenis pajak yang harus dilayani.
Karena tidak hanya pajak parkir yang harus dilayani di DPPKA tetapi pajak
restoran, pajak hotel, pajak reklame, dll.
Proses audit yang diberlakukan mulai menunjukan hasilnya, tetapi
dinilai kurang tegas. Masih banyak Wajib Pajak yang bersikap tidak jujur
dalam menghitung pajaknya. Dengan adanya sanksi-sanksi yang diberlakukan
seharusnya Wajib Pajak lebih sadar dengan kewajiban mereka sebagai Wajib
Pajak yang harus menaati peraturan pajak sesuai dengan perundang-undangan