MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRAKTIK SHALAT MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA ANAK KELOMPOK B TK PUTRA
BANGSA JATIKUWUNG GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2014/2015
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
PG-PAUD
FITRI NUR HIDAYATI
A520100006
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana utuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Yufiarti dan Titi Chandrawati, 2010: 3)
Pendidikan anak usia dini atau TK pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh yakni meliputi seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini atau TK memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidikan untuk anak usia dini khususnya TK perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik, dan motorik. (Anderson dalam Masitoh, 2007:18).
Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) batasan Anak Usia Dini di Indonesia adalah dari lahir sampai enam tahun.
Dalam pasal 28 ayat (3) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK) Raudathul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat.
berikut, “Jika anak Adam meninggal, maka amalan terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak
shaleh yang berdo’a untuknya.” (HR. Muslim). Sesungguhnya anak adalah
investasi yang sangat berharga bagi orangtua dan pendidik, karena jika
pendidik dapat mencetak anak-anak dengan pribadi yang baik dan karakter shaleh shalehah itu merupakan ladang amal yang akan selalu mengalirkan pahala bagi orangtua dan pendidiknya kelak.
Shalat ialah menghadapkan hati kepada Allah SWT, yakni sebagai ritual bentuk ibadah, dalam bentuk pelaksanaan bacaan dan gerakkan yang ditentukan, diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, serta syarat – syarat sesuai syariat Islam. Dasar kewajiban shalat yaitu (QS. Al-Baqarah/2: 43) yang artinya, “Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”. (QS. Al-Ankabut/29: 45) yang artinya, “... sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar. Dan ketahuilah mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain)....”.
Sebagaimana makna yang terkandung dalam sabda Nabi Muhammad
SAW sebagai berikut: “perintahkan anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukulah (kalau enggan melakukan shalat) di waktu mereka sampai pada usia sepuluh tahun....” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Praktik shalat adalah pembelajaran atau kegiatan yang biasa
dilaksanakan di TK Putra Bangsa pada hari Jum’at dalam setiap minggu.
pembelajaran praktik shalat, guru mengalami kesulitan untuk mengkondisikan semua anak yang berjumlah 22 anak. Gerakan shalat yang dilakukan anak perlu banyak pembenaran, seperti gerakan ketika
posisi takbiratul ihram, ruku’, i’tidal, sujud, duduk iftirasy, duduk tawaruk, dan salam.
Media audio visual merupakan perpaduan antara media audio dan visual dalam waktu yang bersamaan, atau biasa disebut dengan media
pandang-dengar. Melalui penayangan video dengan menggunakan media audio visual dapat menarik minat anak dan memberi motivasi anak dalam
mengikuti pembelajaran praktik shalat. Penggunaan media audio visual dalam kegiatan praktik shalat melalui penayangan video praktik shalat akan memudahkan anak melakukan imitatif gerakan-gerakan shalat yang sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, karena penggunaan media audio visual dapat ditunjukan kepada kelompok besar . Selain itu media audio visual dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran guru. Dalam
hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyampai pesan atau materi
karena sebagian peran guru dapat diganti oleh media. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan operator, yaitu memberi tambahan penjelasan agar pesan yang hendak disampaikan melalui media tersebut mudah dimengerti oleh anak.
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan adanya proses pembiasaan sejak usia dini (TK) untuk membentuk karakter anak agar menjadi pribadi yang shaleh melalui praktik shalat. Dalam kegiatan praktik shalat anak usia TK dibiasakan untuk melakukan gerakan-gerakan shalat yang sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, sebagian bacaan
shalat yang pendek, dan berdo’a dengan adab yang baik. Sehingga ketika
anak sudah mencapai usia wajib shalat, anak tidak akan bingung melakukan gerakan shalat karena sejak usia dini (TK) anak sudah terbiasa melakukannya.
Visual pada Anak Kelompok B TK Putra Bangsa Jatikuwung Gondangrejo
Karanganyar Tahun 2014/2015”
A. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanaan di TK Putra Bangsa Jatikuwung, yang terletak di dusun Wonosari desa Jatikuwung kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar. Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Putra Bangsa yang berjumlah 22 siswa dan hanya terdapat satu kelas saja.
Penelitian mengenai upaya meningkatkan kemampuan praktik shalat melalui media audio visual pada anak kelompok B TK Putra Bangsa tahun 2014/2015 dilaksanakan pada semester ganjil. Jenis penelitian ini adalah PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Dengan demikian, PTK berfokus pada kelas atau pada proses
pembelajaran yang terjadi di kelas. Bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) atau pun output (hasil belajar).
Menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Susilo 2009: 13-14),
“model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: a. perencanaan (planning) b. pelaksanaan (acting), c. pengamatan (observing), dan d. refleksi (reflecting)”.
1. Observasi
Dengan observasi peneliti dapat mengetahui kegiatan siswa dalam mempersiapkan, memperhatikan dan menanggapi penjelasan dari guru selama proses pembelajaran. Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk mengamati kemampuan praktik shalat anak atau siswa dan proses pembelajaran atau kegiatan yang dilaksanakan oleh guru.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: 153).
3. Tes
Pada penelitian ini teknik tes digunakan untuk mencari data mengenai kemampuan praktik shalat anak atau siswa kelompok B TK Putra Bangsa Jatikuwung Tahun 2014/2015 setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah latian
praktik shalat.
4. Wawancara
Wawancara menurut Arikunto (2006: 155), pengertian wawancara sebagai berikut:
Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis komparatif dan analisis interaktif. Proses analisis data pembelajaraan praktik shalat dilakukan dengan teknik analisis interaktif dengan prosedur pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dengan beberapa tahap sebgai berikut:
1. Memberi tanda () untuk skor yang menunjukkan butir amatan yang diamati.
2. Jumlah skorriil (JS) dihitung dengan menjumlahkan masing-masing skor yang diperoleh disetiap indikator.
3. Menfhitung Nilai Akhir (NA) dengan rumus =
x 100 %
4. Menghitung prosentasi nilai anak yang mencapai kriteria BSH
dengan rumus: × 100 %
5. Membuat rekapitulasi nilai observasi kemampuan praktik shalat anak yang terdiri dari nomor, nama anak, nomor butir amatan,
jumlah skor, nilai akhir, nilai maxsimal, nilai minimal, dan rata-rata kelas.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi awal kemampuan praktik shalat anak diketahui dengan terlebih dahulu melakukan survei awal yang dilakukan peneliti pada
anak telihat kurang fokus dalam memperhatikan intruksi dari guru, sehingga dalam melakukan gerakan-gerakan shalat anak terkesan asal-asalan dan perlu banyak pembenaran pada gerakan shalat anak ketika
posisi ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud (iftiras), dan tahiyat akhir (tawarruk). Sebagian anak kurang berminat untuk mengikuti kegitan praktik shalat, terlihat ada yang berjalan-jalan dan bermain sendiri. Berdasarkan nilai rata-rata kemampuan praktik shalat anak kelompok B yang masih rendah yaitu 45,7.
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Jum’at, 31 Oktober
2014. Dihasilkan kesimpulan bahwa kemampuan praktik shalat anak meningkat dari prosentase sebelum ada tindakan menunjukan 0% yang mencapai tahap BSH menjadi 65%, yaitu 14 anak mencapai BSH, 6 anak mencapai MB, dan 2 anak mencapai BB dari 22 jumlah anak. Dengan nilai rata-rata kelas 70,8. Dari hasil siklus I, rata-rata anak masih mengalami kesulitan pada posisi sujud, duduk iftiras, dan duduk tahiyat akhir (tawarruk) di dalam gerakan shalat yang sesuai tuntunan Nabi
Muhammad SAW. Siklus ke II dilaksanakan Jum’at, 7 November 2014.
Pada pelaksanaan siklus II ini kemampuan praktik shalat anak sudah meningkat dibandingkan siklus sebelumnya. Peningkatan kemampuan praktik shalat anak dapat terlihat dari tercapainya indikator-indikator yang telah ditetapkan. Hasil pelaksanaan siklus II mengalami kenaikan yg cukup segnifikan, yaitu dari 65% anak yang menunjukan kemampuan mencapai tahap BSH menjadi 77%. Dengan nilai rata-rata kelas 75,1. Prosentase kemampuan praktik shalat anak pada siklus II mencapai target yaitu 77%.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan praktik shalat anak, gerakan dan sebagian bacaan pendek dalam shalat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Undang-Undang SISDIKNAS 2003. Solo: CV. Kharisma Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. At-Thayib Al- Qur’an Transliterasi Per Kata dan Terjemahan Per Kata.
Kementrian Agama RI
Darsinah, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: Badan Penerbit FKIP UMS
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media
Hamzah Sulaiman, Amir. 1985. Media Audio Visual. Jakarta: Gramedia.
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin S.2007. Fiqih Madzhab Syafi’i Buku I- Ibadah. Bandung: Pustaka Setia
Jamaluddin, Syakir. 2012. Shalat Sesuai Tuntunnan Nabi Saw. Yogyakarta: LPPI UMY.
Mulyasa H.E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan kelas.Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.